Anda di halaman 1dari 24

Standar Costing, target Costing,

dan Kazien Costing


BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pengendalian biaya yang memedai memerlukan perbandingan biaya aktual dengan
target atau jumlah yang ditentukan terlebih dahulu. Karena data historis tidak dapat
memenuhi

kebutuhan

untuk

menentukan

kinerja

yang

dapat

diterima,

akuntan

mengembangkan biaya standar. Biaya standar menyatakan berapa biaya yang seharusnya
dicapai dan dapt diterima, tetapi dengan kinerja yang tidak sempurna. Biaya standar
ditentukan secara ilmiah dengan menggunkan studi waktu dan estimasi rancangan teknik.
Kebanyakan perusahaan tradisional telah menggunkan sistem biaya standar sebagai
pengendalian biaya utamanya. Walaupun demikian, ketika mereka mempebaiki sistem
manajemen biaya, mereka menemukan kekurangan pada sistem kalkulasi biaya standar
konvensionalnya. Itulah latar belakang dari makalah ini, dan untuk memenuhi tugas dari
dosen mata kuliah Akuntansi Biaya.
1.2

Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a.

Pengertian Standard Costing

b. Kegunaan Standard Costing


c.

Hubungan antara Standard Costing dan Anggaran

d. Penentuan Jenis-jenis standard


e.

Harga Pokok Standar dan unit ekuivalen

f.

Selisih Harga Pokok Standar

g. Jurnal umum untuk Standard Costing


h. Pengertian Target costing dan Kaizen Costing
i.
j.

Perbedaan Target Costing, Kaizen Costing dan Standard Costing


Menjelaskan pengertian Backflush Costing dan perbedaan sistem perpetual dan
sistem

periodik

k. Menjelaskan kekurangan dari Backflush Costing

BAB II
ISI
Standard Costing, Target Costing, Kaizen Costing dan Backflush Costing
2.1

Pengertian Standard Costing


Merupakan biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, dibawah kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor
lain tertentu.
Biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa biaya yang
ditentukan

dimuka

merupakan

pedoman

didalam

pengeluaran

biaya

yang

sesungguhnya. Apabila terjadi penyimpangan maka yang dianggap benar adalah biaya
standar sepanjang asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah. Penentuan
biaya standar harus dilakukan penyelidikan terlebih dahulu dengan rancangan produk
menggunakan bahan dan proses produksi yang paling efisien.
Biaya standar merupakan sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau
jasa tertentu yang ditentukan dimuka dengan cara menentukan besarnya biaya dari
Material, Direct Labor dan FOH untuk mengolah satu satuan produk/jasa tertentu.
Kelebihan Standar Costing:
1. Alat penting dalam menilai pelaksanaan kebijaksanaan sebelumnya
2. Pedoman untuk melakukan efisiensi
3. Perencanaan dan pengambilan keputusan
Kelemahan :
1. Tidak flexible, dimana keadaan produksi selalu mengalami perubahan
2. Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan
tetap

Biaya standar ini dapat digunakan dalam metode harga pokok pesanan maupun
metode hargapokok proses, untuk perusahaan yang aktivitas produksinya bersifat
rutin dan berulang-ulang serta produknya telah distandarisasikan. Biaya standar tidak
dapat digunakan perusahaan yang sejumlah besar produksinya berbeda dalam jangka
waktu yang relatif pendek.

2.2

Aktivitas dalam sistem harga pokok standar :


- Penentuan Standar
- Pengumpulan Biaya yang sesungguhnya terjadi
- Analisa Varian biaya standar dengan biaya sesungguhnya

Kegunaan Standar Costing


Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Sehingga bermanfaat :

Merupakan alat yang penting dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah

ditetapkan sebelumnya.
Memberikan pedoman bagi manajemen dalam pengendalian biaya dengan cara
perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain.

2.3

Hubungan Standar Costing dengan Anggaran


Biaya standar berkaitan dengan biaya per unit dan pada hakekatnya sama
tujuannya dengan suatu anggaran, namun pada skala yang lebih kecil, suatu anggaran
dikaitkan dengan jumlah biaya secara keseluruhan bukan dari jumlah biaya per unit.
Anggaran dan standar costing keduanya merupakan penentuan biaya yang
dilakukan dimuka sebelum suatu kegiatan dilaksanakan.
Beberapa perbedaan antara anggaran dengan Standar Costing antara lain :
1. Tidak semua anggaran disusun atas dasar biaya standar
2. Anggaran merupakan biaya yang diharapkan (expected), sedangkan biaya standar
adalah biaya yang seharusnya dicapai oleh pelaksana
3. Anggaran cenderung merupakan batas yang tidak boleh dilampaui, sedangkan
biaya standar mengutamakan tingkatan biaya yang harus bisa ditekan (dikurangi)
agar kinerja lebih baik.

4. Anggaran umumnya disusun untuk setiap bagian dalam perusahaan (pemasaran,


produksi, dan adm & umum) sedangkan biaya standar umumnya hanya untuk
5.

biaya produksi saja.


Selisih biaya yang timbul dari biaya standar akan diinvestigasi (diperiksa)
penyebabnya dengan teliti, sedangkan anggaran tidak didasarkan atas biaya
standar, hanya menekan penghematan biaya dibanding anggaran, selisih umumnya
tidak diperiksa lebih lanjut.

2.4

Jenis-jenis Standar Costing


a.

Standar Kapasitas Teoritis (theoretical capacity standard)


Standar ini mendasar kepada kemampuan produksi suatu departemen atau
pabrik pada kecepatan penuh tanpa berhenti. Tidak diperhitungkan adanya
hambatan atau penghentian proses produksi yang tidak dapat dihindari baik
karena factor internal maupun factor eksternal. Seringkali disebut sebagai
standar pada kapasitas penuh atau 100%. Standar ini jarang dipakai karena
tidak mungkin dicapai.

b.

Standar Kapasitas Praktis (practical capacity standard)


Standar ini merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang, yang
didasarkan kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatanhambatan yang tidak bisa dihindari karena factor internal.

c.

Standar Kapasitas Normal (normal capacity standar)


Juga merupakan konsep pendekatan jangka panjang, dimana standar kegiatan
produksi dihitung dari standar kegiatan teoritis dikkurangi hambatanhambatan internal dan eksternal.

d.

Standar Kapasitas yang diharapkan (expected capacity standar)


Menggunakan pendekatan jangka pendek. Biasanya tingkat produksi yang
diharapkan dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang
akan datang dan perubahan persediaan produk yang dikehendaki.

2.5

Harga Pokok Standar dan unit ekuivalen


Penentuan Harga Pokok Standar dibagi menjadi 3 bagian :
-

Biaya Bahan Baku Standar


Biaya Tenaga Kerja Standar
Biaya Overhead Pabrik Standar

1. Biaya Bahan Baku Standar


Terdiri dari :
-

Kuantitas Standar : Input fisik yang diperlukan


Harga Standar
: Harga per satuan input fisik tersebut

Penentuan Kuantitas Standar Bahan Baku :


a.

Penyelidikan teknis, menyangkut penetapan spesifikasi, baik bentuk,

ukuran, warna, karakteristik pengolahan maupun kualitasnya.


b. Analisa catatan masa lalu meliputi :
o Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk dan
pekerjaan yang sama.
o Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan
c.

yang paling baik dan yang paling buruk.


Penentuan harga standar bahan baku dengan cara melihat :
o Daftar harga pemasok, catalog, brosur yang berkaitan dengan baha
baku
o Informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya

perubahan harga dimasa mendatang


d. Harga yang dipakai sebagai harga standar, dapat berupa :
o Harga yang diperkirakan terjadinya dimasa mendatang, biasanya
untuk jangka waktu 1 tahun.

2. Biaya Tenaga Kerja Standar


Terdiri dari :
- Jam Tenaga Kerja Standar
- Tarif Upah Standar
a.

Penentuan Jam Tenaga Kerja Standar

o Menghitung rata-rata jam kerja yang diperlukan untuk suatu


pekerjaan yang sama di masa yang lalu
o Membuat test run operasi produksi
o Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja
karyawan
o Mengadakan taksiran yang reasonable didasarkan pengalaman dan
pengetahuan
b. Penentuan Tarif Upah Standar
o Kontrak kerja
o Rata-rata hitung dan rata-rata tertimbang dari upah karyawan dimasa
lalu untuk pekerjaan yang sama
o Penghitungan tarif upah dalam operasi normal
3. Biaya Overhead Pabrik Standar
Penentuan Biaya Overhead Pabrik Standar dilakukan dengan cara menggunakan
tarif overhead standar yang dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead
pabrik yang dianggarkan pada kapasitas normal.
CONTOH :
Berikut ini standar per unit produk yang dihasilkan oleh CV. Anwar untuk periode tertentu
yaitu :
Harga bahan baku standar = 5400
Bahan langsung 4 kg @ Rp. 5.000,- = Rp. 20.000,- / unit output
T.K. langsung 2 jam @ Rp. 8.000,- = Rp. 16.000,- / unit output
Informasi tambahan yang diperoleh mengenai hal-hal yang sesungguhnya terjadi yaitu :
- Unit barang yang diproduksi
10.000 unit
- Biaya bahan baku
Rp. 270.000,- Bahan baku yang dibeli dan digunakan
50.000 kg
- Harga bahan baku / kg
Rp. 5.000,- Biaya tenaga kerja langsung
Rp. 171.600,- Jam Kerja sesungguhnya
22.000 jam
- Biaya tenaga kerja per jam
Rp. 7.800,- Bahan baku yang dibeli sesungguhnya
55.000 kg
Diminta :
Hitunglah :
1. Selisih biaya bahan baku
2. Selisih biaya tenaga kerja
3. Jurnal
a. Untuk mencatat pembelian bahan baku
b. Mencatat penggunaan bahan baku
c. Mencatat upah gaji

JAWAB :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
a.

Selisih harga bahan baku = (Harga standar/unit - Harga sesungguhnya/unit) x


Kuantitas sesungguhnya dibeli
Selisih harga bahan baku= (Rp. 5.400,- -Rp. 5.000,-) x 50.000 kg
= Rp.20.000.000,- (TM/UF).

b. Selisih efisiensi bahan baku = (Kuantitas standar - Kuantitas dipakai


sesungguhnya) x Harga standar/unit
Selisih Kwantitas = {50.000 kg (10.000 x 4 kg} x Rp. 5.000,2. Selisih Tenaga Kerja :
a.

Selisih tariff upah langsung = (Tarip standar/jam - Tarip sesungguhnya/jam) x


Jam kerja sesungguhnya
Selisih Tarif = (Rp. 7.8000,- - Rp. 8.000,-) x 22.000 jam
= Rp.4.400.000,- (M/F).

b. Selisih efesiensi tenaga kerja langsung = (Jam kerja standar - Jam kerja
sesungguhnya) x Tarip standar/jam
Selisih Efisiensi= (22.000 Jam 20.000 Jam) x Rp. 8.000,= Rp.16.000.000,- (TM).
3. Jurnal :
a. Mencatat pembelian bahan baku
Bahan Baku
Selisih Harga
Hutang Dagang

Rp.275.000.000,Rp 32.000.000,- (dari yang dibeli)


Rp.297.000.000,-

b. Mencatat penggunan bahan baku


B.D.P
Rp.200.000.000,Selisih Efisiensi
Rp. 16.000.000,Bahan Baku
Rp.250.000.000,c. Mencatat upah dan gaji
B.D.P
Rp.160.000.000,Selisih efisiensi tenaga kerja Rp. 16.000.000,-

Selisih tarif tenaga kerja


Hutang upah / gaji

Rp. 4.400.000,Rp.171.600.000,-

Buku Besar
BAHAN BAKU

Kwantitas pembelian ssg X Harga STD/Unit Kwantitas pengguna ssg X Harga STD/ unit
Rp. 275.000.000,Rp. 250.000.000,B.D.P

Kwantitas STD yg dipakai X Harga STD/Unit


Rp. 200.000.000,Rp. 160.000.000,Selisih harga bahan baku

Kwantitas pembelian ssg X Harga/Unit


Rp. 22.000.000,Selisih efisiensi bahan baku

Selisih kwantitas yang dipakai X Harga STD/


Unit
Rp. 50.000.000,Selisih efisiensi tenaga kerja

Selisih jam kerja X tarif STD/Unit


Rp. 16.000.000,Selisih tarif tenaga kerja

Jam kerja ssg X selisih per unit


Rp. 4.400.000,2.6

ANALISA VARIANCE / SELISIH


Pada standar cost (harga pokok standard) variance (selisih) dihitung untuk tiap elemen biaya
yaitu :
a. Selisih bahan
b. Selisih tenaga kerja
c. Selisih BOP

Dengan cara membandingkan antara standard dengan sesungguhnya.


SELISIH pada umumnya terdapat 2 jenis :
1. Selisih menguntung (favorable)
Standard > sesungguhnya
2. Selisih tidak menguntungkan (unfavorable)
Standard < sesungguhnya
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS SELISIH
(PROSEDUR PENCATATAN SELISIH)
REKENING SELISIH

DEBIT
Unfavorable
(tidak menguntungka)

KREDIT
Favorable
(menguntungkan)

KETENTUAN-KETENTUAN DALAM MENCATAT SELISIH


BAHAN BAKU LANGSUNG
a. Biaya standard bahan baku yang dibebankan ke rekening BOP.
b. Persediaan bahan baku dicatat dengan standard dan pencatatan selisih dengan harga pada
saat bahan baku diterima.
c. Persediaan bahan baku dicatat sebesar harga sesungguhnya (actual cost) dan variance
dicatat pada saat bahan baku dimasukkan ke dalam produksi.
UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG
a. Dalam sistem biay standard, biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke perkiraan BOP
dengan menggunakan jam standard yang ditentukan dengan tarif standard.
b. Selisih terjadi oleh perbedaan antara gaji / unit (jam kerja sesungguhnya x tarif sesungguhnya)
dengan biaya standard.
c. Selisih biaya tenaga kerja diakui pada saat terjadinya.
JURNAL : METODE I

A. Untuk mencatat pembelian bahan baku.


Persediaan bahan baku (harga STD X Kwantitas ssg)
Variance harga bahan baku (unfavorable)
Hutang
B. Untuk mencatat pemakaian bahan baku.
B.D.P (tarif STD X STD Kwant)
Selisih Kwantitas (favorable)
Persediaan bahan baku (tarif STD X Kwant ssg)

xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx

CONTOH UNTUK TENAGA KERJA LANGSUNG


A. Mencatat upah / gaji harus dibayar :
Upah / gaji (jam kerja ssg X tarif ssg)
Hutang upah / gaji

xxx
xxx

B. Mencatat alokasi upah / gaji dan selisih :


B.D.P (jam STD X tarif STD)
Selisih tarif (UF)
Selisih efisiensi (UF)
Upah / gaji

xxx
xxx
xxx
xxx

BIAYA STANDARD OVERHEAD PABRIK DAN ANALISA


VARIANCE

Selisih BOP terdiri dari :


a. Metode 2 selisih
1. Selisih Terkendali (Controllable Variance)
Formulasi :
FOH Actual
Budget FOH (jam STD)
- Fixed Cost
xxx
- Variable Cost
xxx *)
Cost Variance
2.

Selisih Volume (Volume Variance)


Formulasi :
Budget FOH (jam STD)
FOH dibebankan ke produksi
(Jam STD X tarif STD FOH)
Volume Variance

Note :
*) Hitung dari jam STD X Tarif variable FOH
**) Nilai harus sama

Metode 2 selisih :
a. Selisih terkendali = sel. Pengeluaran + Sel. Eff. Variable
b. Selisih volume = sel. Kapasitas + sel. Eff. Tetap
b. Metode 3 Selisih :
1. Selisih Pengeluaran (Spending Variance)

xxx

xxx **)
xxx
(Fav / Unfav)

xxx**)
xxx
xxx

(Fav / Unfav)

Formulasi :
FOH Actual
Budget FOH (jam ssg)
- Fixed Cost
- Variable cost

xxx
xxx
xxx*)
xxx**)
xxx

Spending Variance

2. Selisih Kapasitas Menggangur (idle Capacity Variance)


Formulasi :
Actual jam kerja X tarif STD
xxx
FOH dibebankan ke produksi
xxx
(jam ssg X tarif FOH STD)
Idle Capacity Variance
xxx

(Fav / Unfav)

(Fav / Unfav)

3. Selisih Kapasitas Menggangur (Efficiency Variance)


Formulasi :
Actual jam kerja X tarif STD
xxx
FOH yang dibebankan ke produksi
xxx
(jam STD X tarif STD)
Eff. Variance
xxx

(Fav / Unfav)

Note :
*) Perhitungan = jumlah ssg X tarif variable
**) Nilainya harus sama
c. Metode 4 Selisih
metode 4 selisih terdiri dari semua komponen yang ada dalam metode 3 selisih, hanya saja selisih
efisiensi dianalisa lebih rinci (detail), selisih pengeluaran atau selisih kapasitas menganggur adalah
sama dalam kedua metode tersebut.
Pada metode 4 variance, selisih efisiensi dianalisa berdasarkan komponen biaya tetap dan
komponen biaya variable.
1. Selisih Pengeluaran (Spending variance)
(lihat : pada metode 3 selisih)

2. Selisih Kapasitas Menganggur


idem
3.

Selisih Efisiensi Biaya Tetap (Fixed Eff. Variance)


Formulasi :
Actual Jam kerja X tarif STD tetap
STD jam kerja X tarif STD tetap
xxx
Fixed eff. Variance

xxx
xxx

(Fav / Unfav)

4.

Selisih Eff. Biaya Tidak Tetap (Variable Eff. Variance)


Formulasi :
Actual Jam kerja X tarif STD tetap
STD jam kerja X tarif STD tetap
xxx
Variable eff. Variance

xxx
xxx

(Fav / Unfav)

Metode 2 Selisih :
a. Selisih terkendali = sel. Pengeluaran + sel. Eff. Variable
b. Selisih volume = sel. Kapasitas + sel. Eff. Tetap
Total selisih (metode 1 selisih) :
Sel. Pengeluaran + sel. Kapasitas + sel. Efisiensi (tetap / variable).
2.7

Pengertian Target Costing dan Kaizen Costing


A.

Target Costing
Target biaya atau target costing adalah metode penentuan biaya produksi

dimana perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang harus


dikeluarkan berdasarkan harga kompetitif, dengan demikian perusahaan memperoleh
laba yang diharapkan.
Target biaya = harga jual laba yang diharapkan.
Target costing merupakan metode perencanaan laba dan manajemen laba
yang difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses manufacturing
sehingga target costing ini digunakan oleh perancang sebelum proses dan proses
desain dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya
manufaktur produk di masa depan. Target costing digunakan selama tahap
perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk serta proses desain yang akan
menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada
suatu tingkat laba yang dapat diterima. Target costing juga memberikan perkiraan
harga pasar produk, volume penjualan, dan tingkat fungsionalitas.
Metode dalam penetapan target costing:
1.

Memperoleh target cost dari perencanaan laba. Artinya, target cost berasal dari
penjualan dan target profit. Tidak ada pemakaian pada target cost berasal dari

manajemen yang lebih rendah dalam metode ini, yang digolongkan sebagai
metode atas ke bawah.
2. Memperoleh target cost dari perencanaan teknik. Dalam metode ini, para insinyur
memperkirakan target cost bergantung pada keahlian atau pengalaman saat ini dan
ketersediaan sarana produksi. Metode ini dapat digolongkan sebagai metode
bawah ke atas.
3. Menggabungkan dua metode. Manajemen tertinggi tahu tentang target profit, tapi
sejak kerja sama karyawan dibutuhkan untuk membuat penetapan target cost
bekerja, para ahli mengenai penetapan target cost percaya bahwa kombinasi
metode atas ke bawah dan bawah ke atas adalah metode terbaik untuk
digunakan.
Terdapat dua alasan mengapa target costing sebaiknya digunakan perusahaan
didalam situasi pasar yang sangat kompetitif:
1.

Perusahaan tidak dapat menentukan dan mengendalikan harga jual produknya


secara sepihak.

2. Sebagian besar biaya produk ditentukan pada tahap design.


Pengimplementasian target costing
Untuk mengimplementasikan metode target biaya didalam perusahaan terdapat
serangkaian fase yang harus dilalui oleh perusahaan antara lain:
1. Menentukan harga pasar
2. Menetukan laba yang diharapkan
3. Menghitung target biaya pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan
4.

Menggunakan rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara yang dapat


digunakan untuk menurunkan biaya produk.

5. Menggunakan perhitungan biaya kaizen dan pengendalian operasional untuk


terus menurunkan biaya.

B.

Kaizen Costing

Kaizen costing menurut Mulyadi (2003:422 - 423) merupakan: sistem


akuntansi biaya yang secara efektif dapat digunakan oleh manajemen di dalam
mengelola biaya pada tahap produksi produk.
Kaizen costing menurut Supriyono (2002:152) adalah: perbaikan secara terusmenerus yang didukung proses pengurangan biaya dalam tahap pemanufakturan
produk yang sudah ada.
Kaizen costing menurut Cooper (2005:239) : Perusahaan yang menerapkan kaizen
costing dengan melakukan perubahan secara bertahap dan berkesinambungan, biasa
disebut dengan continuous improvement. Kata improvement di sini menurut
Cooper adalah pengembangan terus-menerus untuk menyempurnakan keadaan yang
telah ada, tanpa menciptakan sesuatu yang baru.
Jadi, Kaizen costing digunakan untuk menjamin terlaksananya improvement
berkelanjutan sejak saat produk selesai didesain dan dikembangkan sampai saat
produk dihentikan produksinya sebagai discontinued produk.
Berdasarkan paradigma continous improvement, setiap tahun anggran, produsen
merencanakan improvement yang akan dilakukan selama tahun anggaran terhadap
sistem dan proses pembuatan produk. Rencana improvement tersebut dinyatakan
dalam cost reduction target yang akan dicapai dalam tahun anggaran, yang didukung
dengan rencana pengurangan dan penghilangan berbagai aktivitas bukan penambah
nilai (non-value added activities) dan pemilihan dan pembagian aktivitas penambah
nilai (value-added activities). Fokus perhatian produsen diarahkan kepada cost
reduction target yang merupakan selisih antara target cost dengan estimated actual
costs yang diperkirakan akan terjadi selama tahun anggaran.
Gambaran Target costing dan kaizen costing untuk mendukung strategic cost
reduction pada tahap desain dan pengembangan produk dan pada tahap produksi

Hubungan antara perhitungan biaya berdasarkan target dan kaizen adalah harga
diasumsikan stabil atau menurun pada perusahaan-perusahaan yang sesuai
menggunakan perhitungan biaya berdasarkan target karena persaingan yang ketat
dalam hal harga, kualitas, dan fungsionalitas produk. Perusahaan ini merespons
tekanan persaingan dengan melakukan desain ulang produk secara periodik,
menggunakan perhitungan biaya berdasarkan target secara simultan menurunkan
harga

produk

dan

meningkatkan

nilai

mereka.

Pada waktu antara desain ulang produk, perusahaan manggunakan kaizen untuk
mengurangi biaya produk dalam proses produksi dengan cara mempersingkat rantai
nilai

pemasok

dan

meningkatkan

metode-metode

produksi

serta

program

produktivitas. Sehingga perhitungan biaya berdasarkan target dan kaizen adalah


metode yang saling melengkapi yang digunakan secara berkelanjutan menurunkan
biaya dan meningkatkan nilai
Dasar Penetapan Penerapan Kaizen Costing
Menurut Supriyono (2002:168), penetapan biaya kaizen digolongkan menjadi 2 jenis:
1.

Aktivitas-aktivitas yang diimplementasikan pada kinerja sesungguhnya kaizen jika


terjadi perbedaan antara biaya sesungguhnya dan biaya target cukup besar setelah

2.

produk baru diproduksi selama tiga bulan.


Aktivitas-aktivitas lainnya yang diimplementasikan secara berkesinambungan setiap
periode untuk mengurangi perbedaan antara laba target dan laba taksiran dan dengan
demikian untuk mencapai biaya yang diperkenankan.

Sasaran Penerapan Kaizen Costing


Menurut Amin (2002:41), sasaran kaizen costing yaitu: dengan berusaha secara
berkesinambungan menghasilkan produk dengan mutu yang lebih baik dengan harga yang
lebih rendah.
2.8

Perbedaan Target Costing, Standar Costing dan Kaizen Costing


Biaya target lebihkecil dari biaya yang dapat dicapai sekarang yang didasarkan atas

prosesdan teknologi standar. Standar berperan sebagai benhmarks (ukuran perbandingan)


yang mengukur tambahan kemajuan dalam proses pencapaian biaya target.
1) Biaya target menunjukkan standar penggerak pasar
Harga pasar kompetitif markup yang diinginkan = biaya yang diperkenankan
2) Biaya standar menunjukkan standar penggerak teknis
Biaya standar yang ditentuksn secara teknis + markup yang diinginkan = harga pasar uang
diinginksn
Perbedaan lainnya adalah kalkulasi niaya target menunjukkan metode perencanaan
biaya yang menekankan pada pengendalian spesifikassi rancangan dan teknik produksi. Dan
biaya target ditentukan oleh pasar dasn berasal dari sumber eksternal, ssedangkan biaya
standar ditentukan terlebih dahulu dari analisis internal atas proses produksi
Perbedaan biaya standar dan biaya kazien adalah sebagai berikut :
a.

Biaya Standar
Konsep sistem pengendalian biaya

Biaya kazien
a.Konsep sistem pengurangan biaya

b. Asumsi kondisi proses produksi sekarang

b.Asumsi perbaikan proses produksi yang

c.

Memenuhi standar biaya kinerja

berkesinambungan

d.

Standar ditetapkan secara tahunan atau c.Mencapai target pengurangan biaya


setengah tahunan

e.

d.Target penurunan biaya ditetapkan dan

Analisis varians biaya mencakup biaya dibebankan setiap bulan


standar dan biaya aktual

f.

Menyelidiki dan

menaggapi

standar tidak terpenuhi

e.Analisis varians biaya mencakup target


apabila biaya kaizen dan jumlah pengurangan
biaya aktual
f.Menyelidiki dan menanggapi apabila
jumlah target kaizen pabila tidak tercapai

2.9

Backflushing Costing

Untuk beberapa kasus produksi adakalanya proses produksi berlangsung


sedemikian cepatnya sehingga pencatatan akuntansi tradisional dirasakan tidaklah
memadai lagi, karena selalu ketinggalan. Ketika akuntansi tradisional baru
mencatat kejadian pembelian bahan baku padahal pada saat yang hampir
bersamaan, produk yang sedang dicatat bahan bakunya itu sudah terjual dipasar
sehingga menimbulkan masalah dalam pencatatannya.
Untuk menjawab persoalan tersebut, maka kemudian muncullah pendekatan
akuntansi terbaru berupa penyingkatan aliran biaya perusahaan manufaktur yang
dikenal dengan konsep Just in Time.Karakteristik Backflushing Costing:
Bahan baku yang diterima dari pemasok, dicatat di debet akun RIP ( Raw and in
Process )
Penggunaan tenaga kerja langsung, dicatat di debet akun Harga Pokok Penjualan
Komponen biaya bahan baku atas produk selesai di backflush dari RIP
Komponen biaya bahan baku atas produk terjual di backflush dari Barang Jadi
Diperlukan penyesuaian biaya konversi
Penentuan Harga Pokok Backflush
Penentuan harga pokok backflush mengeliminasi rekening barang dalam proses dan
membebankan biaya produksi secara langsung pada produk selesai.
Perusahaan menggunakan backflush costing jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Manajemen ingin sistem akuntansi yang sederhana.
2. Setiap produk ditentukan biaya standarnya.
3. Metode ini menghasilkan penentuan harga pokok produk yang kira-kira
mengasilkaninformasi keuangan yang sama dengan penelusuran secara berurutan.

Ilustrasi:

Pembelian bahan baku


Bahan baku diterima dari supplier Rp. 812.000
Jurnal :
D: RIP Rp. 812.000
K: Utang usaha Rp. 812.000
Penggunaan bahan baku
Penggunaan bahan tidak langsung Rp. 30.000
Jurnal:
D: Pengendali Overhead Pabrik Rp. 30.000
K: Perlengkapan Rp. 30.000
Pembebanan Gaji
Beban gaji sebesar Rp. 320.000 dicatat dan dibayar
Jurnal :
D: Beban gaji Rp. 320.000
K: Utang gaji Rp. 320.000
Distribusi beban gaji dengan perincian :
tenaga kerja langsung Rp. 50.000, tenaga kerja tidak langsung Rp. 90.000, gaji bagian
pemasaran Rp. 100.000 dan gaji bagian administrasi Rp. 80.000.
Jurnal:
D: Harga pokok penjualan Rp. 50.000
D: Pengendali overhead pabrik Rp. 90.000
D: Pengendali beban pemasaran Rp. 100.000
D: Pengendali beban administrasi Rp. 80.000
K: Beban gaji Rp. 320.000

Overhead pabrik yang lain meliputi :


penyusutan Rp. 580.000 dan asuransi dibayar dimuka Rp. 18.000
Jurnal:
D: Pengendalian overhead pabrik Rp. 598.000
K: Akumulasi penyusutan Rp. 580.000
K: Asuransi dibayar dimuka Rp. 18.000
Overhead pabrik lain-lain meliputi:
dibayar tunai Rp. 34.000 dan utang usaha sebesar Rp. 8.000
Jurnal:
D: Pengendali overhead pabrik Rp. 42.000
K: Kas Rp. 34.000
K: Utang usaha Rp. 8.000
Pengendali overhead pabrik dibebankan ke harga pokok penjualan
Jurnal:
D: Harga pokok penjualan Rp. 760.000
K: Pengendali overhead pabrik Rp. 760.000
Komponen biaya bahan baku atas produk yang telah selesai di backflush dari RIP:
Jurnal:
D: Barang jadi Rp. 809.000
K: RIP Rp. 809.000
catatan : RIP awal Rp. 40.200 + Rp. 812.000 - RIP akhir Rp. 43.200 = Rp. 809.000
Komponen biaya bahan baku atas produk yang terjual di backflush dari barang jadi.
Jurnal:
D: Harga pokok penjualan Rp. 805.400
K: Barang jadi Rp. 805.400
catatan: Barang jadi awal Rp. 168.000 + Rp.809.000 - Barang jadi akhir Rp. 171.600
= Rp. 805.400

Kekurangan BackFlush Costing

Salah satu kelemahan dari Backflush costing adalah bahwa strategi ini tidak banyak
dianggap sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini karena
persediaan tersebut kemungkinan berada di bawah harga selama proses produksi,
karena biaya sebenarnya untuk persediaan yang baru saja tiba tidak diposting sampai
produksi selesai. Situasi ini kadang-kadang disusun untuk memungkinkan posting
dari biaya standar untuk bahan baku ketika dibeli. Ada juga beberapa keberatan
untuk tidak mengakui barang jadi sampai titik penjualan.
Backflush costing tidak bekerja dengan baik dengan pendekatan persediaan just-intime, kurangnya detail kadang-kadang dapat membuat masalah selama audit catatan
keuangan perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan situasi di mana backflush menjadi
perlu untuk menggunakan dokumentasi yang ada untuk merekonstruksi rantai
peristiwa yang terlibat dalam proses produksi, bukan sekadar mengikuti urutan
peristiwa yang tercatat dalam catatan akuntansi. Untuk alasan ini, penggunaan
Backflush costing dapat menghasilkan lebih banyak pekerjaan daripada yang telah
diperlukan dengan mengikuti pendekatan akuntansi yang lebih tradisional.

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN

Biaya standar unit untuk suatu input tertentu bergantung pada standar kuantitas dan standar
harga. Standar kuantitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan per unit
output. Standar harga mengacu pada jumlah yang seharusnya dibayar untuk jumlah input
yang digunakan. Biaya standar unti dapat dihitung dengan mengalikan kedua standar ini:
Standar Kuantitas x Standar Harga.
Variance (selisih) dari practical standart dapat sangat berguna bagi manajemen, karana
menggambarkan daviasi atau penyimpangan dari situasi bahwa perhatian manajemen
dibutuhkan dalam hal tersebut. Lebih jauh lagi, practical standart mempunyai kegunaan lain,
yaitu untuk mempredikdi cash flow dan perencanaan persediaan. Ideal standart tidak bisa
digunakan untuk memprediksi cash flow ataupu perencanaan persediaan, karena tidak
menggambarkan in-efficiency yang normal, dan karenanya jika digunakan dapat berakibat
pada perencanaan dan proyeksi yang tidak realistis.
Menyusun standart cost adalah lebih mengarah pada suatu seni dibandingkan suatu ilmu
pengetahuan. Penyusunan tersebut membutuhkan gabungan keahlian dari berbagai pihak
yang berkompeten terhadap harga dan kualitas input. Orang-orang yang terlibat antara lain:
akuntan manajemen, agen pembelian, industrial engineer, pengawas produksi, manajer inti,
dan pekerja pabrik yang bersangkutan.

Diposkan oleh ARIANA ALBERT di 22.14


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
1 komentar:
1.

FBS Indonesia30 November 2015 21.58


FBS Indonesia FBS ASIAN adalah salah satu Group Broker Forex Trading FBS
Markets Inc
yang ada di ASIA dimana kami adalah online support partner fbs perwakilan yang sah
dipercayakan oleh perusahaan FBS untuk melayani semua klien fbs
di asia serta fbs yang ada di indonesia.
----------------Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT
ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan
banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com.
----------------Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Ariana's Basic

ARIANA ALBERT
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2013 (7)
o Juli (7)

PERBANKAN SYARIAH

ANALISA KASUS PT AGIS

ANALISA KASUS BANK GLOBAL BAB 1PENDAHULUAN


1.1 ...

StandarCosting, target Costing,danKazien Costing B...

AKUNTANSI BIAYAMETODE HARGA POKOK BAB


1PENDAHULUAN...

MAKALAHAKUNTANSI BIAYA KONSEP BIAYA DAN ARUS


BIA...

Welcomee world my blogg ! :D

Anda mungkin juga menyukai