Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN.

2722-6565

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP


KEDISIPLINAN APARATUR DESA DI KECAMATAN KASIMBAR

Sujarwadi
Email: sujar9548@gmail.com

(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Kedisipinan Aparatur Desa di Kec. Kasimbar, pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kedisipinan Aparatur
Desa di Kec. Kasimbar. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu 78 aparatur di tiga desa
kec. kasimbar. Tehnik ini dipakai dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap
tentang kondisi sebenarnya. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 22.432 pada taraf nyata ά = 0,05 atau
Sig F < 0,05. nilai signifgikansi F = 0,000. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara bersama-sama
(simultan) variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tidak bebasnya;
kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kedisiplinan aparatur desa dengan nilai sig 0.003; motivasi
kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kedisipinan aparatur desa dengan nilai sig 0.244.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Kedisiplinan.

LATAR BELAKANG Kemitraan dalam penyelenggaraan


Menurut (Qosim, 2019) Salah satu agenda pemerintahan desa dimaksud berarti bahwa dalam
reformasi nasional yang dicanangkan oleh melaksanakan tugas pembangunan maupun
pemerintah adalah yang menyangkut otonomi pemberian pelayanan kepada masyarakat, semua
daerah. Penyelenggaraan pemerintahan desa tidak aparatur pemerintahan desa, baik itu kepala desa,
terpisahkan dari penyelenggaraan otonomi daerah. perangkat desa, dan Badan Perwakilan Desa
Pemerintahan desa merupakan unit terdepan (BPD) harus benar-benar memahami kapasitas
dalam pelayanan kepada masyarakat serta tombak yang menjadi kewenangan maupun tugasnya
strategis untuk keberhasilan semua program. masing-masing. Sehingga dalam melaksanakan
Karena itu, upaya untuk memperkuat desa penyelenggaraan pemerintahan desa semua
merupakan langkah mempercepat terwujudnya aparatur pemerintah tersebut dapat bersinergi dan
kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan bermitra dengan baik, serta tepat dalam
pemerintahan desa merupakan sub sistem dari meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan
sistem penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa yang profesional dan akuntabel.
desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan Upaya membentuk karakter aparatur negara
mengurus kepentingan masyarakatnya. yang unggul dan berkualitas serta mampu
Pemerintah desa dalam melaksanakan tugas mengembangkan potensi kepribadian khususnya
pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan dalam menanamkan nilai dan prinsip moral yang
kepada masyarakat harus benar-benar baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi selaku
memperhatikan hubungan kemitraan kerja dalam aparatur pemerintahan desa. Praktek
penyelenggaraan pemerintahannya. penyelenggaraan pemerintahan desa di Indonesia

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 14


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

memang seringkali mengalami persoalan- peningkatan kemampuan aparat pemerintah desa


persoalan yang timbul terkait dengan hubungan serta motivasi kerja yang masih rendah dalam
tersebut, termasuk tentang sikap disiplin pelaksanaan tugas-tugas
perangkat desa dalam menjalankan tugas dan administrasipemerintahan, disamping memperkuat
fungsi. Untuk mencapai hasil yang baik dalam partisipasi masyarakat dan kelembagaannya
menjalakan tugas dan fungsi, perangkat desa perlu sertaaspek-aspek lainnya.Fenomena yang terjadi
adanya disiplin yang baik dari para anggota menggambarkan bahwa kinerja aparatur pada
perangkat desa yang bersangkutan. Disiplin yang instansi pemerintah desa belum maksimal
baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab disebabkan kurangnya disiplin dan motivasi.
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan Hal ini terbukti dari pelaksanaan tugas-
kepadanya. Disamping itu disiplin dapat dijadikan tugas aparat desa kasimbar tidak terlaksana
alat untuk membangun kepribadian perangkat dengan baik dan konsisten sesuai
desa dimana apabila lingkungan kerjanya baik ketentuan,sebagaimana tersebut diatas, maka hal
maka akan berdampak positif bagi pribadi itu terjadi karena adanya pengaruh berbagai
perangkat desa tersebut. faktor, antara lain terutama faktor kemampuan
Realita yang terjadi di lapangan marak sumber daya dan rendah motivasi kerja aparat
terdapat kasus-kasus yang menunjukkan desa sebagai penyelenggara yang belum optimal.
perangkat desa di Kec. Kasimbar belum Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
menjalankan tugas dan fungsi secara disiplin. maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di
Salah satunya yaitu kinerja perangkat desa yang rumuskan:
kurang maksimal karena sering melakukan 1. Apakah kepemimpinan dan motivasi kerja
aktivitas lain yang tidak sesuai dengan tugas dan secara simultan mempunyai pengaruh
fungsi, sehingga aparatur desa sering terlambat signifikan terhadap kedisiplinan aparatur
desa?
masuk kantor.
2. Apakah kepemimpinan secara parsial
Dapat disimpulkan dari berbagai kasus di mempunyai pengaruh signifikan terhadap
atas yang mengangkut perangkat desa dalam kedisiplinan aparatur desa?
menjalankan tugas dan fungsi berubah alih 3. Apakah motivasi kerja secara parsial
menjadi tindakan pidana maupun penyelewengan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kekuasaan. Masyarakat harus diajak ikut andil kedisiplinan aparatur desa?
untuk mengawasi kinerja perangkat desa dalam
menjalankan tugas dan fungsi. Tujuan penelitian KAJIAN PUSTAKA
ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi Kepemimpinan
karakter disiplin pada perangkat desa dalam Menurut House dalam Yukl, (2009:4)
menjalankan tugas dan fungsi di Desa Kec. mengatakan bahwa: Kepemimpinan adalah
Kasimbar Kab. Parimo. Sekaligus mengetahui kemampuan individu untuk mempengaruhi,
kendala dan solusi pelaksanaan karakter disiplin memotivasi, dan membuat orang lain mampu
perangkat desa dalam menjalankan tugas dan memberikan kontribusinya demi efektivitas dan
fungsi. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat keberhasilan organisasi. Jadi dari pendapat House
memberikan kontribusi bagi perkembangan dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan
konsep mengenai implementasi karakter disiplin cara mempengaruhi dan memotivasi orang lain
perangkat desa dalam menjalankan tugas dan agar orang tersebut mau berkontribusi untuk
fungsi. keberhasilan organisasi.
Mengingat kompleksnya aspek-aspek atau Tipe-tipe Kepemimpinan
bidang yang hendak dibangun ditingkat Menurut (Marjun, 2019) Kepemimpinan
pemerintahan terendah tersebut, maka salah satu (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari
aspek yang terlebih dahulu perlu dibangun adalah seorang pemimpin (leader), dalam mengarahkan,
mendorong, dan mengatur semua unsur-unsur

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 15


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

didalam suatu organisasi untuk mewujudkan suatu melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin


tujuan yang akan dicapai, sehingga menghasilkan tidak peduli cara bawahan mengambil
kinerja pegawai yang maksimal. Keberhasilan keputusan dan mengerjakan pekerjaannya,
seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.
bawahan banyak dipengaruhi oleh gaya Pada prinsipnya pemimpin bersikap
kepemimpinan. Beberapa ahli mengemukakan menyerahkan dan mengatakan kepada
pendapat tentang macam-macam gaya bawahan inilah pekerjaan yang harus
kepemimpinan, adalah sebagai berikut : saudara kerjakan, saya tidak peduli,
1. Gaya kepemimpinan menurut pendapat terserah saudara bagaimana
Hasibuan (2007:170) gaya kepemimpinan mengerjakannya asal pekerjaan tersebut
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : bisa diselesaikan dengan baik. Dalam hal
a. Kepemimpinan Otoriter adalah jika ini bawahan dituntut memiliki kematangan
kekuasaan atau wewenang, sebagian besar dalam pekerjan (kemampuan) dan
mutlak tetap berada pada pimpinan atau kematangan psikologis (kemauan).
kalau pimpinan itu menganut sistem Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan
sentralisasi wewenang. Pengambilan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang
keputusan dan kebijaksanaan hanya berdasarkan pengetahuan dan
ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan keterampilan. Kematangan psikologis
tidak diikutsertakan untuk memberikan dikaitkan dengan kemauan atau motivasi
saran, ide, dan pertimbangan dalam proses untuk melakukan sesuatu yang erat
pengambilan keputusan. Orientasi kaitannya dengan rasa yakin dan
kepemimpinannya difokuskan hanya untuk keterikatan.
peningkatan produktivitas kerja karyawan Motivasi Kerja
dengan kurang memperhatikan perasaan Motivasi
dan kesejahteraan bawahan. Motivasi berasal dari kata Latin movere
b. Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila yang berarti dorongan atau daya penggerak.
dalam kepemimpinannya dilakukan dengan Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada
cara persuasif, menciptakan kerja sama sumber daya manusia umumnya dan bawahan
yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan khususnya. Hasibuan (2007:95) mengatakan
partisipasi para bawahan. Pemimpin motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
memotivasi bawahan agar merasa ikut menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar
memiliki perusahaan. Bawahan harus mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
berpartisipasi memberikan saran, ide, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
pertimbangan dalam proses pengambilan mencapai kepuasan.
keputusan. Pemimpin dengan gaya Sedangkan menurut Robbins (2006:213) dalam
partisipatif akan mendorong kemampuan bukunya Perilaku Organisasi, mendefinisikan
bawahan mengambil keputusan. Dengan Motivasi sebagai proses yang ikut menentukan
demikian, pimpinan akan selalu membina intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam
bawahan untuk menerima tanggung jawab usaha mencapai sasaran. Jadi motivasi merupakan
yang lebih besar. upaya yang ada dalam diri seseorang dalam
c. Kepemimpinan Delegatif apabila seorang memenuhi kebutuhannya guna mencapai tujuan
pemimpin mendelegasikan wewenangnya organisasi.
kepada bawahan dengan agak lengkap. Teori-Teori Motivasi
Dengan demikian, bawahan dapat Menurut Teori kebutuhan McClelland
mengambil keputusan dan kebijaksanaan dalam Robbins (2006:222), kebutuhan dibagi
dengan bebas atau leluasa dalam menjadi tiga bagian yaiu:

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 16


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

1. Kebutuhan akan berprestasi: dorongan untuk penggerak yang akan memotivasi semangat
unggul, untuk berprestasi berdasar seperangkat bekerja seseorang pegawai, karena kebutuhan
standar, untuk berusaha keras supaya sukses. n.Af ini yang merangsang gairah kerja
2. Kebutuhan akan kekuasaan: kebutuhan untuk seseorang pegawai, yang akan memotivasi dan
membuat orang lain berperilaku dalam suatu mengembangkan dirinya serta memanfaatkan
cara yang sedemikian rupa sehingga mereka semua energinya untuk menyelesaikan tugas-
tidak akan berprilaku sebaliknya. tugasnya.
3. Kebutuhan akan kelompok pertemanan: hasrat c. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power) =
untuk hubungan antarpribadi yang ramah. (n.Pow) Kebutuhan akan kekuasaan
Pada umumnya manusia terdorong atau merupakan daya penggerak yang memotivasi
termotivasi dalam bekerja, disebabkan oleh semangat kerja seseorang pegawai. Karena itu
berbagai macam tindakan kebutuhan yang n.Pow ini merangsang dan memotivasi gairah
diinginkan. Begitu juga dengan kebutuhan dasar kerja seseorang serta mengerahkan semua
nya terpengaruhi, maka akan muncul kebutuhan kemampuan demi mencapai kekuasaan atau
yang lain dengan demikian untuk merangsang kedudukan yang terbaik dalam organisasi.
karyawan agar lebih bersemangat dalam Kedisiplinan
melaksanakan pekerjaan nya haruslah dapat Disiplin kerja adalah suatu alat yang
dipenuhi kebutuhan dasar nya terlebih dahulu dan digunakan para manajer untuk berko-munikasi
juga kebutuhan lain nya. Menurut (Azis, 2019) dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah
Kompensasi dapat meningkatkan kinerja suatu perilaku serta sebagai suatu upaya
karyawan. Ketika kinerja karyawan meningkat, meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang
maka prestasi dalam bekerja pun dapat dicapai. mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-
Dengan tercapainya prestasi kerja yang diraih norma sosial yang berlaku (Rivai, 2010:825).
karyawan akan turut meningkat dan kinerja Indikator Disiplin Kerja
perusahaan turut tercapai. McClelland dalam Menurut Singodimejo dalam Sutrisno
Robbins (2006:222) (2011:94) adalah sebagai berikut:
4. Mc. Clelland dengan Teori Motivasi Prestasi 1. Taat terhadap aturan waktu Dilihat dari jam
Teori ini berpendapat bahwa pegawai masuk kerja, jam pulang, dan jam istirahat
mempunyai cadangan energi potensial. yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang
Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan berlaku di perusahaan.
tergantung pada kekuatan dorongan motivasi 2. Taat terhadap peraturan perusahaan Peraturan
seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. dasar tentang cara berpakaian, dan bertingkah
Menurut teori ini ada tiga komponen dasar yang laku dalam pekerjaan.
dapat digunakan untuk memotivasi orang bekerja, 3. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan
yaitu kebutuhan : Ditunjukan dengan cara-cara melakukan
a. Kebutuhan akan prestasi (need for pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan,
achievement) = (n.Ach) Kebutuhan akan tugas, dan tanggung jawab serta cara
Prestasi merupakan daya penggerak yang berhubungan dengan unit kerja lain.
memotivasi semangat bekerja seseorang. Hubungan Antar Variabel
Karena itu n.Ach ini akan mendorong Hubungan Variabel Kepemimpinan dengan
seseorang untuk mengembangkan kreativitas Kedisiplinan
dan mengarahkan semua kemampuan serta Setiap pimpinan selalu berusaha agar para
energi yang dimilikinya demi mencapai bawahannya mempunyai disiplin yang baik.
prestasi kerja yang optimal. Seorang pimpinan dikatakan efektif dalam
b. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation) = kepemimpinannya, jika para bawahannya
(n.Af) Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya berdisiplin baik. Teladan pimpinan sangat

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 17


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

berperan dalam menentukan kedisiplinan karya- Jumlah


wan karena pimpinan dijadikan teladan dan No SATKER
Aparatur Desa
panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus
memberi contoh yang baik, berdisplin baik, jujur, 1. Aparatur Desa Kasimbar 26 Orang
adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan 2. Aparatur Desa Kasimbar 26 Orang
teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan Utara
bawahanpun akan ikut baik (Hasibuan, 2012).
3. Aparatur Desa Sendana 26 Orang
Hubungan Variabel Motivasi dengan Jumlah 78 Orang
Kedisiplinan Berdasarkan Tabel 1. di atas, maka dapat
Motivasi merupakan sebuah keahlian diketahui jumlah populasi pada penelitian ini
dalam mengarahkan karyawan pada tujuan sebanyak 78 orang. Mengingat jumlah populasi
organisasi agar mau bekerja dan berusaha penelitian pada Aparatur di Desa kec. Kasimbar
sehingga keinginan para karyawan dan tujuan relatif terbatas, maka atas pertimbangan untuk
organisasi dapat tercapai. Motivasi seseorang menjaga kerepresentatifan hasil penelitian,
melakukan suatu pekerjaan karena adanya suatu peneliti memutuskan untuk menetapkan
kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Kebutuhan keseluruhan populasi penelitian sebagai sampel
ini dapat berupa kebutuhan ekonomis yaitu untuk penelitian dengan menggunakan sampel jenuh
memperoleh uang, sedangkan kebutuhan (sensus) yaitu teknik sampel yang menjadikan
nonekonomis dapat diartikan sebagai kebutuhan seluruh populasi menjadi sampel (Sugiyono,
untuk memperoleh penghargaan dan keinginan 2009:76).
lebih maju.
Dengan segala kebutuhan tersebut, Operasionalisasi Variabel
seseorang dituntut untuk lebih giat dan aktif dalam Operasionalisasi variabel adalah suatu
bekerja, untuk mencapai hal ini diperlukan adanya cara untuk mengukur suatu konsep dan bagaimana
motivasi dalam melakukan pekerjaan, karena caranya sebuah konsep diukur sehingga terdapat
dapat mendorong seseorang bekerja dan selalu variabel-variabel yang dapat menyebabkan
berkeinginan untuk melanjutkan usahanya. Oleh masalah lain dari variabel lain yang situasi dan
kondisinya tergantung pada variabel lain.
karena itu jika pegawai yang mempunyai motivasi
1. Kepeimpinan (X1)
kerja yang tinggi biasanya mempunyai kinerja a. Kepemimpinan Otoriter adalah jika
yang tinggi pula. kekuasaan atau wewenang, sebagian besar
METODE PENILITIAN mutlak tetap berada pada pimpinan atau
Populasi kalau pimpinan itu menganut sistem
Populasi adalah wilayah generalisasi sentralisasi wewenang.
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai b. Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila
dalam kepemimpinannya dilakukan dengan
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan cara persuasif, menciptakan kerja sama
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan
kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72). Berdasarkan partisipasi para bawahan.
pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi c. Kepemimpinan Delegatif apabila seorang
dalam penelitian ini adalah seluruh aparatur desa pemimpin mendelegasikan wewenangnya
di tiga desa yang ada di Kec. Kasimbar, yang kepada bawahan dengan agak lengkap.
2. Motivasi Kerja (X2)
dinilai adalah desa yang mewakili populasi
a. Kebutuhan akan berprestasi: dorongan
jumlah penduduk terbanyak dari 15 desa yang untuk unggul, untuk berprestasi berdasar
telah pemekaran, sehingga peneliti menjadikan seperangkat standar, untuk berusaha keras
populasi penelitian di tiga desa. supaya sukses.
Tabel 1. Popilasi Penilitian b. Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya
penggerak yang akan memotivasi semangat

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 18


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

bekerja seseorang pegawai, karena besar 0,3 (r≥0,3) maka instrument tersebut
kebutuhan n.Af ini yang merangsang dianggap valid.
gairah kerja seseorang pegawai, yang akan Uji Keandalan (Test of Reliability)
memotivasi dan mengembangkan dirinya
Instrumen penelitian selain valid, juga
serta memanfaatkan semua energinya
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. harus dapat diandalkan (reliable), instrumen dapat
c. Kebutuhan akan kekuasaan merupakan dikatakan reliabel jika alat tersebut menghasilkan
daya penggerak yang memotivasi semangat nilai-nilai yang konsisten, dengan demikian
kerja seseorang pegawai. Karena itu n.Pow instrumen ini dapat dipakai dengan aman karena
ini merangsang dan memotivasi gairah dapat bekerja dengan baik pada waktu yang
kerja seseorang serta mengerahkan semua berbeda dengan kondisi yang berbeda ( Sugiyono,
kemampuan demi mencapai kekuasaan
2006 : 109). Dengan kata lain reliabilitas
atau kedudukan yang terbaik dalam
organisasi. menunjukkan sejauh mana pengukuran dapat
3. Kedisiplinan Aparatur Desa memberikan hasil yang tidak berbeda bila
a. Taat terhadap aturan waktu Dilihat dari dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang
jam masuk kerja, jam pulang, dan jam sama. Dalam penelitian ini dilakukan uji
istirahat yang tepat waktu sesuai dengan reliabilitas internal dengan menggunkan koefisien
aturan yang berlaku di perusahaan. alpha cronbach (α). Suatu instrumen disebut
b. Taat terhadap peraturan perusahaan
reliabel apabila alpha cronbach lebih besar dari
Peraturan dasar tentang cara berpakaian,
dan bertingkah laku dalam pekerjaan. 0,60 (Sugiyono, 2006 : 126).
c. Taat terhadap aturan perilaku dalam Tabel 2.
pekerjaan Ditunjukan dengan cara-cara Reliability Instrument
melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai Cronbach’s
No Variabel Keterangan
dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab Alpha
serta cara berhubungan dengan unit kerja 1 Kepemimpinan 0,699 Reliabel
2 Motivasi Kerja 0,728 Reliabel
lain.
3 Kedisiplinan 0,706 Reliabel
Uji Validitas Aparatur Desa
Uji validitas dilakukan untuk mengukur
pernyataan yang ada dalam kuisioner.Suatu Uji Asumsi Klasik
pernyataan dianggap valid jika pernyataan 1. Uji Normalitas
tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan Tujuan uji normalitas adalah untuk
diukur. Valid berarti instrumen tersebut dapat mengetahui apakah distribusi sebuah data
digunakan untuk mengukur apa yang harus mengikuti atau mendekati distribusi normal.Uji
diukur, atau ada kesesuaian antara alat ukur normalitas bertujuan untuk menguji apakah model
dengan yang diukur. regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat
Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono dilakukan dengan analisis gambar dilihat dari
(2009: 109) bahwa instrumen yang valid berarti titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan
itu valid. Uji validitas dilakukan dengan cara distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
mengkorelasikan masing-masing pernyataan menceng ke kanan.
dengan jumlah skor totalnya. Adapun dasar pengambilan keputusan adalah:
Validitas dapat diketahui dengan cara 1. Jilka data tersebar disekitar garis diagonal dan
membandingkan nilai Corrected item-Total mengikuti arah garis diagonal maka model
Correlation dengan nilai r-kritis sesuai kriteria. regresi memenuhi asumsi normalitas.
Menurut Sugiyono (2006: 124), bahwa bilamana 2. Jika menyebar jauh dari diagonal maka model
koefisien antara skor suatu indikator dengan skor regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
total seluruh indikator adalah positif dan lebih

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 19


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

Dengan bantuan program statistik SPSS Tabel 3.


16 hasil Uji Normalitas, data dapat dilihat pada Uji Multikolinieritas
titik sebaran data yang dihasilkan dalam No Variabel Collinearity Statistik
penelitian ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tolerance VIF
1 Kepemimpinan .362 2.760
data dalam penelitian ini adalah data normal atau
2 Motivasi Kerja .362 2.760
memenuhi asumsi normalitas berdasarkan dasar
pengambilan keputusan yang telah disebutkan
3. Uji Heteroskedastisitas
diatas. Adapun hasil dari uji normalitas dapat di
Model regresi yang baik adalah yang
lihat pada gambar berikut ini:
tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk menguji
Heteroskedastisitas dilakukan dengan analisis
gambar. Melalui analisis gambar suatu model
regresi diangap tidak terjadi Heteroskedastisitas
jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta
tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada
sumbu Y.

Hasil uji normalitas pada gambar 1. di


atas menunjukan bahwa titik-titik bersandar pada
garis diagonal artinya menunjukan pengaruh
positif sehingga instrument penelitian ini layak
untuk dilakukan atau dengan kata lain
berdistribusi secara normal (Sugiyono, 2010).
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya
hubungan linier yang sempurna atau pasti di
antara beberapa atau semua variabel yang
menjelaskan dari model regresi. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya Multikolinearitas
dapat diketahui dengan melihat toleransi variabel Gambar 2 memperlihatkan titik-titik
dan variance inflation factor (VIF) dengan menyebar secara acak dan tidak suatu pola
membandingkan sebagai berikut: tertentu yang jelas serta baik di atas maupun di
a. VIF <10 maka tidak terdapat multikolinearitas bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti
b. Tolerance >0,1 maka tidak terdapat tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model
multikolinearitas regresi, sehingga model regresi layak dipakai
Menurut Sugiyono (2010) Gejala untuk memprediksi prestasi kerja pegawai
Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai berdasarkan masukkan variabel independennya
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). (Sugiyono, 2010).
Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Tolerance adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
mengukur variabilitas variabel independen yang Analisis regresi linear berganda dalam
terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen penelitian ini digunakan untuk mengetahui
lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,1 pengaruh variabel kepemimpinan dan motivasi
dan VIF <10, maka tidak terjadi Multikolinieritas. kerja terhadap kedisiplinan aparatur desa di kec.

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 20


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

kasimbar berdasarkan pengujian diperoleh hasil garis dengan sumbu Y pada diagram/sumbu
sebagai berikut: kartesius saat nilai X = 0. Sedangkan definisi
Tabel 4. secara statistika adalah nilai rata-rata pada
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda variabel Y apabila nilai pada variabel X
Faktor Terikat = Kedisiplinan Aparatur Desa (Y) bernilai 0. Dengan kata lain, apabila X tidak
Variabel Unstandar Std. Sig.t memberikan kontribusi, maka secara rata-rata,
dized Error variabel Y akan bernilai sebesar intersep. Perlu
Coefficien
diingat, intersep hanyalah suatu konstanta
ts (Beta)
(Constant) -1.500 .264 .510 yang memungkinkan munculnya koefisien lain
Kepemimpinan .259 .085 .003 di dalam model regresi. Intersep tidak selalu
Motivasi Kerja .112 .095 .244 dapat atau perlu untuk diinterpretasikan.
Apabila data pengamatan pada variabel X
n = 78
Konstanta = -1.500 tidak mencakup nilai 0 atau mendekati 0, maka
Koefesien Korelasi (R) = 0,612 intersep tidak memiliki makna yang berarti,
R Square (R2) = 0,374 sehingga tidak perludiinterpretasikan.
Adjusted R Square = 0,358
F-Statistik = 22.434 Jadi :
Sig.F = 0,000 1. Intersep sebesar -1500 secara matematis
menyatakan bahwa apabila nilai X1 dan X2
Dari hasil pengujian dengan sama dengan 0 maka nilai Y sama dengan -
menggunakan regresi linier berganda di atas, 1500; yang berarti bahwa Kedisiplinan adalah
maka dapat disusun persamaan regresi berganda -1500. Mana mungkin Kedisiplinan negatif???
dari pengaruh kepempinan dan motivasi kerja 2. Pada dasarnya intersep tidak selalu harus
terhadap kedisiplinan aparatur desa yaitu: diinterpretasikan. Menurut Gujarati (2006)
nilai intersep tidak selalu berarti karena
Y = -1.500+ 0,460 X1 + 0,178 X2
seringkali jangkauan nilai variabel bebas tidak
Hasil pengujian di atas menunjukkan, di memasukkan nol sebagai salah satu nilai yang
mana nilai konstanta -1.500 yang berarti bahwa diamati.
kedisipinan aparatur desa di Kec. Kasimbar 3. Skala likert yang digunakan untuk kuesioner
sebelum adanya variabel independen adalah tidak memasukkan angka nol, tetapi range 1 –
sebesar -1.500. 5, sehingga variabel X1 dan X2 tidak mungkin
sama dengan 0. Dengan demikian intersep
Intepretasi : yang bernilai negarif tersebut tidak perlu
1. Slope: Secara matematis, slope merupakan diinterpretasikan.
ukuran kemiringan dari suatu garis. Slope Kesimpulan:
adalah koefisien regresi untuk variabel X 1. Konstanta negatif tidaklah menjadi persoalan
(variabel bebas). Dalam konsep statistika, dan bisa diabaikan selama model regresi yang
slope merupakan suatu nilai yang di uji sudah memenuhi asumsi (misal
menunjukkan seberapa besar kontribusi normalitas untuk regresi sederhana) atau
(sumbangan) yang diberikan suatu variabel X asumsi klasik lainnya untuk regresi ganda.
terhadap variabel Y. Nilai slope dapat pula Selain itu, selama nilai slope tidak NOL maka
diartikan sebagai rata-rata pertambahan (atau tidak perlu memperdulikan konstanta negatif
pengurangan) yang terjadi pada variabel Y ini.
untuk setiap peningkatan satu satuan variabel 2. Konstanta negatif umumnya terjadi jika ada
X. rentang yang cukup jauh antara X (variabel
2. Intercept : Intersep, definisi secara metematis independen) dan Y (variabel respon. misal X
adalah suatu titik perpotongan antara suatu

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 21


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

memiliki rentang nilai 1 – 8, sedangkan Y Dari Tabel 4 terbukti bahwa besarnya


memiliki rentang nilai 100 – 200. probabilitas signifikansi variabel motivasi
3. Karena dasarnya regresi digunakan kerja(X2) adalah 0,244> taraf signifikan yang
memprediksi Y berdasarkan nilai perubahan diisyaratkan α 0,05. Dengan demikian bahwa
X, maka harusnya yang menjadi perhatian secara statistik variabel motivasi kerjadalam
adalah X nya (slope), bukan nilai konstanta. penelitian ini memberikan pengaruh positif dan
4. Dalam berbagai kasus, intercept juga sering tidak signifikan terhadap kedisiplinan aparatur
tdk masuk akal untuk diinterpreasi sehingga desa di kec. kasimbar. Maka ini menunjukkan
harus diabaikan untuk kasus-kasus tertentu . bahwa variabel bebas yaitu motivasi
5. Jika menggunakan SPSS, coba cek garis kerjaberpengaruh positif dan signifikan terhadap
regresi menggunakan scatter plot untuk kedisiplinan aparatur desa di Kec. Kasimbar. Hal
mengetahui posisi intercept. ini berarti hipotesis ketiga diterima.
a. Pembuktian Hipotesis Pertama
PEMBAHASAN
Hipotesis pertama yaitu pengaruh a. Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
kepemimpinan dan motivasi kerjaberpengaruh
secara simultan terhadap kedisiplinan aparatur Terhadap Kedisiplinan Aparatur Desa Di
desa di Kec.Kasimbar.Pembuktian hipotesis Kec.Kasimbar
pertama mengguanakan uji Fsig. Nilai signifikansi Berdasarkan hasil analisis data yang telah
0,000 < α 0,05. Maka ini menunjukkan kedua diuraikan sebelumnya, menujukkan bahwa
variabel bebas yaitu pengaruh kepemimpinan, dan variabel kepemimpinan dan motivasi kerja secara
motivasi kerja secara simultan terhadap bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
kedisiplinan aparatur desa di kec.kasimbar.Hal ini
kedisiplinan aparatur desa di Kec.Kasimbar.Hasil
berarti hipotesis pertama diterima.
b. Pembuktian Hipotesis Kedua tersebut mengindikasikan bahwa kepemimpinan
dan motivasi kerja dapat meningkatkan
Hipotesis kedua yaitu untuk mengetahui kedisiplinan aparatur desa di kec.kasimbar, hal ini
apakah pengaruh kepemimpinan (X1) bermakna bahwa hipotesis yang diuraikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap sebelumnya sejalan dengan hasil penelitian ini.
kedisiplinan aparatur desa. Hasil analisis statistik diperoleh nilai
Dari Tabel 4 terbukti bahwa besarnya signifikansi (0,000) lebih kecil dari nilai alpha 5%
probabilitas signifikansi variabel pengaruh (0,000<0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat
kepemimpinan (X1) adalah 0,003< taraf diketahui bahwa kepemimpinan dan motivasi
signifikan yang diisyaratkan α 0,05. Dengan kerja secara simultan berpengaruh signifikan
demikian bahwa secara statistik variabel terhadap kedisiplinan aparatur desa di
koordinasi dalam penelitian ini memberikan kec.kasimbar.
pengaruh positif dan signifikanterhadap
kedisiplinan aparatur desa di Kec. Kasimbar.Maka b. Kepemimpinan Terhadap Kedisiplinan
ini menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu Aparatur Desa Di Kec.Kasimbar
pengaruh kepemimpinanberpengaruh positif dan Hasil analisis menunjukkan bahwa
signifikan terhadap terhadap kedisiplinan aparatur kepemimpinan memberikan pengaruh positif
desa di Kec. Kasimbar. Hal ini berarti hipotesis terhadap Aparatur Desa Di Kec. Kasimbar.
kedua diterima. Kepemimpinan yang baik diyakini mampu
c. Pembuktian Hipotesis Ketiga mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong
potensi sumber daya organisasi agar dapat
Hipotesis ketiga yaitu untuk mengetahui bersaing secara baik. Hal ini merupakan faktor
apakah variabel motivasi kerja (X2), berpengaruh manusiawi yang mengikat sebagai suatu
positif dan signifikan terhadap kedisiplinan kelompok bersama dan memotivasi mereka dalam
aparatur desa di Kec. Kasimbar.

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 22


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

pencapaian tujuan. Kegiatan - kegiatan kemampuan yang dimiliki aparatur desa. Selain
manajemen seperti perencanaan, itu mendorong pegawai untuk terus menerus
pengorganisasian, dan pengambilan keputusan mengembangan prestasi baik dengan pendidikan
merupakan sebuah kepompong yang tidur (tidak formal maupun non formal.
aktif) sampai pimpinan bertindak untuk Hal ini sejalan dengan penelitian yang
menghidupkan dan memotivasi dalam setiap dilakukan oleh Darwito (2008) yang
orang dan mengarahkan mereka mencapai tujuan. menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif harus berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha Ogbonna dan Harris (2000) dalam penelitiannya
semua orang yang dipimpin dalam pencapaian menunjukkan bahwa kepemimpinan yang
tujuan organisasi. Pemimpin yang efektif akan diperankan dengan baik oleh seorang pemimpin
selalu berusaha agar kehendaknya diterima dan mampu memotivasi karyawan untuk bekerja lebih
dirasakan oleh seluruh anggota kelompok sebagai baik, hal ini akan membuat karyawan lebih hati-
kehendaknya juga. Tanpa bimbingan dari hati berusaha mencapai target yang diharapkan
pemimpin, maka hubungan antara tujuan perusahaan, hal tersebut berdampak pada
perseorangan dan tujuan organisasi menjadi kinerjanya. Selain itu pula didukung oleh Armanu
renggang. Keadaan ini menimbulkan situasi Thoyib (2005).
dimana perseorangan bekerja untuk mencapai c. Motivasi Terhadap Kedisiplinan Aparatur
tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan Desa Di Kec.Kasimbar
organisasi menjadi tidak efisien dalam pencapaian Hasil pengujian tentang pengaruh
sasaran-sasarannya. motivasi terhadap kedisiplinan aparatur
Bahwa kepemimpinan berpengaruh sebagaimana diuraikan sebelumnya membuktikan
secara langsung terhadap tingkat prestasi kerja bahwa motivasi secara parsial berpengaruh positif
Aparatur Desa Di Kec. Kasimbar melalui dan tidak signifikan terhadap kedisiplinan aparatur
pemimpin yang memiliki peran membentuk iklim desa di Kec. Kasimbar.
organisasi yang lebih kondusif, dari iklim yang Pemberian motivasi berarti telah
lebih kondusif itu terbentuklah tingkat prestasi memberikan kesempatan terhadap pegawai yang
kerja pegawai yang lebih baik. Selain itu menjadi bawahannya sehingga pegawai bisa dan
memberdayakan bawahannya agar mampu mampu mengembangkan kemampuannya.
meningkatkan produktivitasnya dalam mencapai Motivasi secara sederhana dapat dirumuskan
tujuan pembangunan. sebagai kondisi ataupun tindakan yang mendorong
Berdasarkan hasil wawancara bersama bapak seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau
zubaidi tjarungan (SEKDES), pada hari Kamis, kegiatan semaksimal mungkin pegawai untuk
tanggal 15 Februari 2018 pada pukul 10.00, yang berbuat dan berproduksi.
mengatakan bahwa : Peranan motivasi adalah untuk
“Kepemimpinan partisipatif yang terjadi pada mengintensifkan hasrat dan keinginan tersebut,
Pemerintah Aparatur Desa Kec. Kasimbar, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa usaha
terbuka dan mengharapkan saran-saran dari para peningkatan semangat kerja seseorang akan selalu
pegawai serta menanggapi setiap saran yang terkait dengan usaha memotivasinya sehingga
disampaikan. Kemampuan pimpinan dalam untuk mengadakan motivasi yang baik perlu
melibatkan partisipasi pegawai serta mengajakn mengetahui kebutuhan-kebutuhan manusia.
seluruh pegawai dalam mensukseskan program Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kerja maupun kegiatan sosialisasi tentang variabel motivasi mempunyai pengaruh yang
kependudukan. Pada indikator delegatif pada signifikan terhadap kedisiplinan aparatur desa di
prestasi para aparatur desa kec. Kasimbar Kec. Kasimbar. Analisa McGregor dalam
diberikan tugas sesuai bidang dan tingkat Munandar (2001), menyimpulkan bahwa orang

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 23


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

yang memiliki motivasi kerja yang bercorak dapat memberikan pengaruh yang positif
reaktif akan cenderung mendorong mereka untuk kepada aparatur lain dan memberikan
bekerja dengan hasil yang lebih baik, karena dorongan kepada rekan kerja untuk lebih
sistem nilai pribadi (personal value sistem) termotivasi dalam bekerja sehingga dapat
mereka memprioritaskan kegiatan-kegiatan positif meningkatkan motivasi kerja yang baik.
dalam kehidupan.
Prijosaksono dan Sembel (2002) DAFTAR PUSTAKA
mengatakan motivasi bukan sekedar dorongan Armanu, T. (2005). Hubungan Kepemimpinan,
Budaya, Strategi, Dan Kinerja: Pendekatan
untuk melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni
Konsep. Jurnal Manajemen &
yang melibatkan berbagai kemampuan dalam Kewirausahaan, 7(1).
mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan Azis, A. (2019). Pengaruh Citra Merek Dan
orang lain. Paling tidak, tahu bahwa seseorang Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas
melakukan sesuatu karena didorong oleh Konsumen Sim Card Telkomsel (Studi
motivasinya. Pada Pengguna Sim Card Telkomsel Di
Hasil penelitian ini sejalan dengan Ampana Kota). Jurnal Ekonomi Trend,
7(1), 71–82.
penelitian yang dilakukan oleh Pawewang (2010)
Https://Doi.Org/10.31970/Trend.V7i1.174
yang menemukan bahwa motivasi berpengaruh Darwito. (2008). Analisis Pengaruh Gaya
positif dan tidak signifikan terhadap Aparatur Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Dankomitmen Organisasi Untuk
Kecamatan Poigar Kabupaten Bolaang Meningkatkan Kinerja Karyawan.
Mongonsow. Semarang. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Gujarati, D. (2006). Dasar-Dasar Ekonometrika.
KESIMPULAN Jakarta: Erlangga.
Kesimpulan Hasibuan, M. (2007). Manajemen Sumber Daya
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, Manusia. Jakarta: Pt Bumi Aksara.
maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai Hasibuan, Malayu. 2012. “Manajemen Sumber
berikut: Daya Manusia”. Jakarta: Pt
1. Kepemimpinan dan motivasi kerja secara Bumiaksara.Hasibuan,
simultan berpengaruh positif dan signifikan Marjun, M. (2019). Pengaruh Di Mensi Dimensi
terhadap kedisiplinan aparatur desa di Kec. Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Kasimbar. Pasien Rawat Inap Bpjs Kesehatan Center
2. Kepemimpinan berpengaruh positif dan Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura.
signifikan terhadap kedisiplinan aparatur desa Jurnal Ekonomi Trend, 7(1), 12–26.
di Kec. Kasimbar. Https://Doi.Org/10.31970/Trend.V7i1.170
3. Motivasi kerja berpengaruh positif dan tidak Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri Dan
signifikan terhadap kedisiplinan aparatur desa Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas
di Kec. Kasimbar. Indonesia.
Ogbonna, E., & Harris, L. C. (2000). Leadership
Saran Style, Organizational Cultureand
1. Kepemimpinan perlu ditingkatkan yaitu Performance: Empirical Evidence From Uk
kepemimpinan partisipatif, dengan Companies. International Journal Of
menanggapi saran dari aparatur desa serta Human Resource Management, 11, 766–
788.
memperlakukan aparatur secara sama-sama
Pawewang, A. D. (2010). Motivasi Kerja Aparatur
guna menunjang peningkatan program yang Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di
telah dicanangkan. Kecamatan Poigar Kabupaten Bolaang
2. Motivasi kerja aparatur desa di Kec. Mongonsow.
Kasimbar yang perlu ditingkatkan meliputi Prijosaksono, A., & Sembel, R. (2002).
kebutuhan power (kekuasaan) dengan cara Management Series. Jakarta: Pt. Elexmedia
Komputindo.

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 24


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 08 No. 01 Januari – Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

Qosim, N. (2019). Implementasi Kebijakan Pajak


Reklame Dan Kontribusinya Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Donggala. Jurnal Ekonomi Trend, 7(2),
48–73.
Https://Doi.Org/10.31970/Trend.V7i2.180
Rivai, V., & Sagala, E. J. (2010). Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Pt. Raja
Grafindo Persada.

Robbins, S. P. (2006). Perilaku Organisasi


(Kesepuluh). Jakarta: Pt. Indeks Kelompok
Gramedia.
Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian Pendidikan”.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2009). Penelitian Kuantitatif, Kualitaif
Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiono. 2010. “Metode Penelitian Pendidikan”.
Bandung: Alfaabeta.
Sutrisno, E. (2011). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Kencana.
Yukl, G. (2009). Kepemimpinan Dalam
Organisasi (5 Ed.). Jakarta: Indeks.

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 25

Anda mungkin juga menyukai