(Tahun 2017-2020)
PROPOSAL
Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2022
BAB I
PENDAHULUAN
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah dalam
mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancangan dan
28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah (Hidayat, 2021).
Namun pada saat ini pemerintah daerah masih menghadapi tantangan yang
penerimaan untuk pajak daerah khususnya untuk pajak hotel dan pajak restoran
kabupaten hulu tidak sesaui dengan potensi yang ada, dimana pajak hotel dan
pajak restoran juga merupakan bagian dari pajak daerah yang merupakan
1
walikota melalui sekertaris daerah. Yang bertugas untuk perumusan kebijakan
daerah (I, bidang pajak daerah II, bidang pendapatan daerah bukan pajak dan
sesuai dengan visi dan misi walikota, pengkoordinasi tugas-tugas dalam rangka
anggaran berbasis kinerja dan standar anlisis belanja yang mendasarkan prinsip
yang sesuai dengan prinsip, terwujudnya system pengelolaan asset daerah yang
Pajak adalah suatu iruan oleh rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang dengan tiada mendapat jasa timbal yang dapat ditunjukan dan yang
Reklame merupakan suatu benda, alat perbuatan, atau media yang bentuk corak
2
orang atau badan, yang dapat dilihat, didengar, dibaca, dirasakan atau dinikmati
oleh umum (Kobandah) Potensi pajak reklame yang dimaksud adalah segala
kemampuan yang dimiliki pajak reklame untuk menjadi sumber penerimaan bagi
suatu daerah, sehingga pajak reklame dapat pula dikatakan sebagai target
penerimaan pajak reklame yang di tetapkan oleh dinas pendapatan daerah kota
Tabel 1.1
Data Pendapatan Asli Daerah di kabupaten ende
3
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dalam laporan target dan realisasi penerimaan
pajak reklame tahun anggaran 2017 sudah tercapai dan terealisasi yaitu sebesar
pajak reklame tahun 2018-2021 tidak terealisasi. Penurunan jumlah realisasi yang
bermasalah paling tinggi pada tahun 2018-2021. pada tahun 2018 yaitu
penurunan, meskipun tidak terlalu besar dari target tetapi cukup berpengaruh bagi
reklame di masa mendatang. pajak reklame juga menjadi salah satu pajak daerah
yang juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah yang dapat
Berdasarkan table 1.2 secara umum pada tahun 2017 realisasi pajak reklame
lebih besar dari pada targetnya sedangkan 2018, 2019, 2020 realisasi pajak
reklame lebih kecil dari target yang telah ditetapkan. Persentase efektifitas
penerimaan pajak reklame pada tahun 2017-2020 belum mencapai target yang
daerah kabupaten ende lebih tegas dalam menangani wajib pajak atau pengusaha
4
reklame yang tidak membayar atau menunggak pajak agar dapat membayar
tunggakan pajak yang ada, dan jika tidak mengindahkan petugas, maka langsung
di berikan sanksi tegas bagi wajib pajak atau pengusaha reklame dengan cara
pajak reklame di tahun yang akan datang mengalami kenaikan yang sangat efektif
bahkan melampaui target yang telah di tetapkan oleh pemerintah kabupaten ende.
penelitian ini diberi judul “Analisis Pajak Reklame Serta Kontribusi Terhadap
di Kabupaten Ende?
Ende.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Sebagai bahan refrensi bagi pihak yang tertarik melakukan penelitian pada
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pajak adalah iuran yang di bayarkan oleh rakyat kepada Negara yang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan nomor 16 tahun 2009 pasal 1 ayat 1
tentang pajak adalah konrtibusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh
a. Iuran dari rakyat kepada Negara Yang berhak memungut pajak hanyalah
b. Berdasarkan undang-undang
aturan pelaksanaannya.
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat
7
2.1 2 Fungsi Pajak
Yaitu fungsi pajak sebagai salah satu sumber dana bagi pemerintah untuk
dalam hal penerimaan Negara, oleh karna itu pajak merupakan salah satu
pengeluaran pembangunan.
bidang ekonomi dan social. Sebagai contoh yaitu pajak yang tinggi dikenakan
8
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang ( syarat Yuridis ) di
Indonesia, pajak di atur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan
warganya.
biaya pemungutan pajak harus dapat di tekan sehingga lebih rendah dari hasil
pemungutannya.
berikut:
a. menurut golongannya
1. pajak langsung yaitu pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan
pajak penghasilan.
2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada ahkirnya di bebaankan atau di
b. Menurut sifatnya
9
1. Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,
1. Pajak pusat yaitu pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan di gunakan
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan
2. Pajak daerah yaitu pajak yang di pungut oleh pemerintah daerah dan di
gunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas :
a. Pajak provinsi, contohnya pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar
kendaraan bermotor
b. Pajak kabupaten atau kota, contohnya pajak hotel, pajak restoran dan pajak
hiburan.
kewajiban dan hak wajib pajak menurut undang- undang 16 tahun 2009
10
4. mengisi dengan benar SPT dan memasukan ke kantor pelayanan pajak dalam
a. Pajak reklame dan reklame berdasarkan peraturan daerah adalah pajak atas
yang menurut bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersila
terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar,
pemungutan pajak reklame (Pratiwi & Setiawan, 2018) yaitu sebagai berikut:
1. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk
jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan,
11
3. Perusahaan jasa periklanan atau biro reklame addalah badan yang bergerak
yang berlaku.
6. Izin adalah izin penyelenggaran reklame yang terdiri dari izin tetap dan
izin terbatas.
sppr adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk mengajukan
8. Surat kuasa untuk menyetor yang selanjutnya disingkat skum adalah nota
perhitungan besarnya pajak reklame yang harus dibayar oleh wajib pajak
Pemungutan pajak reklame di indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum
yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang
terkait. Dasar pemungutan pajak reklame pada suatu kabupaten atau kota
12
1. Undang – undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah.
daerah.
kabupaten/kota di maksud.
2. Reklame kain.
4. Reklame selebaran
6. Reklame udara
7. Reklame apung
8. Reklame suara
9. Reklame film/slide
13
d. Bukan objek pajak reklame
3. Nama pengenal usaha atau profesi yang di pasang melekat pada bangunan
menyelenggarakan reklame.
menyelenggarakan reklame.
2. Dalam hal reklame di selenggarakan oleh pihak ke tiga, nilai sewa reklame
reklame
14
3. Dalam hal reklame di selenggarakan sendiri, nilai sewa reklame sebagaimana
4. Dalam hal nilai sewa reklame sebagaimana di maksud pada ayat 2 tidak di
sebesar 25%.
sebagai berikut:
1. Reklame permanen
NSR = jenis reklame x nasa pajak x nilai jual objek pajak ( luas bidang/m 2 )x nilai
2. Reklame incidental
NSR = jenis reklame x masa pajak x satuan m2 ( jumlah ) x niali jual objek
Pajak terutang = tarif pajak x dasar pengenaan pajak = tarif pajak x nilai sewa
reklame
15
Adapun rumus perhitungan potensi pajak reklame adalah :
Keterangan :
R = jumlah reklame
D = jumlah hari
Pr = tarif reklame
kepada Negara adanya jasa tertentu yang di berikan oleh Negara dari
langsung, yaitu membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari Negara. Salah
satu contoh retribusi adalah retribusi pelayanan kesehatan pada rumah sakit yang
dapat disimpulkan bahwa segala kemampuan yang dimiliki pajak reklame untuk
penerimaan pajak yang bisa meningkatkan pada titik tertentu, sehingga pajak
reklame dapat pula dikatakan target penerimaan pajak reklame yang telah
ditetapkan oleh dinas pendapatan pajak daerah. Potensi merupakan sesuatu yang
16
sebenarnya sudah ada, hanya saja belum diperoleh ditangan. Untuk dapat
sumber daya tambang dan perhitungan daya pajak dalam potensi pajak. Definisi
lain dari (Kobandaha & Wokas, 2018) Potensi dapat diartikan kemampuan dasar
dari sesuatu yang masi terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan
menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri tersebut. Kedua pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa potensi merupakan sesuatu yang sudah ada dan
dan potensi keuntungan berinvestasi. Semakin besar proporsi pajak reklame, maka
semakin layak pajak reklame untuk diupayakan peningkatannya dimasa yang akan
datang. Sebaliknya semakin kecil proporsi pajak reklame, maka upaya identifikasi
untuk menghitung besarnya potensi pajak reklame ditahun yang akan datang dapat
17
standar bencmarking yang telah ditetapkan oleh kantor pusat direkektoral jendral
pajak. Dari perbandingan tersebut akan diperoleh matriks potensi dan penerimaan
pajak berupa kuadran yang terdiri dari daerah prima, potensial, berkembang, dan
Tabel 2.1
Tingkat Pertumbuhan
K Potensial I II
O
Prima Potensial
N
I Rata - Rata
III IV
B
Berkembang Terbelakang
U
I TidakPotensial
1. Kuadran I dan Kuadran II: untuk kategori prima dan berkembang dapat
dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi.
2. Kuadran III: untuk kategori potensial dapat dilakukan intensifikasi.
3. Kuadran IV: untuk kategori terbelakang dapat dilakukan peninjauan ulang
atau bahkan penghapusan.
18
Dalam mengukur potensi pajak, menggunakan analisis matriks potensi.matriks
potensi dilakukan untuk menentukan apakah jenis pajak atau retribusi daerah
tersebut masuk dalam kategori prima, potensial, berkembang, atau
terbelakang. Peneliti mengacu pada peneliti oleh Risdiana ( 2015 ).setelah
data didapatkan,data tersebut dimasukan kedalam rumus seperti pada tabel
dibawa ini:
Tabel 2.2
Matriks potensi pajak dan kontribusi daerah
Kontribusi X X
= Potensial = Tidak Potensial
Y Y
Pertumbuhan
Gx = Positif Prima Berkembang
Gx = Negatif Potensial Terbelakang
Sumber: Haning Dan Radianto (2018)
Keterangan :
Gx : Laju Pertumbuhan Pajak
Gx Positif : Pertumbuhan Setiap Pajak Reklame
Gx Negatif : Kontribusi Setiap Pajak Reklame
Berdasarkan analisis overlay dan klasifikasi pajak daerah di Kabupaten Ende
secara garis besar dikelompokan menjadi empat bagian:
1. Prima apabila pajak reklame diberikan kontribusi dan pertumbuhan sama
dengan atau lebih dari 1 persen
2. Potensial apabila pajak reklame diberikan kontribusi sama dengan atau
lebih dari 1 persen sedangkan pertumbuhan kurang dari 1persen
3. Berkembang apabila pajak reklame diberikan kontribusi kurang dari 1
persen sedangkan pertumbuhan sama dengan atau lebih dari 1 persen
4. Terbelakang apabila pajak reklame diberikan kontribusi dan pertumbuhan
kurang dari 1 persen
2.1.9 Kontribusi Pajak Reklame
19
dapat berupa materi atau suatu tindakan. Perhitungan kontribusi pajak reklame
tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang di gali dari wilayah daerah yang
bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan dan lain pendapatan asli daerah
yang sah.hal ini sesuai dengan klarifikasi pendapatan asli daerah yang terbaru
berdasarkan permendagri nomor 13 tahun 2006 yang terdiri dari pajak daerah,
pendapatan daerah yang sah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di
pisahkan di rinci menurut objek pendapatan yang mencakup bagian laba atas
penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah, retribusi daerah dan hasil
yang mencakup hasil-hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak di pisahkan, jasa
20
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
21
Pajak daerah sebagai sumber potensial penerimaan daerah harus
dimaksimalkan perolehannya guna pembiayaan pembangunan daerah. Dalam
menghitung besarnya potensi pajak reklame, terlebih dahulu akan
diperbandingkan antara jumlah realisasi penerimaan pajak reklame yang telah ada
dengan jumlah target penerimaan pajak reklame yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Ende. Selisi perbandingan tersebut merupakan potensi
pajak reklame yang belum tergali secara maksimal. Ketika realisasi penerimaan
pajak reklame lebih besar dari target yang ditetapkan berarti pajak reklame
memiliki potensi yang cukup besar, namun sebaliknya apabila realisasi
penerimaan lebih kecil dari target yang ditetapkan hal ini menunjukan kurang
maksimalnya Pemerintah Kabupaten Ende dalam melaksanakan pemungutan
pajak reklame. Potensi pajak reklame juga dihitung dari banyaknya jumlah
reklame dikali dengan tarif. Berikut ini kerangka pemikiran dalam penelitian ini:
Gambar 2.1
Pajak Reklame
kontribusi Pajak
Potensi Pajak Reklame
Reklame
Kerangka Berpikir
BAB III
22
METODE PENELITIAN
objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya
yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.
kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang diamati. Hal ini berarti
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Indikator Skala
operasional
1 Pendapatan Hasil ekonomi Target dan realisasi Rasio
pajak daerah dari suatu PAD
daerah
2 Kontribusi Perbandingan Realisasi pajak Rasio
Pendapatan analisis pajak reklame dengan
Daerah dengan realisasi realisasi PAD
pendapatan (Presentasi)
3.4 Teknik Pengumpulan Data
23
1. Observasi
secara sistematis tentang hal-hal yang diamati. Dalam hal ini, peneliti
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Ende yang bersumber dari laporan realisasi APBD Kabupaten Ende tahun
2017-2020.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari badan keuangan dan asset
yang telah terkumpul dalam bentuk uraian kalimat sehingga pada akhirnya
24
deduktif yaitu analisis data dari bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan
klasifikasinya tiap tahun yang datanya diperoleh dari badan keuangan dan
asset daerah Kabupaten Ende. Teknik analisis data merupakan salah satu
Kabupaten Ende.
a. Potensi pajak
Rumus yang digunakan dalam menghitung potensi pajak reklame alat analisis
Ende dalam penelitian ini adalah dengan mengikuti pedoman yang dibuat
25
Keterangan :
D : Kurun Waktu
Dari rumus diatas, untuk mencari potensi pajak reklame yang ada
menentukan apakah jenis pajak atau retribusi daerah tersebut masuk dalam
data didapatkan,data tersebut dimasukan kedalam rumus seperti pada tabel dibawa
ini:
Tabel 3.2
Matriks potensi pajak dan kontribusi daerah
Kontribusi X X
= Potensial = Tidak Potensial
Y Y
Pertumbuhan
Gx = Positif Prima Berkembang
Gx = Negatif Potensial Terbelakang
Sumber: Haning Dan Radianto (2018)
Keterangan :
Gx : Laju Pertumbuhan Pajak
Gx Positif : Pertumbuhan Setiap Pajak Reklame
Gx Negatif : Kontribusi Setiap Pajak Reklame
26
Berdasarkan analisis overlay dan klasifikasi pajak daerah di Kabupaten Ende
secara garis besar dikelompokan menjadi empat bagian:
1) Prima apabila pajak reklame diberikan kontribusi dan pertumbuhan sama
dengan atau lebih dari 1 persen
2) Potensial apabila pajak reklame diberikan kontribusi sama dengan atau
lebih dari 1 persen sedangkan pertumbuhan kurang dari 1persen
3) Berkembang apabila pajak reklame diberikan kontribusi kurang dari 1
persen sedangkan pertumbuhan sama dengan atau lebih dari 1 persen
4) Terbelakang apabila pajak reklame diberikan kontribusi dan pertumbuhan
kurang dari 1 persen
b. Kontribusi
27
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, O. R. (2021). Analisis Yuridis Pasal 93 Ayat (1). Pajak Daerah dan
retribusi daerah. jurnal ilmiah pendididkan pancasila dan kewarganegaraan
6(1).239-248.
Ike Rutini. (2017). Efektifitas Pajak Parkir dan Pajak Reklame Terhadap
Pendapatn Asli Daerah (PAD) Kota Kediri Tahun 2014-2016. Simki
economic. Vol. 01. No. 04.
Lengkong, T. I. M., Ilat, V., & Wangkar, A. (2019). Analisis Potensi Dan
Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame Di Kota Bitung. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi, 15(04), 89–99.
28
Nurhayati, & Beta, A. A. (2018). Analisis Pajak Reklame Serta Kontribusi
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan
Hulu. Cano Ekonomos, 7(3), 1–4.
Reka Noor Amin. (2018). Analisis Efektifitas Dan Kontribusi Pajak Reklame
Terhadap Upaya Pningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang.
Jurnal Perpajakan. Vol. 07. No. 02.
Siti Resmi. 2017. Perpajakan: Teori dan Kasus . Jakarta: Salemba Empat
29
Sugiyono, P. D. (2020). Metode Penelitian Kuantitiatif, Kualitatif Dan R&D. In
Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Wahyu Indro Widodo dan Bambang Guritno. 2017. Pengaruh Pajak Hotel, pajak
Restoran dan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatn Asli Daerah. Vol 02 /
No.02/2017.
30