Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR UPTD

PENDIDIKAN KECAMATAN SAPE

CLARASATI
NIM 17010109

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan, pelatihan terhadap prestasi kerja pegawai
di kantor UPTD pendidikan kecamatan sape. Metode penelitian asosiatif dengan teknik analisis regresi
linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 32 pegawai dengan metode proposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan pendidikan, pelatihan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
prestasi kerja, secara parsial hanya pelatihan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pelatihan.
Oleh karena itu kepala UPTD pendidikan dan unsur pimpinan lainnya dalam upaya meningkatkan
prestasi kerja pegawai sebaiknya memperhatikan faktor –faktor yang mempengaruhi prestasi kerja
pegawai seperti pendidikan, khususnya faktor pelatihan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
prestasi kerja dari para pegawai dimasa yang akan datang.

Kata kunci: pendidikan, pelatihan, prestasi kerja


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
    Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu organisasi. Dessler,
(2015:4) mengatakan bahwa sumber daya manusia adalah proses untuk memperoleh, melatih,
menilai, dan mengompensasi pegawai, dan untuk mengurus relasi tenaga kerja mereka, kesehatan
dan keselamatan mereka, serta hal-hal yang berhubungan dangan keadilan. Keberhasilan suatu
organisasi atau instansi pemerintah sangat ditentukan oleh faktor sumber daya manusianya sebagai
aparatur pemerintahan, kemampuan seorang pegawai atau aparatur dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan dan dapat bekerja sama dengan baik akan memungkinkan
untuk mencapai tujuan organisasi secara maksimal. Oleh karena itu pemerintah perlu
memperhatikan kesejahteraan pegawai agar dapat bekerja dengan baik dan benar-benar merasakan
kepuasan dalam melakukan pekerjaannya.

    menurut Vaithzal Rivai, (2018:769) Pelatihan sebagai pendidikan yang menyangkutkan proses
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pelatihan yang berlaku
dalam waktu yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik dari
teori. Sementara itu keterampilan adalah meliputi pengertian physical skill, intellectual skill, social
skill, managerial skill dan lain-lain.

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan sesuatu kekuatan yang diharapkan dapat
mempercepat pembinaan sumber daya manusia dengan kompetensi, kemampuan dan tingkat
profesionalisme yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan pembangunan menjelang pasar
bebas. Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya
program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.
Pengembangan pegawai juga dirancang untuk memperoleh pegawai-pegawai yang mampu
berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam geraknya ke masa depan (Soekidjo
Notoatmodjo, 2003 : 103).

Dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia diharapkan karyawan dapat


meningkatkan kinerjanya, usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, diantaranya dengan
memperhatikan tingkat pendidikan, dalam melaksanakan pekerjaan karyawan juga tidak terlepas
dari tingkat pendidikan yang dimiliki. Pendidikan merupakan totalitas interaksi manusia untuk
pengembangan manusia seutuhnya, dan pendidikan merupakan proses yang terus-menerus yang
senantiasa berkembang (Sutrisno, 2011). Karyawan yang kurang memiliki pengetahuan cukup
tentang bidang kerjanya akan tersendat-sendat. Oleh karena itu bagi karyawan baru atau karyawan
lama yang dihadapkan pada pekerjaan baru memerlukan tambahan pengetahuan dan ketrampilan
guna melaksanakan tugasnya dengan baik. Demi mewujudkan semua itu, dibutuhkan peningkatan
Sumber Daya Manusia sebagai perencana dan pelaksana dalam organisasi, salah satunya adalah
melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Pelatihan sangat penting bagi pegawai baru maupun pegawai yang sudah lama bekerja. adapun
definisi pelatihan menurut Doessler dalam Agusta dan Susanto (2013:1) Pelatihan adalah proses
mengajarkan karyawan baru atau yang sudah ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka
butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Begitu pula dengan halnya Mangkunegara
(2009:44) yang memberikan definisi mengenai pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan
jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial
mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknik dalam tujuan yang terbatas.

Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Sape Kabupaten Bima  sebagai suatu instansi yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara langsung dalam bidang ketenagakerjaan juga
harusnya mampu mempersembahkan kinerja yang terbaik kepada masyarakat. Dalam hal ini, Kantor
UPTD Pendidikan Kecamatan Sape Kabupaten Bima juga telah memberikan program diklat setiap
tahunnya kepada pegawainya demi meningkatkan kinerja dan menunujukkan eksistensinya kepada
masyarakat. Hal ini terbukti dengan pemberian program diklat baik diklat prajabatan maupun diklat
jabatan yang terdiri dari diklat fungsional, dan diklat pimpinan yang diselenggarakan tiap tahun bagi
para pegawai Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Sape Kabupaten Bima.

Pengadaan Diklat ini ditujukan agar PNS memiliki kemampuan administrasi dasar terutama
dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berkaitan dengan peranan Kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan sape kabupaten bima dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Sape kabupaten Bima dipandang cukup responsive dan
memiliki kinerja yang cukup baik kepada masyarakat.

Namun kondisi obyektif yang dialami oleh Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan sape kabupaten
bima adalah: Pegawai yang telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, namun belum menunjukan
prestasi kerja yang maksimal dalam memajukan organisasinya. Kongkritnya pegawai masih sering
terlambat masuk kantor sesuai dengan waktu yang telah ditetntukan, masih terdapat pegawai yang
menunda – nunda pekerjaan, kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diemban kepadanya,
kurang loyal terhadap pimpinan bila diberi tugas, kurang menghargai waktu dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya, adanya pegawai yang masih kurang menguasai SIMPEG (Sistem
Informasi Kepegawaian). Disini terlihat rendahnya SDM aparatur dalam penguasaan teknologi,
sebagian pegawainya tidak menguasai bidang pekerjaannya dikarenakan latar belakang
pendidikannya yang tidak sesuai dengan apa yang dikerjakannya dan adanya pegawai yang kurang
efektif dalam bekerja. Yang dimaksud kurang efektif adalah adanya pegawai yang ditempatkan
bukan sesuai dengan keahliannya, seperti calon pegawai mempunyai keahlian dalam bidang SDM
tetapi ditempatkan dibidang keuangan. Namun, meskipun UPTD pendidikan telah memberikan
pendidikan dan pelatihan kepada pegawainya demi meningkatkan prestasi pegawainya ternyata
pendidikan dan pelatihan tersebut masih belum memberikan perubahan atau pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi para pegawainya. Hal ini mengakibatkan tujuan dari pendidikan dan
pelatihan belum dapat dicapai secara maksimal.

Pengembangan Sumber Daya Manusia pada kantor UPTD Pendidikan kecamatan sape
dipengaruhi oleh pendidikan dan pelatihan. Pendidikan sebagai landasan untuk meningkatkan
keahlian teoritis,dan moral serta kematangan dalam pengambilan keputusan sedangkan pelatihan
untuk meningkatkan keterampilan tehnis dalam pelaksanaan pekerjaan yang relevan guna
mendukung keberhasilan tugas–tugas para pegawai.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik dalam melakukan penelitian mengenai
"Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai DiKantor UPTD Pendidikan
Kecamatan Sape".

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai di kantor UPTD
PENDIDIKAN kecamatan sape?
2. Apakah Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai di kantor UPTD
PENDIDIKAN kecematan sape?
3. Apakah Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai di
kantor UPTD PENDIDIKAN kecamatan sape?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai pada
UPTD PENDIDIKAN kecamatan sape?
2. Untuk mengetahui Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai pada
UPTD PENDIDIKAN kecamatan sape?
3. Untuk mengetahui Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja
pegawai pada UPTD PENDIDIKAN kecamatan sape?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan

Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men, menjadi mendidik,
yaitu kata kerja yang memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda, berarti
proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (W.J.S. Poewardaminto: 1985).   

Menurut Andrew E. Sikula dalam Hardjanto (2012, h. 69) disebutkan bahwa “Pendidikan adalah
berhubungan dengan peningkatan umum dan pemahaman terhadap lingkungan kehidupan manusia
secara menyeluruh dan proses pengembangan pengetahuan, kecakapan/keterampilan, pikiran, watak,
karakter dan sebagainya. ” Menurut UndangUndang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang dimaksud pendidikan adalah “Usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. ”

Menurut UU Sitem pendidikan No.20 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1, definisi Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara. 

Pendidikan adalah sebuah fenomena social, disitu terdapat suatu ikatan alamiah seseorang dengan yang
lainnya, misalnya antar sesama manusia, manusia dengan alam disekitarnya, dan juga antar makhluk
hidup yang satu dengan lainnya. “Oleh karena itu pendidikan harus bersifat absolut dan komprehensif,
tidak mengenal batasan waktu serta ruang” (Eko Ilham:2006). Sedangkan dalam Sistem Pendidikan
Nasional, istilah pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang.

Menurut persepsi umum masyarakat berpendidikan dapat melakukan tugas-tugas tertentu dengan
mudah dan efisien dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan atau mereka yang berpendidikan
rendah. Di sini, pendidikan tidak berarti ijazah perguruan tinggi formal tetapi, pengetahuan belaka itu.
Meskipun seseorang mungkin tidak memiliki ijazah tapi, yang memiliki pengetahuan akan membuatnya
efisien (Van Vugt, 2006). 

Fahrun dalam Liza dan Suktiarti (2013), indikator dari tingkat pendidikan yaitu :

1. Pendidikan formal dengan indikatornya pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah.


2. Pendidikan non formal dengan indikatornya pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh
pekerja.
Pelatihan

Pelatihan atau training, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelajaran untuk
membiasakan atau memperoleh sesuatu keterampilan. Pelatihan bersifat spesifik, praktis, dan segera.
Spesifik berarti pelatihan berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan segera
berarti yang sudah dilatihkan dapat dipraktikkan (Hardjanto, 2012). Pelatihan membantu karyawan
dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan,
kecakapan, dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuan. Pelatihan memiliki
orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar
berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya (Rivai, 2013). 

Menurut Widodo (2015:82), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan
keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu miliki kinerja yang professional di
bidangnya. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan
pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar. 

Simamora (1995:287) dalam Kamil (2012:4) mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang
dirancang untuk meningkatkan keahliankeahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap
seorang individu. Dengan demikian pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan ataupun
menggali kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sehingga memiliki skill, cara berfikir dan perbaikan
sikap sesuai dengan yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan ataupun instansi tertentu hingga dapat
memecahkan permasalahan yang mungkin akan dihadapi dimasa yang akan datang.

Pelatihan adalah bentuk pengembangan kompetensi untuk memenuhi pemenuhan kinerja secara
individu atau organisasi (Jeffrey & Ruliyanto, 2017). Pelatihan adalah upaya yang direncanakan
organisasi untuk membantu karyawan memperoleh pekerjaan yang berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, dan perilaku, dengan tujuan menerapkan pada pekerjaan, yang diukur
melalui ketercapaian sasaran, pemberi materi pelatihan, metode, implementasi program pelatihan dan
evaluasi hasil pelatihan (Noe et al., 2018).

Untuk mencapai budaya kinerja yang tinggi, organisasi perlu menyediakan pelatihan dan pengembangan
bagi para pekerja yang didesain khusus untuk menanamkan, mengembangkan dan merubah sikap dan
atau perilaku terhadap fungsi organisasi tertentu (Ibrahim et al., 2017).

Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada saat yang sama juga
untuk mewujudkan tujuan pekerja individu (Waris, 2015).
Indikator-indikator pelatihan menurut Fanani dan Moses (2011), diantaranya: 

1. Jenis Pelatihan

Jenis pelatihan yang diberikan kepada pegawai disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, dana yang
dianggarkan dalam waktu yang tersedia.

2. Materi Pelatihan

Materi pelatihan selalu terkait dengan jenis pelatihan yang diikuti.

3. Waktu pelatihan

Waktu pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan muatan pelatihan yang mau diajarkan.

Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan hasil kerja seseorang pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan misalnya standard, target/ sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan disepakati bersama (Saragih, 2017). Pemahaman tentang pengertian prestasi kerja dapat
didefinisikan oleh beberapa para ahli,Menurut Hasibuan dalam penelitian Aulia Pratiwi (2015)
mengatakan bahwa prestasi kerja artinya pegawai mampu mencapai hasil kerja yang dapat
dipertanggung jawabkan kualitas maupun kuantitas dan bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat dengan baik.

Menurut Hasibuan (2009:94), menyatakan “Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan dan kesungguhan serta waktu”.Sirait (2010:128), menjelaskan bahwa “Prestasi kerja adalah
proses evaluasi atau unjuk kerja pegawai yang dilakukan oleh organisasi”.

Mangkunegara (2003:67) pengertian “prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
di capai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”. Pendapat lain Hasibuan (2002:94) bahwa “prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu”.

Ukuran terakhir keberhasilan departemen personalia adalah prestasi atau pelaksanaan kerja
(performance) pegawai. Dalam kehidupan organisasi, penilaian prestasi kerja sangatlah perlu
dilaksanakan. Mangkuprawira (2002:223) berpendapat, “penilaian kinerja merupakan proses yang
dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja seseorang”. Senada dengan pendapat itu, Mathis dan
Jackson (2002:81) juga menyatakan “bahwa penilaian kinerja adalah proses evaluasi seberapa baik
karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan suatu standar dan kemudian
mengkomunikasikannya dengan karyawan”.

prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara
(2003:67) . 
Indikator untuk mengukur prestasi kerja pegawai secara individu menurut Ranupandojo dan Husnan
(2011:126), yaitu:

1. Kualitas kerja, hal ini dapat dilihat dari;


ketepatan waktu, b) ketelitian dan c) keterampilan.
2. Kuantitas kerja, hal ini dapat dilihat dari :memenuhi standar kerja, pekerjaan rutin.

3. Tingkat kehandalan, hal ini dapat dilihat dari: inisiatif, rajin.

4. Sikap yaitu bentuk prilaku atau tingkah laku karyawan dalam bekerja serta perbuatan
berdasarkan    loyalitas dan tanggung jawab serta mampu bekerja sama dalam tim dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja

Salah satu cara untuk memenuhi keutuhan karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik adalah
dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan. Menurut pendapat dari Robinson yang dikutip dalam
Admodiwirio (2010:37), yang menyatakan tentang pendidikan dan pelatihan yaitu ”pendidikan dan
pelatihan adalah proses kegiatan pembelajaran antara pengalaman untuk mengembangkan pola prilaku
seseorang dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk mencapai standar kerja yang
diharapkan”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan mendapatkan program pendidikan dan
pelatihan maka karyawan akan dapat meningkatkan prestasi kerjanya sehingga standar yang diharapkan
perusahaan dapat tercapai.

Hipotesis

1. Diduga ada pengaruh yang signifikan variabel pendidikan karyawan (X1) dan pelatihan kerja pegawai
(X2) secara simultan terhadap prestasi kerja pegawai (Y).

2. Diduga ada pengaruh yang signifikan variable pendidikan pegawai(X1) terhadap prestasi kerja
pegawai(Y).

3. Diduga ada pengaruh yang signifikan variabel pelatihan kerja pegawai (X2) terhadap prestasi kerja
pegawai (Y).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif, dimana penelitian asosiatif yaitu penelitian yang
mencari pola hubungan dan atau pengaruh antar variabel pada satu objek, dengan tujuan untuk
mengetahui adanya pengaruh antar variabel dependen (variabel terikat) dan variable independen
(variabel bebas).

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan dikantor UPTD pendidikan kecamatan sape kabupaten bima, dengan waktu
penelitian dilakukan selama 5 bulan (Januari – Mei, 2021). 

Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada kantor UPTD
pendidikan kecamatan sape dengan jumlah pegawai 42 orang.
Teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive proportional random sampling.
Purposive sampling menurut Sugiyono adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2012 : 68).Sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 32 pegawai dimana sebagian
pegawai dalam objek penelitian dijadikan sebagai sampel.

Teknik Pengumpulan Data


Dalam penulisan ini penulis menggunakan jenis teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat
pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.
( Saifudin Azwar, 2008 : 91). Dalam upaya mendapatkan data dan informasi, maka penulis melakukan
observasi, wawancara dan kuesioner.
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung kelapangan terhadap
objek yang diteliti.(Iqbal Hasan, 2004 : 23). Maksudnya disini penulis terjun langsung ke Kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan sape untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitiannya.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-
keterangan lisan melalui tanya jawab dengan orang yang memberikan keterangan kepada si peneliti.
(Mardalis, 2002 : 63). Peneliti melakukan wawancara oleh pihak yang berhubungan langsung dengan
Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan sape.
c. Kuesioner
Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar
isian terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel).(Iqbal Hasan, 2004 ; 34). Kuesioner yang telah
dibuat disebarkan kepada para pegawai yang telah dijadikan sebagai sample dari populasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari
subjek penelitiannya. (Saifudin, 2008 : 91) Maksudnya penulis dalam mendapatkan data dari tinjauan
pustaka atau informasi-informasi yang berhubungan dengan pembahasan. Penelitian kepustakaan
adalah pembuatan model atau membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan kejadian yang
sebenarnya maka digunakan teori.

Teknik analisis data

Pengujian Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu 
valid. Menurut Sugiyono (2004;109) mendefinisikan valid sebagai berikut: “Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur”. Dengan demikian untuk
mengukur sesuatu harus digunakan instrumen atau alat ulur yang tepat. Pengujian validitas dilakukan
untuk mengukur pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu pernyataan dikatakan valid
jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa saja yang hendak diukurnya, dimana seluruh item
pernyataan dinyatakan valid dengan syarat r hitung > r tabel.

Uji Realbilitas

Reliabilitas/keandalan (derajat konsistensi/keajegan) adalah ukuran yang menunjukan seberapa


tinggi suatu instrument dapat dipercaya atau dapat diandalkan, artinya reabilitas menyangkut
ketepatan (dalam pengertian konsisten) alat ukur (Mustafa, 2009). 

Koefisien Korelasi 

Analisa korelasi adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan
antara variabel bebas (variabel X) dengan variabel terikat (variabel Y).

Analisis Regresi Linier Berganda


Metode regresi berganda ini digunakan untuk menganalisis dan menghitung besarnya pengaruh
keseluruhan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari pengertian tersebut, maka rumus linier
berganda menurut Hasan (2006:117) dapat dihitung dengan rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:
Y = Variabel Prestasi Kerja
a = Konstanta
X1 = Variabel Pendidikan
X2 = Variabel Pelatihan
b1 dan b2 = Koefisien regresi
Pengujian Hipotesis

Uji Hipotesis Secara Simultan (uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel
dipenden secara bersama-sama atau simultan.

F = 

(Suharyadi dan Purwanto, 2014)

Keterangan:

Fh = Fhitung

R = koefisien korelasi ganda

K = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Kaidah pengujian signifikasi adalah Jika sig F ≤ α, maka H0 ditolak atau dengan kata lain mengambil
kesimpulan H1 (signifikan).

Uji Hipotesis Secara Parsial (uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variable dependen
secara individual atau parsial.

Rumusnya:

t=

t=

(Suharyadi dan Purwanto, 2014)

Ket.:

t = nilai signifikan (t hitung) yang nantinya dibandingkan dengan t tabel

r = koefisien korelasi
n = banyaknya sampel

βn = koefisien regresi setiap variabel

Sβn = standar eror setiap variabel

Sedangkan untuk uji t dua sampel berhubungan (berpasangan), dihitung dengan:

t=

di mana

D = selisih nilai kelompok 1 dan kelompok 2

n = ukuran sampel

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai