PERPAJAKAN Wa : 087811910482
Ig : @ketipurnamasari
Definisi
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas
negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya
digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama
untuk membiayai public investment.
Dr. N. J. Feldmann
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan
terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang
ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan
semata-semata digunakan untuk menutup pengeluaran-
pengeluaran umum.
Ciri-Ciri yang Melekat pada Definisi Pajak
Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Bea meterai, yaitu pungutan yang dikenakan atas dokumen dengan menggunakan benda materai ataupun benda lain.
Bea masuk dan bea keluar. Bea masuk adalah pungutan atas barang-barang yang harga/nilai barang itu. Bea keluar adalah pungutan yang
dilakukan atas barang yang dikeluarkan dari daerah pabean berdarsarkan tarif yang sudah ditentukan bagi masing-masing golongan barang.
Cukai, yaitu pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang sudah ditetapkan untuk masing-masing jenis barang tertentu. Contoh:
Minuman keras, dsb.
Retribusi, yaitu pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau fasilitas yang doberikan oleh pemerintah secara langsung dan
nyata kepada pembayar. Contoh: Parkir, jalan tol, dsb.
Iuran, yaitu pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atay fasilitas yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata kepada
kelompok atau golongan pembayar.
Teori Asuransi, Teori ini menyatakan bahwa negara bertugas untuk melindungi
orang dan segala kepentingannya, meliputi keselamatan dan keamanan jiwa juga
harta bendanya.
Teori Kepentingan, Teori ini awalnya hanya memerhatikan pembagian beban pajak
yang harus dipungut dari seluruh penduduk. Pembagian beban ini harus didasarkan
atas kepentingan masing-masing orang dalam tugas-tugas pemerintah, termasuk
perlindungan atas jiwa orang-orang itu beserta harta bendanya. Oleh karena itu,
sudah sewajarnya jika biaya-biaya yang dikeluarkan oleh negara dibebankan kepada
mereka.
Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak
Teori Gaya Pikul, Teori ini menekankan pada asas keadilan, bahwasannya pajak haruslah
sama beratnya untuk setiap orang. Pajak harus dibayar menurut gaya pikul seseorang. Gaya
pikul seseorang dapat diukur berdasarkan besarnya penghasilan dengan memperhitungkan
besarnya pengeluaran atau pembelanjaan seseorang.
Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Teori Bakti), Teori ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu
negara, timbulah hak mutlak untuk memungut pajak. Setiap orang menyadari bahwa
menjadi suatu kewajiban mutlak untuk membuktikan tanda baktinya terhadap negara dalam
bentuk pembayaran pajak.
Teori Asas Gaya Beli, Teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara memungut pajak,
melainkan hanya melihat pada efeknya dan memandang efek yang baik itu sebagai dasar
keadilannya. Teori ini mengajarkan bahwa penyelenggaraan kepentingan masyarakat inilah
yang dapat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak.
Jenis Pajak Menurut Golongan
Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dilimpahkan atau disebabkan kepada orang lain atau pihak lain.
Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak Objektif
Pajak Subjektif
Pajak yang pengenaannya memrhatikan objeknya baik
Pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi
berupa benda, keadaan, perbuatan yang mengakibatkan
wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan
timbulnya kewajiban membayar pajak,tanpa memerhatikan
keadaan subjeknya.
keadaan pribadi maupun tempat tinggal.
Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh)
Contohnya: Pajak Bumi dan Bangunan
Jenis Pajak Menurut Lembaga Pemungut
Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (pajak
provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
Contohnya: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dsb.
Tata Cara Pemungutan Pajak
Stelsel Pajak
Stelsel Nyata (Riil)
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi (untuk PPh
maka objeknya adalah penghasilan). Kelebihan stelsel nyata adalah penghitungan pajak didasarkan pada
penghasilan yang sesungguhnya sehingga lebih akurat dan realistis. Kekurangan stelsel nyata adalah pajak baru
dapat diketahui pada akhir periode.
Stelsel Campuran
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun
besarnya pajak dihitung berdasar keadaan yang sesungguhnya.
Asas Pemungutan Pajak
Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)
Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib
pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun
luar negeri.
Asas Sumber
Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
di wilayahnya tanpa memerhatikan tempat tinggal wajib pajak. Setiap orang yang memperoleh
penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak atas penghasilan yang diperolehnya tadi.
Asas Kebangsaan
Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
Misalnya, pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan atas setiap orang asing yang bukan
berkebangsaan Indonesia, tetapi bertempat tinggal di Indonesia.
Sistem Pemungutan Pajak
pembayaran pajak
menerbitkan surat ketetapan pajak kurang bayar , surat ketetapan pajak kurang bayar
tambahan, dan lain-lain
Ajaran Materiil
Ajaran materiil menyatakan bahwa utang pajak timbul karena diberlakukannya undang-undang
perpajakan. Dalam ajaran ini, seseorang akan secara aktif menentukan apakah dirinya dikenakan
pajak atau tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Ajaran ini konsisten dengan
penerapan self assessment system.
Ajaran Formil
Ajaran formil menyatakan bahwa utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan
pajak oleh fiskus (pemerintah). Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah seseorang dikenakan
pajak atau tidak, berapa jumlah pajak yang harus dibayar, dan kapan jangka waktu
pembayarannya dapat diketahui dalam surat ketetapan pajak tersebut. Ajaran ini konsisten
dengan penerapan official assessment system.
BERAKHIRNYA UTANG PAJAK
Pembayaran/Pelunasan
Pembayaran pajak dapat dilakukan dengan pemotongan/pemungutan oleh pihak lain, pengkreditan pajak luar negeri, ataupun
pembayaran sendiri oleh wajib pajak ke kantor penerima pajak (bank-bank persepsi dan kantor pos).
Kompensasi
Kompensasi dapat diartikan sebagai kompensasi kerugian ataupun kompensasi karena kelebihan pembayaran pajak.
Kedaluwarsa
Kedaluwarsa berarti telah lewat batas waktu tertentu. Jika dalam jangka waktu tertentu, suatu utang pajak tidak ditagih oleh
pemungutnya, utang pajak tersebut dianggap telah lunas/dihapus/berakhir dan tidak dapat ditagih lagi. Utang pajak akan kedaluwarsa
setelah melewati waktu 10 tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun
pajak yang bersangkutan.
Pembebasan/Penghapusan
Kewajiban pajak oleh wajib pajak tertentu dinyatakan hapus oleh fiskus karena setelah dilakukan penyidikan ternyata wajib pajak tidak
mampu lagi memenuhi kewajibannya. Hal ini biasanya terjadi karena wajib pajak mengalami kebangkrutan ataupun mengalami kesulitan
likuiditas.
Tarif Pajak, Tarif pajak dapat berupa angka atau persentase tertentu. Jenis tarif pajak
dibedakan menjadi tarif tetap, tarif proporsional (sebanding), tarif progresif (meningkat), dan tarif degresif
(menurun).
Tarif Tetap, yaitu tarif berupa jumlah atau angka yang tetap berapapun
besarnya dasar pengenaan pajak.
No Tarif
Dasar Pengenaan Pajak
Pajak
1 Rp 50.000.000 30%
2 Rp 100.000.000 20%
3 Rp. 200.000.000 10%
Namun demikian, di beberapa wilayah lain, beberapa negara
tidak memungut pajak penghasilan dari penduduknya, yaitu
negara yang kaya akan minyak seperti halnya Arab Saudi, Qatar
dan Kuwait.
Negara-negara timur tengah tersebut menggunakan pendapatan
mereka dari minyak untuk memenuhi kebutuhan negaranya.
Beberapa negara Kepulauan Karibia seperti Anguilla dan Antigua
serta Barbuda juga tidak menarik pajak penghasilan untuk
penduduknya. Selain itu, Kepulauan Cayman dan Bahaman juga
dikenal sebagai negara bebas pajak.
Sementara di Indonesia, pemerintah menetapkan aturan mengenai wajib pajak
pribadi dalam UU Nomor 36 tahun 2008 yang mengatur tentang besaran tarif
pajak yang ditanggungkan.
Untuk penghasilan antara Rp 50 juta hingga Rp 250 juta pajaknya sebesar 15 persen
Untuk penghasilan antara Rp 250 juta hingga Rp 500 juta pajaknya sebesar 25 persen
Untuk penghasilan sebesar lebih dari Rp 500 juta pajaknya adalah 30 persen
Untuk wajib pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan dan memenuhi kriteria
membayar pajak tapi tidak memiliki NPWP, tarifnya akan 20 persen lebih tinggi