Anda di halaman 1dari 13

PERAN LURAH DALAM MENGURANGI PATOLOGI BIROKRASI

(STUDI PENINGKATAN KUALITAS KINERJA PEGAWAI DI KANTOR


KELURAHAN BAHAGIA KECAMATAN BABELAN KABUPATEN BEKASI)

Ahmad Najib Akmal1) Fadia Amellia Arawi2) Ika Shubaika3)

Jurusan Ilmu Pemerintahan


Universitas Singaperbangsa Karawang
Jawa Barat, Indonesia

E-mail: 1910631180136@student.unsika.ac.id

Abstrak

Dalam sebuah organisasi tentunya dibutuhkan peran pemimpin sebagai pemberi arahan untuk
para bawahannya demi tercapainya tujuan bersama. Begitu pula pada kepemimpinan di sebuah
Birokrasi pemerintahan, peran kepemimpinan sangat diperlukan sebagai penunjang
keberhasilan birokrasi dalam menjalankan fungsi pelayanan publik. Kelurahan sebagai tingkat
pemerintahan daerah menjadi ujung tombak keberhasilan dalam pembangunan dan pelayanan,
karena kelurahan merupakan organisasi pemerintah daerah yang paling dekat dengan
masyarakat. Maka dari itu sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,
Kelurahan harus memiliki kualitas kinerja pegawai-pegawainya dan pemimpinnya (Lurah)
yang berkompeten. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk-bentuk patologi
birokrasi yang ada di Kantor Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi serta
untuk mengetahui peran Lurah dalam mengurangi patologi birokrasi yang ada di Kelurahan
Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Adapun metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitis dengan jenis penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah: (1).
birokrasi di kantor kelurahan bahagia masih ditemukan patologi yang berasal dari kurangnya
pengetahuan dan keterampilan para petugas pelaksana dalam berbagai kegiatan
operasionalnya, masih ditemukan pegawai yang kurang produktif seperti malas dalam bekerja,
jarang masuk, dan melimpahkan tupoksi tersebut kepada pegawai lain akibat dari tindakan
seperti ini menghambat produktivitas karena menitikberatkan tupoksi kepada satu pegawai
lainnya. (2). Peran Lurah Bahagia untuk mengurangi patologi tersebut dengan menerapkan
beberapa kebijakan seperti penempatan pegawai sesuai dengan tupoksi, piket untuk
sukarelawan dan perbaikan sarana dan prasarana. Diharapkan kualitas kinerja pegawai di
Kantor Kelurahan Bahagia dapat bekerja dengan optimal, mengerjakan pekerjaan sesuai
dengan tupoksi serta paham mengenai disiplin kerja terutama dalam menaati ketentuan
kehadiran dalam bekerja.
Kata kunci: Patologi Birokrasi, Lurah, Kinerja, Kelurahan Bahagia

Abstract

In an organization, of course, the role of a leader is needed as a giver of direction to his


subordinates in order to achieve common goals. Likewise for leadership in a government
bureaucracy, the role of leadership is needed to support the success of the bureaucracy in
carrying out public service functions. Kelurahan as the level of regional government is the
spearhead of success in development and services, because the kelurahan is the regional
government organization closest to the community. Therefore, as a party that is in direct
contact with the community, the kelurahan must have the quality of the performance of its
employees and leaders (Lurah) who are competent. The purpose of this study was to determine

Page | 1
the forms of bureaucratic pathology that exist in the Happiness Village office, Babelan
District, Bekasi Regency and to determine the role of the Lurah in reducing bureaucratic
pathology in the Happy Village, Babelan District, Bekasi Regency. The research method used
is descriptive analytical with qualitative research type. The results of this study are: (1). In the
bureaucracy at the happy village office, pathologies are still found that come from the lack of
knowledge and skills of implementing officers in various operational activities, there are still
less productive employees such as being lazy at work, rarely coming in, and delegating these
main tasks to other employees as a result of actions like this hampering productivity because it
focuses on the main tasks of one other employee. (2). The role of the Happy Head of Village is
to reduce the pathology by implementing several policies, such as the placement of employees
in accordance with the main duties and functions, pickets for volunteers and improvement of
facilities and infrastructure. It is expected that the quality of employee performance in the
Happiness Village Office can work optimally, do work in accordance with the main tasks and
functions and understand work discipline, especially in obeying the provisions of attendance
at work.
Keywords: Bureaucratic Pathology, Village Head, Performance, Happy Village

Page | 2
PENDAHULUAN peningkatan pada pelayanan, pemberdayaan,
dan peran serta masyarakat.
Dalam sebuah organisasi tentunya Kelurahan sebagai tingkat pemerintahan
dibutuhkan peran pemimpin sebagai pemberi daerah menjadi ujung tombak keberhasilan
arahan untuk para bawahannya demi dalam pembangunan dan pelayanan, karena
tercapainya tujuan bersama. Tanpa adanya kelurahan merupakan organisasi pemerintah
peran pemimpin bisa dikatakan organisasi daerah yang paling dekat dengan masyarakat.
tersebut tidak bisa berjalan dengan semestinya. Oleh karena itu kelurahan sebagai tempat
Dengan kata lain, bahwa berhasilnya suatu untuk menyelesaikan, meneruskan aspirasi dari
organisasi ditentukan oleh kualitas masyarakat kepada pihak yang profesional,
pemimpinnya. Sebagaimana pengertian selain itu peran kelurahan digunakan sebagai
kepemimpinan menurut Fahmi (2016:122), jembatan program-program pemerintah untuk
“Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang disosialisasikan kepada masyarakat sehingga
mengkaji secara komprehensif tentang dapat dipahami dan didukung oleh masyarakat.
bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan Maka dari itu sebagai pihak yang
mengawasi orang lain untuk mengerjakan bersentuhan langsung dengan masyarakat,
tugas sesuai dengan perintah yang kelurahan harus memiliki kualitas kinerja
direncanakan”. pegawai-pegawainya dan pemimpinnya
Begitu pula pada kepemimpinan di sebuah (Lurah) yang berkompeten. Namun pada
Birokrasi pemerintahan, peran kepemimpinan perjalanannya birokrasi pada instansi
sangat diperlukan sebagai penunjang pemerintahan tidak selamanya memiliki
keberhasilan birokrasi dalam menjalankan sumber daya manusia yang berkualitas dan
fungsi pelayanan publik. Menurut Suradinata kompeten, masih banyak ditemukannya
(2013:4-6) dalam menjalankan roda patologi atau penyakit di dalam kehidupan
pemerintahan, sebagai pemimpin perlu birokrasi itu sendiri. Oleh karena itu
menekankan etika pemerintahan. diperlukan peran pemimpin kelurahan untuk
Kepemimpinan pemerintahan adalah mengatasi patologi birokrasi tersebut,
kemampuan seseorang sebagai pemimpin sebagaimana menurut Koswara (2001:266-
selain berkemampuan pemerintahan juga 267) bahwa konteks kualitas sumber daya
memiliki kemampuan mengambil keputusan aparatur di era otonomi adalah: Kemampuan
secara tepat, cepat, terukur, serta memimpin profesional dan keterampilan teknis para
taat pemerintahan yang baik, yaitu mengelola pegawai yang termasuk kepada unsur staf dan
sumber daya menjadi sumber daya yang pelaksana di lingkungan Pemerintah Daerah.
berkualitas tinggi berdasarkan etika Hal ini sangat diperlukan agar manajemen
pemerintahan. pemerintahan dalam otonomi daerah dapat
Pemerintah daerah diberikan kewenangan berlangsung secara efektif dan efisien. Yang
untuk menyelenggarakan segala urusan diperlukan tidak hanya jumlahnya yang cukup,
pemerintahannya menurut asas otonomi dan tetapi juga kualitas para pegawai yang harus
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi diukur dengan melihat latar belakang
seluas-luasnya sesuai dalam sistem Negara pendidikan, keterampilan, pengalaman kerja,
Kesatuan Republik Indonesia, yang sudah jenjang kepangkatan dan status kepegawaian.
diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2014. Sebagaimana yang terjadi di Kelurahan
Pemberian otonomi luas kepada daerah dengan Bahagia masih ditemukan beberapa patologi
tujuan untuk mempercepat terwujudnya yang berasal dari kurangnya pengetahuan dan
kesejahteraan masyarakat daerah melalui keterampilan para petugas pelaksana berbagai
kegiatan operasional seperti pegawai yang

Page | 3
malas bekerja, jarang masuk, banyak alasan Kepribadian seseorang juga mempengaruhi
sehingga hal tersebut dibebankan kepada bagaimana peran itu harus dijalankan atau
pegawai lain maka dari itu Lurah memiliki diperankan pimpinan tingkat atas, menengah
tanggung jawab dan kewajiban yang sangat maupun bawah akan mempunyai peran yang
besar dalam hal  pengawasan terhadap kinerja sama. Peran merupakan tindakan atau perilaku
pegawainya. Berdasarkan latar belakang yang dilakukan oleh seseorang yang
diatas, penelitian ini bertujuan untuk menempati suatu posisi di dalam status sosial.
mengetahui peran seperti apa yang dilakukan Adapun syarat-syarat peran dalam Soerjono
oleh Lurah kelurahan Bahagia untuk Soekanto (2002:243) mencakup tiga hal
mengurangi patologi birokrasi pada kinerja penting, yaitu : 
pegawainya.
1. Peran meliputi norma-norma yang
RUMUSAN MASALAH dihubungkan dengan posisi atau
Setelah menulis latar belakang penelitian, tempat seseorang dalam masyarakat.
maka penulis merumuskan masalah penelitian Peranan dalam arti ini merupakan
yaitu: rangkaian peraturan-peraturan yang
1. Bagaimana bentuk-bentuk patologi membimbing seseorang dalam
birokrasi yang ada di kantor Kelurahan kehidupan kemasyarakatan. 
Bahagia Kecamatan Babelan, 2. Peran adalah suatu konsep perilaku
Kabupaten Bekasi? apa yang dapat dilaksanakan oleh
2. Bagaimana peran Lurah dalam individu-individu dalam masyarakat
mengurangi patologi birokrasi yang sebagai organisasi.
ada di Kelurahan Bahagia, Kecamatan 3. Peran juga dapat dikatakan sebagai
Babelan, Kabupaten Bekasi? perilaku individu, yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
LANDASAN TEORI
Konsep Peran Mengenai peranan ini, Horoepoetri, Arimbi
Setiap manusia dalam kehidupannya dan Santosa (2003:45), mengemukakan
masing-masing memiliki peran dan fungsi beberapa dimensi peran sebagai berikut :
dalam menjalankan kehidupan sosialnya. a. Peran sebagai suatu kebijakan.
Dalam melaksanakan perannya, setiap manusia Penganut paham ini berpendapat
memiliki cara atau sikap yang berbeda-beda. bahwa peran merupakan suatu
Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang kebijaksanaan yang tepat dan baik
kehidupan sosialnya Menurut Soerjono dilaksanakan 
Soekanto (2002:243) Peran merupakan aspek b. Peran sebagai strategi. Penganut
dinamis kedudukan (status), apabila seseorang paham ini mendalilkan bahwa peran
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai merupakan strategi untuk
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan mendapatkan dukungan dari
suatu peranan. Sedangkan status merupakan masyarakat (public support). Pendapat
sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki ini didasarkan pada suatu paham
seseorang apabila seseorang melakukan hak- bahwa keputusan dan kepedulian
hak dan kewajiban kewajiban sesuai masyarakat pada tiap tingkatan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu keputusan didokumentasikan dengan
fungsi. baik, maka keputusan tersebut
Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan memiliki kredibilitas. 
sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang c.      Peran sebagai alat komunikasi.
ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Peran didayagunakan sebagai

Page | 4
instrumen atau alat untuk mendapatkan a. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan
masukan berupa informasi dalam kelurahan
proses pengambilan keputusan. b. Pelaksanaan program dan kegiatan
Persepsi ini dilandaskan oleh suatu pemberdayaan masyarakat
pemikiran bahwa pemerintah c. Penyelenggaraan pelayanan
dirancang untuk melayani masyarakat, masyarakat di wilayah kelurahan
sehingga pandangan dan preferensi d. Penyelenggaraan dan pembinaan
dari masyarakat tersebut adalah ketentraman dan ketertiban wilayah
masukan yang bernilai, guna e. Pelaksanaan pemeliharaan prasarana
mewujudkan keputusan yang responsif dan fasilitas pelayanan umum di
dan responsible.  wilayah kelurahan
d.     Peran sebagai alat penyelesaian f. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi
sengketa. Peran didayagunakan peningkatan pertumbuhan ekonomi
sebagai suatu cara untuk mengurangi masyarakat di wilayah kelurahan
dan meredam konflik melalui usaha g. Penyusunan dan sinkronisasi usulan
pencapaian konsensus dari pendapat program dan kegiatan pembangunan
pendapat yang ada. Asumsi yang dan kemasyarakatan
melandasi persepsi ini adalah bertukar h. Pembinaan lembaga sosial
pikiran dan pandangan dapat kemasyarakatan dan swadaya gotong
meningkatkan pengertian dan toleransi royong masyarakat
serta mengurangi rasa i. Pelaksanaan tugas lainnya yang
ketidakpercayaan (mistrust) dan diberikan oleh atasan/pimpinan
kerancuan (biasess).  sesuai dengan peraturan yang
e.      Peran sebagai terapi. Menurut berlaku.
persepsi ini, peran dilakukan sebagai Perangkat kelurahan terdiri dari Sekretaris
usaha “mengatasi” masalah masalah Kelurahan dan Seksi sebanyak-banyaknya 4
psikologis masyarakat seperti halnya serta jabatan fungsional. Dalam menjalankan
perasaan ketidakberdayaan (sense of tugasnya tersebut perangkat kelurahan
powerlessness), tidak percaya diri dan bertanggung jawab kepada Lurah. Lalu sumber
perasaan bahwa diri mereka bukan keuangan kelurahan berasal dari APBD
komponen penting dalam masyarakat. Kabupaten/Kota. 

Konsep Kelurahan Konsep Patologi Birokrasi


Sesuai dengan Peraturan Pemerintahan Patologi birokrasi merupakan istilah
Republik Indonesia Nomor. 73 Tahun 2005 penyakit yang menyerang birokrasi negara
tentang kelurahan. Konsep kelurahan karena perilaku para birokrat dan kondisi yang
merupakan suatu perangkat daerah membuka kesempatan untuk itu, baik yang
Kabupaten/Kota yang berkedudukan di menyangkut politis, ekonomis, sosial kultural
wilayah kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh dan teknologikal (Sondang P.Siagian,1994:35-
seorang Lurah di bawah tanggung jawab 81). Selain karena para perilaku sumber daya
Bupati/Walikota melalui Camat. Status manusianya patologi juga bisa muncul karena
kepegawaian Lurah merupakan seorang sistem dari birokrasi tersebut yang kurang
Pegawai Negeri Sipil dan masa jabatan bagus seperti yang dikemukakan oleh Smith
seorang Lurah tidak terbatas atau sesuai (1988) dalam Ismail (2009) bahwa ruang
dengan masa pensiunnya. Dalam pelaksanaan lingkup birokrasi dibagi menjadi dua yaitu:
tugasnya, Kelurahan menyelenggarakan 1. Disfunctions of bureaucracy, yakni
fungsi: berkaitan dengan struktur, aturan, dan

Page | 5
prosedur atau berkaitan dengan keterampilan karena hal ini menyakut
karakteristik birokrasi atau birokrasi pada pelayanan yang akan diberikan
secara kelembagaan yang jelek, kepada masyarakat. Artinya rendahnya
sehingga tidak mampu mewujudkan mutu pelayanan tidak selamanya
kinerja yang baik, atau erat kaitannya disebabkan oleh tindakan dan perilaku
dengan kualitas birokrasi secara yang disfungsional, akan tetapi sangat
institusi.  mungkin, karena tingkat pengetahuan
2. Mal-administration, yakni berkaitan dan keterampilan yang tidak sesuai
dengan ketidakmampuan atau perilaku dengan tuntutan tugas yang diemban.
yang dapat disogok, meliputi: perilaku Kurangnya pengetahuan dan
korup, tidak sensitif, arogan, keterampilan tersebut seperti:
misinformasi, tidak peduli dan bias, ketidakmampuan menjabarkan
atau erat kaitannya dengan kualitas kebijaksanaan pimpinan,
sumber daya manusianya atau birokrat ketidaktelitian, kebingungan, tindakan
yang ada di dalam birokrasi. yang tidak produktif, tidak adanya
kemampuan berkembang,  mutu hasil
Gejala patologi birokrasi, menurut pekerjaan yang rendah, ketidakrapian,
Sondang P. Siagian (1994:35-145), dan lain lain.
bersumber pada lima masalah pokok yaitu: c. Tindakan para anggota birokrasi
a. Persepsi gaya manajerial para yang melanggar norma-norma
pejabat di lingkungan birokrasi. hukum dan peraturan perundang
Sudah diakui secara umum bahwa undangan yang berlaku.
seluruh perilaku dan gaya manajerial Selain dituntut untuk memiliki
para birokrat di semua tingkat hierarki pengetahuan dan keterampilan para
Organisasi/birokrasi didasarkan pada anggota birokrasi juga dituntut untuk
Gaya demokratis. Perilaku serta gaya selalu mematuhi semua ketentuan
manajerial yang tidak tepat perundang-undangan yang berlaku
berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi secara umum. Tindakan melanggar
akan menjadi penyebab munculnya norma hukum dan peraturan tersebut
patologi di birokrasi itu sendiri. seperti: menggemukan biaya,
Perilaku yang menyimpang tersebut menerima sogokkan, ketidakjujuran,
berupa penyalahgunaan wewenang dan korupsi, tindakan kriminal,  penipuan
jabatan, persepsi atas dasar prasangka, dan lain-lain.
mengaburkan masalah, menerima d. Manifestasi dalam perilaku birokrat
sogok, pertentangan kepentingan, yang bersifat disfungsional atau
ketidakpedulian pada kritik dan saran, negatif
tidak mau bertindak, takut mengambil Dari perspektif ini, penting untuk
keputusan, sifat menyalahkan orang memahami patologi birokrasi yang
lain, tidak adil, kredibilitas rendah dan terjadi dalam perilaku. Pemahaman
lain-lain. tentang perilaku yang terkait dengan
b. Kurangnya pengetahuan dan patologi birokrasi sangat penting untuk
keterampilan para petugas ditekankan dalam hal etos kerja dan
pelaksana berbagai kegiatan budaya organisasi yang berlaku pada
operasional. birokrasi tertentu. Memahami budaya
Di dalam sebuah birokrasi organisasi menjadi penting, terutama
pemerintahan para anggotanya dituntut karena berfungsi sebagai cara untuk
untuk memiliki pengetahuan dan mengontrol perilaku para anggota

Page | 6
birokrat pemerintah. Itu karena loyalitas organisasi dari para karyawan atau
organisasi memutuskan apa yang pegawai. Dari dua pendapat diatas dapat
benar, apa yang salah, apa yang disimpulkan bahwa kualitas kerja merupakan
diperbolehkan, apa yang dilarang, apa upaya yang dilakukan pegawai dalam
yang dianggap wajar, dan apa yang kehidupan organisasi dengan memberikan
tidak pantas. Agar diakui dan diterima kontribusi untuk berperan dalam kinerja yang
sebagai anggota birokrasi yang baik, mereka berikan kepada organisasi untuk
tindakan yang harus dilakukan adalah mencapai tujuan bersama, inti dari kualitas
sejalan dengan budaya yang dianut kerja adalah untuk mengukur efektifitas dan
oleh organisasi tersebut. Perilaku yang efisiensi suatu hasil kerja yang diberikan oleh
bersifat disfungsional tersebut seperti: sumber daya manusianya.
bertindak sewenang wenang, pura- Adapun indikator kualitas kinerja pegawai
pura sibuk, tidak sopan, diskriminasi, menurut Hasibuan (2003:95) yaitu; 
sikap tidak acuh; tidak disiplin, 1. Potensi diri, merupakan kemampuan,
melalaikan tugas, tanggungjawab kekuatan, baik yang belum terwujud
rendah, tidak profesional dan lain-lain. maupun yang telah terwujud, yang
e. Akibat situasi internal dalam dimiliki seseorang tetapi belum
berbagai instansi dalam lingkungan sepenuhnya terlihat atau dipergunakan
pemerintahan. secara maksimal. 
Patologi birokrasi tidak selamanya 2. Hasil kerja optimal, harus dimiliki
muncul karena sumber daya oleh seorang pegawai, pegawai harus
manusianya itu sendiri terkadang bisa memberikan hasil kerjanya yang
terdapat masalah internal dari struktur terbaik, salah satunya dapat dilihat dari
atau sistem birokrasi itu sendiri dan produktivitas organisasi, kualitas kerja
hal ini akan berimbas kepada kualitas dan kuantitas kerja. 
SDM yang berada didalamnya seperti 3. Proses kerja, merupakan suatu tahapan
kondisi kerja yang tidak nyaman, penting dimana pegawai menjalankan
sarana dan prasarana yang tidak tepat, tugas dan perannya dalam suatu
motivasi yang tidak tepat; imbalan organisasi, melalui proses kerja ini
yang tidak memadai, kondisi kerja kinerja pegawai dapat dilihat dari
yang kurang memadai, pekerjaan tidak kemampuan membuat perencanaan
kompatibel, tidak adanya indikator kerja, kreatif dalam melaksanakan
kinerja, miskomunikasi, mis informasi pekerjaan, mengevaluasi tindakan
dan lain-lain. kerja, melakukan tindakan perbaikan. 
4. Antusiasme, merupakan suatu sikap
Konsep Kualitas Kerja dimana seorang pegawai melakukan
Konsep kualitas kerja menurut Marcana kepedulian terhadap pekerjaannya
dalam Hao (2013:11) adalah wujud perilaku yang berhubungan dengan pelaksanaan
atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan pelayanan yaitu kehadiran,
harapan dan kebutuhan atau tujuan yang pelaksanaan tugas, motivasi kerja,
dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan komitmen kerja. Pegawai yang
menurut Martoyo (2009:65) kualitas kerja memiliki antusiasme akan senantiasa
merupakan suatu proses dimana organisasi meningkatkan kinerjanya dalam
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja menjalankan segala tugas dan
tersebut dilaksanakan dengan baik, tertib, dan tanggung jawabnya hal ini selalu
benar serta dapat membantu meningkatkan ditumbuhkan dalam jiwa pegawai
motivasi kerja sekaligus meningkatkan

Page | 7
sebagai upaya untuk meningkatkan Bahagia
kualitas kinerjanya. Menurut (Teruna,2007) bahwa tidak ada
birokrasi yang sama sekali bebas dari patologi
Konsep Pegawai Kelurahan birokrasi. Sebaliknya tidak ada birokrasi yang
Menurut Sadu Wasistiono, (2006: 4) menderita “penyakit birokrasi sekaligus.
Pegawai Kelurahan perlu terus dikembangkan Bentuk patologi birokrasi yang disebabkan
sesuai dengan kemajuan masyarakat dan oleh perspektif perilaku para birokratnya
lingkungan sekitarnya. Dengan perkataan lain, tersebut mencerminkan bahwa birokrasi
perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat sebagai pemegang kewenangan dalam
karena adanya gerakan pembangunan perlu menyelenggarakan sistem pemerintahan tentu
diimbangi pula dengan pengembangan kualitas memiliki kekuasaan “relatif” yang sangat
pegawai di Kelurahan. rentan terhadap dorongan untuk melakukan
Pegawai kelurahan perlu memiliki hal-hal yang menguntungkan diri sendiri dan
kemandirian dan akuntabilitas publik yang kelompoknya yang diformulasikan atau
cukup memadai, dalam interaksinya yang diwujudkan dalam berbagai perilaku yang
bersifat langsung dengan masyarakat di buruk. 
wilayah kerjanya. Sebagai unit pelaksana Sebagaimana hasil penelitian di kantor
pemerintahan yang terendah dibawah kelurahan bahagia juga ditemukan patologi
kecamatan, jenis-jenis pelayanan yang dapat birokrasi yang disebabkan oleh kurangnya
dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh pengetahuan dan keterampilan para petugas
Lurah adalah beragam dengan kriteria yang pelaksana berbagai kegiatan operasional,
mencakup pelayanan kebutuhan dasar seperti jarang masuk yang menyebabkan
masyarakat; seperti pelayanan kelengkapan kurang produktifnya kinerja pegawai, banyak
data untuk pembuatan KTP, alasan dan malas yang menyebabkan mutu
pembuatan/perubahan KK, pengantar hasil pekerjaan yang rendah dan hal ini
perpindahan penduduk, pelayanan pengantar mengakibatkan jobdesk yang harus dikerjakan
nikah/cerai, pencatatan akta tanah, pelayanan pada masing-masing pegawai tetapi malah
keterangan untuk kesehatan, penyuluhan dilimpahkan kepada pegawai lain. sehingga
masyarakat, tata pembagian air untuk pertanian perlu adanya peran lurah sebagai pimpinan
(irigasi) dan sebagainya. untuk mengawasi pegawainya dalam
mengurangi patologi tersebut dengan
METODE PENELITIAN berdasarkan beberapa peran seperti:
Metode yang digunakan dalam penelitian 1. Peran Sebagai Suatu Kebijakan
ini adalah deskriptif analitis dengan jenis Peran sebagai suatu kebijakan dalam teori
penelitian kualitatif. Metode penelitian Arimbi & Santosa berbicara mengenai
kualitatif adalah suatu langkah penelitian yang hubungan hirarkis dan horizontal antara subjek
memperoleh datanya melalui kata-kata satu dan subjek kedua. Penganut paham ini
deskriptif tidak diperoleh melalui prosedur berpendapat bahwa peran merupakan suatu
statistik atau bentuk hitungan lainnya. Sumber kebijaksanaan yang tepat dan baik
data dalam penelitian ini adalah wawancara dilaksanakan. Dan dalam penelitian ini, peran
langsung dengan informan. Teknik sebagai suatu kebijakan berbicara bagaimana
pengumpulan data yang digunakan adalah kebijakan-kebijakan yang diberikan oleh Lurah
wawancara ke lapangan, pengumpulan yang berkaitan dengan aspek kualitas kinerja
dokumentasi dan observasi terlibat. pegawai di Kelurahan Bahagia, Kecamatan
Babelan, Kabupaten Bekasi. Beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN kebijakan tersebut diantaranya:
Bentuk patologi birokrasi di kelurahan

Page | 8
a. Penempatan Pegawai Sesuai Lurah dalam membentuk suatu
dengan Tupoksi kebijakan. Perbaikan sarana dan
prasarana ini bertujuan untuk
Dalam pembuatan kebijakan yang
berlangsungnya kegiatan pemberian
dirumuskan oleh Lurah di Kelurahan
pelayanan di Kelurahan Bahagia.
Bahagia memberi ruang sesuai
kapasitas tugas pokok dan fungsi 2. Peran Sebagai Strategi
(tupoksi) pegawai melalui kualifikasi Strategi yang dilakukan Lurah dalam
yang meliputi: (1) Pendidikan, dalam meningkatkan kualitas kinerja pegawai
hal ini pendidikan penting dalam antara lain:
penentuan penempatan suatu jabatan,
pendidikan yang dimaksud antara lain a. Pelaporan Kinerja Pegawai
kesesuaian bidang ilmu dengan jabatan Setiap hari pegawai (ASN)
yang akan diemban, (2) pengetahuan melakukan aktivitas kerjanya untuk
pegawai, (3) keahlian pegawai, (4) dilaporkan ke e-kinerja. Hasil kinerja
pengalaman dari pegawai.  pegawai di rekapitulasi dan dievaluasi
Penempatan kerja pegawai yang oleh Lurah apakah pegawai tersebut
sesuai dengan tupoksi merupakan layak atau tidak dalam melaksanakan
bagian dari perencanaan strategis dari kinerja yang sudah diruangkan
organisasi karena tentunya akan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
berpengaruh pada kualitas kinerja ada di Kelurahan Bahagia.
pegawai dalam memberikan pelayanan b. Pengawasan
kepada masyarakat dengan sebaik-
Pengawasan yang dilakukan Lurah
baiknya.
untuk meningkatkan kinerja pegawai di
b. Piket Untuk Sukarelawan Kelurahan Bahagia berupa:
Pembagian piket untuk sukarelawan a. Rapat Intern
yang bekerja di Kelurahan Bahagia
Rapat intern yang dilakukan oleh
merupakan salah satu kebijakan yang
Lurah seminggu tiga kali bertujuan
dibuat oleh Lurah Bahagia.
untuk mengevaluasi kinerja pegawai di
Sukarelawan yang berjumlah 20 dibagi
Kelurahan Bahagia. Lurah memberikan
menjadi beberapa kelompok kemudian
masukan kepada seluruh pegawai di
diadakannya shift kerja agar tersusun
Kelurahan Bahagia seperti datang tepat
dan terorganisir.
waktu, tata cara pegawai menghadapi
c. Perbaikan Sarana dan Prasarana dan melayani masyarakat yang datang
dengan menerapkan 3S (senyum,
Sarana dan prasarana kantor
salam, sapa).
merupakan salah satu faktor pendukung
bagi keberhasilan suatu lembaga dalam b. Pengawasan melalui CCTV
mencapai tujuan. Sarana dan prasarana
Pemasangan kamera CCTV
kantor menjadi bagian penting yang
dipasang di 4 titik kantor Kelurahan
perlu disiapkan secara optimal dan
Bahagia yaitu di pintu masuk, loket
berkesinambungan sehingga dapat
pelayanan, koridor dan ruangan Kepala
menjamin kelancaran aktivitas kerja
Seksi. Pengawasan tersebut dilakukan
pegawai. Kebijakan perbaikan sarana
oleh Lurah untuk memonitoring kinerja
dan prasarana di kantor Kelurahan
para pegawai dalam memberikan
Bahagia menjadi salah satu peran
pelayanan publik ke masyarakat.

Page | 9
kinerjanya lagi maka pegawai tersebut
3. Peran Sebagai Alat Komunikasi di drop-out atau dikembalikan ke
Peran komunikasi didayagunakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi
sebagai instrumen atau alat yang untuk ditindaklanjuti.
digunakan oleh Lurah dalam
memberikan teguran pada pegawai 4. Peran Sebagai Alat Penyelesaian
yang kurang optimal. Komunikasi yang Sengketa
dilakukan oleh Lurah Bahagia untuk Dalam upaya meningkatkan kinerja
meningkatkan kualitas kinerja pegawai pegawai yang kurang optimal, Lurah
melalui tahapan seperti teguran verbal Bahagia melakukan pembinaan
dan surat peringatan. diantaranya pegawai yang terdiri dari:
seperti:
1. Dimulainya memberi pembinaan
kepada pegawai untuk menerima
masyarakat yang hadir di kantor
kelurahan bahagia untuk
a. Edukasi Secara Personal Intern
menjalankan aktivitas
Pegawai perlu edukasi secara
pelayanannya
personal intern berupa pemanggilan
2. Melakukan pelatihan dimana
terhadap pegawai yang pelaporan e-
edukasi dari prosedur, terstruktur
kinerja setiap minggunya berkurang.
maupun kaidah hukumnya yang
Lurah melakukan musyawarah dengan
memang mana dan tidak boleh
pegawai tersebut kemudian diberikan
mereka lakukan. 
pemahaman agar terus meningkatkan
kualitas kinerja pegawai. Lalu
Pembinaan pegawai yang dilakukan
memberikan peringatan dan mengajari
Lurah untuk mengurangi bentuk
mereka treatment terhadap yang baik,
patologi yang ada di Kelurahan
yang kurang dan memperbaiki, bukan
Bahagia, Lurah Bahagia melakukan
menyalahkan atau menyudutkan
treatment-treatment yang memang
pegawai tersebut.
sudah menjadi jobdesk mereka dan
b. Teguran 
memberikan keleluasaan untuk
Teguran yang diberikan Lurah
melakukan sesuatu sesuai dengan
terhadap pegawai yang kurang optimal
tupoksi.
dalam bekerja berupa teguran lisan
maupun Surat Peringatan (SP) 1,2,3 5.  Peran Sebagai Terapi
tergantung tingkat kesalahan yang
dilakukan pegawai tersebut. Menjadi Lurah tentunya harus
c. Evaluasi Penataan Kepegawaian  memberikan contoh yang baik kepada
Jika masih kurang optimal dalam para pegawai. Apa yang dilakukan
bekerja berarti ada yang salah terhadap Lurah akan dilihat oleh pegawai dan
sistem kepegawaiannya, kalau memang dijadikan contoh teladan. Keteladanan
sesuai keahliannya dan ditempatkan yang dapat dicontoh oleh Lurah
yang sesuai dia tidak akan lemah. Maka kepada para pegawai di Kelurahan
dilakukannya evaluasi penataan Bahagia adalah:
kepegawaian yang bertujuan
memfokuskan kembali tugas pokok dan 1. Disiplin
fungsi (tupoksi) pegawai tersebut.
Kalau sudah tidak bisa ditingkatkan

Page | 10
Disiplin adalah tolak ukur pertama pegawai lain akibat dari tindakan
untuk mengerjakan segala sesuatu. seperti ini menghambat produktivitas
Disiplin menjadi pendorong terbaik karena menitikberatkan tupoksi kepada
dalam membantu pegawai melakukan satu pegawai lainnya.
sesuatu yang lebih baik. Salah satu
2. Peran Lurah Bahagia untuk
pembentuk disiplin adalah mengajari
mengurangi patologi tersebut dengan
pegawai untuk melakukan pelayanan
yang benar kepada masyarakat ketika menerapkan beberapa kebijakan seperti
datang ke Kelurahan Bahagia.  penempatan pegawai sesuai dengan
tupoksi, piket untuk sukarelawan dan
2. Tegas perbaikan sarana dan prasarana. Lalu
melalui pengawasan yang terdiri dari
Menjadi seorang pemimpin yang
rapat intern yang dilakukan 3 kali
membawahi pegawai, dibutuhkan
seminggu dan menerapkan CCTV di 4
sikap yang tegas. Sikap tegas
merupakan sikap yang kuat dalam titik yang diawasi langsung oleh Lurah.
mempertahankan argumen namun juga Dari segi komunikasi untuk
harus berpikiran terbuka pada saat meningkatkan kualitas kerja pegawai,
yang bersamaan.  Lurah Bahagia melalukan komunikasi
dengan verbal yang diawali dengan cara
3. Berdedikasi Tinggi melakukan musyawarah edukasi
personal intern apabila hal tersebut
Dedikasi merupakan suatu bentuk
pengorbanan dalam bentuk pikiran, tidak kunjung ada perubahan maka
tenaga maupun waktu untuk melalui surat peringatan (SP) 1,2,3
memperoleh suatu yang ingin dicapai tergantung tingkat kesalahan pegawai.
dengan tujuan yang bernilai baik. Lurah Bahagia juga melakukan
Dedikasi tinggi yang dicontoh para pembinaan untuk setiap pegawainya
pegawai dari Lurah membuat pegawai dalam hal menerima masyarakat yang
mengerjakan pekerjaannya dengan hadir untuk aktivitas pelayanan dengan
maksimal. menerapkan 3S (senyum, sapa, salam).
Dan Lurah Bahagia juga berperan
PENUTUP
dalam memberikan contoh keteladan
Kesimpulan
kepada pegawainya seperti disipilin,
Berdasarkan penelitian yang telah
tegas dan berdedikasi tinggi.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Di dalam organisasi publik seperti Saran
birokrasi di kantor kelurahan bahagia Berdasarkan dari berbagai kajian yang
masih ditemukan patologi yang berasal dikemukakan diatas, maka yang
dari kurangnya pengetahuan dan menjadi saran peneliti seputar Peran
keterampilan para petugas pelaksana Lurah dalam meningkatkan kualitas
dalam berbagai kegiatan kinerja pegawai kelurahan Bahagia
operasionalnya, masih ditemukan adalah sebagai berikut:
pegawai yang kurang produktif seperti 1. Dalam memberikan pelayanan
malas dalam bekerja, jarang masuk, dan kepada masyarakat pegawai di
melimpahkan tupoksi tersebut kepada kelurahan bahagia diharapkan dapat

Page | 11
bekerja dengan optimal seperti disiplin Latifah, Z. (2021). PENTINGNYA
dalam bekerja, mengerjakan pekerjaan KEPEMIMPINAN DALAM
seusai dengan tupoksi. ORGANISASI. Seminar Nasional
2. Peran lurah untuk meningkatkan Magister Manajemen Pendidikan
UNISKA MAB, 234-243.
kualitas kinerja pegawainya diharapkan
memberi pemahaman yang lebih LESTARI, P. W. (2015). PENGARUH
seputar tupoksi pegawai dan KUALITAS KERJA PEGAWAI
pemahaman mengenai disiplin kerja TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR
terutama dalam menaati ketentuan
PELAYANAN PAJAK DAERAH
kehadiran dalam bekerja
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SAMSAT TANJUNGPINANG. Jurnal
UMRAH.
Mocodompis, H. (2015). Pengaruh Kualitas
Sumber Daya Manusia Aparatur
terhadap Peningkatan Kinerja di Badan
DAFTAR PUSTAKA Kepegawaian Daerah Kabupatenbolaang
Mongondow Utara. Politico: Jurnal Ilmu
Dokumen Negara Politik .

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Robial, D. F. (2015). Peran Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 23 Tahun Kelurahan dalam Mewujudkan
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Kepemerintahan yang Baik (Studi di
Jakarta: Pemerintah Pusat. Diakses Kelurahan Sawang Bendar Kecamatan
melalui Tahuna Kabupaten Sangihe). Politico:
https://www2.bkpm.go.id/images/upload Jurnal Ilmu Politik.
s/prosedur_investasi/file_upload/ Setyadi, M. W., Suradinata, E., Lukman, S., &
UU_23_2014.p df Republik Indonesia. Sartika, I. (2019). PENGARUH
2005. KEPEMIMPINAN BIROKRASI DAN
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia IMPLEMENTASI ELECTRONIC
Nomor 73 Tahun 2005 tentang GOVERNMENT TERHADAP
Kelurahan. Jakarta: Pemerintah Pusat. KUALITASPELAYANAN PUBLIK
Diakses melalui KEPENDUDUKAN DAN
http://standarpelayanan.bandung.go.id/lo PENCATATAN SIPIL DI KOTA
ker/45c936af780044bfcfc826e6d372e20 CILEGON. SAWALA Jurnal
0/2018/f Administrasi Negara, 129-142.
85c4fa02293f8e1cf7c35467d4203ad.pdf Somantri, G. R. (2005). MEMAHAMI
. METODE KUALITATIF. MAKARA,
Jurnal SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO.
2,, 57-65
Alfian, Y. (2019). PERAN KEPALA DESA
DALAM MENINGKATKAN Tristianto, M. I., & M, E. (2018).
KINERJA APARAT DESA DI DESA PATOLOGI BIROKASI DALAM
SANGKANHURIP KECAMATAN PELAYANAN PUBLIK (STUDI
KATAPANG KABUPATEN PELAYANAN PEMBUATAN E-
BANDUNG. JISIPOL, 43-60. KTP DI UNIT PELAKSANA

Page | 12
TEKNIS DINAS
KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL
KECAMATAN TAPUNG TAHUN
2016). JOM FISIP Vol. 5: Edisi II, 1-
15.
Internet
http://
portaluniversitasquality.ac.id:55555/
56/4/BAB%20II.pdf (Diakses pada 5
November 2021)
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/153/
jbptppolban-gdl-mohamadsat-7626-
3-bab2--9.pdf (Diakses pada 7
November 2021)
http://eprints.ipdn.ac.id/2414/1/
PATOLOGI%20BIROKRAS1.pdf
(Diakses pada 1 November 2021)
http://repository.uma.ac.id/bitstream/
123456789/9717/1/Muhammad
%20Ali%20Musa%20Nasut ion%20-
%20Fulltext.pdf (Diakses pada 1
November

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai