mewujudkan visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk
mampu dalam mengelola sumber daya manusia secara terencana. Mulai dari
karyawan tingkat operasional sampai dengan manajerial adalah satu kesatuan yang
tidak bisa terpisahkan untuk mencapai kinerja dan performa kinerja yang tinggi.
Sumber daya manusia adalah sebagai tenaga pelaksana operasional perusahaan untuk
menghasilkan daya guna dan hasil guna dalam setiap kegiatan perusahaan. Dengan
dunia usaha.
Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh sejauh mana sistem di bidang
sumber daya manusia ini sanggup menunjang dan memuaskan keinginan karyawan
bagi karyawan mengembangkan keahlian dan kemampuan baru dalam bekerja. Hal
ini bertujuan agar apa yang diketahui dan dikuasai saat ini maupun untuk masa
2
bidang pekerjaan, dan untuk menunjang karir seorang karyawan di masa mendatang.
dalam mencapai tujuannya. Sebab dengan adanya faktor tersebut dapat menciptakan
suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi jawabnya atau suatu pekerjaan yang
ada kaitannya dengan pekerjaan supaya efektif. Pelatihan biasanya harus mencakup
pengalaman belajar, aktifitas-aktifitas yang terencana dan desain sebagai jawaban atas
waktu belajar yang diperlukan karyawan agar mencapai standar-standar kinerja yang
bertujuan untuk untuk memperbaiki efektifitas kerja karyawan dalam mencapai hasil-
hasil yang telah ditetapkan. Perbaikan efektifitas kerja dapapt dilakukan dengan cara
pengetahuan, keahlian dan kompetensi, oleh karena itu, program pelatihan dan
telah terlatih dan mendapatkan pengembangan diri, akan memiliki kompetensi yang
untuk mengikuti tahapan jenjang karir dan akan mencapai jenjang karir yang baik
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan sikap yang sesuai dengan jabatan yang
diembannya selalu terdorong untuk bekerja secara efektif, efisien, dan produktif. Hal
ini terjadi karena dengan kompetensi yang dimiliki karyawan bersangkutan semakin
Berdasarkan pada uraian di atas, PT. Lautan Berlian Utama Motor Cabang
masih dihadapkan pada permasalahan seperti minimnya jumlah tenaga ahli yang
kecanggihan dan penambahan berbagai fitur kendaraan yang jika terjadi kerusakan,
maka dibutuhkan tenaga ahli yang berkompeten dan berbagai peralatan khusus.
Selain hal tersebut, permasalahan yang ada adalah jika pelatihan dan pengembangan
karyawan dilakukan diluar cabang, maka akan terjadi penumpukan pekerjaan karena
antrian perbaikan kendaraan yang banyak yang berujung pada ketidak puasan
2. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah apakah program pelatihan dan pengembangan
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh program pelatihan
4. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang komprehensif
Baturaja.
b. Bagi PT. Lautan Berlian Utama Motor Cabang Baturaja
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan mengenai pentingnya program
karyawan.
c. Bagi Perguruan Tinggi,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan
5. Tinjauan Pustaka
5.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
dijumpai pengertian utama, yaitu: manajemen dan sumber daya manusia (SDM) .
6
b. Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan sumber daya yang terdapat
dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas, secara umum,
sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua
macam, yakni: (1) sumber daya manusia (human resource), (2) sumber daya non-
manusia (non-huma resource). Yang termasuk dalam kelompok sumber daya non-
manusia antara lain modal, mesin, teknologi, bahan-bahan (material), dan lain-lain.
Menurut Marihot Tua E.H Sumber daya manusia (SDM) Merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain
seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam suatu perusahaan
Menurut Marihot Tua E.H dalam sunyoto (2015:1) manajemen sumber daya
attact, develop, motivate, and maintain a high performing workforce with in the
dalam organisasi).
aktivitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja,
7
peningkatan dalam efektivitas organisasi dengan cara yang secara etis dan sosial
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang membahas mengenai
proses pendayagunaan manusia sebagai tenaga kerja manusiawi, agar potensi fisik
dan psikis yang dimilikinya berfungsi secara maksimal sebagai pekerja bagi
penting dilakukan, dimana hal ini akan dapat memengaruhi tingkat produktivitas
kerja dan prestasi kerja bagi karyawan itu sendiri dan perusahaan dimana karyawan
tersebut berkerja. Sunyoto (2012:23). Karena menurut Robbins dan Timothy, (2008:
7), pelatihan karyawan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performa pekerja pada
suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya atas suatu
pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan. Masalah pelatihan dalam suatu
karyawan yang terlibat langsung dalam menangani pekerjaan yang dikerjakan oleh
penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, teliti, dan
sekarang.
Adapun Nawawi (2006 : 289) mengemukakan bahwa pelatihan adalah
organisasi/perusahaan.
Menurut Yuli (2015 : 73), istilah pelatihan mengacu pada serangkaian
karyawan yang baru diterima maupun karyawan yang telah ada, dengan maksud
tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu latihan kerja diperlukan bukan
pengetahuan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dengan lebih
efektif dan efisien melalui proses membantu karyawan dalam memperoleh atau
9
meningkat.
dilakukan oleh suatu perusahan tentu saja mempunyai agenda tertentu yaitu mengenai
tujuan dan manfaat pelatihan untuk karyawan itu sendiri. Tujuan-tujuan pelatihan
pada intinya dapat dikelompokkan ke dalam lima bidang menurut Simamora ( 2006 :
276 ) yaitu:
a. Memperbaiki kinerja Karyawan-karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan
pelatihan tidk dpat memecahkan semua masalah kinerja yang tidak efektif,
pekerjaan.
10
untuk hasil yang didapat dalam pelatihan, dengan memperhitungkan tingkat reaksi,
tingkat belajar, tingkat tingkah laku kerja, tingkat orgaisasi dan nilai akhir.
Adapun indikator pelatihan yang diungkapkan menurut Siregar (2009 : 56)
pelatihan tersebut.
c. Tenaga Pelatihan Yang Berkualitas. Dasar pemberian teori yang berasal dari
peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang,
yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk
menurut Hasibuan (2007 : 69), pengembangan karyawan adalah setiap usaha untuk
karyawan agar dapat berprestasi secara efektif dan menghasilkan prestasi baru dalam
lingkungan perusahaan.
Sunyoto (2012 : 45) mengemukakan bahwa secara definitif, pengertian
yang berbeda atau yang lebih tinggi didalam organisasi, yang biasanya berhubungan
12
mutu sumber daya manusia suatu perusahaan agar karyawan dapat berprestasi secara
berikut:
a. Produktivitas kerja. Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan
meningkat, kualitas dan kuantitas produksi semakin baik karena technical skill
berkurang, biaya produksi relative kecil sehingga daya saing perusahaan semakin
besar.
c. Kerusakan. Pengembangan karyawan bertujuan untuk mngurangi kerusakan
barang, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil
berkurang.
e. Pelayanan. Pengembangan bertujuan untuk menignkatkan pelayanan yang lebih
baik dari karyawan yang baik merupakan daya penarik yang sangat pentig bagi
seseorang.
h. Konseptual. Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam
mengambil keputusan yang baik, karena technical skill, human skill, dan
sebagai berikut:
a. Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain karena
yang berbeda dan spesialistik, meningkatkan tekad mencapai sasaran yang telah
yang pasrtisipatif.
f. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya
dalam organisasi.
c. Menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan karywan dengan kesempatan-
kesempatan karir.
Menurut Hasibuan (2000 : 82) indikator yang diukur dari metode
meningkat , maka berarti metode pengembangan yang dilakukan baik. tapi jika
prestasi kerjanya tetap, berarti metode pengembangan yang dilakukan kurang baik,
baik.
d. Tingkat Kerja Sama. Tingkat kerjasama karyawan harus semakin serasi, harmonis
metode pengembangan yang dilakukan tidak meningkat atau tetap berarti metode
16
pengembangan itu kurang baik. Dalam hal ini karyawan diharapkan dapat bekerja
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta di dukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai
biasa saja.
tugas dan tanggung jawab yang dilandasi pengetahuan, keterampilan dan kepribadian
berkaitan dengan kinerja efektif dan atau unggul dalam situasi pekerjaan tertentu.
pekerjaan tertentu. Kemudian dikatakan berkaitan antara perilaku dan kinerja karena
sebagai berikut:
a. Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang
b. Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau
c. Konsep diri adalah sikap, nila-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri
merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap
Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks. Skor pada tes pengetahuan sering
konseptual
pengalaman dan prilaku individu. Keempat komponen utama dalam kompetensi dapat
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Perilaku
Prilaku adalah pola tingkah laku karyawan dalam melaksanakan tugas dan
d. Pengalaman kerja
Sumber daya manusia menambah nilai bagi organisasi jika mereka memahami
mereka untuk mengadaptasi aktivitas sumber daya manusia dan organisasi untuk
teknologi dan organisasi maka anda dapat menjalankan peran dalam diskusi
b. Manajemen perubahan
Kompetensi ini meningkatkan peran sumber daya manusia sebagai partner bisnis.
Tantangan yang sering dihadapi adalah mereka harus fokus kepada respons orang
mengenai strategis baru. Sumber daya manuisa merupakan posisi yang paling tepat
c. Manajemen budaya
Perusahaan yang memliki budaya yang kuat cenderung mencapai kinerja yang
lebih tinggi. Kita telah menjelaskan peran strategis sumber daya manusia dan
menetapkan peran sistem. Yang pada akhirnya perilaku karyawan dihasilkan dari
bahwa strategis sumber daya manusia berkinerja tinggi merupakan indikator utama
budaya kerja. Atasan perlu memahami bahwa mereka adalah “orang-orang yang
Seperti karyawan lainnya, sumber daya manusia haruslah mahir dalam bidangnya.
Mereka harus memahami teori sumber daya manusia dan harus dapat
Jika keempat hal diatas dapat dijelaskan pilar kompetensi sumber daya manusia,
tersebut. Kredibilitas sumber daya manusia terdiri dari tiga dimensi. Pertama,
sumber daya manusia harus menghidupkan nilai perusahaan. Nilai organisasi yang
harus diperhatikan oleh sumber daya manusia adalah terbuka, jujur, kemampuan
Hubungan saling percaya muncul saat sumber daya manusia berperan sebagai
partner dalam tim manajemen dan dapat bekerja sama dan mempengaruhi
manajemen tanpa perlu otoritas. Ketiga, sumber daya manusia akan mendapat
respek dari kolega saat mereka bertindak “dengan sikap yang seharusnya” (withan
attitude). Yang dimaksud dengan with an attitude disini adalah sumber daya
kompetensi karyawan
suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi jawabnya atau suatu pekerjaan yang
ada kaitannya dengan pekerjaan supaya efektif. Pelatihan biasanya harus mencakup
pengalaman belajar, aktifitas-aktifitas yang terencana dan desain sebagai jawaban atas
tertentu, terperinci dan rutin agar tercapai kompetensi yang baik pada karyawan
(Handoko, 2001:104).
manusia.
pengetahuan, keahlian dan kompetensi, oleh karena itu, program pelatihan dan
telah terlatih dan mendapatkan pengembangan diri, akan memiliki kompetensi yang
untuk mengikuti tahapan jenjang karir dan akan mencapai jenjang karir yang baik
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan sikap yang sesuai dengan jabatan yang
diembannya selalu terdorong untuk bekerja secara efektif, efisien, dan produktif. Hal
23
ini terjadi karena dengan kompetensi yang dimiliki karyawan bersangkutan semakin
6. Penelitian Sebelumnya
Power Sekayu. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda.
Bandung. Teknik analisis data yang digunakan adalah Path Analysis Hasil pengolahan
didapat hasil dalam kategori baik sebesar 81,8% untuk pelatihan dan pengembangan
yang tersedia, hasil dalam kategori baik sebesar 74,3% untuk motivasi karyawan, dan
hasil dalam prestasi kerja karyawan Lokawisata Baturraden sebesar 86,3% dalam
terhadap motivasi karyawan didapat nilai korelasi sebesar 41,21%, dan untuk
sebesar 11,42%. Sehingga didapat nilai total untuk pengaruh pelatihan dan
7. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini bertitik tolak dari latar belakang
masalah. Masalah yang diambil tersebut kemudian disajikan dalam bentuk judul yang
memiliki dua variabel bebes yaitu variabel program pelatihan (X1), pengembangan
karyawan (X2) dan kompetensi karyawan (Y) yang merupakan variabel yang
Kreativitas
Program (X1)(X1)
Pelatihan
Kompetensi Karyawan (Y)
Pengembangan Karyawan (X2)
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran
8. Hipotesis Penelitian
25
penelitian ini diduga ada pengaruh program pelatihan dan pengembangan karyawan
terhadap kompetensi karyawan PT. Lautan Berlian Utama Motor Cabang Baturaja.
9. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan kota Baturaja dengan ruang lingkup pembahasan pada
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) data ini merupakan data yang belum diolah/data yang
masih mentah. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo 1999 : 147). Data primer dalam
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pokok yang berasal dari
terhadap kompetensi karyawan PT. Lautan Berlian Utama Motor Cabang Baturaja
atau yang biasa disebut dengan data primer yang merupakan data yang yang
2006:77).
responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Umar,
2011:49).
9.3 Populasi
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah semua elemen yang dijadikan subyek penelitian
yaitu karyawan PT. Lautan Berlian Utama Motor Cabang Baturaja yang berjumlah 39
orang yang selanjutnya seluruh populasi akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2009:13).
angket akan dihitung berdasarkan hasil dari kuisioner yang berasal dari jawaban
dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, maka
jawaban dari responden diberi skor atau nilai berdasarkan skala likert yang terdiri dari
jawaban sangat setuju diberi nilai 5, setuju diberi nilai 4, ragu-ragu diberi nilai 3,
tidak setuju diberi nilai 2 dan sangat tidak setuju diberi nilai. (Umar, 2011:70).
Validitas dan keandalan suatu hasil penelitian tergantung pada alat ukur yang
digunakan dan data yang diperoleh. Jika alat ukur yang digunakan itu tidak valid dan
Untuk itu diperlukan dua macam pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun
benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi
akan mempunyai varian kesalahan yang kecil atau dengan kata lain uji tersebut
menjalankan ukurannya dengan memberikan hasil yang sesuai dengan maksud uji
tersebut. Sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya.
product moment atau dikenal juga dengan korelasi pearson. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:
mengukur apa yang ingin diukur untuk menentukan valid atau tidaknya data yang
diuji juga dapat ditentukan dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.
Jika r hasil negatif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
Jadi jika r hasil > r tabel tetapi bertanda negatif, H0 tetap akan ditolak.
ukur tersebut tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Pertanyaan dikatakan
reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
dahulu. Jadi jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut dibuang.
reliabilitasnya. Untuk menguji reliabilitas dapat digunakan uji cronbach’s alpha yang
2
b
k i 1
rn 1
k 1 12
Dimana :
rn adalah reliabilitas.
k adalah banyaknya butir pertanyaan.
i 1
b
2
adalah jumlah varian butir
12 adalah varian total
dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Menurut
sekaran (dalam Priyatno, 2008:26) bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0.6
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Hays (1976) (dalam Waryanto dan Millafati, 2006:883-884) dengan bantuan makro
minitab. Pada umumnya jawaban responden yang diukur dengan mengunakan skala
likert (Likert scale) diadakan scoring yakni pemberian nilai numerical 1, 2, 3, 4 dan 5
setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerical
(pilihan jawaban).
kategori.
persamaan berikut :
f. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:
Variabel bebas dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas sehingga
harus dilakukan uji asumsi karena salah satu syarat analisis regresi berganda harus
dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk melihat korelasi antar variabel
bebas yang digunakan apakah dalam kategori normal, tidak terjadi multikoliniearitas
dan heteroskedastisitas. Uji asumsi yang akan dilakukan uji normalitas, uji
a. Uji Normalitas
Syarat dalam analisis parametrik yaitu distribusi data harus normal. Pengujian
distribusi data pada tiap-tiap variabel normal atau tidak. Kriteria pengambilan
keputusan yaitu jika Signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika
Signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Sedangkan pengujian
normal probability dapat dilihat pada output regresi. Kriteria pengambil keputusan
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. ( Priyatno 2009 : 56-59)
32
b. Pengujian Multikolinearitas
lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati
independen.
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Semakin kecil nilai tolerance dan
Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika tolerance lebih dari 0,1 dan
c. Pengujian Heteroskedastisitas
dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya
estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat
tinggi. Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-
33
titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 dan sumbu Y
maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Scatterplot dapat dilihat pada output
dengan pola yang tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka pada
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena penelitian ini hanya
dilakukan satu kali atau tidak dilakukan secara berkala atau time series sebagaimana
pendapat yang dikemukakan oleh Budiono dan Koster (2001:131) bahwa data berkala
merupakan data yang dikumpulkan dari waktu kewaktu untuk menggambarkan suatu
interval dari waktu kewaktu sama. Data berkala disebut juga time series.
berikut :
Ỵ = a + β1 x1 + β2 x2 + e
Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan paket program statistik SPSS 18 For
Windows.
pengujian terhadap koefisien- koefisien tersebut. Ada dua tahap yang harus dilakukan
rumus :
t = bi
Sbi
Keterangan :
bi = koefisien arah regresi
Sbi = standar error b.
> t tabel.
6. Kreteria pengujian Ho diterima jika t hitung bertanda negatif (-) > t tabel.
7. Gambar penolakan Ho
35
-t (α/2) t (α/2)
b. Pengujian secara keseluruhan (simultan) dengan uji-F
(-) (+)
Gambar 1
Langkah-langkah dalam Uji FKeyakinan
Interval adalah : 95% untuk uji dua sisi
1) Merumuskan hipotesis
R² / k
F =
(1-R²)/ (n – k – 1)
Keterangan:
R² reg = Koefisien diterminasi
n = Jumlah data
K = jumlah variabel independen
36
Berlian Utama Motor Cabang Baturaja dilakukan analisis koefisien determinasi (R²).
R² = r2 x 100%
Keterangan :
R = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata
dalam lingkup obyek penelitian atau obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yang akan dioperaionalkan yaitu variabel program pelatihan karyawan
37
(X1) dan pengembangan karyawan (X2) yang merupakan variabel bebas serta satu
variabel terikat yaitu kompetensi karyawan (Y). Agar ketiga variabel tersebut dapat
Tabel 1
Batasan Operasional Variabel
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin, 1997, Reliabilitas dan Validitas (Edisi Ketiga), Pustaka Pelajar
Offset, Yogyakarta.
Dessler, Gary, 2004, Manjemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesembilan, Jakarta:
PT. Indeks Kelompok Gramedia
Hasibuan, Malayu, S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Cetakan
9. PT. Bumi Aksara
39
Husein, Umar. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Martina, Sopa dan Syarifuddin, Didin (2014) Pengaruh pelatihan dan pengembangan
terhadap motivasi dampaknya terhadap prestasi kerja karyawan di
lokawisata Baturraden. Jurnal Pariwisata. VolI. N o . 1 April 2014
Robbins dan Timothy, 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12. Salemba Empat. Jagakarsa.
Jakarta
Safutra, ongki. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Cetakan 9. PT.
Bumi Aksara
Salmah. Ninin Non Ayu. 2012. Pengaruh program pelatihan dan pengembangan
karyawan terhadap kompetensi karyawan Pada PT. Muba Electric Power
Sekayu. Jurnal Vol 2 Nomor 2 September 2012
Sakaran Uma, 2006, Metodologi Penelitian, Jilid 2, Jakarta.: PT. Raja Grafindo
Persada.
Siregar, Firman. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.: PT. Raja
Grafindo Persada.
Supranto J. 2000, Sbitistik Teori dan Aplikasi, edisi keenam, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Suryana, Cahya. 2010. Data dan Jenis Data Penelitian. Diakses pada tanggal 6
Februari 2019 jam 18.28 http://csuryana.wordpress.com
Sunarto dan Sahedhy. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Wisastra, Putu Ifo Yuda dan Sagala, Ella Jauvani. Pengaruh pelatihan terhadap
kompetensi karyawan yang dilakukan di PT. Len Industri (Persero)
Bandung. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 10,
No. 2, Agustus 2016
Yuli, Sri Budi, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. UMM Press,. Malang
41