Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI BIAYA

Nama Kelompok II :

 I Putu Ipan Suryawan 1932122269


 Made Dwika Mayhartayana Putra 1832122033
 Nyoman Wisnu Nugraha 1832122027
 Effrazhia Claudia Varenzhia 1832122259
BAB XI
PENETAPAN BIAYA STANDAR DAN ANALISIS VARIANS
(STANDAR AND ANALIYZING VARIANCES)

Pengendalian biaya yang memadai memerlukan perbandingan biaya aktual dengan


prediksi atau jumlah yang ditentukan terlebih dahulu. Karena data historis tidak dapat memenuhi
kebutuhan untuk menentukan kinerja, maka para akuntan mengembangkan kalkulasi biaya
standar. Biaya standar menyatakan berapa biaya yang seharusnya dicapai dan dapat diterima,
dengan kinerja yang kurang memadai. Untuk penetapan biaya standar ini ditentukan secara
ilmiah, dengan menggunakan studi waktu dan estimasi rancangan Teknik. Apabila operasi aktual
melebihi standar, manajer harus menyelidiki varian yang terjadi. Kebanyakan perusahaan secara
tradisional telah menggunakan sistem biaya standar sebagai pengendalian biaya utamanya.
Walaupun penetapan biaya standar tidak sesempurna yang diharapkan, tetapi penetapan biaya
standar yang tepat untuk biaya pabrikasi adalah penting karena akurasi standar biasanya
menentukan keberhasilan sistem biaya standar. Para manajer dan karyawan bertanggung jawab
untuk memenuhi standar dengan mengambil kesempatan berpartisipasi dalam proses penetapan
standar. Mereka harus yakin bahwa standar tersebut akurat dan dinyatakan dalam istilah yang
mudah dipahami.

11.1 KEGUNAAN BIAYA STANDAR


Sistem biaya standar dapat digunakan dalam perhitungan biaya proses maupun
berdasarkan biaya pesanan. Biaya standar sangat membantu perencanaan dan pengendalian
operasi perusahaan dalam :
1. Penetapan anggaran : dengan adanya biaya standar, penyusunan anggaran untuk volume
dan bauran produk dapat disusun dengan cepat dan lebih handal.
2. Pengendalian biaya : dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi.
Pengendalian biaya yang efektif tergantung pada pemahaman manajemen atau proses
pemicu biaya dan motivasi karyawan yang mengendalikan proses tersebut. Dalam hal ini
standar menyediakan informasi sebagai dasar untuk mengevaluasi hasil operasi aktual.
3. Dapat menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat penyusunan
laporan biaya : biaya standar menyederhanakan perhitungan biaya dengan cara
mengurangi pekerjaan klerikal, karena dalam standar yang lengkap mencakup semua
elemen biaya produksi.
4. Membebankan biaya ke persediaan, produk dalam proses, dan produk jadi : beberapa
perusahaan tidak menggunakan biaya standar untuk perencanaan dan pengendalian
persediaan. Tetapi memasukkan biaya standar dalam catatan akuntansi untuk
meningkatkan efisiensi dan ketetapan dalam pekerjaan klerikal.
5. Penetapan tawaran biaya kontrak : menghitung biaya yang terjadi untuk suatu kontrak
akan lebih mudah menggunakan biaya standar, atau jika akan memproduksi suatu produk
yang spesifik. Standar sangat berguna dalam menetapkan harga jual kontrak bila standar
tersebut standar yang terbaru.

11.2 PENETAPAN STANDAR


Penetapan standar yang tepat untuk perusahaan manufaktur dan jasa adalah sangat
berguna, karena akuntansi standar biasanya menentukan keberhasilan penerapan biaya standar.

11.3 PENETAPAN STANDAR BIAYA BAHAN BAKU


Dalam penetapan standar bahan baku ada dua jenis standar yang digunakan yaitu standar
harga bahan baku dan standar kuantitas pemakaian bahan baku. Penetapan standar harga bahan
baku memungkinkan untuk a) memantau kinerja bagian pembelian dan mendeteksi pengaruhnya
terhadap biaya bahan baku, b) mengukur dampak dari kenaikan dan penurunan harga bahan baku
terhadap laba. Menentukan harga beli yang digunakan sebagai penetapan standar seringkali
mengalami kesulitan, karena harga beli bahan baku lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal
perusahaan daripada faktor internal perusahaan.
Untuk penetapan biaya standar bahan baku ini perlu diperhatikan : a) Penyusunan
anggaran bahan baku, b) Penyimpanan bahan baku, c) Pembelian yang terjadwal, d) Pengiriman
dan pengawasan bahan baku. Penetapan standar kuantitas pemakaian bahan baku, umumnya
dikembangkan berdasarkan spesifikasi hasil penelitian yang dilakukan bagian perekayasaan
produk. Untuk penetapan standar pemakaian bahan baku ini perlu diperhatikan : a) fluktuasi
pemakaian, b) antipasi persediaan.
11.4 PENETAPAN STANDAR BIAYA TENAGA KERJA
Dalam penetapan standar biaya tenaga kerja, standar yang digunakan yaitu : standar tarif
upah dan standar waktu atau efisiensi. Standar tarif lebih didasarkan pada perjanjian tawar
menawar kolektif antara serikat pekerja dan perusahaan, atau berdasarkan ketetapan pemerintah
berdasarkan tingkat upah minimum.
Untuk penentuan standar biaya tenaga kerja ini perlu diperhatikan : a) Perencanaan
menyeluruh dari sistem pengupahan b) Lingkungan perusahaan c) Adanya prosedur operasi
untuk setiap bidang tugas.

11.5 PENETAPAN STANDAR BIAYA OVERHEAD PABRIK


Biaya overhead pabrik standar merupakan salah satu cara dalam mengalokasikan
overhead pabrik ke persediaan untuk keputusan penetapan harga dan untuk pengendalian biaya.
Akan tetapi akuntan biaya menyadari bahwa ukuran yang digunakan seperti biaya standar
dibandingkan dengan biaya aktual memerlukan pengawasan dan pemantauan.
Selanjutnya para akuntan biaya menyadari bahwa jika mereka hanya menghitung varians
dan melampirkan ke dalam laporan biaya yang diberikan pada manajemen, hal ini merupakan
pemborosan waktu. Sedangkan manfaat sistem biaya standar diperoleh dari penentuan penyebab
terjadinya varians dan memperbaikinya.

11.6 VARIANS
Varians adalah selisih antara biaya aktual dengan standar yang ditetapkan sebelum
kegiatan operasi perusahaan dilakukan. Varians tersebut menyangkut untuk ketiga elemen biaya
produksi yaitu : Varians Bahan Baku, Varians Tenaga Kerja, dan Varians Overhead Pabrik.

Varians Bahan Baku


Adalah selisih bahan baku aktual dengan bahan baku berdasarkan standar yang diperkenankan.
Dalam varians bahan baku dapat dianalisis menjadi : varians harga bahan baku dan varians
kuantitas pemakaian bahan baku.
Varians Harga Bahan Baku
Adalah selisih harga bahan baku aktual dengan harga bahan baku berdasarkan standar yang
diperkenankan.

Rumus :
(Harga Bahan Aktual – Harga Bahan Standar) x Kuantitas Aktual Bahan Dibeli

Perusahaan pada umumnya menghitung varians harga bahan baku pada saat yang berbeda
dengan pencatatan harga beli bahan baku atau harga pemakaian bahan baku. Untuk menghitung
varians harga beli bahan baku yaitu dengan mengalikan perbedaan antara harga bahan baku
aktual dan harga bahan baku standar dengan kuantitas bahan baku yang dibeli, dalam
menghitung varians harga bahan baku pada saat pemakaian bahan, yaitu dengan mengalikan
antara harga bahan baku aktual dan standar dengan kuantitas bahan baku yang dipakai.
Kemungkinan penyebab terjadinya varians harga bahan baku tidak menguntungkan :
1. Fluktuasi harga pasar bahan baku yang cukup tajam
2. Jauhnya pemasok, sehingga tingginya biaya angkut yang dibebani pada perusahaan
3. Gagalnya memanfaatkan potongan tunai yang diberikan pemasok
4. Pembelian yang kurang ekonomis
5. Gagalnya negosiasi harga yang ditawarkan pemasok

Pertanggungjawaban : yang bertanggung jawab terjadinya varians harga adalah departemen


pembelian. Namun, personil supervise dan perancangan produk yang mengusulkan spesifikasi
penggunaan jenis dan merek bahan tertentu juga dapat diminta pertanggungjawaban.

Varians Penggunaan Bahan


Adalah selisih antara kuantitas aktual yang digunakan untuk produksi dengan pemakaian bahan
berdasarkan standar yang ditetapkan, menggunakan harga beli bahan baku standar.

Rumus :
(Kuantitas Bahan Aktual Dipakai – Kuantitas Bahan Standar) x Harga Bahan Standar
Untuk kebutuhan pengendalian kalau terjadi varians ini harus segera diisolasi secepat mungkin,
walaupun ada kemungkinan tidak dapat dihitung sampai pekerjaan selesai, karena varians ini
sangat besar pengaruhnya pada distorsi biaya operasi.

Kemungkinan penyebab terjadinya varians tidak menguntungkan :


1. Kehilangan bahan baku saat penanganan tahap awal proses
2. Pemborosan selama pemrosesan
3. Terjadi kerusakan bahan dan sisa bahan berkelebihan
4. Perubahan spesifikasi produk yang belum disesuaikan dengan standar
5. Penggantian bahan baku dari standar yang ditetapkan

Varians Persediaan Bahan Baku


Karena biaya penyimpanan persediaan cukup mahal, maka penetapan varians ini sangat
bermanfaat bagi manajemen agar tidak terjadi penumpukan persediaan, dan penggunaan metode
persediaan yang akan digunakan.

Rumus :
(Kuantitas Bahan Aktual Dibeli – Kuantitas Bahan Standar Bahan Digunakan) x Harga
Bahan Standar

Contoh 1
Perusahaan roti “Sheero” menetapkan standar harga pembelian terigu sebesar Rp.6.000 per-kg,
untuk menghasilkan satu unit roti dibutuhkan 0,10 kg. Perusahaan menggunakan kalkulasi biaya
proses, dimana pada awal periode masih terdapat produk dalam proses 220 unit roti dengan
tingkat penyelesaian 100% bahan baku dan 60% biaya konversi. Produk selesai pada periode
bersangkutan 1.600 unit roti dan pada akhir periode masih terdapat produk dalam proses akhir
160 unit roti dengan tingkat penyelesaian 100% bahan baku dan 80% biaya konversi,
penggunaan bahan baku untuk produksi 158 kg. Pada periode yang bersangkutan perusahaan
melakukan pembelian bahan baku sebanyak 175 kg @ Rp.6.250. Selama ini perusahaan dalam
memperlakukan produk dalam proses awal menggunakan metode FIFO.
Petunjuk Penyelesaian :
Langkah 1 : menghitung unit ekuivalen
Langkah 2 : menghitung varians harga bahan saat pembelian
Langkah 3 : menghitung varians harga bahan saat pemakaian
Langkah 4 : menghitung varians penggunaan bahan
Langkah 5 : menghitung varians persediaan bahan

Rumus : Unit Ekuivalen

Metode Kalkulasi Biaya Rata – Rata


Produk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian)

Metode Kalkulasi Biaya FIFO


Unit Ekuivalen = Produk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian) – (PDP Awal x
Tingkat Penyelesaian)

Langkah 1
Unit ekuivalen bahan
1.600 potong + (160 potong x 100%) – (220 potong x 100%) = 1.540 potong x 0,10 kg (standar)
= 154 kg ------ standar penggunaan

Langkah 2
Varians Harga Bahan saat Pembelian
(Harga Bahan Aktual – Harga Bahan Standar) x Kuantitas aktual pembelian =
(Rp.6.250 – Rp.6.000) x 175 kg = Rp.43.750 (TM)

Langkah 3
Varians Harga saat Digunakan
(Harga Bahan Aktual – Harga Bahan Standar) x Kuantitas aktual penggunaan =
(Rp.6.250 – Rp.6.000) x 158 kg = Rp.39.500 (TM)
Langkah 4
Varians Penggunaan Bahan
(Kuantitas Bahan Aktual – Kuantitas Biaya Standar) x Harga Bahan Standar =
(158 kg – 154 kg) x Rp.6.000 = Rp.24.000 (TM)

Langkah 5
Varians Persediaan Bahan
(Kuantitas Bahan Aktual Dibeli – Kuantitas Bahan Standar Bahan Digunakan) x Harga Bahan
Standar =
(175 kg – 158 kg) x Rp.6.000 = Rp.102.000 (TM)

Bukti varians bahan menggunakan kalkulasi biaya FIFO


Biaya Bahan Aktual (158 kg x Rp.6.250) = Rp.987.500
Biaya Bahan Standar (154 kg x Rp.6.000) = Rp.924.000
Total Varians Bersih = Rp.63.500 (TM)

Varians Harga Bahan = Rp.39.500 (TM)


Varians Penggunaan Bahan = Rp.24.000 (TM)
Total Varians Bersih = Rp.63.500 (TM)

TM = Tidak Menguntungkan

Varians Tenaga Kerja


Adalah selisih biaya tenaga kerja aktual dengan biaya tenaga kerja berdasarkan standar yang
diperkenankan. Dalam varians tenaga kerja ada dua varians yang dikembangkan : varians tarif
tenaga kerja dan varians efisiensi tenaga kerja.

Varians Tarif Tenaga Kerja


Adalah selisih tarif biaya tenaga kerja aktual dengan tarif biaya tenaga kerja yang diperkenankan,
menggunakan jam kerja standar.
Rumus :
(Tarif Tenaga Kerja Aktual – Tarif Tenaga Kerja Standar) x Jam Kerja Aktual

Kemungkinan terjadinya penyebab varians tarif tenaga kerja tidak menguntungkan.


1. Terjadinya perubahan tarif yang belum disesuaikan dengan standar.
2. Penggunaan tenaga kerja dengan klasifikasi tarif / upah yang berbeda dari yang
ditetapkan ketika penyiapan standar untuk pekerjaan.
3. Pennggunaan kelompok pekerja, dengan penetapan tarif / upah yang berbeda yang
mengakibatkan sulitnya diantisipasi kalau terjadi perubahan.

Varians Efisiensi Tenaga Kerja


Adalah selisih jam kerja aktual dengan jam kerja standar yang diperkenan, dengan menggunakan
tarif tenaga kerja standar.

Rumus :
(Jam Kerja Aktual – Jam Kerja Standar) x Tarif Tenaga Kerja

Kemungkinan penyebab terjadinya varians efisiensi tenaga kerja tidak menguntungkan.


1. Tenaga kerja bekerja kurang efisien
2. Tenaga kerja kurang terlatih
3. Terjadinya perubahan urutan kerja
4. Peralatan kurang efisien
5. Kerusakan mesin
6. Penggunaan bahan yang tidak sesuai standar ditetapkan

Contoh 2
Perusahaan roti “Sheero” untuk memproduksi satu potong roti menetapkan standar jam kerja
0,25 jam, dengan tarif standar Rp.4.200 per jam. Jam kerja aktual yang terjadi sebesar 412 jam
dengan tarif Rp.4.100 per-jam.
Langkah 1
Unit Ekuivalen
Produk Selesai + (PDP awal x tingkat penyelesaian) – (PDP akhir x tingkat penyelesaian)
1.600 potong + (160 potong x 80%) – (220 potong x 60%) = 1.596 potong x 0,25 jam = 399 jam
jam standar

Langkah 2
Menghitung Varians Tarif Tenaga Kerja
(Tarif Tenaga Kerja Aktual – Tarif Tenga Standar) x Jam Kerja Aktual
(Rp.4.200 – Rp.4.100) x 412 jam = Rp.41.200 (M)

Langkah 3
Menghitung Varians Efisiensi Tenaga Kerja
(Jam Kerja Aktual – Jam Standar) x Tarif Tenaga Kerja Standar
(412 jam – 399 jam) x Rp.4.200 = Rp.54.600 (TM)

Bukti varian tenaga kerja menggunakan kalkulasi biaya FIFO


Biaya Tenaga Kerja Aktual : 412 jam x Rp.4.100 Rp.1.689.200
Biaya Tenaga Kerja Standar : 399 jam x Rp.4.200 Rp.1.675.800
Total Varians Bersih Rp.13.400 (TM)

Varians Tarif Tenaga Kerja Rp.41.200 (M)


Varians Efisiensi Tenaga Kerja Rp.54.600 (TM)
Total Varians Bersih Rp.13.400 (TM)

Varians Overhead Pabrik


Adalah selisih biaya overhead pabrik actual dengan biaya overhead pabrik berdasarkan standar
yang diperkenankan. Dalam menganalisis biaya overhead pabrik ini dapat dilakukan dengan : 1)
metode dua varians, 2) metode tiga varians dan 3) metode empat varians.
Metode Dua Varians
Metode dua varians ini adalah metode yang sering digunakan dalam praktek sehari – hari, karena
metode ini mudah untuk dihitung.
1. Varianss Terkendali (Controllable Variance) : adalah varian antara biaya overhead
pabrik actual yang terjadi dengan total anggaran fleksibel pada aktivitas standar yang
diperbolehkan. Varians terkendali ini merupakan tanggung jawab manajer departemen
sampai batas dimana mereka dapat mengendalikan biaya overhead pabrik yang terjadi.

Rumus :
BOP Aktual – (BOP Tetap Aktivitas Normal + BOP Variabel Aktivitas Standar)

2. Varians Volume (Volume Variance) : adalah varian antara anggaran fleksibel pada
aktivitas standar dari dasar alokasi yang diperbolehkan dengan standar biaya overhead
pabrik yang dibebankan ke produk. Varian ini mengidentifikasikan aktivitas yang
tersedia tidak digunakan secara efisien.

Rumus :
Anggaran Fleksibel Aktivitas Standar – (Aktivitas Standar x Tarif Total)

Metode Tiga Varians


Masalah yang timbul dalam metode dua varians adalah menyembunyikan kelebihan dan
kekurangan penggunaan dari input yang merupakan dasar alokasi biaya overhead pabrik. Metode
tiga varians berusaha mengatasi masalah ini, karena dalam metode tiga varians
memperhitungkan varians pengeluaran, varians efisiensi variabel dan varians volume atau
varians pengeluaran, varians kapasitas menganggur dan varians efisiensi.

1. Varians Pengeluaran (Spending Variance) : adalah varians, total biaya overhead


pabrik actual dengan jumlah anggaran fleksibel yang disesuaikan dengan aktivitas actual
yang telah terjadi.
Rumus :
BOP Aktual – (BOP tetap aktivitas normal + BOP variabel aktivitas actual)

2. Varians Efisiensi Variabel (Variable Efficiency Variance) : adalah varians biaya


overhead pabrik variabel dengan membandingkan overhead pabrik variabel
menggunakan aktivitas actual dengan overhead pabrik menggunakan aktivitas standar.

Rumus :
(Aktivitas Aktual – Aktivitas Standar) x Tarif Variabel

3. Varians Volume (Volume Variance) : adalah varians antara anggaran fleksibel pada
aktivitas standar dari dasar alokasi yang diperbolehkan dengan standar biaya overhead
pabrik yang dibebankan ke produk. Varians ini mengidentifikasikan aktivitas yang
tersedia tidak digunakan secara efisien.

Rumus :
Anggaran Fleksibel Aktivitas Standar – (Aktivitas Standar x Tarif Total)

Model B : Varians Pengeluaran, Varians Kapasitas Menganggur dan Varians Efisiensi

Varians Pengeluaran (Spending Variance) : adalah varians, total biaya overhead pabrik actual
dengan jumlah anggaran fleksibel yang disesuaikan dengan aktivitas actual yang telah terjadi.

Varians Kapasitas Menganggur (Idle Capacity Variance) : adalah varians antara anggaran
fleksibel pada aktivitas actual yang telah terjadi, dengan jam aktual yang dibebankan ke produk.
Varians ini mengidentifikasikan aktivitas yang tersedia tidak digunakan secara maksimal.

Varians Efisiensi (Efficiency Variance) : adalah varians biaya overhead pabrik dengan
membandingkan overhead pabrik menggunakan aktivitas actual dengan overhead pabrik
menggunakan aktivitas standar. Varians ini mencerminkan pemakaian yang efisien dan tidak
efisien untuk dijadikan dasar oleh perusahaan dalam membebankan biaya overhead pabrik.
Metode Empat Varians
Metode empat varians merupakan pengembangan dari metode tiga varians pada model B,
dimana terjadinya pemisahan varians efisiensi menjadi varians efisiensi variabel dan varians
efisiensi tetap. Keempat varians tersebut adalah varians pengeluaran, varians kapasitas
menganggur, varians efisiensi variabel dan varians efisiensi tetap. Ketiga jenis varians telah
diuraikan di atas, sedangkan varians efisiensi tetap adalah selisih antara overhead pabrik tetap
menggunakan aktivitas actual dengan overhead pabrik tetap menggunakan aktivitas standar.
Varians ini mencerminkan pemakaian yang efisien dan tidak efisien untuk dijadikan dasar oleh
perusahaan dalam membebankan biaya overhead pabrik.

Varians Bauran dan Hasil (Max and Yield Variance)


Pada beberapa industri manufaktur penggunaan bahan lebih dari satu jenis, dengan menggunakan
komposisi yang dapat diubah – ubah dalam batas toleransi tertentu dan tanpa mengurangi
kualitas produk yang dihasilkan. Dalam pengolahan komposisi bahan yang digunakan
kadangkala hasil yang didapat tidak sama dengan hasil komposisi bahan yang diterapkan sesuai
standar.

Bauran Bahan Standar


Adalah bauran (komposisi) dari setiap jenis bahan yang seharusnya digunakan untuk
memproduksi satu satuan produk tertentu.

Hasil Bahan Standar


Merupakan hasil produksi yang seharusnya diperoleh dari pengolahan sejumlah bahan tertentu
untuk menghasilkan satu satuan produk tertentu.

Varians Bauran Bahan


Varians bauran adalah selisih penggunaan biaya bahan pada bauran bahan actual dengan biaya
bahan pada bauran bahan standar.

Varians Hasil Bahan


Varians hasil bahan adalah selisih biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara hasil actual
dari bahan yang diproses dengan komposisi biaya bahan berdasarkan standar.
Jam Kerja Standar untuk keluaran diharapkan : adalah jam kerja standar yang seharusnya
digunakan untuk mengolah input bahan menjadi output dari pengolahan yang dilakukan.

Jam Kerja Standar untuk keluaran aktual : adalah jam kerja standar yang seharusnya
digunakan untuk mengolah output dari proses pengolahan yang telah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai