Latar Belakang
Pengendalian biaya yang memedai memerlukan perbandingan biaya aktual dengan
target atau jumlah yang ditentukan terlebih dahulu. Karena data historis tidak dapat
memenuhi
kebutuhan
untuk
menentukan
kinerja
yang
dapat
diterima,
akuntan
mengembangkan biaya standar. Biaya standar menyatakan berapa biaya yang seharusnya
dicapai dan dapt diterima, tetapi dengan kinerja yang tidak sempurna. Biaya standar
ditentukan secara ilmiah dengan menggunkan studi waktu dan estimasi rancangan teknik.
Kebanyakan perusahaan tradisional telah menggunkan sistem biaya standar sebagai
pengendalian biaya utamanya. Walaupun demikian, ketika mereka mempebaiki sistem
manajemen biaya, mereka menemukan kekurangan pada sistem kalkulasi biaya standar
konvensionalnya. Itulah latar belakang dari makalah ini, dan untuk memenuhi tugas dari
dosen mata kuliah Akuntansi Biaya.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a.
f.
periodik
BAB II
ISI
Standard Costing, Target Costing, Kaizen Costing dan Backflush Costing
2.1
dimuka
merupakan
pedoman
didalam
pengeluaran
biaya
yang
sesungguhnya. Apabila terjadi penyimpangan maka yang dianggap benar adalah biaya
standar sepanjang asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah. Penentuan
biaya standar harus dilakukan penyelidikan terlebih dahulu dengan rancangan produk
menggunakan bahan dan proses produksi yang paling efisien.
Biaya standar merupakan sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau
jasa tertentu yang ditentukan dimuka dengan cara menentukan besarnya biaya dari
Material, Direct Labor dan FOH untuk mengolah satu satuan produk/jasa tertentu.
Kelebihan Standar Costing:
1. Alat penting dalam menilai pelaksanaan kebijaksanaan sebelumnya
2. Pedoman untuk melakukan efisiensi
3. Perencanaan dan pengambilan keputusan
Kelemahan :
1. Tidak flexible, dimana keadaan produksi selalu mengalami perubahan
2. Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan
tetap
Biaya standar ini dapat digunakan dalam metode harga pokok pesanan maupun
metode hargapokok proses, untuk perusahaan yang aktivitas produksinya bersifat
rutin dan berulang-ulang serta produknya telah distandarisasikan. Biaya standar tidak
dapat digunakan perusahaan yang sejumlah besar produksinya berbeda dalam jangka
waktu yang relatif pendek.
2.2
Merupakan alat yang penting dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Memberikan pedoman bagi manajemen dalam pengendalian biaya dengan cara
perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain.
2.3
2.4
b.
c.
d.
2.5
JAWAB :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
a.
b. Selisih efesiensi tenaga kerja langsung = (Jam kerja standar - Jam kerja
sesungguhnya) x Tarip standar/jam
Selisih Efisiensi= (22.000 Jam 20.000 Jam) x Rp. 8.000,= Rp.16.000.000,- (TM).
3. Jurnal :
a. Mencatat pembelian bahan baku
Bahan Baku
Selisih Harga
Hutang Dagang
Rp. 4.400.000,Rp.171.600.000,-
Buku Besar
BAHAN BAKU
Kwantitas pembelian ssg X Harga STD/Unit Kwantitas pengguna ssg X Harga STD/ unit
Rp. 275.000.000,Rp. 250.000.000,B.D.P
DEBIT
Unfavorable
(tidak menguntungka)
KREDIT
Favorable
(menguntungkan)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Note :
*) Hitung dari jam STD X Tarif variable FOH
**) Nilai harus sama
Metode 2 selisih :
a. Selisih terkendali = sel. Pengeluaran + Sel. Eff. Variable
b. Selisih volume = sel. Kapasitas + sel. Eff. Tetap
b. Metode 3 Selisih :
1. Selisih Pengeluaran (Spending Variance)
xxx
xxx **)
xxx
(Fav / Unfav)
xxx**)
xxx
xxx
(Fav / Unfav)
Formulasi :
FOH Actual
Budget FOH (jam ssg)
- Fixed Cost
- Variable cost
xxx
xxx
xxx*)
xxx**)
xxx
Spending Variance
(Fav / Unfav)
(Fav / Unfav)
(Fav / Unfav)
Note :
*) Perhitungan = jumlah ssg X tarif variable
**) Nilainya harus sama
c. Metode 4 Selisih
metode 4 selisih terdiri dari semua komponen yang ada dalam metode 3 selisih, hanya saja selisih
efisiensi dianalisa lebih rinci (detail), selisih pengeluaran atau selisih kapasitas menganggur adalah
sama dalam kedua metode tersebut.
Pada metode 4 variance, selisih efisiensi dianalisa berdasarkan komponen biaya tetap dan
komponen biaya variable.
1. Selisih Pengeluaran (Spending variance)
(lihat : pada metode 3 selisih)
xxx
xxx
(Fav / Unfav)
4.
xxx
xxx
(Fav / Unfav)
Metode 2 Selisih :
a. Selisih terkendali = sel. Pengeluaran + sel. Eff. Variable
b. Selisih volume = sel. Kapasitas + sel. Eff. Tetap
Total selisih (metode 1 selisih) :
Sel. Pengeluaran + sel. Kapasitas + sel. Efisiensi (tetap / variable).
2.7
Target Costing
Target biaya atau target costing adalah metode penentuan biaya produksi
Memperoleh target cost dari perencanaan laba. Artinya, target cost berasal dari
penjualan dan target profit. Tidak ada pemakaian pada target cost berasal dari
manajemen yang lebih rendah dalam metode ini, yang digolongkan sebagai
metode atas ke bawah.
2. Memperoleh target cost dari perencanaan teknik. Dalam metode ini, para insinyur
memperkirakan target cost bergantung pada keahlian atau pengalaman saat ini dan
ketersediaan sarana produksi. Metode ini dapat digolongkan sebagai metode
bawah ke atas.
3. Menggabungkan dua metode. Manajemen tertinggi tahu tentang target profit, tapi
sejak kerja sama karyawan dibutuhkan untuk membuat penetapan target cost
bekerja, para ahli mengenai penetapan target cost percaya bahwa kombinasi
metode atas ke bawah dan bawah ke atas adalah metode terbaik untuk
digunakan.
Terdapat dua alasan mengapa target costing sebaiknya digunakan perusahaan
didalam situasi pasar yang sangat kompetitif:
1.
B.
Kaizen Costing
Hubungan antara perhitungan biaya berdasarkan target dan kaizen adalah harga
diasumsikan stabil atau menurun pada perusahaan-perusahaan yang sesuai
menggunakan perhitungan biaya berdasarkan target karena persaingan yang ketat
dalam hal harga, kualitas, dan fungsionalitas produk. Perusahaan ini merespons
tekanan persaingan dengan melakukan desain ulang produk secara periodik,
menggunakan perhitungan biaya berdasarkan target secara simultan menurunkan
harga
produk
dan
meningkatkan
nilai
mereka.
Pada waktu antara desain ulang produk, perusahaan manggunakan kaizen untuk
mengurangi biaya produk dalam proses produksi dengan cara mempersingkat rantai
nilai
pemasok
dan
meningkatkan
metode-metode
produksi
serta
program
2.
Biaya Standar
Konsep sistem pengendalian biaya
Biaya kazien
a.Konsep sistem pengurangan biaya
c.
berkesinambungan
d.
e.
f.
Menyelidiki dan
menaggapi
2.9
Backflushing Costing
Ilustrasi:
Salah satu kelemahan dari Backflush costing adalah bahwa strategi ini tidak banyak
dianggap sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini karena
persediaan tersebut kemungkinan berada di bawah harga selama proses produksi,
karena biaya sebenarnya untuk persediaan yang baru saja tiba tidak diposting sampai
produksi selesai. Situasi ini kadang-kadang disusun untuk memungkinkan posting
dari biaya standar untuk bahan baku ketika dibeli. Ada juga beberapa keberatan
untuk tidak mengakui barang jadi sampai titik penjualan.
Backflush costing tidak bekerja dengan baik dengan pendekatan persediaan just-intime, kurangnya detail kadang-kadang dapat membuat masalah selama audit catatan
keuangan perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan situasi di mana backflush menjadi
perlu untuk menggunakan dokumentasi yang ada untuk merekonstruksi rantai
peristiwa yang terlibat dalam proses produksi, bukan sekadar mengikuti urutan
peristiwa yang tercatat dalam catatan akuntansi. Untuk alasan ini, penggunaan
Backflush costing dapat menghasilkan lebih banyak pekerjaan daripada yang telah
diperlukan dengan mengikuti pendekatan akuntansi yang lebih tradisional.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Biaya standar unit untuk suatu input tertentu bergantung pada standar kuantitas dan standar
harga. Standar kuantitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan per unit
output. Standar harga mengacu pada jumlah yang seharusnya dibayar untuk jumlah input
yang digunakan. Biaya standar unti dapat dihitung dengan mengalikan kedua standar ini:
Standar Kuantitas x Standar Harga.
Variance (selisih) dari practical standart dapat sangat berguna bagi manajemen, karana
menggambarkan daviasi atau penyimpangan dari situasi bahwa perhatian manajemen
dibutuhkan dalam hal tersebut. Lebih jauh lagi, practical standart mempunyai kegunaan lain,
yaitu untuk mempredikdi cash flow dan perencanaan persediaan. Ideal standart tidak bisa
digunakan untuk memprediksi cash flow ataupu perencanaan persediaan, karena tidak
menggambarkan in-efficiency yang normal, dan karenanya jika digunakan dapat berakibat
pada perencanaan dan proyeksi yang tidak realistis.
Menyusun standart cost adalah lebih mengarah pada suatu seni dibandingkan suatu ilmu
pengetahuan. Penyusunan tersebut membutuhkan gabungan keahlian dari berbagai pihak
yang berkompeten terhadap harga dan kualitas input. Orang-orang yang terlibat antara lain:
akuntan manajemen, agen pembelian, industrial engineer, pengawas produksi, manajer inti,
dan pekerja pabrik yang bersangkutan.
Ariana's Basic
ARIANA ALBERT
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2013 (7)
o Juli (7)
PERBANKAN SYARIAH