Pada Bab ini penulis memaparkan beberapa teori dan konsep dari para ahli
dan para peniliti sebelumnya tentang teori-teori yang berkaitan dengan variable-
penetapan beban dan pajak penghasilan yang terutang) yang diperoleh atau
diterima dalam satu tahun pajak untuk dipakai sebagai dasar penetapan beban
dan/atau pajak penghasilan yang terutang oleh perusahaan sebagai Wajib Pajak.
Wajib Pajak meliputi Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi. Adapun
untuk lebih lanjut, terdapat Akuntansi Perpajakan menurut beberapa ahli sebagai
berikut :
18
19
1. Akuntansi
pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran dari data yang relevan atas semua
transaksi yang bersifat kuangan yang diubah menjadi informasi yang dapat
2. Pajak
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, adalah :
“Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
20
3. Akuntansi Perpajakan
sebagai berikut :
sebagai berikut :
mengatur ini sering menjadi tujuan pokok dari sistem pajak, paling tidak
Menurut Thomas Sumarsan (2017:11) Azas utama ynag paling sering digunakan
2. Azas Sumber
Negara yang menganut azas sumber akan mengenakan pajak atas suatu
hanya apabila penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau
diterima oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari sumber-
Dalam azas ini, yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah dtatus
penghasilan.”
(PPN).
2. Menurut Sifatnya
(PPnBM).
3. Menurut Pemungut
a. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
Materai (PBB).
dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak, telah dapat
3. Stelsel Campuran
unsur, yaitu tarif pajak dan dasar pengenaan pajak. Tarif pajak dapat berupa angka
atau presentase tertentu. Jenis tarif pajak dibedakan menjadi tarif tetap, tarif
Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah atau anga yang tetap,
besar dengan pengenaan pajak, makin besar pula jumlah pajak yang
pajak”.
1. Orang Pribadi
2. Warisan
3. Badan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
pajak.
Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
Indonesia.
Menurut Resmi, Siti (2013:96) Penghasilan Tidak Kena Pajak yaitu jumlah
penghasilan tertentu yang tidak kena pajak. PTKP pada dasarnya merupakan
pengurangan penghasilan neto bagi wajib pajak orang pribadi dalam menentukan
hidup.
adalah :
“Penghasilan yang menjadi batasan tidak kenanya pajak bagi wajib pajak
orang pribadi, dengan kata lain apabila penghasilan neto wajib pajak
orang pribadi tersebut jumlahnya kurang dari PTKP maka tidak akan
dikenakan pajak penghasilan.”
Menurut Michel Salim & Lili Syafitri (2013) Penghasilan Tidak Kena
Pajak adalah :
atau dalam bahasa inggris disebut Personal Exempation. Namun karena PTKP
hanya diberikan kepada orang pribadi yang membutuhkan biaya hidup sehari-hari
dan tidak diberikan kepada Wajib Pajak Badan, maka PTKP dapat diartikan
31
sebagai biaya hidup minimal yang dibutuhkan orang pribadi atau perseorangan
Tidak Kena Pajak merupakan penghasilan netto wajib pajak dikurangi dengan
jumlah dari tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk menentukan besar
Penghasilan Kena Pajak dan penerimaan PPh 21, secara singkat dirumuskan
sebagai berikut :
jumlah penghasilan tertentu yang tidak kena pajak. Pada prinsipnya biaya yang
hubungan langsung dan tidak langsung dengan usaha atau kegiatan untuk
yang pembebananya dapat dilakukan dalam tahun pengeluaran atau selama masa
%kenaikan =
PTKP terbaru sejak 1 Januari 2009, dan pada tahun 2012 sudah muncul Peraturan
besarnya tarif PTKP, perubahan PTKP yang terjadi dari tahun 2015 sampai saat
Tabel 2.1
Tarif PTKP
Rp. 54.000.000, terdapat tambahan senilai Rp. 4.500.000 jika wajib pajak sudah
berikut :
yaitu :
“diukur dalam besarnya pajak yang terealisasi dalam tahun pajak yang
berjalan merupakan skla nominal. Maka Indikator dalam Penerimaan
Pajak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah realisasi pajak dan target
penerimaan penerimaan pajak.”
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau
barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya,
Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang
PPN.
Nomor 42 Tahun 2009 yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang
berpenghasilan tinggi.
4. Bea Materai
akta notaris, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas
berikut :
38
“PPh yang dipotong oleh setiap pemberi kerja terhadap imbalan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan, penghargaan, maupun pembayaran lainnya,
yang mereka bayar atau terutang kepada orang dalam negeri sehubungan
dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi
tersebut.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka Pajak Penghasilan Pasal
21 adalah PPh yang dipotong dari imbalan berupa gaji, honorarium, upah,
tunjangan, dan pembayaran lainnya atas jasa, pekerjaan dan kegiatan yang
jasa, kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima
dilakukan oleh :
39
atau kegiatan.
Kena Pajak.
40
(1) adalah tarif pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)a,
5a) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yang diterapkan
Pajak lebih tinggi 20% dari pada tarif yang diterapkan terhadap wajib
6) Dihapus
7) Dihapus
1. Pemberi Kerja
kegiatan.
untuk dan atas nama sendiri, bukan untuk dan atas nama
persekutuannya.
5. Penyelenggara kegiatan.
1. Pegawai.
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, teramsuk ahli warisnya.
dan akuaris.
c. Olahragawan.
g. Agen iklan.
menjadi perantara.
5. Mantan pegawai.
lain meliputi :
perlombaan lainnya.
kerja.
44
hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenis.
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang
komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan
nama apapun.
imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh
mantan pegawai.
pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang
10. Semua jenis penghasilan no. 1 sampai dengan 9 yang diterima dalam
bentuk natura dan atatu kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam
berikut :
Tabel 2.2
Tarif Penghasilan Kena Pajak
NPWP. Tarif WP yang tidak memiliki NPWP lebih tinggi 20% daripada tarif
a. Penghasilan Bruto
3. b.
Tunjangan dan Honorarium lainnya
Pengurangan xxx
8. Iuran pensiun atau iuran THT/JHT (yang dibayarkan oleh WP) xxx
14. Pajak Penghasil Pasal 21 yang terutang (13 x tarif pasal 17 ayat 1) xxx
15. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong sebulan (14 : 12) xxx
berikut :
“PPh yang dipotong oleh setiap pemberi kerja terhadap imbalan berupa
gaji, upah, honorarium, tunjangan, penghargaan, maupun pembayaran
lainnya, yang mereka bayar atau terutang kepada orang dalam negeri
sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh
orang pribadi tersebut.
orang pribadi, salah satu perubahan yang telah dilakukan pemerintah adalah
adalah :
“Penghasilan yang menjadi batasan tidak kenanya pajak bagi wajib pajak
orang pribadi, dengan kata lain apabila penghasilan neto wajib pajak
orang pribadi tersebut jumlahnya kurang dari besarnya PTKP maka tidak
akan dikenakan pajak penghasilan.”
Penghasilan terutama PPh 21. Ketika PTKP meningkat dapat menurunkan PKP
serta mempengaruhi penerimaan PPh 21 karena jumlah Wajib Pajak yang tadinya
kenaikan penghasilan tidak kena pajak dan jumlah wajib pajak dapat
50
21.
adalah :
Penerimaan
Pajak Penghasilan
21
Menurun
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
51
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
2.3 Hipotesis
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum