Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia dalam era pembangunan saat ini dihadapkan pada

berbagai tantangan masa depan serta masalah yang tidak hanya terbatas pada

proses perubahan struktur ekonomi dan sosial yang cepat, tanpa batas. Salah satu

masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah mengenai kualitas

sumberdaya manusia (SDM) yang merupakan kunci bagi segala upaya

pembangunan di segala bidang.

Sumberdaya manusia merupakan hal yang sangat penting dan mempunyai

peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan suatu kegiatan di dalam organisasi

yang keberadaannya tidak mungkin dapat dipungkiri dan harus ada dalam rangka

mencapai tujuan.

Salah satu unsur penunjang utama untuk mencapai tujuan organisasi adalah

kemampuan dari setiap pimpinan untuk menggunakan orang lain atau pegawainya

untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas yang diberikan sesuai

dengan prosedurnya masing-masing. Manajemen yang baik sangat besar dalam

mengorganisir pelaksanaan dari seluruh kegiatan dan aktivitas secara efektif dan

efisien sehingga tercipta suatu keselarasan, keserasian dan kerjasama yang baik

antara semua pihak yang ada didalamnya.

Pada hakekatnya mekanisme manajemen nampaknya lebih berorientasi pada

faktor pegawai sebagai manusia. Hal ini disebabkan oleh karena manusia

memiliki tingkah laku dan karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Disamping itu faktor yang perlu diperhatikan dalam menjalankan suatu intansi

adalah masalah peningkatan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan latihan.

Peningkatan kompetensi dapat dilakukan melalui program pendidikan dan

pelatihan seperti : Pra Jabatan, ADUM, SPAMA, SPAMEN, SPATI, diklat

fungsional, diklat teknis dan sebagainya (kursus-kursus). Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa antara pendidikan dan pelatihan berhubungan dengan

kompetensi.

Kompetensi adalah kemampuan kerja seorang pegawai yang dapat dibentuk

melalui diklat. Kompetensi pegawai antara lain tercermin melalui pengetahuan.

Sedangkan pengetahuan di peroleh melalui pendidikan formal. Data yang ada

menunjukkan bahwa masih terdapat pegawai yang pendidikan formalnya rendah

yaitu tamat SD 2 orang dan tamat SMP sebanyak 7 orang. Apabila kompetensi

pegawai meningkat maka kinerja juga akan meningkat. Oleh karena itu antara

kompetensi dan kinerja memiliki hubungan yang sangat erat. Peningkatan

kompetensi melalui diklat bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai. Kinerja

adalah kemampuan kerja yang tercermin melalui kualitas kerja, kuantitas kerja

dan ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan.

Kualitas kerja adalah menyangkut penguasaan Iptek, pemahaman lingkup

pekerjaan, tanggung jawab dan wewenang yang diemban, ketepatan, ketelitian,

keterampilan serta kebersihan di dalam bekerja. Kuantitas kerja adalah hasil yang

diperoleh dari pekerjaan serta kecepatan di dalam menyelesaikan pekerjaan.

Ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan adalah ketepatan waktu memulai


pelaksanaan tugas/pekerjaan, ketepatan waktu penyelesaian tugas/pekerjaan, dan

frekuensi teguran pimpinan atas keterlambatan penyelesaian tugas/pekerjaan.

Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai instansi

pemerintah memiliki pegawai sebanyak 357 orang (termasuk Kepala Dinas).

Sebagian besar sudah pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan tujuan

antara lain untuk meningkatkan kinerja pegawai yang bersangkutan dalam

menjalankan tugas dan kewajibannya setiap hari.

Jumlah pegawai yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 354 orang dengan

berbagai jenis pelatihan yaitu : adum, administrasi kepegawaian, angka kredit

guru, manajemen proyek, spama, administrasi pengelolah barang daerah,

pelatihan perencanaan teknis pendidikan, pengujian pendidikan, penyusunan

kurikulum, kurikulum lingkungan, tenaga perencana pendidikan dan kebudayaan,

pengembangan program dikmenjur, diklat tim penatar inti P2SD, diklat pendidikan

manajemen Ka.SMA, diklat pendidikan kesiswaan, diklat pendidikan bela negara,

diklat ketatausahaan, administrasi keuangan, pendidikan kependudukan

lingkungan hidup, pemasyarakatan bahasa indonesia, program peningkatan mutu

dan lain-lain.

Namun demikian kinerja yang dicapai belum sesuai yang diinginkan. Hal ini

antara lain terlihat dari ketaatan jam kerja, waktu kerja dan pulang kerja. Dimana

masih ada pegawai yang datang ke kantor terlambat, padahal jam masuk kantor

ditetapkan jam 7.00 dan waktu kerja sedang berlangsung tetapi meninggalkan

kantor, kemudian pulang sebelum waktunya padahal ditetapkan pulang pada jam
16.00. Fenomena ini tentunya hanya merupakan salah satu dari sekian banyak

fenomena yang terjadi yang ada kaitannya dengan persoalan kinerja pegawai.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul : ”Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas

Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah

kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap berpengaruh

terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi

Tenggara.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi yang

meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap kinerja pegawai pada

Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi pihak Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara dapat

dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam rangka peningkatan kinerja

pegawai.

2. Bagi bagi peneliti lain dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dalam

melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan strategi peningkatan

kompetensi melalui diklat terhadap kinerja pegawai.


1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pengaruh kompetensi terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kompetensi pengawai diamati pada dimensi pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Sedangkan kinerja pegawai diamati pada dimensi kualitas kerja, kuantitas kerja

serta ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai