www.jurnalmandiri.com
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
Ahmad Nazir
Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang
naziramangkurat@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah :Untuk menganalisa Seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap efektifitas
kinerja karyawan, seberapa besar pengaruh kedisiplinan terhadap efektifitas kinerja karyawan, seberapa besar
pengaruh pelatihan dan kedisiplinan terhadap efektifitas kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada
PT. Surya Mustika Nusantara Ciater.Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan pendekatan kuantitatif asosiatif yaitu dengan mendeskripsikan keadaan responden serta deskripsi
variable penelitian dalam tabel frekuensi dan presentase dari hasil penyebaran angket melalui prosedur analisis
data yaitu penelitian lapangan (observasi, wawancara, kuesioner). Populasi sebanyak 140 orang jumlah
karyawan dan sampelnya 100 orang dari populasi. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya pengaruh yang
positif dan signifikan antara Pelatihan (X1) Terhadap Kinerja karyawan (Y). Bila Pelatihan (X1) meningkat/
ditingkatkan hingga mendapat nilai 1, maka Kinerja karyawan (Y) menjadi : Ŷ = 54.015 + 0.080 . 1 = 55.095
Jadi diperkirakan Kinerja karyawan akan meningkat sebesar 55.095 . Disiplin (X2) meningkat/ditingkatkan
hingga mendapat nilai 1, maka Kinerja karyawan (Y) menjadi : Ŷ = 51.769 + 0.125 . 1 = 52.894 . Jadi
diperkirakan Kinerja karyawan akan meningkat sebesar 52.894. Pengaruh Pelatihan (X1) dan Disiplin (X2)
Terhadap Kinerja karyawan (Y) pengujian korelasi berganda menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) antara
Pelatihan (X1) dengan Kinerja karyawan (Y) adalah sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang
signifikan antara variable pelatihan dengan variable kinerja karyawan.
Abstract
The purpose of this study is: To analyze how much influence the training has on the effectiveness of employee
performance, how much influence the discipline has on the effectiveness of employee performance, how much
influence training and discipline have on the effectiveness of employee performance. This research was conducted
at PT. Surya Mustika Ciater Nusantara. South Tangerang. The method used in this study is an associative
quantitative approach that is by describing the state of the respondent and description of the research variables
in the frequency table and the percentage of the results of questionnaires through data analysis procedures,
namely field research (observation, interviews, questionnaires). The population is 140 people and the sample is
100 people from the population. The correlation test results show a positive and significant influence between
Training (X1) on employee performance (Y). If Training (X1) increases / increases to get a value of 1, then
150
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
employee performance (Y) becomes: Ŷ = 54,015 + 0.080. 1 = 55,095 So it is estimated that employee performance
will increase by 55,095. Discipline (X2) increases / increases to get a value of 1, then employee performance (Y)
becomes: Ŷ = 51,769 + 0.125. 1 = 52,894. So it is estimated that employee performance will increase by 52,894.
Effect of Training (X1) and Discipline (X2) on Employee Performance (Y) Multiple correlation testing shows that
the value of sig. (2-tailed) between Training (X1) and Employee Performance (Y) is 0.002 <0.05, which means
there is a significant correlation between training variables and employee performance variables.
151
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. wan adalah perilaku seseorang dengan peraturan,
Jenis dan bidang pelatiahan yang di lakukan prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap,
oleh PT Surya Mustika Nusantara tidak terlepas tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan
dari beberapa faktor yang sangat menentukan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun
antara lain tingkat bidang pekerjaan dan tang tidak tertulis.
gung jawabnya dimana karyawan tersebut me Kinerja diartikan sebagai sesuatu yang da
lakukan pekerjaanya. Meningkat atau lebih baik pat dicapai. Dari penjelasan yang telah diartikan
dari pada sebelum di lakukan pelatihan. kamus lengkap Bahasa Indonesia kinerja dapat
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh diperoleh pengertian bahwa kinerja adalah hasil
dalam sumber daya manusia adalah faktor ke kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
disiplinan. Menurut Hasibuan, kedisiplinan sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
Manusia yang terpenting dan kunci terwujud dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
nya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum
terwujud tujuan yang maksimal. dan sesuai dengan moral maupun etika. Jadi yang
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu dimaksud dengan kinerja dalam skripsi ini adalah
yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan sebuah hasil yang telah dicapai oleh seseorang
organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi atau sekelompok orang yang berada dalam ling
organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin kungan yang sama yaitu lingkungan kerja untuk
terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelak mencurahkan seluruh kemampuannya demi
sanaan tugas, sehingga diperoleh hasil yang kemajuan organisasi.
optimal. Adapun bagi karyawan diperoleh sua Pada penelitian kali ini, PT Surya Mustika
sana kerja yang menyenangkan sehingga akan Nusantara (Grup Gudang Garam) dipilih se
menambah semangat kerja dalam melaksanakan bagai objek penelitian, perusahaan ini meru
pekerjaannya. Dengan demikian, karyawan da pakan perusahaan Sales & Marketing terkemuka
pat melaksanakan tugasnya dengan penuh di Indonesia yang bertanggungjawab dalam
kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga penjualan, promosi dan distribusi produk PT.
dan pikirannya semaksimal mungkin demi Karyadibya Mahardhika seperti Apache dan
terwujudnya tujuan organisasi. Extreme Mild. Perusahaan ini di tuntut untuk
Sutrisno, mengatakan bahwa disiplin karya mendistribusikan produknya secara na sional
dengan ratusan kantor pemasaran dan puluhan
Tabel 1. Tingkat Kedisiplinan Karyawan PT Surya Mustika Nusantara
Periode Juli 2018 – Desember 2018 agen penjualan diseluruh Indonesia memberikan
TERLAMBAT DATANG SAKIT ALPA kualitas pemasaran yang terbaik untuk mencapai
JUMLAH
BULAN KARYA JUMLAH JUMLAH JUMLAH omset penjualan. Oleh karena itu dibutuhkan
WAN KARYA PRESENTASE KARYA PRESENTASE KARYA PRESENTASE
WAN WAN WAN sumber daya manusia (SDM) yang handal,
JANUARI 150 94 62.67% 22 14.67% 15 10.00% kompeten, professional, dan berkualitas.
FEBRUARI 150 96 64.00% 26 17.22% 7 4.67% Dalam hal kompetensi sumber daya ma
MARET 150 80 53.33% 16 10.67% 13 8.67% nusia, kinerja karyawan merupakan unsur pen
APRIL 150 57 38.00% 18 12.00% 16 10.67%
ting demi terciptanya tujuan perusahaan. Kinerja
MEI 150 68 45.33% 13 8.67% 10 6.67%
karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh
JUNI 150 70 46.67% 20 13.33% 10 6.67%
PT Surya Mustika Nusantara. Semakin banyak
JULI 150 92 61.33% 13 8.67% 35 23.33%
karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka
AGUSTUS 150 91 60.67% 35 23.33% 56 37.33%
SEPTEMBER 150 89 59.33% 30 20.00% 20 13.33%
produktifitas perusahaan secara keseluruhan
OKTOBER 150 79 52.67% 17 11.33% 36 24.00% akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat
825 544.00% 210 140.00% 218 145.33% bertahan dalam per saingan global. Karyawan
AVERAGE
82.5 54.40% 21 14.00% 21.8 14.53% dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan
Sumber: PT. Surya Mustika Nusantara, 2018 tanggung ja wabnya secara efektif dan efisien.
152
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
Keber ha
silan karyawan dapat diukur melalui kedisiplinan terhadap efektifitas kinerja
kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah ke karyawan.
luhan dan tercapainya target penjualan yang 3. Untuk menganalisa Seberapa besar penga
optimal. Kinerja karyawan PT. Surya Mus tika ruh pelatihan dan kedisiplinan terhadap
Nusantara juga dapat diukur melalui penye efektifitas kinerja karyawan.
lesaian tugasnya secara efektif dan efisien serta
melakukan peran dan fungsinya dan itu semua 1. Pengertian Pelatihan
berhubungan positif bagi keberhasilan suatu Menurut pasal 1 ayat 9 undang-undang
perusahaan. Terdapat faktor negatif yang dapat No. 13 tahun 2003 (ketenagakerjaan) pelatihan
menurunkan kinerja karyawan, diantaranya kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk
adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mem beri, memperoleh, meningkatkan, serta
mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan mengembangkan kompetensi kerja, pro duk
waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga tivitas, disiplin, sikap, dari etos kerja pada tingkat
kurang mentaati peraturan, pengaruh yang berasal keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan
dari lingkungannya, teman sekerja yang juga jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
menurun semangatnya dan tidak adanya contoh Menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah
yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian suatu proses dimana orang-orang mencapai
prestasi kerja yang baik serta hubungan sesama kemampuan tertentu untuk membantu men
rekan kerja yang kurang harmonis. Semua itu capai tujuan organisasi. Oleh karena itu, pro
merupakan sebab menurunnya kinerja karyawan ses ini terikat dengan berbagai tujuan orga
dalam bekerja. nisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit
Permasalahan disiplin kerja pada PT Sur maupun luas. Secara terbatas, pelatihan me
ya Mustika Nusantara dapat dilihat Dari hasil nyediakan para pegawai dengan pengetahuan
pra survei diperoleh informasi bahwa beberapa yang spesifik dan dapat diketahui serta kete
karyawannya menunjukkan kinerja yang ku rampilan yang digunakan dalam pekerjaan
rang maksimal, seperti terlambat hadir, ti dak mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang di
berada di tempat pada saat jam kerja, sakit tanpa tarik antara pelatihan dengan pengembangan,
surat dokter dan alpa. Oleh karena itu bila hal dengan pengembangan yang bersifat lebih luas
ini terus berlanjut dan tidak ada solusinya, maka dalam cakupan serta memfokuskan pada individu
dikhawatirkan setiap individu tidak disiplin atau untuk mencapai kemampuan baru yang berguna
kinerjanya tidak baik yang akan berdampak pada baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa
kinerja organisasi secara keseluruhan. mendatang.
Sedangkan Payaman Simanjuntak (2005)
Rumusan Masalah men definisikan pelatihan merupakan bagian
1. Seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap dari investasi SDM (human investment) untuk
efektifitas kinerja karyawan. meningkatkan kemampuan dan keterampilan
2. Seberapa besar pengaruh kedisiplinan ter kerja, dan dengan demikian meningkatkan ki
hadap efektifitas kinerja karyawan. nerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan
3. Seberapa besar pengaruh pelatihan dan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan
ke
disiplinan terhadap efektifitas kinerja kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang
karyawan. relatif pendek, untuk membekali seseorang
dengan keterampilan kerja. Maka oleh karna itu
Tujuan Penulisan dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu
1. Untuk menganalisa Seberapa besar penga usaha dalam meningkatkan sumber daya manusia
ruh pelatihan terhadap efektifitas ki
nerja dalam dunia usaha. Karyawan baik yang baru
karyawan. maupun yang lama perlu mengikuti pelatihan
2. Untuk menganalisa Seberapa besar pengaruh karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat
153
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
berubah akibat perubahan ling kungan kerja, mua bidang haruslah secara konstan me
strategi dan sebagainya. ngetahui kemajuan teknologi yang membuat
Peserta yang akan mengikuti program pela organisasi mereka berfungsi se ca
ra lebih
tihan dikelompokan menjadi dua, yaitu: efektif. Perubahan teknologi, pada gilirannya,
1. Karyawan baru yaitu karyawan yang baru berarti bahwa pekerjaan senantiasa berubah
diterima bekerja pada perusahaan. Mereka dan keahlian serta ke mampuan karyawan
diberi pelatihan terlebih dahulu sebelum haruslah dimutakhirkan melalui pelatihan,
bekerja agar lebih terampil dan ahli dalam sehingga ke
majuan teknologi dapat
menyelesaikan pekerjaannya, sehingga pa diintegrasikan ke dalam organisasi secara
ra karyawan dapat bekerja lebih efektif dan sukses.
efisien. 3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi kar
2. Karyawan lama yaitu karyawan yang te yawan baru agar kompeten dalam pekerjaan.
lah bekerja lama disebuah perusahaan dan Seorang karyawan baru acapkali tidak
karyawan tersebut ditugaskan untuk me menguasai keahlian dan kemampuan yang
ngikuti pelatihan. Pelatihan karyawan dibutuhkan untuk menjadi “job competen”,
lama dilakukan karena tuntutan pekerjaan yaitu mampu mencapai output dan standar
misalnya kenaikan jabatan, perluasaan pe mutu yang diharapkan.
rusahaan, pembaharuan metode kerja, serta 4. Membantu memecahkan masalah opera
persiapan untuk promosi. Jelasnya pelatihan sional. Para manajer harus mencapai tuju
pada karyawan lama perlu dilaksanakan agar an mereka dengan kelangkaan dan kelim
para karyawan semakin memahami keahlian pahan sumberdaya. Kelangkaan sumber
kerja pada bidangnya masing-masing, agar daya finansial dan sumber daya teknologis
moral kerja dan prestasi kinerja karyawan manusia (human technological resources),
semakin meningkat. dan kelimpahan masalah keuangan, manu
sia, dan teknologis.
2. Tujuan Pelatihan Karyawan 5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
Menurut pasal 9 undang-undang kete Salah satu cara untuk menarik, menahan,
nagakerjaan tahun 2003, pelatihan kerja dan memotivasi karyawan adalah melalui
diselenggarakan dan diarahkan un tuk mem program pengembangan karir yang sis
bekali, meningkatkan, dan mengem bangkan tematik. Pengembangan kemampuan pro
kompetensi kerja guna meningkatkan ke ma mosional karyawan konsisten dengan ke
mpuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Tuju bijakan sumber daya manusia untuk promosi
an-tujuan pelatihan pada intinya dapat di ke dari dalam, pelatihan adalah unsur kunci
lompokkan kedalam lima bidang, yaitu: dalam sistem pengembangan karir.
1. Memperbaiki kinerja. Karyawan-karyawan 6. Mengorientasikan karyawan terhadap or
yang bekerja secara tidak memuaskan karena ganisasi. Selama beberapa hari pertama di
kekurangan keterampilan merupakan calon pekerjaan, karyawan baru membentuk kesan
utama pelatihan kendatipun pelatihan tidak pertama mereka terhadap organisasi dan tim
dapat memecahkan semua masalah kinerja manajemen. Kesan ini dapat meliputi kesan
yang tidak efektif, program pelatihan dan yang menyenangkan sam pai yang tidak
pengembangan yang sehat sering berfaedah mengenakkan, dan dapat mempengaruhi
dalam meminimalkan masalah ini. kepuasan kerja dan keseluruhan produktivitas
2. Memutakhirkan para karyawan sejalan karyawan. Karena alesan inilah, beberapa
dengan kemajuan teknologi, Melalui pela penye lenggara orientasi melakukan upaya
tihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa bersama dengan tujuan mengorientasikan
karyawan dapat mengaplikasikan tekno para karyawan baru terhadap organisasi dan
logi baru secara efektif. Para manajer di se pekerjaan secara benar.
154
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
155
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
aturan yang telah digariskan oleh peru sa terhadap kesalahan atau prasangka ha
haan. Tujuan dasarnya adalah untuk meng rus diperbaiki dengan mengadakan
gerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan proses penyuluhan dengan mendapat
cara preventif, pegawai dapat memelihara kan fakta-faktanya.
dirinya terhadap peraturan-peraturan peru 4. Melakukan protes terhadap keputusan
sahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai yang berat sebelah pihak terhadap kasus
tanggung jawab dalam membangun iklim disiplin.
organisasi dengan disiplin preventif, begitu b. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi
pula pegawai harus dan wajib mengetahui, Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu
memahami semua pedoman kerja serta pe pendekatan disiplin dengan cara pemberian
raturan-peraturan yang ada dalam organisasi. hukuman. Pendekatan ini berasumsi :
Disiplin preventif merupakan suatu sistem 1. Disiplin dilakukan oleh atasan ke pa
yang berhubungan dengan kebutuhan kerja da bawahan, dan tidak pernah ada pe
untuk semua bagian sistem yang ada dalam ninjauan kembali bila telah diputuskan.
organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka 2. Disiplin adalah hukuman untuk pe
diharapkan akan lebih mudah menegakkan langgaran, pelaksanaannya harus dise
disiplin kerja. suaikan dengan tingkat pelanggarannya.
b. Disiplin Korektif 3. Pengaruh hukuman untuk memberikan
Disiplin korektif adalah suatu upaya meng pelajaran kepada pelanggar maupun ke
gerakkan pegawai dalam menyatukan sua pada pegawai lainnya.
tu peraturan dan mengarahkan untuk tetap 4. Pengingkatan perbuatan pelanggaran
mematuhi peraturan sesuai dengan pe diperlukan hukuman yang lebih keras.
doman yang berlaku pada perusahaan.Pada 5. Pemberian hukuman terhadap pegawai
disiplin korektif, pegawai yang me langgar yang melanggar kedua kalinya harus di
disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan beri hukuman yang lebih berat.
peraturan yang berlaku.Tuju an pemberian c. Pendekatan Disiplin Bertujuan
sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi
pelanggar, memeli hara peraturan yang bahwa :
berlaku dan memberikan pelajaran kepada 1. Disiplin kerja harus dapat diterima dan
pelanggar. dipahami oleh semua pegawai.
2. Disiplin bukanlah suatu hukuman, te
3. Pendekatan Disiplin tapi merupakan pembentukan perilaku.
Ada 3 (tiga) pendekatan disiplin, menurut 3. Disiplin ditujukan untuk perubahan
Anwar Prabu Mangkunegara (2013:130-131), perilaku yang lebih baik.
yaitu : 4. Disiplin pegawai bertujuan agar pega
a. Pendekatan disiplin modern wai bertanggung jawab terhadap per
Pendekatan disiplin modern yaitu mem buatannya.
pertemukan sejumlah keperluan atau ke
butuhan baru di luar hukuman. Pendekatan 4. Indikator-indikator Disiplin
ini berasumsi : Menurut hasibuan (2013:194) pada dasarnya
1. Disiplin modern merupakan suatu cara banyak indkator-indikator yang mempengaruhi
menghindarkan bentuk hukuman secara tingkat disiplin karyawan, diantaranya adalah :
fisik. 1. Tujuan dan kemampuan
2. Melindungi tuduhan yang benar untuk Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi
diteruskan pada proses hukuman yang tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang
berlaku. akan dicapai harus jelas dan ditetapkan
3. Keputusan-keputusan yang semaunya secara ideal serta cukup menantang bagi ke
156
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
mampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa keadilan yang baik, akan menciptakan ke
tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada disiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan
karyawan harus sesuai dengan kemampuan harus diterapkan dengan baik pada setiap
karyawan bersangkutan, agar dia bekerja perusahaan agar kedisiplinan karyawan
dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam perusahaan baik pula.
mengerjakannya. 5. Waskat
2. Teladan pimpinan Waskat (pengawasan melekat) adalah tin
Teladan pimpinan sangat berperan dalam dakan nyata dan paling efektif dalam me
menentukan kedisiplinan karyawan, karena wujudkan kedisiplinan karyawan peru sa
pimpinan dijadikan teladan dan panutan haan. Dengan waskat berarti atasan harus
oleh para bawahannya. Pimpinan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku,
mem beri contoh yang baik, berdisiplin moral, sikap, gairah kerja, danprestasi kerja
baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan bawahannya. Hal ini berarti atasan harus
perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang selau hadir di tempat kerja agar dapat me
baik, kedisiplinan bawahan pun akan baik. ngawasi dan memberikan petunjuk jika
Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang ada bawahannya yang mengalami kesulitan
berdisiplin), para bawahan pun akan kurang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Waskat
disiplin. efektif merangsang kedisiplinan dan moral
3. Balas jasa kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan
mempengaruhi kedisiplinan karyawan dan pengawasan dari atasannya.
kare
na balas jasa akan memberikan ke
puasan dan kecintaan karyawan terhadap 5. Prinsip-Prinsip Disiplin
perusahaan pekerjaannya. Jika kecintaan Simamora Barnawi & Arifin, 2012:119 ter
karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, dapat tujuh prinsip baku yang perlu diperhatikan
kedisiplinan mereka akan semakin baik dalam pengelolaan disiplin pegawai, yaitu:
pula. Balas jasa berperan penting untuk a. Prosedur dan kebijakan yang pasti
men ciptakan kedisiplinan karyawan. Arti Pemimpin perlu memberikan perhatian
nya semakin besar balas jasa, semakin yang serius terhadap berbagai keluhan ba
baik kedisiplinan karyawan. Sebaliknya, wahan. Hal ini mendorong pertumbuhan
apabila balas jasa kecil, kedisiplinan kar disiplin kerja. Pimpinan perlu menentukan
yawan menjadi rendah. Karyawan sulit un jenis perilaku yang dikehendaki dan ba
tuk berdisiplin baik selama kebutuhan-ke gai
mana cara melakukanya. Prosedur-pro
butuhan primernya tidak terpenuhi dengan sedur disiplin harus mengikuti aturan yang
baik. sudah disepakati dari awal.Pimpinan harus
4. Keadilan berpegang teguh terhadap aturan yang sudah
Keadilan ikut mendorong terwujudnya ke ada dan konsisten da lam pelaksanaanya.
disiplinan karyawan, karena ego dan sifat Tujuan dibuatnya pro sedur dan kebijakan
manusia yang selalu merasa dirinya penting, yang pasti adalah untuk menciptakan bentuk
dan minta diperlakukan sama dengan disiplin yang konstruktif dan positif melalui
manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan kepemimpinan yang sehat dan pelatihan
dasar kebijaksanaan dalam pemberian ba yang memandai bagi para karyawan.
las jasa (pengakuan) atau hukuman, akan b. Tanggung jawab kepengawasan
merangsang terciptanya kedisiplinan kar Tanggung jawab kepengawasan harus di
yawan yang baik. Manajer yang cakap da perhatikan baik-baik. Untuk menjaga disiplin
lam memimpin selalu berusaha bersikap kerja, perlu ada pengawasan yang memiliki
adil terhadap semua bawahannya. Dengan otoritas dalam memberikan pe ringatan
157
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
lisan maupun tulisan. Sebelum memberikan buat secara masuk akal. Peraturan dan hu
teguran, biasanya pengawas berkonsultasi kuman yang masuk akal akan membuat
terlebih dahulu dengan atasannya. orang mudah menerimanya. Hukuman
c. Komunikasi berbagai peraturan hendaknya wajar. Hukuman berat yang di
Para bawahan hendaknya memahami pera berikan kepada bawahan yang melaku kan
turan dan standar disiplin serta konsekuensi pelanggaran ringan justru akan menciptakan
pelanggannya.Setiap bawahan hendakanya perasaan tidak adil diantara para bawahan.
memahami secara penuh kebijakan-kebi Peraturan dan hukuman yang tidak wajar
jakan dan prosedur-prosedur disiplin.Ke akan menimbulakan sikap negatif diantara
bijakan dan prosedur tersebut dapat diso para bawahan dan me num buhkan sikap
sialisasikan melalui buku manual kerja ba tidak kooperatif terhadap atasannya.
wahan.
d. Tanggung jawab pemaparan bukti 1. Pengertian Kinerja
Setiap bawahan haruslah dianggap tidak Pengertian kinerja adalah hasil kerja yang
bersalah samapai benar-benar ada bukti dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
bawahan karyawan tersebut dinyatakan dalam suatu organisasi, sesuatu dengan wewenang
bersalah. Hukuman baru bisa dijatuhkan dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya
apabila bukti-bukti telah terkumpul secara mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
menyakinkan. Perlu diperhatikan bah wa legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan
bukti tersebut hendaknya didoku men ta moral ataupun etika.
sikan secara cermat sehingga sulit untuk Kinerja menurut Malayu S.P Hasibuan
dipertentangkan. Selain itu, bawahan yang (2013:34) Kinerja merupakan suatu hasil kerja
diduga bersalah harus diberi kesempatan yang di capai seseorang dalam melaksanakan
untuk membela diri dan mendapat pem tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan ke
belaan. sempatan. Berdasarkan paparan diatas kinerja
e. Perlakuan yang konsisten adalah suatu hasil yang di capai seseorang dalam
Konsisten peraturan merupakan salah sa melaksanakan tugas-tugas yang berdasarkan atas
tu prnsip yang penting, tetapi sering di kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
abaikan. Segala peraturan dan hukuman waktu menurut standard kinerja yang telah di
harus diberlakukan secara konsisten tanpa tetapkan sebelumnya.
diskriminasi. Pemberlakuan aturan yang Anwar Prabu Mangkunegara (2013:67)
berbeda antara satu pihak dengan pihak yang menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja
lain akan merusak efektivitas da ri sistem secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh
disiplin. Inkonsistensi dalam pe negakan seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
peraturan akan menciptakan kecemburuan sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan
sosial antara para karyawan. kepadanya.
f. Pertimbangan atas berbagai situasi Menurut Sedarmayanti (2013:176) Men
Konsistensi pemberlakuan peraturan bu definisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat
kanlah berarti memberi hukuman yang sana dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
pada pelanggaran yang identik. Besarnya dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang
hukuman perlu mempertimbangkan ber dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
bagai faktor. Situasi di lapangan dan fakta- mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
fakta yang menggambarkan pelanggaran legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan
patut menjadi pertimbangan dalam pem norma maupun etika.
berian hukuman. Ada dua jenis perilaku atau tugas mencakup
g. Peraturan dan hukuman yang masuk akal unsur-unsur penting kinerja karyawan, yaitu
Peraturan dan hukuman hendakanya di tugas fungsional atau tugas perilaku. Tugas
158
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
fungsional berhubungan dengan seberapa baik apabila melanggar tugas dan wewenang yang
seorang karyawan menyelesaikan suatu pe di berikan kepadanya.
kerjaan, terutama menyelesaikan aspek-aspek c. Pencapaian Target
yang bersifat teknis dari pekerjaan yang menjadi Pencapaian Target adalah suatu proses ke
tanggung jawabnya. Sedangkan tugas perilaku giatan yang mana bertujuan untuk men
berhubungan dengan seberapa baik karyawan dapatkan suatu hasil sesuai dengan rencana
menangani kegiatan antar pribadi dengan anggota atau program yang telah di tetapkan.
yang lain termasuk menangani konflik mengelola d. Kejujuran
waktu, bekerja dalam kelompok dan bekerja Kejujuran adalah ketulusan hati seorang
sendiri. Hal tersebut sangat bergantung kepada tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
seberapa besar motivasi yang mereka miliki yang pekerjaan serta kemampuan untuk tidak
dapat menimbulkan peningkatan vitalitas dan mwenyalah gunakan wewenang yang telah di
kemampuan untuk bekerja keras. berikan kepadanya.
e. Motivasi
2. Penilaian Kinerja Motivasi adalah suatu sugesti atau dorong
Penilaian kinerja merupakan sebuah proses an yang muncul karena di berikan oleh
formal untuk melakukan peninjauan ulang dan seseorang kepada orang lain atau dari diri
mengevaluasi kinerja seorang secara periodik. sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar
Proses adalah suatu cara yang sistematis atau orang tersebut menjadi orang yang lebih baik
langkah-langkah yang diikuti dalam melakukan dari yang sebelumnya.
sesuatu. Proses penilaian kinerja ditujukan un
tuk memahami prestasi kerja seseorang. Tujuan
ini memerlukan sebuah proses, yaitu serangkaian METODE
kegiatan yang saling berkaitan. Kegiatan-kegiatan A. Ruang Lingkup Penelitian
ini terdiri dari identifikasi, observasi, pengukuran 1. Tempat Penelitian
dan pengembangan hasil kerja karyawan dalam Penelitian ini dilakukan pada PT. Surya
sebuah organisasi. Mustika Nusantara beralamat di Jl. Raya
Masjid An-nur RT.009/RW.010 Pondok
3. Indikator-indikator Kinerja Sentul No.10 Ciater.Tangerang Selatan, 15317
Yang menjadi indikator-indikator Kinerja 2. Waktu Penelitian
menurut Anwar Prabu (2013:67) adalah sebagai Waktu penelitian yang digunakan untuk
berikut: penelitian pengaruh disiplin kerja terhadap
a. Tanggung Jawab kinerja karayawan pada PT. Surya Mustika
Tanggung Jawab adalah kesanggupan se Nusantara – Tangerang Selatan. Penelitian
orang tenaga kerja dalam menyelesaikan ini dilakukan pada bulan Juli-Desember
tugas dan pekerjaan yang di serahkan ke 2018 hingga tercukupi kebutuhan data dan
padanya dengan sebaik-baiknya dan tepat informasi.
waktu serta berani membuat risiko atas ke 3. Jenis Penelitian
putusan yang di ambilnya. Tanggung jawab Metode penelitian yang digunakan dalam
dapat merupakan keharusan pada seorang penelitian ini adalah dengan pendekatan
karyawan untuk melakukan secara layak apa kuantitatif asosiatif yaitu dengan men des
yang telah diwajibkan padanya. kripsikan keadaan responden serta deskripsi
b. Disiplin variable penelitian dalam tabel frekuensi
Disiplin adalah suatu sikap menghormati, dan presentase dari hasil penyebaran angket
menghargai, patuh dan taat terhadap pera dengan melalui prosedur analisis data yaitu
turan-peraturan yang berlaku baik tertulis penelitian lapangan (observasi, wawancara,
maupun tidak tertulis dan di kenai sanksi kuesioner).
159
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel (bobot nilai 4), RG= Ragu-ragu (bobot nilai
1. Populasi 3), TS= Tidak Setuju ((bobot nilai 2), STS=
Menurut Sugiyono (2010:115-116) populasi Sangat Tidak Setuju (bobot nilai 1)
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas 3). Kisi-kisi kuisioner
objek dan subjek yang mempunyai kuantitas VARIABEL INDIKATOR ITEM ANGKET JUMLAH ALAT UKUR
dan karakteristik tertentu yang di tetapkan Penyelenggara
1,2,3,4,5 5
Pelaksana
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian Angket yang
Pelatihan Kebutuhan 6,7,8,9,10 5 menggunakan
ditarik kesimpulan populasi dalam penelitian skala Likert
Kualitas
11,12,13,14,15 5
ini adalah 140 orang.Yang meliputi karyawan Mengajar
dan supervisor
2. Sampel Penelitian Disiplin Kerja (Variabel X2)
Menurut Sugiyono (2012:91) sampel 1). Definisi Konseptual
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik Disiplin adalah kepatuhan pada aturan
yang dimiliki oleh populasi tersebut. atau perintah yang ditetapkan oleh orga
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: nisasi. Disiplin merupakan sebuah proses
112), jika subjeknya kurang dari 100 orang yang digunakan untuk menghadapi per
sebaiknya di ambil semuanya, jika subjek masalahan kinerja dimana proses ini meli
nya besar atau lebih dari 100 orang dapat batkan pimpinan atau manajer dalam me
di ambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. ngidentifikasi dan mengkomunikasikan ma
Melihat jumlah populasi karyawan yang salah-masalah kinerja kepada para karyawan.
berjumlah 140 orang karyawan maka da 2). Definisi Operasional Disiplin Kerja
lam menentukan jumlah sampel dalam Operasionalisasi dari penelitian ini adalah
penelitian ini peneliti menggunakan teknik dengan mengukur semua indikator meng
proportionate stratified sampling teknik ini gunakan skala Likert, dengan 5 jawaban, SS=
digunakan karena populasi pempunyai Sangat Setuju (bobot nilai 5), ST= Setuju
anggota/unsur yang tidak homogen dan (bobot nilai 4), RG= Ragu-ragu (bobot nilai
berstrata secara proporsional. Adapun sam 3), TS= Tidak Setuju ((bobot nilai 2), STS=
pel yang digunakan berjumlah 100 orang Sangat Tidak Setuju (bobot nilai 1)
karyawan atau responden dalam penelitian 3). Kisi-kisi kuisioner
ini dengan tingkat kesalahan 5%. (Sugiono, VARIABEL INDIKATOR ITEM ANGKET JUMLAH ALAT UKUR
2012:95-99) Tujuan dan
1,2,3 3
Kemampuan
160
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
SS= Sangat Setuju (bobot nilai 5), ST= Setuju Misi Perusahaan
(bobot nilai 4), RG= Ragu-ragu (bobot nilai Misi Perusahaan adalah Menyediakan
3), TS= Tidak Setuju ((bobot nilai 2), STS= pro
duk-produk inovatif bermutu tinggi yang
Sangat Tidak Setuju (bobot nilai 1) memenuhi, bahkan melebihi harapan kon su
3). Kisi-kisi kuisioner men sekaligus memberikan manfaat bagi semua
VARIABEL INDIKATOR ITEM ANGKET JUMLAH ALAT UKUR Stakeholder.
Tanggung-
1,2,3 3
jawab Uji Asumsi Analisis
Disiplin 4,5,6 3
Angket yang
Uji asumsi dasar yang digunakan menge
Kinerja
Pencapaian menggunakan tahui pola dan varian. Apakah populasi atau
Karyawan 7,8,9 3
Target skala Likert
Kejujuran 10,11,12 3 data berdistribusi normal atau tidak, atau juga
Motivasi 13,14,15 3 uji dapat digunakan untuk mengetahui apakah
polulasi mempunyai beberapa varian yang sama.
HASIL dan PEMBAHASAN Dalam uji asumsi dasar yang digunakan adalah
Sejarah Perusahaan uji normalitas dan uji homogenitas.
PT. Surya Mustika Nusantara berdiri pada a. Uji Normalitas
tahun 2008, PT. Surya Mustika Nusantara ada Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui
lah Perusahaan yang di miliki oleh PT. Karya apakah populasi data berdistribusi normal atau
Dibya Mahardika untuk menjalankan distribusi tidak. Dalam uji normalitas ini yang digunakan
produk produk sigaret oleh PT. Karya Dibya uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
Mahardika sebagai produsen, Produk PT. Karya menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data
Dibya Mahardika bisa ditemukan dalam berbagai dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi
variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret lebih besar dari 5% atau 0,05. Untuk menguji uji
kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek normalitas menggunakan SPSS versi 20.0
linting-mesin (SKM). Untuk produknya yaitu
rokok Apache yang mempunyai berbagai variasi 1. Pelatihan (X1)
pilihan rokok yaitu Apache filter 12, Apache filter Uji normalitas merupakan bagian dari
12, Apache kretek 10, Apache kretek 12, Apache uji perasyarat analisis ststistik atau analisis uji
kretek 20, Apache Extreme, dan Apache Exotic asumsi dasar. Uji asumsi dasar adalah syarat
Menthol. PT. Surya Mustika Nusantara ditunjuk yang harus dipenuhi sebelum data yang ada
sebagai distributor tunggal yang memegang di uji dengan uji ststistik yang sesungguhnya.
kendali strategi distribusi dan field marketing Hasil pengujian normalitas kinerja karyawan
untuk seluruh wilayah Indonesia. dengan SPSS diperoleh tabel sebagai berikut.
Bermarkas di Jakarta, PT. Surya Mustika
Tabel 4. 1. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS Pelatihan (X1)
Nusantara telah tumbuh dan bertransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
menjadi perusahaan distribusi rokok yang pro
Unstandardized
fesional dan modern. Berawal dari beberapa ribu Residual
manusia mencapai lebih dari 6000 ribu orang yang Mean 0E-7
Normal Parametersa,b Std. Deviation 3.50658041
tersebar pada kantor perwakilan regional dan lebih
Absolute .097
dari 100 kantor perwakilan area di Indonesia.
Most Extreme Differences Positive .051
Negative -.097
Visi Perusahaan
Kolmogorov-Smirnov Z .973
Visi Perusahaan adalah Menjadi perusahaan
Asymp. Sig. (2-tailed) .300
besar yang terpandang, menguntungkan dan
memiliki peran dominan dalam industri rokok Berdasarkan tabel output SPSS tersebut,
domestik. diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp.Sig
161
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
(2-tailed) 0,300 lebih besar dari 0,05. Maka sesuai dengan pengambilan keputusan dalam
sesuai dengan pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-smirnov diatas,
uji normalitas kolmogrov-smirnov diatas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan demi kian, asumsi atau
normal. Dengan de mikian, asumsi atau persyarat normalitas da
lam model regresi
persyarat normalitas da lam model regresi sudah terpenuhi.
sudah terpenuhi. Tabel 4. 3. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS Kinerja karyawan (Y)
2. Disiplin Kerja (X2) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Uji normalitas merupakan bagian dari Unstandardized
Residual
uji perasyarat analisis ststistik atau analisis uji
N 100
asumsi dasar. Uji asumsi dasar adalah syarat
Mean 0E-7
yang harus dipenuhi sebelum data yang ada
Normal Parametersa,b Std. Deviation 3.31978130
di uji dengan uji ststistik yang sesungguhnya. Absolute .063
Hasil pengujian normalitas kinerja karyawan Most Extreme Differences Positive .047
dengan SPSS diperoleh tabel sebagai berikut. Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z .625
Tabel 4. 2. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS Disiplin Kerja (X2) Asymp. Sig. (2-tailed) .829
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual Uji Homogenitas
N 100 Uji homogenitas dimaksudkan untuk mem
Mean 0E-7 perlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok
Normal Parametersa,b Std. Deviation 3.35155101 data sampel berasal dari populasi yang memiliki
Absolute .049
variansi yang sama.
Most Extreme Differences Positive .042
Teknik pengujian yang digunakan adalah uji
Negative -.049
bartlet. Uji bartlet dilakukan dengan menghitung
Kolmogorov-Smirnov Z .495
Asymp. Sig. (2-tailed) .967
x2. Harga x2 yang diperoleh dari perhitungan (x2
hitung), selanjutnya dibandingkan dengan x2 tabel
Berdasarkan tabel output SPSS tersebut, (X2 tabel), bila x2 hitung < x2 tabel, maka hipotesis
diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp.Sig nol diteima. Artinya data berasal dari populasi
(2-tailed) 0,967 lebih besar dari 0,05. Maka yang homogen. Perhitungan uji homogenitas ini
sesuai dengan pengambilan keputusan dalam dengan menggunakan software SPSS versi 20.
uji normalitas kolmogrov-smirnov diatas,
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi Tabel 4. 4. Uji Homogenitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
normal. Dengan demi kian, asumsi atau Dengan Variabel Pelatihan (X1)
Test of Homogeneity of Variances
persyarat normalitas da lam model regresi
Kinerja Karyawan
sudah terpenuhi.
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3. Kinerja Karyawan (Y)
.735 16 80 .751
Uji normalitas merupakan bagian dari
uji perasyarat analisis ststistik atau analisis uji Dari tabel Test of Homogeneity of Variances
asumsi dasar. Uji asumsi dasar adalah syarat dapat diketahui kedua variabel antara kinerja
yang harus dipenuhi sebelum data yang ada karyawan dengan variable tata pelatihan terlihat
di uji dengan uji ststistik yang sesungguhnya. signifikasi sebesar 0,751. Nilai ini menunjukkan
Hasil pengujian normalitas kinerja karyawan bahwa nilai sig > α = 0,751 > 0,05 maka dapat
dengan SPSS diperoleh tabel sebagai berikut. disimpulkan kedua kelompok data mempunyai
Berdasarkan tabel output SPSS tersebut, varian yang sama.
diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp.Sig
(2-tailed) 0,829 lebih besar dari 0,05. Maka
162
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
Tabel 4. 5. Uji Homogenitas Variabel Kinerja Karyawan (Y) ngaruh yang positif dan signifikan antara
Dengan Variabel Disiplin (X2) Pelatihan (X1) Terhadap Kinerja kar
Test of Homogeneity of Variances yawan (Y). Untuk mengetahui apakah
Kinerja Karyawan korelasi tersebut dapat digeneralisasikan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
atau tidak, maka perlu dibandingkan de
1.397 21 71 .150
ngan nilai rtabel dengan taraf kesalahan
Dari tabel Test of Homogeneity of Variances 5% (derajat ke percayaan 95%). Untuk
dapat diketahui kedua variabel antara kinerja harga n = 100 pada tabel nilai-nilai r
karyawan dengan variable Disiplin kerja terlihat product moment menunjukkan skor nilai
signifikasi sebesar 0,150. Nilai ini menunjukkan rtabel sebesar 0,195. Ternyata harga rhitung
bahwa nilai sig > α = 0,150 > 0,05 maka dapat (0,113) < harga rtabel (0,195), sehingga
disimpulkan kedua kelompok data mempunyai H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi ke
varian yang sama. simpulannya ada pengaruh positif dan
signifikan antara Pelatihan (X1) Ter
Pengujian Hipotesis hadap Kinerja karyawan (Y).
Setelah dilakukan pengujian instrument (uji b. Uji Hipotesis (thitung)
validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi statisik), Hasil pengolahan data statistik t
di atas maka langkah selanjutnya pengujian hipo hitung pada ini dapat dilihat pada tabel
tesis, yaitu utuk mengetahui pengaruh an tara 4.7 di bawah ini
kedua variable independen terhadap satu variable
dependen yang dikemukakan dalam ru musan Tabel 4.7. Hasil Uji thitung Variabel X1 Terhadap Variabel Y
masalah. Sesuai dengan tahapan-ta hapan pada One-Sample Test
metode penelitian Bab III, maka data primer yang Test Value = 58
95% Confidence Interval of
telah ditabulasi dan diolah dengan menggunakan Sig. Mean the Difference
t df
(2-tailed) Difference
analisa Program SPSS 20, peneliti uraikan hasilnya Lower Upper
sebagai berikut: Pelatihan (X1) 1.984 99 .152 .720 -.27 1.71
1. Pengaruh Pelatihan (X1) Terhadap Kinerja Kinerja (Y) 1.443 99 .050 .700 .00 1.40
163
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
164
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
165
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
0,313 > dari rtabel 0,195. Maka da dapat dinyatakan bahwa Pelatihan (X1)
pat disimpulkan bahwa ada hu dan Disiplin Kerja (X2) secara bersama-
bungan atau korelasi antara variable sama berpengaruh terhadap Kinerja
Disiplin dengan Kinerja karyawan. karyawan (Y).
selanjutnya diketahui nilai rhitung Dengan demikian, rumusan hipo
untuk hubungan disiplin (X2) tesis ketiga yang dinyatakan sebelumya
dengan kinerja karyawan (Y) adalah “Terdapat pengaruh yang positif dan
sebesar -0,056 < dari rtabel 0,195, signifikan Pelatihan (X1) dan Di
maka dapat disimpulkan bahwa ada siplin Kerja (X2) secara bersama-sama
hubungan korelasi antara variable berpengaruh terhadap Kinerja karyawan
disiplin dengan variable kinerja (Y) pada PT Surya Mustika Nusantara”,
pegawai. Karena rhitung atau person terbukti kebenarannya.
correlation dalam analisis bernilai c. Uji Regresi Linier Berganda
negatif maka hubungan kedua Pada korelasi ganda dapat dilan
variable tersebut bersifat negatif. jutkan denga regresi ganda. Regresi
Semakin meningkatnya pelatihan linier berganda atau regresi multiple-
dan disiplin maka akan semakin linier memiliki perbedaan pada variable
meningkat juga kinerja karyawan. bebas, yaitu dalam kaitan ini memiliki
b. Uji Fhitung (T-Test) dua variable bebas (atau lebih). Pada
Pada uji F ini akan ditampilkan bagian ini ditampilkan tabel koefesien
tabel analisis varian anova. Uji anova regresi berganda yang diolah dari data
yaitu untuk mengetahui ada tidaknya interval atau rasio gabungan dari ketiga
hubungan dari ketiga variable. Oleh variabel, yaitu sebagai berikut:
karena itu untuk mengetahui apakah Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Berganda
koefesien korelasi berganda di atas dapat Variabel X1 Variabel X2 Terhadap Variabel Y
digeneralisasikan atau tidak, maka harus Coefficientsa
mengetahui hasil Fhitung (Anova) dapat Model B Std. Error Beta t Sig.
dilihat pada tabel 4. 13 di bawah ini: 1 (Constant) 46.181 4.617 10.002 .000
Pelatihan (X1) .092 .068 .131 1.366 .175
Tabel 4.13. Hasil Uji Fhitung Variabel X1 Variabel X2
Terhadap Variabel Y Disiplin (X2) .128 .038 .320 3.350 .001
166
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
Pelatihan dan Disiplin kerja lebih me diksi (ramalan) dalam variable dependen akan
ningkat, maka kinerja karyawan men terjadi bila dalam variable indevenden di
jadi : tetapkan. Jadi bila Pelatihan (X1) meningkat/ di
Ŷ = 46.181 + 0.092 . (1) + 0.182 . (1) tingkatkan hingga mendapat nilai 1, maka Kinerja
= 46.181 + 0.092 + 0.182 = 46.455 karyawan (Y) menjadi : Ŷ = 54.015 + 0.080. 1 =
Hal tersebut, memberikan gam 55.095 Jadi diperkirakan Kinerja karyawan akan
baran bahwa arah hubungan antara meningkat sebesar 55.095. Dengan demikian,
Pelatihan dan Disiplin kerja ternyata Kinerja karyawan akan naik, bila Pelatihan lebih
se
arah, dimana setiap kenaikan satu meningkat. Hal ini membuktikan bahwa variable
satuan pada variable bebas (Pelatihan indevenden X1 (Pelatihan) searah terhadap
dan Disiplin kerja) akan menyebabkan naiknya turunnya variable dependent Y (Kinerja
kenaikan terhadap variable terikat karyawan).
(Kinerja karyawan) sebesar 46.455 Ar Pengujian hipotesis ke 2 Pengaruh Di
tinya bila Pelatihan dan Disiplin kerja siplin (X2) Terhadap Kinerja karyawan (Y) me
dapat dioptimalkan/ditingkatkan lebih nunjukkan adanya pengaruh yang positif dan
baik, maka kinerja karyawan PT Surya signifikan antara Disiplin (X2) Terhadap Kinerja
Mustika Nusantara lebih bertambah karyawan (Y). Untuk mengetahui apakah ko
meningkat. relasi tersebut dapat digeneralisasikan atau ti
dak, maka perlu dibandingkan dengan nilai rtabel
Pembahasan Hasil Penelitian dengan taraf kesalahan 5% (derajat kepercayaan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis 95%). Untuk harga n = 100 pada tabel nilai-
data Pelatihan (X1) dan Disiplin kerja (X2) Ter nilai r product moment menunjukkan skor nilai
hadap Kinerja karyawan (Y) di PT Surya Mustika rtabel sebesar 0,176. Ternyata harga rhitung (0,313)
Nusantara melalui tahapan uji hipotesis yang > harga rtabel (0,176), sehingga H0 ditolak dan
telah diuraikan di atas, maka pembahasan sebagai Ha diterima. Jadi kesimpulannya ada pengaruh
berikut: positif dan signifikan antara Displin (X2) Ter
Pengujian hipotesis ke 1 Pengaruh Pela hadap Kinerja karyawan (Y). Dari hasil uji t
tihan (X1) Terhadap Kinerja karyawan (Y) Hasil pada kolom Sig terlihat bahwa nilai probabilitas
uji korelasi menunjukkan adanya pengaruh 0.543. Maka H0 ditolak (0.543 < 0.05) . Dengan
yang positif dan signifikan antara Pelatihan demikian keputusan yang diambil adalah Jadi :
(X1) Terhadap Kinerja karyawan (Y). Untuk rata-rata tingkat disipin tidak sama dengan 55.
mengetahui apakah korelasi tersebut dapat hasil perhitungan regresi linier sederhana nilai
digeneralisasikan atau tidak, maka perlu di koefesien a dan b sebagai berikut : Ŷ = 51.769 +
bandingkan dengan nilai rtabel dengan taraf ke 0.125 . X
salahan 5% (derajat kepercayaan 95%). Untuk Persamaan regresi yang digunakan untuk
harga n = 100 pada tabel nilai-nilai r product melakukan prediksi (ramalan) dalam variable
moment menunjukkan skor nilai rtabel sebesar dependen akan terjadi bila dalam variable
0,195. Ternyata harga rhitung (0,113) < harga rtabel indevenden ditetapkan. Jadi bila Disiplin (X2)
(0,195), sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. meningkat/ditingkatkan hingga mendapat nilai 1,
Jadi kesimpulannya ada pengaruh positif dan maka Kinerja karyawan (Y) menjadi : Ŷ = 51.769
signifikan antara Pelatihan (X1) Terhadap Ki + 0.125 . 1 = 52.894 . Jadi diperkirakan Kinerja
nerja karyawan (Y). Dari hasil uji t pada kolom karyawan akan meningkat sebesar 52.894. Dengan
Sig terlihat bahwa nilai probabilitas 0.152. Maka demikian, Kinerja karyawan akan naik, bila
H0 ditolak (0.152 < 0.05). Dengan demikian Pelatihan lebih meningkat. Hal ini membuktikan
keputusan yang diambil adalah rata-rata hasil bahwa variable indevenden X2 (Disiplin) searah
pelatihan tidak sama dengan 58 . Persamaan terhadap naiknya turunnya variable dependent Y
regresi yang digunakan untuk melakukan pre (Kinerja karyawan).
167
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
168
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169
< 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang Hasibuan, Melayu. 2010. Manejemen Sumber
signifikan antara variable pelatihan dengan Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta
variable kinerja karyawan. Hubungan an Hasibuan, Malayu S.P. (2011) Manajemen: Dasar,
tara Pelatihan dan Disiplin kerja ternyata Pengertian dan Masalah. Edisi Revisi. Jakarta:
searah, dimana setiap kenaikan satu satuan Bumi Aksara.
pada variable bebas (Pelatihan dan Disiplin Hasibuan, Melayu. 2013. Manejemen Sumber
kerja) akan menyebabkan kenaikan terhadap Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta
variable terikat (Kinerja karyawan) sebesar Mangkunegara Prabu, (2012). Evaluasi Kinerja
46.455 Artinya bila Pelatihan dan Disiplin SDM. Bandung: Refika Aditama
kerja dapat dioptimalkan/ditingkatkan Mathis Robert, Jackson Jhon. 2002. Manejemen
lebih baik, maka kinerja karyawan PT Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba
Surya Mustika Nusantara lebih bertambah empat
meningkat. Nazir Mohammad. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Saran Sedarmayanti, (2013). Manajemen Sumber Daya
1. PT. Surya Mustika Nusantara - Tangerang Manusia. Bandung: Refika Aditama
Selatan harus lebih mengendepankan pela Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan
tihan serta edukasi prosedur operasional pe Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.
rusahaan kepada setiap karyawan yang ada, Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber
agar kedisiplinan karyawan meningkat. Daya Manusia Edisi Kedua. Yogyakarta: STIE
2. PT. Surya Mustika Nusantara- Tangerang YKPN.
Selatan harus lebih meningkatkan kedi Singarimbun, Masri, dan Effendi. 1995. Metode
siplinan kepada karyawannya. Penelitian Survei. Cetakan Kedua. Jakarta:
3. PT. Surya Mustika Nusantara- Tangerang PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Selatan harus lebih mengoptimalkan ki Sugiono. 2003. Metode Penelitian Administrasi:
nerja karyawan agar kinerja karyawan lebih dilengkapi dengan Metode R & B. Bandung:
meningkat. Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
DAFTAR PUSTAKA kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2013. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
PT. Remaja Rosdakarya. Undang-undang Republik Indonesia No. 13
Agusta, L; E. M. Susanto (2013), Pengaruh Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan CV Haragon Surabaya.
AGORA, 1 (3).
Arifin & Barnawi. 2012. Etika dan Profesi
Kependidikan. Yogyakarta : Ar-ruzz Media
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT Bina
Aksara
Bernadin, John H. & Russel Joyce E. A.
1998. Human Resource Management: An
Experiental Approach, 2nd edition. Singapore:
The McGraw-Hill Companies,
Duwi, Priyatno. 2014. SPSS 02 Pengolah Data
Terpraktis. Yogyakarta: ANDI.
169