CLARASATI
NIM 17010109
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan, pelatihan terhadap prestasi kerja pegawai
di kantor UPTD pendidikan kecamatan sape. Metode penelitian asosiatif dengan teknik analisis regresi
linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 32 pegawai dengan metode proposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan pendidikan, pelatihan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
prestasi kerja, secara parsial hanya pelatihan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pelatihan.
Oleh karena itu kepala UPTD pendidikan dan unsur pimpinan lainnya dalam upaya meningkatkan
prestasi kerja pegawai sebaiknya memperhatikan faktor –faktor yang mempengaruhi prestasi kerja
pegawai seperti pendidikan, khususnya faktor pelatihan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
prestasi kerja dari para pegawai dimasa yang akan datang.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu organisasi. Dessler,
(2015:4) mengatakan bahwa sumber daya manusia adalah proses untuk memperoleh, melatih,
menilai, dan mengompensasi pegawai, dan untuk mengurus relasi tenaga kerja mereka, kesehatan
dan keselamatan mereka, serta hal-hal yang berhubungan dangan keadilan. Keberhasilan suatu
organisasi atau instansi pemerintah sangat ditentukan oleh faktor sumber daya manusianya sebagai
aparatur pemerintahan, kemampuan seorang pegawai atau aparatur dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan dan dapat bekerja sama dengan baik akan memungkinkan
untuk mencapai tujuan organisasi secara maksimal. Oleh karena itu pemerintah perlu
memperhatikan kesejahteraan pegawai agar dapat bekerja dengan baik dan benar-benar merasakan
kepuasan dalam melakukan pekerjaannya.
menurut Vaithzal Rivai, (2018:769) Pelatihan sebagai pendidikan yang menyangkutkan proses
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pelatihan yang berlaku
dalam waktu yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik dari
teori. Sementara itu keterampilan adalah meliputi pengertian physical skill, intellectual skill, social
skill, managerial skill dan lain-lain.
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan sesuatu kekuatan yang diharapkan dapat
mempercepat pembinaan sumber daya manusia dengan kompetensi, kemampuan dan tingkat
profesionalisme yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan pembangunan menjelang pasar
bebas. Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya
program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.
Pengembangan pegawai juga dirancang untuk memperoleh pegawai-pegawai yang mampu
berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam geraknya ke masa depan (Soekidjo
Notoatmodjo, 2003 : 103).
Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Sape Kabupaten Bima sebagai suatu instansi yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara langsung dalam bidang ketenagakerjaan juga
harusnya mampu mempersembahkan kinerja yang terbaik kepada masyarakat. Dalam hal ini, Kantor
UPTD Pendidikan Kecamatan Sape Kabupaten Bima juga telah memberikan program diklat setiap
tahunnya kepada pegawainya demi meningkatkan kinerja dan menunujukkan eksistensinya kepada
masyarakat. Hal ini terbukti dengan pemberian program diklat baik diklat prajabatan maupun diklat
jabatan yang terdiri dari diklat fungsional, dan diklat pimpinan yang diselenggarakan tiap tahun bagi
para pegawai Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Sape Kabupaten Bima.
Pengadaan Diklat ini ditujukan agar PNS memiliki kemampuan administrasi dasar terutama
dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berkaitan dengan peranan Kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan sape kabupaten bima dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Sape kabupaten Bima dipandang cukup responsive dan
memiliki kinerja yang cukup baik kepada masyarakat.
Namun kondisi obyektif yang dialami oleh Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan sape kabupaten
bima adalah: Pegawai yang telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, namun belum menunjukan
prestasi kerja yang maksimal dalam memajukan organisasinya. Kongkritnya pegawai masih sering
terlambat masuk kantor sesuai dengan waktu yang telah ditetntukan, masih terdapat pegawai yang
menunda – nunda pekerjaan, kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diemban kepadanya,
kurang loyal terhadap pimpinan bila diberi tugas, kurang menghargai waktu dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya, adanya pegawai yang masih kurang menguasai SIMPEG (Sistem
Informasi Kepegawaian). Disini terlihat rendahnya SDM aparatur dalam penguasaan teknologi,
sebagian pegawainya tidak menguasai bidang pekerjaannya dikarenakan latar belakang
pendidikannya yang tidak sesuai dengan apa yang dikerjakannya dan adanya pegawai yang kurang
efektif dalam bekerja. Yang dimaksud kurang efektif adalah adanya pegawai yang ditempatkan
bukan sesuai dengan keahliannya, seperti calon pegawai mempunyai keahlian dalam bidang SDM
tetapi ditempatkan dibidang keuangan. Namun, meskipun UPTD pendidikan telah memberikan
pendidikan dan pelatihan kepada pegawainya demi meningkatkan prestasi pegawainya ternyata
pendidikan dan pelatihan tersebut masih belum memberikan perubahan atau pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi para pegawainya. Hal ini mengakibatkan tujuan dari pendidikan dan
pelatihan belum dapat dicapai secara maksimal.
Pengembangan Sumber Daya Manusia pada kantor UPTD Pendidikan kecamatan sape
dipengaruhi oleh pendidikan dan pelatihan. Pendidikan sebagai landasan untuk meningkatkan
keahlian teoritis,dan moral serta kematangan dalam pengambilan keputusan sedangkan pelatihan
untuk meningkatkan keterampilan tehnis dalam pelaksanaan pekerjaan yang relevan guna
mendukung keberhasilan tugas–tugas para pegawai.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik dalam melakukan penelitian mengenai
"Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai DiKantor UPTD Pendidikan
Kecamatan Sape".
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai di kantor UPTD
PENDIDIKAN kecamatan sape?
2. Apakah Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai di kantor UPTD
PENDIDIKAN kecematan sape?
3. Apakah Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai di
kantor UPTD PENDIDIKAN kecamatan sape?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai pada
UPTD PENDIDIKAN kecamatan sape?
2. Untuk mengetahui Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pegawai pada
UPTD PENDIDIKAN kecamatan sape?
3. Untuk mengetahui Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja
pegawai pada UPTD PENDIDIKAN kecamatan sape?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pendidikan
Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men, menjadi mendidik,
yaitu kata kerja yang memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda, berarti
proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (W.J.S. Poewardaminto: 1985).
Menurut Andrew E. Sikula dalam Hardjanto (2012, h. 69) disebutkan bahwa “Pendidikan adalah
berhubungan dengan peningkatan umum dan pemahaman terhadap lingkungan kehidupan manusia
secara menyeluruh dan proses pengembangan pengetahuan, kecakapan/keterampilan, pikiran, watak,
karakter dan sebagainya. ” Menurut UndangUndang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang dimaksud pendidikan adalah “Usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. ”
Menurut UU Sitem pendidikan No.20 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1, definisi Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.
Pendidikan adalah sebuah fenomena social, disitu terdapat suatu ikatan alamiah seseorang dengan yang
lainnya, misalnya antar sesama manusia, manusia dengan alam disekitarnya, dan juga antar makhluk
hidup yang satu dengan lainnya. “Oleh karena itu pendidikan harus bersifat absolut dan komprehensif,
tidak mengenal batasan waktu serta ruang” (Eko Ilham:2006). Sedangkan dalam Sistem Pendidikan
Nasional, istilah pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang.
Menurut persepsi umum masyarakat berpendidikan dapat melakukan tugas-tugas tertentu dengan
mudah dan efisien dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan atau mereka yang berpendidikan
rendah. Di sini, pendidikan tidak berarti ijazah perguruan tinggi formal tetapi, pengetahuan belaka itu.
Meskipun seseorang mungkin tidak memiliki ijazah tapi, yang memiliki pengetahuan akan membuatnya
efisien (Van Vugt, 2006).
Fahrun dalam Liza dan Suktiarti (2013), indikator dari tingkat pendidikan yaitu :
Pelatihan atau training, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelajaran untuk
membiasakan atau memperoleh sesuatu keterampilan. Pelatihan bersifat spesifik, praktis, dan segera.
Spesifik berarti pelatihan berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan segera
berarti yang sudah dilatihkan dapat dipraktikkan (Hardjanto, 2012). Pelatihan membantu karyawan
dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan,
kecakapan, dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuan. Pelatihan memiliki
orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar
berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya (Rivai, 2013).
Menurut Widodo (2015:82), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan
keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu miliki kinerja yang professional di
bidangnya. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan
pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar.
Simamora (1995:287) dalam Kamil (2012:4) mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang
dirancang untuk meningkatkan keahliankeahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap
seorang individu. Dengan demikian pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan ataupun
menggali kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sehingga memiliki skill, cara berfikir dan perbaikan
sikap sesuai dengan yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan ataupun instansi tertentu hingga dapat
memecahkan permasalahan yang mungkin akan dihadapi dimasa yang akan datang.
Pelatihan adalah bentuk pengembangan kompetensi untuk memenuhi pemenuhan kinerja secara
individu atau organisasi (Jeffrey & Ruliyanto, 2017). Pelatihan adalah upaya yang direncanakan
organisasi untuk membantu karyawan memperoleh pekerjaan yang berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, dan perilaku, dengan tujuan menerapkan pada pekerjaan, yang diukur
melalui ketercapaian sasaran, pemberi materi pelatihan, metode, implementasi program pelatihan dan
evaluasi hasil pelatihan (Noe et al., 2018).
Untuk mencapai budaya kinerja yang tinggi, organisasi perlu menyediakan pelatihan dan pengembangan
bagi para pekerja yang didesain khusus untuk menanamkan, mengembangkan dan merubah sikap dan
atau perilaku terhadap fungsi organisasi tertentu (Ibrahim et al., 2017).
Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada saat yang sama juga
untuk mewujudkan tujuan pekerja individu (Waris, 2015).
Indikator-indikator pelatihan menurut Fanani dan Moses (2011), diantaranya:
1. Jenis Pelatihan
Jenis pelatihan yang diberikan kepada pegawai disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, dana yang
dianggarkan dalam waktu yang tersedia.
2. Materi Pelatihan
3. Waktu pelatihan
Waktu pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan muatan pelatihan yang mau diajarkan.
Prestasi Kerja
Prestasi kerja merupakan hasil kerja seseorang pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan misalnya standard, target/ sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan disepakati bersama (Saragih, 2017). Pemahaman tentang pengertian prestasi kerja dapat
didefinisikan oleh beberapa para ahli,Menurut Hasibuan dalam penelitian Aulia Pratiwi (2015)
mengatakan bahwa prestasi kerja artinya pegawai mampu mencapai hasil kerja yang dapat
dipertanggung jawabkan kualitas maupun kuantitas dan bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat dengan baik.
Menurut Hasibuan (2009:94), menyatakan “Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan dan kesungguhan serta waktu”.Sirait (2010:128), menjelaskan bahwa “Prestasi kerja adalah
proses evaluasi atau unjuk kerja pegawai yang dilakukan oleh organisasi”.
Mangkunegara (2003:67) pengertian “prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
di capai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”. Pendapat lain Hasibuan (2002:94) bahwa “prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu”.
Ukuran terakhir keberhasilan departemen personalia adalah prestasi atau pelaksanaan kerja
(performance) pegawai. Dalam kehidupan organisasi, penilaian prestasi kerja sangatlah perlu
dilaksanakan. Mangkuprawira (2002:223) berpendapat, “penilaian kinerja merupakan proses yang
dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja seseorang”. Senada dengan pendapat itu, Mathis dan
Jackson (2002:81) juga menyatakan “bahwa penilaian kinerja adalah proses evaluasi seberapa baik
karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan suatu standar dan kemudian
mengkomunikasikannya dengan karyawan”.
prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara
(2003:67) .
Indikator untuk mengukur prestasi kerja pegawai secara individu menurut Ranupandojo dan Husnan
(2011:126), yaitu:
4. Sikap yaitu bentuk prilaku atau tingkah laku karyawan dalam bekerja serta perbuatan
berdasarkan loyalitas dan tanggung jawab serta mampu bekerja sama dalam tim dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Salah satu cara untuk memenuhi keutuhan karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik adalah
dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan. Menurut pendapat dari Robinson yang dikutip dalam
Admodiwirio (2010:37), yang menyatakan tentang pendidikan dan pelatihan yaitu ”pendidikan dan
pelatihan adalah proses kegiatan pembelajaran antara pengalaman untuk mengembangkan pola prilaku
seseorang dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk mencapai standar kerja yang
diharapkan”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan mendapatkan program pendidikan dan
pelatihan maka karyawan akan dapat meningkatkan prestasi kerjanya sehingga standar yang diharapkan
perusahaan dapat tercapai.
Hipotesis
1. Diduga ada pengaruh yang signifikan variabel pendidikan karyawan (X1) dan pelatihan kerja pegawai
(X2) secara simultan terhadap prestasi kerja pegawai (Y).
2. Diduga ada pengaruh yang signifikan variable pendidikan pegawai(X1) terhadap prestasi kerja
pegawai(Y).
3. Diduga ada pengaruh yang signifikan variabel pelatihan kerja pegawai (X2) terhadap prestasi kerja
pegawai (Y).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif, dimana penelitian asosiatif yaitu penelitian yang
mencari pola hubungan dan atau pengaruh antar variabel pada satu objek, dengan tujuan untuk
mengetahui adanya pengaruh antar variabel dependen (variabel terikat) dan variable independen
(variabel bebas).
Pengujian Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Menurut Sugiyono (2004;109) mendefinisikan valid sebagai berikut: “Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur”. Dengan demikian untuk
mengukur sesuatu harus digunakan instrumen atau alat ulur yang tepat. Pengujian validitas dilakukan
untuk mengukur pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu pernyataan dikatakan valid
jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa saja yang hendak diukurnya, dimana seluruh item
pernyataan dinyatakan valid dengan syarat r hitung > r tabel.
Uji Realbilitas
Koefisien Korelasi
Analisa korelasi adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan
antara variabel bebas (variabel X) dengan variabel terikat (variabel Y).
Keterangan:
Y = Variabel Prestasi Kerja
a = Konstanta
X1 = Variabel Pendidikan
X2 = Variabel Pelatihan
b1 dan b2 = Koefisien regresi
Pengujian Hipotesis
Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel
dipenden secara bersama-sama atau simultan.
F =
Keterangan:
Fh = Fhitung
Kaidah pengujian signifikasi adalah Jika sig F ≤ α, maka H0 ditolak atau dengan kata lain mengambil
kesimpulan H1 (signifikan).
Uji t dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variable dependen
secara individual atau parsial.
Rumusnya:
t=
t=
Ket.:
r = koefisien korelasi
n = banyaknya sampel
t=
di mana
n = ukuran sampel
DAFTAR PUSTAKA