Oleh :
1. Penulis
Sebagai pengetahuan tentang Analisis Tindakan Aparat Desa dalam
meningkatkan Produktifitas kepemimpinan di Desa Ombolata
2. Bagi perpustakaan
Dapat di jadikan acuan atau bahan perbandingan untuk melakukan
penelitian yang relevan selanjutnya
4 Peneliti lanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Kontraproduktif
2.2.1 Pengertian kontraproduktif
kontraproduktif adalah perilaku yang memiliki efek
merusak bagi organisasi beserta anggotanya. Termasuk contoh
perilaku kontraproduktif adalah tindakan-tindakan agresif,
pencurian atau tindakan pasif, seperti sengaja tidak mengikuti
instruksi atau sengaja melakukan pekerjaan dengan cara yang
salah.
2.2.2 Defenisi Perilaku kerja kontraproduktif
Munurut KBBI kata kontraproduktif memiliki arti bersifat
tidakmampu, tidak menguntungkan (KBBI, 2019). Perilaku kerja
kontraproduktif merupakan istilah umum yang mengacu pada
tindakan pekerja yang lebih mementingkan diri sendiri yang
dilakukan dengan sengaja atau sadar yang menyebabkan kerugian
bagi perusahaan (Budiman, 2015; Hanidah, 2018). Sackett dan
DeVore (2002) mengartikan perilaku kerja kontraproduktif sebagai
segala bentuk dari perilaku anggota yang bertentangan dengan
tujuan organisasi dan dilakukan dalam keadaan sadar. Sementara,
Gruys dan Sackett (2003) berpendapat perilaku kerja
kontraproduktif merupakan tindakan yang sengaja dilakukan
anggota untuk melanggar aturan, menentang kepentingan dan
mengabaikan nilai-nilai sah organisasi. Selain itu Spector, dkk,
(2006) memandang perilaku kerja kontraproduktif membawa
dampak negatif bagi organisasi dan anggota organisasi. Perilaku
kerja kontraproduktif akan mengganggu organisasi karena hal
tersebut berdampak langsung pada fungsi organisasi dan
menimbulkankerugian yang sangat tinggi (Nugraheni & Wahyuni,
2016). Perilaku kerja kontraproduktif merupakan suatu masalah
yang serius, perilaku membahayakan dan mahal bagi organisasi
dan anggota itu sendiri (Spector, 18 Bauer, & Fox, 2010; Oge,
Ifeanyi, dan Gozie, 2015). Perilaku kontraproduktif merupakan
masalah utama di tempat kerja yang memiliki kecenderungan
mengganggu dan membahayakan organisasi (Uche, George &
Abiola., 2017). Perilaku kerja kontraproduktif itu sendiri
diklasifikasikan kedalam limadimensi, antara lain
1) pelecehan terhadap orang lain; 2) penyimpangan produksi;
3) sabotase;
4) Pencurian; dan
5) Penarikan diri (Spector, dkk, 2006).
Kepala desa
Aparat Desa
Produktivitas Kinerja
Pemerintah Desa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4.3. Pembahasan
Salah satu ukuran keberhasilan kinerja terletak pada
produktivitasnya. Apabila produktivitasnya tinggi atau bertambah,
dinyatakan berhasil. Apabila lebih rendah dari standar atau menurun,
dikatakan tidak atau kurang sukses. Pentingnya produktivitas kerja
karyawan ini ditunjukkan oleh perusahaan-perusahaan maupun unit usaha
masyarakat untuk menjalankan dan pengembangan usahanya. Mengingat
pentingnya kepemimpinan sebagai faktor penentu dalam sukses atau
gagalnya suatu organisasi dan usaha. Pemerintahan desa seperti halnya
pemerintah pusat dan daerah, dituntut untuk memberikan pelayanan
maksimal bagi warga dan mampu menjawab tuntutan yang makin tinggi
dari masyarakat, baik dari kualitas maupun dari segi kuantitasnya.
Pemerintahan desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa, tetapi
penelitian ini akan lebih fokus pada kepemimpinan kepala desa dalam
meningkatkan motivasi masyarakat dalam melaksanakan tugas
pemerintahan maupun dalam pelayanan. Dalam hal pendekatan Kepala
Desa Ombolata sangat baik dengan masyarakati bahkan ada nama
panggilan sendiri untuk berkomunikasi sehari-hari semakin menambah
kedekatan antara pemimpin dan masyarakat Ombolata. Hal tersebut sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Djatmiko dalam buku Komang Ardana
tentang tipe pendekatan yang digunakan oleh pemimpin yaitu tipe
Karismatik, Laisses Faire (Free Reign) dan Demokratis (Partisipatif)
dimana memelihara hubungan dengan bawahan agar pelaksanaan tugas
dapat terselenggara dengan baik sekaligus memberi kesan bahwa
hubungan tersebut berbasis pada rasionalitas bukan kekuasaan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada sejumlah pihak terkait dengan
Kepemimpinan Kepala Desa dalam meningkatkan produktivitas kinerja
aparatur pemerintah desa, dapat ditarik kesimpulan gaya kepemimpinan
kepala desa dalam meningkat produktivitas aparatur pemerintah desa yaitu
dengan menerapkan beberapa pendekatan dan tipe pendekatan paling
dominan diterapkan yaitu pendekatan Demokratis, namun tidak hanya itu
beliau juga menerapkan pendekatan kepemimpinan yang lain seperti
kepemimpinan Laisses faire (free reign) dan Karismatik. Dengan
diterapkannya pendekatan tadi menjadikan kepemimpinan Kepala Desa
Ombolata berjalan dengan baik.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan kesimpulan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka ada beberapa saran yang diajukan yaitu
dalam upaya meningkatkan produktivitas pemerintah diharapkan Kepala
Desa mampu mempertahankan supervisi, tanggung jawab dan inisiatif
dimasa mendatang selain peningkatan dalam pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA