Disusun oleh:
Rusli (1710375)
JEMBER
2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya
B. Landasan Teori
C. Desain Penelitian
D. Rumusan Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Subjek dan Objek Penelitian
C. Variabel Penelitian
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejalan dengan era globalisasi dibutuhkan sumberdaya manusia yang
mempunai kualitas dimana pegawai dituntutlebih berdaya guna dan bersaing untuk
menjadilebih baik hal tersebut tidk hanya dititikberatkan pada karyawan/pegawai
tetapi juga pada pemimpin. Organisasi akan berjlan dengan baik jika pemimpin
mempunyai kecakapan dalam bidangnya,akan tetapi setiap pemimpin mempunyai
keterampilan yang berbeda,seperti keterampilan teknis,manusiawi dan konseptual.
Pemimpin dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki harus dapat
mengarahkan faktor-faktor penting yang berada disekitarnya menentukan efektifitas
seorang pemimpin.
Salah satu faktor penting bagi seorang pemimpin adalah para
bawahannya,dimana pemimpin dapat dikatan efektif apa bila sorang pemimpin dapat
mampu mempengaruhi bawahannya untuk dapat melakukan aktivitas yang
dikehendaki guna mencapai tujuan. Kemampuan seorang pemimpin untuk dapat
mempengaruhi bawahannya dinamakan leadership. Leadership merupakan proses
pengaruh mempengaruhi antar pribadi atau antar orang dalam satu situasi tertentu,
melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan seperti yang telah disampaikan oleh Musaanef (1989)
Faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kinerja pegawai karena pemimpin dapat memberikan pengaruh
terhadap pekerjannya yang akhirnya ddapat mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang efektif dibutuhkan gaya kepemimpinan yng sesuai untuk dapat
meningkatkan kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi,baik
perusahaan maupun kantor pemerintah sebagai instansi pelayanan publik. Dengan
demikian,gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan
kinerja pegawai. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda
dalam memimpin atau sering disebut gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang
dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai
dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin
dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan harmonisasi yang tinggi di
dalam setiap bawahannya ,dan dapat menibulkan semangat kerja selain dari sumber
daya manusia sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kerja juga mutlak
diperlukan demi kelancaran pelaksanaan kerja.
Gaya kepemimpinan dapat dikatakan tidak kalah penting nya dalam
meningkatkan kinerja pegawai,oleh karena itu tidak akan berjalan dengan baik tujuan
dari organisasi jika pegawai yang dipimpin dengan gaya kepemimpinan tidak efektif
begitu juga sebaliknya gaya kepemimpinan yang bagaimana dapat diterapkan pada
suatu organisasi untuk dapat meningkatkan semangat kerja pegawainya. Pada sebuah
orgnisasi pemerintahan,sumber daya manusia terdiri dari pemimpin dan pegawai.
Kantor kelurahan balai desa kupang. Untuk mewujudkkan sikap kerja yang
baik,diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpi suatu
organisasi pemerintahan,yaitu dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang
tepat,berdasarkan pada penilaian kinerja pegawainya meliputi kuantitas
pekerjaan,kualitas pekerjaan,ketepatan waktu baik dalam abseni maupun penyelesaian
pekerjaan.
Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang
diinginkan berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan
pekerjaanya. Kinerja pegwaai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai dibeberapa penelitian yang
dilakukan peneliti terdahulu Ari heriyanto di PDAM kota Magelang,Edi susilo di RS
kustati di surakarta dan ari fatmawati di PT.air maancur Wonogiri ketiganya
mengambil penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan ketiga penelitian menunjukkan ada pengwruh signifikan, hasil penelitian
apakah ada perbedaan atau persamaan antara pengaruh kepemimpinan terhadap
karyawan swasta dengan Pegawai Negri Sipil.
Penelitian dilakukan dikantor kelurahan balai desa kupang kecamatan pakem
kabupaten bondowoso. Keluraan dalam PP kecamatan disebutkan sebagai perangkat
kecamatan,kelurahan bukan lagi perangkat daerah,hal ini adalah amanat dari Undang-
Undang nomer 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pelimpahan sebagai
kewenangan bupati/walikota kepada camat dilaksanakan untuk mengefektifkan
penyelenggaraan pemerintahan daerah di kecamatan dan mengoptimalkan pelayanan
publik di kecamatan sebagai perangkat daerah yang berhadapan langsung dengan
masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, nampaknya betapa pentingnya peranan pemimpin
dalam meningkatkan kinerja pegawai,sehingga diperlukan pemimpin yang bisa
menempatkan diri dalam situasi dan kondisi kantor,berdasarkan uraian
diatas,mendorong saya untuk meneliti seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai.
B. Perumusan masalah
Berpijak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat saya rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja
Pegawai Negri Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang ?
2. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap Pegawai Negri Sipil di
Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang ?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkkan identifikasi masalah tersebut diatas,maka tujuan dari penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya kepemipinan secara persial
terhadap kinerja Pegawai Negri Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang.
2. Mengukur besarny pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja Pegawai Negri
Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang.
D. Kegunaan penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan dan
perubahan kepada beberapa pihak seperti berikut ini ;
1. Bagi instansi/lokasi penelitian
Agar nantinya dapat menjadi gambaran dan rekomendai bagi pemimpin dan
jajarannya untuk dipergunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan tugas
kepemimpinan dalam menentukan kebijakan dan mengambil keputusan untuk
meningkatkan kinerja Pegawai Negri Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa
Kupang.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai pendalaman tentang masalah-
masalah yang berhubungan dengan sumber daya manusia serta upaya identifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Pegawai Negri Sipil di Kantor
Kelurahan Balai Desa Kupang.
3. Bagi penulis
Sebagai upaya dalam mendalami sumber daya manusia serta mendekatkanh teori-
teori dan praktek dilapangan dalam mengkaji masalah secara sistematis yang
mendalam selain itu penelitian ini merupakan sarana kegiatan dalam
mengakumulasikan dan mengintegrasikan pengalaman belajar yang didpat
dibangku kuliah.k
E. Pembatasan masalah
Penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja Pegawai Negri Sipil di Kantor Kelurahan Balai Desa Kupang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Landasan Teori
Berikut ini dibahas beberapa teori pendukung mengenai gaya kepemimpinan
dan kinerja pegawai, keduanya merupakan variabel yang diteliti.
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Amirullah (2015:167) adalah orang yang memiliki
wewenang untuk memberi tugas, mempunyai kemampuan untuk membujuk atau
mempengaruhi orang lain dengan melalui pola hubungan yang baik guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Griffin (2000) pengertian
kepemimpinan dibagi menjadi 2 konsep yaitu sebagai proses dan sebagai atribut.
Sebagai proses, pemimpin difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para
pimpinannya yaitu proses dimana para pimpinan menggunakan pengaruhnya
untuk memperjelas organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah
kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Menurut Erni
Tisnawati dan Kurniawan Saefullah (2005:255) kepemimpinan adalah seseorang
yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang lain tanpa
menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima
dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka. Oleh karena itu
kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu proses mempengaruhi dan
mengarahkan para karyawannya dalam melakukan tugas atau pekerjaan yang telah
diberikan kepada mereka dan hal ini merupakan potensi untuk mampu membuat
orang lain (yang dipimpin) mengikuti apa yang dikehendaki pimpinannya menjadi
realita.
I. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri-ciri yang digunakan pemimpin
untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran tercapai atau gaya kepemimpinan
adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan seorang
pemimpin. Berikut ini ada beberapa gayakepemimpinan. Berdasarkan kepribadian
gaya kepemimpinan dibedakan menjadi:
1. Gaya Kepemimpinan Kharismatis
Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang
mampu menarik atensi banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki
oleh seorang pemimpin yang merupakan anugerah dari Tuhan. Kelebihan
gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka
terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Gaya
kepemimpinan kharismatis bisa efektif jika
a) Mereka belajar untuk berkomitmen, sekalipun seringkali
mereka akan gagal.
b) Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi kelemahan
mereka, dimana kepribadian ini berantakan dan tidak
sistematis.
2. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan
segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara
penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si
pemimpin, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah
diberikan. Dalam gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan
semua aspek kegiatan.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan Otoriter yaitu:
a. Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
b. Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
c. Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;
d. Komunikasi berlangsung dalam satu arah dari pimpinan kepada
bawahan.
e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
para bawahannya dilakukan secara kredit.
f. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran
pertimbangan atau pendapat.
g. Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan
kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung
adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
h. Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan
seluruh pekerjaan dan memerintahkan semua bawahan untuk
melaksanakannya.
i. Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan
melakukan tugas.
j. Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan
tugas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang
utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila :
a. Pemimpin mau berjuang untuk berubah ke arah yang lebih baik.
b. Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution, ada
kalanya terjadi win-loss solution.Pemimpin harus mengupayakan
agar dia tidak selalu kalah, tetapi ada kalanya menjadi
pemenang.ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis yaitu:
a) Wewenang pemimpin tidak mutlak.
b) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan.
c) Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan.
d) Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi
antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan.
e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar.
f) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.
g) Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan atau pendapat.Tugas-tugas kepada bawahan
diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi.
h) Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak,
adanya saling percaya, saling menghormati.
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling
menghargai bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah
biru. Biasanya seorang pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan
sopan kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada dasarnya
memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya.
Segala bentuk kebijakan ada dalam diri pemimpin ini. Orang–orang
datang karena kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya.
Pemimpin bergaya moralis adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak stabil,
kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat
menyenangkan dan bersahabat.
Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila :
a. Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam mengatasi kelabilan
emosionalnya seringkali menjadi perjuangan seumur hidupnya.
b. Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan
dengan cara mereka, bukan dengan cara anda
Menurut Sjafri dan Aida (2007 : 140) ketika manajer sudah menentukan gaya
kepemimpinan maka keberhasilan untuk menjadi seorang pemimpin dapat diukur dari
berbagai segi, antara lain adalah:
a) Keberhasilan karyawan dan kelompoknya dalam mencapai tujuan
organisasi/perusahaan,
b) Kepuasan maksimum di kalangan karyawan,Drajat konflik horizontal
dan vertikal yang relatif kecilPerputaran karyawan diantara kelompok
pada periode tertentu yang relatif rendah.
c) Tingkat ketidakhadiran karyawan yang relatif rendah.
d) Produktivitas kerja karyawan yang meningkat.
C. Desain penelitian
Gambar :1.1
Desain Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus di
Kelurahan Balai Desa Kupang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei dan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014 :81) metode survei
adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang
terjadi pada masa lampau atau pada saat ini, tentang
keyakinan,pendapat,karakteristik,perilaku,hubungan variabel dan untuk menguji
beberapa hipotesis tentang sosiologi dan psikologis dari sempel yang diambil dari
populasi tertentu,teknik pengumpulan data dengan pengamatan kuesioner yang tidak
mendalam dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.
Menurut Sugiyono (2014:36) metode kuantitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah orang, jabatan atau pihak-pihak yang akan dijadikan
objek penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di
Kelurahan Balai Desa Kupang.
2. Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi data tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
diamati dan kemudian di tarik kesimpulannya. Objek penelitian ini adalah gaya
kepemimpinan dan kinerja karyawan.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2021 di
Kelurahan Balai Desa Kupang.
D. Variabel Penelitian
1. Identifikasi variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, obyek,
organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
a. Variabel independen (X) sering disebut sebagai variabel stimulus,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perusahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan.
b. Variabel dependen (Y) sering disebut sebagai variabel output,kriteria
konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat,karena adanya variabel bebas menurut Sugiyono (2014 : 96).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah karyawan.
Tabel III.1
Operasional Variabel
Variabel Desvinisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala
Ukur
Gaya Gaya kepemimpinan Pengambilan a. Keputusan diambil sendiri
kepemmimpi adalah sekumpulan ciri- keputusan oleh pemimpin.
nan ciri yang digunakan b. Keputusan diambil secara
(X) untuk mempengaruhi bersama-sama.
bawahan agar sasaran c. Keputusan diambil oleh
tercapai. beberapa pegawai saja.
Perilaku a. Memberikan pengaruh
Skala
kepemimpinan kepada pegawai.
Likert
b. Perhatian yang sungguh-
sungguh kepada pegawai.
c. Memberikan saran dan
kejelasan tujuan instansi
pemerintahan.
d. Memberikan imbalan yang
sesuai dengan prestasi kerja
pegawai.
Oreintasi a. Berorientasi pada tugas.
kepemimpinan
b. Berorientasi pada hubungan.
c. Berorientasi pada tugas dan
hubungan.
Kinerja Prestasi kerja atau hasil kuantitas a. Penyelesaian tugas tanpa
Karyawan kerja baik kualitas bantuan
(Y) maupun kuantitas yang b. Kecepatan dalam
dicapai SDM persatuan menyelesaikan tugas.
periode waktu dalam Ketepatan waktu a. Kehadiran.
melaksanakan tugas b. Penyelesaian tugas tepat
kerjanya sesuai dengan waktu.
tanggung jawab yang Efektivitas a. Prestasi kerja.
diberikannya. b. Kepuasan kerja.
kuantitas a. Keterampilan yang dimiliki
dalam bekerja.
b. Ketelitian kerja.
kemandirian a. Tanggung jawabb.
3. Pengukuran Variabel
Sekala yang digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai menggukan skala likert. Menurut Sugiyona (2014:168) Untuk keperluan
analisis kuantitatif,skala likert memiliki lima kategori dan nilai atau skor yang
dapat diberikan responden diantaranya yaitu :
Tabel III.2
Skala likert
Kategori Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
G. Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan berdasarkan sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan (Sugiyono 2014 : 223):
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung memberikan data pada pengumpul data.
Dalam penelitian ini hasilnya dapat diperoleh dengan cara melakukan wawancara,
observasi, koesioner yang telah di isi langsung oleh responden.
2. Data skunder
Data skunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. instrumen yang baik tidak akan bersiat tindensius mengarahkan responden
untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus Alpha yang dimaksud
adalah:
n ∑ s2i
r
11 ¿ n−1 1− S 2i
Keterangan:
R11 : Koefisien reliabilitas tes
I : Bilangan konstan
∑s2i :Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
S2i : Varian total
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terdapat
distribusi normal antara variabel terikat dan variabel bebas. Apabila distribusi
data normal atau mendekati normal, berarti model regresi adalah baik.
Pengujian untuk menenutukan data terdistribusi normal atau tidak, dapat
menggunakan uji statistik non-parametrik. Uji statistik non-parametrik yang
digunakan adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S).
Apabila hasilnya menunjukkan nilai probabiltas signifikan di atas 0,05 atau
5% maka variabel berdistribusi normal.
b. Uji Hetoroskedastisitas
Persamaan regresi perlu juga di uji mengenai sama atau tidak varians dari
residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokesdastisitas.
Hetoroskedastisitas terjadi jika scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang
teratur baik menyempit, melebar, menyebar, maupun bergelombang-
gelombang (Sunyoto, 2011:134).
2. Merumuskan Hipotesis
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh yang signifikan variabel-variabel
bebas yaitu gaya kepemimpinan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan.
a. Menentukan H0 Ha
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
b. Menentukan level of signifikansi (α)
Dalam penelitian ini tingkat signifikansinya terbesar 0,05 (5%) dengan derajat
bebas (df) = m-2 dan m merupakan jumlah sampel pada penelitian.
c. Menentukan thitung menggunakan SPSS atau dengan rumus thitung (sunyoto,
2009:152)
B1
thitung=
SB 1
dimana :
b1 koefisien regresi variabel dan sb2 = standar eror dari variabel i
d. Melalui analisis ini maka pengambilan keputusan akan berdasar pada:
H0 ditolak, Jika thitung > ttabel maka Ha diterima
H0 diterima, Jika thitung ≤ ttabel maka Ha ditolak
DAFTAR PUSTAKA
Wirawan.2013.Kepemimpinan.Jakarta.Penerbit:PT.RAJAGRAFINDO Persada
Kajian Pustaka.2014.Pengertian kinerja. http://kajianpustaka.com diunduh pada Juni 2020
Nadira,Kartika.2014. Pengertian Tipe-Tipe Gaya Kepemimpinan dan Teori yang Mendasari
Kepemimpinan. http://kartikandr.blogspot.co.id diunduh pada Juni 2020