2722-6565
Kata Kunci: Implementasi Pajak Reklame, Kebijakan Pajak Reklame dan Pendapatran Asli Daerah.
pendapatan daerah terutama Pendapatan Asli telah mampu meningkatkan penerimaan pajak dari
Daerah Sendiri (PADS) sebagai salah satu tolak tahun ke tahun.
ukur otonomi di suatu tempat. Sebagaimana Pendapatan Asli Daerah, Dana
dijelaskan pada Undang-Undang tersebut direvisi Perimbangan dan Bagi Hasil Pajak Propinsi
menjadi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 merupakan jenis penerimaan untuk membiayai
tentang Pemerintahan Daerah yang menegaskan pembangunan dan pemerintahan daerah di
kembali pelaksanaan Otonomi Daerah. Otonomi Kabupaten Donggala. Salah satu jenis pendapatan
Daerah menurut UU ini diartikan sebagai pajak daerah yang penting peranannya dalam
kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan pembiayaan pembangunan daerah pemerintah
mengurus kepentingan masyarakat setempat Kabupaten Donggala adalah melalui penerimaan
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi Pajak Reklame. Pajak reklame merupakan salah
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- satu sumber dari pajak daerah dan retribusi daerah
undangan. yang merupakan bagian dari sumber pendapatan
Dalam rangka pembiayaan asli daerah (PAD), seperti diatur di dalam
pembangunan. Peranan dan potensi sektor Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang
perpajakan sangat besar artinya, terutama untuk Pengelolaan Keuangan Daerah. Pajak reklame
menunjang keberhasilan pembangunan daerah dan sesuai Perda Kabupaten Donggala Nomor 1 tahun
pembangunan nasional. Masalah umum yang 2011 adalah pajak atas setiap penyelenggaraan
dihadapi oleh pemerintah di Indonesia adalah reklame yang meliputi objek pajak reklame,
sumber pendapatan daerah. Dimana sumber subjek pajak reklame, wajib pajak reklame, dasar
pendapatan daerah, selain digunakan untuk pengenaan pajak, tarif dan cara penghitungan
memenuhi keperluan biaya rutin, Pemerintah juga pajak reklame.
berkewajiban untuk melaksanakan pembangunan Kebijakan peraturan daerah tesebut
sesuai dengan kemampuan masing-masing daerah. bukan hanya untuk dipahami saja, tetapi harus
Untuk itu perlu dikehendaki agar memfokuskan diwujudkan melalui implementasi secara
perhatian pada usaha pemungutan pajak yang konsisten dan melalui sosialisasi dari pihak yang
menghasilkan pendapatan yang besar untuk dapat berkewenangan kepada implementator dengan
membiayai sebagian besar pengeluaran atas tujuan untuk meningkatkan pendapatan asli
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. daerah, khususnya Kabupaten Donggala dalam hal
Pajak daerah yang selanjutnya disebut ini dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan
pajak ialah iuran wajib yang dilakukan untuk asset daerah, dimana realisasi penerimaan pajak
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan dari pajak reklame jauh dri PAD Kabupaten
langsung yang seimbang, dapat dipaksakan Donggala dapat dilihat dalam table dibawah ini:
berdasarkan peraturan perundangan yang berlak Tabel 1
digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah, Perbandingan Realisasi Pajak
dan pembangunan daerah. Desentralisasi adalah Reklame dan Realisasi PAD
penyerahan urusan-urusan pemerintah pusat Realisasi Pajak
kepada pemerintah daerah yang pada dasrnya Tahun Realisasi PAD
Reklame
menjadi wewenang dan tanggung jawab daerah
sepenuhnya (kebijakan, perencanaan, pelaksanaan 2011 Rp 59.926.905,00 Rp 18,884,567,534.00
dan segi-segi pembiayaan). Berkaitan dengan
kebijaksanaan Negara dibidang pajak, menurut
Suparmoko (2002; 96) pajak disamping sebagai 2012 Rp 78.555.322,00 Rp 29.989.864.720,68
sumber penerimaan Negara yang utama (fungsi
budget). Pajak berfungsi sebagai alat mengatur 2013 Rp 101.953.410,00 Rp 33.314.909.514,39
dan mengawasi kegiatan swasta dalam
perekonomian (regular), dan pajak sebagai alat Sumber: DPPKAD Kabupaten Donggala, 2015
anggaran (budgetary), dan pajak digunakan untuk
mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan- Dari tabel diatas menggambarkan
kegiatan rutin pemerintah. Berbagai upaya atau kecilnya realisasi pajak reklame dibanding
kebijakan yang ditempuh pemerintah dan disertai realisasi pendapatan asli daerah (PAD)
pula dengan semakin meningkatnya kesadaran Permasalahan tersebut berdampak pada
masyarakat dalam memenuhi kewajiban pajaknya, pemasukan pajak reklame yang kurang efektif,
dan sekaligus penulis ingin mengetahui jawaban Sementara itu, Dunn (2001; 63-64) berpendapat
melalui penelitian dengan judul “Implementasi bahwa : “ Kebijakan publik merupakan
Kebijakan Pajak Reklame Dan Kontribusinya serangkaian pikiran yang kurang lebih
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten berhubungan, termaksud pilihan yang kurang
Donggala.” lebih berhubungan, keputusan yang tidak kuat
yang dibuat oleh badan atau kantor-kantor
Berdasarkan uraian latar belakang yang pemerintah diformulasikan dalam bidang-bidang
telah dikemukakan sebelumnya, penulis issu yaitu arah tindakan aktual atau potensial dari
menetapkan beberapa pokok permasalahan pemerintah, yang didalamnya terkandung
sebagai berikut: kompleks antara kelompok masayrakat. ”
1. Bagaimana implementasi kebijakan pajak
reklame dan kontribusinya terhadap Winarno (2002; 2) mengatakan bahwa:
pendapatan asli daerah Kabupaten Donggala. “kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh
2. Faktor yang mempengaruhi implementasi pemerintah untuk dilakukan atau tidak
kebijakan pajak reklame dan kontribusinya dilakukan.” Kedua konsep kebijakan tersebut
terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten menggambarkan bahwa apapun yang dilakukan
Donggala. atau tidak dilakukan oleh pemerintah, memiliki
dampak yang sama terhadap apa yang diinginkan
KAJIAN PUSTAKA pemerintah.
Kebijakan Dalam suatu kebijakan dikenal adanya
Kebijakan dan implementasi kebijakan proses pembuatan kebijakan, Menurut Dunn
merupakan dua hal yang berbeda, namun saling (2000; 22) tahap-tahap dalam proses pembuatan
berghubungan satu sama lain. Karena itu sebelum kebijakan,sebagai Anderson (1979; 3)
membahas implementasi kebijakan, penulis lebih mengatakan : publik polices are those policies
awal mengkaji kebijakan dengan alasan bahwa developed by goverment bodies and officials”
perkembangan kedua ilmu tersebut jauh lebih (kebijakan negara adalah kebijakan-kebijakan
awal berkembang kebijakan. tersebut lebih yang dikembangkan oleh badan-badan dan
dipengaruhi para sarjana klasik, oleh karenanya pelajaran-pelajaran pemerintah).
penulis akan mengkaji mengenai kebijakan Aplikasi dari pengertian tersebut
menurut beberapa ahli sebagai berikut: Yanes Anderson (1979; 3) pengertian kebijakan negara
(1991:74) mengatakan bahwa: “kebijakan adalah adalah:
keputusan tetap yang dicirikan oleh konsistensi 1. Kebijakan negara selalu mempunyai tujuan
dan pengembangan tingkah laku diri mereka yang tertentu atau merupakan tindakan yang
membuat diri mereka mematuhi keputusan berorientasi pada tujuan.
tersebut.” Wibowo (1994:49) berpendapat bahwa: 2. Kebijakan itu berisi tindakan-tindakan atau
“kebijakan sebagai sekumpulan rencana kegiatan pola-pola tindakan pejabat-pejabat
yang dimaksud untuk memperbaiki efek perbaikan pemerintah.
terhadap kondisi sosial ekonomi.” Dengan 3. Kebijakan itu adalah merupakan apa yang
demikian, pada umumnya kebijakan memiliki benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi
keputusan dan dilaksanakan secara konsisten bukan merupakan apa yang pemerintah
dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi bermaksud akan melakukan sesuatu atau
kehidupan masyarakat pada umumnya, khususnya menyatakan akan melakukan sesuatu.
ekonomi. 4. Kebijakan negara biasa bersifat positif artinya
Nugroho (2006; 23) berpendapat bahwa : merupakan bentuk tindakan pemerintah
“ Kebijakan publik adalah pengalokasian nilai- mengenai suatu masalah tertentu atau
nilai secara fakta terhadap seluruh anggota bersifat negatif artinya merupakan keputusan
masyarakat. Dengan demikian bila pemerintah pejabat pemerintah untuk tidak melakukan
mengambil keputusan, berarti memiliki sesuatu sesuatu.
untuk melakukan sesuatu, maka harus ada 5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam
tujuannya dan kebijakan Negara itu harus meliputi arti yang positif didasarkan atas peraturan
semua tingkat pemerintah yang dilakukan semata- perundang-undangan Dan bersifat memaksa
mata merupakan penyataan keinginan pemerintah (otoritatuf).
atau pejabat pemerintah saja. “
Dunn (2000; 85) lebih tegas mengatakan pelaksanaan suatu kegiatan, pekerjaan,
proses kebijakan publik memiliki unsur analisis, kepemimpinan dan cara bertindak”.
sebagai berikut :
1. Masalah Kebijakan; Implementasi Kebijakan
2. Alternatif Kebijakan; Analisis kebijakan tersebut adalah tidak
3. Tindakan Kebijakan; hanya menggabungkan dan memindahkan isi dan
4. Hasil Kebijakan; metode dari beberapa disiplin, tetapi juga
5. Kinerja Kebijakan menghasilkan informasi yang relevan dengan
kebijakan yang dapat dimanfaatkan untuk
Kelima unsur ini terangkum dalam memecahkan masalah dan tujuan analisis
proses pembuatan keputusan, mulai dari tahap kebijakan adalah lebih dari sekedar menghasilkan
formulasi rapat sampai pada tahap implementasi faktor-faktor dan mencari cara untuk
dan evaluasi oleh pemerintah dan masyarakat. menghasilkan informasi mengenai nilai-nilai dan
Berdasarkan pendapat para pakar arah tindakan yang lebih baik. Selanjutnya
kebijakan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi kebijakan itu mengandung beberapa
kebijakan publik terdapat beberapa unsur pengertian, sebagaimana dirumuskan oleh Van
kebijakan. Unsur-unsur tersebut adalah : Meter dan Van Hom dalam Abdul Wahab (2004;
65) mengemukakan implementasi kebijakan
1. Lingkungan Kebijakan sebagai berikut :
Lingkungan Kebijakan adalah keadaan yang “ Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
melatarbelakangi atau penyebab timbulnya individu-individu/ pejabat-pejabat atau kelompok-
suatu peristiwa, isu atau masalah sehingga kelompok, pemerintah atau swasta yang diarahkan
memaksa dirumuskannya suatu kebijakan. pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
2. Pembuat dan pelaksana Kebijakan digariskan dalam keputusan kebijakan. “
Pembuatan dan pelaksana kebijakan adalah Dalam analisis implementasi kebijakan,
orang atau sekelompok orang yang Udoji (1999; 93) berpendapat bahwa :
mempunyai pengaruh atau kewenangan “pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang
dalam pembuatan atau perumusan serta penting, bahkan lebih penting dari pada
pelaksanaan suatu kebijakan. pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan akan
3. Kebijakan itu sendiri sekedar berupa impian atau rencana bagus yang
Kebijakan itu sendiri yang dimaksud yaitu tersimpan rapi, kalau tidak diimplementasikan.”
sejumlah keputusan atau sejumlah pilihan Selanjutnya islamy (1998; 102) mengemukakan
yang berhubungan antara satu dengan yang bahwa : “pembuatan kebijakan tidakanya ingin
lainya dalam mencapai tujuan kebijakan itu melihat kebijakannya telah dilaksanakan oleh
sendri. masyarakat, tetapi juga ingin mengetahui seberapa
4. Kelompok sasaran jauh kebijakan tersebut telah memberikan
Kelompok Sasaran adalah merupakan target konsekuensi positf dan negative bagi masyarakat.”
atau sasaran yang ingin dicapai melalui suatu Implementasi kebijakan tersebut
kebijakan yang dapat berupa individu, dimaknai sebagai jauh lebih penting di dalam
masyarakat atau organisasi. aplikasi pada publik bila dibandingkan pembuatan
Randal B. Ripley dalam H. Afan Gafar kebijakan, karena pada hakekatnya keluaran
(1995; 51) mengemukakan gagasannya bahwa kebijakan memiliki subtansi yang ingin dirasakan
pada dasarnya siklus kebijakan dibagi menjadi 5 oleh publik, karenanya dengan melalui
(Lima) tahap kegiatan yang terdiri dari agenda implementasi kebijakan dapat memiliki dampak
setting, proses formulasi, legitimasi tujuan dan pada masyarakat, baik diharapkan maupun tidak
program kebijakan, implementasi kebijakan, diharapkan.
evaluasi implementasi kebijakan serta keputusan Darwin (1993; 1) mengatakan bahwa
tentang masa depan kebijakan. implementasi adalah :
Selanjutnya menurut Moeljono (2006 ; 1. Pengadaan sumber daya, baik sumber daya
112), kebijakan adalah”kepandaian, kemahiran, alam, teknologi, manusia dan sumber daya
atau rangkaian konsep dan asas yang menjadi keuangan.
garis besar dan dasar dari rencana dalam 2. Interpretasi terhadap keputusan kebijakan.
2. Variable Dependen (terikat) atau veriabel Negeri Sipil yang bekerja pada Dinas Pendapatan
yang dipengaruhi yaitu kontribusi pajak Dan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
reklame terhadap penerimaan pendapatan asli Kabupaten Donggala yang berjumlah 100 orang
daerah, Analisis KontribusiMenurut Widodo dan masyarakat yang menjadi wajib pajak
(1990:20) dalam Dasril, Henry dan Hessel reklame.
(2004; 22) Analisis kontribusi yaitu suatu alat Pengertian sampel ialah jumlah atau
analisis yang digunakan untuk mengetahui karasteristik dari populasi, yang dianggap dapat
seberapa besar kontribusi dapat memahami dan memberikan data yang diperlukan
disumbangkan dari penerimaan terhadap oleh peneliti sesuai objek penelitian Untuk
anggaran. Penggunaan analisis dapat efesiensi penelitian penarikan sampel dilakukan
diketahuiperan pajak daerah dan retribusi dengan teknik purposive sampling. Menurut
daerah dalam kontribusi terhadap PAD. Faisal (2001; 67) purposive sampling adalah
Sedang kan menurut Menurut Kamus “penarikan secara sengaja oleh penulis didasarkan
ekonomi (T Guritno 1997; 76) kontribusi atas kriteria atau pertimbangan-pertimbangan
adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama tertentu”.
dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau Adapun dasar penentuan jumlah sampel
kerugian tertentu atau bersama. Sehingga mengacu pada pendapat Arikunto (2006; 107)
kontribusi yang dimaksud dapat diartikan yang menyebutkan bahwa :
sebagai sumbangan yang diberikan oleh Apabila dalam suatu penelitian karakteristik yang
pendapatan pajak atas kendaraan bermotor ditetapkan sebagai subjek kurang dari 100 maka
terhadap pendapatan asli daerah. untuk ketentuan penelitian harus diambil secara
mengetahui kontribusi pajak atas kendaraan keseluruhan, sehingga penelitiannya merupakan
bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah, penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya
digunakan rumus sebagai berikut : besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10-
15% atau 20-25% atau lebih.
Realisasi Pajak Reklame Melihat populasi yang begitu besar, maka
Kontribusi Pajak Reklame = × 100%
Realisasi PAD
dalam hal ini penulis menggunakan sampel
Tabel 2 sebagai wakil dari populasi tersebut. Adapun
Klasifikasi Kriteria Kontribusi teknik penarikan sampel dengan menggunakan
teknik purposive sampling yaitu memilih dengan
Persentase Kriteria sengaja responden yang dapat memberikan data
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan
0% - 10% Sangat Kurang berjumlah 37 orang dengan rincian sebagai
10,10%-20% Kurang berikut :
- Kepala Bidang Pendapatan:1 orang
20,10%-30% Sedang - Kasi Penetapan Pajak dan Retribusi/Staf: 5
orang
30,10%-40% Cukup Baik - Kasi Dana Perimbangan dan dana lain-lain
pendapatan yang sah Dan Staf: 5 orang
40,10%-50% Baik - Kasi Keberatan dan Tindak Lanjut /Staff:5
orang
Diatas 50% Sangat Baik - Masyarakat wajib pajak reklame:21 orang
Sumber : Depdagri, Kepmendagri Jumlah 37 Orang
No.690.900.327 (Velayati Dkk, 2013) Untuk mendapatkan data yang akurat maka
penulis menggunakan informan kunci yaitu
Populasi dan Sampel Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Populasi adalah seluruh penduduk yang dan Asset Daerah Kabupaten Donggala.
dimaksudkan untuk diselidiki, menurut Sutrisno
Hadi (1997; 220) populasi adalah “Sejumlah Teknik Pengumpulan Data
penduduk atau individu yang paling sedikit Sesuai dengan masalah yang diteliti,
mempunyai satu sifat yang sama”. Berdasarkan maka peneliti menggunakan empat teknik
pada pengertian tersebut yang menjadi populasi pengumpulan data, sebagai berikut :
dalam penelitian ini adalah semua Pegawai 1. Pengamatan (observation)
Karlinger dalam Sugiono (2006; 222) fenomena tertentu secara lebih terperinci tentang
berpendapat bahwa : “mengobservasi adalah implementasi kebijakan pajak reklame terhadap
suatu istilah umum artinya semua bentuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas
penerimaan data yang dilakukan dengan cara Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan dan Aset
menekan kejadian, menghtungnya, Daerah Kabupaten Donggala
mengukurnya dan mencatatnya.” Singarimbun (2006; 35) berpendapat
2. Wawancara (interview) bahwa analisis data adalah proses penyederhanaan
Esterberg dalam Sugiono (2006; 72) data dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan
mengatakan bahwa ; “wawamcara adalah di interprestasikan. Data tersebut dianalisis dalam
merupakan pertemuan dua orang untuk kerangka hubungan antara variabel penelitian.
bertukar informasi dan ide melalui tanya Untuk mengukur nilai dari variabel digunakan
jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna rating scale.
dalam suatu topic tertentu.” Sugiyono (2003), menyatakan bahwa Skala
3. Kuesioner (Kuisioner) Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
Menurut Bovuch dalam Black and dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
Champion (2001; 335) bahwa : “kuesioner tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
merupakan teknik pengumpulan data yang fenomena sosial ini telah ditetapkan oleh peneliti,
menggunakan metode penyebaran daftar yang selanjutnya disebut sebagai variabel
pertanyaan pada responden tanpa terganggu penelitian. Dengan Skala Likert, maka variabel
privasi oleh karena pengisian.” yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
4. Dokumentasi variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
Pengumpulan data melalui dokumentasi titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
dilakukan dengan cara membaca, mencatat atau yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
mengcopy dokumen-dokumen, arsip – arsip Untuk keperluan analisis, maka jawaban
maupun laporan data- data lain yang terkait dalam kuisioner tersebut sebagai berikut.
dengan permasalahan penelitian. Teknik ini 1. Jawaban sangat setuju dengan skor 5
digunakan dengan maksud agar data sekunder 2. Jawaban setuju dengan skor 4
yang erat kaitannya dengan fokus penelitian ini 3. Jawaban kurang setuju dengan skor 3
dapat menjadi bahan kelengkapan yang 4. Jawaban tidak setuju dengan skor 2
mendukung analisis data penelitian ini. Selain itu, 5. Jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1
akan mencantumkan foto /gambar yang berkaitan
dengan masalah penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1. Faktor-Faktor Implementasi Kebijakan
Teknik Analisis Data Pajak Reklame Kabupaten Donggala
Dalam penelitian ini peneliti melakukan
analisis deskriptif untuk menggambarkan Pelayanan publik yang diberikan oleh
deskripsi objek yang diteliti, analisis deskriptif ini aparat pemerintah dalam suatu birokrasi
hanya digunakan untuk mengolah dan menyajikan pemerintahan sudah menjadi rahasia umum bahwa
data tanpa mengambil keputusan untuk dalam kualitasnya rendah. Namun hal ini tidak
penelitian ini. Analisis deskriptif digunakan untuk menjadikan alasan utama untuk tetap pesimistik
mendeskripsikan atau memberi gambaran atas perubahan yang mungkin terjadi dalam
terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel paradigma pelayanan yang selama ini
atau populasi sebagaimana adanya, tanpa menempatkan aparat dengan birokrasinya pada
melakukan analisis dan membuat kesimpulan posisi yang harus dilayani, tetapi harus berubah
yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2006; 29). kepada paradigma yang menempatkan pengguna
Teknik analisis data yang digunakan pada jasa (konsumen) pada posisi yang lebih tinggi.
penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, Upaya pergeseran paradigma yang
dengan menguraikan seluruh data dan fakta yang dimaksud diatas, secara ideal mesti dimulai dari
berhasil dikumpulkan dalam bentuk narasi dan kemauan (goodwill) pemerintah, melalui
argumentasi yang berlandaskan pada data penyempurnaan kebijakan-kebijakan di bidang
lapangan yang telah diperoleh dengan pelayanan. Oleh karena itu orientasi pelayanan
menggunakan tabel Frekuensi dan Presentase. harus berubah dari sekedar memenuhi kebutuhan
Teknik ini bertujuan untuk menggambarkan pengguna jasa kearah pelayanan yang memuaskan
pengguna jasa disertai dengan perilaku pelayanan penyedia pelayanan di bidang keuangan dengan
secara tertulis. Untuk dapat mencapai taraf tugas teknis dan administratifnya. Dengan
pelayanan seperti ini, pelayan atau aparat tidak demikian Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan
hanya dituntut harus menguasai teknik pelayanan dan Aset Kabupaten Donggala harus tetap
(IQ) tetapi juga harus memiliki kesadaran melakukan langkah-langkah perbaikan disegala
emosional (EQ), agar tercapai pelayanan yang aspek kegiatannya, mengingat otonomi daerah
memuaskan dan sepenuh hati sesuai dengan serta kesiapannya menjelang era perdagangan
standard pelayanan yang berkualitas. bebas diberlakukan.
Pelayanan yang berkualitas merupakan hal Konsekwensi logis bagi Dinas Pendapatan,
yang harus dipenuhi oleh setiap organisasi yang Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten
menawarkan/menjual jasanya kepada publik. Donggala selaku organisasi pelayanan publik
Telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa adalah menempatkan klien atau masyarakat
suatu pelayanan dikatakan berkualitas jika mampu pengguna jasa sebagai faktor terpenting dalam
memenuhi preferensi konsumennya. Dengan pelaksanaan tugas. Telah disinggung pada bagian
demikian, kepuasan pelanggan merupakan kerangka teori, bahwa kontrol oleh publik sebagai
determinan kunci untuk bias mencapai suatu pengguna jasa dapat digunakan sebagai cara untuk
pelayanan yang berkualitas. penilaian terhadap baik atau tidaknya kinerja
Dalam kondisi persaingan sempurna di pelayanan yang diberikan oleh organisasi
mana masyarakat mampu memilih di antara pelayanan publik tersebut. Hal ini amat erat
berbagai alternatif pelayanan yang ditawarkan, kaitannya dengan kepuasan pelanggan terhadap
kepuasan pengguna jasa mau tidak mau harus kinerja pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelola
dipenuhi. Untuk dapat memuaskan pengguna jasa Keuangan dan Aset Kabupaten Donggala.
melalui pelayanan yang diberikan maka setiap Analisis pengukuran indeks implementasi
organisasi perlu mengetahui sejauh mana tingkat dari kebijakan dan kualitas pelayanan dilakukan
kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang atas dasar standar nilai rata-rata dari setiap
diberikan, sebab dari hal inilah setiap organisasi kategori yang dicantumkan. Butir-butir
akan dapat melakukan identifikasi strategi-strategi instrument implementasi dari sebuah kebijakan
bagi perbaikan kinerjanya. yang diterapkan dapat dilihat dari komunikasi,
Kepuasan masyarakat atau pengguna jasa sumber-sumber, kecenderungan dan birokrasi
juga sangat ditentukan kualitas dari yang pemerintah itu sendiri. Sementara itu pelayanan
memberikan pelayanan. Dinas Pendapatan, yang diberikan sebagai wujud dari implementasi
Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten sebuah kebijakan dapat dilihat dari
Donggala sebagai organisasi pemerintah yang kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keadilan
bergerak dalam bidang Peternakan dituntut yang merata, dan ketepatan waktu dalam
sebagai ujung tombak dalam meningkatkan memberikan pelayanan
pembangunan khususnya dalam bidang keuangan. a. Komunikasi
Olehnya itu kemampuan pegawai dalam Komunikasi merupakan suatu proses
memberikan pelayanan merupakan tolok ukur atas sosial yang sangat mendasar dan vital dalam
keberhasilan Dinas Pendapatan, Pengelola kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena
Keuangan dan Aset Kabupaten Donggala dalam setiap masyarakat berkeinginan mempertahankan
meningkatkan mutu pelayanan sehingga dapat suatu persetujuan mengenai aturan sosial melalui
memberikan rasa puas kepada masyarakat. komunikasi. Dikatakan vital karena setiap
Pelayanan terhadap publik terdiri dari individu memiliki kemampaun untuk
berbagai dimensi yang cukup kompleks, sehingga berkomunikasi degan individu lainnya.
pemecahan masalah terhadap kinerja pelayanan Dalam ruang lingkup yang lebih rinci,
publik tersebut membutuhkan sebuah proses dan komunikasi menggambarkan bagaimana
cara-cara yang tidak mudah dan simpel, Hal ini seseorang menyampaikan sesuatu lewat bahasa
mengharuskan kita untuk selalu melihat dan simbol-simbol tertentu kepada orang lain,
permasalahan yang muncul dengan berbagai sehingga tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan
dimensi, dan jangan hanya dilihat dari satu akan dapat tercapai. Karena itu jika kita
dimensi semata saja. Dalam konteks ini Dinas berkomunikasi, maka kita memiliki beberapa
Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-
Kabupaten Donggala yang merupakan organisasi simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
penelitian menunjukkan bahwa dari 37 responden, sasaran dan tepat penggunaan. (Hasil wawancara,
33 orang responden memberikan tanggapan sangat 6 Januari 2015)
Setuju atau sekitar 89,2%. Sementara itu yang Sebuah kebijakan dapat dikatakan efektif
memberikan tanggapan Setuju terhadap sikap apabila dalam kebijakan tersebut tidak merugikan
pelaku/pelaksana kebijakan dalam menerima masyarakat, efektif dan efisien, dengan harapan
petunjuk pelaksanaan berjumlah 4 orang bahwa kebijakan mampu meminimalisir berbagai
responden atau sebesar 10,8%. Untuk lebih konflik yang terjadi baik pada saat ini maupun
jelasnya dapat disimak dalam tabel berikut ini: yang akan datang. Olehnya itu apabila
Tabel 4 implementasi kebijakan ingin berlangsung efektif,
Tanggapan Responden Tentang Sikap maka perintah-perintah pelaksanaan harus
Pelaku/Pelaksana Kebijakan Menerima konsisten jelas. Apabila terjadi pertentangan
Petunjuk-Petunjuk Pelaksanaan antara petunjuk pelaksana kebijakan dengan
(JUKLAK) perintah-perintah pelaksanaan, maka akan
menyulitkan para pelaksana kebijakan dalam
Klasifikasi Persentase
No. Frekuensi menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk
Jawaban (%)
mengetahui tanggapan responden terhadap item
1 Sangat Setuju 33 89,2 diatas, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Setuju 4 Tabel 5
2 10,8 Tanggapan Responden Tentang
Kurang 0 Implementasi Kebijakan Dan Konsisten
3
Setuju 0
Klasifikasi Persentase
4 Tidak Setuju 0 0 No. Frekuensi
Jawaban (%)
Sangat Tidak 0
5 1 Sangat Setuju 24
Setuju 0 64,9
Total 37 100 2 Setuju 12
32,4
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015 Kurang 1
3
Setuju 2,7
Berdasarkan hasil pengolahan data di 4 Tidak Setuju 0 0
atas, menunjukan bahwa responden memberikan
Sangat Tidak 0
pernyataan baik terhadap sikap pelaku/pelaksana 5
Setuju 0
kebijakan dalam menerima petunjuk pelaksanaan
yang jelas untuk dipahami agar tidak terjadi Total 37 100
implementasi yang salah. Pernyataan responden Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015
tentang pelaku/pelaksana kebijakan, harus
menerima petunjuk-petunjuk pelaksanaan (juklak) Hasil olahan data responden tentang
yang jelas untuk dipahami agar tidak terjadi implementasi kebijakan dan konsisten dapatlah di
implementasi yang salah, dan hal tersebut jabarkan bahwa 24 orang responden atau sekitar
merupakan kewajiban yang harus diketahui oleh 64,9% memberikan tanggapan sangat setuju.
pelaku kebijakan, agar kebijakan tersebut dapat Sementara itu 12 orang responden atau sebesar
efektif dan efisien. 32,4% memberikan tanggapan setuju
Ajis Sekretaris Dinas Pendapatan, implementasi kebijakan Dinas Pendapatan,
Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten
Donggala, mengemukakan: Donggala . Selanjutnya hanya 1 orang responden
Dalam mengimplementasikan kebijakan atau sebesar 2,7 yang memberikan pernyataan
sebagaimana yang diharapkan, maka kurang setuju. Mengacu pada hasil pengolahan
pelaku/pelaksana kebijakan, harus menerima data pada tabel di atas, dapatlah disimpulkan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan (juklak) yang jelas bahwa responden memberikan tanggapan setuju
untuk dipahami agar tidak terjadi implementasi tentang implementasi kebijakan yang ingin
yang salah. Dengan adanya petunjuk tersebut, berlangsung efektif, maka perintah-perintah
maka pemahaman pengelola keuangan di setiap pelaksanaan harus konsisten jelas. Apabila terjadi
SKPD dan pelaku kebijakan dalam pertentangan antara petunjuk pelaksana kebijakan
mengimplementasikan kebijakan tersebut tepat dengan perintah-perintah pelaksanaan, maka akan
efektifitas pelayanan. sarana prasarana Dinas bahwa responden memberikan tanggapan bahwa
Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset sarana dan prasarana dalam menunjang kebijakan
Kabupaten Donggala dalam mendukung kebijakan terhadap efektifitas pelayanan pada Dinas
memiliki peran yang sangat penting. Fungsi Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
sarana prasarana ini adalah dalam kerangka Kabupaten Donggala memadai namun perlu
mendukung mobilitas, pengiriman informasi ditingatkan. Hal tersebut dapat dilihat pada
penting serta menegakkan kebijakan. sarana penunjang yang terdapat di Dinas
Tanggapan responden terhadap sarana Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
dan prasarana pada Dinas Pendapatan, Pengelola Kabupaten Donggala. Sebagai pembantu bupati
Keuangan dan Aset Kabupaten Donggala dalam dalam bidang pengelolaan keuangan yang juga
rangka menunjang dan kebijakan dalam upaya merupakan lembaga teknis, sarana dan prasarana
meningkatkan efektifitas pelayanan, maka dapat masih perlu adanya pengembangan, misalnya
disimak pada tabel berikut ini: sarana informasi teknologi yang hingga saat ini
Tabel 8 belum on line. Selain itu UPTD sebagai pembantu
Tanggapan Responden Sarana Dan Kepala Dinas di tiap kecamatan juga belum
Prasarana Pada Dinas Pendapatan, terbentuk.
Pengelola Keuangan Dan Aset Pernyataan yang sama juga dikemukakan
Kabupaten Donggala oleh Richard D. Machmud, Kepala Sub Bidang
Pajak dan Retribusi Dinas Pendapatan, Pengelola
Klasifikasi Persentase
No. Frekuensi Keuangan dan Aset Kabupaten Donggala
Jawaban (%)
Kita akui bahwa sarana dan prasarana
1 Sangat Setuju 23 62,2 khususnya masalah IT masih perlu dilakukan
Setuju 6 pengembangan. Karena sarana tersebut untuk
2 16,2 masa sekarang memang sangat menentukan untuk
Kurang 6 kemajuan lembaga. Dengan adanya IT maka akan
3
Setuju 16,2 dengan mudah mengakses berbagai informasi dari
4 Tidak Setuju 2 5,4 luar yang ada kaitannya dengan masalah
Sangat Tidak 0 keuangan. (Hasil wawancara, 10 januari 2015).
5 Hal senada juga dikemukakan oleh Ummi
Setuju 0
Total 37 Asnita, Kepala Bidang Investasi dan Pinjaman
100 Daerah : Seharusnya Dinas Pendapatan,
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015 Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten
Hasil tanggapan responden terhadap Donggala memprioritaskan pengadaan sarana
sarana dan prasarana dalam menunjang kebijakan informasi yang dilengkapi dengan internet.
terhadap efektifitas pelayanan pada Dinas Sebagai Kepala Seksi kami sangat mengharapkan
Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset hal itu, karena kabupaten Donggala terdiri dari
Kabupaten Donggala , menunjukkan bahwa dari beebrapa kecamatan, sehingga untuk menunjang
37 responden yang telah ditetapkan, sebanyak 23 hal tersebut sangat dibutuhkan sarana informasi
orang yang mengatakan setuju atau sebesar 62,2% yang cepat, tepat, dan akurat, sementara di Dinas
atau dengan kata lain memberikan tanggapan Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
sangat memadai efektifitas pemberian Kabupaten Donggala sendiri belum dilengkapi
pelayanannya, sementara itu 6 orang responden dengan sarana informasi yang memadai dan
yang menjawab setuju atau sekitar 16,2% internet untuk mengakses informasi. (Hasil
memberikan tanggapan bahwa sarana dan wawancara, 10 Januari 2015)
prasarana pada Dinas Pendapatan, Pengelola Menyimak hasil tanggapan responden di
Keuangan dan Aset Kabupaten Donggala atas, dapatlah dikemukakan bahwa sarana
memadai dalam menunjang kebijakan, dan 6 informasi dalam bidang keuangan masih perlu
orang responden yang mengatakan kurang setuju peningkatan. Karena dapat membantu dalam
atau sebesar 16,2% memberikan tanggapan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten
kurang memadai. Namun dari 37 responden, 2 Donggala khususnya.
orang yang menjawab tidak setuju atau sebesar c. Dampak (dispositions)
5,4% yang memberikan tanggapan tidak memadai. Keberhasilan kebijakan yang telah
Mengacu pada hasil pengolahan data di ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelola
atas, maka secara umum dapat dikategorikan
Keuangan dan Aset Kabupaten Donggala dapat Memang masih ada beberapa masyarakat
diukur dan dilihat dari partisipasi atau yang belum mengetahui adanya kebijakan
kecenderungan masyarakat sebagai pengguna jasa dan bahkan ada juga pegawai pada Dinas
dalam memberikan sikap atau memberi dukungan Peternakan yang belum memahami
terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut. Seperti kebijakan tersebut. Olehnya itu pihak
yang dinyatakan responden dalam tabel berikut Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan
ini: dan Aset Kabupaten Donggala secara
Tabel 9 kontinyu dan rutin melakukan sosialisasi
Tanggapan Responden Terhadap Sikap dan penyuluhan kepada masyarakat tentang
Pelaksana Kebijakan kebijakan tersebut, dengan harapan mampu
memberikan kontribusi positif terhadap
Klasifikasi Persentase
No. Frekuensi kebijakan tersebut. (Hasil wawancara, 8
Jawaban (%)
Januari 2015)
1 Sangat Setuju 27 73,0
Setuju 9 Apabila diperhatikan bahwa keberhasilan
2 24,3 sebuah kebijakan bukan hanya terletak pada sikap
Kurang 1 pelaksana saja, tetapi keberhasil kebijakan juga
3
Setuju 2,7 tergantung yang membuat kebijakan. Apabila
4 Tidak Setuju 0 0 perilaku-perilaku pembuat kebijakan berbeda
Sangat Tidak 0 dengan pelaksana kebijakan, maka dapat
5 dipastikan bahwa implementasi kebijakan menjadi
Setuju 0
Total 37 sulit. Untuk menyikapi pernyataan di atas, maka
100 dapat dilihat dari tanggapan responden berikut ini:
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015
Tabel 10
Hasil tanggapan responden tentang sikap Tanggapan Responden Tentang Perilaku-
pelaksana kebijakan dalam memberi dukungan Perilaku Pembuat
terhadap pelaksanaan kebijakan, maka dari 37 Kebijakan
responden, 27 orang responden yang menjawab
sangat setuju atau sekitar 73,0% memberikan Klasifikasi Persentase
No. Frekuensi
jawaban selalu, dan 9 orang responden yang Jawaban (%)
menjawab setuju atau sebanyak 24,3% Sangat 33 89,2
memberikan tanggapan sering. Sementara 1 1
Setuju
responden lainnya menjawab kurang setuju atau 2 Setuju 4 10,8
sebanyak 2,7% menjawab kadang-kadang.
memberi dukungan terhadap pelaksanaan Kurang 0 0
3
kebijakan. Menyimak tanggapan responden diatas Setuju
dapatlah disimpulkan bahwa responden 4 Tidak Setuju 0 0
menyatakan sikap pelaksana kebijakan tidak Sangat Tidak 0 0
pernah memberi dukungan terhadap pelaksanaan 5
Setuju
kebijakan. Total 37
Sikap kurang baik pelaksana kebijakan 100
dalam memberi dukungan terhadap pelaksanaan Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015
kebijakan tersebut, dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa hanya dilakukan oleh Hasil penelitian terhadap item ini
individual atau oknum tertentu dengan alasan menunjukkan bahwa 33 orang responden yang
bahwa oknum tersebut kurang memahami apa isi menyatakan setuju atau sebanyak 89,2% dan 4
dari kebijakan tersebut. Olehnya itu untuk orang yang menyatakan setuju atau sebesar 10,8%
mengefektifkan kebijakan tersebut, maka Pihak sedangkan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju
Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset tidak ada, hal ini menunjukkan apabila perilaku-
Kabupaten Donggala secara kontinyu melakukan perilaku pembuat kebijakan berbeda dengan
penyuluhan dan sosialisasi terhadap kebijakan pelaksana kebijakan, maka dapat dipastikan
tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Hj. Fajra bahwa implementasi kebijakan menjadi sulit,
Kepala Sub Bagian Kegawaian dan Umum. sehingga secara tidak langsung mengatakan
sangat dibutuhkan dan urgen dalam satu menjawab setuju atau sebanyak 54,1% bahwa
organisasi untuk mewujudkan pembagian kerja dengan adanya struktur organisasi yang telah
dengan memberikan wewenang dan tanggung ditetapkan dalam Peraturan Daerah tersebut
jawab tertentu. Dengan kata lain bahwa birokrasi pelayanan kepada masyarakat sangat meningkat
adalah pengorganisasian untuk menciptakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Sebanyak
keteraturan dan ketertiban dalam mewujudkan 17 responden yang menjawab setuju atau
kerja sama sejumlah orang yang bermaksud sebanyak 45,9% menjawab meningkat.
mencapai tujuannya. Berdasarkan hasil pengolahan data, seperti yang
Organisasi yang dimaksudkan dalam tampak pada tabel di atas dapatlah dijabarkan
penelitian ini adalah struktur organisasi Dinas bahwa hasil tanggapan responden tentang
Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset struktur organisasi yang telah ditetapkan dalam
Kabupaten Donggala yang merupakan Peraturan Daerah dalam meningkatkan pelayanan
sekumpulan tugas dan jabatan yang terorganisasi kepada masyarakat meningkat sesuai dengan
secara formal, dimana sistem pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Hal tersebut sangatlah
kerjanya berpegang pada hirarki dan jabatan yang wajar, karena struktur yang dibentuk telah
berisi wewenang dan tanggung jawab, serta setiap memalui berbagai survey dan saran dari bidang
unit/satuan kerja saling berpengaruh dan akademik. Selain itu dalam setiap bidang dan
menentukan dalam pelaksanaan pekerjaan untuk seksi sudah jelas adanya tugas pokok dan fungsi
mencapai tujuan organisasi. yang harus dilaksanakan dalam
Struktur organisasi dalam setiap SKPD mengimplementasikan kebijakan.
terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Seperti yang dikemukakan oleh Ajis
maupun Peraturan Daerah. struktur organisasi Sekretaris Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah dan Aset Kabupaten Donggala
tersebut dibuat agar mampu melaksanakan Dengan diberlakukannya PP No 41 Tahun
kebijakan dan meningkatkan pelayanan kepada 2007 tentang Kelembagaan serta Dinas
masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
yang telah ditetapkan. Kabupaten Donggala ditunjang dengan
Untuk mengetahui bagaimana jumlah pegawai yang memadai, maka dua
peningkatan pelayanan kepada masyarakat hal tersebut menjadi acuan bahwa Dinas
berkaitan dengan struktur organisasi pada Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Donggala mampu
Kabupaten Donggala, maka dapat disimak pada melaksanakan kebijakan. Hal tersebut
tabel berikut ini: dapat dilihat bahwa dengan kemampuan
Tabel 12 yang dimiliki serta ditunjang dengan
Tanggapan Responden Tentang Struktur struktur organisasi, yang dikomadoi oleh
Organisasi sumber daya yang professional, maka
pelayanan dapat ditingkatkan. (Hasil
Klasifikasi Persentase
No. Frekuensi wawancara, 6 januari 2015)
Jawaban (%)
Sangat 20 54,1 Pungutan dalam bentuk pajak Iklan
1
Setuju berdasarkan Undang Undang Nomor 18 Tahun
2 Setuju 7 45,9 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Kurang 0 0
3 19 Tahun 1997 tentang pajak dan retribusi daerah,
Setuju
yang kemudian menjadi dasar Peraturan Daerah
4 Tidak Setuju 0 0 Kabupaten DonggalaNomor 11 Tahun 2010
Sangat Tidak 0 0 tentang Pajak Reklame.
5
Setuju Pajak reklame yang selanjutnya disebut
Total 37 100 pajak adalah pembayaran atas pelayanan tempat
kegiatan usaha, fasilitas lainnya dilingkungan
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015
umum yang dimiliki dan atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah. Pajak termasuk dalam pajak
Hasil penelitian terhadap item ini
atau retribusi atas jasa yang disediakan oleh
menunjukkan bahwa 20 responden yang
pemerintah daerah dengan penganut prinsip sasaran yang akan dicapai. Berikut ini diberikan
komersial karena pada dasarnya dapat pula hasil tanggapan responden terhadap ketepatan
disediakan oleh sektor swasta. sasaran dalam pelayanan pajak Reklame.
Dengan diterapkannya Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, yang bermakna Otonomi Daerah, maka Tabel 13
pemerintah daerah dituntut untuk dapat Tanggapan Responden Terhadap
memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin Ketepatan Sasaran Dalam Pelayanan
terhadap masyarakat disamping tuntutan untuk Pajak Reklame
menggali potensi sumber penerimaan khususnya
Klasifikasi Persentase
bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebab No. Frekuensi
Jawaban (%)
Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu
sumber pembiayaan aktivitas pemerintah baik Sangat 24 64,9
1
yang bersifat rutin maupun pembangunan, Setuju
sehingga sumber penerimaan daerah ini memiliki 2 Setuju 13 35,1
peranan penting terhadap kelancaran roda
Kurang 0 0
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. 3
Setuju
Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD), maka pemungutan retribusi ini 4 Tidak Setuju 0 0
dimaksudkan sebagai salah satu upaya Sangat Tidak 0 0
5
peningkatan jasa pelayanan oleh Pemerintah Setuju
Daerah untuk tujuan kepentingan dan Total 37 100
pemanfaatan bagi masyarakat umum, serta
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015
menjadi sumber penerimaan pendapatan asli
daerah, dengan demikian retribusi daerah
Tabel di atas menunjukkan bahwa
dikenakan atas penyediaan jasa oleh Pemerintah
responden hanya menjawab sangat setuju dan
Daerah.
setuju. Banyaknya responden yang menjawab
Saat ini, upaya utuk memberikan layanan
sangat setuju sebesar 24 orang atau sebanyak
yang berkualitas kepada pelanggan menjadi
64,9% yang memberikan pernyataan bahwa
perhatian utama dari berbagai organisasi di
pelayanan pajak Reklame yan dilaksanakan Dinas
seluruh dunia, baik organisasi privat maupun
Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala sangat
publik. Keterbukaan informasi juga ikut
tepat sasaran, sementara itu 13 orang responden
mendorong masyarakat kian sadar tentang hak dan
yang menyatakan setuju atau sebnayak 35,1%
kewajibannya dikaitkan dengan aktifitas
memberikan pernyataan bahwa pelayanan pajak
pelayanan. Oleh karea itu, harapan untuk bisa
Reklame tersebut tepat sasaran. Dengan
mendapatkan pelayanan yang terbaik tersebut kini
persentase perhitungan persentase di atas maka
juga mulai digantungkan kepada organisasi
dapat diidentifikasi bahwa secara umum para
pemerintahan.
responden memberikan tanggapan terhadap
Pelayanan pajak Reklame merupakan
pelayanan pajak Reklame yang dilaksanakan oleh
salah satu unsur penting yang menentukan
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala
berhasilnya suatu organisasi dalam menjalankan
sudah cukup tepat pada sasaran yang telah
fungsi dan tugasnya. Pelayanan yang baik adalah
ditetapkan.
pelayanan yang tepat mengenai sasaran, dalam arti
Hal tersebut juga diungkapkan oleh
pelayanan yang diberikan dapat memenuhi
Nuryadin (34 tahun) salah satu staf Bagian Pajak
harapan dan kebutuhan pemakainya, untuk
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala .
memenuhi harapan dan kebutuhan pemakai.
Untuk memberikan kepuasan kepada para
Ketepatan sasaran dalam pelayanan pajak
pelanggan yang berkaitan dengan pajak Reklame ,
Reklame yang dilaksanakan oleh Dinas
maka sesuai dengan moto Dinas Pendapatan
Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala
Daerah Kabupaten Donggala ini kami selalu
merupakan tujuan yang telah direncanakan. Dinas
memberikan pelayanan sebaik mungkin, apa yang
Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala dalam
kita janjikan selalu kami laksanakan dan kami
melakukan pelayanan perlu memperhatikan
penuhi tepat pada waktunya. Dengan adanya
sasaran yang akan dilayani termasuk ketepatan
ketepatan dalam pelayanan, maka sasaran yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Kecuali ada hal- berpengaruh secara langsung terhadap
hal yang sifatnya sangat teknis yang memerlukan peningkatan penerimaan, sedang pengelolaan
konsultasi dengan pimpinan dan adanya hambatan yang buruk akan berpengaruh terhadap
yang tak terduga, misalnya masalah listrik dan keengganan para pengguna jasa atau wajib pajak
sebagainya, (Hasil wawancara, 10 Januari 2015). untuk membayarkan pajaknya.
Pajak terhadap Reklame dipungut sebagai Untuk mengetahui realisasi dari target yang
pembayaran atas pemakaian listrik yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah
digunakan oleh seseorang atau badan dalam Kabupaten Donggala terhadap pajak Reklame ,
melaksanakan suatu pekerjaan yang dikelola oleh maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Pemerintah Daerah, dan pembayaran pajak Tabel 14
Reklame tersebut dilaksanakan oleh Dinas Target Dan Realisasi Pajak Reklame
Pendapatan Daerah.
Dengan diterapkannya Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, yang bermakna Otonomi Daerah, maka
pemerintah daerah dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder, 2015
terhadap masyarakat atau pengguna jasa pada
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala Memperhatikan tabel 4.17 di atas dapatlah
dalam pemakaian kekayaan daerah yaitu listrik, dijelaskan bahwa realisasi pada tahun 2011 tidak
disamping tuntutan untuk menggali potensi memenuhi target yang ditetapkan, dimana
sumber penerimaan khususnya bagi Pendapatan realisasi pajak reklame dibawah 100% yang hanya
Asli Daerah (PAD). Sebab Pendapatan Asli sebesar 99,9%. Namun untuk target pada tahun
Daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan 2012 telah menunjukkan peningkatan yang cukup
aktivitas pemerintah baik yang bersifat rutin optimal yaitu 126,7%. Begitu pula pada tahun
maupun pembangunan, sehingga sumber 2013 mengalami peningkatan sebesar 104%,
penerimaan daerah ini memiliki peranan penting walaupun pada tahun 2013 target penerimaan
terhadap kelancaran roda pemerintahan, pajak reklame terpenuhi namun persentase
pembangunan dan kemasyarakatan. realisasi lebih rendah dari bandingkan dengan
4.2.2 Kontribusi Pajak Reklame Terhadap realisasi pada tahun 2012. Dengan melihat angka-
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten angka yang tertera pada tabel 4.17 selanjutnya
Donggala dapatlah diasumsikan bahwa pajak Reklame pada
Dinas Pendapatan Daerah kabupaten Donggala
a. Realisasi Pajak Reklame secara umum meningkat, dan melampaui target
Sebagai salah satu sumber dari Pendapatan yang telah ditetapkan, namun tingkat persentasi
Asli Daerah (PAD), maka pemungutan pajak realisasinya menurun.
Reklame ini dimaksudkan sebagai salah satu b. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap
upaya peningkatan jasa pelayanan oleh Pendapatan Asli Daerah
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan Pendapatan Asli Daerah merupakan salah
kemanfaatan umum serta sumber penerimaan satu sumber dana yang digunakan pemerintah
pendapatan asli daerah, dengan demikian retribusi daerah dalam menjalankan roda pemerintah
daerah dikenakan atas penyediaan jasa Pemerintah daerah, yang bersumber dari daerah itu sendiri
Daerah. dengan pajak dan retribusi daerah, yang dipungut
Kekayaan Daerah khususnya alat berat Pemerintah Daerah.
merupakan sarana dan prasarana dalam Pajak Reklame yang merupakan salah satu
menunjang aktifitas seseorang maupun kelompok Pajak Daerah yang menjadi sumber pendapatan
atau organisasi baik swasta maupun pemerintah pemerintah daerah. Yang memiliki kontribusi
dalam menyelesaikan pekerjaan, misalnya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dibawah ini
bangunan, perbaikan jalan serta hal-hal lain yang dapat dilihat kontribusi Pajak Reklame terhadap
sifatnya memerlukan faktor pendukung yaitu PAD Kabupaten Donggala, yaitu:
masalah listrik, maka pengelolaan pajak Reklame
sangat penting sebab pelayanan yang baik akan Tabel 15
berdampak peningkatan pelayanan dan Kontribusi Pajak Reklame Terhadap PAD
Tabel 16
Berdasarkan tabel 4.18 kontribusi Pajak Tanggapan Responden Terhadap Faktor
Reklame terhadap PAD pada tahun 2011 hanya Penghambat Dan Pendukung Realisasi Pajak
0.32% dari total realisasi PAD. Kemudian pada Reklame Tahun Sebelumnya Berpengaruh
tahun 2012 kontribusi meningkat menjadi 0.36%, Terhadap Realisasi Target Pajak Reklame
namun pada tahu 2013 kontribusi turun bahkan Tahun Akan Datang
lebih rendah dari kontribusi pada tahun 2011. Dari
data terssebut menunjukkan kontribusi pajak Klasifikasi Persentase
No. Frekuensi
reklame terhadap PAD mengalami tren penurunan Jawaban (%)
dan juga klasifikasi kontribusinya terhadap PAD Sangat 23 62,2
dari tahun 2011 sampai 2013 sangat kurang. 1
Setuju
2 Setuju 6 16,2
4.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi
Pajak Reklame Pendapatan Asli Kurang 6 16,2
3
Daerah Kabupaten Donggala Setuju
Tidak 2 5,4
4
a. Faktor penghambat dan pendukung Setuju
realisasi tahun sebelumnya Sangat 0 0
Dalam menetapkan target penerimaan 5 Tidak
pendapatan asli daerah DPPKAD harus Setuju
memperhatikan faktor yang mendukung dan Total 37 100
menghambat realisasi pajak reklame tahun Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015
sebelumnya, agar realisasi tahun berikutnya akan
melampaui target bahkan kontribusinya terhadap Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
PAD mengalami peningkatan. Dalam wawancara responden yang menjawab sangat setuju sebanyak
dengan Ibu Hadjar Modjo Kepala Bidang 23 orang atau sekitar 62,2% yang artinya bahwa
Anggaran Daerah Dinas Pendapatan, Pengelola terdapat faktor penghambat dan pendukung
Keuangan dan Aset Kabupaten Donggala, realisasi pajak reklame tahun sebelumnya sangat
mengemukakan: berpengaruh terhadap realisasi target pajak
Dalam menetapkan target tahun berikutnya reklame tahun akan datang, 6 responden yang
bagian anggaran di DPPKAD Kabupaten menyatakan setuju dan kurang setuju atau sebesar
Donggala berpatokan dengan realisasi 16,2% yang artinya memberikan tanggapan
anggaran tahun sebelumnya. Sebagai acuan kurang berpengaruh, sehingga disimpulkan bahwa
penyusunan anggaran tahun berikutnya. faktor penghambat dan pendukung realisasi pajak
(Hasil wawancara, 7 Januari 2015). reklame tahun sebelumnya berpengaruh terhadap
realisasi target pajak reklame tahun akan datang
Berikut akan dikemukakan pendapat pada Dinas Pendapatan Daerah kabupaten
responden tentang pengaruh faktor penghambat Donggala sudah baik. Indikasi yang dikemukakan
dan pendukung realisasi pajak reklame tahun oleh para responden ialah bahwa pengelolaan dari
sebelumnya dalam tabel 18 sebagai berikut hari ke hari yang semakin baik dan mulai
optimalnya pelaksanaan pemungutan yang terlihat
dari semakin meningkatnya penerimaan
b. Pencairan Tagihan Tahun Sebelumnya.
Pencairan Tagihan pajak tahun sebelumnya
di pengaruhi ketepatan waktu dalam penyelesaian
iuran pajak, ketepatan waktu dalam penyelesaian
iuran pajak merupakan salah satu wujud dalam
memberikan kepuasan pelanggan atau para wajib
pajak. Selain itu ketepatan waktu dalam
penyelesaian iuran juga juga merupakan sikap Potensi obyek pajak reklame yang dimiliki
yang sangat terpuji bagi para wajib pajak. Kabupaten Donggala sebagai sumber Pendapatan
Ketepatan waktu dalam penyelesaian iuran Asli Daerah sangat potensial, ini bisa di lihat dari
pajak oleh pegawai dan para wajib pajak daftar perbandingan realisasi penerimaan
memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah Pendapatan Asli Daerah setiap tahun
dalam upaya meningkatkan pendapatan asli anggarannya, yang nantinya bisa diketahui
daerah. Karena kewajiban para wajib pajak dan seberapa besar kontribusi suatu pajak reklame
kewajiban pegawai pajak dalam menyelesaikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Donggala. Hal
administrasi dapat terselesaikan tepat pada ini disebabkan karena wilayah Kabupaten
waktunya. Donggala yang strategis berada dijalan trans
Berikut tanggapan responden tentang Sulawesi yang untuk dijadikan sebagai ajang
ketepatan waktu dalam penyelesaian iuran pajak promosi atau tempat pemasangan reklame,
Reklame pada Dinas Pendapatan Daerah banyaknya industri atau perdagangan yang
Kabupaten Donggala , dapat disimak pada tabel di menjadikan banyaknya objek pajak reklame dan
bawah ini : semakin banyaknya objek pajak reklame akan
Tabel 17 memperlancar pemasukan penerimaan dari pajak
Tanggapan Responden Terhadap reklame.
Ketepatan Waktu Dalam Potensi Subyek Pajak Reklame Jumlah
Penyelesaian Pajak wajib pajak di Kabupaten Donggala setiap
tahunnya mengalami kenaikan atau bertambah,
Klasifikasi Persentase
No. Frekuensi hal ini disebabkan banyaknya perusahaan yang
Jawaban (%)
giat mempromosikan produk yang hasilkannya.
Sangat 20 54,1 Pemasukan pendapatan Pajak Reklame sudah bisa
1
Setuju dibilang memenuhi target yang ditentukan..
2 Setuju 17 45,9 Selanjutnya akan dikemukakan tanggapan
responden tentang pengaruh potensi pajak reklame
Kurang 0 0
3 Kabupaten Donggala terhadap realisasi pajak
Setuju
reklame, dapat disimak pada tabel berikut ini :
Tidak 0 0 Tabel 18
4
Setuju Pendapat Responden Tentang Pengaruh
Sangat 0 0 Potensi Pajak Reklame Terhadap Realisasi
5 Tidak Pajak Reklame
Setuju
Klasifikasi Persentase
Total 37 100 No.
Jawaban
Frekuensi
(%)
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015 Sangat Setuju 24 64,9
1
Tabel di atas menunjukkan bahwa 5 orang
2 Setuju 13 35,1
responden yang menjawab setuju atau sebesar
54,1% memberikan jawaban bahwa ketepatan 3 Kurang Setuju 0 0
waktu dalam penyelesaian iuran pajak Reklame Tidak Setuju 0 0
sangat tepat waktu dengan waktu yang telah 4
ditetapkan. Selanjutnya yang memberikan Sangat Tidak 0 0
5
Setuju
tanggapan tepat waktu atau setuju berjumlah 17
Total 37
orang responden atau sebesar 45,9%. Hasil dari 100
tanggapan responden di atas menunjukkan bahwa Sumber : Hasil Olah Data Primer, 2015
ketepatan waktu dalam penyelesaian iuran pajak
Reklame yang dilaksanakan oleh Dinas Pengolahan data yang terdapat pada tabel
Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala telah di atas diketahui bahwa dari 37 responden, 24
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan baik orang yang menjawab sangat setuju atau sekitar
kepada para wajib pajak dalam menjalankan 64,9% dan 13 orang yang menjawab setuju atau
kewajibannya maupun para pegawai pelayanan sebanyak 35,1% yang menyatakan bahwa potensi
pajak dalam menyelesaikan administrasi. pajak reklame terhadap realisasi pajak reklame
Kabupaten Donggala sangat berpengaruh,
c. Data Potensi dan Estimasi sehingga disimpulkan bahwa pengaruh potensi
ekonomi dan kesadaran wajib pajak terhadap Berikut akan dikemukakan pendapat
realisasi pajak reklame dalam tabel 18 sebagai responden tentang pengaruh kebijakan ekonomi
berikut: dan moneter terhadap realisasi pajak reklame
dalam tabel 18 sebagai berikut:
Tabel 20
Tanggapan Responden Terhadap Pengaruh Tabel 21
Kondisi Sosial, Ekonomi Dan Kesadaran Tanggapan Responden Terhadap Pengaruh
Wajib Pajak Terhadap Realisasi Pajak Kebijakan Ekonomi Dan Moneter Terhadap
Reklame Realisasi Pajak Reklame
Klasifikasi Persentase Klasifikasi Persentase
No. Frekuensi No. Frekuensi
Jawaban (%) Jawaban (%)
Sangat 27 73,0 Sangat 33 89,2
1 1
Setuju Setuju
2 Setuju 9 24,3 2 Setuju 4 10,8
Kurang 1 2,7 Kurang 0 0
3 3
Setuju Setuju
Tidak 0 0 Tidak 0 0
4 4
Setuju Setuju
Sangat 0 0 Sangat 0 0
5 Tidak 5 Tidak
Setuju Setuju
Total 37 100 Total 37 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015 Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2015
Dari tabel 18 di atas menunjukkan bahwa Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 33
27 responden menjawab sangat setuju atau responden yang menjawab sangat setuju atau
sebanyak 73,0% berpendapat bahwa kondisi sebanyak 89,2% berpendapat bahwa kebijakan
sosial, ekonomi dan kesadaran wajib pajak ekonomi dan moneter berpengaruh sangat baik
terhadap realisasi pajak reklame Kabupaten terhadap realisasi pajak reklame Kabupaten
Donggala telah menunjukkan berpengaruh, 9 Donggala dan 4 orang responden yang menjawab
responden yang menjawab setuju atau sebanyak setuju atau sebanuak 10,8% menyatakan baik,
24,3% dan tidak setuju sebanyak 1 orang atau Sehingga disimpulkan bahwa pengaruh kebijakan
sekitar 2,7%, sehingga disimpulkan bahwa ekonomi dan moneter terhadap realisasi pajak
pengaruh kondisi sosial, ekonomi dan kesadaran reklame kabupaten Donggala kurang baik.
wajib pajak terhadap realisasi pajak reklame Indikasi tersebut menggambarkan kebijakan
kabupaten Donggala kurang berpengaruh. Indikasi ekonomi dan moneter Kabupaten Donggala belum
yang dikemukakan oleh para responden ialah memberikan pengaruh peningkatan keadaan sosial
bahwa rendahnya tingkat konsumsi masyarakat ekonomi masyarakat. Sehingga peningkatan
menyebabkan kegiatan promosi menjadi rendah sektor pajak reklame dan kontribusinya sangat
dan sektor usaha produksi rakyat sangat rendah rendah.
menyebabkan kegiatan promosi atas barang
produksipun rendah. Kemudian tingkat kesadaran KESIMPULAN
wajib pajak juga rendah. Kesimpulan
f. Kebijakan ekonomi dan moneter Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
Besar kecilnya penerimaan pajak daerah yang telah dikemukakan di atas maka penulis
sangat di tentukan oleh kebijakan pemerintah baik dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut
pusat maupun daerah, dimana kebijakan ekonomi :
dan moneter yang meningkatkan kegiatan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
produksi dan konsumsi masyarakat Kabupaten implementasi kebijakan Pajak Reklame
Donggala maka akan meningkatkan pajak daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah
terutama pajak reklame. pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten
Donggala yang terdiri dari empat indikator kepada masyarakat akan pentingnya arti pajak
yaitu komunikasi (communication), Sumber- dalam pembangunan, sehingga masyarakat
sumber (resources), dampak (dispositions) dan menyadari dan membayar pajak sesuai
Birokrasi (bureaucratic). Dari keempat dengan waktu yang telah ditentukan.
indikator tersebut masih ada sub indikator 2. Hendaknya pimpinan sebagai pengambil
yang masih perlu ditingkatkan yaitu sub kebijakan, memberikan kesempatan bagi
indikator sarana dan prasarana, pelaksana setiap pegawai negeri sipil, khususnya staf
kebijakan, perilaku pembuat kebijakan, dan bendaharawan untuk mengikuti
kesesuaian pelayanan, namun secara latihan/kursus-kursus yang berhubungan
akumulatif responden memberikan tanggapan dengan tugasnya.
efektif atau baik. Sarana dan prasarana sebagai pendukung
2. Realisasi pajak reklame dari tahun ke tahun dalam penyajian data yang akurat untuk
menunjukkan peningkatan dimana pada tahun mendukung laporan pertanggung jawaban
2012 dan 2013 relisasi pajak reklame dapat pada atasan, hendaknya pelu ditingkatkan
melampai target walaupu n persentasi dan merupakan prioritas utama.
pencapaiannya menurun pada tahun 2012
sebesar 126,7% menjadi 104% pada tahun
2013.
3. Kontribusi pajak reklame terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Donggala masih
sangat kurang dengan nilai kontribusi pada
tahun 2011 hingga 2013 hanya berkisar rata-
rata 0.3% dari PAD. Ini menunjukkan sektor
usaha produktif rakyat tidak berkembang
sehingga kegiatan promosi dengan
pemasangan reklame rendah
4 Faktor yang mempengaruhi terhadap realisasi
pajak reklame Pendapatan Asli Daerah Pada
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Donggala dapat dijelaskan yaitu : Faktor
penghambat dan pendukung realisasi tahun
sebelumnya, Pencairah Tagihan Tahun
Sebelumnya, Data Potensi dan Estimasi,
Penyesuain tarif dan penyempurnaan system
pungutan masih perlu ditingkatkan dan
menjaadi perhatian bagi implementator.
Sedangkan faktor Keadaan Sosial-ekonomi
dan kesadaran wajib pajak dan Kebijakan
ekonomi dan moneter harus menjadi perhatian
khusus Pemerintah Daerah Kabupaten
Donggala karena besar kecilnya penerimaan
daerah tergantung keadaan ekonomi dan sosial
masyarakat maka perlu ada kebijakan –
kebijakan ekonomi yang dapat meningkatkan
taraf ekonomi dan sosial masyarakat
Kabupaten Donggala.
Saran
Untuk lebih meningkatkan kualitas
pelayanan, maka peneliti menyarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Dalam upaya peningkatan PAD khususnya
dari pajak reklame, hendaknya lebih
meningkatkan penuluhan dan sosialisasi
Dunn, W.N, 2001. Analisis Kebijakan Publik, Hanindita Mulyasa, 2005. Implementasi Kurikulum 2004. Panduan
Graha Widya, Yogyakarta. Pembelajaran KBK. Remaja Rosdakarya. Jakarta.
Darwin Muhajir, 1993. Implementai Kebijakan. Makalah. Mustopadidjaja. 2001. Reformasi Birokrasi, Perwujudan
UGM Yogyakarta. Good Governance, dan Pembangunan Masyarakat
Madani, Makalah disampaikan pada Silaknas
Edward III, 1980. Implementing Public Policy. ICMI 2001, Jakarta.
Congressional Quartely Press. Washinton DC.
Faisal, Sanapiah. 2001. Format-Format Penelitian Sosial, Nugroho, Riant. 2003. KEBIJAKAN PUBLIK Formulasi,
PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Implementasi, dan Evaluasi, Elex Media: Jakarta
Komputindo.
Gaffar, H. Affan. 1995, Policy Prosess and Formulation
(modul 1), Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya. Nugroho, Rian, 2006. Kebijakan Publik untuk Negara
Berkembang (Modul-modul Perumusan
Guritno, T. 1997. Kamus Ekonomi-binis-perbankan : Inggris- Implementasi dan Evaluasi) Gramedia. Jakarta.
Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Nasir. M.safar, 2003. Pengukuran Kinerja Pemerintah
Hamdi, Mukhlis. 1999. Desentralisasi dan Pembangunan Daerah. UAD Press, Yogyakarta.
Daerah.Makalahpadalokakarya Pengembangan
Kemampuan Pemda TK II: Jakarta. Subarsono,. 2005. Analisa Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Irwansyah, 2014. efektivitas dan kontribusi pajak hotel
terhadap pendapatan asli daerah (Studi di Pemerintah Rahman, A. (2019). Pengaruh Hubungan Interpersonal,
Daerah Kota Semarang). Universitas Diponegoro, Lingkungan Kerja, Dan Kecerdasan Emosional
Semarang. Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Komisi
Pemilihan Umum Daerah (Kpud) Kabupaten Parigi
Islamy Irfan, 2008. Prinsip Prinsip Rumusan Kebijaksanaan Moutong. Jurnal Ekonomi Trend, 7(1), 58–70.
Negara. Bumi Aksara. Jakarta. Https://Doi.Org/10.31970/Trend.V7i1.173
Kurniawan, Dhani,. 2011, Kontribusi pajak reklame Sugiyono, 1993. Metode Penelitian Administrasi Negara,
terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Kudus, Alfabeta, Bandung
Universitas Muria Kudus : Kudus.
-------------- 2003. Statistik Untuk Penelitian,Cetakan Kelima,
Lembaga Adminsistrasi Negara. 1993, Pengernbangan Alfabeta, Bandung
Pelaksanaan Pelayanan Prima, Bahan Ajaran
Diklatpirn Tingkat 1/1, STIA-LAN Press, Jakarta. -------------- 2006. Metode Penelitian Administrasi Negara,
Alfabeta, Bandung
Ludgardia Budiningsih, Martoyo, Isdairi. 2013. Kebijakan
Pemungutan Pajak Reklame Berdasarkan Suparmoko M, 2002,Azas-azas Ilmu Keuangan Negara
Peraturan Daerah (perda) no. 2 Tahun 2011 Edisi Kedua,BPFE,Yogyakarta.