Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Organisasi didirikan sebagai suatu wadah untuk mencapai suatu atau

beberapa tujuan. Organisasi tersebut harus mengelolah berbagai dan rangkaian

kegiatan yang diarahkan menuju tercapainya tujuan organisasi. Pelaksanakan

rangkaian kegiatan dalam organisasi dilakukan oleh manusia (humanbeing) yang

bertindak sebagai aktor atau peserta dalam organisasi yang bersangkutan, maka

dengan sendirinya kinerja (performance) organisasi yang bersangkutan banyak

tergantung pada perilaku manusia yang terdapat dalam organisasi tersebut.

Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, salah satu tantangan

terbesar yang dihadapi oleh pegawai birokrasi pemerintahan daerah sebagai

personifikasi pemerintahan yang kita kenal selama ini adalah menampilkan

profesionalisme dan mandiri dalam pelayanan publik. Proses pembangunan

nasional yang berlangsung dewasa ini sedang mengalami pergeseran dari bingkai

sistem otoriter ke sistem demokrasi. Hal ini menyebabkan penyelenggaraan

pemerintahan menjadi sorotan yang tajam, terutama dalam aspek transparansi,

akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. Dalam konteks ini, penerapan prinsip-

prinsip good governance dalam pengelolaan pemerintahan menjadi suatu tuntutan

utama, yang di tandai dengan semakin terbentuknya masyarakat dalam memonitor


2

dan mengevaluasi manfaat serta nilai yang di peroleh atas pelayanan dari instansi

pemerintah.

Penerapan prinsip-prinsip good governance dalam pengelolaan

pemerintahan menjadi suatu tuntutan utama, karena masyarakat mulai kritis dalam

memonitor dan mengevaluasi pelayanan dari instansi pemerintah. Disisi lain,

pengukuran keberhasilan maupun kegagalan instansi pemerintah dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit dilakukan secara obyektif, karena

belum diterapkannya sistem pengukuran kinerja, yang dapat menginformasikan

tingkat keberhasilan secara obyektif dan terukur dari pelaksanaan program-

program disuatu instansi pemerintah.

Kompleksitas tuntutan pelayanan publik senantiasa harus mampu

diimbangi dengan peningkatan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM)

sehingga mampu meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau

instansi. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai

kompetensi tinggi karena keahlian atau kompetensi akan dapat mendukung

peningkatan prestasi kinerja aparatur. Selama ini banyak instansi pemerintah yang

belum mempunyai karyawan dengan kompetensi yang memadai, ini dibuktikan

dengan rendahnya produktivitas karyawan dan sulitnya mengukur kinerja

karyawan di lingkup instansi pemerintah.

Birokrasi sedang bergeser dari paradigma sentralistik ke desentralistik,

dari otoritarian ke egalitarian dan demokratis, dari kedaulatan Negara ke

kedaulatan rakyat, dari organisasi yang besar menjadi ramping tapi kaya fungsi,

dari rowing (semua dikerjakan sendiri) menjadi stering (mengarahkan). Upaya-


3

upaya tersebut masih dibayangi oleh ketidakpastian dan sedang mencari bentuk

yang tepat. Pada dasarnya upaya tersebut diarahkan untuk mendapatkan dukungan

administrasi Negara yang mapan mengenai kelancaran dan keterpaduan

pelaksanaan tugas dan fungsi birokrasi dalam mewujudkan administrasi yang

makin handal, professional, efisiensi, efektif serta tanggap terhadap aspirasi rakyat

dan dinamika perubahan lingkungan.

Salah satu gejala yang tampak dalam proses pergeseran ini adalah makin

meningkatnya perhatian aspek budaya dalam studi organisasi. Tidak hanya

sebagai salah satu bagian penting dalam studi organisasi, tetapi konsep budaya

dipergunakan sebagai metafora untuk menjelaskan perwujudan dan hakekat

organisasi. Penggunaannya dalam analisis organisasi, budaya tidak hanya

dipandang sebagai sesuatu yang ada dan hidup dalam suatu organisasi, tetapi juga

sesuatu yang dipergunakan sebagai landasan pemikiran dalam pemahaman

organisasi. Sebagai suatu variabel dalam organisasi, budaya dipelajari sebagai

bagian dari sistem organisasi secara keseluruhan. Dalam konteks ini, budaya

dilihat sebagai sesuatu yang hidup di suatu organisasi yang mengikat semua

anggota organisasi dalam upaya mencapai tujuan bersama. Budaya juga dapat

dilihat sebagai bagian dari suatu lingkungan organisasi yang mempengaruhi

perilaku dan penampilan (performance) organisasi.

Analisis terhadap kinerja birokrasi publik menjadi sangat penting atau

dengan kata lain memiliki nilai yang amat strategis. Informasi mengenai kinerja

aparatur dan faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap kinerja aparatur sangat

penting untuk diketahui, sehingga pengukuran kinerja aparat hendaknya dapat


4

diterjemahkan sebagai suatu kegiatan evaluasi untuk menilai atau melihat

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan

kepadanya.

Oleh karena itu evaluasi kinerja merupakan analisis interpretasi

keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja. Penilaian kinerja aparatur

merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai

ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Terbatasnya informasi

mengenai kinerja aparatur terjadi karena kinerja belum dianggap sebagai suatu hal

yang penting sehingga tidak jarang ditemukan dalam perekruitan suatu jabatan

yang didasarkan pada pertimbangan like and dislike pimpinan serta masih

melekatnya budaya paternalisme.

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat

(publik) merupakan perwujudan dan fungsi aparatur negara sebagai pelayan

masyarakat (abdi), disamping sebagai abdi negara. Dalam konteks ini

masyarakatlah sebagai aktor utama (pelaku) pembangunan, sedangkan pemerintah

berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang

menunjang kegiatan-kegiatan dari masyarakat tersebut.

Kemudian bagaimana kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah itu

dapat terjadi sinkronisasi yaitu saling bersentuhan, menunjang dan melengkapi

dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Suasana tersebut dapat diciptakan jika aparatur negara memiliki semangat

pengabdian yang tinggi dan profesional dalam pemberian layanan publik.


5

Penilaian kinerja aparatur merupakan suatu kegiatan yang sangat penting

karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai

misinya. Kinerja pegawai merupakan sinergi dari sejumlah faktor yaitu faktor

internal pegawai, faktor lingkungan internal organisasi dan faktor lingkungan

eksternal organisasi. Faktor-faktor internal pegawai bersinergi dengan faktor

lingkungan internal organisasi dan faktor lingkungan eksternal organisasi dalam

mempengaruhi perilaku kerja pegawai yang kemudian akan mempengaruhi

kinerja pegawai yang bersangkutan.

Kinerja pada hakikatnya adalah pencerminan dari nilai kemandirian dan

etos kerja yang dijalankan dengan sikap dan tindakan serta perbuatan yang

dilakukan oleh individu atau Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut dalam

melakukan pekerjaannya dan hasil penilaian bagi pekerjaannya. Jadi, kinerja

mempuyai arti gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan

organisasi sebagai penjabaran dari visi dan misi serta rencana startegis suatu

organisasi baik pemerintah maupun swasta yang mengindentifikasikan tingkat

keberhasilan seseorang dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

program dan kebijakan yang telah ditetapkan.

Dari sinilah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai abdi masyarakat

dan abdi negara untuk menunjukkan kemampuan dirinya dengan terjun ke tengah

masyarakat dan membantu kehidupan masyarakat mengeluarkan semangat dan

kemampuan diri yang dimilikinya. Keberadaan unsur manusia sebagai Aparatur

Sipil Negara (ASN) dalam melakukan proses kerjasama diharapkan mencapai


6

tujuan yang diharapkan yaitu bagaimana kemampuan yang dimiliki dapat

dipergunakan seoptimal mungkin.

Efektifitas penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan

tergantung dari aparatur pemerintahnya. Karena Aparatur Sipil Negara (ASN)

bukan hanya saja unsur aparatur pemerintah tetapi juga pemerhati terhadap

masyarakat. Oleh karena itu pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk

dapat memberikan teladan yang baik bagi masyarakat dan sebagai contoh yang

baik bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan dan kinerja diri sebagai

seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), dimana hal ini ditunjukan dalam sikap,

tindakan dan perbuatannya.

Bertitik tolak dari uraian-uraian tersebut di atas maka penulis tertarik

untuk meneliti masalah kinerja aparatur pemerintah di dalam menjalankan tugas-

tugas kesehariannya. Judul yang penulis pilih di dalam penelitian ini adalah :

“Analisis Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Kantor Camat

Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti di uraikan di atas, maka

rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ;”Bagaimana

Tingkat Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Kantor Camat

Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur ?”.

1.3. Tujuan Penelitian


7

Penelitian adalah suatu kegiatan tertentu yang terdiri dari beberapa tahap

dan saling berhubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya. Cara yang

paling efektif dan relatif obyektif untuk memecahkan suatu masalah secara ilmiah

adalah dengan melakukan penelitian terhadap masalah atau gejala yang timbul

dari masalah tersebut.

Sudah menjadi ketentuan umum bahwa setiap kegiatan atau penelitian

pasti mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai, tanpa adanya tujuan adalah

mustahil penelitian tersebut dilakukan. Begitu pula halnya dengan penelitian ini.

Berpijak pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan

beberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan

Kantor Camat Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur.

2. Untuk mendeskripsikan Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan

Kantor Camat Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Praktis

a) Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh

tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat

memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik

mengenai implementasi Ilmu Administrasi Negara yang diperoleh

selama mengikuti kegiatan perkuliahan.


8

b) Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini,

penulis berharap manfaat hasil penelitian dapat diterima sebagai

kontribusi untuk meningkatkan kinerja pegawai.

1.4.2. Manfaat Akademis

a) Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian

dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Administrasi

Negara.

b) Berguna juga sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang

melakukan kajian terhadap kinerja pegawai dalam suatu organisasi.

1.5. Sistematika Penulisan

Laporan hasil penelitian ini akan disusun secara sistematis seperti berikut

ini :

BAB I : Memuat Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : Memuat Kerangka Dasar Teori, yang terdiri dari tinjauan

pustaka, hipotesis penelitian dan kerangka konseptual.

BAB III : Memuat Metode Penelitian, yang terdiri dari jenis

penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik

pengumpulan data, analisis data dan jadwal penelitian.

BAB IV : Memuat hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi

deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian serta analisis


9

dan pembahasan.

BAB V : Memuat Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-

saran hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai