Anda di halaman 1dari 32

AKUNTANSI BIAYA

“SISTEM BIAYA STANDAR”


PEMBAHASAN

- Definisi Biaya Standar;


- Manfaat Sistem Biaya Standar dalam Pengendalian Biaya;
- Kelemahan Biaya Standar;
- Pusat Pertanggungjawaban;
- Prosedur Penentuan Biaya Standar;
- Jenis Standar;
- Analisis Penyimpangan Biaya Sesungguhnya dari Biaya Standar;
- Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung;
- Selisih Biaya Overhead Pabrik;
- Akuntansi Biaya Standar;
- Metode Ganda dan Tunggal;
DEFINISI BIAYA STANDAR

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan
factor-factor lain tertentu.
Untuk menentukan berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan produk atau untuk satu
satuan jasa, harus diadakan penyelidikan lebih dahulu mengenai kegiatan produksi atau penyerahan jasa yang efisien.
Sistem biaya standar merupakan suatu system akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa
sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya
standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya
sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya serta menyajikan
analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.
MANFAAT SISTEM BIAYA STANDAR
DALAM PENGENDALIAN BIAYA

Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang
penting di dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya
standar ditentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaan dengan efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya
dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya
untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan
biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain.
KELEMAHAN BIAYA STANDAR

Tingkat eketatan atau kelonggaran standar tidak dapat diihtung dengan tepat. Meskipun telah
ditetapkan dengan jelas jenis standar yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada
jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan
atau kelonggaran yang relative sama.
Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam jangka
waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar
jarang sekali dilakukan. Jika standar sering diperbaiki hal ini menyebabkan kurang efektifnya
standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar,
padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran
pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi di dalam perusahaan yang dipimpin oleh seorang manager
yang bertanggung jawab. Secara umum, kegiatan setiap pusat pertanggungjawaban didalam perusahaan adalah
mengolah masukan menjadi keluaran. Berdasarkan atas masukan dan keluarannya, pusat pertanggungjawaban di
dalam perusahaan dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu :
1. Pusat biaya : adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan masukannya.
2. Pusat pendapatan : pusat pertanggungjawaban yang prestasi managernya diukur berdasarkan keluarannya.
3. Pusat laba : pusat tertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan selisih keluaran dan
masukan.
4. Pusat investasi : pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan perbandingan antara
laba yang diperoleh dengan investasi di dalam pusat pertanggungjwaban tersebut.
PROSEDUR PENENTUAN BIAYA
STANDAR
Biaya bahan baku standar
Biaya bahan baku standar terdiri dari :
1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas
standar.
2. Harga persatuan masukan fisik tersebut, atau disebut pada harga standar.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenaiukuran, bentuk, warna,karakteristik
pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini, kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dna jumlah tiap-
tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk selesai. Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakaan :
3. Penyelidikan teknis
4. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
- Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu
- Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu.
- Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.
LANJUTAN

Untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biayaa bahan baku standar, maka perlu ditentukan harga standar bahan baku.
Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, katalog atau informasi yang sejenis, dan informasi lain yang
tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga-harga tersebut di masa depan.
Contoh 1;
Harga beli Rp 345 per satuan
Biaya angkut 40
Dikurangi :
Potongan pembelian (10)
Harga standar bahan baku Rp 374 per satuan
Harga yang dipakai sebagai standar dapat berupa :
1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan dating, biasanya untuk jangka waktu satu tahun
2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standair
3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka Panjang.
Harga standar bahan baku digunakan untuk :
4. Mengecek pelaksanaan pekerjaan dept pembelian
5. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan.
LANJUTAN
Biaya tenaga kerja standar
Biaya tenaga kerja terdiri dari dua unsur yaitu jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar . Syarat mutlak berlakunya jam
tenaga kerja standar adalah :
a. Tata letak pabrik yang efisien dengan peralataan yang modern sehimgga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan
biaya minimum
b. Pegembangan staf perencanaan produksi agar supaya aliran proses produksi lancar, tanpa terjadi penundaan dan
kesimpangsiuran
c. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga terjadi pada saat dibutuhkan untuk produksi
d. Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksi-instruksi dan Latihan yang cukup bagi karyawan,
sehingga proses produksi dapat dilaksanakan di bawah kondisi yang paling baik
Jam tenaga kerja standra dapat ditentukan dengan cara :
1. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu
2. Membuat test run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan
3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan
4. Mengadakan taksiran yang wajar yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi
LANJUTAN

Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja
yang diperlukan dengan rata-rata tarif upah perjam yang diperkirakan akan di bayar.tarif upah standar dapat ditentukan atas
dasar :
1. Perjanjian dengan organisasikaryawan
2. Data upah masa lalu, yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar adalah : rata-rat hitung, rata-rata tertmbang atau
median dari upah karyawan masa lalu
3. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.

Biaya overhead Pabrik Standar


Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah BOP yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas
normal. Agar supaya tarif BOP ini dapat bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipsahkan ke dalam tetap
dan variable. Untuk pengandalian BOP dalam system biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel yaitu anggaran biaya
untuk beberapa kisaran kapasitas.
LANJUTAN
JENIS STANDAR

Standar dapat digolongkan atas dasar tingkat keketatan atau kelonggaran sebagai berikut :
Standar Teoretis  standar teoretis disebut pula dengan standar ideal, yaitu standar yang ideal dalam pelaksanaannya
sulit untuk dapat dicapai. Pada awalnya akuntansi biaya standar menjadi terkenal dan ada tendendi bagi Sebagian
manajmenen untuk menggunakan standar teoretis. Asumsi yang mendasari standar teoretis ini adalah bahwa standar
merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksana. Kebaikan stndar teoretis adalah bahwa
standar tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang relative lama.
Rata-rata Biaya Waktu yang lalu  jika biaya standar ditentukan dengan menghitung rata-rata tertimbang biaya
periode yang telah lampau, standar ini cenderung merupakan standar yang longgar sifatnya.
Standar Normal  standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan dating dibawah asumsi keadaan
ekonomi dan kegiatan yang normal. Kenyataannya standar normal didasarkan pada rata-rata biaya di masa lalu, yang
disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya dimasa yang akan datang.
Pelaksanaan Terbaik yang Dapat Dicapai  standar ini banyak digunakan dan merupakan kriteria yang paling baik
untuk menilai pelaksanaan. Standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan
memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.
ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA
SESUNGGUHNYA DARI BIAYA
STANDAR
Penyimpangan biaya sesungguhnyadari biaya standar disebut dengan selisih. Selisih biaya
sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab
terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan.
Analsis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berbeda dengan BOP. Dalam
analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung hanya dikenal dua macam kapasitas
yaitu kapasitas sesungguhnya dan kapasitas standar. Sedangkan dalam analisis BOP dikenal
tiga macam kapasitas yaitu kapasitas sesungguhnya, kapasitas standar dan kapasitas normal.
Oleh karena itu, pembahasan analisis selisih ini dibedakan menjadi dua yaitu analisisn biaya
produksi langsung dan BOP.
ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI
LANGSUNG
Ada tiga model analisis selisih biaya produksi langsung ialah :
Model satu selisih (The one way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecah ke dalam selisih harga dan
selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih
kuantitas. Jadi dalam analisis selisih biaya produksi hanya akan dijumpaitiga selisih ; selisih biaya bahan baku, selisih
biaya tenaga kerja langsung dan selisih BOP. Analisis selisih model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini :
St = (HSt x KSt) – (HS x KS)
Dimana
St = Total selisih
HSt = Harga Standar
KSt = Kuantitas standar
HS = Harga sesungguhnya
KS = Kuantitas sesungguhnya
LANJUTAN

Model Dua Selisih (the two –way model)


Dalam model analisis selisih ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi dua macam selsisih yaitu
selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi. Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini :
SH = (HSt – HS) x KS
SK = (KSt – KS) x HSt
Dimana
SH = Selisih Harga SK = Selisih kuantitas/efisiensi
HSt = Harga Standar KSt = Kuantitas standar
HS = Harga sesungguhnya KS = Kuantitas sesungguhnya
Selisih harga yang timbul menjadi tanggung jawab manajer fungsi pembelian, sedangkan selisih kuantitas menjadi tanggung jawab
manajer fungsi produksi.
Contoh 2
PT X menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku standar perunit produk ditentukan sebesar 100 kg @ Rp 500. biaya
bahan baku sesungguhnya untuk memproduksi 1.000unit produk dalam bulan januari 2021 adalah sebanyak 90.000 kg @Rp 550
Nama file excel : system biaya standar
Sheet :1
LANJUTAN
Model Tiga Selisih (The Three – Way Model)
Dalam model ini, selisih anatar biaya standar dengan biaya sesunggunya dipecah menjadi tiga macam selsisih berikut ini :
selisih kuantitas, selisih harga, dan selsisih harga / kuantitas.
Hubungan harga dan kuantitas standar dengan harga dan kuantitas sesungguhnya dapat terjadi dengan tiga kemungkinan
berikut ini :
1. Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil dari harga dan kuantitas sesungguhnya
2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih inggi dagri kuantitas
sesungguhnya
3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas
sesungguhnya.
LANJUTAN

Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil dari harga dan kuantitas sesungguhnya
Rumus untuk masing-masing lebih rendah
SH = (HSt – HS) x KSt
SK = (KSt – KS) x HSt
SHK = (HSt – HS) x (KSt – KS)
Rumus untuk masing-masing lebih tinggi
SH = (HSt – HS) x KS
SK = (KSt – KS) x HS
SHK = (HSt – HS) x (KSt – KS)

Contoh 3 dan Contoh 4


Nama file excel : system biaya standar
Sheet :2
LANJUTAN

Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih inggi dagri
kuantitas sesungguhnya
Rumus :
SH = (HSt – HS) x KS
SK = (KSt – KS) x HSt
Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih rendah dari
kuantitas sesungguhnya.
Rumus :
SH = (HSt – HS) x KSt
SK = (KSt – KS) x HS
Contoh 5 dan Contoh 6
Nama file excel : system biaya standar
Sheet :3
LANJUTAN

Contoh 7
PT Rimendi menggunakan system biaya standar. Data biaya standar dan biaya
sesungguhnya dalam bulan januari 2021 dan penyelesaian disajikan di file excel
Contoh 7
Nama file excel : system biaya standar
Sheet :4
SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK

Perhitungan tarif BOP adalah menggunakan kapasitas normal, sedangkan pembebanan BOP kepada produk
menggunakan kapasitas yang sesungguhnya dicapai. Dalam perusahaan yang menggunakan system biaya standar,
analisis selisih BOP dipengaruhi pula oleh kapasitas standar. Oleh karena itu ada 4 model analisis selish BOP ialah :
1. Model satu selisih : dalam metode ini selisih BOP dihitung dengan cara mengurangi BOP dengan tarif standar pada
kapasitas standar dengan BOP sesungguhnya
2. Model dua selisih : selisih BOP yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi dua macam selisih
yaitu selisih terkendalikan dan selisih volume. Selisih terkendalikan adalah perbedaan BOP sesungguhnya dengan
BOP yang dianggarkan pada kapasitas standar, sedangkan selisih volume adalah perbedaan antara BOP yang
dianggarkan pada jam standar dengan BOP yang dibebankan kepada produk (kapasitas standar dengan tarif standar)
3. Model tiga selisih : selisih BOP yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi 3 macam selisih yaitu
selisih pengeluaran, selisih kapasitas dan selsisih efisiensi. Selisih pengeluaran adalah perbedaan BOP sesungguhnya
dengan BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungghnya. Selisih kapasitas adalah perbedaan antara BOP yang
dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan kepada produk pada kapasitas
sesungguhnya. Selisih efisiensi adalah tarif BOP dikalikan dengan selisih antara kapasitas standar dengan kapasitas
sesungguhnya.
4. Model empat selisih : merupakan perluasan dari model 3 selisih. Dalam model ini, selisih efisiensi dalam model tiga
selisih dipecah lebih lanjut yaitu selisih efisiensi variable dan selisih efisiensi tetap.
LANJUTAN

Contoh 8
Nama file excel : system biaya standar
Sheet :5
AKUNTANSI BIAYA STANDAR

Secara garis besar system akuntansi biaya standar dapat dibagi


menjadi dua yaitu metode tunggal (single plan) dan metode
ganda (partial plan). Perbedaan antara dua system akuntansi
biaya standar tersebut terletak pada waktu penyajian informasi
mengenai terjadinya penyimpangan antara biaya standar dengan
biaya sesungguhnya kepada manajemen.
METODE GANDA (PARTIAL PLAN)

Karakteristik metode ganda :


1. Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar. Dalam metode ini
persediaan bahaan baaku dicataat pada biaya sesungguhnya dan persediaan produk jadi dicatat pada harga pokok standar.
Harga pokok penjualan dicatat pada harga pokok standar
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi, setelah harga pokok persediaan
produk dalam proses ditentukan dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Gudang dicatat dalam rekening baraang
dalam proses
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya. Analisis terhadap selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam
rekening-rekening buku besar
Contoh soal dan penjelasan :
Nama file: system biaya standar
Sheet :6
METODE TUNGGAL (SINGLE PLAN)

Untuk memberikan gambaran penggunaan metode tunggal, berikut ini disajikan akuntansi biaya standar yang dibagi
menjadi tiga bagian : pencatatan biaya bahan baku, pencatatan BTKL , dan BOP.
Pencatatan Biaya Bahan Baku
Pencatatan BBB dalam metode tunggal dipengaruhi oleh saat pencatatan selisih harga bahan baku. Oleh karena itu,
pencatatan BBB dalam metode tunggal dibagi menjadi tiga :
1. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli
2. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai
3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai.
LANJUTAN

Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli
Contoh
PT Rimendi menggunakan system biaya standar. BBB standar persatuan produk adalah :
Kuantitas std 50 kg
Harga std / kg Rp 100
Dalam bulan januari produk yang dihasilkan 2.000 satuan, yang mengkonsumsi sebanyak 120.000 kg . Dalam
bulan tsb, kuantitas bahan baku yg dibeki adalah 150.000 kg, dengan harga beli Rp 90/kg . Perusahaan
menggunakan model dua selisih dalam menganalisis selisih biaya sesungguhnya dari biaya std.
Penghitungan selisih BBB ialah sbb :
Nama file : system biaya standar
Sheet :7
LANJUTAN

Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai
Berdasarkan contoh sebelumnya, jurnal pencatatan pembelian dan pemakaian bahan baku dengan menggunakan
metode ini adalah
Persediaan bahan baku 13.500.000
utang dagang 13.500.000
-- (150.000 x 90)
BDP10.000.000
Selisih kuantitas bahan baku 2.000.000
persediaan bahan baku 10.800.000
selisih harga bahan baku yang dipakai 1.200.000
-- (lihat sheet 7)
LANJUTAN

Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai
Berdasarkan contoh sebelumnya, maka :
Persediaan bahan baku 15.000.000
utang dagang 13.500.000
selisih harga pembelian bahan baku 1.500.000

BDP – BBB 10.000.000


Selisih pemakaian bahan baku 2.000.000
persediaan bahan baku 12.000.000

Selisih harga pembelian bahan baku 1.200.000


selisih harga bahan baku yang dipakai 1.200.000
LANJUTAN

Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung


Pencatatan utang upah
Gaji dan Upah xx
utang gaji dan upah xx
Pendistribusian upah langsung dilakukan dengan mendebit rekening BDP sebesar hasil kali jam kerja standar dan tarif upah
standar, dan mengkredit gaji dan upah sebesar hasil kali jam kerja sesungguhnya dengan tarif upah sesungguhnya.maka
jurnal sbb :
BDPxx
Selisih Tarif Upah xx
Selisih efisiensi Upah xx
Gaji dan upah xx

Pembayaran upah
Utang gaji dan upah xx
kas xx
LANJUTAN

Untuk memberikan gambaran pencatatan biaya tenaga kerja langsung, berikut ini digunaakan data yang terdapat untuk
sheet 5
Jika perusahaan menggunakan model dua selisih dalam analisis selisih biaya sesungguhnya dan biaya standar, maka
perhitungan selisih biaya tenaga kerja adalah sbb :
BTKL standar (250 x 20 x Rp 500) 2.500.000
BTKL sesungguhnya (5.100 x Rp 475) 2.422.500
Selisih BTKL 77.500
Dari perhitungan selisih dengan model dua selisih dalam pengerjaan sheet 5 diperoleh selisih tarif upah 127.500 L, dan
selisih efisiensi upah Rp 50.000 R
Maka jurnal pencatatan BTKL adalah :
BDP(10.000 x 250)2.500.000
Selisih efisiensi upah 50.000
Gaji dan upah 2.422.500
selisih tarif upah 127.500
LANJUTAN

Pencatatan BOP
Metode dua selisih
Atas dasar contoh di sheet 5 maka jurnal pembebanan bop kepada produk
BDP3.500.000
BOP diibebankan 3.500.000
(250 x 20 x Rp 700)
Jurnal untuk mencatat bop sesungguhnya
BOP sesungguhnya 3.650.000
berbagai rekening di kreditkan 3.650.000
Jurnal untuk mencatat penutupan rekeningn BOP yang dibebankan ke rekening BOP sesungguhnya
BOP yang dibebankan 3.500.000
BOP Sesungguhnya3.500.000
Jurnal untuk mencatat selisih BOP
Selisih Terkendalikan 90.000
Selisih volume 60.000
BOP sesunguhnya 150.000
LANJUTAN

Metode tiga selisih


Jurnal pembebanan BOP kepada produk
BDP(5.000 x 700) 3.500.000
Selisih Efisiensi 70.000
BOP yang dibebankan (5.100 x 700) 3.570.000
Jurnal untuk mencatat bop sesungguhnya
BOP sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rekening yang dikreditkan 3.650.000
Jurnal untuk mencatat penutupan rek bop yang dibebankan ke rek bop sesungguhnya
BOP yang dibebankan 3.570.000
BOP sesungguhnya 3.570.000
Jurnal untuk mencatat selisih BOP
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
BOP sesungguhnya 80.000
LANJUTAN

Metode empat selisih


BDP 3.500.000
Selisih efisiensi variable 40.000
Selisih efisiensi tetap 30.000
BOP yang dibebankan 3.570.000

Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi


Masih menggunakan contoh sheet 5
Persediaan Produk jadi 7.250.000
BDP 7.250.000
(250 unit x Rp 29.000)

Anda mungkin juga menyukai