Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN TESIS

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI


TERHADAP KINERJA ASN SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN TANA TORAJA

Oleh
 RUDY IRWAN SUHADI
Nim : E 012 201 006

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021 -2022
LATAR BELAKANG
Aparat yang bekerja dalam organisasi sangat di pengaruhi oleh hal-hal
internal organisasi, salah satunya adalah managemen Organisasi dengan
sasaran mewujudkan tujuan organisasi serta mengoptimalkan potensi diri
pegawai agar kinerja dapat berlangsung kondusif dan hasil yang maksimal.
 Perubahan-perubahan pola pikir,
 Sikap dan prilaku yang beretika,
Sumber Daya Aparat  Takwa kepada Tuhan Yang Maha Melihat
dikembangkan melalui  Memiliki loyalitas yang tinggi
Public Trush
 Disiplin,
 Ber jiwa melayani dan bukan dilayani

Namun Ada aspek lain yang juga berperan yaitu Aspek pemimpin Organisasi. “pribahasa yang
di lontarkan oleh salah seorang petinggi Polri beberapa waktu yang lalu” bahwa “ IKAN
BUSUK DARI KEPALANYA “memberikan arti bahwa organisasi yang gagal disebabkan dari
Pemimpinnya.
Seorang pemimpin tidak hanya mampu mempengaruhi, mengarahkan,
mengkoordinasikan tetapi harus melaksanakan pengawasan dan pembinaan
kepada orang-orang yang dipimpin, sehingga distribusi pekerjaan yang telah di
limpahkan kepada aparat dapat terkontrol secara efektif. Upaya dan perilaku
tersebut diwujudkan berdasarkan GAYA KEPEMIMPINAN dari seorang pemimpin
dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen

Gaya kepemimpinan Sekretaris Daerah yang menjadi factor signifikan


memotivasi komponen manusia dalam organisasi Sekretariat daerah, sehingga
penguatan fungsi dan kualitas pelayanan dapat berjalan sebagaimana tujuan
dari organisasi perangkat Daerah

Semenjak 2016 laporan hasil kegiatan, penyerapan anggaran dan indeks kepuasan masyarakat serta
koordinasi berbagai OPD naik perlahan menanjak dari Tahun 2016 pada posisi 79,22% hingga 2021
menjadi 93,41 %. (sumber Arsip Lakip BAPPEDA Tahun 2021)
Pejabat Sekretaris daerah datang silih berganti sesuai dengan masanya,
Nampak perbedaan yang cukup mencolok terhadap peningkatan kinerja
pegawai oleh karena itu di asumsikan masing-masing pejabat Sekretaris
daerah memiiki gaya yang dapat mempengaruhi para aparat di Sekretariat
Daerah.

sebagaimana diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen


PNS dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah dengan merujuk kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
108 Tahun 2017 tentang Kompetensi Pemerintahan serta Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara.
Pemilihan dan Penetapannya sebagai seorang Sekretaris Daerah harus melalui Tes kompetensi
(assessment) di tingkat Provinsi yang dilaksanakan untuk memastikan kesesuaian kompetensi
peserta dengan kompetensi yang disyaratkan pada jabatan Sekretaris Daerah. Penelusuran
mencakup kompetensi manajerial, teknis, sosiokultural dan kompetensi pemerintahan, yang
belum tentu terjadi pada praktek ketika yang bersangkutan berhubungan dengan para aparat
di lingkungan Sekretariat
Apakah Gaya Kepemimpinan seorang Sekretaris Daerah berpengaruh
terhadap Kinerja Aparat di Sekratriat Daerah Kabupaten Tana Toraja
(Pertanyaan Pertama Permasalahan)

Hal yang tak kalah pentingnya juga, dalam kesuksesan kinerja hingga kesuksesan tujuan
organisasi adalah nilai-nilai yang dianut oleh anggota organisasi berupa nilai yang disepakati
secara bersama-sama dalam organisasi. Nilai-nilai inilah yang membetuk sikap, pola prilaku,
pola pikir para anggota dalam organisasi. Mengikat para anggota dalam organisasi sebagai satu
kesatuan sehingga para anggota organisasi memiliki ciri, karakter dan identitas sebagai anggota
organisasi tersebut. Hal ini juga menjadi pola aktifitas ataupun kebiasaan-kebiasaan yang rutin,
menyangkut tata cara terhadap masalah serta menjadi kesepakatan dalam pelaksanaan misi
organisasi sehingga dikatakan sebagai budaya organisasi

Sehingga divariabel ke 2 ini timbul pertanyaan : Apakah Budaya organisasi


berpengaruh terhadap terhadap kinerja Aparat di Sekretariat Daerah Tana
Toraja (Pertanyaan Kedua pada Permasalahan)
Semakin handal seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas managerial dan
dengan gaya-gaya yang digunakan untuk dapat menciptakan kondisi Sekretariat Daerah
yang bernuansa kondusif dengan karakter karakter yang sesuai dengan norma-norma
sebagai budaya organisasi kuat akan menampilkan kualitas kinerja yang diharapkan pada
sekretariat Kabupaten

Sehingga tiba pada pertanyaan yang terakhir bahwa Apakah Gaya


Kepemimpinan dan Budaya organisasi saling mempengaruhi sehingga
berdampak pada peningkatan kinerja di Sekretariat Daerah Kabupaten
Tana Toraja (Pertanyaan Ketiga pada Permasalahan)
Tujuan dari Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap kinerja Aparat di Sekretariat
Daerah Tana Toraja.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja Aparat di Sekretariat
Daerah Tana Toraja.
3. Untuk mengetahui Pengaruh secara positif Gaya kepemimpinan dan Budaya Organisasi di
Sekretariat Daerah Tana Toraja.

Manfaat Penelitian

Manfaat Akademik
 Penilitian ini dianggap dapat memberikan Manfaat Praktis
sumbangan terhadap pengembangan ilmu InsyaAllah dapat memberikan tambahan informasi
pengetahuan khususnya dibidang ilmu sumber daya kepada Pemerintah Daerah tentang kajian gaya
manusia kepemimpinan dan Budaya Organisasi dalam ragka
 Memberikan tambahan informasi kepada peneliti di Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi
bidang sumber daya manusia khususnya mengenai khususnya di lingkup Sekretariat Daerah
Motivasi dan Peningkatan kinerja ASN.
LANDASAN TEORI
GAYA KEPEMIMPINAN
Teori Kontijensi
oleh Fred E Fielder 1967. Teori ini dengan asumsi bahwa agar efektif pemimpin harus mampu
mengubah perilakunya menyesuaikan dengan karakteristik para pengikutnya dan situasi
lingkungan di mana kepemimpinan berlangsung.

LIMA POLA PERILAKU (Wirawan (2016:380)


Gaya otokratik : Kekuasaan Pemimpin Mutlak
Gaya paternalistik : Pemimpin dianggap sebagai orang tua dan pengikut sebagai anak-anak yang
perlu dibimbing ke arah kedewasaan
Gaya kepemimpinan demokratik :jumlah kekuasaan dan kebebasan untuk menggunakannya
para pengikut lebih besar daripada pemimpin mereka.
Gaya kepemimpinan partisipatif Pemimpin dan para pengikutnya harus berpartisipasi secara
aktif dalam menyusun perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
Gaya kepemimpinan pemimpin free rein atau laissez faire (terima beres) : Pemimpin mempunyai
Peran yang minimal
Indikator dari Teori gaya kepemimpinan

GAYA OTOKRATIK

Indikatornya :
 Pemimpin mempunyai kekuasaan mutlak dan bebas menggunakan kekuasaannya.
 Pengikut tidak mempunyai kebebasan untuk menggunakan kekuasaannya.
 Semua pembuatan keputusan kebijakan dan pelaksanaan aktivitas operasional sepenuhnya dilakukan oleh
pemimpin.
 Visi dan misi organisasi ditentukan oleh pemimpin.
 Para pengikut hanya pelaksana keputusan.
 Pemimpin mempunyai hak prerogratif dan hak untuk memberi perintah dan para pengikut wajib
melaksanakan perintah.
 Pemimpin mempunyai wewenang untuk menghukum bawahan yang tidak mematuhi perintah.
 Pemimpin tidak mendelegasikan wewenangnya, penyusunan rencana, pengorganisasian aktivitas,
pengalokasian sumber-sumber dan pengontrolan disentralisasi.
 Komunikasi dilakukan secara formal melalui jalur birokrasi dan hierarki dari atas ke bawah.
 Komunikasi dari bawah ke atas hanya dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan aktivitas.
 Kreativitas dan inovasi para pengikut rendah
 Tidak ada upaya pemberdayaan para pengikut
 Pemimpin can do no wrong atau selalu benar
GAYA KEPEMIMPINAN PATERNALISTIK
Indikatornya :
 Kebebasan pemimpin untuk menggunakan kekuasaannya tinggi. Kebebasan pengikut untuk
menggunakan kekuasaannya rendah.
 Pengikut memanggil pemimpinnya dengan predikat: bapak, ibu, romo, ki, nyi, bang, mbak, father, frater,
mother, paduka, yang mulia, datuk, yang dipertuan agung, dan sebagainya.
 Visi, misi, dan Tujuan organisasi ditentukan sepenuhnya oleh pemimpin.
 Pembuatan keputusan mengenai kebijakan dan operasional dilakukan oleh pemimpin dengan informasi
hasil evaluasi pelaksanaan tugas bawahan yang dilakukan oleh pemimpin.
 Pengikut melaksanakan keputusan berdasarkan petunjuk atasan.
 Pemimpin menganggap para pengikutnya sebagai anak-anak yang belum dewasa dan perlu dibimbing
secara terus-menerus.
 Pemimpin melaksanakan prinsip-prinsip ing ngarso sung tulodo (di muka member contoh, panutan,
teladan kepada para pengikut), ing madyo mangun karso (di tengah pengikut memotivasi pengikut) dan
tut wuri handayani (di belakang memengaruhi dan mengevaluasi pengikut
 Hubungan antara pemimpin dapat dalam bentuk mentor dan protégé.
 Komunikasi dua arah, dari atas memberikan petunjuk dan dari bawah menanyakan apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, dan kapan melakukannya.
 Pemimpin can do no wrong.
 Kreativitas dan inovasi para pengikut rendah.
 Pemberdayaan para pengikut rendah.
Gaya kepemimpinan partisipatif.

Indikatornya :
 Jumlah kekuasaan dan kebebasan menggunakannya pemimpin dan pengikut sama besar.
 Jumlah dan kebebasan menggunakan kekuasaan diatur dalam uraian tugas dan prosedur
penggunaan kekuasaan.
 Pembuatan keputusan mengenai kebijakan dan aktivitas pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
pemimpin bersama-sama dengan para pengikutnya.
 Pemimpin menentukan visi, misi, tujuan, dan strategi organisasi dengan bantuan para
pengikutnya.
 Pemimpin medelegasikan sebagian tugasnya kepada para pengikutnya.
 Kreativitas dan inovasi para pengikut sedang.
 Pemberdayaan para pengikut sedang.
Gaya kepemimpinan demokratik

Indikatornya :
 Para pengikut mempunyai kekuasaan lebih besar daripada pemimpinnya.
 Pembuatan keputusan mengenai visi, misi, strategi, tujuan, dan aktivitas organisasi dilakukan
oleh para pengikut dibantu pemimpin.
 Proses pembuatan keputusan dilakukan melalui musyawarah dan voting.
 Pemimpin tidak dapat melaksanakan tugasnya tanpa bantuan bawahan demikian sebaliknya.
 Visi, misi organisasi ditentukan bersama-sama oleh pemimpin dan pengikut
 Pemimpin dan pengikut menyusun rencana kegiatan dan dilaksanakan para pengikut di
bawah koordinasi pemimpin.
 Komunikasi berlangsung secara formal, informal, ke atas, ke bawah, dan horizontal
 Pemberdayaan para pengikut tinggi.
Gaya kepemimpinan pemimpin free rein atau laissez faire

Indikatornya :
 Jumlah kekuasaan dan kebebasan pemimpin untuk menggunakan rendah. Jumlah kekuasaan
dan kebeasan para pengikut untuk menggunakan kekuasaan tinggi
 Pemimpin bersama-sama para pengikutnya menentukan visi, misi, tujuan, dan strategi
organisasi.
 Pembuatan keputusan diserahkan sepenuhnya kepada para pengikut di bawah pemimpin.
 Para pengikut bebas melaksanakan aktivitas organisasi.
 Para pengikut mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas
organisasi kepada pemimpin.
 Para pengikut berupaya memberdayakan diri sendiri
 Kreativitas dan inovasi para pengikut sangat menentukan pencapaian tujuan organisasi.
BUDAYA ORGANISASI
J. Winardi (2017:207) menyebut Budaya organisasi dengan istilah Kultur Organisasi. Kultur
suatu organisasi menyangkut :
• Pola-pola perilaku yang diterima dan diakui,
• Norma-norma
• Sasaran-sasaran keorganisasian;
• Sistem-sistem nilai; 
• teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang barang dan jasa-jasa.

Rumus Kultur Organisasi Edgar Schein :

“Sebuah pola asumsi-asumsi dasar-yang ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok


tertentu, sewaktu kelompok tersebut belajar menghadapi problem-problem adaptasi eksternal
dan integrasi internal - yang ternyata bekerja dengan baik, hingga dapat dianggap benar, dan
oleh karenanya perlu diajarkan kepada para anggota baru, sebagai cara yang tepat untuk
dipersepsi, untuk dipikirkan dan dirasakan dalam kaitannya dengan problem-problem tersebut”
(dalam Winardi 2017:209)
Menurut Robbins dan judge (2008:64), Indikator budaya organisasi :
1. Inovasi dan pengambilan resiko, yaitu seberapa besar organisasi
mendorong anggotanya untuk berinovasi dan mengambil resiko.
2. Perhatian pada detail, yaitu seberapa besar organisasi dan anggotanya
menuntut ketelitian, analisis dan perhatian terperinci.
3. Orientasi hasil, yaitu seberapa besar organisasi menekankan pencapaian
sasarannya daripada cara pencapaiannya.
4. Orientasi manusia, yaitu seberapa jauh organisasi mempertimbangkan
anggotanya dalam pengambilan keputusan.
5. Orientasi tim, yaitu seberapa besar organisasi menekankan pada kerja tim
dalam penyelesaian tugas.
6. Agresivitas, yaitu seberapa besar organisasi mendorong karyawan untuk
bersaing daripada bekerjasama, dalam upaya menciptakan beragam hasil
pekerjaan.
7. Stabilitas, yaitu seberapa besar organisasi menekankan pemeliharaan
status dalam pengambilan keputusan serta tindakan.
KINERJA

Torang (2012:118) mendefinisikan kinerja sebagai kuantitas atau kualitas


hasil kerja individu dan/atau kelompok di organisasi dalam menjalankan
tugas dan fungsinya dengan mengacu ke norma, Standar Operasional
Prosedur, kriteria dan indikator dalam organisasi.

Menurut Dessler 1997 (dalam Ricky Randhita 2009:20) kinerja merupakan


prosedur yang meliputi :
 Penetapan standar kinerja;
 Penilaian kinerja aktual pegawai dalam hubungan dengan standar-
standar ini;
 Memberi umpan balik kepada pegawai dengan tujuan memotivasi orang
tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau terus berkinerja
lebih tinggi lagi.
Beberapa indikator kinerja Menurut (Irham Fahmi, 2013: 4) yaitu:
1. Prestasi kerja, Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan,usaha dan kesempatan.
2. Tanggung Jawab, Tanggung jawab adalah kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan tugas dan
pekerjaan diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Serta dapat mengambil
resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
3. Loyalitas, Loyalitas diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini sesuatu yang timbul tanpa
adanya paksaan tapi timbul dari kesadaran sendiri.
4. Disiplin, Disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti dan mematuhi keputusan yang telah ditetapkan.
5. Kejujuran Kejujuran adalah ketulusan hati seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
serta mampu untuk tidak menyalahgunakan wewenag yang telah diberikan kepadanya.
6. Kerjasama, Kerjasama adalah kemampuan seseorang untuk bekerja bersama-sama dengan orang
lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai
daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
7. Inisiatif, Inisiatif adalah kemampuan individu dalam menghasilkan sesuatu yang baru atau asli
atau suatu pemecahan masalah.
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI

Gary Yukl 2010 (dalam Wirawan 2014:69), pemimpin memengaruhi budaya organisasi dapat
tergambar dengan dua cara yang pertama melalui Prilaku Kepemimpinan dan yang kedua
melalui Program, Sistem Struktur dan Bentuk Budaya.

Prilaku Kepemimpinan Program, Sistem Struktur dan Bentuk Budaya

 Mendukung Nilai-nilai dan Visi  Mendesain sistim dan program manajemen


 Model Peran dan Perhatian  Kriteria untuk imbalan dan keputusan
 Reaksi pada krisis keputusan personalia
 Mendesain struktur dan fasilitas
 Simbol-simbol ritual, seremoni dan kriteria
 HUBUNGAN ANTARA KEPIMPINAN DAN KINERJA
Menurut Oey (2011:388) bahwa Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja, yakni:
• Variabel individual: kemampuan dan keterampilan: mental dan fisik; latar belakang:
keluarga, tingkat sosial, penggajian; demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin.
• Variabel organisasional: sumberdaya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan disain
pekerjaan.
• Variabel psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.
Fungsi dan tugas pemimpin adalah memotivasi diri sendiri dan para pengikutnya sehingga
memunculkan kepuasan kerja di lingkup pegawai, demi untuk keberhasilan dan
peningkatan Kinerja dalam Organisasi.
(Wirawan, 2014:73) mengemukakan secara umum asal-usul sumber motivasi para pengikut
 Motivasi intrinsik adalah motivasi berasal dari dalam diri para pengikut sendiri. Pemimpin
menumbuhkan dan mendorong keinginan, kesadaran, kemauan dan etos kerja untuk bergerak,
bertindak dan bekerja untuk melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuan organisasi.
 Ekstrinsik yaitu motivasi yang bersumber dari luar diri para pengikut. Mereka bergerak, bekerja,
bertindak untuk mencapai tujuan organisasi karena ingin mendapatkan imbalan: gaji, pangkat,
komisi, bonus atau penghargaan dari pemimpin.
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA

Menurut Robbins 2006 Budaya suatu organisasi dapat membentuk sikap dan perilaku para
pegawai yang bekerja di organisasi itu. Penerapan budaya organisasi yang baik di dalam suatu
instansi/perusahaan akan membentuk sikap dan perilaku yang baik di dalam diri pegawainya
yang akan membantu pegawai tersebut untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Akibatnya, pegawai tersebut akan mampu menghasilkan kinerja yang baik.

Terbentuknya rasa saling memiliki, saling percaya di kalangan pegawai, loyalitas, dan perilaku yang sesuai
dengan kaidah norma-norma dalam organisasi akan membentuk pemikiran-pemikiran kreatif, ide-ide
positif yang diperlukan untuk peningkatan kinerja dan pengembangan organisasi

Robbins dan Judge dalam Prima Gustapito dkk (2021: 30-31), berpendapat bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi budaya organisasi di antaramya adalah tingkat daya pendorong pegawai untuk berinovasi dan
mengambil risiko, tuntutan manajemen untuk lebih memusatkan terhadap hasil, keputusan manajemen
yang mempertimbangkan efek dari hasil terhadap individu, fokus kerja sama terhadap tim, dan tuntutan
untuk bersikap kompetitif dalam menghadapi persaingan
KERANGKA ANALISIS

' ĂLJĂ<ĞƉĞŵŝŵ ƉŝŶĂŶ;y ϭͿ

<ŝŶĞƌũĂ
, ϯ
WĞŐĂǁ ĂŝͬĂƉĂƌĂƚ ;z Ϳ

ƵĚĂLJĂK ƌŐĂŶŝƐĂƐŝ ;y ϮͿ

 
H1 : Diduga Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan kepada Kinerja
Pegawai / Aparat Organisasi Sekretariat Daerah
H2 : Diduga Budaya Organisasi berpengaruh Positif dan signifikan kepada Kinerja
Pegawai / Aparat Organisasi Sekretariat Daerah
H3 : Diduga antara Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi saling
mempengaruhi secara Simultan terhadap Kinerja Organisasi
PENELIIAN TERDAHULU
No. JUDUL PENULIS HASIL PERBANDINGAN
1. Pengaruh Kepemimpinan Guiteres Dkk, 2014 budaya organis as i dan Menggunakan empat
terhadap Budaya kepemimpinan telah s ecara Variable dengan variable
Organis as i, Motivas i Kerja independen dapat dihubungkan Motivas i Kerja s ebagai
dan Kinerja Pegawai Kantor dengan kinerja perusahaan variable interventing
Kepresidenan Timor Les te

2 Pengaruh kompetens i Dodi Anugrah Has il penelitian menunjukan dalam Penelitiannya tidak
pegawai dan Permana (2010) kompetens i pegawai dan memasukan variable
Kepemimpinan terhadap kepemimpinan s ecara simultan kompetens i karyawan.
Kinerja Pegawai di PT. PLN berpengaruh s ignifikan terhadap Pers amaannya adalah yaitu
(Pers ero). kinerja pegawai Memasukan variabel
kepemimpinan s ebagai
variabel independen dan
kinerja s ebagai Variabel
dependen

3 Peran Kepemimpinan Dan Hakim, Abdul dan bahwa budaya yang bagus dan Perbedaannya ialah tidak
Budaya Organisasi Hadipapo, 2015 struktur yang dirancang dengan menggambarkan s ecara
Terhadap Kinerja Sumber baik akan meningkatkan detail menyangkut Gaya
Daya Manus ia Di keberhas ilan kinerja. Terdapat Kepemimpinan
Wawotobi hubungan yang positif dan pers amaannya sama-s ama
signifikan antara gaya menggunakan Budaya
kepemimpinan terhadap komitmen organisas i s ebagai variable
organis asi bebas
4 Analis is Pengaruh Gaya Ozzy Eka Marta Gaya kepemimpinan berpengaruh Perbedaannya bahwa
Kepemimpinan Dan Budaya (2011) pos itif terhadap res ponsivenes s penelitian ini Kepuasan kerja
Organis as ional Terhadap karyawan; budaya organis asi s ebagai variabel
Kinerja Organis asi memberikan pengaruh yang pos itif interventing.
terhadap res ponsivenes s; dan
responsivenes s memberikan
pengaruh yang pos itif terhadap
terhadap kinerja karyawan.
5 pengaruh gaya Reni Sasingkelo, Budaya organisasi berpengaruh faktor yang paling dominan
kepemimpinan dan budaya Christoffel Kojo, secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap
organisasi terhadap kinerja Farlane terhadap kinerja karyawan.Semakin kinerja karyawan adalah
keryawan pada pt.horiguchi S.Rumokoy (2017) baik budaya organisasi, maka budaya organisasi hal ini di
sinar insani kinerja karyawan akan meningkat. buktikan dengan nilai
Gaya kepemimpinan berpengaruh standardized coefficient
positif terhadap kinerja karyawan yang terbesar
artinya apabila gaya kepemimpinan
semakin baik, maka kinerja karyawan
akan meningkat.

6 Pengaruh Gaya Nurjanah, SE 2012 untuk meningkatkan kinerja Variabel Budaya Kerja
Kepemimpinan Dan Budaya karyawan, maka Biro lingkup
Organisasi Terhadap Sekretariat Jenderal Departemen
Komitmen Organisasi Pertanian perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan, seperti gaya
kepemimpinan, budaya kerja, dan
komitmen organis asi.
7 Pengaruh Gaya Yulianda Has il pengujian model regresi pada Lokus Penelitian yang
Kepemimpinan Dan Budaya Kurniawan 2016 menunjukkan bahwa gaya di pengaruhi oleh Political
Organisasi Terhadap kepemimpinan tidak memiliki Situasional Anggota DPRD,
Kinerja Pegawai Sekretariat pengaruh yang signifikan terhadap berbentuk angket model
DPRD Kabupaten Melawi kinerja, sedangkan budaya skala Likert
organisasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja.
8 Pengaruh Budaya Lukertina adanya pengaruh pos itif yang Lokus Penelitian
Organisasi Dan Gaya Sihombing 2018 signifikan secara bersama-sama
Kepemimpinan Terhadap pada kedua variabel terhadap
Kinerja Karyawan kinerja karyawan
9 Pengaruh Gaya Suharyanto, 2011 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Lokus Penelitian
kepemimpinan dan Budaya s ecara pars ial berpengaruh
Organis as i terhadap terhadap Kinerja Pegawai di
Kinerja Pegawai di Universitas PGRI Adi Buana
Univers itas PGRI Adi Surabaya, Serta Pengaruh budaya
Buana Surabaya Organisas i secara parsial terhadap
Kinerja Pegawai di Univers itas PGRI
Adi Buana Surabaya.
10 Analis is Gaya Zulfahmid Lalijo, Has il Penelitiannya bahwa Gaya Pers amaannya s ama-s ama
Kepemimpinan Sekretaris 2009 Kepemimpinan berdasarkan dimens i memas ukkan Gaya
Daerah Kabupaten Bone hubungan pimpinan dan bawahan, kepemimpinan s ebagai
Bolango dan dimens i struktur tugas . variable penelitian, namun
tidak memasukkan variabel
Budaya Organis as i dan
variabel Kinerja

11 Pengaruh Gaya Sahrul Malik Has il penelitiannya Secara s imultan Pers amaannya s ama-s ama
Kepemimpinan W alikota (2010) menunjukkan bahwa variabel Gaya menggunakan variable gaya
terhadap Kinerja Aparatur Kepemimpinan demokratis , Lais s ez kepemimpinan dan Kinerja
Pemerintah Kota Makas s ar. Faire, Otoriter, berpengaruh pos itif Aparat dalam Penelitian
dan s ignifikan terhadap kinerja namun tidak mnggunakan
aparatur variabel Budaya Organis as i
12 Budaya Organisas i dalam Anwar Alaydrus Pengelolaan budaya organis as i Pers amaannya yaitu s ama-
pelayanan Publik Pada (2014) dalam penyelenggaraan pelayanan sama meneliti Budaya
Badan perizinan terpadu publik, baik melalui pengintegras ian organis asi dalam fungs inya
s atu pintu Kota Samarinda. internal maupun pengadplas ian secara eks ternal dan internal
lingkungan eksternal, di satu s isi namun perbedaannya dalam
dapat lebih ditingkatkan terbukti hal peningkatan Kinerja ASN
dengan dibentuknya badan dan tidak menggunakan
pelayanan perizinan terpadu yang variabel Gaya Kpemimpinan.
awalnya mas ih berbentuk UPT
kemudian lebih ditingkatkan menjadi
Badan Pelayanan Perizinan. Oleh
karena itu Budaya organis as i
berperan aktif dalam pengembangan
organisasi.
METODE PENELITIAN
 LOCUS PENELITIAN
Berada di OPD Sekretariat Daerah Kabupaten Tana Toraja
 BERFOKUS PADA
Pengaruh Gaya Kepimimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Peningkatan Kinerja ASN
Sekretariat Daerah
 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Ekplanatif kuantitatif dengan menggunakan metode
survey.
 Populasi Dan Sampel
Penelitian ini dilakukan Pada Organisasi Perangkat Daerah Sekretariat Daerah Kabupaten Tana Toraja,
dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ASN di Lingkup Sekretariat Daerah
Kabupaten Tana Toraja kurang lebih 182 orang. Mempersempit ukuran sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik Slovin. Keterangan:
N
n= n = Ukuran sampel/jumlah responden
Rumus Slovin 1 + N . e²
N = Ukuran populasi
e = Margin Eror yang masih bisa ditolerir; e = 0,2
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil
Untuk mengetahui sampel penelitian tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi baik
jajaran seluruh Eselon dan non Eselon, Golongan Pangkat dan Ruang, maupun dari segi Usia dan jenis
kelamin , dengan perhitungan :

182
n= 182 / 8,28
n=
1 + 182( 0,2)²

n = 21,98, di sesuaikan menjadi 22 responden atau sekitar 12 % dari jumlah populasi


 Metode pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan alat bantu pengumpulan data berupa
kuesioner. Adapun dalam kuesioner dibagi dalam 3 dimensi, yaitu: gaya kepemimpinan, Budaya
Organisasi, dan kinerja ASN di Organisasi.
Data primer : berupa jawaban dari kuesioner yang diberikan kepada responden, selanjutnya dilakukan
penentuan nilai atau skor dari alternatif jawaban dengan menggunakan skala Likert. Sebelumnya
dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Untuk menguji validitasnya dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 28.0.1.
data sekunder dalam penelitian ini : melalui bahan-bahan laporan instansi serta sumber-
sumber yang telah dihimpun pihak lain

 Defenisi Operasional
Gaya Kepemimpinan : Gaya kepemimpinan seorang individu adalah pola perilaku yang menunjukkan
seseorang Pemimpin ketika mencoba untuk mempengaruhi kegiatan orang lain seperti dirasakan oleh
orang lain. Adapun tipe Gaya Kepimimpinan dalam operasionalnya yaitu Otokratik, Paternalistic,
Partisipatif, Demokratik, free rein atau laissez faire, Situasional.
Budaya Organisasi : Budaya organisasi tampak dalam dimensi fisik, seperti kebiasaan dan rutinitas
orang, tata cara, dan kesepakatan mereka tentang suatu permasalahan yang harus dipecahkan. Budaya
organisasi beroperasi pada pengaruh, Inovasi dan pengambilan resiko, Perhatian pada detail,
Orientasi hasil, Orientasi manusia, Orientasi tim, Agresivitas, Stabilitas.

Kinerja : Kinerja diukur dari Orientasi Pelayanan (efektivitas, kualitas pelayanan, dan responsivitas),
Integritas, Komitmen, Disiplin, Kerjasama, Kepemimpinan (Bentuk Sasaran Kerja Pegawai / SKP dan
Prilaku Kerja )
 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini insyaAllah akan dilakukan pada Bulan Mei s/d Bulan Juni 2022 dan
akan dilakukan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yaitu Sekretariat
Daerah Kabuupaten Tana Toraja. Penelitian ini akan mengemukakan Gaya
Kepemimpinan Sekretaris Daera sebagai Kepala OPD

Sekilas Menyangkut Sekretariat Daerah Kabupaten Tana Toraja


Terdiri dari 93 orang ASN dan 89 Orang Tenaga Kontrak Daerah (TKD): terdapat pada :
Kepala OPD ( Sekretaris Daerah) Membawahi
A. Asisten Pemerintahan dan Kesra membawahi :
 Kepala Bagian Pemerintahan
 Kepala Bagian Kesejahteraan Takyat
 Kepala Bagian Hukum
B. Asisten Administrasi Umum membawahi :
Bagian Organisasi
Bagian Umum dan Perlengkapan
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

C. Asisten Ekonomi Pembangunan membawahi


Bagian Perekonomian dan Sumberdaya Alam
Bagian Administrasi Pembangunan
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa

D. STAF KHUSUS (Koordinasi)


 Staf Ahli Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan
 Staf Ahli bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan
 Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai