Anda di halaman 1dari 21

JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No.

1, Juni 2019: 150 - 169

www.jurnalmandiri.com
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

ISSN : 2580-3220, E-ISSN : 2580-4588


J. Mandiri., Vol. 3, No. 1, Juni 2019 (150 - 169)
©2018 Lembaga Kajian Demokrasi
dan Pemberdayaan Masyarakat (LKD-PM)

PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN KERJA


TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SURYA MUSTIKA NUSANTARA

Ahmad Nazir
Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang
naziramangkurat@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah :Untuk menganalisa Seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap efektifitas
kinerja karyawan, seberapa besar pengaruh kedisiplinan terhadap efektifitas kinerja karyawan, seberapa besar
pengaruh pelatihan dan kedisiplinan terhadap efektifitas kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada
PT. Surya Mustika Nusantara Ciater.Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan pendekatan kuantitatif asosiatif yaitu dengan mendeskripsikan keadaan responden serta deskripsi
variable penelitian dalam tabel frekuensi dan presentase dari hasil penyebaran angket melalui prosedur analisis
data yaitu penelitian lapangan (observasi, wawancara, kuesioner). Populasi sebanyak 140 orang jumlah
karyawan dan sampelnya 100 orang dari populasi. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya pengaruh yang
positif dan signifikan antara Pelatihan (X1) Terhadap Kinerja karyawan (Y). Bila Pelatihan (X1) meningkat/
ditingkatkan hingga mendapat nilai 1, maka Kinerja karyawan (Y) menjadi : Ŷ = 54.015 + 0.080 . 1 = 55.095
Jadi diperkirakan Kinerja karyawan akan meningkat sebesar 55.095 . Disiplin (X2) meningkat/ditingkatkan
hingga mendapat nilai 1, maka Kinerja karyawan (Y) menjadi : Ŷ = 51.769 + 0.125 . 1 = 52.894 . Jadi
diperkirakan Kinerja karyawan akan meningkat sebesar 52.894. Pengaruh Pelatihan (X1) dan Disiplin (X2)
Terhadap Kinerja karyawan (Y) pengujian korelasi berganda menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) antara
Pelatihan (X1) dengan Kinerja karyawan (Y) adalah sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang
signifikan antara variable pelatihan dengan variable kinerja karyawan.

Kata Kunci : Pelatihan, Disiplin, Kinerja dan Karyawan

Abstract

The purpose of this study is: To analyze how much influence the training has on the effectiveness of employee
performance, how much influence the discipline has on the effectiveness of employee performance, how much
influence training and discipline have on the effectiveness of employee performance. This research was conducted
at PT. Surya Mustika Ciater Nusantara. South Tangerang. The method used in this study is an associative
quantitative approach that is by describing the state of the respondent and description of the research variables
in the frequency table and the percentage of the results of questionnaires through data analysis procedures,
namely field research (observation, interviews, questionnaires). The population is 140 people and the sample is
100 people from the population. The correlation test results show a positive and significant influence between
Training (X1) on employee performance (Y). If Training (X1) increases / increases to get a value of 1, then

150
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

employee performance (Y) becomes: Ŷ = 54,015 + 0.080. 1 = 55,095 So it is estimated that employee performance
will increase by 55,095. Discipline (X2) increases / increases to get a value of 1, then employee performance (Y)
becomes: Ŷ = 51,769 + 0.125. 1 = 52,894. So it is estimated that employee performance will increase by 52,894.
Effect of Training (X1) and Discipline (X2) on Employee Performance (Y) Multiple correlation testing shows that
the value of sig. (2-tailed) between Training (X1) and Employee Performance (Y) is 0.002 <0.05, which means
there is a significant correlation between training variables and employee performance variables.

Keywords : Training, Discipline, Performance and Employees

PENDAHULUAN suatu organisasi harus memiliki nilai lebih di­


Latar Belakang bandingkan dengan organisasi lainnya. Orga­
Dalam sebuah perusahaan potensi Sumber nisasi yang berhasil dalam mempengaruhi pasar
Daya Manusia pada dasarnya merupakan salah jika dapat menarik perhatian atau kelebihan yang
satu modal dan memegang peran yang paling dimiliki dalam berbagai hal dibandingkan dengan
penting dalam mencapai tujuan perusahaan. organisasi lain.
Oleh karena itu, perusahaan perlu mengelola Sumber daya manusia merupakan titik pu­
Sumber Daya Manusia sebaik mungkin, sebab sat dari seluruh gerak perusahaan, seka­ligus se­
kunci sukses suatu perusahaan bukan hanya bagai sumber modal dasar atau ke­kuatan yang
pada keunggulan teknologi dan tersedianya da­ merupakan faktor dominan dalam peru­sahaan.
na saja akan tetapi faktor manusia merupakan Pembangunan sumber da­ya manusia menekankan
faktor yang terpenting. Manusia bisa dikatakan pada karyawan se­ bagai pelaku pembangunan
sebagai sumber daya utama yang mampu me­ yang mempunyai profesionalisme, keterampilan,
ngatur, menganalisis dan mengendalikan ma­salah kecakapan, krea­ti­vitas, disiplin, serta kemampuan
yang ada di dalam perusahaan. Selain itu manusia me­man­faatkan mengembangkan dan menguasai
mempunyai keinginan, pikiran, pera­saan, status ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwa­
dan latar belakang yang beragam yang dibawa wasan lingkugan, disamping kemampuan dalam
ke dalam perusahaan untuk men­ capai tujuan pe­lak­sanaan pengelolaannya. Pelatihan dan pe­
perusahaan. ngembangan merupakan upaya terencana yang di
Organisasi perusahaan dapat berjalan se­suai lakukan perusahaan untuk memfasilitasi pegawai
dengan harapan apabila di dalamnya ter­ dapat untuk mempelajari berbagai keteram­ pilan dan
manusia-manusia dengan satu tuju­an yang sama perilaku yang berhubungan dengan pe­ kerjaan
yaitu berkeinginan untuk men­jadikan organisasi menurut Bernard keys dan Joseph Wolfe dalam
tempat dia bekerja dan mencari nafkah mengalami Richard L. Draft (2011: 122).
peningkatan ke­ un­
tungan serta perkembangan Pelatihan sangat penting bagi pegawai baru
dari tahun ke tahun. Apabila tujuan dan keinginan maupun pegawai yang sudah lama bekerja.
itu da­pat terwujud, maka sumber daya manusia adapun definisi pelatihan menurut Doessler
ter­sebut tentu berharap hasil jerih payahnya men­ dalam Agusta dan Susanto (2013:1) Pelatihan
dapatkan balasan dengan nilai yang sesuai dari adalah proses mengajarkan karyawan baru atau
or­ganisasi yang telah diperjuangkannya selama yang sudah ada sekarang, keterampilan dasar
ini. yang mereka butuhkan untuk menjalankan pe­
Menurut Wilson Bangun, salah satu sum­ kerjaan mereka. Begitu pula dengan halnya Mang­
ber daya organisasi yang memiliki peran pen­ kunegara (2009:44) yang memberikan definisi
ting dalam mencapai tujuannya adalah sumber mengenai pelatihan (training) adalah suatu proses
daya manusia. Oleh karena pentingnya peran pendidikan jangka pendek yang menggunakan
manusia dalam kompetisi baik jangka pendek prosedur sistematis dan ter­ organisasi, pegawai
maupun jangka panjang dalam agenda bisnis, non manajerial mem­ pe­lajari pengetahuan dan

151
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

keterampilan teknis da­lam tujuan yang terbatas. wan adalah perilaku seseorang dengan pera­turan,
Jenis dan bidang pelatiahan yang di lakukan prosedur kerja yang ada atau disiplin ada­lah sikap,
oleh PT Surya Mustika Nusantara tidak terlepas tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan
dari beberapa faktor yang sangat menentukan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun
antara lain tingkat bidang pekerjaan dan tang­ tidak tertulis.
gung­ jawabnya dimana karyawan tersebut me­ Kinerja diartikan sebagai sesuatu yang da­
lakukan pekerjaanya. Meningkat atau lebih baik pat dicapai. Dari penjelasan yang telah diarti­kan
dari pada sebelum di lakukan pelatihan. kamus lengkap Bahasa Indonesia kinerja dapat
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh diperoleh pengertian bahwa kinerja adalah hasil
dalam sumber daya manusia adalah faktor ke­ kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
disiplinan. Menurut Hasibuan, kedisiplinan sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
me­­ru­­pakan fungsi Manajemen Sumber Daya wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
Manusia yang terpenting dan kunci terwu­jud­ dalam rangka upaya mencapai tuju­an organisasi
nya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit bersangkutan secara legal, ti­dak melanggar hukum
terwujud tujuan yang maksimal. dan sesuai dengan mo­ral maupun etika. Jadi yang
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu dimaksud de­ngan kinerja dalam skripsi ini adalah
yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan sebuah hasil yang telah dicapai oleh seseorang
organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi atau sekelompok orang yang berada dalam ling­
organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin kungan yang sama yaitu lingkungan kerja untuk
terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelak­ mencurahkan seluruh kemampuannya demi
sanaan tugas, sehingga diperoleh hasil yang kema­juan organisasi.
optimal. Adapun bagi karyawan diperoleh sua­ Pada penelitian kali ini, PT Surya Mustika
sana kerja yang menyenangkan sehingga akan Nusantara (Grup Gudang Garam) dipilih se­
menambah semangat kerja dalam melaksanakan bagai objek penelitian, perusahaan ini meru­
pekerjaannya. Dengan demikian, karyawan da­ pakan perusahaan Sales & Marketing terkemuka
pat melaksanakan tugasnya dengan penuh di Indonesia yang bertanggungjawab dalam
kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga pen­jualan, promosi dan distribusi produk PT.
dan pikirannya semaksimal mungkin demi Karyadibya Mahardhika seperti Apache dan
terwujudnya tujuan organisasi. Extreme Mild. Perusahaan ini di tuntut un­tuk
Sutrisno, mengatakan bahwa disiplin kar­ya­ mendistribusikan produknya secara na­ sional
dengan ratusan kantor pemasaran dan puluhan
Tabel 1. Tingkat Kedisiplinan Karyawan PT Surya Mustika Nusantara
Periode Juli 2018 – Desember 2018 agen penjualan diseluruh Indonesia memberikan
TERLAMBAT DATANG SAKIT ALPA kualitas pemasaran yang terbaik untuk mencapai
JUMLAH
BULAN KARYA JUMLAH JUMLAH JUMLAH omset penjualan. Oleh karena itu dibutuhkan
WAN KARYA PRESENTASE KARYA PRESENTASE KARYA PRESENTASE
WAN WAN WAN sumber daya manusia (SDM) yang handal,
JANUARI 150 94 62.67% 22 14.67% 15 10.00% kompeten, professional, dan ber­kualitas.
FEBRUARI 150 96 64.00% 26 17.22% 7 4.67% Dalam hal kompetensi sumber daya ma­
MARET 150 80 53.33% 16 10.67% 13 8.67% nusia, kinerja karyawan merupakan unsur pen­
APRIL 150 57 38.00% 18 12.00% 16 10.67%
ting demi terciptanya tujuan perusahaan. Kinerja
MEI 150 68 45.33% 13 8.67% 10 6.67%
karyawan yang tinggi sangatlah diha­rapkan oleh
JUNI 150 70 46.67% 20 13.33% 10 6.67%
PT Surya Mustika Nusantara. Se­makin banyak
JULI 150 92 61.33% 13 8.67% 35 23.33%
karyawan yang mempunyai ki­nerja tinggi, maka
AGUSTUS 150 91 60.67% 35 23.33% 56 37.33%
SEPTEMBER 150 89 59.33% 30 20.00% 20 13.33%
produktifitas perusahaan secara keseluruhan
OKTOBER 150 79 52.67% 17 11.33% 36 24.00% akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat
825 544.00% 210 140.00% 218 145.33% bertahan dalam per­ saingan global. Karyawan
AVERAGE
82.5 54.40% 21 14.00% 21.8 14.53% dituntut un­tuk mampu menyelesaikan tugas dan
Sumber: PT. Surya Mustika Nusantara, 2018 tang­gung ja­ wabnya secara efektif dan efisien.

152
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

Keber­ ha­
silan karyawan dapat diukur melalui kedisiplinan terhadap efektifitas kinerja
ke­puasan konsumen, berkurangnya jumlah ke­ karyawan.
luhan dan tercapainya target penjualan yang 3. Untuk menganalisa Seberapa besar penga­
optimal. Kinerja karyawan PT. Surya Mus­ tika ruh pelatihan dan kedisiplinan terhadap
Nusantara juga dapat diukur melalui penye­ efektifitas kinerja karyawan.
lesaian tugasnya secara efektif dan efisien serta
melakukan peran dan fungsinya dan itu semua 1. Pengertian Pelatihan
berhubungan positif bagi keberhasilan suatu Menurut pasal 1 ayat 9 undang-undang
perusahaan. Terdapat faktor negatif yang dapat No. 13 tahun 2003 (ketenagakerjaan) pelatihan
menurunkan kinerja karyawan, diantaranya kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk
adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mem­ beri, memperoleh, meningkatkan, serta
mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan mengembangkan kompetensi kerja, pro­ duk­
waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga tivitas, disiplin, sikap, dari etos kerja pada ting­kat
kurang mentaati peraturan, pengaruh yang berasal keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan
dari lingkungannya, teman sekerja yang juga jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
menurun semangatnya dan tidak ada­nya contoh Menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah
yang harus dijadikan acuan da­lam pencapaian suatu proses dimana orang-orang mencapai
prestasi kerja yang baik ser­ta hubungan sesama kemampuan tertentu untuk membantu men­
rekan kerja yang kurang har­monis. Semua itu capai tujuan organisasi. Oleh karena itu, pro­
merupakan sebab menu­runnya kinerja karyawan ses ini terikat dengan berbagai tujuan orga­
dalam bekerja. nisasi, pelatihan dapat dipandang secara sem­pit
Permasalahan disiplin kerja pada PT Sur­ maupun luas. Secara terbatas, pelatihan me­
ya Mustika Nusantara dapat dilihat Dari hasil nyediakan para pegawai dengan pengetahuan
pra survei diperoleh informasi bahwa beberapa yang spesifik dan dapat diketahui serta kete­
karyawannya menunjukkan kinerja yang ku­ rampilan yang digunakan dalam pekerjaan
rang maksimal, seperti terlambat hadir, ti­ dak mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang di­
berada di tempat pada saat jam kerja, sakit tanpa tarik antara pelatihan dengan pengembangan,
surat dokter dan alpa. Oleh karena itu bila hal dengan pengembangan yang bersifat lebih luas
ini terus berlanjut dan tidak ada solusinya, maka dalam cakupan serta memfokuskan pada individu
dikhawatirkan setiap individu tidak disiplin atau untuk mencapai kemampuan baru yang berguna
kinerjanya tidak baik yang akan berdampak pada baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa
kinerja organisasi secara keseluruhan. mendatang.
Sedangkan Payaman Simanjuntak (2005)
Rumusan Masalah men­ definisikan pelatihan merupakan bagian
1. Seberapa besar pengaruh pelatihan ter­hadap dari investasi SDM (human investment) untuk
efektifitas kinerja karyawan. meningkatkan kemampuan dan keterampilan
2. Seberapa besar pengaruh kedisiplinan ter­ kerja, dan dengan demikian meningkatkan ki­
hadap efektifitas kinerja karyawan. nerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan
3. Seberapa besar pengaruh pelatihan dan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan
ke­
disiplinan terhadap efektifitas kinerja kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang
karyawan. relatif pendek, untuk membekali seseorang
dengan keterampilan kerja. Maka oleh karna itu
Tujuan Penulisan dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu
1. Untuk menganalisa Seberapa besar pe­nga­ usaha dalam meningkatkan sumber daya manusia
ruh pelatihan terhadap efektifitas ki­
nerja dalam dunia usaha. Karyawan baik yang baru
karyawan. maupun yang lama perlu mengikuti pelatihan
2. Untuk menganalisa Seberapa besar pe­ngaruh karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat

153
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

berubah akibat perubahan ling­ kung­an kerja, mua bidang haruslah secara konstan me­­
strategi dan sebagainya. ngetahui kemajuan teknologi yang mem­­buat
Peserta yang akan mengikuti program pela­ organisasi mereka berfungsi se­ ca­
ra lebih
tihan dikelompokan menjadi dua, yaitu: efektif. Perubahan teknologi, pada gilirannya,
1. Karyawan baru yaitu karyawan yang baru berarti bahwa pekerjaan se­nantiasa berubah
diterima bekerja pada perusahaan. Mereka dan keahlian serta ke­ mampuan karyawan
diberi pelatihan terlebih dahulu sebelum haruslah dimuta­khirkan melalui pelatihan,
bekerja agar lebih terampil dan ahli dalam sehingga ke­
ma­juan teknologi dapat
menyelesaikan pekerjaannya, sehingga pa­ diintegrasikan ke­ dalam organisasi secara
ra karyawan dapat bekerja lebih efektif dan sukses.
efisien. 3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi kar­
2. Karyawan lama yaitu karyawan yang te­ yawan baru agar kompeten dalam pe­kerjaan.
lah bekerja lama disebuah perusahaan dan Seorang karyawan baru acapkali tidak
karyawan tersebut ditugaskan untuk me­ menguasai keahlian dan kemampuan yang
ngikuti pelatihan. Pelatihan karyawan dibutuhkan untuk menjadi “job competen”,
lama dilakukan karena tuntutan pekerjaan yaitu mampu mencapai output dan standar
misalnya kenaikan jabatan, perluasaan pe­ mutu yang diharapkan.
ru­sahaan, pembaharuan metode kerja, ser­ta 4. Membantu memecahkan masalah opera­
persiapan untuk promosi. Jelasnya pelatihan sio­nal. Para manajer harus mencapai tu­ju­
pada karyawan lama perlu dilak­sanakan agar an mereka dengan kelangkaan dan kelim­
para karyawan semakin me­mahami keahlian pahan sumberdaya. Kelangkaan sumber
kerja pada bidangnya ma­sing-masing, agar da­ya finansial dan sumber daya teknologis
moral kerja dan prestasi kinerja karyawan manusia (human technological resources),
semakin meningkat. dan kelimpahan masalah keuangan, manu­
sia, dan teknologis.
2. Tujuan Pelatihan Karyawan 5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
Menurut pasal 9 undang-undang kete­ Salah satu cara untuk menarik, menahan,
na­­ga­kerjaan tahun 2003, pelatihan ker­ja dan memotivasi karyawan adalah melalui
diselenggarakan dan diarahkan un­ tuk mem­ program pengembangan karir yang sis­
bekali, meningkatkan, dan mengem­ bang­kan tematik. Pengembangan kemampuan pro­
kompetensi kerja guna meningkatkan ke­ ma­ mosional karyawan konsisten dengan ke­
mpuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Tuju­ bijakan sumber daya manusia untuk pro­mosi
an-tujuan pelatihan pada intinya dapat di­ ke­ dari dalam, pelatihan adalah unsur kunci
lompokkan kedalam lima bidang, yaitu: dalam sistem pengembangan karir.
1. Memperbaiki kinerja. Karyawan-karyawan 6. Mengorientasikan karyawan terhadap or­
yang bekerja secara tidak memuaskan ka­rena ganisasi. Selama beberapa hari pertama di
kekurangan keterampilan meru­pakan calon pekerjaan, karyawan baru membentuk kesan
utama pelatihan kendatipun pelatihan tidak pertama mereka terhadap organisasi dan tim
dapat memecahkan semua masalah kinerja manajemen. Kesan ini dapat me­li­puti kesan
yang tidak efektif, program pelatihan dan yang menyenangkan sam­­ pai yang tidak
pengembangan yang sehat sering berfaedah mengenakkan, dan dapat mempengaruhi
dalam meminimalkan ma­salah ini. kepuasan kerja dan keselu­ruhan produktivitas
2. Memutakhirkan para karyawan sejalan karya­wan. Karena alesan inilah, beberapa
dengan kemajuan teknologi, Melalui pela­ penye­ lenggara orien­tasi melakukan upaya
tihan, pelatih (trainer) memastikan bah­wa bersama dengan tujuan mengorientasikan
karyawan dapat mengaplikasikan tekno­ para kar­yawan baru terhadap organisasi dan
logi baru secara efektif. Para manajer di se­­ peker­jaan secara benar.

154
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pri­ didikan, yaitu aspek pengetahuan. Penga­


badi. Misalnya, sebagian besar mana­ jer jaran memberikan keterampilan dan pe­nge­
adalah berorientasi pencapaian dan mem­ tahuan, sedangkan pendidikan mem­bimbing
butuhkan tantangan baru di pe­kerjaannya, pegawai kearah yang tidak baik dan benar.
Pelatihan dan pengem­ bangan dapat me­
mainkan peran gan­da dengan me­nye­diakan 1. Pengertian Disiplin
aktivitas-aktivitas yang meng­hasilkan efek­ Disiplin adalah kepatuhan pada aturan atau
ti­vitas organisasional yang lebih besar dan perintah yang ditetapkan oleh organisasi. Disiplin
meningkatkan pertum­ buhan pribadi bagi merupakan sebuah proses yang di­gu­nakan untuk
semua karyawan. menghadapi permasalahan ki­ nerja dimana
proses ini melibatkan pimpinan atau manajer
3. Manfaat Pelatihan dalam mengidentifikasi dan me­ngkomunikasikan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam masalah-masalah kinerja kepada para karyawan.
menentukan efektivitas dan efesiensi organisasi. Disiplin menurut Keiht Davis, sebagaimana
Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari yang dikutip oleh A. A Anwar Prabu Mang­
program pelatihan dan pengembangan adalah: kunegara (2013:129) bahwa ‘’Disciplin is
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas management action to enforce organization stan­
produktivitas darts’’. Berdasarkan pendapat Keiht Davis,
b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelak­sanaan
karyawan untuk mencapai standar kinerja manajemen untuk memperteguh pedo­ man-
yang dapat diterima pedoman organisasi.
c. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerja sama Setiap organisasi ataupun perusahaan pas­
yang menguntungkan ti memiliki standar atas perilaku setiap kar­
d. Memenuhi kebutuhan perencanaan sum­ber yawannya dalam melaksakan pekerjaan­ nya,
daya manusia baik secara lisan maupun tulisan dan me­
e. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan nginginkan setiap pegawai untuk mema­tuhinya
kerja sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
f. Membantu karyawan dalam peningkatan produktivitas. Meskipun dalam kenyataan se­
dan pengembangan pribadi mereka ring terjadi adanya tindakan indisipliner yang
dilakukan oleh karyawannya. Oleh karena itu pe­
4. Indikator Pendidikan dan Pelatihan Menurut ningkatan disiplin pegawai sangat penting dalam
Sedarmayanti proses sumber daya manusia sebagai faktor dalam
Menurut Sedarmayanti dalam bukunya peningkatan produktivitas.
manajemen sumber daya manusia (2013:174) Berdasarkan teori diatas maka peneliti
mengemukakan beberapa indikator pendidikan dapat mengambil kesimpulan bahwa disiplin
dan pelatihan diantaranya: merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu
a. Penyelenggara pelaksanaan perusahaan ataupun organisasi dalam me­
Kegiatan pengamatan, pengolahan data, wujudkan tujuannya.
pelayanan, penelitian, rekayasa, dan pe­
ngembangan, serta kerja sama dalam bi­dang 2. Macam-macam Disiplin
pendidikan dan pelatihan. Dalam bukunya, Anwar Prabu Mangku­
b. Kebutuhan negara (2013:129-130) ada 2 (dua) bentuk di­siplin
Suatu keinginan terhadap benda atau jasa kerja, yaitu :
yang pemuasannya dapat dilakukan baik a. Disiplin Preventif
bersifat jasmani maupun rohani. Disiplin preventif adalah suatu upaya un­
c. Kualitas pengajar tuk menggerakkan pegawai mengikuti
Merupakan salah satu aspek dari pen­ dan mematuhi pedoman kerja, aturan-

155
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

aturan yang telah digariskan oleh peru­ sa­ terhadap kesalahan atau prasangka ha­
haan. Tujuan dasarnya adalah untuk me­ng­ rus diperbaiki dengan mengadakan
gerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan proses penyuluhan dengan mendapat­
cara preventif, pegawai dapat memelihara kan fakta-faktanya.
dirinya terhadap peraturan-peraturan peru­ 4. Melakukan protes terhadap keputusan
sahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai yang berat sebelah pihak terhadap ka­sus
tanggung jawab dalam membangun iklim disiplin.
organisasi dengan disiplin preventif, begitu b. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi
pula pegawai harus dan wajib mengetahui, Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu
memahami semua pedoman kerja serta pe­ pendekatan disiplin dengan cara pemberian
raturan-peraturan yang ada dalam orga­nisasi. hukuman. Pendekatan ini berasumsi :
Disiplin preventif merupakan suatu sistem 1. Disiplin dilakukan oleh atasan ke­ pa­
yang berhubungan dengan kebutuhan kerja da bawahan, dan tidak pernah ada pe­
untuk semua bagian sis­tem yang ada dalam ninjauan kembali bila telah dipu­tuskan.
organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka 2. Disiplin adalah hukuman untuk pe­
diharapkan akan lebih mudah menegakkan langgaran, pelaksanaannya harus di­se­
disiplin kerja. suaikan dengan tingkat pelang­gar­an­nya.
b. Disiplin Korektif 3. Pengaruh hukuman untuk memberikan
Disiplin korektif adalah suatu upaya meng­ pelajaran kepada pelanggar maupun ke­
gerakkan pegawai dalam menyatukan sua­ pada pegawai lainnya.
tu peraturan dan mengarahkan untuk tetap 4. Pengingkatan perbuatan pelanggaran
mematuhi peraturan sesuai dengan pe­ diperlukan hukuman yang lebih keras.
doman yang berlaku pada perusahaan.Pada 5. Pemberian hukuman terhadap pegawai
disiplin korektif, pegawai yang me­ langgar yang melanggar kedua kalinya harus di­
disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan beri hukuman yang lebih berat.
peraturan yang berlaku.Tuju­ an pemberian c. Pendekatan Disiplin Bertujuan
sanksi adalah untuk mem­perbaiki pegawai Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi
pelanggar, memeli­ hara peraturan yang bahwa :
berlaku dan memberikan pelajaran kepada 1. Disiplin kerja harus dapat diterima dan
pelanggar. dipahami oleh semua pegawai.
2. Disiplin bukanlah suatu hukuman, te­
3. Pendekatan Disiplin tapi merupakan pembentukan peri­laku.
Ada 3 (tiga) pendekatan disiplin, menurut 3. Disiplin ditujukan untuk perubahan
Anwar Prabu Mangkunegara (2013:130-131), peri­laku yang lebih baik.
yaitu : 4. Disiplin pegawai bertujuan agar pega­
a. Pendekatan disiplin modern wai bertanggung jawab terhadap per­
Pendekatan disiplin modern yaitu mem­ buatannya.
per­temukan sejumlah keperluan atau ke­
butuhan baru di luar hukuman. Pendekatan 4. Indikator-indikator Disiplin
ini berasumsi : Menurut hasibuan (2013:194) pada dasar­nya
1. Disiplin modern merupakan suatu cara banyak indkator-indikator yang mem­pe­ngaruhi
menghindarkan bentuk hukuman secara tingkat disiplin karyawan, dian­taranya adalah :
fisik. 1. Tujuan dan kemampuan
2. Melindungi tuduhan yang benar untuk Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi
diteruskan pada proses hukuman yang tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang
berlaku. akan dicapai harus jelas dan ditetapkan
3. Keputusan-keputusan yang semaunya secara ideal serta cukup menantang bagi ke­

156
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

mampuan karyawan. Hal ini berarti bah­wa keadilan yang baik, akan menciptakan ke­
tujuan (pekerjaan) yang dibebankan ke­pada disiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan
karyawan harus sesuai dengan ke­mampuan ha­rus diterapkan dengan baik pada setiap
karyawan bersangkutan, agar dia bekerja perusahaan agar kedisiplinan karyawan
dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam perusahaan baik pula.
mengerjakannya. 5. Waskat
2. Teladan pimpinan Waskat (pengawasan melekat) adalah tin­
Teladan pimpinan sangat berperan dalam dakan nyata dan paling efektif dalam me­
menentukan kedisiplinan karyawan, karena wujudkan kedisiplinan karyawan peru­ sa­
pimpinan dijadikan teladan dan panutan haan. Dengan waskat berarti atasan harus
oleh para bawahannya. Pimpinan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku,
mem­ beri contoh yang baik, berdisiplin moral, sikap, gairah kerja, danprestasi kerja
baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan bawahannya. Hal ini berarti atasan harus
per­buatan. Dengan teladan pimpinan yang selau hadir di tempat kerja agar dapat me­
baik, kedisiplinan bawahan pun akan baik. ngawasi dan memberikan petunjuk jika
Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang ada bawahannya yang mengalami kesulitan
berdisiplin), para bawahan pun akan ku­rang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Was­kat
disiplin. efektif merangsang kedisiplinan dan moral
3. Balas jasa kerja karyawan. Karyawan mera­sa mendapat
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut perhatian, bimbingan, petun­juk, pengarahan
mem­­pengaruhi kedisiplinan karyawan dan pengawasan dari atas­annya.
ka­re­
na balas jasa akan memberikan ke­
puasan dan kecintaan karyawan terhadap 5. Prinsip-Prinsip Disiplin
peru­sahaan pekerjaannya. Jika kecintaan Simamora Barnawi & Arifin, 2012:119 ter­
karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, dapat tujuh prinsip baku yang perlu diperhatikan
kedisiplinan mereka akan semakin baik dalam pengelolaan disiplin pegawai, yaitu:
pula. Balas jasa berperan penting untuk a. Prosedur dan kebijakan yang pasti
men­ ciptakan kedisiplinan karyawan. Arti­ Pemimpin perlu memberikan perhatian
nya semakin besar balas jasa, semakin yang serius terhadap berbagai keluhan ba­
baik kedisiplinan karyawan. Sebaliknya, wahan. Hal ini mendorong pertumbuhan
apa­bila balas jasa kecil, kedisiplinan kar­ disiplin kerja. Pimpinan perlu menentukan
yawan menjadi rendah. Karyawan sulit un­ jenis perilaku yang dikehendaki dan ba­
tuk berdisiplin baik selama kebutuhan-ke­ gai­
mana cara melakukanya. Prosedur-pro­­
butuhan primernya tidak terpenuhi dengan sedur disiplin harus mengikuti atur­an yang
baik. sudah disepakati dari awal.Pim­pinan harus
4. Keadilan berpegang teguh terhadap aturan yang sudah
Keadilan ikut mendorong terwujudnya ke­ ada dan konsisten da­ lam pelaksanaanya.
disiplinan karyawan, karena ego dan sifat Tujuan dibuatnya pro­ sedur dan kebijakan
manusia yang selalu merasa dirinya penting, yang pasti adalah untuk menciptakan bentuk
dan minta diperlakukan sama dengan disiplin yang konstruktif dan positif melalui
manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan kepe­mimpinan yang sehat dan pelatihan
dasar kebijaksanaan dalam pemberian ba­ yang memandai bagi para karyawan.
las jasa (pengakuan) atau hukuman, akan b. Tanggung jawab kepengawasan
merangsang terciptanya kedisiplinan kar­ Tanggung jawab kepengawasan harus di­
yawan yang baik. Manajer yang cakap da­ perhatikan baik-baik. Untuk menjaga di­siplin
lam memimpin selalu berusaha bersikap kerja, perlu ada pengawasan yang memiliki
adil terhadap semua bawahannya. Dengan otoritas dalam memberikan pe­ ringatan

157
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

lisan maupun tulisan. Sebelum memberikan buat secara masuk akal. Peraturan dan hu­
teguran, biasanya pengawas berkonsultasi kuman yang masuk akal akan membuat
terlebih dahulu dengan atas­annya. orang mudah menerimanya. Hukuman
c. Komunikasi berbagai peraturan hen­daknya wajar. Hukuman berat yang di­
Para bawahan hendaknya memahami pera­ berikan kepada bawahan yang melaku­ kan
turan dan standar disiplin serta konsekuensi pelanggaran ringan justru akan men­ciptakan
pelanggannya.Setiap bawahan hendakanya perasaan tidak adil diantara pa­ra bawahan.
memahami secara penuh kebijakan-kebi­ Peraturan dan hukuman yang tidak wajar
jakan dan prosedur-prosedur disiplin.Ke­ akan menimbulakan si­kap ne­gatif diantara
bijakan dan prosedur tersebut dapat diso­ para bawahan dan me­ num­ buhkan sikap
sialisasikan melalui buku manual kerja ba­ tidak kooperatif ter­ha­dap atasannya.
wahan.
d. Tanggung jawab pemaparan bukti 1. Pengertian Kinerja
Setiap bawahan haruslah dianggap tidak Pengertian kinerja adalah hasil kerja yang
bersalah samapai benar-benar ada bukti dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
ba­wahan karyawan tersebut dinyatakan dalam suatu organisasi, sesuatu dengan wewenang
ber­salah. Hukuman baru bisa dijatuhkan dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya
apabila bukti-bukti telah terkumpul se­cara mencapai tujuan organisasi ber­sangkutan secara
menyakinkan. Perlu diperhatikan bah­ wa legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan
bukti tersebut hendaknya didoku­ men­ ta­ moral ataupun etika.
sikan secara cermat sehingga sulit untuk Kinerja menurut Malayu S.P Hasibuan
di­pertentangkan. Selain itu, bawahan yang (2013:34) Kinerja merupakan suatu hasil kerja
diduga bersalah harus diberi kesempatan yang di capai seseorang dalam melaksanakan
untuk membela diri dan mendapat pem­ tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan ke­
belaan. sempatan. Berdasarkan paparan diatas kinerja
e. Perlakuan yang konsisten adalah suatu hasil yang di capai seseorang dalam
Konsisten peraturan merupakan salah sa­ melaksanakan tugas-tugas yang berdasarkan atas
tu prnsip yang penting, tetapi sering di­ kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
abaikan. Segala peraturan dan hukuman waktu menurut standard kinerja yang telah di
harus diberlakukan secara konsisten tan­pa tetapkan sebelumnya.
diskriminasi. Pemberlakuan aturan yang Anwar Prabu Mangkunegara (2013:67)
berbeda antara satu pihak dengan pi­hak yang me­nyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja
lain akan merusak efektivitas da­ ri sistem secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh
disiplin. Inkonsistensi dalam pe­ negakan seorang karyawan dalam melaksanakan tu­gasnya
peraturan akan menciptakan ke­cemburuan sesuai dengan tanggung jawab yang di be­rikan
sosial antara para karyawan. kepadanya.
f. Pertimbangan atas berbagai situasi Menurut Sedarmayanti (2013:176) Men­
Konsistensi pemberlakuan peraturan bu­ definisikan kinerja sebagai hasil kerja yang da­pat
kanlah berarti memberi hukuman yang sana dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
pada pelanggaran yang identik. Besarnya dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang
hukuman perlu mempertimbangkan ber­ dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
bagai faktor. Situasi di lapangan dan fakta- mencapai tujuan organisasi ber­sangkutan secara
fakta yang menggambarkan pelanggaran legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan
patut menjadi pertimbangan dalam pem­ norma maupun etika.
berian hukuman. Ada dua jenis perilaku atau tugas mencakup
g. Peraturan dan hukuman yang masuk akal unsur-unsur penting kinerja karyawan, yaitu
Peraturan dan hukuman hendakanya di­ tugas fungsional atau tugas perilaku. Tugas

158
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

fungsional berhubungan dengan seberapa baik apabila melanggar tugas dan wewenang yang
seorang karyawan menyelesaikan suatu pe­ di berikan kepadanya.
kerjaan, terutama menyelesaikan aspek-aspek c. Pencapaian Target
yang bersifat teknis dari pekerjaan yang menjadi Pencapaian Target adalah suatu proses ke­
tanggung jawabnya. Sedangkan tugas perilaku giatan yang mana bertujuan untuk men­
berhubungan dengan seberapa baik karyawan dapatkan suatu hasil sesuai dengan rencana
menangani kegiatan antar pribadi dengan anggota atau program yang telah di tetapkan.
yang lain termasuk menangani konflik mengelola d. Kejujuran
waktu, bekerja dalam kelompok dan bekerja Kejujuran adalah ketulusan hati seorang
sendiri. Hal tersebut sangat bergantung kepada tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
seberapa besar motivasi yang mereka miliki yang pekerjaan serta kemampuan untuk tidak
dapat menimbulkan peningkatan vitalitas dan mwenyalah gunakan wewenang yang telah di
kemampuan untuk bekerja keras. berikan kepadanya.
e. Motivasi
2. Penilaian Kinerja Motivasi adalah suatu sugesti atau do­rong­
Penilaian kinerja merupakan sebuah proses an yang muncul karena di berikan oleh
formal untuk melakukan peninjauan ulang dan seseorang kepada orang lain atau dari diri
mengevaluasi kinerja seorang secara periodik. sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar
Proses adalah suatu cara yang sistematis atau orang tersebut menjadi orang yang lebih baik
langkah-langkah yang diikuti dalam melakukan dari yang sebelumnya.
sesuatu. Proses penilaian kinerja ditujukan un­
tuk memahami prestasi kerja seseorang. Tu­ju­an
ini memerlukan sebuah proses, yaitu se­­­rangkaian METODE
kegiatan yang saling berkaitan. Ke­­giatan-kegiatan A. Ruang Lingkup Penelitian
ini terdiri dari identifikasi, observasi, pengukuran 1. Tempat Penelitian
dan pengembangan ha­sil kerja karyawan dalam Penelitian ini dilakukan pada PT. Surya
sebuah organisasi. Mustika Nusantara beralamat di Jl. Raya
Masjid An-nur RT.009/RW.010 Pondok
3. Indikator-indikator Kinerja Sentul No.10 Ciater.Tangerang Selatan, 15317
Yang menjadi indikator-indikator Kinerja 2. Waktu Penelitian
menurut Anwar Prabu (2013:67) adalah sebagai Waktu penelitian yang digunakan untuk
berikut: penelitian pengaruh disiplin kerja terhadap
a. Tanggung Jawab kinerja karayawan pada PT. Surya Mustika
Tanggung Jawab adalah kesanggupan se­ Nusantara – Tangerang Selatan. Penelitian
orang tenaga kerja dalam menyelesaikan ini dilakukan pada bulan Juli-Desember
tugas dan pekerjaan yang di serahkan ke­ 2018 hingga tercukupi kebutuhan data dan
padanya dengan sebaik-baiknya dan tepat informasi.
waktu serta berani membuat risiko atas ke­ 3. Jenis Penelitian
putusan yang di ambilnya. Tanggung jawab Metode penelitian yang digunakan dalam
dapat merupakan keharusan pada seorang penelitian ini adalah dengan pendekatan
karyawan untuk melakukan secara layak apa kuantitatif asosiatif yaitu dengan men­ des­
yang telah diwajibkan padanya. kripsikan keadaan responden serta deskripsi
b. Disiplin variable penelitian dalam tabel frekuensi
Disiplin adalah suatu sikap menghormati, dan presentase dari hasil penyebaran ang­ket
menghargai, patuh dan taat terhadap pera­ dengan melalui prosedur analisis data yaitu
turan-peraturan yang berlaku baik tertulis penelitian lapangan (observasi, wa­wan­cara,
maupun tidak tertulis dan di kenai sanksi kuesioner).

159
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel (bobot nilai 4), RG= Ragu-ragu (bobot nilai
1. Populasi 3), TS= Tidak Setuju ((bobot nilai 2), STS=
Menurut Sugiyono (2010:115-116) populasi Sangat Tidak Setuju (bobot nilai 1)
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas 3). Kisi-kisi kuisioner
objek dan subjek yang mempunyai kuantitas VARIABEL INDIKATOR ITEM ANGKET JUMLAH ALAT UKUR
dan karakteristik tertentu yang di­ tetapkan Penyelenggara
1,2,3,4,5 5
Pelaksana
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian Angket yang
Pelatihan Kebutuhan 6,7,8,9,10 5 menggunakan
ditarik kesimpulan populasi dalam penelitian skala Likert
Kualitas
11,12,13,14,15 5
ini adalah 140 orang.Yang meliputi karyawan Mengajar

dan supervisor
2. Sampel Penelitian Disiplin Kerja (Variabel X2)
Menurut Sugiyono (2012:91) sampel 1). Definisi Konseptual
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik Disiplin adalah kepatuhan pada aturan
yang dimiliki oleh populasi tersebut. atau perintah yang ditetapkan oleh orga­
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: nisasi. Disiplin merupakan sebuah proses
112), jika subjeknya kurang dari 100 orang yang digunakan untuk menghadapi per­
sebaiknya di ambil semuanya, jika su­bjek­ masalahan kinerja dimana proses ini meli­
nya besar atau lebih dari 100 orang da­pat batkan pimpinan atau manajer dalam me­
di ambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. ngidentifikasi dan mengkomunikasikan ma­­
Melihat jumlah populasi karyawan yang salah-masalah kinerja kepada para kar­yawan.
berjumlah 140 orang karyawan maka da­ 2). Definisi Operasional Disiplin Kerja
lam menentukan jumlah sampel dalam Operasionalisasi dari penelitian ini adalah
penelitian ini peneliti menggunakan teknik dengan mengukur semua indikator meng­
proportionate stratified sampling teknik ini gunakan skala Likert, dengan 5 jawaban, SS=
digunakan karena populasi pempunyai Sangat Setuju (bobot nilai 5), ST= Setuju
anggota/unsur yang tidak homogen dan (bobot nilai 4), RG= Ragu-ragu (bobot nilai
berstrata secara proporsional. Adapun sam­ 3), TS= Tidak Setuju ((bobot nilai 2), STS=
pel yang digunakan berjumlah 100 orang Sangat Tidak Setuju (bobot nilai 1)
karyawan atau responden dalam penelitian 3). Kisi-kisi kuisioner
ini dengan tingkat kesalahan 5%. (Sugiono, VARIABEL INDIKATOR ITEM ANGKET JUMLAH ALAT UKUR
2012:95-99) Tujuan dan
1,2,3 3
Kemampuan

Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Teladan


4,5,6 3
Pimpinan Angket yang
Pelatihan (Variabel X1) Disiplin
Kerja Balas Jasa 7,8,9 3
menggunakan
skala Likert
1). Definisi Konseptual Keadilan 10,11,12 3
Pelatihan adalah suatu usaha dalam me­ Pengawasan
13,14,15 3
Melekat
ningkatkan sumber daya manusia dalam
dunia usaha. Karyawan baik yang baru mau­ Kinerja Karyawan (Variabel Y)
pun yang lama perlu mengikuti pela­ tihan 1). Definisi Konseptual Kinerja Karyawan
karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
berubah akibat perubahan ling­kungan kerja, kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
strategi dan sebagainya. dalam melaksanakan tugasnya se­suai dengan
2). Definisi Operasional Pelatihan tanggung jawab yang di berikan kepadanya.
Operasionalisasi dari penelitian ini adalah 2). Definisi Operasional Kinerja Karyawan
dengan mengukur semua indikator meng­ Operasionalisasi dari penelitian ini adalah
gunakan sekala Likert, dengan 5 jawaban, dengan mengukur semua indikator meng­
SS= Sangat Setuju (bobot nilai 5), ST= Se­tuju gunakan sekala Likert, dengan 5 jawaban,

160
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

SS= Sangat Setuju (bobot nilai 5), ST= Setuju Misi Perusahaan
(bobot nilai 4), RG= Ragu-ragu (bobot nilai Misi Perusahaan adalah Menyediakan
3), TS= Tidak Setuju ((bobot nilai 2), STS= pro­
duk-produk inovatif bermutu tinggi yang
Sangat Tidak Setuju (bobot nilai 1) memenuhi, bahkan melebihi harapan kon­ su­
3). Kisi-kisi kuisioner men sekaligus memberikan manfaat bagi semua
VARIABEL INDIKATOR ITEM ANGKET JUMLAH ALAT UKUR Stakeholder.
Tanggung-
1,2,3 3
jawab Uji Asumsi Analisis
Disiplin 4,5,6 3
Angket yang
Uji asumsi dasar yang digunakan menge­
Kinerja
Pencapaian menggunakan tahui pola dan varian. Apakah populasi atau
Karyawan 7,8,9 3
Target skala Likert
Kejujuran 10,11,12 3 data berdistribusi normal atau tidak, atau juga
Motivasi 13,14,15 3 uji dapat digunakan untuk mengetahui apakah
polulasi mempunyai beberapa varian yang sama.
HASIL dan PEMBAHASAN Dalam uji asumsi dasar yang digunakan adalah
Sejarah Perusahaan uji normalitas dan uji homogenitas.
PT. Surya Mustika Nusantara berdiri pada a. Uji Normalitas
tahun 2008, PT. Surya Mustika Nusantara ada­ Uji Normalitas digunakan untuk menge­tahui
lah Perusahaan yang di miliki oleh PT. Karya apakah populasi data berdistribusi nor­mal atau
Dibya Mahardika untuk menjalankan distribusi tidak. Dalam uji normalitas ini yang di­­gunakan
produk produk sigaret oleh PT. Karya Dibya uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
Ma­hardika sebagai produsen, Produk PT. Kar­ya menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data
Dibya Mahardika bisa ditemukan dalam ber­bagai dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi
variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret lebih besar dari 5% atau 0,05. Un­tuk menguji uji
kretek linting-tangan (SKT), hing­ga sigaret kretek normalitas menggunakan SPSS versi 20.0
linting-mesin (SKM). Untuk produknya yaitu
rokok Apache yang mempunyai berbagai variasi 1. Pelatihan (X1)
pilihan rokok yaitu Apache filter 12, Apache filter Uji normalitas merupakan bagian dari
12, Apache kretek 10, Apache kretek 12, Apache uji perasyarat analisis ststistik atau analisis uji
kretek 20, Apache Extreme, dan Apache Exotic asumsi dasar. Uji asumsi dasar adalah syarat
Menthol. PT. Surya Mustika Nusantara ditunjuk yang harus dipenuhi sebelum data yang ada
sebagai distributor tunggal yang memegang di uji dengan uji ststistik yang se­sungguhnya.
kendali strategi distribusi dan field marketing Hasil pengujian normalitas kinerja karyawan
untuk seluruh wilayah Indonesia. dengan SPSS diperoleh tabel sebagai berikut.
Bermarkas di Jakarta, PT. Surya Mustika
Tabel 4. 1. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS Pelatihan (X1)
Nusantara telah tumbuh dan bertransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
menjadi perusahaan distribusi rokok yang pro­
Unstandardized
fesional dan modern. Berawal dari beberapa ribu Residual

karyawan, kini telah didukung oleh sumber daya N 100

manusia mencapai lebih dari 6000 ribu orang yang Mean 0E-7
Normal Parametersa,b Std. Deviation 3.50658041
tersebar pada kantor perwakilan regional dan lebih
Absolute .097
dari 100 kantor perwakilan area di Indonesia.
Most Extreme Differences Positive .051
Negative -.097
Visi Perusahaan
Kolmogorov-Smirnov Z .973
Visi Perusahaan adalah Menjadi perusahaan
Asymp. Sig. (2-tailed) .300
besar yang terpandang, menguntungkan dan
memiliki peran dominan dalam industri rokok Berdasarkan tabel output SPSS ter­se­but,
domestik. diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp.Sig

161
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

(2-tailed) 0,300 lebih besar dari 0,05. Maka sesuai dengan pengambilan keputusan dalam
sesuai dengan pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-smirnov diatas,
uji normalitas kolmogrov-smirnov diatas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
dapat disimpulkan bah­wa data berdistribusi normal. Dengan demi­ kian, asumsi atau
normal. Dengan de­ mikian, asumsi atau persyarat normalitas da­
lam model regresi
persyarat normalitas da­ lam model regresi sudah terpenuhi.
sudah terpenuhi. Tabel 4. 3. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS Kinerja karyawan (Y)
2. Disiplin Kerja (X2) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Uji normalitas merupakan bagian dari Unstandardized
Residual
uji perasyarat analisis ststistik atau analisis uji
N 100
asumsi dasar. Uji asumsi dasar adalah syarat
Mean 0E-7
yang harus dipenuhi sebelum data yang ada
Normal Parametersa,b Std. Deviation 3.31978130
di uji dengan uji ststistik yang se­sungguhnya. Absolute .063
Hasil pengujian normalitas kinerja karyawan Most Extreme Differences Positive .047
dengan SPSS diperoleh tabel sebagai berikut. Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z .625
Tabel 4. 2. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS Disiplin Kerja (X2) Asymp. Sig. (2-tailed) .829
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual Uji Homogenitas
N 100 Uji homogenitas dimaksudkan untuk mem­
Mean 0E-7 perlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok
Normal Parametersa,b Std. Deviation 3.35155101 data sampel berasal dari populasi yang memiliki
Absolute .049
variansi yang sama.
Most Extreme Differences Positive .042
Teknik pengujian yang digunakan adalah uji
Negative -.049
bartlet. Uji bartlet dilakukan dengan me­ng­hitung
Kolmogorov-Smirnov Z .495
Asymp. Sig. (2-tailed) .967
x2. Harga x2 yang diperoleh da­ri per­hitungan (x2
hitung), selanjutnya di­ban­ding­kan dengan x2 tabel
Berdasarkan tabel output SPSS terse­but, (X2 tabel), bila x2 hi­tung < x2 tabel, maka hipotesis
diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp.Sig nol diteima. Artinya data berasal dari populasi
(2-tailed) 0,967 lebih besar dari 0,05. Maka yang ho­mogen. Per­hitungan uji homogenitas ini
sesuai dengan pengambilan ke­putusan dalam de­ngan meng­gunakan software SPSS versi 20.
uji normalitas kolmogrov-smirnov diatas,
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi Tabel 4. 4. Uji Homogenitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
normal. Dengan demi­ kian, asumsi atau Dengan Variabel Pelatihan (X1)
Test of Homogeneity of Variances
persyarat normalitas da­ lam model regresi
Kinerja Karyawan
sudah terpenuhi.
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3. Kinerja Karyawan (Y)
.735 16 80 .751
Uji normalitas merupakan bagian dari
uji perasyarat analisis ststistik atau analisis uji Dari tabel Test of Homogeneity of Variances
asumsi dasar. Uji asumsi dasar adalah syarat dapat diketahui kedua variabel antara kinerja
yang harus dipenuhi sebelum data yang ada karyawan dengan variable tata pelatihan terlihat
di uji dengan uji ststistik yang sesungguhnya. signifikasi sebesar 0,751. Nilai ini menunjukkan
Hasil pengujian normalitas kinerja karyawan bahwa nilai sig > α = 0,751 > 0,05 maka dapat
dengan SPSS diperoleh tabel sebagai berikut. disimpulkan kedua kelompok data mempunyai
Berdasarkan tabel output SPSS terse­but, varian yang sama.
diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp.Sig
(2-tailed) 0,829 lebih besar dari 0,05. Maka

162
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

Tabel 4. 5. Uji Homogenitas Variabel Kinerja Karyawan (Y) ngaruh yang positif dan signifikan antara
Dengan Variabel Disiplin (X2) Pelatihan (X1) Terhadap Kinerja kar­
Test of Homogeneity of Variances yawan (Y). Untuk mengetahui apa­kah
Kinerja Karyawan korelasi tersebut dapat dige­ne­­ralisasikan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
atau tidak, maka perlu di­bandingkan de­
1.397 21 71 .150
ngan nilai rtabel de­ngan taraf kesalahan
Dari tabel Test of Homogeneity of Variances 5% (derajat ke­ percayaan 95%). Untuk
dapat diketahui kedua variabel antara kinerja harga n = 100 pada tabel nilai-nilai r
karyawan dengan variable Disiplin kerja terlihat product moment menunjukkan skor nilai
signifikasi sebesar 0,150. Nilai ini menunjukkan rtabel sebesar 0,195. Ternyata harga rhitung
bahwa nilai sig > α = 0,150 > 0,05 maka dapat (0,113) < harga rtabel (0,195), sehingga
disimpulkan kedua kelompok data mempunyai H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi ke­
varian yang sama. sim­pulannya ada pengaruh po­sitif dan
signifikan antara Pelatihan (X1) Ter­
Pengujian Hipotesis hadap Kinerja karyawan (Y).
Setelah dilakukan pengujian instrument (uji b. Uji Hipotesis (thitung)
validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi statisik), Hasil pengolahan data statistik t
di atas maka langkah selanjutnya pengujian hipo­ hitung pada ini dapat dilihat pada tabel
tesis, yaitu utuk mengetahui pengaruh an­ tara 4.7 di bawah ini
kedua variable independen terhadap satu variable
dependen yang dikemukakan dalam ru­ musan Tabel 4.7. Hasil Uji thitung Variabel X1 Terhadap Variabel Y
masalah. Sesuai dengan tahapan-ta­ hapan pada One-Sample Test

metode penelitian Bab III, maka data primer yang Test Value = 58
95% Confidence Interval of
telah ditabulasi dan diolah de­ngan menggunakan Sig. Mean the Difference
t df
(2-tailed) Difference
analisa Program SPSS 20, peneliti uraikan hasilnya Lower Upper
sebagai berikut: Pelatihan (X1) 1.984 99 .152 .720 -.27 1.71
1. Pengaruh Pelatihan (X1) Terhadap Kinerja Kinerja (Y) 1.443 99 .050 .700 .00 1.40

Karyawan (Y) Sebelum mengambil keputusan,


Hasil penelitian Pengaruh Pelatihan pertam-tama kita membuat sebagai
(X1) Terhadap Kinerja karyawan (Y), sete­lah berikut :
melalui tahapan pengujian statistik dengan H0 : Hasil pelatihan rata-rata adalah
dengan olah data SPSS 20 hasilnya dapat 58
dideskripsikan lebih rinci sebagai be­rikut: Hi : Hasil pelatihan rata-rata tidak
a. Uji Korelasi Sederhana sama dengan 58
Tabel 4.6. Hasil Uji rhitung Variabel X1 Terhadap Variabel Y Syarat H0 diterima atau tidak ber­
Correlations dasarkan nilai probabilitas sebagai be­
Kinerja
Pelatihan
rikut :
Karyawan
→ Apabila probabilitas > 0.05 maka H0
Pearson Correlation 1 .113
diterima
Kinerja Karyawan Sig. (2-tailed) .264
N 100 100
→ Apabila probabilitas < 0.05 maka H0
Pearson Correlation .113 1
ditolak
Pelatihan Sig. (2-tailed) .264 Dari hasil di atas pada kolom Sig
N 100 100 terlihat bahwa nilai probabilitas 0.152.
Maka H0 ditolak (0.152 < 0.05).
Data pada tabel di atas, menunjuk­ Dengan demikian keputusan yang di­
kan skor nilai korelasi sebesar 0,113. ambil adalah
Hasil ini menunjukkan adanya pe­ Jadi : rata-rata hasil pelatihan tidak

163
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

sama dengan 58 . pengujian statistik, maka Pengaruh Di­


c. Uji Regresi Linier siplin Terhadap Kinerja Karyawan akan
Analisis regresi dibuat untuk me­ Nampak pada tabel di bawah ini:
ngetahui antara variable indevenden Tabel 4.9. Hasil Uji rhitung Variabel X2 Terhadap Variabel Y
dengan variable dependen. Dalam pe­ Correlations
ngujian hipotesis ke – 1 hasil uji regresi Kinerja Disiplin
liniernya dapat dilihat pada tabel 4.8 di Pearson Correlation 1 .313**

bawah ini. Kinerja Sig. (2-tailed) .002


N 100 100
Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Linier Variabel X1 Terhadap Variabel Y Pearson Correlation .313** 1
Coefficientsa Disiplin Sig. (2-tailed) .002
Unstandardized N 100 100
Standardized Coefficients
Coefficients
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 54.015 4.184 12.910 .000 Data pada tabel di atas, menun­
Pelatihan .080 .071 .113 1.124 .264
jukkan skor nilai korelasi sebesar 0,313.
a. Dependent Variable: kinerja
Hasil ini menunjukkan adanya pe­
Pada tabel di atas, menunjukkan ngaruh yang positif dan signifikan antara
hasil perhitungan regresi linier se­ der­ Disiplin (X2) Terhadap Kinerja karyawan
hana nilai koefesien a dan b sebagai (Y). Untuk mengetahui apa­kah korelasi
berikut : Ŷ = 54.015 + 0.080 . X tersebut dapat dige­ neralisasikan atau
Persamaan regresi yang digunakan tidak, maka perlu di­bandingkan dengan
untuk melakukan prediksi (ramalan) nilai rtabel de­
ngan taraf kesalahan 5%
dalam variable dependen akan terjadi (derajat ke­percayaan 95%). Untuk harga
bila dalam variable indevenden dite­tap­­ n = 100 pada tabel nilai-nilai r product
kan. Jadi bila Pelatihan (X1) me­ningkat/ moment menunjukkan skor nilai rtabel
ditingkatkan hingga mendapat nilai 1, sebesar 0,176. Ternyata harga rhitung
maka Kinerja karyawan (Y) menjadi : Ŷ (0,313) > harga rtabel (0,176), sehingga
= 54.015 + 0.080 . 1 = 55.095 H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi
Jadi diperkirakan Kinerja karya­ kesimpulannya ada pengaruh positif dan
wan akan meningkat sebesar 55.095. signifikan antara Displin (X2) Terhadap
Dengan demikian, Kinerja karyawan Kinerja karyawan (Y).
akan naik, bila Pelatihan lebih me­ b. Uji Hipotesis (thitung)
ningkat. Hal ini membuktikan bahwa Hasil pengolahan data statistik thitung
variable indevenden X1 (Pelatihan) pada ini dapat dilihat pada tabel 4.10 di
searah terhadap naiknya turunnya va­ bawah ini:
riable dependent Y (Kinerja karyawan).
Tabel 4.10. Hasil Uji thitung Variabel X2 Terhadap Variabel Y
2. Pengaruh Disiplin (X2) Terhadap Kinerja
One-Sample Test
Karyawan (Y) Test Value = 55
Hasil penelitian Pengaruh Disiplin (X2) 95% Confidence Interval of
Sig. Mean the Difference
Terhadap Kinerja karyawan (Y), setelah t df
(2-tailed) Difference
Lower Upper
melalui tahapan pengujian statistik dengan
Disiplin (X2) .610 99 .543 .540 -1.22 2.30
dengan olah data SPSS 20 hasilnya dapat
Kinerja (Y) 10.484 99 .000 3.700 3.00 4.40
dideskripsikan lebih rinci sebagai berikut:
a. Uji Korelasi Sederhana Sebelum mengambil keputusan,
Analisis selanjutnya dilakukan de­ pertam-tama kita membuat sebagai
ngan cara yang sama seperti pada pe­ berikut :
ngujian hipotesis ke-2. Melalui tahapan H0 : Tingkat Disiplin rata-rata adalah

164
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

55 bila Pe­­latihan lebih meningkat. Hal ini


Hi : Tingkat Disiplin rata-rata tidak mem­buktikan bahwa variable inde­
sama dengan 55 venden X2 (Disiplin) searah terhadap
Syarat H0 diterima atau tidak ber­ naiknya turunnya variable dependent Y
dasarkan nilai probabilitas sebagai (Kinerja karyawan).
berikut : 3. Pengaruh Pelatihan (X1) dan Disiplin (X2)
→ Apabila probabilitas > 0.05 maka H0 Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
diterima. a. Uji Korelasi Berganda
→ Apabila probabilitas < 0.05 maka H0 Setelah data ketiga variable di­
ditolak. rangkum dalam tabel tabulasi dan di­
Dari hasil di atas pada kolom Sig analisis melalui hasil uji korelasi ber­
terlihat bahwa nilai probabilitas 0.543. ganda, maka pengujian hipotesis ke-3
Maka H0 ditolak (0.543 < 0.05). ini hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12
Dengan demikian keputusan yang
Tabel 4.12. Hasil Uji Korelasi Berganda
diambil adalah Variabel X1 Variabel X2 Terhadap Variabel Y
Jadi : rata-rata tingkat disipin tidak Correlations
sama dengan 55 . Kinerja
Pelatihan
Disiplin
Karyawan Kerja
c. Uji Regresi Linier
Pearson Correlation 1 .113 .313**
Analisis regresi dibuat untuk Kinerja
Sig. (2-tailed) .264 .002
Karyawan
mengetahui antara variable indevenden N 100 100 100
dengan variable dependen. Dalam pe­ Pearson Correlation .113 1 -.056
ngujian hipotesis ke – 1 hasil uji regresi Pelatihan Sig. (2-tailed) .264 .582
liniernya dapat dilihat pada tabel 4.11 di N 100 100 100
bawah ini. Pearson Correlation .313** -.056 1
Disiplin
Sig. (2-tailed) .002 .582
Kerja
Tabel 4.11. Hasil Uji Regresi Linier Variabel X2 Terhadap Variabel Y
N 100 100 100
Coefficientsa
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Unstandardized
Standardized Coefficients
Coefficients Berdasarkan tabel output di atas,
Model B Std. Error Beta t Sig.
maka akan disimpulkan:
1 (Constant) 51.769 2.149 24.085 .000
1. Berdasarkan nilai sig. (2-tailed)
Disiplin .125 .038 .313 3.265 .002
antara Pelatihan (X1) dengan Ki­
a. Dependent Variable: kinerja
nerja karyawan (Y) adalah sebesar
Pada tabel di atas, menunjukkan 0,002 < 0,05 yang berarti terdapat
hasil perhitungan regresi linier seder­ korelasi yang signifikan antara
hana nilai koefesien a dan b sebagai be­ variable pelatihan dengan variable
rikut : Ŷ = 51.769 + 0.125 . X kinerja karyawan. Selanjutnya hu­
Persamaan regresi yang digu­na­kan bungan antara Disiplin dengan
untuk melakukan prediksi (ra­ malan) Ki­nerja karyawan memiliki nilai
dalam variable dependen akan terjadi bila sig. (2 tailed) sebesar 0,528 < 0,05
dalam variable inde­ven­den ditetapkan. yang berarti terdapat korelasi yang
Jadi bila Disiplin (X2) meningkat/ signifikan antara variable disiplin
ditingkatkan hingga mendapat nilai 1, dengan kinerja karyawan.
maka Kinerja kar­ yawan (Y) menjadi 2. Berdasarkan nilai rhitung (Person
: Ŷ = 51.769 + 0.125 . 1 = 52.894 . Jadi Correlation)
diperkirakan Ki­ nerja karyawan akan Diketahui rhitung untuk hubungan
meningkat se­­ besar 52.894. Dengan pelatihan (X1) dengan kinerja
demikian, Ki­nerja karyawan akan naik, kar­yawan (Y) adalah sebesar

165
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

0,313 > dari rtabel 0,195. Maka da­ dapat dinyatakan bahwa Pelatihan (X1)
pat disimpulkan bahwa ada hu­ dan Disiplin Kerja (X2) secara bersama-
bungan atau korelasi antara variable sama berpengaruh terhadap Kinerja
Disiplin dengan Kinerja karyawan. karyawan (Y).
selanjutnya diketahui nilai rhitung Dengan demikian, rumusan hipo­
untuk hubungan disiplin (X2) tesis ketiga yang dinyatakan sebelumya
dengan kinerja kar­yawan (Y) adalah “Terdapat pengaruh yang positif dan
sebesar -0,056 < dari rtabel 0,195, signifikan Pelatihan (X1) dan Di­
maka da­pat di­simpulkan bahwa ada siplin Kerja (X2) secara bersama-sama
hu­bungan korelasi an­tara variable berpengaruh terhadap Kinerja karyawan
di­siplin dengan variable kinerja (Y) pada PT Surya Mustika Nusantara”,
pe­ga­wai. Karena rhitung atau person terbukti kebenarannya.
correlation dalam analisis bernilai c. Uji Regresi Linier Berganda
negatif maka hubungan kedua Pada korelasi ganda dapat dilan­
variable tersebut bersifat negatif. jutkan denga regresi ganda. Regresi
Semakin meningkatnya pelatihan linier berganda atau regresi multiple-
dan disiplin maka akan semakin linier memiliki perbedaan pada variable
meningkat juga kinerja karyawan. bebas, yaitu dalam kaitan ini memiliki
b. Uji Fhitung (T-Test) dua variable bebas (atau lebih). Pada
Pada uji F ini akan ditampilkan bagian ini ditampilkan tabel koefesien
tabel analisis varian anova. Uji anova regresi berganda yang diolah dari data
yaitu untuk mengetahui ada tidaknya interval atau rasio gabungan dari ketiga
hubungan dari ketiga variable. Oleh variabel, yaitu sebagai berikut:
karena itu untuk mengetahui apakah Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Berganda
koefesien korelasi berganda di atas dapat Variabel X1 Variabel X2 Terhadap Variabel Y
digeneralisasikan atau tidak, maka harus Coefficientsa

diuji signifikan dengan Uji Fhitung. Untuk Unstandardized


Coefficients
Standardized Coefficients

mengetahui hasil Fhitung (Anova) dapat Model B Std. Error Beta t Sig.
dilihat pada tabel 4. 13 di bawah ini: 1 (Constant) 46.181 4.617 10.002 .000
Pelatihan (X1) .092 .068 .131 1.366 .175
Tabel 4.13. Hasil Uji Fhitung Variabel X1 Variabel X2
Terhadap Variabel Y Disiplin (X2) .128 .038 .320 3.350 .001

ANOVA a a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sum of Mean Berdasarkan perhitungan yang telah


Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 141.926 2 70.963 6.309 .003b
ditemukan melaui analisis data pada
Residual 1091.074 97 11.248
tabel di atas, diketahui nilai kons­tanta a
Total 1233.000 99 dan koefesien b yang ditun­jukkan pada
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y) perhitungan regresi linier berganda di
b. Predictors: (Constant), Disiplin (X2), Pelatihan (X1)
atas dapat dihitung ke da­ lam rumus
Dari tabel 4.13, menunjukkan hasil sebagai berikut:
uji Fhitung dengan analisis program SPSS Ŷ = 46.181 + 0.092 . (X1) + 0.182 . (X2)
versi 20, yakni Fhitung diperoleh skor nilai Diketahui nilai konstanta 46.181.
sebesar 6.309. Harga ini selan­jutnya perlu Ini berarti pada Pelatihan dan Disiplin
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk kerja lebih meningkat maka Kinerja
pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) karyawan pun akan bertambah. koe­
dengan taraf kesalahan yang ditetapkan fesien regresi untuk Pelatihan (0.092)
5% (α = 0,05) untuk n = 100 adalah 1.39. lebih kecil daripada koefesien regresi
Jadi Fhitung (6.309) > Ftabel (1.39), maka untuk Disiplin kerja (0.128). Jadi bila

166
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

Pelatihan dan Disiplin ker­ja lebih me­ diksi (ramalan) dalam variable dependen akan
ningkat, maka kinerja kar­yawan men­ terjadi bila dalam variable indevenden di­
jadi : tetapkan. Jadi bila Pelatihan (X1) meningkat/ di­
Ŷ = 46.181 + 0.092 . (1) + 0.182 . (1) tingkatkan hingga mendapat nilai 1, maka Kinerja
= 46.181 + 0.092 + 0.182 = 46.455 karyawan (Y) menjadi : Ŷ = 54.015 + 0.080. 1 =
Hal tersebut, memberikan gam­ 55.095 Jadi diperkirakan Kinerja karyawan akan
baran bahwa arah hubungan antara meningkat sebesar 55.095. Dengan demikian,
Pelatihan dan Disiplin kerja ternyata Kinerja karyawan akan naik, bila Pelatihan lebih
se­
arah, dimana setiap kenaikan satu meningkat. Hal ini membuktikan bahwa variable
satuan pada variable bebas (Pelatihan indevenden X1 (Pelatihan) searah terhadap
dan Disiplin kerja) akan menyebabkan naiknya turunnya variable dependent Y (Kinerja
kenaikan terhadap variable terikat karyawan).
(Kinerja karyawan) sebesar 46.455 Ar­ Pengujian hipotesis ke 2 Pengaruh Di­
tinya bila Pelatihan dan Disiplin kerja siplin (X2) Terhadap Kinerja karyawan (Y) me­
dapat dioptimalkan/ditingkatkan lebih nunjukkan adanya pengaruh yang positif dan
baik, maka kinerja karyawan PT Surya signifikan antara Disiplin (X2) Terhadap Kinerja
Mustika Nusantara lebih bertambah karyawan (Y). Untuk mengetahui apakah ko­
meningkat. relasi tersebut dapat digeneralisasikan atau ti­
dak, maka perlu dibandingkan dengan nilai rtabel
Pembahasan Hasil Penelitian dengan taraf kesalahan 5% (derajat kepercayaan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis 95%). Untuk harga n = 100 pada tabel nilai-
data Pelatihan (X1) dan Disiplin kerja (X2) Ter­ nilai r product moment menunjukkan skor nilai
hadap Kinerja karyawan (Y) di PT Surya Mustika rtabel sebesar 0,176. Ternyata harga rhitung (0,313)
Nusantara melalui tahapan uji hipotesis yang > harga rtabel (0,176), sehingga H0 ditolak dan
telah diuraikan di atas, maka pembahasan sebagai Ha diterima. Jadi kesimpulannya ada pengaruh
berikut: positif dan signifikan antara Displin (X2) Ter­
Pengujian hipotesis ke 1 Pengaruh Pela­ hadap Kinerja karyawan (Y). Dari hasil uji t
tihan (X1) Terhadap Kinerja karyawan (Y) Hasil pada kolom Sig terlihat bahwa nilai probabilitas
uji korelasi menunjukkan adanya pengaruh 0.543. Maka H0 ditolak (0.543 < 0.05) . Dengan
yang positif dan signifikan antara Pelatihan demikian keputusan yang diambil adalah Jadi :
(X1) Terhadap Kinerja karyawan (Y). Untuk rata-rata tingkat disipin tidak sama dengan 55.
mengetahui apakah korelasi tersebut dapat hasil perhitungan regresi linier sederhana nilai
digeneralisasikan atau tidak, maka perlu di­ koefesien a dan b sebagai berikut : Ŷ = 51.769 +
ban­dingkan dengan nilai rtabel dengan taraf ke­ 0.125 . X
salahan 5% (derajat kepercayaan 95%). Untuk Persamaan regresi yang digunakan untuk
harga n = 100 pada tabel nilai-nilai r product melakukan prediksi (ramalan) dalam variable
moment menunjukkan skor nilai rtabel sebesar dependen akan terjadi bila dalam variable
0,195. Ternyata harga rhitung (0,113) < harga rtabel indevenden ditetapkan. Jadi bila Disiplin (X2)
(0,195), sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. meningkat/ditingkatkan hingga mendapat nilai 1,
Jadi kesimpulannya ada pengaruh positif dan maka Kinerja karyawan (Y) menjadi : Ŷ = 51.769
signifikan antara Pelatihan (X1) Terhadap Ki­ + 0.125 . 1 = 52.894 . Jadi diperkirakan Kinerja
nerja karyawan (Y). Dari hasil uji t pada kolom karyawan akan meningkat sebesar 52.894. Dengan
Sig terlihat bahwa nilai probabilitas 0.152. Maka demikian, Kinerja karyawan akan naik, bila
H0 ditolak (0.152 < 0.05). Dengan demikian Pelatihan lebih meningkat. Hal ini membuktikan
keputusan yang diambil adalah rata-rata hasil bahwa variable indevenden X2 (Disiplin) searah
pelatihan tidak sama dengan 58 . Persamaan terhadap naiknya turunnya variable dependent Y
regresi yang digunakan untuk melakukan pre­ (Kinerja karyawan).

167
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

Pengujian hipotesis ke 3 Pengaruh Pelatihan Disiplin kerja) akan menyebabkan kenaikan


(X1) dan Disiplin (X2) Terhadap Kinerja kar­ terhadap variable terikat (Kinerja karyawan)
yawan (Y) pengujian korelasi berganda me­ sebesar 46.455 Artinya bila Pelatihan dan Disiplin
nunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) antara Pe­ kerja dapat dioptimalkan/ditingkatkan lebih
latihan (X1) dengan Kinerja karyawan (Y) adalah baik, maka kinerja karyawan PT Surya Mustika
sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti ter­dapat korelasi Nusantara lebih bertambah meningkat.
yang signifikan antara variable pelatihan dengan
variable kinerja karyawan. Se­lanjutnya hubungan SIMPULAN
antara Disiplin dengan Kinerja karyawan Kesimpulan
memiliki nilai sig. (2 tailed) sebesar 0,528 < 0,05 1. Pengujian hipotesis ke 1 Pengaruh Pelatihan
yang berarti terdapat ko­ relasi yang signifikan (X1) Terhadap Kinerja karyawan (Y) Hasil
antara variable disiplin dengan kinerja karyawan. uji korelasi menunjukkan adanya pengaruh
hasil uji Fhitung dengan analisis program SPSS versi yang positif dan signifikan antara Pelatihan
20, yakni Fhitung diperoleh skor nilai sebesar 6.309. (X1) Terhadap Kinerja karyawan (Y). Bila
Harga ini se­ lanjutnya perlu dikonsultasikan Pelatihan (X1) meningkat/ ditingkatkan
dengan Ftabel dengan dk pembilang = k dan dk hingga mendapat nilai 1, maka Kinerja
penyebut = (n-k-1) dengan taraf kesalahan yang karyawan (Y) menjadi : Ŷ = 54.015 +
ditetapkan 5% (α = 0,05) untuk n = 100 adalah 0.080. 1 = 55.095 Jadi diperkirakan Kinerja
1.39. Jadi Fhitung (6.309) > Ftabel (1.39), maka dapat karyawan akan meningkat sebesar 55.095 .
dinyatakan bahwa Pelatihan (X1) dan Disiplin Dengan demikian, Kinerja karyawan akan
Kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh naik, bila Pelatihan lebih meningkat. Hal ini
terhadap Kinerja karyawan (Y). membuktikan bahwa variable indevenden
Dengan demikian, rumusan hipotesis ke­ X1 (Pelatihan) searah terhadap naiknya tu­
tiga yang dinyatakan sebelumya “Terdapat runnya variable dependent Y (Kinerja kar­
pengaruh yang positif dan signifikan Pelatihan yawan).
(X1) dan Disiplin Kerja (X2) secara bersama- 2. Pengujian hipotesis ke 2 Pengaruh Disiplin
sama berpengaruh terhadap Kinerja karyawan (X2) Terhadap Kinerja karyawan (Y) me­
(Y) pada PT Surya Mustika Nusantara”, terbukti nunjukkan adanya pengaruh yang posi­
kebenarannya. nilai konstanta a dan koefesien b tif dan signifikan antara Disiplin (X2) Ter­
yang ditunjukkan pada perhitungan regresi linier hadap Kinerja karyawan (Y). Jadi bila Di­
berganda di atas dapat dihitung ke dalam rumus siplin (X2) meningkat/ditingkatkan hingga
sebagai berikut: Ŷ = 46.181 + 0.092 . (X1) + 0.182 mendapat nilai 1, maka Kinerja karyawan
. (X2) (Y) menjadi : Ŷ = 51.769 + 0.125 . 1 = 52.894.
Diketahui nilai konstanta 46.181. Ini ber­arti Jadi diperkirakan Kinerja karyawan akan
pada Pelatihan dan Disiplin kerja lebih meningkat meningkat sebesar 52.894. Dengan demikian,
maka Kinerja karyawan pun akan bertambah. Kinerja karyawan akan naik, bila Pelatihan
koefesien regresi untuk Pelatihan (0.092) lebih lebih meningkat. Hal ini mem­ buktikan
kecil daripada koefesien regresi untuk Disiplin bahwa variable indevenden X2 (Disiplin)
kerja (0.128). Jadi bila Pelatihan dan Disiplin searah terhadap naiknya tu­runnya variable
kerja lebih meningkat, maka kinerja karyawan dependent Y (Kinerja kar­yawan).
menjadi : 3. Pengujian hipotesis ke 3 Pengaruh Pela­
Ŷ = 46.181 + 0.092 . (1) + 0.182 . (1) tihan (X1) dan Disiplin (X2) Terhadap
= 46.181 + 0.092 + 0.182 = 46.455 Kinerja karyawan (Y) pengujian korelasi
Hal tersebut, memberikan gambaran bahwa berganda menunjukkan bahwa nilai sig.
arah hubungan antara Pelatihan dan Disiplin (2-tailed) antara Pelatihan (X1) dengan
kerja ternyata searah, dimana setiap kenaikan Kinerja karyawan (Y) adalah sebesar 0,002
satu satuan pada variable bebas (Pelatihan dan

168
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 3, No. 1, Juni 2019: 150 - 169

< 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang Hasibuan, Melayu. 2010. Manejemen Sumber
signifikan antara variable pelatihan dengan Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta
variable kinerja karyawan. Hubungan an­ Hasibuan, Malayu S.P. (2011) Manajemen: Dasar,
tara Pelatihan dan Disiplin kerja ternyata Pengertian dan Masalah. Edisi Revisi. Jakarta:
searah, dimana setiap kenaikan satu sa­tuan Bumi Aksara.
pada variable bebas (Pelatihan dan Disiplin Hasibuan, Melayu. 2013. Manejemen Sumber
kerja) akan menyebabkan ke­naik­an terhadap Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta
variable terikat (Kinerja kar­yawan) sebesar Mangkunegara Prabu, (2012). Evaluasi Kinerja
46.455 Artinya bila Pela­tihan dan Disiplin SDM. Bandung: Refika Aditama
kerja dapat diopti­mal­kan/ditingkatkan Mathis Robert, Jackson Jhon. 2002. Manejemen
lebih baik, maka kinerja karyawan PT Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba
Surya Mustika Nusantara lebih bertambah empat
meningkat. Nazir Mohammad. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Saran Sedarmayanti, (2013). Manajemen Sumber Daya
1. PT. Surya Mustika Nusantara - Tangerang Manusia. Bandung: Refika Aditama
Selatan harus lebih mengendepankan pela­ Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan
tihan serta edukasi prosedur operasional pe­ Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.
rusahaan kepada setiap karyawan yang ada, Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber
agar kedisiplinan karyawan meningkat. Daya Manusia Edisi Kedua. Yogyakarta: STIE
2. PT. Surya Mustika Nusantara- Tangerang YKPN.
Selatan harus lebih meningkatkan kedi­ Singarimbun, Masri, dan Effendi. 1995. Metode
siplinan kepada karyawannya. Penelitian Survei. Cetakan Kedua. Jakarta:
3. PT. Surya Mustika Nusantara- Tangerang PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Selatan harus lebih mengoptimalkan ki­ Sugiono. 2003. Metode Penelitian Administrasi:
nerja karyawan agar kinerja karyawan le­bih dilengkapi dengan Metode R & B. Bandung:
meningkat. Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
DAFTAR PUSTAKA kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2013. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
PT. Remaja Rosdakarya. Undang-undang Republik Indonesia No. 13
Agusta, L; E. M. Susanto (2013), Pengaruh Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan CV Haragon Surabaya.
AGORA, 1 (3).
Arifin & Barnawi. 2012. Etika dan Profesi
Kependidikan. Yogyakarta : Ar-ruzz Media
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT Bina
Aksara
Bernadin, John H. & Russel Joyce E. A.
1998. Human Resource Management: An
Experiental Approach, 2nd edition. Singapore:
The McGraw-Hill Companies,
Duwi, Priyatno. 2014. SPSS 02 Pengolah Data
Terpraktis. Yogyakarta: ANDI.

169

Anda mungkin juga menyukai