PAJAK
Santoso Brotodihardjo
Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk
mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat
dengan melalui kas negara, sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik yang
mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan-
badan yang berkewajiban membayar pajak.
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
● Hukum Perdata
(mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya)
● Hukum Publik
(mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya: Hukum Tata Negara,
Humum Tata Usaha Negara atau Hukum Administrasi Negara, Hukum Pidana,
Hukum Pajak)
● Perusahaan Negara;
● Barang-barang milik pemerintah atau yang dikuasai pemerintah;
● Denda-denda & rampasan-rampasan untuk kepentingan umum;
● Hak waris atas peninggalan harta terlantar (Balai Harta Peninggalan);
● Hibah-hibah wasiat & hibah lainnya;
● Iuran-iuran (pajak, retribusi, sumbangan).
Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang paling besar, dapat lebih 80%
dari penerimaan APBN dalam satu tahun anggaran, dan menjadi tulang punggung
Sumber Penerimaan Negara
.
Definisi pajak
Pasal 23A Perubahan Ketiga UUD 1945 tahun 2001 yang menyatakan
bahwa ‘PAJAK DAN PUNGUTAN LAIN YANG BERSIFAT MEMAKSA
UNTUK KEPERLUAN NEGARA DIATUR DENGAN UNDANG-
UNDANG.
Pajak adalah kontribusi WAJIB kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi
atau Badan yang bersifat MEMAKSA berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(Pasal 1 angka 1 UU Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU Nomor 16 2009)
Fungsi pajak
Fungsi Fungsi FUNFSI
ANGGARAN MENGATUR Fungsi stabilisasi PEMERATAAN
(budgeter) (regulaSI) (distribusi)
01 02 03 04
Fungsi pajak
Fungsi Fungsi
ANGGARAN MENGATUR
(budgeter) (regulaSI)
PENGHASILAN
Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Waj
Pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang da
dipakai untuk KONSUMSI atau untuk MENAMBAH kekayaan Wajib Pajak y
bersangkutan dengan NAMA dan dalam BENTUK apapun.
Jenis pajak berdasarkan sifatnya
Pajak yang harus ditanggung sendiri Pajak yang harus dibayar pihak tertentu,
oleh Wajib Pajak dan tidak dapat tetapi dapat dibebankan atau
dibebankan atau dilimpahkan kepada dilimpahkan kepada Wajib Pajak atau
Wajib Pajak lain. pihak lain.
Contoh: Contoh:
PPh, PBB PPN, Bea Impor, Cukai Tembakau
Asas pemungutan pajak
Asas Domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal
di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri
Misal: Amin bertempat tinggal di Indonesia, tahun 2011 memperoleh penghasilan dari Indonesia
sebesar Rp 100 juta dan dari luar negeri sebesar Rp 500 juta, maka dikenakan pajak tahun 2011
sebesar Rp 600 juta
Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber atas penghasilan yang
bersumber dari wilayah tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak
Misal: Mr King adalah WNA dan pada bulan Maret 2011 memperoleh penghasilan dari Indonesia
sebesar Rp 150 juta dan dari luar negeri sebesar Rp 50 juta, maka dikenakan pajak tahun 2001 di
Indonesia sebesar Rp 150 juta
Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
Misal: Pajak WNA (bangsa asing) di Indonesia dikenakan atas setiap orang asing yang bukan
berkebangsaan Indonesia tetapi bertempat tinggal di Indonesia
Sistem pemungutan pajak
With
holding
pemungutan dan perhitungan besarnya pajak
system ditentukan pihak ketiga.
TARIF PAJAK
Tarif Degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar jumlah penghasilan yang dikenakan, maka pajak atau
persentasenya semakin kecil.
di Indonesia sendiri, tarif ini tidak pernah digunakan.
Tarif Regresif
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya
pajak yang terutang tetap.
Contoh : Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai nominal dibawah Rp 1 juta
dikenakan tariff Rp 3.000 dan nominal di atas Rp 1 juta dikenakan tariff Rp 6.000.
Tarif Sebanding/Proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya
pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan tarif10%
Terima kasih