PENDAHULUAN
Dalam jangka tahun terakhir, pemasukan sektor fiskal telah menyumbang lebih
dari 80% dari total penerimaan APBN. Segala upaya kebijakan telah dilakukan
itulah berpengaruh terhadap orang banyak, sektor usaha, serta pihak luar yang
sebagai pembayar pajak cukai. Sistem self assessment yang mewajibkan wajib
pajaknya, menuntut agar pihak-pihak tersebut agar dapat memahami setiap ada
ekonomi yang semakin tinggi. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pemasukan
instansi formal maupun informal dan sosialisasi yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak semakin banyak dilaksanakan. Wajib Pajak yang melakukan suatu
Republik Indonesia No.28 tahun 2007 pasal 1 ayat (1). Pajak merupakan
kontribusi Wajib Pajak terhadap Negara yang terutang atas Orang Pribadi (OP)
1
2
atau badan sifatnya menuntut menurut peraturan. Salah satu pajak yang tergolong
pajak yang dikenakan atas tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
didapatkan Wajib Pajak atas orang pribadi (OP) dan badan sesuai dengan
yang didapat Wajib Pajak sebagai hasil pemberian modal, jasa, atau pelaksanaan
kegiatan yang telah dibayarkan atas terutangnya terhadap badan atau subjek dalam
Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan, perlu dipahami
Alasan penulis memilih PT. ADIS JAYA DNZ sebagai objek dalam
mekanisme apa saja yang digunakan dalam membuat tata cara penghitungan,
lawan transaksi tersebut. PT. ADIS JAYA DNZ merupakan perusahan yang
Real Estate, Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis, serta Jasa persewaan,
PASAL 23 ATAS JASA SEWA PADA PT. ADIS JAYA DNZ” ini diajukan
3
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana pemotongan pajak penghasilan pasal 23 Atas Jasa Sewa pada PT.
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis perlu membatasi masalah agar
PPh Pasal 23 atas Jasa dan Sewa pada PT. ADIS JAYA DNZ.
1. Dapat memahami pemotongan pajak penghasilan pasal 23 Atas Jasa dan Sewa
1. Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan informasi dalam hal melakukan
sistem pemajakan PPh Pasal 23 atas jasa dan sewa berdasarkan peraturan
perpajakan.
1. Studi Lapangan
program magang selama kurang lebih 3 bulan di KKP Yanto, SE, Ak., M.Ak
untuk mendapatkan data, informasi serta terjun langsung ke dunia kerja terkait
sesuai penelitian.
2. Studi Kepustakaan
pembahaan masalah. Dalam hal ini digunakan agar mendapatkan dasar teori
Metode analisis data yang digunakan penulis yakni metode deskriptif yang
TINJAUAN PUSTAKA
kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-
yang dapat ditegakkan tanpa adanya kontra kinerja yang dapat dibuktikan secara
6
7
wajib terhadap kas negara bersifat memaksa dan terutang oleh wajib pajak dan
membiayai pengeluarannya.
maupun perekonomian.
Contoh :
dana agar menjalankan kebijakan yang berkaitan sesuai stabilitas harga agar
4. Fungsi Redtribusi penerimaan pajak yang telah dipungut oleh negara akan
1. Stelsel Pajak
dengan begitu pemungutan dapat dilakukan pada masa akhir Tahun Pajak,
penghasilan suatu tahun dianggap sama. Sehingga masa awal Tahun Pajak
agar dapat ditentukan berapa pajak yang terutang untuk Tahun Pajak yang
sebenarnya.
c. Stelsel Campuran
Periode awal tahun besarnya pajak yang telah dihitung suatu asumsi,
akhirnya pada periode akhir tahun besarnya pajak yang telah disesuaikan
kembali.
Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
fiskus.
fiskus..
yang terutang.
Ciri-cirinya:
c) Fiskus dalam hal ini tidak ikut campur melainkan hanya mengawasi.
c. Witholding System
terhadap pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan).
1. Pajak Pusat, yakni pajak yang telah dipungut oleh pemerintahan pusat dan
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPh) dan Pajak
2. Pajak Daerah, yakni pajak yang telah dipungut oleh Pemerintahan Daerah dan
Hiburan.
yang telah dikenakan atas subjek pajak terhadap penghasilan yang didapat atau
11
diterimanya dalam tahun pajak. Ketentuan PPh pertama kali diatur didalam
kepastian hukum dan transparansi yang lebih baik dalam rangka mengamankan
beberapa kali telah diubah perlu diubah sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun
Menurut Resmi (2017) Pajak Penghasilan ialah pajak yang telah dikenakan
atas subjek pajak atau penerimaan yang didapat atau diperoleh dalam periode
ditunjukkan terhadap orang yang memperoleh atas penghasilan yang didapat atau
diperoleh dalam masa tahun pajak untuk membiayai pengeluaran belanja negara.
Menurut Purwono (2010) Pajak Penghasilan ialah salah satu sumber dari
penerimaan negara dari pendapatan rakyat, adalah bentuk kewajiban negara dan
(PPh) adalah pungutan yang berasal dari pendapatan resmi rakyat sebagai bentuk
adalah “Pajak Yang dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa,
hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong di Pajak Penghasilan Pasal
21”.
“Pajak yang dipotong terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak dalam negeri (orang pribadi atau badan), dan bentuk usaha tetap yang
berasal dari modal untuk memberikan jasa, atau menyelenggarakan kegiatan
selain yang dipotong dalam Pajak Penghasilan Pasal 21. Pajak Penghasilan Pasal
23 dibayar atau terutang oleh instansi pemerintah atau subjek pajak dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan asing
lainnya”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka pajak penghasilan pasal 23 ialah
pajak yang telah dipotong terhadap penghasilan yang bersumber dari modal,
pemberian jasa, atau hadiah selain yang telah dipotong dari PPh Pasal 21.
1. Badan pemerintah.
3. Penyelenggara kegiatan.
6. Orang pribadi sebagai Wajib Pajak (WP) dalam negeri tertentu yang ditunjuk
bebas.
dikenakan kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap (BUT) yang
menerima penghasilan dari permodalan, pemberian jasa, atau kegiatan selain yang
1. Dividen, atas nama serta dalam bentuk apa pun, termasuk dividen dari sisa
hasil usaha koperasi dan dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis.
pelunasan hutang.
3. Royalti.
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak
penghasilan ialah penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang
5. Sewa dan penghasilan lain berkaitan penggunaan harta, terkecuali sewa dan
6. Imbalan berkaitan terhadap jasa teknis, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultansi, serta jasa selain jasa yang yelah dipotong dari Pajak Penghasilan
Penghasilan.
3. Dividen atau bagian keuntungan yang didapat PT selaku wajib pajak dalam
negeri, koperasi, badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik
daerah (BUMD), atas penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan atau
yang modalnya tidak terbagi atas saham, persekutuan, firma, dan usaha
kolektif.
6. Sisa hasil usaha koperasi telah dibayar oleh koperasi kepada anggotanya.
7. Penerimaan yang dibayarkan atau terutang terhadap badan usaha terhadap jasa
peraturan.
1) Dividen.
16
2) Bunga tergolong diskonto, premi, serta imbalan atas pelunasan utang yang
dijamin.
3) Royalti.
Penghasilan.
jasa konsultansi, serta jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak
(BUT).
kecuali migas.
oleh KSEI.
(20) Jasa iklan, poster, photo, slide, klise, banner, pamphlet, baliho,
Menurut Resmi (2019) Saat terutang, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal
23, yaitu:
yang dianutnya.
Pajak.
19
KKP Yanto adalah Perusahaan Konsultan Pajak dan Bisnis di Depok Jawa
Barat, Indonesia dengan layanan komprehensif dari Pajak, Bisnis dan Pelatihan.
Perusahaan kami memiliki pengalaman dalam semua aspek pajak, bisnis dan
3.091. Konsultan Pajak ini memiliki Izin Praktek atas Kementerian Keuangan
Pusdiknas, PSPIN, Pusmakopin, LPKSI dan LIP Diklat. Dengan berdirinya KKP
Yanto, SE., AK., M.Ak sejak 2014 hinnga sekarang perusahaan ini sudah
menjalin hubungan kerja dan memiliki klien lebih dari 10 perusahaan di Indonesia
seperti PT. Taman Wisata Candi (TWC) Klaten, PT. Baitus Syifa Kendal Jawa
Lion Grup, Rumah Sakit Permata Bunda, Yayasan Pondok Pesantren Al-Ghozali,
20
21
Kepala Kantor
SDM &
Administrasi
Gambar 1
sebagai berikut:
pada Kantor.
5. Diklat dan pelatihan memiliki tugas utama melakukan tugas Kepala Badan
1. Jasa Akuntansi
- Jasa Audit
2. Jasa Perpajakan
- Konsultasi Pajak
- Pengacara Pajak
- Perencanaan Pajak
23
- Administrasi Pajak
PT. ADIS JAYA DNZ didirikan di Gresik Jawa Timur pada tanggal 29
Oktober 1988. Sejarah didirikan PT. ADIS JAYA DNZ bergerak pada jasa
cleaning service yang berfokus pada kebutuhan perusahaan PT. PLI sebagai
holding company, yang terus berkembang berjalan hingga tahun 1995 dengan
internasional dalam hal kebutuhan utama masyarakat. Pada tahun 2000 PT. ADIS
JAYA DNZ membuat suatu ide gagasan baru mendirikan sektor usaha berupa
"AIR MINUM DALAM KEMASAN" dengan nama "QYA", barang terbaik serta
sudah terakreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu melalui ISO 9002. Dengan
berjalannya PT. ADIS JAYA DNZ sudah menjadi perusahaan yang berjalan
disektor usaha yang kompleks, profesional dan terus berkeinginan untuk maju
3.2 Pembahasan
3.2.1 Penerapan Pemajakan PPh Pasal 23 Atas Jasa Pada PT. ADIS JAYA
DNZ
pasal 23 bagi PT. ADIS JAYA DNZ, terlebih dahulu penulis memaparkan
mengenai hasil pengumpulan data tentang pembayaran dan pelaporan PPh Pasal
Tabel 1
Daftar PPh Pasal 23 yang telah dipotong PT. ADIS JAYA DNZ tahun 2021
Penghasilan dipotong
No Jenis Penghasilan Bruto (Rupiah/Rp)
(Rupiah/Rp)
1 Dividen. - -
2 Bunga. - -
3 Royalti. - -
tenaga ahli.
menyampaikan informasi,
25
(Lanjutan)
Tabel 1
Berdasarkan pada tabel 2 dapat dilihat bahwa pada periode tahun 2021
PPh Pasal 23 yang telah dipotong oleh PT. ADIS JAYA DNZ paling besar yaitu
terhadap Jasa yang berhubungan dengan perangkat lunak dan perangkat keras atau
Adapun yang menjadi syarat agar dapat menjadi rekanan yang ditetapkan
memakai daftar bukti pemotongan PPh Pasal 23 sebagai bahan untuk deskripsi
26
dan analisis teori. Berikut ini data yang dirangkum penulis berdasarkan informasi
yang telah diperoleh terkait perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 23 bagi PT.
Tarif yang dikenakan dalam PPh Pasal 23 adalah tarif umum berdasarkan
Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yaitu sebesar 2% untuk
penghasilan yang diperoleh dari jasa sewa (kecuali sewa tanah dan/atau
bangunan), dan tarif 15% atas deviden, bunga, royalti, dan hadiah/penghargaan.
DNZ, penulis melakukan perhitungan atas jasa sewa yang digunakan oleh PT.
ADIS JAYA DNZ dari beberapa vendor/klien PT. ADIS JAYA DNZ. Ini berarti
bahwa PT. ADIS JAYA DNZ sudah termasuk dalam PKP (Pengusaha Kena
Pajak) yang berkewajiban memotong sendiri atas penggunaan jasa atau sewa dari
luar vendor.
Tabel 2
Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 pada PT. ADIS JAYA DNZ
(Lanjutan)
Tabel 2
(Lanjutan)
Tabel 2
JAYA DNZ
Pasal 23, kewajiban selanjutnya yang harus dipenuhi PT. ADIS JAYA DNZ
Kementerian Keuangan. Penyetoran ini dapat dilakukan di KPP tempat PT. ADIS
JAYA DNZ terdaftar sebagai wajib pajak, yaitu KPP tempat PT. ADIS JAYA
PT. ADIS JAYA DNZ menyampaikan PPh Pasal 23 ini melalui bank yang
diakui yang ditunjuk. Penyetoran dilakukan setiap tanggal 1 bulan kalender pasca-
pajak penghasilan berdasarkan Pasal 23 untuk masa Juli sampai Desember 2021.
29
Tabel 3
Daftar Penyetoran PPh Pasal 23 pada PT. ADIS JAYA DNZ Periode
Pemotongan Penyetoran
(Lanjutan)
Tabel 3
menyampaikan PPh Pasal 23 secara tepat waktu selama periode Juli dampai
JAYA DNZ
ADIS JAYA DNZ telah dilakukan, maka kewajiban PT. ADIS JAYA DNZ
31
adalah melaporkan PPh Pasal 23 atau 26. Dalam membuat laporan SPT Masa PT.
Tabel 4
(Lanjutan)
Tabel 4
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bedasarkan analisis dan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis pemajakan
1. Pemajakan PPh pasal 23 pada PT. ADIS JAYA DNZ sudah sesuai dengan Undang-
Undang No. 36 Tahun 2008. Sehingga PT. ADIS JAYA DNZ dalam pelaksanaan
kewajiban pembayaran PPh Pasal 23 sudah benar seperti objek-objek yang dipotong serta
dalam melakukan pemotongan pajak penghasilan pasal 23 sesuai tarif yang sudah
2. Pemungutan PPh Pasal 23 yang ada pada PT. ADIS JAYA DNZ sudah sesuai Undang-
3. Tarif terhadap PPh pasal 23 15% dari jumlah bruto atas deviden terkecuali pembagian
deviden kepada orang pribadi dikenakan final, bunga dan royalty, hadiah serta
penghargaan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Dan 2% dari jumlah bruto atas
sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah
dan/atau bangunan, imbalan jasa teknik, jasa kontruksi dan jasa konsultan dan imbalan
4. Pajak Penghsilan Pasal 23 yang terutang pada masa akhir bulan dilaksanakan
pembayaran, disediakan agar dibayar, atau telah jatuh tempo pembayarannya. Penyetoran
PPh Pasal 23 yang dilakukan paling telat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah
bulan saat terutang pajak dan SPT Masa disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak
5. PT. ADIS JAYA DNZ selama ini melakukan kewajiban perpajakannya dengan baik dan
tepat waktu.
4.2 Saran
1. Penghitungan, Pembayaran, dan Pelaporan PPh Pasal 23 pada PT. ADIS JAYA DNZ
sudah dilakukan dengan benar dan tepat waktu sesuai dengan Undang-Undang No. 36
Tahun 2008.
2. Diharapkan PT. ADIS JAYA DNZ dapat mempertahankannya agar menjadi perusahaan