Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA


TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi pada Kantor Badan Pusat Statistik di Maluku)

Senda Yunita Leatemia


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Pattimura

Abstract
Senda Yunita Leatemia, this study aimed to determine the effect of training and
work experience to the performance of employees in Badan Pusat Statistik
Maluku. This type of research used in this study is quantitative and research
methods used is the method of explanation (explanatory research). In this study
used all population as sample and obtained 61 valid sample. The analytical
method used is multiple linear regression analysis to test the hypothesis. The
results of this study prove two things, there is a simultaneous effect between
training and work experience of the performance and there is a partial effect work
experience on the performance, while training has no effect on the performance.
This means that work experience can significantly improve the performance of
employees who worked at the Badan Pusat Statistik Maluku.

Keywords: Training, Work Experience, and Performance Employees.

Klasifikasi Journal of Economic Literature (JEL): Personnel Economic - General


(M50)

1
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

I. PENDAHULUAN mencapai sasaran program-program kerja


Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah ditetapkan perusahan.
memegang suatu peran yang penting dalam Faktor yang juga mempengaruhi
mencapai tujuan perusahaan. Walaupun kemampuan kinerja pegawai adalah
peran dan fungsi dari tenaga kerja telah pengalaman kerja. Dalam peningkatan
banyak digantikan dengan teknologi yang kinerja pegawai, pengalaman kerja
semakin canggih, tetapi pada kenyataannya merupakan hal yang sangat diperlukan.
sampai saat ini tenaga kerja masih menjadi Pengalaman kerja pegawai menunjukan
faktor yang penting dalam menentukan tingkat penguasaan keterampilan (softskill).
jalannya proses produksi. Oleh karena itu, Keterampilan seorang pegawai didapat dari
perusahaan menghendaki agar setiap tenaga pelatihan dan pengalaman kerja pegawai
kerja dapat bekerja secara efektif dan tersebut (Simanjuntak, 1998:144).
efisien. Jadi perusahaan perlu mengelola Kinerja merupakan hasil kerja yang
dan mengembangkan SDM dengan baik dicapai oleh seorang pegawai dalam
atau melakukan manajemen organisasi. melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
Persaingan yang terjadi di antara kepadanya sesuai dengan tanggung jawab
lembaga pemerintah juga semakin ketat, yang diberikan kepadanya, yang didasarkan
sehingga mendorong lembaga pemerintah pada kecakapan, pengalaman dan
untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada keunggulan serta waktu dengan output yang
kegiatan pengelolaannya, baik terhadap dihasilkan tercermin dengan baik. Kinerja
infrastruktur maupun sumber daya juga merupakan suatu pencapaian
manusianya. Perkembangan lembaga persyaratan pekerjaan tertentu yang
pemerintah sangatlah bergantung pada akhirnya secara langsung dapat tercermin
produktivitas kinerja pegawainya. Lembaga dari output yang dihasilkan baik kuantitas
pemerintah harus memiliki kemampuan maupun kualitas.
dalam memanfaatkan sumber daya manusia Badan Pusat Statistik (BPS) adalah
di dalam suatu manajemen. Oleh karena itu, Lembaga Pemerintah Non Departemen
lembaga pemerintahan sangat yang mempunyai fungsi pokok sebagai
membutuhkan sumber daya manusia yang penyedia data statistik dasar, baik untuk
kompeten dan berkualitas. Pada era pemerintah, maupun masyarakat umum,
globalisasi saat ini, semua lembaga secara nasional maupun regional. Tugas
pemerintahan harus siap beradaptasi dan lain Badan Pusat Statistik di daerah adalah
memperkuat diri agar dapat bersaing melakukan koordinasi dengan pemerintah
sehingga mampu menjawab semua daerah dalam rangka penyelenggaraan
tantangan di masa yang akan datang. statistik regional. Di samping memiliki
Untuk menghasilkan sumber daya kantor pewakilan hingga daerah tingkat II
manusia yang dapat memenuhi kualifikasi (Kabupaten/Kota), aparat BPS ada di setiap
adalah dengan melakukan pelatihan Kecamatan, yaitu penanggung jawab
(Hartanto, 2007). Pada dasarnya pelatihan Kegiatan BPS Tingkat Kecamatan atau saat
merupakan proses yang berlanjut dan bukan ini disebut sebagai KSK (Koordinator
proses sesaat saja, terutama disaat Statistik Kecamatan). Dalam pekerjaan
perkembangan teknologi dan pengetahuan yang sifatnya besar, seperti sensus ataupun
berkembang pesat seperti saat ini, peran survei yang membutuhkan energi yang
pelatihan sangat besar peranannya untuk banyak, Badan Pusat Statistik selalu
membekali pegawai agar lebih kreatif merekrut petugas yang berasal dari berbagai
dalam mencapai tujuan perusahaan secara kalangan. Di Badan Pusat Statistik, petugas
efektif dan efisien. Sementara secara umum ini dikenal dengan istilah "Mitra Kerja".
tujuan pelaksanaan pelatihan adalah Kualitas Mitra kerja ini tidak bisa
memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerja dipungkiri, ditambah lagi dalam setiap
pegawai dalam melaksanakan dan kegiatan Badan Pusat Statistik, mereka
dilatih secara khusus sehingga memiliki

2
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

pengetahuan yang cukup tentang konseptual, dan moral pegawai agar


metodologi dan alur pendataan Badan Pusat nantinya pegawai mampu mencapai hasil
Statistik. kerja yang optimal sehingga pegawai
Berdasarkan pada latar belakang bersemangat untuk bekerja pada perusahaan
diatas terdapat permasalahan dalam (Putra Pratama, 2011:753). Pelatihan
penelitian ini sebagai berikut : dimaksudkan untuk memperbaiki
1. Apakah pelatihan mempunyai penguasaan berbagai keterampilan dan
pengaruh signifikan terhadap kinerja teknik pelaksanaan kerja tertentu. Pada
pegawai Badan Pusat Statistik di setiap aktifitas pasti memiliki arah yang
Maluku? dituju, baik jangka pendek maupun jangka
2. Apakah pengalaman kerja panjang. Arah yang dituju merupakan
mempunyai pengaruh signifikan rencana yang dinyatakan sebagai hasil yang
terhadap kinerja pegawai Badan Pusat dicapai. Manfaat dan dampak yang
Statistik di Maluku? diharapkan dari pelatihan harus dirumuskan
Berkenaan dengan pokok dengan jelas dan tidak mengabaikan
permasalahan diatas, maka tujuan dari kemampuan perusahaan.
penelitian ini adalah sebagai berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Untuk menguji pengaruh pelatihan pelatihan antara lain peserta,
terhadap kinerja pegawai Badan Pusat pelatih/instruktur, fasilitas pelatihan,
Statistik di Maluku. kurikulum, dan dana pelatihan (Hasibuan,
2. Untuk menguji pengaruh pengalaman 2010:75). Menurut Melmambessy Moses
kerja terhadap kinerja pegawai Badan (2011:69), indikator-indikator pelatihan
Pusat Statistik di Maluku. antara lain :
1. Jenis Pelatihan
II. LANDASAN TEORITIS Jenis pelatihan yang diberikan kepada
Pelatihan pegawai disesuaikan dengan
Pelatihan merupakan upaya untuk kebutuhan perusahaan dan dana yang
meningkatkan kualitas sumber daya dianggarkan dalam waktu tertentu.
manusia. Pelatihan membantu pegawai 2. Materi Pelatihan
dalam memahami suatu pengetahuan Materi pelatihan selalu terkait dengan
praktis dan penerapannya, guna jenis pelatihan yang diikuti.
meningkatkan keterampilan, kecakapan, 3. Waktu Pelatihan
dan sikap yang diperlukan oleh perusahaan Waktu pelatihan disesuaikan dengan
dalam usaha mencapai tujuan. Pelatihan muatan pelatihan yang akan
memiliki orientasi saat ini dan membantu diajarkan.
pegawai untuk mencapai keahlian dan Analisis kebutuhan pelatihan
kemampuan tertentu agar berhasil dalam merupakan usaha yang sistematis untuk
melaksanakan pekerjaannya (Rivai, mengumpulkan informasi pada
2013:213). permasalahan kinerja dalam perusahaan dan
Menurut Undang-Undang Republik untuk mengoreksi kekurangan kinerja.
Indonesia No.21 Tahun 2000 tentang Kekurangan kinerja berkenaan dengan
serikat pekerja/buruh, pelatihan kerja ketidakcocokan antara perilaku aktual
adalah keseluruhan kegiatan untuk dengan perilaku yang diharapkan.
memberi, memperoleh, meningkatkan serta Kesenjangan ini merupakan suatu
mengembangkan kompetensi kerja, perbedaan antar perilaku aktual pegawai
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja yang diharapkan oleh perusahaan untuk
pada tingkat ketrampilan dan keahlian menyelesaikan berbagai tugas yang
tertentu sesuai dengan jenjang kualifikasi dibebankan kepada pegawai. Sehingga
jabatan atau pekerjaan. untuk mengatasi adanya kesenjangan
Tujuan pelatihan adalah kompetensi individu tersebut, maka
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,

3
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

perusahaan melaksanakan program pelaksanaan aspek-aspek teknik


pelatihan (Suryodi, 2012:30). pekerjaan.
Menurut Foster, indikator
Pengalaman Kerja pengalaman kerja antara lain :
Pegawai yang berpengalaman dalam 1. Masa Kerja
bekerja memiliki kemampuan kerja yang Ukuran tentang masa kerja yang telah
lebih baik dari pegawai yang baru saja ditempuh seseorang dapat memahami
memasuki dunia kerja, karena pegawai tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah
tersebut telah belajar dari kegiatan-kegiatan melaksanakan dengan baik.
dan permasalahan yang timbul dalam 2. Tingkat pengetahuan dan
kerjanya. Dengan adanya pengalaman kerja keterampilan yang dimiliki
maka telah terjadi proses penambahan ilmu Pengetahuan merujuk pada konsep,
pengetahuan dan keterampilan serta sikap prinsip, prosedur, kebijakan atau
pada diri seseorang, sehingga dapat informasi lain yang dibutuhkan oleh
menunjang dalam mengembangkan diri pegawai. Sedangkan keterampilan
dengan perubahan yang ada. merujuk pada kemampuan fisik yang
Dengan pengalaman yang didapat dibutuhkan untuk mencapai atau
seseorang akan lebih cakap dan terampil menjalankan suatu pekerjaan.
serta mampu melaksanakan tugas 3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan
pekerjaannya. Bagi seorang pegawai peralatan
proses-proses dalam bekerja merupakan Tingkat penguasaan seseorang dalam
latihan yang akan menambah pengalaman, pelaksanaan aspek-aspek teknik
sehingga pegawai tersebut mampu peralatan dan teknik pekerjaan.
menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya dalam proses bekerja. Kinerja Pegawai
Pengalaman kerja adalah tingkat Kinerja merupakan hasil dari suatu
penguasaan pengetahuan serta keterampilan proses atau tingkat keberhasilan seseorang
seseorang dalam pekerjaannya yang dapat selama periode tertentu dalam
diukur dari masa kerja dan dari tingkat melaksanakan tugasnya, baik secara
pengetahuan serta keterampilan yang kualitas maupun kuantitas (Mangkunegara,
dimilikinya. 2001). Dari definisi kinerja dapat
Menurut Hani T. Handoko disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah
(2001:241), faktor-faktor yang hasil kerja pegawai secara keseluruhan atau
mempengaruhi pengalaman kerja adalah selama periode tertentu baik secara kualitas
sebagai berikut : maupun kuantitas berdasarkan kriteria yang
1. Latar belakang pribadi, mencakup telah ditentukan dan disepakati terlebih
pendidikan, kursus, latihan, dan dahulu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
bekerja untuk menunjukkan apa yang kinerja pegawai yaitu kemampuan,
telah dilakukan seseorang diwaktu motivasi, dukungan yang diterima,
yang lalu. pekerjaan yang dilakukan, dan hubungan
2. Bakat dan minat untuk pegawai dengan perusahaan (Umam,
memperkirakan minat dan kapasitas 2010:189).
seseorang. Rendahnya kinerja seorang pegawai
3. Sikap dan kebutuhan untuk akan berdampak pada kinerja perusahaan,
meramalkan tanggung jawab dan atau dengan kata lain kinerja pegawai dapat
wewenang seseorang. mencerminkan kinerja perusahaan.
4. Kemampuan analitis dan manipulatif Menurut Mangkunegara (2005:10-11),
untuk mempelajari kemampuan perusahaan perlu melakukan penilaian
penganalisaan dan penilaian. terhadap kinerja pegawai dengan tujuan
5. Keterampilan dan kemampuan teknik antara lain :
untuk menilai kemampuan dalam

4
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

1. Meningkatkan saling pengertian H2 : Pengalaman kerja berpengaruh


antara pegawai tentang persyaratan terhadap kinerja pegawai Badan Pusat
kinerja. Statistik di Maluku.
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja H3 : Pelatihan dan pengalaman kerja
seorang pegawai, sehingga berpengaruh terhadap kinerja pegawai
termotivasi untuk berbuat yang lebih Badan Pusat Statistik di Maluku.
baik atau sekurang-kurangnya
berprestasi sama dengan prestasi Gambar 1: Kerangka Hipotesis
sebelumnya.
3. Memberikan peluang kepada pegawai
untuk mendiskusikan keinginan dan
aspirasinya, serta meningkatkan Pelati
kepedulian terhadap pekerjaannya han
saat ini. (X1)
4. Mendefinisikan atau merumuskan
kembali sasaran masa depan,
sehingga pegawai termotivasi untuk
berprestasi sesuai dengan potensinya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan Kinerja
pengembangan yang sesuai dengan Pegawai (Y)
kebutuhan pelatihan.
Menurut Irham (2011:238), manfaat
penilaian kinerja adalah sebagai berikut : Penga
1. Mengelola operasi perusahaan secara laman
efektif dan efisien melalui Kerja
pemotivasian pegawai secara
(X2)
maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan
yang bersangkutan dengan pegawai,
seperti promosi, transfer, dan III. METODOLOGI PENELITIAN
pemberhentian. Populasi dan Sampel
3. Mengidentifikasikan kebutuhan Populasi dalam penelitian ini adalah
pelatihan dan pengembangan pegawai pegawai Badan Pusat Statistik di Maluku.
dan untuk menyediakan kriteria Teknik pengambilan sampel dalam
seleksi dan evaluasi program penelitian ini menggunakan sensus
pelatihan pegawai. sampling (sampel jenuh) yaitu semua
4. Menyediakan umpan balik bagi anggota populasi digunakan sebagai
pegawai mengenai bagaimana atasan sampel.
menilai kinerja pegawai.
5. Menyediakan suatu dasar bagi Jenis dan Sumber Data
distribusi penghargaan. Data Primer
Hipotesis Dalam penelitian ini, instrument
Berdasarkan landasan teori serta pengumpulan data yang digunakan
kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diantaranya:
diatas, maka hipotesis untuk penelitian ini a Wawancara
adalah sebagai berikut : b Dokumentasi
H1 : Pelatihan berpengaruh terhadap c Kuisioner
kinerja pegawai Badan Pusat Statistik Data Sekunder
di Maluku. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah dokumen-dokumen, internet, dan
buku literature.

5
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Variabel Penelitian Studi Pustaka


Pelatihan Dalam melakukan studi pustaka,
Menurut Undang-Undang Republik penulis berusaha untuk memperoleh
Indonesia No.21 Tahun 2000 tentang gambaran yang lebih jelas, komprehensif,
serikat pekerja/buruh, pelatihan kerja mengenai peraturan perundang-undangan
adalah keseluruhan kegiatan untuk dan peraturan pelaksanaannya, serta
memberi, memperoleh, meningkatkan serta referensi-referensi lain yang berkaitan
mengembangkan kompetensi kerja, dengan masalah penelitian yang diangkat
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja dalam penulisan penelitian ini.
pada tingkat ketrampilan dan keahlian
tertentu sesuai dengan jenjang kualifikasi Metode Analisis Data
jabatan atau pekerjaan. Metode analisis data merupakan suatu
Indikator pelatihan yang harus metode yang digunakan untuk memproses
diperhatikan yaitu : hasil penelitian guna memperoleh suatu
a Pelaksanaan kesimpulan. Data tersebut dikumpulkan dan
b Metode diolah menggunakan alat Uji Statistik
c Materi Deskriptif dan Uji Hipotesis.
Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja adalah tingkat IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
penguasaan pengetahuan serta keterampilan Gambaran Umum Objek Penelitian
seseorang dalam pekerjaannya yang dapat Penelitian ini dilakukan di Badan
diukur dari masa kerja dan dari tingkat Pusat Statistik di Maluku. Badan Pusat
pengetahuan serta keterampilan yang Statistik di Maluku adalah instansi
dimilikinya. pemerintah sebagai sarana penyedia data
Pengalaman kerja terdiri dari 2 statistik. Badan Pusat Statistik adalah
indikator yaitu : lembaga pemerintah non departemen yang
a Lama kerja dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden
b Tingkat pengetahuan dan No. 86 Tahun 1998 tentang stuktur dan tata
keterampilan yang dimiliki kerja Badan Pusat Statistik. Lembaga ini
c Penguasaan terhadap pekerjaan dan berkedudukan dan bertanggung jawab
peralatan yang digunakan langsung kepada Presiden, yang
Kinerja Pegawai mempunyai tugas dan fungsi membantu
Kinerja pegawai adalah hasil kerja Presiden dalam rangka penyelenggaraan
pegawai secara keseluruhan atau selama statistik dasar, melaksanakan koordinasi
periode tertentu baik secara kualitas dan kerjasama serta mengembangkan dan
maupun kuantitas berdasarkan kriteria yang membina statistik dasar dengan peraturan
telah ditentukan dan disepakati terlebih yang berlaku.
dahulu. Dalam operasionalnya diatur dalam
Indikator kinerja pegawai yang perlu Undang-Undang Republik Indonesia No. 16
diperhatikan yaitu : Tahun 1997 tentang statistik dan Peraturan
a Hasil Pemerintah Republik Indonesia No. 51
b Kepribadian Tahun 1999 tentang penyelenggaraan
c Pengorbanan statistik. Kedua peraturan tersebut
memberikan tugas dan fungsi serta peran
Metode Pengumpulan Data Badan Pusat Statistik sebagai institusi yang
Studi Lapangan menyelenggarakan penyediaan data,
Penulis berusaha untuk melakukan penyusunan rencana, perumusan kebijakan,
penelitian lapangan guna mengumpulkan penetapan sistem informasi dan
data-data mengenai pelatihan, pengalaman penyelenggaraan statistik dasar merupakan
kerja, dan kinerja pegawai yang dapat kebutuhan sebagai dasar perencanaan
diperoleh dari berbagai sumber. pembangunan.

6
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Identitas Responden perempuan. Meskipun secara teoritis tidak


Berdasarkan data yang diperoleh dari terdapat hubungan antara jenis kelamin
penyebaran kuesioner menurut jenis dengan kinerja pegawai, namun hal ini perlu
kelamin responden, terlihat bahwa diketahui keseimbangan proporsi jenis
responden laki-laki lebih banyak kelamin. Komposisi responden berdasarkan
dibandingkan dengan responden jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 1 : Komposisi Jenis Kelamin Responden


No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Responden
1 Laki-Laki 31 50,82
2 Perempuan 30 49,18
Total 61 100

Umum Responden tahun sampai dengan 40 tahun, dan diatas


Umur responden pada saat penelitian 40 tahun. Komposisi responden
berlangsung dibedakan menjadi 3 berdasarkan umur responden adalah sebagai
kelompok yaitu sampai dengan 30 tahun, 30 berikut :

Tabel 2 : Komposisi Umur Responden


No. Kelompok Umur Jumlah Persentase
Responden
1 < 30 tahun 4 6,56
2 30 – 40 tahun 25 40,98
3 > 40 tahun 32 52,46
Total 61 100

Pendidikan Terakhir Diploma, S1, dan S2. Komposisi responden


Tingkat pendidikan responden berdasarkan pendidikan terakhir responden
dibedakan menjadi 4 kategori yaitu SLTA, adalah sebagai berikut :

Tabel 3 : Komposisi Pendidikan Terakhir Responden


No. Pendidikan Jumlah Persentase
Terakhir Responden
1 SLTA 1 1,64
2 Diploma 1 1,64
3 S1 51 83,61
4 S2 8 13,11
Total 61 100

Hasil Analisis dan Pembahasan


Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4 : Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


KINERJA PEGAWAI 37.51 2.779 61
PENGALAMAN KERJA
30.41 2.216 61
PELATIHAN 41.54 3.254 61

Dari tabel 4 dijelaskan bahwa jumlah diperoleh gambaran nilai rata-rata serta
data (N) yang diuji sebanyak 61. Selain itu standar deviasi masing-masing variable.

7
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Nilai rata-rata kinerja pegawai adalah sebesar 3,254. Nilai rata-rata pengalaman
sebesar 37,51 dengan standar deviasi kerja adalah sebesar 30,41 dengan standar
sebesar 2,779. Nilai rata-rata pelatihan deviasi sebesar 2,216.
adalah sebesar 41,54 dengan standar deviasi

Uji Hipotesis
Tabel 5 : Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 110.860 2 55.430 9.123 .000a
Residual 352.386 58 6.076
Total 463.246 60
a. Predictors: (Constant), PELATIHAN, PENGALAMAN KERJA
b. Dependent Variable: KINERJA PEGAWAI

Tabel 5 menunjukkan hasil uji F kinerja pegawai. Dengan demikian


sebesar 9,123 dengan tingkat signifikansi hipotesis H3 diterima, sehingga dapat
0,000. Karena nilai probabilitas (0,000) disimpulkan bahwa pelatihan dan
lebih kecil dari 0,05 dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja secara bersama-sama
pelatihan dan pengalaman kerja secara berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada
bersama-sama mempengaruhi variabel kantor Badan Pusat Statistik di Maluku.

Tabel 6 : Hasil Uji t


Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 18.231 4.897 3.723 .000
PENGALAMAN KERJA .587 .165 .468 3.554 .001
PELATIHAN .035 .112 .041 .308 .759
a. Dependent Variable: KINERJA PEGAWAI

Uji t dilakukan untuk menyelidiki disimpulkan bahwa pelatihan tidak


lebih lanjut, mana diantara variabel mempengaruhi kinerja pegawai. Hasil
independen yang berpengaruh terhadap ini membuktikan bahwa hipotesis H1
kinerja pegawai. Uji t dilakukan dengan ditolak, pelatihan tidak berpengaruh
membandingkan t hitung dengan t tabel, terhadap kinerja pegawai pada Badan
taraf signifikansi 5%:2 = 2,5% (uji 2 sisi) Pusat Statistik di Maluku.
dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 atau b. Variabel pengalaman kerja memiliki t
61-2-1 = 58 (n adalah jumlah sampel dan k hitung 3,554 dengan taraf signifikansi
adalah jumlah variabel independen). 0,001 dibawah signifikansi 0,05 (5%).
Dengan pengujian 2 sisi (signifikan = Dengan demikian t hitung > t tabel
0,025), maka hasil diperoleh untuk t tabel atau 3,554 > 2,0017. Sehingga dapat
sebesar 2,0017. Sehingga didapat hasil disimpulkan bahwa pengalaman kerja
pengujian sebagai berikut : mempengaruhi kinerja pegawai. Hasil
a. Variabel pelatihan memiliki t hitung tersebut membuktikan bahwa
sebesar 0,308 dengan taraf signifikan hipotesis H2 diterima, pengalaman
0,759 diatas signifikansi 0,05 (5%). kerja berpengaruh terhadap kinerja
Dengan demikian t hitung < t tabel pegawai pada Badan Pusat Statistik di
atau 0,308 > 2,0017. Sehingga dapat Maluku.

8
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

V. KESIMPULAN DAN SARAN 3. Dalam meningkatkan kinerja pegawai


Kesimpulan sebaiknya para pegawai lebih bisa
Berdasarkan uraian diatas dan hasil bekerjasama dengan sesama pegawai
analisis yang telah dijabarkan tentang dan saling tegur sapa dengan pegawai
Pengaruh Pelatihan dan Pengalaman Kerja lain demi terciptanya kinerja yang
Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada baik.
Kantor Badan Pusat Statistik Di Maluku) 4. Bagi penelitian selanjutnya, di
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : rekomendasikan untuk
1. Pelaksanaan pelatihan yang diadakan menindaklanjuti penelitian ini dengan
oleh BPS belum terlaksana dengan memasukan variabel-variabel lain,
baik. seperti variabel pendidikan dan
2. Pengajar (tutor) dalam pelatihan yang insentif, mengingat masih ada
diikuiti oleh pegawai BPS profesional beberapa persentase yang belum
dalam memberikan materi pelatihan dijelaskan oleh variabel lain pada
kepada pegawai belum terpenuhi. penelitian ini.
3. Dorongan pegawai untuk mengikuti
pelatihan belum terealisasi dengan DAFTAR REFERENSI
baik karena program pelatihan yang Boedijoewono, Nugroho. 2007. Pengantar
diberikan belum dapat menunjang Statistik Ekonomi dan Bisnis. UPP
pekerjaan pegawai. STIM YKPN : Yogyakarta
4. Pengalaman kerja yang banyak dapat Handoko, T. Hani. 2010. Manajemen
menunjang pekerjaan pegawai BPS, Personalia dan Sumber Daya
hal ini akan menunjang pada kinerja Manusia. Edisi Kedua. BPFE-UGM :
pegawai. Yogyakarta
Hariandja, M.T.E. 2002. Manajemen
Saran Sumber Daya Manusia. Grasindo :
1. Diharapkan Badan Pusat Statistik Jakarta
dapat terus memberikan serta Hartanto Frans Mardi. 2007. Manusia
meningkatkan mutu dari pelatihan. Karya yang Bersumber Daya di
Hal yang harus dilakukan BPS Dalam Usaha : Paradigma Tenaga
diantaranya yaitu dengan Kerja di Abad ke 21. Jurnal Bisnis dan
pembenahan pada materi, metode dan Ekonomi Karya Vol.4 No.1. Program
tutor pelatihan sehingga kinerja Pasca Sarjana Universitas Atmajaya :
pegawai BPS diharapkan akan Yogyakarta
meningkat. Misalkan menjadikan Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis
outbond sebagai salah satu metode Pengembangan Sumber Daya
pelatihan yang secara tidak langsung Manusia. Cetakan Pertama. Laksana :
pegawai menikmati proses jalannya Yogyakarta
pelatihan tanpa merasakan kejenuhan, Hasibuan, Malayu. 2005. Organisasi dan
disamping itu akan menciptakan Motivasi Dasar Peningkatan
semangat diri dan menumbuhkan jiwa Produktivitas. PT. Bumi Aksara :
kepemimpinan. Jakarta
2. Badan Pusat Statistik diharapkan Kadarisman. 2012. Manajemen
lebih meningkatkan kualitas dari Pengembangan Sumber Daya
pelatihan yang telah ada sebelumnya Manusia. PT. Raja Grafindo Persada :
baik dari penilaian kebutuhan, tujuan Jakarta
dan pengembangan, materi program, Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002.
metode pelatihan maupun evaluasi Manajemen Sumber Daya Manusia
dan umpan balik dari pelaksanaan Perusahaan. Remaja Rosdakarya :
pelatihan yang relevan dengan Bandung
kebutuhan BPS.

9
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2014.


Evaluasi Kinerja SDM. PT. Refika
Aditama : Bandung
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian.
Cetakan keenam. Yudhistira : Jakarta
Notoadmojo, Soekidjo. 2009.
Pengembangan Sumber Daya
Manusia. PT. Rineka Cipta : Jakarta
Robbins, Stephen P. 2006. Organizational
Behavior. Edisi Bahasa Indonesia. PT
Indeks Kelompok Gramedia : Jakarta
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2014.
Metode Penelitian Manajemen.
Cetakan Kedua. Alfabeta : Bandung
Simamora, Henry. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia. STIE YKPN
: Yogyakarta
Simanjuntak, P. J. 1998. Pengantar
Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
UI : Jakarta
Singarimbun, Masri dan Sofian effendi.
1995. Metode Penelitian Survai. Edisi
Revisi. LP3ES : Jakarta
Sinungan, Muchdarsyah. 2005.
Produktivitas : Apa dan Bagaimana.
PT. Bumi Aksara : Jakarta
Soejitno Irmin dan Abdul Rochim. 2005.
Konsep Efektif Meningkatkan
Bawahan. Seyma Media : Jakarta
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis.
Alfabeta : Bandung
Sugiyono 2009. Metode Penelitian
Administrasi. CV Alfa Beta :
Bandung
Udo, Hamzah. 2009. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Bumi Aksara :
Jakarta
Undang-Undang No.14 Tahun 1969
Tentang Pokok-Pokok Mnegenai
Tenaga kerja.
Undang-Undang No.21 Tahun 2000
Tentang Seikat Pekerja/Buruh.
Vaithzal Rivai. 2013. Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk Perusahaan.
Cetakan Kelima. PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta
www.bps.go.id

10

Anda mungkin juga menyukai