PROPOSAL
Disusun Oleh:
941417091
2020
BAB I
PENDAHULUAN
perencana, maupun yang menjadi para pelaksana di sektor terdepan dan pra pelaku fungsi
kontrol atau kepengawasan pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa unsur manusialah
tahun 1999 pasal 3 ayat 1, ”Pegawai negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara
yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur,
adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah dan pembangunan”.
Sebagaimana diketahui bahwa kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh
kemampuan aparatur birokrasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu, sebagai
pelayan publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. Apabila publik dapat
terlayani dengan baik oleh aparatur birokrasi, maka dengan sendirinya aparatur birokrasi
mampu menempatkan posisi dan kedudukannya yaitu sebagai civil servant atau public
service.
Pemimpin merupakan salah satu intisari manajeman, sumber daya pokok dan titik
sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Kreativitas dan dinamika
menentukan apakah tujuan organisasi/institusi dapat dicapai atau tidak. Salah satu tugas
seorang pemimpin ialah bertujuan meningkatkan kinerja pegawai agar bisa bekerja dengan
baik.Kinerja pegawai dalam suatu organisasi merupakan kunci utama untuk mencapai
usahanya.Untuk itulah sumber daya manusia sebagai salah satu unsur penting yang perlu
professional.
Pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo. Masalah yang terlihat dikantor ini
adalah saat melakukan pekerjaan, pegawai harus diawasi pimpinan, apabila tidak
pengawasan maka pekerjaan akan terbengkalai. Selain faktor tidak ada pengawasaan dari
seseorang untuk melakukan sesuatu atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.Pada umumnya makin tinggi
motivasi yang dimiliki seseorang semakin cepat dampaknya terhadap perilakunya dalam
energi yang menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan
setelah mengikuti pengembangan, baik kualitas maupun kuantitas kerjanya meningkat maka
pelaksanaan peran pimpinan yang belum optimal. Pertama, Pimpinan belum dapat
menjalankan perannya sebagai figurehead, yakni peranan yang dilakukan untuk mewakili
organisasi yang dipimpinannya di dalam setiap kesempatan dan persoalan yang timbul
secara formal. Kedua, pimpinan belum mampu menjalankan perannya sebagai penggerak
bawahannya. Ketiga, pimpinan belum dapat berperan sebagai penghubung, dilihat dari
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan ini dengan
judul “ Peran Pimpinan Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai Di Kantor Camat Kota Tengah
Kota Gorontalo.”
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, beberapa permasalahan pokok yang dapat
1.2.3 Pimpinan belum dapat berperan sebagai penghubung, dilihat dari terjalinnya
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang Peran Pimpinan
Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai Di Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo.
Dari penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat baik bagi dunia akademik maupun
1.5.2 Manfaat praktis dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan sebagai alternatif pemecahan
masalah yang berkaitan dengan Peran Pimpinan Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai
15.3 Manfaat praktis lain bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai pengalaman dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca diantaranya :
Penelitian yang dilakukan oleh Apriati Mustika 2012 dengan judul Peranan
Kepimpinan Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan
orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti
kehendak pimpinan itu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
yaitu peran selaku pengawas dimana pimpinan harus mengadakan pengawasan kepada para
pegawai dalam melakukan pekerjaan, agar pekerjaan tepat pada waktunya dan hasilnya
memuaskan.Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Eny Nurul tahun 2015 dengan judul Peran
sekolah di SD negeri Kudu 01 Baki Sukoharjo. Jenis penelitian ini penelitian kualitatif
dengan strategi penelitian studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah
dan guru dan Narasumber dari penelitian ini Pengawas Sekolah SD Negeri Kudu 01. Dalam
guru-guru dalam diklat; (2) sebagai Leader/pemimpin dalam mengambil keputusan; (3)
sebagai Supervisor kunjungan kelas; (4) sebagai manager dan administrator dalam
penghargaan; (6) sebagai inovasi yaitu berupa pembaharuan. Kinerja guru yaitu berupa
pembelajaran. Kemampuan guru SD Negeri Kudu 01 dalam penggunaan strategi dan metode
kinerja guru yaitu meliputi lingkungan masyarakat sekitar sekolah partisipasi masyarakat
Faktor fisik dan pekerjaan terdiri dari metode kerja, perlengkapankerja, penataan ruang dan
lingkungan fisik, sedangkan faktor sosial danorganisasi terdiri dari peraturan organisasi, jenis
tentang peran pimpinan. Sementara untuk penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan jenis deskriptif pendekatan kualitatif. Penelitian ini
difokuskan pada Peran Pimpinan Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai Di Kantor Camat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosaial tertentu. (Kozier Barbara, 2005)
Menurut Abu Ahmadi (2002) peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia
terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan
Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002), yaitu peran merupakan aspek
dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita
lihat pendapat lain tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan
normatif. Sebagai peran normatif dalam hubungannya dengan tugas dan kewajiban dinas
perhubungan dalam penegakan hukum mempunyai arti penegakan hukum secara total
Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang
satu dengan anggota masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada
saling ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan
peran (role). Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila
lebih jelas ada baiknya terlebih dahulu kita pahami tentang pengertian peran, (Miftah Thoha,
2007).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa peran adalah suatu
sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap
seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu.Dalam penelitian ini pimpinan
Peran berdasarkan figur dilihat dari kemampuan pimpinan menjalankan perannya sebagai
dipimpinannya di dalam setiap kesempatan dan persoalan yang timbul secara formal.
Peran pemimpin sebagai penghubung dilihat dari terjalinnya kerjasama yang baik sesama
pegawai.
Suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumberdaya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan
masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan
adalah manusia, bukan mesin dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM
Menurut L.Byars dan W. Rue (2005) manajemen sumber daya manusia adalah suatu
aktifitas yang di desain untuk menyediakan dan mengkoordinasikan sumber daya manusia
adalah kebijakan, pelatihan, dan sistem yang mempengaruhi perilaku karyawan, sikap , dan
performance.
Menurut Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell (2004) manajemen sumber daya
manusia adalah proses mengatur sumber daya manusia dengan sistem formal secara efektif
Terdapat 9 peran manajemen sumber daya manusia dalam mengatur dan menetapkan
1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
kerja.
khususnya.
waktu khususnya yang berkaitan dengan masalah gaji/upah atau kompensasi terhadap
pegawai.
7. Memberikan kesempatan karyawan dalam hal pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi
kerja karyawan.
Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsuryang tidak dapat
lembaga swasta. Kinerja berasal dari kataJob Performance atau Actual Performance yang
seperti standar hasil kerja,target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
“hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai olehseseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengantanggung jawab yang diberikan
kepadanya”. (Mangkunegara,2009).
prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitasmaupun kuantitas yang dicapai SDM
Keeps,2002).
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang adapada diri pekerja.
(Griffin, 2007).
dan sukses jikatujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly,Gibson
and Ivancevich,2004).
pengertian kinerja yaitu suatu hasil kerja yangdapat dicapai oleh seseorang atau
dansesuai dengan moral dan etika.Kinerja merupakan suatu gambaran mengenai tingkat
tujuan, misi, visi serta organisasi. Pada dasarnya pengertiankinerja berkaitan dengan
tanggung jawab individu atau organisasi dalammenjalankan apa yang menjadi wewenang
faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan haltersebut maka akan dijelaskan
sebagai berikut:
tinggi dan seseorang itu mempunyai tipe pekerja keras.Sedangkan seseorang mempunyai
maka dari itu peningkatan atas prestasi kerja sangat pentinguntuk meningkatkan
diartikan sebagia suatu sikap(attitude) seorang pemimpin dan karyawan terhadap situasi
sendiri di lingkungan kerja mereka agardapat meningkatkan sikap yang positif (pro)
yang dikutif oleh Mangkunegara, kinerja(performance) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
1. Faktor individu
Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitasmaupun kuantitas
berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.Kinerja individu ini akan tercapai apabila
didukung oleh atribut individu,upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi.Dengan
danmotivasi.
integritas yang tinggi antarfungsi psikis danfisik maka individu tersebut memiliki
Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individudalam bekerja,
average, superior, very superior dan gifted) dengantingkat kecerdasan emosi baik (tidak
merasa bersalah yang berlebihan,tidak mudah marah, tidak dengki, tidak benci, tidak iri
hati, tidak dendam,tidak sombong, tidak minder, tidak cemas, memiliki pandangan
2. Faktor psikologi
yang bersifat abstrak yang membatasi pada tingkah laku danproses atau
persepsi, sikap, kepribadian, belajar danmotivasi. Variable ini menurut Gibson (1987)
banyak dipengaruhi olehkeluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan
kepribadian karyawan.
3. Faktor organisasi.
Pola komunikasi kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek
dan dinamis, peluang berkarir dan pasilitas kerja yang relatif memadai. Sekalipun, jika
faktor lingkungan organanisasi kurang menunjang, maka bagi individu yang memiliki
tingkat kecerdasan pikiran memadai dengan tingkat kecerdasan emosi baik, sebenarnya ia
tetap berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi individu tersebut, lingkungan organisasi itu
dapat diubah dan bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemacu
Kinerja “faktor yang mempengaruhi kinerja suatu lembaga (organisasi) atau sekelompok
menjadi dua macam, yaitu faktor individu (pelaku) dan organisasi. Jika dikaitkan dengan
kinerja aparatur pemerintah daerah, maka faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut
yaitu faktor aparatur pemerintah daerah (birokrat) dan organisasi (pemerintah daerah).
Oleh sebab itu, jika ingin meningkatkan kinerja aparatur pemerintah daerah kedua faktor
kinerja individu dan organisasi antara lain adalah : Menjaga dan mendorong motivasi
anak buah. Menjaga dan mendorong motivasi para aparatur pemerintah daerah, baik pada
tataran pimpinan maupun staf dalam menjalanjan tugas, wewenang dan tanggungjawab
a. Seorang pemimpin harus menentukan apa yang menjadi tujuan atau apa yang hendak
Penetapan dan kriteria suatu tujuan dapat tercapai atau tidak, menjadi faktor pertama
b. Pemimpin harus mampu menyediakan intensif (pendorong kerja) baik berupa gaji,
uang, penghargaan atau dalam bentuk lain agar para karyawan bersedia mencapai
tujuan organisasi.
c. Pemimpin harus memberikan umpan balik (feedback) secara rutin agar para karyawan
(staf) dapat mengetahui posisi dan peran mereka dalam pencapaian tujuan pemerintah
daerah.
1. Kemampuan mereka
2. Motivasi,
kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu
aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh
diketahui. Pengukuranmerupakan upaya membandingkan kondisi riil suatu objek dan alat
ukur.Pengukuran kinerja merupakan suatu yang telah dicapai oleh organisasidalam kurun
waktu tetentu, baik yang terkait dengan input, proces, output,outcome, benefit maupun
impact.
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan guna
mewujudkan visi dan misi perusahaan. Pengkuran kinerja merupakan hasil dari penelitian
yang sistematis. Sesuai dengan suatu rencana yang telah ditetapkan dalam penyesuaian-
manajemen.
3. Mengevaluasi hasil kinerja secara terus menerus guna perbaikan pengukuran kinerja
Sebuah hasil kerja (kinerja) yang dicapai oleh seorang aparatur, yang menjalankan
tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab, dapat mempermudah arah penataan
efektif dan efisien. Organisasi pemerintahan menggunakan alat untuk mengukur kinerja
birokrasi publik, indikator yang digunakan menurut Dwiyanto dalam bukunya Supriatna
1. Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga tingkat
2. Kualitas layanan
Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik, muncul karena
3. Responsivitas
4. Responsibilitas
organisasi.
5. Akuntabilitas
organisasi publik tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam konteks
ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat berapa besar
kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat
Dapat disimpulkan bahwa jika organisasi pemerintahan, ditata dengan benar dan
organisasi yaitu mempunyai visi, misi, tujuan dan sasaran dengan jelas, maka akan dapat
Peningkatan Kinerja
Pegawai dalam
Pelaksanaan Tugasnya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1. Permasalahan tentang Peran Pimpinan yang diteliti berada di organisasi tersebut.
3.1.2 Lokasinya berada tidak jauh dari pusat Pemerintahan KotaGorontalo dimana semua
pengumpulan data.
3.1.3 Dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya tidak memberatkan penulis.
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis deskriptif kualitatif.
Penelitian kualititif memiliki kegunaan antara lain untuk memahami interaksi sosial dan
memahami perasaan orang yang sulit untuk dimengerti (Sugiyono, 2011).. Moleong (2010),
memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada sutu konteks khusus yang alamiah dan dengan
penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi subjek yang alamiah dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena pada subjek penelitian secara
deskriptif, dalam konteks alamiah, dengan mengumpulkan data secara triangulasi, analisis
data bersifat induktif dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah yang ada dengan peneliti
Penelitian ini difokuskan pada Peran Pimpinan Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai
Di Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo, dengan indikator/fokus sebagai berikut :
3.3.1 Peran pemimpin sebagai figur, dilihat dari kemampuan pimpinan menjalankan
3.3.2 Peran pemimpin sebagai penggerak, dilihat dari kemampuan pimpinan menjalankan
3.3.3 Peran pemimpin sebagai penghubung, dilihat dari terjalinnya kerjasama yang baik
sesama pegawai.
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder.Data
primer merupakan sumber data utama dalam bentuk kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lofland dan Lofland dalam Moleong,
2005).
3.4.1 Data primer, diperoleh melalui wawancara mendalam dengan informan yang dipilih
terdiri dari Camat, Sekretaris Camat, Staf Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo
sebanyak 3 Orang.
3.4.2 Data sekunder, diperoleh dari berbagai catatan penting yang berkaitan dengan
permasalahan antara lain dalam bentuk peraturan, keputusan, pedoman dan petunjuk
teknis.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
Terdapat beberapa macam observasi yang dapat dilakukan oleh peneliti. Dalam
penelitian ini, peneliti akan menggunakan salah satu metode observasi yaitu observasi
tidak berstruktur. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa
yang akan diamati, dan dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2011). Seperti halnya observasi,
wawancara juga memiliki beberapa macam jenis. Wawancara yang akan dilakukan
interview. Hal ini dikarenakan, wawancara ini bertujuan untuk menemukan masalah
secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan
Analisis data kualitatif merupakan proses sistematis yang berlangsung terus menerus
bersamaan dengan pengumpulan data (Daymon, 2008). Dalam menganalisis data, peneliti
akan melakukan analisis data di lapangan. Salah satu analisis data di lapangan yang akan
dipakai yaitu analisis data dari Miles and Huberman, yang telah dikutip oleh Sugiyono
(2011). Aktifitas analisis data yang akan dilakukan yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
Merupakan kegiatan merangkun, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
Menurut Miles and Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
3. Conclusion Drawing/verification.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
kredibel.