Anda di halaman 1dari 9

PERANAN EFEKTIFITAS PELATIHAN DAN KOMPENSASI

PADA KINERJA PEGAWAI KANTOR KELURAHAN RANTE


PASELE KECAMATAN RANTEPAO KABUPATEN TORAJA
UTARA

Agustina Lapu1, Petrus Ma’na2, H. Baharuddin3


Program Magister Manajemen, Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar
Email: agustinalapu@gmail.com

Abstrak

Pelatihan dan Kompensasi sangat berkaitan langsung dengan kinerja pegawai.


Pelatihan dan Kompensasi kerja yang dirasakan oleh karyawan dapat menurunkan
kinerja ataupun meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan yang merasa puas
dengan pekerjaan yang diperoleh akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja
sehingga akan berdampak pada meningkatnya kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
Penelitian ini dilakukan pada Kelurahan Rante Pasele Kecamatan Rantepao,
Kabupaten Toraja Utara dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelatihan dan Kompensasi
terhadap kinerja pegawai Kelurahan Rante Pasele Kecamatan Rantepao, Kabupaten
Toraja Utara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara
menyebarkan kuesioner dengan Jumlah sampel sebanyak 15 informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata variabel pelatihan adalah 4.72.
Artinya menjelaskan bahwa rata-rata jawaban pada variabel pelatihan adalah
sangat setuju. Sedangkan, nilai rata-rata variabel kompensasi adalah 4,60
menunjukkan bahwa rata-rata jawaban pada variabel kompensasi adalah sangat
setuju serta nilai rata-rata variabel kinerja karyawan adalah 4.23. Artinya
menjelaskan bahwa rata-rata jawaban pada variabel kinerja karyawan adalah
sangat setuju.

Kata kunci: Pelatihan, Kompensasi, dan Kinerja

1
1. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam
kemajuan suatu organisasi, dimana manusia merupakan penggerak utama serta
penentu segalah aktivitas yang ada di dalam suatu organisasi atau instansi.
Keberadaan suatu instansi atau organisasi tidak terlepas dari unsur sumber
daya manusia dimana yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan
tenaga, pikiran, bakat, serta kreativitas pada organisasi atau instasi tempat
bekerja.
Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan
modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung
pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu
organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap
organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan
kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan
tercapai. Salah satu aspek yang dapat menunjang keberhasilan karyawan dalam
mencapai kesuksesan bekerja adalah kemampuan kerja. Dengan kemampuan
kerja yang memadai karyawan diharapkan dapat mengatasi segala
permasalahan pekerjaan sehingga tugas pekerjaan dapat diselesaikan dengan
lebih baik. Kemampuan (ability) baik pengetahuan atau keterampilan
merupakan komponen penting dalam mencapai kinerja.
Dengan demikian untuk mencapai kinerja yang memuaskan diperlukan
kemampuan profesional dan untuk mencapainya harus melalui beberapa
tahapan atau kondisi. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu
perusahaan memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi
yang besar untuk menjalankan aktifitas perusahaan. Potensi setiap sumber daya
manusia yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya sehingga mampu memberikan output yang optimal.
Program pelatihan yang intensif perlu dilaksanakan perusahaan agar
memiliki sumber daya manusia yang optimal. Dengan adanya kegiatan

2
pelatihan, karyawan memiliki kesempatan untuk menyerap pengetahuan atau
nilai-nilai baru,sehingga dengan pengetahuan baru tersebut para karyawan
dapat meningkatkan profesinya dan melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya. Pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan melalui
pelatihan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Pelatihan merupakan hal yang sangat penting yang dapat dilakukan
oleh organisasi tersebut memiliki tenaga kerja yang pengetahuan (knowledge),
kemampuan (ability), dan keterampilan (skill) dapat memenuhi kebutuhan
organisasi di masa kini dan di masa yang akan datang.
Dalam kegiatan pelatihan terdapat aspek-aspek yang perlu
diperhatikan antara lain kesesuaian silabus dengan kebutuhan pelatihan,
kualitas pelatih atau instruktur, kualitas peserta, kelengkapan sarana dan
prasarana yang sesuai dalam melaksanakan kegiatan pelatihan yang simetris
serta penyediaan biaya. Apabila aspek-aspek tersebut dapat dipenuhi dengan
baik maka pelatihan yang dilaksanakan akan mempunyai pengaruh terhadap
kinerja karyawan.
Pelatihan akan menentukan kinerja karyawan, sedangkan kinerja akan
meningkat apabila dilakukan pelatihan dengan persyaratan yang baik. Dalam
rangka meningkatkan kinerja karyawan selain pelatihan, pemberian kompensasi
juga berpengaruh positif terhadap karyawan, karena tidak dapat dipungkiri
bahwa kompensasi menjadi tujuan utama untuk sebagian besar karyawan yang
bekerja di dalam suatu perusahaan. Kurangnya kompensasi karyawan dapat
menyebabkan menurunnya produktivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja
pada umumnya baik yang berskala besar, menengah maupun kecil semuanya
akan berinteraksi dengan lingkungan dimana organisasi atau perusahaan
tersebut berada.
Lingkungan kerja juga sangat penting karena dengan karyawan
mempunyai lingkungan kerja yang baik maka akan menghasilkan kualitas kerja,
kuantitas kerja dan waktu kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja

3
karyawan. Terdapat beberapa masalah lingkungan kerja karyawan yang kurang
baik dalam instansi, misalnya lingkungan kerja internal. Contohnya kurangnya
kompetensi, konsep diri, keterampilan, kepuasan kerja, pengetahuan dan stress
karyawan seperti beban kerja yang berlebihan atau tekanan desakan waktu,
sedangkan masalah lingkungan kerja eksternal seperti sektor sosial ekonomi,
sektor ekonomi dan sektor pemerintah. Upaya menciptakan suatu lingkungan
kerja yang baik dalam suatu perusahaan dapat dilakukan melalui lingkungan
kerja yang kondusif kepada karyawan agar dapat motivasi sehingga karyawan
lebih meningkatkan kinerjanya sehingga dapat memberikan kontribusi yang
besar bagi instansi.
Untuk mencapai prestasi kerja diperlukan faktor-faktor pendukung yang
dapat membantu dalam mencapai suatu prestasi kerja, diantara faktor-faktor
tersebut yaitu pelatihan dan kompensasi. Pemberian pelatihan dan kompensasi
dapat meningkatkan prestasi kerja karena prestasi kerja tidak akan tercapai jika
pegawai tidak meningkatkan kemampuan dan keahlian baik secara teknis
maupun manajerial, sehingga pegawai dapat lebih mudah melakukan tugas-
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan kemampuan dan keahlian
ini diperoleh melalui pelatihan-pelatihan antara lain kursus-kursus seperti
kursus komputerisasi dan kursus administrasi keuangan.
Strategi pembinaan pelatihan diarahkan agar pelatihan kerja mampu
berfungsi memenuhi tuntutan pasar kerja. Pemberian kompensasi dan
lingkungan kerja juga memiliki hubugan langsung dengan kinerja individual
karyawan. Oleh sebab itu, pemberian kompensasi dan suasana lingkungan kerja
dalam bekerja karyawan harus diperhatikan oleh perusahaan agar dapat
mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan karyawan sehingga karyawan
mempunyai semangat kerja dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah
direncanakan dan pada akhirnya perusahaan memiliki karyawan yang
mempunyai kemampuan, keterampilan dan kecakapan dalam bekerja.

4
2. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan deskriptif kualitatif untuk
menganalisis peranan efektifitas pelatihan dan kompensasi pada kinerja pegawai
kantor Kelurahan Rante Pasele.
Teknik pengambilan informan dalam penelitian ini yaitu purposive
sampling yaitu teknik pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Jumlah informan yaitu sebanyak 15 orang. Pertimbangan tertentu ini
yaitu informan yang dianggap paling tahu tentang apa yang yang diharapkan
peneliti atau mengetahui tentang objek atau situasi sosial yang diteliti sehingga
memudahkan peneliti. (Sugiono, 2017). Informan dalam penelitian ini yaitu
pegawai Kelurahan Rante Pasele.
Proses pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik atau
cara untuk mendapatkan informasi atau data yang baik dan berstruktur serta
akurat dari setiap apa yang diteliti. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan
peneliti yaitu dokumentasi dan kusioner.
Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk
menganalisis data. Metode deskriptif ini adalah suatu metode dalam meneliti
status manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa yang akan datang. Metode deskriptif menurut
Whitney (1960) dalam Nazir (2003), merupakan pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Selain itu, metode deskriptif ini memiliki tujuan membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode
analisis ini digunakan untuk menjawab hampir seluruh tujuan penelitian yang
dilakukan. Penjelasan secara deskriptif berdasarkan informasi dan data yang
diperoleh melalui wawancara.

5
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Peranan Pelatihan Pada Kinerja Pegawai Kantor Kelurahan Rante
Pasele
Pelatihan berperan pada kinerja pegawai Kantor Kelurahan Rante
Pasele Kecamatan Rantepao Kabupaten Toraja Utara. Semakin tinggi
pelatihan akan meningkatkan kinerja karyawan. Kemapaman pegawai
dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi/instansi dipengaruhi oleh
berbagai faktor secara internal, salah satu-nya adalah melalui pelatihan,
dimana melalui program tersebut diharapkan organisasi/instansi dapat
mempertahankan pegawai yang berpotensi dan berkualitas. Pelatihan
(training) merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian
seseorang pegawai untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Dengan
adanya peningkatan keahlian, pengetahuan, wawasan, dan sikap karyawan
pada tugas-tugasnya melalui program pelatihan yang sudah dilaksanakan
dalam organisasi dapat meningkatkan kinerja pegawai organisasi tersebut.
Pada dasarnya pelatihan merupakan proses yang berlanjut dan bukan
proses sesaat saja terutama disaat perkembangan teknologi dan
pengetahuan berkembang pesat seperti saat ini, peran pendidikan dan
pelatihan sangat besar peranannya untuk membekali karyawan agar lebih
kreatif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan ditujukan untuk peningkatan
penguasaan akan ketrampilan dan pengetahuan karyawan dalam upaya
peningkatan kinerja.
Pelatihan adalah kegiatan yang diprogramkan untuk meningkatkan
keterampilan, pengalaman, pengetahuan, atau diskusi tentang sikap
individu. Pelatihan terdiri dari serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

6
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, pengalaman, atau perubahan
sikap seseorang (Simamora, 2006). Untuk mendapatkan hasil maksimal dari
pelaksanaan pelatihan dalam meningkatkan kinerja Pegawai, perlu untuk
mengambil langkah-langkah yang efektif, seperti: penilaian kebutuhan,
pelatihan dan tujuan pengembangan, materi program, belajar prinsip, serta
evaluasi program aktual dan umpan balik (Rivai, 2004).
Keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja
karyawannya (Brahmasari & Suprayetno, 2009; Devi 2009; Suwanti, 2013;
Thoyib, 2005). Setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerja
karyawannya, dengan harapan apa yang terjadi menjadi tujuan perusahaan
akan tercapai. Bila suatu perusahaan mampu meningkatkan kinerja
karyawannya, maka perusahaan akan memperoleh banyak keuntungan.
Karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka pekerjaannya akan lebih
cepat diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi, absensi akan dapat
diperkecil, dan kemungkinan pemindahan karyawan dapat diperkecil
seminimal mungkin (Trisnowati & Budiwinarto, 2013).
3.2 Peranan Kompensasi Pada Kinerja Pegawai Kantor Kelurahan Rante
Pasele
Kompensasi berperan pada kinerja Pegawai kantor Kelurahan
Rante Pasele. Semakin tinggi kompensasi akan meningkatkan kinerja
Pegawai. Kompensasi merupakan istilah luas berkaitan dengan imbalan-
imbalan finansial (financial reward) yang diterima oleh orang-orang melalui
hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi (Simamora, 2004).
Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian
rupa sehingga membentuk sistem yang baik. Secara khusus (Davis dan
Werther, 1996 dalam Sigit, 2010) menguraikan tujuan pemberian kompensasi
antara lain: Memperoleh personil yang berkualifikasi, mempertahankan
karyawan yang ada, menjamin keadilan, penghargaan terhadap perilaku
yang diinginkan, mengendalikan biaya, mengikuti aturan hukum.

7
Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau
Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya dicapai
seseorang). Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,
2005).
Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui
nama organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawan (Handoko, 2001). Penelitian ini sesuai penelitian Ilham Thaief,
Aris Baharuddin, Priyono dan Mohamad Syafi’I Idrus (2015) yang
membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan berperan dalam kinerja organisasi.
2. Kompensasi berperan pada kinerja pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Syaiful (Penyunting), 2010, Reformasi Pelayanan Publik, Malang, Averroes

Aswar, A, (1996), Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta, Binarupa Aksara.

Bungin, Burhan, (2003), Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta, Raja Grafindo
Persada

Danim, Sudarman, (2004), Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok,


Jakarta, Rineka Cipta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006), Pedoman Penilaian Kinerja


Puskesmas, Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2009), Modul Pelatihan


Manajemen Puskesmas, Makassar, Dinkes Sulawesi Selatan

8
Dunn, William N. (2003), Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Terjemahan
Samodra Wibawa, dkk. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Effendi F. (2009), Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek


dalam Keperawatan. Jakarta, Salemba Medika

Fahmi, Irham, (2010), Manajemen KinerjaTeori dan Aplikasi, Bandung, Alfabeta

Gaspers, Vincent, (2004), Perencanaan Strategik Untuk Peningkatan Kinerja

Sektor Publik, Jakarta, PT GramediaPustakaUtama 

Gomes, Faustino Cardoso, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta,


Andi Offset

Hasibuan, Melayu.P, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT.Bumi


Aksara.

Anda mungkin juga menyukai