Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSI TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN ENDE

(Tahun 2017-2020)

PROPOSAL

Oleh:

RONALDUS SOYA MELUR


NIM: 2018411063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk

meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah dalam

upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya

harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Sehingga

pemerintah daerah beserta masyarakatnya harus secaara bersama-sama mengambil

inisiatif pembangunan daerah. Sehingga pemerintah daerah beserta masyarakat

mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancangan dan

membangun perekonomian daerah.dan untuk meningkatkan pendapatan asli

daerah pemerintah daerah harus menetapkan peraturan yang mengatur

penyelenggaran pajak daerah dan retribusi daerah dengan undang-undang nomor

28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah (Hidayat, 2021).

Namun pada saat ini pemerintah daerah masih menghadapi tantangan yang

besar dalam meningkatkan penerimaan daerah.menguraikan bahwa realisasi

penerimaan untuk pajak daerah khususnya untuk pajak hotel dan pajak restoran

kabupaten hulu tidak sesaui dengan potensi yang ada, dimana pajak hotel dan

pajak restoran juga merupakan bagian dari pajak daerah yang merupakan

komponen penting dalam peningkatan pendapatan asli daerah.

Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur

penunjang urusan pemerintah di bidang keuangan yang di pimpin oleh seorang

kepala badan yang berkedudukan di bawa dan bertanggung jawab kepada

1
walikota melalui sekertaris daerah. Yang bertugas untuk perumusan kebijakan

daerah (I, bidang pajak daerah II, bidang pendapatan daerah bukan pajak dan

bukan pembukuan dan pelayanan pendapatan daerah), perumusan rencana strategi

sesuai dengan visi dan misi walikota, pengkoordinasi tugas-tugas dalam rangka

pelaksanaan program dan kegiatan kesekretariatan, penyelenggaraan pembinaan

kepada bawahan dalam lingkup tanggung jawabnya, penyelenggaraan penyusunan

sasaran rendah pegawai.

Tujuan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah pendapatan daerah

yang semakin meningkat, sehinggah mampu memberikan kontribusi yang nyata

terhadap pembiayaan daerah, penerimaan daerah di luar pendapatan asli daerah

yang semakin meningkat sehinggah mampu menunjang pendanaan daerah,

mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran melalui penerepan

anggaran berbasis kinerja dan standar anlisis belanja yang mendasarkan prinsip

keadilan, mengembangkan pelaporan dan pertanggung jawaban keuangan daerah

yang sesuai dengan prinsip, terwujudnya system pengelolaan asset daerah yang

professional dan meningkatkan kualitas pelayanaan yang sesuai dengan standar

pelayanan publik Badan Perencanaan Pembaangunan Daerah.

Pajak adalah suatu iruan oleh rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang dengan tiada mendapat jasa timbal yang dapat ditunjukan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Nurhayati & Beta, 2018)

Reklame merupakan suatu benda, alat perbuatan, atau media yang bentuk corak

ragamnya dirancangan untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan,

mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,

2
orang atau badan, yang dapat dilihat, didengar, dibaca, dirasakan atau dinikmati

oleh umum (Kobandah) Potensi pajak reklame yang dimaksud adalah segala

kemampuan yang dimiliki pajak reklame untuk menjadi sumber penerimaan bagi

suatu daerah, sehingga pajak reklame dapat pula dikatakan sebagai target

penerimaan pajak reklame yang di tetapkan oleh dinas pendapatan daerah kota

bitung berdasarkan hasil perhitungan yang akan di capai.

Tabel 1.1
Data Pendapatan Asli Daerah di kabupaten ende

NO Jenis Realisasi Penerimaan Pemerintah Kabupaten Ende


Penerimaan Menurut Jenis Penerimaan (Ribu Rupiah)

2017 2018 2019 2020


A. Pendapatan 1.104.000. 1.096.894.6 1.276.097.0 1.182.088.144
daerah. 563 74 68
1. Pendapatan asli 95.236.24 61.247.211 80.000.000 93.783.783
daerah. 6
1.1 Pajak daerah 12.377.23 11.191.676 26.979.030 15.648.350
4
1.2 Retribusi daerah 3.914.594 6.185.733 15.432.811
1.3 Hasil 3.069.866 3.356.330 3.356.329 3.919.495
perusahaan
milik daerah dan
pengelolaan
kekayaan daerah
yang di pisahkan
1.4 Lain-lain PAD 75.874.55 42.690.448 43.478.908 69.672.650
yang sah 2
Sumber: BPS-RI Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten Ende( 2017-2020).
Tabel 1.2
Realisasi Pajak Reklame Kabupaten Ende Tahun Anggaran 2017-2020.
No Tahun Anggaran / Target Realisasi
1 2017 Rp.100.000.000 Rp. 216.850.872
2 2018 Rp. 1.047.312.000 Rp. 239.441.782
3 2019 Rp. 500.000.000 Rp. 250.274.525
4 2020 Rp. 260.000.000 Rp.191.190.285
Sumber: BAPPEDA, DPPKAD,2017-2020.

3
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dalam laporan target dan realisasi penerimaan

pajak reklame tahun anggaran 2017 sudah tercapai dan terealisasi yaitu sebesar

216.850.872 dengan persentase pencapaian sebesar 46,1%. Namun, penerimaan

pajak reklame tahun 2018-2021 tidak terealisasi. Penurunan jumlah realisasi yang

bermasalah paling tinggi pada tahun 2018-2021. pada tahun 2018 yaitu

239.441.782 dengan persentase pencapaian sebesar 22,8%. tahun 2019 yaitu

250.274.525 dengan pencapaian persentase sebesar 50%. Tahun 2020 yaitu

191.190.285 dengan pencapaian persentase sebesar 73,5%. Data pajak reklame

dikabupaten ende pada tahun anggaran 2017-2020 mengalami peningkatan dan

penurunan, meskipun tidak terlalu besar dari target tetapi cukup berpengaruh bagi

pendapatan daerah dikabupaten ende. Dilihat dari permasalahan-permasalahan

diatas mengenai penerimaan pajak reklame, masih harus diteliti factor-faktor

yang mempengaruhi penerimaan pajak reklame dan bagaimana prospek pajak

reklame di masa mendatang. pajak reklame juga menjadi salah satu pajak daerah

yang juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah yang dapat

diketahui dengan melihat potensi rillnya dilapangan. Reklame merupakan salah

satu jenis pajak daerah yang cukup besar.

Berdasarkan table 1.2 secara umum pada tahun 2017 realisasi pajak reklame

lebih besar dari pada targetnya sedangkan 2018, 2019, 2020 realisasi pajak

reklame lebih kecil dari target yang telah ditetapkan. Persentase efektifitas

penerimaan pajak reklame pada tahun 2017-2020 belum mencapai target yang

telah di tetapkan dan untuk mengatasinya di harapkan dinas pendapatan asli

daerah kabupaten ende lebih tegas dalam menangani wajib pajak atau pengusaha

4
reklame yang tidak membayar atau menunggak pajak agar dapat membayar

tunggakan pajak yang ada, dan jika tidak mengindahkan petugas, maka langsung

di berikan sanksi tegas bagi wajib pajak atau pengusaha reklame dengan cara

pencabutan atau penurunan reklame. hal ini di lakukan Sehingga penerimaan

pajak reklame di tahun yang akan datang mengalami kenaikan yang sangat efektif

bahkan melampaui target yang telah di tetapkan oleh pemerintah kabupaten ende.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka

penelitian ini diberi judul “Analisis Pajak Reklame Serta Kontribusi Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ende ( Tahun 2017-2020 )”.

1.2 Rumusan Masalah.

1. Bagaimana potensi pajak reklame di Kabupaten Ende?

2. Seberapa besar kontribusi pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah

di Kabupaten Ende?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis potensi pajak reklame di Kabupaten

Ende.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar kontribusi pajak

reklame terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Ende.

5
1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ende

Pendapatan daerah wilayah Kabupaten Ende, diharapkan bisa menambah

pengetahuan yang berkaitan dengan pengoptimalisasian potensi pajak

daerah secara efektif dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan refrensi bagi pihak yang tertarik melakukan penelitian pada

objek yang sama.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran yang di bayarkan oleh rakyat kepada Negara yang

masuk dalam kas Negara yang melaksanakan pada undang-undang serta

pelaksanaan dapat di paksakan tanpa adanya balas jasa Menurut undang-undang

ketentuan umum dan tata cara perpajakan nomor 16 tahun 2009 pasal 1 ayat 1

tentang pajak adalah konrtibusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan di gunakan untuk keperluan

Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Unsur- unsur pajak yang di

kemukakan oleh (Nurhayati & Beta, 2018) adalah sebagai berikut :

a. Iuran dari rakyat kepada Negara Yang berhak memungut pajak hanyalah

Negara.iuran tersebut berupa uang ( bukan barang).

b. Berdasarkan undang-undang

Pajak di pungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta

aturan pelaksanaannya.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat

di tunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat di tunjukan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah.

d. Di gunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-

pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luar.

7
2.1 2 Fungsi Pajak

Menurut Siti Resmi (2017:3) fungsi pajak dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Fungsi Anggaran ( budgetair)

Yaitu fungsi pajak sebagai salah satu sumber dana bagi pemerintah untuk

membiayai pengeluran-pengeluarannya. Pajak memberikan kontribusi terbesar

dalam hal penerimaan Negara, oleh karna itu pajak merupakan salah satu

penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupaun

pengeluaran pembangunan.

2. Fungsi mengatur (regulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di

bidang ekonomi dan social. Sebagai contoh yaitu pajak yang tinggi dikenakan

ter hadap minuman kerasuntuk mengurangi konsumsi minuman keras dan

pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk

mengurangi gaya hidup konsumtif.

2.1.3 Syarat Pemungutan Pajak

agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka

pemungutan pajak harus memenuhi syarat ( Mardiasmo, 2018:4) sebagai berikut:

a. pemungutan pajak harus adil ( syarat keadilan )

sesuai dengan tujuan hukum,yakni mencapai keadilan, undang-undang dan

pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan di

antaranya ,mengenakan pajak secara umum dan merata, serta di sesuaikan

dengan kemampuan masing-masing.

8
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang ( syarat Yuridis ) di

Indonesia, pajak di atur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan

jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi Negara maupun

warganya.

c. Tidak mengganggu perekonomian ( syarat ekonomis ). Pemungutan tidak

boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan,

sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien ( syarat finansil ) sesuai dengan budgetair,

biaya pemungutan pajak harus dapat di tekan sehingga lebih rendah dari hasil

pemungutannya.

e. System pemungutan pajak harus sederhana agar bias memudahkan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini

telah di penuhi oelh undang-undang perpajakan yang baru.

2.1.4 pengelompokan pajak

adapun pengelompokan pajak (Mardiasmo, 2018:4) adalah sebagai

berikut:

a. menurut golongannya

1. pajak langsung yaitu pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan

tidak dapat di bebankan atau di limpahkan kepada orang lain. Contohnya

pajak penghasilan.

2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada ahkirnya di bebaankan atau di

limpahkan kepada orang lain. Contohnya pajak pertambahan nilai.

b. Menurut sifatnya

9
1. Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,

contohnya pajak penghasilan.

2. Pajak objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa

memperhatiakn keadaan dari wajib pajak contohnya pajak pertambahan nilai

dan pajak penjualan atas barang mewah.

c. Menurut lembaga pemungutannya

1. Pajak pusat yaitu pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan di gunakan

untuk membiayai rumah tangga Negara. Contohnya pajak penghasilan, pajak

pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan

bangunan, dan materai

2. Pajak daerah yaitu pajak yang di pungut oleh pemerintah daerah dan di

gunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas :

a. Pajak provinsi, contohnya pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar

kendaraan bermotor

b. Pajak kabupaten atau kota, contohnya pajak hotel, pajak restoran dan pajak

hiburan.

2.1.5 kewajiban dan hak wajib pajak

kewajiban dan hak wajib pajak menurut undang- undang 16 tahun 2009

adalah sebagai berikut :

a. kewajiban wajib pajak

1. mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP

2. melaporkan usahanya untuk dikukukan sebagai PKP

3. menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar

10
4. mengisi dengan benar SPT dan memasukan ke kantor pelayanan pajak dalam

batas waktu yang telah di tentukan.dll.

b hak wajib pajak

1. Mengajukan surat keberatan dan surat banding

2. Menerima tanda bukti pemasukan SPT

3. Melakukan pebetulan SPT yang telah di masukan

4. Mengajuakn permohonan penundaan penyampaian SPT. dll.

2.1.6 Pajak Reklame

a. Pajak reklame dan reklame berdasarkan peraturan daerah adalah pajak atas

penyelenggaran reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media

yang menurut bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersila

memperkenalkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum

terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar,

dirasakan, dan atau dinikmati oleh umum. Beberapa terminologi dalam

pemungutan pajak reklame (Pratiwi & Setiawan, 2018) yaitu sebagai berikut:

1. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk

dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,

mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang,

jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan,

dan atau dinikmati oleh umum.

2. Penyelenggaraan reklame adalah orang atau badan yang

menyelanggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau

untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

11
3. Perusahaan jasa periklanan atau biro reklame addalah badan yang bergerak

dibidang periklanan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

4. Panggung reklame adalah suatu sarana atau tempat pemasangan reklame

yang ditetapkan untuk suatu atau beberapa buah reklame.

5. Jalan umum adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk

apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

6. Izin adalah izin penyelenggaran reklame yang terdiri dari izin tetap dan

izin terbatas.

7. Surat permohonan penyelanggaraan reklame yang selanjutnya di singkat

sppr adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk mengajukan

permohonan penyelenggaran reklame dan mendaftarkan identitas pemilik

data reklame sebagai dasar perhitungan pajak yang terutang.

8. Surat kuasa untuk menyetor yang selanjutnya disingkat skum adalah nota

perhitungan besarnya pajak reklame yang harus dibayar oleh wajib pajak

yang berfungsi sebagai ketetapan pajak.

b. Dasar hukum pemungutan pajak reklame

Pemungutan pajak reklame di indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum

yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang

terkait. Dasar pemungutan pajak reklame pada suatu kabupaten atau kota

(Hidayat, 2021) adalah sebagai berikut:

12
1. Undang – undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah.

2. Undang – undang nomor 34 tahun 2000 yang merupakan perubahan atas

undang-undang nomor 18 tahun 1987 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah.

3. Peraturan pemerintah nomor 65 tahun 2001 tentang pajak daerah.

4. Peraturan daerah kabupaten/kota yang mengatur tentang pajak reklame.

5. Keputusan bupati/walikota yang mengatur tentang pajak reklame sebagai

aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang pajak reklame pada

kabupaten/kota di maksud.

c. Objek pajak reklame menurut peraturan daerah kabupaten ende nomor 28

tahun 2009 adalah sebagai berikut:

1. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya.

2. Reklame kain.

3. Reklame melekat, stiker

4. Reklame selebaran

5. Reklame berjalan, termasuk kendaraan

6. Reklame udara

7. Reklame apung

8. Reklame suara

9. Reklame film/slide

10. Reklame peragaan

13
d. Bukan objek pajak reklame

1. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televise, radio, warta harian,

warta mingguan, warta bulanan dan sejenisnya.

2. Label/merk produk yang melekat pada barang yang di perdagangkan,yang

berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya.

3. Nama pengenal usaha atau profesi yang di pasang melekat pada bangunan

tempat uasaha atau profesi di selenggarakan sesuai dengan ketentuan yang

mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut.

4. Reklame yang di selenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah,

organisasi kemasyarakatan, partai politik, lembaga sosial, keagamaan dan

pendidikan tanpa menggunakan label atau merk produk dagang.

e. Subjek pajak dan wajib pajak reklame

1. Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan reklame.

2. Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan reklame.

3. Dalam hal reklame di selenggarakan sendiri secara langsung oleh orang

pribadi atau badan, yakni wajib pajak reklame.

f. dasar pengenaan reklame

1. Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame

2. Dalam hal reklame di selenggarakan oleh pihak ke tiga, nilai sewa reklame

sebagaimana di maksud pada ayat 1 di tetapkan berdasarkan nilai kontrak

reklame

14
3. Dalam hal reklame di selenggarakan sendiri, nilai sewa reklame sebagaimana

pada ayat 1 di hitung dengan memperhatikan faktor jenis, bahan yang di

gunakan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah,

dan ukuran media reklame.

4. Dalam hal nilai sewa reklame sebagaimana di maksud pada ayat 2 tidak di

ketahui atau di anggap tidak wajar, nilai sewa reklame di tetapkan

menggunakan faktor-faktor sebagaimana di maksud pada ayat 3.

g. tarif pajak reklame

Menurut peraturan daerah kabupaten ende tarif pajak reklame di tetapkan

sebesar 25%.

h perhitungan pajak reklame

Perhitungan pajak reklame menurut Marihot P. Siahaan (2017) adalah

sebagai berikut:

1. Reklame permanen

NSR = jenis reklame x nasa pajak x nilai jual objek pajak ( luas bidang/m 2 )x nilai

strategis ( lokasi + sudut pandang + ketinggian ).

2. Reklame incidental

NSR = jenis reklame x masa pajak x satuan m2 ( jumlah ) x niali jual objek

pajak reklame x nilai strategis ( penggolongan kelas menurut jalan )

Adapun perhitungan besaran pokok pajak reklame yang terutang adalah :

Pajak terutang = tarif pajak x dasar pengenaan pajak = tarif pajak x nilai sewa

reklame

15
Adapun rumus perhitungan potensi pajak reklame adalah :

Potensi pajak reklame ( PPrk ) = R X S X D X Pr

Keterangan :

PPrk = potensi pajak reklame

R = jumlah reklame

S = ukuran reklame atau luas reklame

D = jumlah hari

Pr = tarif reklame

2.1.7 Retribusi Daerah

Menurut Marihot retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk

kepada Negara adanya jasa tertentu yang di berikan oleh Negara dari

penduduknya secara perseorangan. Jasa tersebut dapat di katakan bersifat

langsung, yaitu membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari Negara. Salah

satu contoh retribusi adalah retribusi pelayanan kesehatan pada rumah sakit yang

di kelola oleh pemerintah.

2.1.8 Potensi Pajak Reklame

Menurut ( Mardiasmo 2018) Potensi adalah kemampuan yang mempunyai

kemungkinan untuk di kembangkan, kekuatan, dan kesanggupan Pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa segala kemampuan yang dimiliki pajak reklame untuk

menjadi sumber penerimaan bagi suatu daerah dan jumlah maksim um

penerimaan pajak yang bisa meningkatkan pada titik tertentu, sehingga pajak

reklame dapat pula dikatakan target penerimaan pajak reklame yang telah

ditetapkan oleh dinas pendapatan pajak daerah. Potensi merupakan sesuatu yang

16
sebenarnya sudah ada, hanya saja belum diperoleh ditangan. Untuk dapat

diperoleh diperlukan upaya-upaya seperti eksplorasi dan eksploitasi dalam hal

sumber daya tambang dan perhitungan daya pajak dalam potensi pajak. Definisi

lain dari (Kobandaha & Wokas, 2018) Potensi dapat diartikan kemampuan dasar

dari sesuatu yang masi terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan

menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri tersebut. Kedua pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa potensi merupakan sesuatu yang sudah ada dan

diperlukan optimalisasi dan mendapatkannya.

Analisis potensi ini bermanfaat bagi manajemen pemerintah daerah untuk

memberikan pertimbangan tentang potensi penerimaan yang masih dapat digali

dan potensi keuntungan berinvestasi. Semakin besar proporsi pajak reklame, maka

semakin layak pajak reklame untuk diupayakan peningkatannya dimasa yang akan

datang. Sebaliknya semakin kecil proporsi pajak reklame, maka upaya identifikasi

mengenai kelayakan untuk dijadikan sumber penerimaan dimasa datang. Rumus

untuk menghitung besarnya potensi pajak reklame ditahun yang akan datang dapat

diketahui dengan cara menganalisis realisasi ketetapan tahun lalu ditambah

dengan persentase rata-rata kenaikan tahun dikalikan realisasi ketetapan tahun

lalu. Rumus potensi pajak reklame adalah sebagai berikut :

potensi pajak reklame = jumlah realisasi ketetapan tahun lalu + (persentase

rata-rata kenaikan pertahun x realisasi ketetapan tahun lalu )

Sumber: Simajuntak Dalam Halim (2017).

Matriks potensial penerimaan dianalisis dengan membandingkan tingkat

pertumbuhan penerimaan pajak dan tingkat kontribusi penerimaan pajak dengan

17
standar bencmarking yang telah ditetapkan oleh kantor pusat direkektoral jendral

pajak. Dari perbandingan tersebut akan diperoleh matriks potensi dan penerimaan

pajak berupa kuadran yang terdiri dari daerah prima, potensial, berkembang, dan

terbelakang. Adapun matriks tersebut dapat ditunjukkan dalam gambar berikut:

Tabel 2.1
Tingkat Pertumbuhan

Diatas Rata-Rata Dibawa Rata- Rata

K Potensial I II
O
Prima Potensial
N

I Rata - Rata
III IV
B
Berkembang Terbelakang
U

I TidakPotensial

Sumber: Kementrian Keuangan (2017)

Selanjutnya setelah diketahui potensi pajak reklamenya, maka dapat diambil

kebijakan sebagai berikut:

1. Kuadran I dan Kuadran II: untuk kategori prima dan berkembang dapat
dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi.
2. Kuadran III: untuk kategori potensial dapat dilakukan intensifikasi.
3. Kuadran IV: untuk kategori terbelakang dapat dilakukan peninjauan ulang
atau bahkan penghapusan.

18
Dalam mengukur potensi pajak, menggunakan analisis matriks potensi.matriks
potensi dilakukan untuk menentukan apakah jenis pajak atau retribusi daerah
tersebut masuk dalam kategori prima, potensial, berkembang, atau
terbelakang. Peneliti mengacu pada peneliti oleh Risdiana ( 2015 ).setelah
data didapatkan,data tersebut dimasukan kedalam rumus seperti pada tabel
dibawa ini:
Tabel 2.2
Matriks potensi pajak dan kontribusi daerah
Kontribusi X X
= Potensial = Tidak Potensial
Y Y
Pertumbuhan
Gx = Positif Prima Berkembang
Gx = Negatif Potensial Terbelakang
Sumber: Haning Dan Radianto (2018)
Keterangan :
Gx : Laju Pertumbuhan Pajak
Gx Positif : Pertumbuhan Setiap Pajak Reklame
Gx Negatif : Kontribusi Setiap Pajak Reklame
Berdasarkan analisis overlay dan klasifikasi pajak daerah di Kabupaten Ende
secara garis besar dikelompokan menjadi empat bagian:
1. Prima apabila pajak reklame diberikan kontribusi dan pertumbuhan sama
dengan atau lebih dari 1 persen
2. Potensial apabila pajak reklame diberikan kontribusi sama dengan atau
lebih dari 1 persen sedangkan pertumbuhan kurang dari 1persen
3. Berkembang apabila pajak reklame diberikan kontribusi kurang dari 1
persen sedangkan pertumbuhan sama dengan atau lebih dari 1 persen
4. Terbelakang apabila pajak reklame diberikan kontribusi dan pertumbuhan
kurang dari 1 persen
2.1.9 Kontribusi Pajak Reklame

kontribusi adalah uang iuran kepada perkumpulan. Dalam bahasa inggris

yaitu contribution yang artinya adalah menerima atau mengumpulkan Kontribusi

19
dapat berupa materi atau suatu tindakan. Perhitungan kontribusi pajak reklame

terhadap Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut:

jumlah realisasi pajak reklame


kontribusi pajak reklame = x 100%
jumlah realisasi PAD

2.1.10 Pendapatan Asli Daerah

Pengertian pendapatan asli daerah menurut undang-undang nomor 28

tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang di gali dari wilayah daerah yang

bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan dan lain pendapatan asli daerah

yang sah.hal ini sesuai dengan klarifikasi pendapatan asli daerah yang terbaru

berdasarkan permendagri nomor 13 tahun 2006 yang terdiri dari pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan daerah yang di pisahkan, dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di

pisahkan di rinci menurut objek pendapatan yang mencakup bagian laba atas

penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD, bagian laba atas

penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

Jenis lain-lain PAD yang di sahkan di sediakan untuk menggagarkan penerimaan

daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah, retribusi daerah dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan di rinci menurut objek pendapatan

yang mencakup hasil-hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak di pisahkan, jasa

giro,pendapatan bunga, penerimaan atas tuntunan ganti rugi daerah,penerimaan

komsisi dan potongan.

20
2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metode dan Alat Hasil penelitian


Analisis

1. Eva Maria Kontribusi dan Kuantitatif Dalam penelitian


Sulastri efektifitas dengan tingkat ini dijelaskan
Suhono pajak daerah eksplanasi bahwa kontribusi
(2017) sebagai penelitian setiap pajak
sumber berbentuk daerah(hotel,
pendapatan penelitian asosiatif restoran, hiburan,
asli daerah menggunakan tipe reklame) terhadap
kabupaten kualitas. pendapatan asli
karawang daerah kabupaten
karawang
termasuk dalam
kategori rendah.
2. Markus Analisis Metode Dalam
Stenny Potensi dan penelitian yang penelitian ini
Sarundayan efektifitas berusaha menunjukan
g, Herman penerimaan menggambarkan bahwa
Karano dan pajak reklame dan penerimaan
Robert dikota manado menginterpretasi pajak reklame
Lambey objek sesuai dari tahun ke
(2018) dengan apa tahun kurang
adanya. efektif .
3. Farah Alifa Pengaruh Alat analisis yang Dalam penelitian
Riadita kualitas digunakan, dalam ini menunjukan
(2019) pelayanan, penelitian ini bahwa kualitas
kesadara wajib menggunakan alat layanan,
pajak, dan analisis deskriptif kesadaran wajib
pengetahuan kualitatf. pajak dan
pajak terhadap pengetahuan
keputusan perpajakan
wajib pajak di berpengaruh
KPP pratama positif dan
semarang signifikan
terhadap
kepatuhan wajib
pajak.

2.3 Kerangka Pemikiran

21
Pajak daerah sebagai sumber potensial penerimaan daerah harus
dimaksimalkan perolehannya guna pembiayaan pembangunan daerah. Dalam
menghitung besarnya potensi pajak reklame, terlebih dahulu akan
diperbandingkan antara jumlah realisasi penerimaan pajak reklame yang telah ada
dengan jumlah target penerimaan pajak reklame yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Ende. Selisi perbandingan tersebut merupakan potensi
pajak reklame yang belum tergali secara maksimal. Ketika realisasi penerimaan
pajak reklame lebih besar dari target yang ditetapkan berarti pajak reklame
memiliki potensi yang cukup besar, namun sebaliknya apabila realisasi
penerimaan lebih kecil dari target yang ditetapkan hal ini menunjukan kurang
maksimalnya Pemerintah Kabupaten Ende dalam melaksanakan pemungutan
pajak reklame. Potensi pajak reklame juga dihitung dari banyaknya jumlah
reklame dikali dengan tarif. Berikut ini kerangka pemikiran dalam penelitian ini:
Gambar 2.1

Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Kabupaten Ende

Pajak Reklame

kontribusi Pajak
Potensi Pajak Reklame
Reklame

Kerangka Berpikir

BAB III

22
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunaakan metode penelitian deskriptif. Metode

deskriptif ini Menurut Sugiyono (2017) dapat diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau

objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya

yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.

kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang diamati. Hal ini berarti

penekanannya adalah pada usaha untuk menjawab pertanyaan melalui cara-cara

berpikir formal dan argument. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode deskriptif.

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di kantor Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (Bappeda), Jl. Yos Soedarso Kel. Kotaraja Kabupaten Ende.

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Indikator Skala
operasional
1 Pendapatan Hasil ekonomi Target dan realisasi Rasio
pajak daerah dari suatu PAD
daerah
2 Kontribusi Perbandingan Realisasi pajak Rasio
Pendapatan analisis pajak reklame dengan
Daerah dengan realisasi realisasi PAD
pendapatan (Presentasi)
3.4 Teknik Pengumpulan Data

23
1. Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan

langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau

lokasi penelitian dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan

secara sistematis tentang hal-hal yang diamati. Dalam hal ini, peneliti

mengunjungi instansi badan keuangan dan aset daerah Kabupaten Ende.

2. Wawancara

Penulis memperoleh keterangan dan informasi dengan cara melakukan

wawancara secara langsung terhadap pihak yang terkait pada instansi

badan keuangan dan aset daerah Kabupaten Ende.

3. Dokumentasi

Penulis dapat mengumpulkan beberapa informasi berupa data pajak

reklame, data realisasi penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten

Ende yang bersumber dari laporan realisasi APBD Kabupaten Ende tahun

2017-2020.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari badan keuangan dan asset

daerah kabupaten ende diperlukan data yang tepat. Penelitian ini

menggunakan teknik analisis campuran atau kombinasi antara analisis

deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif, yaitu suatu cara menarik

kesimpulan dengan memberikan gambaran atau menjabarkan terhadap data

yang telah terkumpul dalam bentuk uraian kalimat sehingga pada akhirnya

dapat menghantarkan pada kesimpulan. Penyusunan menggunakan metode

24
deduktif yaitu analisis data dari bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan

yang bersifat khusus. Perhitungan realisasi penerimaan pajak reklame

dihitung dengan menjumlahkan penerimaan pajak reklame sesuai

klasifikasinya tiap tahun yang datanya diperoleh dari badan keuangan dan

asset daerah Kabupaten Ende. Teknik analisis data merupakan salah satu

tahap kegiatan penelitian berupa proses penyusunan dan pengolahan data,

guna menafsirkan data yang telah diperoleh melalui metode statistic

(Sugiyono, 2018) teknik analisis adalah rancangan untuk menganalisis data

yang telah dikumpulkan dari sumber-sumbernya, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif, secara statistik maupun non-statistik dan deskriptif

maupun iferensial. Dengan demikian, teknik analisis data ini dapat

menghasilkan olahan data yang dapat diinterprestasikan sesuai penelitian,

(Sugiyono, 2019) Sedangkan, teknik campuran atau kombinasi untuk

menghitung berapa besarnya potensi dan kinerja pajak reklame sebenarnya di

Kabupaten Ende.

a. Potensi pajak

Rumus yang digunakan dalam menghitung potensi pajak reklame alat analisis

data yang digunakan untuk menghitung potensi pajak reklame di Kabupaten

Ende dalam penelitian ini adalah dengan mengikuti pedoman yang dibuat

(Sugiyono, 2017) dengan rumus :

Potensi reklame (PPrK) = R x S x D x Pr

25
Keterangan :

R : Jumlah Papan Reklame

S : Jumlah Ukuran Potensi

D : Kurun Waktu

Pr : Tarif Pajak Reklame

Dari rumus diatas, untuk mencari potensi pajak reklame yang ada

menggunakan rumus R x S x D x Pr, setelah dilakukan perhitungan maka akan

diketahui potensi reklame sebenarnya yang ada di Kabupaten Ende. Perhitungan

dilakukan dari tahun 2017-2020 yaitu sebesar 25% dengan menggunakan

peraturan daerah nomor 14 tahun 2010. Matriks potensi dilakukan untuk

menentukan apakah jenis pajak atau retribusi daerah tersebut masuk dalam

kategori prima, potensial, berkembang, atau terbelakang. Peneliti mengacu pada

data didapatkan,data tersebut dimasukan kedalam rumus seperti pada tabel dibawa

ini:

Tabel 3.2
Matriks potensi pajak dan kontribusi daerah
Kontribusi X X
= Potensial = Tidak Potensial
Y Y
Pertumbuhan
Gx = Positif Prima Berkembang
Gx = Negatif Potensial Terbelakang
Sumber: Haning Dan Radianto (2018)
Keterangan :
Gx : Laju Pertumbuhan Pajak
Gx Positif : Pertumbuhan Setiap Pajak Reklame
Gx Negatif : Kontribusi Setiap Pajak Reklame

26
Berdasarkan analisis overlay dan klasifikasi pajak daerah di Kabupaten Ende
secara garis besar dikelompokan menjadi empat bagian:
1) Prima apabila pajak reklame diberikan kontribusi dan pertumbuhan sama
dengan atau lebih dari 1 persen
2) Potensial apabila pajak reklame diberikan kontribusi sama dengan atau
lebih dari 1 persen sedangkan pertumbuhan kurang dari 1persen
3) Berkembang apabila pajak reklame diberikan kontribusi kurang dari 1
persen sedangkan pertumbuhan sama dengan atau lebih dari 1 persen
4) Terbelakang apabila pajak reklame diberikan kontribusi dan pertumbuhan
kurang dari 1 persen
b. Kontribusi

Perhitungan kontribusi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah

Menurut Inda Irmanda (2021) sebagai berikut:

jumlah realisasi pajak reklame


kontribusi pajak reklame = x 100%
jumlah realisasi PAD

27
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, O. R. (2021). Analisis Yuridis Pasal 93 Ayat (1). Pajak Daerah dan
retribusi daerah. jurnal ilmiah pendididkan pancasila dan kewarganegaraan
6(1).239-248.

Ike Rutini. (2017). Efektifitas Pajak Parkir dan Pajak Reklame Terhadap
Pendapatn Asli Daerah (PAD) Kota Kediri Tahun 2014-2016. Simki
economic. Vol. 01. No. 04.

Inda Irmanda Safitri.(2021). Analisis Terhadap Kontribusi Pajak Reklame,Pajak


Hotel Dan Pajak Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Pada Badan Pendapatan Daerah DKI Jakarta. Jurnal Akuntansi Dan
Manajemen, Vol.18.No.01

Kesek, F. (2017). Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Parkir Terhadap


Pendapatan Asli Daerah Kota Manado. Jurnal EMBA, 1(4), 1922–1933.

Krishna Yuliadi. (2017). Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam meningkatkan


Pendapatan Asli Daerah. E-Jurnal Adminintrasi Bisnis. ISSN: 2355-
5408.Vol. 05. No. 04. 1141-1155.

Kobandaha, R., & Wokas, H. R. N. (2018). Analisis Efektivitas, Kontribusi Dan


Potensi Pajak Reklame Dan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Kotamobagu. Jurnal EMBA, 4(1), 1461–1472.

Lengkong, H. N., Sinsuw, A. A. E., & Lumenta, A. S. M. (2019). Perancangan


Penunjuk Rute Pada Kendaraan Pribadi Menggunakan Aplikasi Mobile GIS
Berbasis Android Yang Terintegrasi Pada Google Maps. E-Journal Teknik
Elektro Dan Komputer, 1(1), 18–25.

Lengkong, T. I. M., Ilat, V., & Wangkar, A. (2019). Analisis Potensi Dan
Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame Di Kota Bitung. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi, 15(04), 89–99.

Lumentah, Y. P. (2018). Analisis Penerapan Sistem Pemungutan Pajak Hiburan


Di Kota Manado. Jurnal EMBA, 1(3), 1049–1059.

Markus Herman Robert. (2018). Analisis Potensi dan Efektifitas Penerimaan


pajak reklame diKota Manado. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern.
Vol.13, No.02.Hal 273-281.

Mardiasmo.(2018).Tentang Pajak Reklame Edisi Terbaru 2018, Edisi Revisi,


Yogyakarta: Penerbit C.V ANDI OFSET

Natya Mutiarahajarani, (2018). Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak


Parkir, Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Vol V/No.02/2018.ISSN: 2355-
9357.

28
Nurhayati, & Beta, A. A. (2018). Analisis Pajak Reklame Serta Kontribusi
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan
Hulu. Cano Ekonomos, 7(3), 1–4.

Pesik, V. F. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak


Reklame Di Kota Manado. Jurnal EMBA, 1(3), 804–812.

Pratiwi & Setiawan, P. E. (2018). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas


Pelayanan, Kondisi Keuangan, Dan Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan
Pada Kepatuhan Wajib Pajak Reklame Di Dinas Pendapatan Kota Denpasar.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6(2), 223–236.

Rahman , K. (2017). Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame terhadap Pendapatan


Asli Daerah ditinjau dalam prespektif ekonomi.

Raymon Herman Winston (2017). Analisis Potensi, efektifitas, Efisien, dan


kontribusi pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah dikabupaten
Minahasa Utara. Jurnal Riset Akuntasi going concern. Vol. 12 No. 01 Hal.
210-219.

Reka Noor Amin. (2018). Analisis Efektifitas Dan Kontribusi Pajak Reklame
Terhadap Upaya Pningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang.
Jurnal Perpajakan. Vol. 07. No. 02.

Sabil. (2017). Pernanan Penerimaan Pajak Reklame Terhadap PendapataN Asli


Daerah Pada Kabupaten Bogor Jawa Barat.Moneter - jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 4(2), 145-149).

Salman, Kautsar Riza Djaraka, Heru. (2019) Pengantar Perpajakan cara


Meningkatkaan Kepatuhan Wajib Pajak. Jakarta. Indeks Jakarta.

Sari V. A. permata, & Fidiana, (2017). Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan


Perpajakn, dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Perpajakan, Vol 08, Hal 745-760

Setiawan. (2017). Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Berdasarkan


Pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan, Kondisi Keuangan dan Preferensi
Resiko Pada Hotel-Hotel Yang Terdaftar di Bappenda Kabupaten Bogor.
Jurnal Akunida. Vol 03, No 02. Desember 2017. ISSN 2442-3033.

Siti Resmi. 2017. Perpajakan: Teori dan Kasus . Jakarta: Salemba Empat

Sri Rosmawati Fahdhila Rizkiah. 2019. Analisis Realisasi Penerimaan Pajak


Reklame dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Batang. Vol 03/No.1/2019.ISSN: 2597-8829.

Suleman, D. (2019). Peran Pajak Restoran Terhaadap Penerimaan Daerah


Adminintrasi Jakarta Timur. Jurnal Moneter, 6 (10), 7-12.

29
Sugiyono, P. D. (2020). Metode Penelitian Kuantitiatif, Kualitatif Dan R&D. In
Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi


Daerah. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 6(1),
239–248.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Perubahan keempat Atas Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 1983, Tentang Ketentuan umum dan tata cara
perpajakan pada pasal 1 ayat 1.

Wahyu Indro Widodo dan Bambang Guritno. 2017. Pengaruh Pajak Hotel, pajak
Restoran dan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatn Asli Daerah. Vol 02 /
No.02/2017.

Widyastuti, E. (2017). Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas


Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Dan Lingkungan Wajib Pajak
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris
Pada KPP Pratama Surakarta). Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1(1), 14.

30

Anda mungkin juga menyukai