Anda di halaman 1dari 4

PERAN PEMIMPIN DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK INDIVIDU MAUPUN ORGANISASI

A. PENDAHULUAN Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik dalam setiap individu tersebut akan dibawa masuk ke dalam organisasi yang merupakan lingkungannya baik berupa kemampuan, kebutuhan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan dan pengalamannya. Sehingga kinerja organisasi menjadi sangat bergantung terhadap kinerja individu dengan berbagai macam karakteristik yang berbeda tersebut. Tidak hanya individu yang memiliki karakteristik, organisasi juga memiliki karakteristik. Setiap organisasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik organisasi lainnya. Karakteristik organisasi dapat dilihat dari hierarki, tugas-tugas yang dijalankan, wewenang dan tanggung-jawab suatu jabatan, sistem penghargaan serta sistem kontrol yang diterapkan. Adanya perbedaan karakteristik individu dan karakteristik organisasi tersebut membutuhkan sosok seorang pemimpin yang mampu memaksimalkan kinerja setiap individu sehingga selaras dengan karakteristik organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Seorang pemimpin harus memiliki gaya kepemimpinan yang dapat menyesuaikan dengan perilaku individu dalam organisasi. Dalam menerapkan gaya kepemimpinannya, seorang pemimpin terlebih dahulu harus memahami karakteristik individu maupun organisasi. Gaya kepemimpinan yang tidak sesuai menyebabkan hambatan terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam menjalankan organisasi harus memahami beberapa hal yang berkaitan dengan karakteristik individu dan organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik. Ada beberapa hal yang harus dipahami oleh pemimpin dalam melakukan hal tersebut antara lain memahami perbedaan individual, pendekatan-pendekatan dalam memahami individu dan gaya kepemimpinan dapat membawa organisasi. B. PEMIMPIN HARUS MEMAHAMI PERBEDAAN INDIVIDUAL Perbedaan individual memiliki keterkaitan dengan karakteristik individu yang akan dibawa masuk ke dalam organisasi. Ada 3 (tiga) faktor dasar yang membedakan antara individu satu dengan yang lainnya yaitu : 1. Individu berbeda karena mempunyai kemampuan yang berbeda. Kemampuan individu dapat membedakan perilakunya dalam melaksanakan pekerjaanya. Individu yang memiliki kemampuan lebih akan melakukan pekerjaan lebih baik atau lebih cepat dibanding dengan lainnya. Namun suatu kerjasama di dalam organisasi, pemimpin harus dapat memahami perbedaan ini sehingga antar individu dengan kemampuan berbeda dapat diharmonisasikan. 2. Individu berbeda karena mempunyai kebutuhan yang berbeda.

Pemahaman akan kebutuhan individu yang berbeda dibutuhkan pemimpin untuk mengetahui perilaku individu yang berorientasi tujuan dalam organisasi. Contoh sederhanya adalah karyawan akan termotivasi bekerja untuk mendapatkan reward. 3. Individu berbeda karena berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan tentang bertindak. Pemahaman terhadap pemikiran masa depan individu juga penting bagi pemimpin karena suatu persepsi individu akan mengarahkannya kepada kepercayaan tentang pelaksanaan kerja dan hasil apa yang mengikuti pekerjaan tersebut. 4. Individu berbeda karena pengaruh dari lingkungannya. Setiap individu selalu mencoba membuat lingkungannya mempunyai arti baginya. Karenanya suatu keputusan yang dibuat dapat dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luar dari dirinya. Pemimpin memiliki tugas untuk membuat interaksi individu dengan lingkungan di dalam organisasi menjadi saling menguntungkan bagi pencapaian tujuan organisasi. 5. Individu berbeda karena pengaruh faktor Like or Dislike with Something. Faktor suka dan tidak suka memiliki pengaruh dalam hubungan antara pemimpin dengan bawahannya. Pemimpin harus mampu menekan perasaan tersebut untuk tetap berpikir objektif guna kepentingan organisasi. C. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM MEMAHAMI INDIVIDU Pemimpin dapat melakukan beberapa pendekatan untuk memahami perilaku individu. Pendekatan-pendekatan ini membantu pemimpin dalam mensinergikan antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Berikut pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan seorang pemimpin yaitu : 1. Pendekatan kognitif Pendekatan kognitif menekankan pada perilaku yang tersusun secara teratur dalam diri seseoranng. Individu mengatur pengalamannya ke dalam aktivitas untuk mengetahui (cognition) dan menyusun apa yang diketahuinya secara terstrukur (cognitive structure) sehingga menentukan jawaban (response) seseorang. Bagi pemimpin, pendekatan kognitif ini berfungsi untuk mendapatkan pengertian akan kinerja individu, membentuk sikap dan memberikan motivasi terhadap konsekuensi perilaku individu. 2. Pendekatan Penguatan Pendekatan penguatan menekankan peranan atau hubungan antara lingkungan dalam perilaku individu. Suatu lingkungan menjadi sumber stimulus yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon tertentu. Dengan pendekatan penguatan ini, seorang pemimpin dapat menentukan kecenderungan perilaku individu dalam organisasi pada masa mendatang. 3. Pendekatan Psikoanalitis Pendekatan psikoanalitis menekankan pada peranan sistem personalitas dalam menentukan suatu perilaku individu. Perilaku individu ditimbulkan oleh tegangan

yang dihasilkan dalam mencapai keinginannya. Bagi pemimpin, pendekatan psikoanalitis dapat membantu dalam memahami perilaku individu yang dipengaruhi egositas dalam menjalankan pekerjaan di dalam organisasi. D. GAYA KEPEMIMPINAN Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok untuk melakukan tujuan tertentu. Pemimpin harus memiliki gaya dan sifat kepemimpinan yang dapat disesuaikan dengan perilaku individu dalam organisasi sehingga dapat membawa pengikutnya kepada keadaan yang diinginkan kea rah tercapainya tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimoin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Gaya kepimpinan didasarkan pada 3 (tiga) komponen yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan serta situasi dimana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan yang ditawarkan oleh para pakar leadership yaitu : 1. Gaya Kepemimpinan Klasik a. Gaya Kepemimpinan Otokrasi Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa yang ingin di capai dan bagaimana cara untuk mencapai sasaran tersebut. Anggota tidak diajak dalam menentukan pemecahan masalah. Selain sebagai pengendali kegiatan, pemimpin ini juga bertindak sebagai pengawas semua aktivitas yang dilakukan anggotanya. b. Gaya Kepemimpinan Pembinaan Gaya kepemimpinan ini mirip dengan gaya kepemimpinan otokrasi. Perbedaannya terletak pada kondisi anggota diajak untuk ikut dalam memecahkan suatu masalah. c. Gaya Kepemimpinan Demokrasi Berbeda dengan gaya kepemimpinan otokrasi, gaya kepemimpinan ini melibatkan anggota dengan proporsi yang lebih besar dibanding pemimpinnya. Pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasarannya adalah anggota yang menentukan. d. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas Gaya kepemimpinan ini merupakan model kepemimpinan yang paling dinamis dimana pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama. Sasaran minor dan bagaimana cara mencapainya diberikan kepada bagian yang lebih kecil dibawahnya seperti divisi atau seksi. Pemimpin cukup berperan sebagai pemantau pelaksanaan kegiatan. 2. Gaya Kepemimpinan Situasional a. Gaya Kepemimpinan Kontinum Pada gaya kepemimpinan kontinum ini terdapat dua bidang pengaruh yaitu bidang pengaruh pimpinan dan bidang pengaruh kebebasan bawahan. Bidang pengaruh pimpinan menekankan pada penggunaan otoritas oleh pimpinan.

Sedangkan bidang pengaruh kebebasan bawahan lebih menekankan pada gaya demokratis. b. Gaya Manajerial Grid Gaya manajerial grid menekankan pada pendekatan 2 (dua) aspek yaitu aspek produksi di satu pihak dan aspek orang-orang di pihak lain. Terdapat 4 (empat) grid yang dapat diterapkan yaitu grid 1, grid 2, grid 3 dan grid 4. Masing-masing grid memiliki proporsi yang berbeda pada aspek produksi dan aspek orang. c. Gaya Kepemimpinan Situasional dan Produktivitas Kerja Menurut para ahli, gaya kepemimpinan situasional dianggap sebagai gaya yang sangat cocok diterapkan saat ini. Gaya kepemimpinan ini, pemimpin membuka komunikasi dua arah yaitu membantu bawahan dalam meningkatkan motivasi kerja, mendengarkan apa yang diinginkan oleh bawahan dan memberikan delegasi tugas atau tanggung jawab tergantung pada kondisi bawahan. Berdasarkan gaya kepemimpinan yang ada, pemimpin harus dapat menentukan gaya kepemimpinan yang tepat tergantung dari kondisi individu dan organisasi. Dengan mengetahui kondisi nyata dari karakteristik individu dan organisasi, pemimpin dapat memilih gaya kepemimpinan yang tepat. Tidak menutup kemungkinan, seorang pemimpin dapat menerapkan gaya kepemimpina yang berbeda untuk divisi atau seksi yang berbeda. E. KESIMPULAN Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda. Demikain juga dengan suatu organisasi yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi lainnya. Interaksi antara karakteristik individu dan karakteristik organisasi mewujudkan perilaku individu dalam organisasi. Untuk mensinergikan interaksi keduanya, dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu memahami beberapa hal yang berkaitan dengan karakteristik tersebut sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik Beberapa hal yang harus dipahami oleh pemimpin antara lain memahami perbedaan individual, pendekatan-pendekatan dalam memahami individu dan gaya kepemimpinan dapat membawa organisasi. Dengan memahami perbedaan individual, seorang pemimpin dapat menentukan sikap terhadap anak buah sesuai dengan karakteristik mereka yang berbeda. Dan dengan pendekatan-pendekatan memahami individu, seoran pemimpin dapat memperkirakan tindakan apa yang akan dilakukan di masa datan terhadap bawahan dan organisasinya. Selanjutnya dengan adanya perbedaan karakteristik individu dan organisasi tersebut maka diperlukan kesesuaian gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin agar dapat memaksimalkan kinerja bawahannya sehingga selaras dengan perilaku organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai