Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGRI


SIPIL KELURAHAN BALAI DESA KUPANG
(Studi kasus pada balai desa kupang,kecamatan,pakem,kabupaten bondowoso)

Disusun oleh:

Rusli (1710375)

PROGRAM MANAJEMAN BISNIS

SEKOLAH TIGGI ILMU EKONOMI MANDALA

JEMBER
2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya
B. Landasan Teori
C. Desain Penelitian
D. Rumusan Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Subjek dan Objek Penelitian
C. Variabel Penelitian
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejalan dengan era globalisasi dibutuhkan sumberdaya manusia yang
mempunai kualitas dimana pegawai dituntutlebih berdaya guna dan bersaing untuk
menjadilebih baik hal tersebut tidk hanya dititikberatkan pada karyawan/pegawai
tetapi juga pada pemimpin. Organisasi akan berjlan dengan baik jika pemimpin
mempunyai kecakapan dalam bidangnya,akan tetapi setiap pemimpin mempunyai
keterampilan yang berbeda,seperti keterampilan teknis,manusiawi dan konseptual.
Pemimpin dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki harus dapat
mengarahkan faktor-faktor penting yang berada disekitarnya menentukan efektifitas
seorang pemimpin.
Salah satu faktor penting bagi seorang pemimpin adalah para
bawahannya,dimana pemimpin dapat dikatan efektif apa bila sorang pemimpin dapat
mampu mempengaruhi bawahannya untuk dapat melakukan aktivitas yang
dikehendaki guna mencapai tujuan. Kemampuan seorang pemimpin untuk dapat
mempengaruhi bawahannya dinamakan leadership. Leadership merupakan proses
pengaruh mempengaruhi antar pribadi atau antar orang dalam satu situasi tertentu,
melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan seperti yang telah disampaikan oleh Musaanef (1989)
Faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kinerja pegawai karena pemimpin dapat memberikan pengaruh
terhadap pekerjannya yang akhirnya ddapat mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang efektif dibutuhkan gaya kepemimpinan yng sesuai untuk dapat
meningkatkan kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi,baik
perusahaan maupun kantor pemerintah sebagai instansi pelayanan publik. Dengan
demikian,gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan
kinerja pegawai. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda
dalam memimpin atau sering disebut gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang
dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai
dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin
dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan harmonisasi yang tinggi di
dalam setiap bawahannya ,dan dapat menibulkan semangat kerja selain dari sumber
daya manusia sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kerja juga mutlak
diperlukan demi kelancaran pelaksanaan kerja.
Gaya kepemimpinan dapat dikatakan tidak kalah penting nya dalam
meningkatkan kinerja pegawai,oleh karena itu tidak akan berjalan dengan baik tujuan
dari organisasi jika pegawai yang dipimpin dengan gaya kepemimpinan tidak efektif
begitu juga sebaliknya gaya kepemimpinan yang bagaimana dapat diterapkan pada
suatu organisasi untuk dapat meningkatkan semangat kerja pegawainya. Pada sebuah
orgnisasi pemerintahan,sumber daya manusia terdiri dari pemimpin dan pegawai.
Kantor kelurahan balai desa kupang. Untuk mewujudkkan sikap kerja yang
baik,diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpi suatu
organisasi pemerintahan,yaitu dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang
tepat,berdasarkan pada penilaian kinerja pegawainya meliputi kuantitas
pekerjaan,kualitas pekerjaan,ketepatan waktu baik dalam abseni maupun penyelesaian
pekerjaan.
Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang
diinginkan berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan
pekerjaanya. Kinerja pegwaai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai dibeberapa penelitian yang
dilakukan peneliti terdahulu Ari heriyanto di PDAM kota Magelang,Edi susilo di RS
kustati di surakarta dan ari fatmawati di PT.air maancur Wonogiri ketiganya
mengambil penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan ketiga penelitian menunjukkan ada pengwruh signifikan, hasil penelitian
apakah ada perbedaan atau persamaan antara pengaruh kepemimpinan terhadap
karyawan swasta dengan Pegawai Negri Sipil.
Penelitian dilakukan dikantor kelurahan balai desa kupang kecamatan pakem
kabupaten bondowoso. Keluraan dalam PP kecamatan disebutkan sebagai perangkat
kecamatan,kelurahan bukan lagi perangkat daerah,hal ini adalah amanat dari Undang-
Undang nomer 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pelimpahan sebagai
kewenangan bupati/walikota kepada camat dilaksanakan untuk mengefektifkan
penyelenggaraan pemerintahan daerah di kecamatan dan mengoptimalkan pelayanan
publik di kecamatan sebagai perangkat daerah yang berhadapan langsung dengan
masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, nampaknya betapa pentingnya peranan pemimpin
dalam meningkatkan kinerja pegawai,sehingga diperlukan pemimpin yang bisa
menempatkan diri dalam situasi dan kondisi kantor,berdasarkan uraian
diatas,mendorong saya untuk meneliti seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai.

B. Perumusan masalah
Berpijak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat saya rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja
Pegawai Negri Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang ?
2. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap Pegawai Negri Sipil di
Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang ?

C. Tujuan penelitian
Berdasarkkan identifikasi masalah tersebut diatas,maka tujuan dari penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya kepemipinan secara persial
terhadap kinerja Pegawai Negri Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang.
2. Mengukur besarny pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja Pegawai Negri
Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang.

D. Kegunaan penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan dan
perubahan kepada beberapa pihak seperti berikut ini ;
1. Bagi instansi/lokasi penelitian
Agar nantinya dapat menjadi gambaran dan rekomendai bagi pemimpin dan
jajarannya untuk dipergunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan tugas
kepemimpinan dalam menentukan kebijakan dan mengambil keputusan untuk
meningkatkan kinerja Pegawai Negri Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa
Kupang.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai pendalaman tentang masalah-
masalah yang berhubungan dengan sumber daya manusia serta upaya identifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Pegawai Negri Sipil di Kantor
Kelurahan Balai Desa Kupang.
3. Bagi penulis
Sebagai upaya dalam mendalami sumber daya manusia serta mendekatkanh teori-
teori dan praktek dilapangan dalam mengkaji masalah secara sistematis yang
mendalam selain itu penelitian ini merupakan sarana kegiatan dalam
mengakumulasikan dan mengintegrasikan pengalaman belajar yang didpat
dibangku kuliah.k

E. Pembatasan masalah
Penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja Pegawai Negri Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Penelitian ini memiliki tujuan untuk membandingkan kenyataan yang ada
dilapangan dengan teori yang relevan,pendekantan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu sebagai berikt :
1. Dionysius Dendy Wibowo Jati : 2014
Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Pelatihan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan studi kasus pada PT Sarihusada Generasi Mahardika Yogyakarta.
Hasil Penelitan : gaya kepemimpinan pelatihan kerja,secara persial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.Gaya kepemimpinan dan
pelatihan kerja secara simultan berpengaruh positi dan signifikan terhadap kinerja
karyawan PT Sarihusada Generasi Mahardhika Yogyakarta.

2. Dewandaru Indrawan : 2015


Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Organisasi
Terhadap Prestasi Kinerja Karyawan. Studi kasus pada karyawan
Matahari Departemen Store Malioboro Mall Yogyakarta.
Hasil Penelitian : berdasarkan analisis uji t gaya kepemimpinan secara persial
berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan dan faktor gaya kepemimpinan dan
kominikasi organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi
kerja karyawan tetap Matahari Departement Store Malioboro Mall Yogyakarta.
Yang artinya apabila gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi semakin
baik, maka prestasi kerja juga semakin baik.

3. Noppy Riscky : 2015


Judul : Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Karyawan. Studi kasus pada karyawan PT. Sumatera Makmur Lestari
Cabang Sintang, Kalimantan Barat.
Hasil dari penelitian adalah 1) budaya organisasi berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan PT. Sumatera Makmur Lestari Cabang Sintang, Kalimantan
Barat.2) gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT.
Sumatera Makmur Lestari Cabang Sintang, Kalimantan Barat. 3) budaya
organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja karyawan PT. Sumatera Makmur Lestari Cabang Sintang, Kalimantan
Barat.

B. Landasan Teori
Berikut ini dibahas beberapa teori pendukung mengenai gaya kepemimpinan
dan kinerja pegawai, keduanya merupakan variabel yang diteliti.
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Amirullah (2015:167) adalah orang yang memiliki
wewenang untuk memberi tugas, mempunyai kemampuan untuk membujuk atau
mempengaruhi orang lain dengan melalui pola hubungan yang baik guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Griffin (2000) pengertian
kepemimpinan dibagi menjadi 2 konsep yaitu sebagai proses dan sebagai atribut.
Sebagai proses, pemimpin difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para
pimpinannya yaitu proses dimana para pimpinan menggunakan pengaruhnya
untuk memperjelas organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah
kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Menurut Erni
Tisnawati dan Kurniawan Saefullah (2005:255) kepemimpinan adalah seseorang
yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang lain tanpa
menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima
dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka. Oleh karena itu
kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu proses mempengaruhi dan
mengarahkan para karyawannya dalam melakukan tugas atau pekerjaan yang telah
diberikan kepada mereka dan hal ini merupakan potensi untuk mampu membuat
orang lain (yang dipimpin) mengikuti apa yang dikehendaki pimpinannya menjadi
realita.
I. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri-ciri yang digunakan pemimpin
untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran tercapai atau gaya kepemimpinan
adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan seorang
pemimpin. Berikut ini ada beberapa gayakepemimpinan. Berdasarkan kepribadian
gaya kepemimpinan dibedakan menjadi:
1. Gaya Kepemimpinan Kharismatis
Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang
mampu menarik atensi banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki
oleh seorang pemimpin yang merupakan anugerah dari Tuhan. Kelebihan
gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka
terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Gaya
kepemimpinan kharismatis bisa efektif jika
a) Mereka belajar untuk berkomitmen, sekalipun seringkali
mereka akan gagal.
b) Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi kelemahan
mereka, dimana kepribadian ini berantakan dan tidak
sistematis.
2. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan
segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara
penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si
pemimpin, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah
diberikan. Dalam gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan
semua aspek kegiatan.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan Otoriter yaitu:
a. Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
b. Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
c. Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;
d. Komunikasi berlangsung dalam satu arah dari pimpinan kepada
bawahan.
e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
para bawahannya dilakukan secara kredit.
f. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran
pertimbangan atau pendapat.
g. Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan
kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung
adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
h. Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan
seluruh pekerjaan dan memerintahkan semua bawahan untuk
melaksanakannya.
i. Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan
melakukan tugas.
j. Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan
tugas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang
utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila :
a. Pemimpin mau berjuang untuk berubah ke arah yang lebih baik.
b. Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution, ada
kalanya terjadi win-loss solution.Pemimpin harus mengupayakan
agar dia tidak selalu kalah, tetapi ada kalanya menjadi
pemenang.ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis yaitu:
a) Wewenang pemimpin tidak mutlak.
b) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan.
c) Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan.
d) Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi
antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan.
e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar.
f) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.
g) Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan atau pendapat.Tugas-tugas kepada bawahan
diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi.
h) Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak,
adanya saling percaya, saling menghormati.
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling
menghargai bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah
biru. Biasanya seorang pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan
sopan kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada dasarnya
memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya.
Segala bentuk kebijakan ada dalam diri pemimpin ini. Orang–orang
datang karena kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya.
Pemimpin bergaya moralis adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak stabil,
kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat
menyenangkan dan bersahabat.
Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila :
a. Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam mengatasi kelabilan
emosionalnya seringkali menjadi perjuangan seumur hidupnya.
b. Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan
dengan cara mereka, bukan dengan cara anda

Ciri-ciri gaya kepemimpinan Moralis yaitu:


a. Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan
tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai
produser.
b. Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya
diberikan hadiah atau penghargaan, di samping adanya sanksi-
sanksi bagi mereka yang kurang berhasil, sebagai dorongan.
c. Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik
secara umum manajer bertindak cukup baik.
d. Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan
tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan
kebebasan untuk memberikan pendapatannya.

Menurut Sjafri dan Aida (2007 : 140) ketika manajer sudah menentukan gaya
kepemimpinan maka keberhasilan untuk menjadi seorang pemimpin dapat diukur dari
berbagai segi, antara lain adalah:
a) Keberhasilan karyawan dan kelompoknya dalam mencapai tujuan
organisasi/perusahaan,
b) Kepuasan maksimum di kalangan karyawan,Drajat konflik horizontal
dan vertikal yang relatif kecilPerputaran karyawan diantara kelompok
pada periode tertentu yang relatif rendah.
c) Tingkat ketidakhadiran karyawan yang relatif rendah.
d) Produktivitas kerja karyawan yang meningkat.

II. Teori-teori Gaya Kepemimpinan


Menurut Wirawan (2013 : 352) Teori-teorikepemimpinan paling banyak
dibahas oleh para teoritis dan penelitian kepemimpinan adalah teori mengenai
gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan sangat penting karena gaya
kepemimpinan mencerminkan apa yang dilakukanoleh pimpinan dalam
mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasi misinya. Teori gaya
kepemimpinan sering merupakan bagian dari teori kepemimpinan lainnya. Teori-
toeri gaya kepemimpinan berdasarkan penelitian diantaranya adalah :
1) Teori Ohio State University
Teori ini berdasarkan pada dua dimensi:
a) Dimensi consideration (dimensi perhatian terhadap bawahan)
adalah tinggi tendahnya pimpinan bertindak dan berprilaku
dengan pola bersahabat dan mendukung, menunjukkan
perhatian terhadap bawahannya dan memperhatikan
kesejahteraan, indikator prilaku kepemimpinan dalam dimensi
ini adalah: Membantu bawahan dalam menyelesaikan
tugas,Menyediakan waktu untuk mendengarkan dan
mendiskusikan masalah dan keluhan yang dihadapi bawahan,
Menerima saran bawahan,memperlakukan bawahan dengan
cara yang sama,dan Memperhatikan kesejahteraan bawahan.
b) Dimensi initiating structure (Perhatian terhadap tugas) adalah
tinggi rendahnya pimpinan mendefinisikan dan menstrukturasi
dan menentukan peran bawahannya dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Indikator perilaku pemimpin dalam
dimensi ini adalah: Mengkritik dan marah terhadap
bawahannya yang malas dan berkinerja rendah,Memberikan
tugas kepada bawahannya secara rinci,mengingatkan bawahan
untuk mengikuti prosedur standar kerja dan standar
kinerja,menentukan target keluaran.
2. Teori University of Michigan
a) Perilaku berorientasi pada ketugasan.
Para manajer yang efektif melakukan pekerjaan yang
berbeda dengan para bawahannya. Mereka
mengkonsentrasikan dirinya pada fungsi prilaku ketugasan
seperti perencanaan, pensekedulanpekerjaan, mengoordinasi
aktivitas bawahan, menyediakan sumber-sumber dan bantuan
teknis yang diperlukan bawahan.
b) Perilaku berorientasi hubungan
Para manajer dengan gaya ini memusatkan perhatiannya
pada hubungan antar manusia. Mereka sopan dan mendukung
bawahannya dengan percaya diri serta berupaya memahami
problem yang dihadapi bawahannya.
III. Fungsi dan Sifat Kepemimpinan
Menurut Amirullah (2015:166) terdapat lima fungsi kepemimpinan
yang hakiki, yaitu:
a) Fungsi penentu arah
Keterbatasan sumber daya organisasi mengharuskan
pemimpinutnuk mengelola dengan efektif, dengan kata lain arah
yang hendak dicapi oleh organisasi menuju tujuannya yang harus
sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari
segala sasaran dan perasaan yang ada. Arah yang dimaksud
tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun oleh pimpinan
dalam organisasi.
b) Fungsi sebagai juru bicara
Fungsi ini mengarahkan seorang pemimpin untuk berperan
sebagai penghubung antara organisasi dengan pihak-pihak luar
yang berkepentingan seperti pemilik saham, pemasok, penyalur,
lembaga keuangan, dan instansi pemerintah yang terkait.
c) Fungsi sebagai komunikator
Fungsi pemimpin sebagai komunikator lebih ditekankan pada
kemampuannya untuk mengkomunikasikan sasaran-sasaran,
strategi, dan tindakan yang harus dilakukan oleh bawahan.
d) Fungsi sebagai mediator
Konflik-konflik yang terjadi atau adanya perbedaan-perbedaan
kepentingan dalam organisasi menuntuk kehadiran seorang
pemimpin dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Jadi,
kemampuan menjalankan fungsi kepemimpinan selaku mediator
yang rasional, obyektif, dan netral merupakan salah satu indikator
ektifitas kepemimpinan seseorang.
e) Fungsi sebagai integrator
Adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya dan tenaga, serta
diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan keterampilan dapat
menimbulkan sikap, prilaku, dan tindakan berkotak-kotak dan
oleh karenanya tidak boleh dibiarkan berlangsung terus menerus.
Dengan kata lain diperlukan integrator (pimpinan) terutama pada
hirarki puncak organisasi.
Untuk menjamin tercapainnya optimalisasi seorang pemimpin,maka pemimpin
juga harus memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri darikepemimpinan yang mendukung
fungsi kepemimpinnannya. Sifat-sifatdan ciri-ciri dari kepemimpinan yang berhasil
dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Watak dan kepribadian yang terpuji. Agar para bawahan maupun
orang yang berada di luar organisasi mempercayainya, seorang
pemimpin harus mempunyai watak dan kepribadian yang terpuji.
b) Keinginan melayani bawahan. Seorang pemimpin harus percaya pada
bawahan. Ia mendengarkan pendapat bawahan dan berkeinginan untuk
membantu mereka menimbulkan dan mengembangkan keterampilan
mereka agar karir mereka meningkat.
c) Memahami kondisi lingkungan. Seorang pemimpin tidak hanya
menyadari tentang apa yang sedang terjadi disekitarnya, tetapi juga
harus memiliki pengertian yang memadai, sehingga dapat
mengevaluasi perbedaan kondisi organisasi dan para bawahan.
d) Intelegensi yang tinggi. Seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan berfikir pada taraf yang tinggi. Ia dituntuk menganalisis
problem dengan efektif, belajar dengan cepat, dan memiliki minat
yang tinggi untuk mendalami ilmu.
e) Berorientasi ke depan. Seorang pemimpin harus memiliki instuisi,
kemampuan memprediksi, dan visi sehingga dapat mengetahui sejak
awal tentang kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat
mempengeruhi organisasi yang dikelolanya.
f) Sikap terbuka dan lugas. Pemimpin harus sanggup
mempertimbangkan fakta-fakta dan inovasi yang baru. Lugas namun
konsisten pada pendiriannya.
IV. Kinerja
Menurut Anwar Prabu (2013 : 67) kinerja karyawan adalah prestasi
kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM
persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pengertian kinerja menurut
Amirullah (2015: 231) adalah seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi
pekerjaan atau aktivitas khusus selama periode khusus. Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil dari proses pekerjaan
tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta
organisasi bersangkutan.
a) Tahapan Manajemen Kinerja
Menurut Sjafri dan Aida (2007:154) tahapan-tahapan pelaksanaan
manajemen kinerja meliputi hal-hal berikut yaitu :
1) Tahapan Perencanaan kinerja
Perencanaan kinerja dilakukan pada tahap awal dari
keseluruhan proses manajemen kinerja. Pada tahapan awal
organisasi harus menetapkan tujuan dan sasaran kinerja, kriteria
kinerja, dan indikator kinerja sebagai bentuk komitmen kinerja.
2) Tahapan Pelaksanaan Kinerja
Tahapan pelaksanaan kinerja merupakan implementasi
tanggung jawab manajer untuk melakukan pengorganisasian,
pengoordinasian, pengendalian, pendelegasian, dan pengarahan
kerja kepada bawahannya.
3) Tahapan penilaian kinerja
Penilaian kinerja digunakan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan perjanjian organisasi telah dicapai. Idealnya, penilaian
kinerja tidak hanya dilakukan oleh manajer, tetapi bawahan
hendaknya juga diberi peluang untuk terlibat agar mereka dapat
melakukan konfirmasi dengan penilaian kinerja yang dilakukan
oleh manajernya.
4) Tahapan Perbaikan Kinerja
Tahapan perbaikan kinerja merupakan tahapan pembaharuan
dan perjanjian ulang penetapan kembali akuntanbilitas kinerja
yang harus dipenuhi oleh karyawan: revisi tujuan, terget kinerja,
standar kinerja, dan revisi kriteria kinerja. Manajer
perlumelakukan pembaharuan tujuan dan rencana kegiatan untuk
menjaga agar organisasi tidak kehilangan arah tujuan.
b) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Sjafri dan Aida (2007 : 155) Kinerja merupakan suatu
konstruktur multidimensi yang mencakup banyak faktor
yangmempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
1) Faktor personal/individual, meliputi unsur pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan
komitmen yang dimiliki oleh setiap individu karyawan
2) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team
leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan
dukungan kerja pada karyawan.
3) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang
diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama
anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim.
4) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau
infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan
kultur kinerja dalam organisasi.
5) Faktor kontekstual, meliputi tekanan dan perunahan lingkungan
eksternal dan internal.
Menurut Anwar Prabu (2013:67) faktor yang mempengaruhi pencapaian
kinerja adalah :
a) Faktor kepemimpinan
Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi dan
kemampuan reality. Artinya pemimpin dan karyawan yang memiliki IQ
di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan
terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih
mudah mencapai kinerja maksimal.
b) Faktor motivasi
Motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan karyawan terhadap situasi
kerja dilingkungan organisasi. Mereka yang bersikap positif terhadap
situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya
jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan
menunjukkan motivasi kerja yang rendah.
Menurut A. Dale Timple (1992 : 31) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal.
a) Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang.
Misalnya kinerja seseorang baik karena mempunyai kemampuan tinggi
dan seseorang itu bekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja
jelek karena orangtersebut mempunyai kemampuan yang rendah dan orang
tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya.
b) Faktor eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari
lingkungan. Seperti prilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja,
bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.
Menurut Amirullah (2015 : 232) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja:
1) Kinerja baik dipengaruhi 2 faktor:
a) Internal (pribadi) yang meliputi kemampuan tinggi dan kerja keras
b) Eksternal (lingkungan) yang meliputi pekerjaan mudah, nasib baik,
bantuan dari rekan-rekan dan pimpinan yang baik.
2) Kinerja jelek dipengaruhi 2 faktor:
a) Internal (pribadi) terdiri dari kemampuan rendah, dan upaya sedikit.
b) Eksternal (lingkungan) terdiri dari pekerjaan sulit, nasib buruk, rekan-
rekan kerja tidak broduktif, dan pemimpin yang tidak simpatik.
Dengan demikian ada beberapa cara-cara untuk meningkatkan kinerja
karyawan diantaranya adalah
1) Diagnosis
Suatu diagnosa yang berguna dapat dilakukan secara informal oleh setiap
individu yang tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengevaluasi dan memperbaiki kinerja. Teknik-teknik yang digunakan
yaitu: refleksi, mengobservasi kinerja, mendengarkan komentar-komentar
orang lain tentang apa yang sedang terjadi dalam suatu pekerjaan.
2) Pelatihan
pelatihan dapat membantu manajemen bahwa pengetahuan yang diperoleh
dapat digunakan dengan tepat.
3) Tindakan
Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil sepenuhnya
tanpa dorongan untuk menggunakannya.
V. Kriteria atau Indikator Ukuran-ukuran Kinerja
Menurut (Robis 2006 : 260 dalam internet) indikator atau kriteria
untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada lima indikator yaitu:
a) Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan.
b) Kuantitas
Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan dalam istilah
seperti jumlah unit, jumlah sirkulasi aktivitas yang diselesaikan.
c) Ketepatan waktu
Ketepatan waktu merupakan tingkat aktiviras diselesaikan pada waktu
yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
d) Efektifitas
Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi
dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam
menggunakan sumber daya.
e) Kemandirian
Kemandirian merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan
dapat mnjalankan fungsi kerja pada komitmen kerjanya. Hal ini
merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja
dengan insting dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor

C. Desain penelitian
Gambar :1.1
Desain Kerangka Pemikiran

Gaya Kepemimpinan Kinerja Karyawan


(X) (Y)

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan


mempengaruhi kinerja karyawan.
1. Variabel Independen (X) : Gaya Kepemimpinan
Variabel independen /veriabel bebas merupakan variabel penyebut atau
penentu.
2. Variabel dependen (Y) : Kinerja Karyawan
Kinerja dependen atau variabel terikat merupakan variabel akibat
/variabel yang tergantung pada variabel lainnya.
D. Hipotesis
Menurut Sedarmayati dan Syarifudin Hidayat (2011 : 108) Hipotesis
adalah asumsi/perkiraan/dugaan sementara mengenai suatu hal atau
permasalahan yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan
data/fakta atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang valid dan
reliabel dengan menggunakan cara yang sudah ditentukan. Dalam suatu
perusahaan seorang atasan harus mampu menggunakan gaya kepemimpinan
yang dapat diterima karyawan sehingga karyawan dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Apabila tugas yang diberikan dapat dikerjakan dengan
baik maka kinerja karyawan dapat meningkat dan tujuan perusahaan dapat
tercapai. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesisnya
sebagai berikut:
Ha : Gaya kepemimpinan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus di
Kelurahan Balai Desa Kupang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei dan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014 :81) metode survei
adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang
terjadi pada masa lampau atau pada saat ini, tentang
keyakinan,pendapat,karakteristik,perilaku,hubungan variabel dan untuk menguji
beberapa hipotesis tentang sosiologi dan psikologis dari sempel yang diambil dari
populasi tertentu,teknik pengumpulan data dengan pengamatan kuesioner yang tidak
mendalam dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.
Menurut Sugiyono (2014:36) metode kuantitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah orang, jabatan atau pihak-pihak yang akan dijadikan
objek penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di
Kelurahan Balai Desa Kupang.
2. Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi data tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
diamati dan kemudian di tarik kesimpulannya. Objek penelitian ini adalah gaya
kepemimpinan dan kinerja karyawan.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2021 di
Kelurahan Balai Desa Kupang.
D. Variabel Penelitian
1. Identifikasi variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, obyek,
organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
a. Variabel independen (X) sering disebut sebagai variabel stimulus,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perusahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan.
b. Variabel dependen (Y) sering disebut sebagai variabel output,kriteria
konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat,karena adanya variabel bebas menurut Sugiyono (2014 : 96).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah karyawan.

2. Devinisi Operasional Variabel

Tabel III.1
Operasional Variabel
Variabel Desvinisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala
Ukur
Gaya Gaya kepemimpinan Pengambilan a. Keputusan diambil sendiri
kepemmimpi adalah sekumpulan ciri- keputusan oleh pemimpin.
nan ciri yang digunakan b. Keputusan diambil secara
(X) untuk mempengaruhi bersama-sama.
bawahan agar sasaran c. Keputusan diambil oleh
tercapai. beberapa pegawai saja.
Perilaku a. Memberikan pengaruh
Skala
kepemimpinan kepada pegawai.
Likert
b. Perhatian yang sungguh-
sungguh kepada pegawai.
c. Memberikan saran dan
kejelasan tujuan instansi
pemerintahan.
d. Memberikan imbalan yang
sesuai dengan prestasi kerja
pegawai.
Oreintasi a. Berorientasi pada tugas.
kepemimpinan
b. Berorientasi pada hubungan.
c. Berorientasi pada tugas dan
hubungan.
Kinerja Prestasi kerja atau hasil kuantitas a. Penyelesaian tugas tanpa
Karyawan kerja baik kualitas bantuan
(Y) maupun kuantitas yang b. Kecepatan dalam
dicapai SDM persatuan menyelesaikan tugas.
periode waktu dalam Ketepatan waktu a. Kehadiran.
melaksanakan tugas b. Penyelesaian tugas tepat
kerjanya sesuai dengan waktu.
tanggung jawab yang Efektivitas a. Prestasi kerja.
diberikannya. b. Kepuasan kerja.
kuantitas a. Keterampilan yang dimiliki
dalam bekerja.
b. Ketelitian kerja.
kemandirian a. Tanggung jawabb.
3. Pengukuran Variabel
Sekala yang digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai menggukan skala likert. Menurut Sugiyona (2014:168) Untuk keperluan
analisis kuantitatif,skala likert memiliki lima kategori dan nilai atau skor yang
dapat diberikan responden diantaranya yaitu :
Tabel III.2
Skala likert
Kategori Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

E. Populasi dan Sempel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2014:148).
Populasi dari penelitian ini adalah karyawan tetap dan karyawan kontrak pada
bagian administrasi yang ada rumah sakit kecuali pemimpin.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014 : 149) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini kuesioner
yang disebarkan sebanyak 70 kuesioner tetapi yang terisi hanya 60 kuesioner.
Sehingga penelitian ini menggunakan 60 karyawan bagianadministrasi (Non-
Medis) di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta sebagai sampel.

F. Teknik Pengambilan Sempel


Penelitian ini menggunakan teknik pangambilan sampel yaitu Nonprobability
sampling yang termasuk dalam sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau
insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila di pandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

G. Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan berdasarkan sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan (Sugiyono 2014 : 223):
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung memberikan data pada pengumpul data.
Dalam penelitian ini hasilnya dapat diperoleh dengan cara melakukan wawancara,
observasi, koesioner yang telah di isi langsung oleh responden.
2. Data skunder
Data skunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

H. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah kuesioner.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono 2014 : 230).

I. Teknik Pengujian Instrumen


Teknik yang digunakan dalam pengujian instrumental adalah (Tukuran dan
Hidayati 2011 : 134):
1. Uji validitas
Uji validitas adalah instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan ketepatan
dengan alat ukur dengan instrumen yang valid akan mengkasilkan data yang valid
juga. Atau dapat juga dikatakan bahwa jika data yang dihasilkan dari sebuah
instrumen valid maka instrumen tersebut juga valid. Uji validitas yang digunakan
adalah uji korelasi product moment dengan angka kasar:

Rxy = N∑XY - ∑X (∑Y)


[N∑X2 – (∑X)2 ] [N∑X2 – (∑Y)2]
Keterangan :
X : Skor butir
Y : Skor total
N : Jumlah sampel
X2: Jumlah dari kuadrat X
Y2 : Jumlah dari kuadrat Y
Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Besarnya r dapat di hitung dengan menggunakan taraf signifikansi
( a) sebesar 5%. Jika hasil pengukuran menunjukkan rhitung ≥ rtabel maka
item tersebut dinyatakan valid. Tetapi apabila rhitung < rtabel maka item
tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. instrumen yang baik tidak akan bersiat tindensius mengarahkan responden
untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus Alpha yang dimaksud
adalah:
n ∑ s2i
r
11 ¿ n−1 1− S 2i
Keterangan:
R11 : Koefisien reliabilitas tes
I : Bilangan konstan
∑s2i :Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
S2i : Varian total
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terdapat
distribusi normal antara variabel terikat dan variabel bebas. Apabila distribusi
data normal atau mendekati normal, berarti model regresi adalah baik.
Pengujian untuk menenutukan data terdistribusi normal atau tidak, dapat
menggunakan uji statistik non-parametrik. Uji statistik non-parametrik yang
digunakan adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S).
Apabila hasilnya menunjukkan nilai probabiltas signifikan di atas 0,05 atau
5% maka variabel berdistribusi normal.
b. Uji Hetoroskedastisitas
Persamaan regresi perlu juga di uji mengenai sama atau tidak varians dari
residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokesdastisitas.
Hetoroskedastisitas terjadi jika scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang
teratur baik menyempit, melebar, menyebar, maupun bergelombang-
gelombang (Sunyoto, 2011:134).

J. Teknik Analisis data


1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah analisis linier dengan jumlahvariabel
yang pengaruhnya hanya ada satu. Menurut Faried Ali dan Gau Kadir(2014 : 124)
analisis regresi sederhana atau lengkapnya regresi liniersederhana untuk
mengubah respon dan prediktor. Bentuk linier sederhana inibiasanya dinyatakan
dalam persamaan sebagai berikut:
Y=a+βX
Keterangan:
Y : Kinerja karyawan
X : Gaya kepemimpinan
α : Konstanta
β : Koefisien regresi

2. Merumuskan Hipotesis
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh yang signifikan variabel-variabel
bebas yaitu gaya kepemimpinan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan.
a. Menentukan H0 Ha
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
b. Menentukan level of signifikansi (α)
Dalam penelitian ini tingkat signifikansinya terbesar 0,05 (5%) dengan derajat
bebas (df) = m-2 dan m merupakan jumlah sampel pada penelitian.
c. Menentukan thitung menggunakan SPSS atau dengan rumus thitung (sunyoto,
2009:152)
B1
thitung=
SB 1
dimana :
b1 koefisien regresi variabel dan sb2 = standar eror dari variabel i
d. Melalui analisis ini maka pengambilan keputusan akan berdasar pada:
H0 ditolak, Jika thitung > ttabel maka Ha diterima
H0 diterima, Jika thitung ≤ ttabel maka Ha ditolak

DAFTAR PUSTAKA
Wirawan.2013.Kepemimpinan.Jakarta.Penerbit:PT.RAJAGRAFINDO Persada
Kajian Pustaka.2014.Pengertian kinerja. http://kajianpustaka.com diunduh pada Juni 2020
Nadira,Kartika.2014. Pengertian Tipe-Tipe Gaya Kepemimpinan dan Teori yang Mendasari
Kepemimpinan. http://kartikandr.blogspot.co.id diunduh pada Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai