Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pendidikan pada era moderen saat ini merupakan suatu kebutuhan yang
penting untuk dipenuhi. Adanya perubahan dasar pada dunia pendidikan akan
menjadikan suatu organisasi pada sekolah juga berubah untuk mengikuti
pendidikan yang sedang berjalan untuk meningkatkan mutu dari sekolah tersebut.
Perubahan yang terjadi dapat diperkuat dan diperlemah dalam kehidupan
organisasi, perubahan dalam organisasi ini melibatkan sumber daya manusia yang
berperan dalam peningkatan kinerja organisasi.
Jumlah karyawan khususnya guru yang cukup banyak mengharuskan
sebuah organisasi pendidikan untuk berpikir mengenai bagaimana memanfaatkan
dan mengoptimalkan kinerja guru. Hal ini disebabkan karena guru merupakan
salah satu aset penting yang di butuhkan oleh organisasi pendidikan untuk
melakukan proses belajar mengajar sehingga tugas yang harus dihadapi sekolah
adalah bagaimana sekolah tersebut mampu menjadikan para guru menjadi
berkualitas. Masalah yang kemudian muncul adalah bagaimana caranya
menghasilkan guru yang memiliki kinerja yang optimal.
Kinerja guru yang optimal merupakan salah satu sasaran organisasi
pendidikan untuk mencapai produktivitas pengajaran yang lebih tinggi. Kondisi
seperti ini mengharuskan sekolahan untuk mengetahui hal apa saja yang
mempengaruhi kinerja guru, agar sekolah mampu mengelola sumber daya
manusianya. Selain itu, dalam suatu organisasi pendidikan banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja guru untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Beberapa faktor mempengaruhi kinerja guru sebagai tenaga pendidikan
antara lain berasal dari faktor internal maupun faktor eskternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri guru tersebut, diantaranya adalah
kepuasan kerja. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari
luar diri guru itu sendiri, meliputi kepemimpinan, keamanan, keselamatan kerja,
dan budaya organisasi.
2

Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar diciptakan, ditemukan, atau


dikembangkan oleh kelompok tertentu saat mereka menyesuaikan diri dengan
masalah-masalah eksternal dan integrasi internal yang telah bekerja cukup baik
serta dianggap berharga dan oleh karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai
cara yang benar untuk menyadari, berfikir, dan merasakan hubungan dengan
masalah tersebut. Perilaku guru juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka
bekerja yang di bentuk melalui budaya organisasi, dimana keberadaan budaya
dalam suatu organisasi di harapkan akan meningkatkan kinerja guru.
Budaya organisasi yang baik di dalam organisasi pendidikan khususnya
sekolah harus dijaga karena menurut beberapa jurnal kinerja guru akan meningkat
dengan adanya pembentukan budaya yang kuat dari suatu organisasi pendidikan.
Kinerja guru mencerminkan kemampuan kerja guru yang terlihat dari penampilan
kerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Apabila kemampuan kerja
seorang guru bagus, maka kinerjanya juga akan semakin tinggi. Sebaliknya jika
kemampuan kerja seorang guru tidak baik, maka kinerjanya juga akan semakin
rendah.
Rendahnya kinerja guru diduga karena kurang baiknya budaya organisasi
yang diterapkan di sekolah. Aspek motivasi kerja juga sangat berpengaruh dan
penting dalam kinerja guru, karena di era saat ini semakin banyak juga kebutuhan
yang diperlukan oleh guru. Oleh karena itu, untuk mencapai kebutuhan yang di
harapkan organisasi pendidikan, diperlukan juga motivasi terhadap guru, yang di
harapkan akan meningkatkan kinerja guru. Selanjutnya yang perlu di perhatikan
oleh organisasi pendidikan adalah kinerja.
Budaya organisasi yang tertanam dengan baik dan motivasi kerja guru
yang tinggi akan mempengaruhi kinerja seseorang guru dan pada akhirnya, tujuan
organisasi pendidikan akan tercapai dengan baik dan memuaskan. Kinerja guru
pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru akan sangat
menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang
paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan atau
pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah.
3

Sebaiknnya seorang guru memiliki kinerja optimal dalam rangka


mewujudkan sekolah yang berkualitas dan berprestasi. Pertama, guru harus
mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Artinya, komitmen
tinggi guru adalah untuk kepentingan siswa. Kedua, guru harus menguasai secara
mendalam bahan atau materi pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya
kepada para siswa. Artinya, antara pemahaman materi dan metode pembelajaran
merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Ketiga, guru bertanggung jawab
memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai dari
pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar. Keempat, guru mampu
berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya. Kelima, guru sebaiknnya merupakan bagian dari masyarakat
belajar dalam lingkungan profesinya.
SMA Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Lampung, Indonesia. berdiri sejak
tanggal 14 Juli 198. Sama dengan sekolah pada umumnya, masa pendidikan
sekolah di SMAN 1 Kalianda ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai
dari Kelas X sampai Kelas XII. SMA Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan
memiliki visi “Sekolah berbasis Teknologi Informasi, mantap dalam IMTAQ,
unggul dalam IPTEK, berprestasi dalam olahraga dan seni serta siap bersaing
dalam menghadapi era global”. Sementara untuk mencapai visi tersebut, SMA
Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan mengembangkan misi sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Menumbuh kembangkan semangat keunggulan dan bernalar sehat terhadap
para peserta didik, guru dan karyawan sehingga berkemauan kuat untuk terus
maju dan berprestasi.
3. Meningkatkan komitmen seluruh tenaga kependidikan terhadap tugas pokok
dan fungsinya.
4. Mengembangkan Teknologi Informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
dan administrasi sekolah.
4

Berdasarkan observasi awal didapatkan data dari hasil penilaian kinerja


Guru SMA Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan tahun pelajaran 2020/2021 yang
menyatakan bahwa sebagian besar guru memiliki kinerja baik dan sebagian lagi
perlu adannya perbaikan. Sedangkan dari hasil survey awal kepada sejumlah
siswa-siswi secara acak mengenai penilaian siswa terhadap kinerja guru dapat
disimpulkan bahwa ditemukan keluhan-keluhan dari siswa-siswi. Diantarannya
siswa-siswi tersebut merasa kesulitan menerima penyampaian materi yang
disampaikan, komunikasi antara guru dengan siswa yang kurang harmonis, guru
yang tidak masuk kelas karena ada urusan tertentu, kurang pengayaan yang
dilakukan oleh guru terhadap materi yang diajarkan, serta masih ada beberapa
guru yang belum menguasai IT.
Berdasarkan hasil pengamatan sementara terhadap Kinerja guru pada
SMA Negeri 1 Kalianda belum optimal. Hasil pembelajaran dari siswa masih
belum sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu yang mempengaruhi hal
tersebut adalah belum terciptanya budaya organisasi yang baik. Terlihat masih
terdapat beberapa guru yang terbiasa tidak disiplin dalam pelaksanaan tugasnya.
Hal ini terlihat dari tidak disiplinnya guru dalam jam kegiatan belajar mengajar,
sehingga jam belajar efektif siswa menjadi berkurang. Selain itu, beberapa guru
hanya menunjukkan kedisiplinannya ketika kepala sekolah ada di tempat. Hal-hal
semacam ini menggambarkan kurangnya pelaksanaan budaya organisasi yang
baik dan kurangnya motivasi dari guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Belum optimalnya kinerja guru semata-mata bukanlah karena kesalahan
para guru, yaitu diduga karena kurang adanya perhatian dan kepedulian dari para
pemimpin sebagai motivator bagi para guru. Misalnya gaya kepemimpinan yang
kurang efektif, kurang komunikatif serta kurang inovatif dirasakan para guru.
Kurangnya kepedulian kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan mempengaruhi
motivasi guru dalam bekerja. Ada atau tidaknya rencana pembelajaran belum
menjadi suatu perhatian tersendiri bagi kepala sekolah. Pemberian arahan
mengenai proses belajar mengajar untuk mencapai hasil pembelajaran yang baik
pun masih sangat terbatas dilakukan oleh pimpinan. Berdasarkan pernyataan-
pernyataan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang
5

berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja


Guru pada SMA Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang dan penjelasan sebelumnya maka


permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Budaya organisasi dalam pekerjaan yang harus ditingkatkan seperti
komunikasi antara guru dan siswa, penyampaian materi pelajaran kepada
siswa harus diperbaiki
2. Motivasi kerja yang rendah dari sejumah guru yang dilihat dari
keterlambatan guru dalam bekerja, masih seringnya ditemukan kelas yang
kosong saat jam pelajaran berlangsung,pengumpulan laporan-laporan kerja
yang tidak sesuai dengan jadwal serta hal-hal lainnya.
3. Kinerja guru yang masih rendah, terlihat dari kurangnya upaya dalam
mendukung siswa-siswi untuk dapat mudah mencerna bahan ajar yang ada
dengan baik.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan


sebagai berikut:
1. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru pada SMA
Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan?
2. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 1
Kalianda Lampung Selatan?
3. Apakah budaya organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap
kinerja guru pada SMA Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan?
6

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian proposal ini adalah ingin mengetahui :


1. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru SMA Negeri 1 Kalianda
Lampung Selatan.
2. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMA Negeri 1 Kalianda
Lampung Selatan.
3. pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama
terhadap kinerja guru SMA Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan

Anda mungkin juga menyukai