D. Pusat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi didalam perusahaan yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab. Secara umum kegiatan pusat pertanggungjawaban didalam perusahaan adalah
mengolah masukan menjadi keluaran.
Berdasarkan atas masukan dan keluarannya, pusat pertanggungjawaban dibedakan menjadi 4, yaitu:
a. Pusat biaya (expense center) adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan
masukannya.
b. Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan keluaran.
c. Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan selisih antara masukan
dan keluaran.
d. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan perbandingan antara
laba yang diperoleh dengan investasi didalam pusat pertanggungjawaban tersebut.
E. Prosedur Penentuan Biaya Standar
Prosedur penentuan biaya standar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Biaya Bahan Baku Standar
Terdiri dari :
1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu atau lebih dikenal dengan
nama kuantitas standar
2. Harga per satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar.
F. Jenis Standar
Standar dapat digolongkan atas dasar tingkat keketatan atau kelonggaran sbb :
Standar Teoritis. Asumsi yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling
efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksana. Kebaikan standar ini adalah dapat digunakan dalam jangka waktu
yang relative lama. Tetapi pelaksanaan yang sempurna yang dapat dicapai oleh orang atau mesin jarang dapat
dipakai sehingga standar ini sering menimbulkan frustasi. Standar ini sekarang jarang digunakan.
Rata-rata Biaya Waktu yang Lalu. Ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode yang telah lampau, standar
ini cenderung merupakan standar yang longgar. Rata-rata biaya yang lalu dapat mengandung biaya-biaya yang tidak
efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukan sebagai unsur biaya standar.
Standar Normal. Didasarkan atas taksiran biaya dimasa yang akan datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan
kegiatan yang normal. Standar normal berguna bagi manajemen dalam perencanaan kegiatan jangka panjang dan
dalam pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang.
Pelaksanaan Terbaik yang Dapat Dicapai (Attainable High Performance). Standar jenis ini banyak digunakan dan
merupakan kriteria yang paling baik untuk penilaian pelaksanaan. Standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan
terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari
terjadinya.
Model dua selisih : Dipecah menjadi 2 macam selisih,1selisih terkendalikan adalah perbedaan biaya overhead
sesungguhnya dengan dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas standar; 2selisih volume adalah
perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada jam standar dengan BOP yang dibebankan kepada produk
(kapasitas standar dengan tarif standar)
Model tiga selisih : Dihitung dengan tiga macam selisih yaitu 1selisih pengeluaran adalah perbedaan BOP
sesungguhnya dengan BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya, 2selisih kapasitas adalah perbedaan
antara BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan kepada produk pada
kapasitas sesungguhnya, 3selisih efisien adalah tarif BOP dikalikan dengan selisih antara kapasitas standar dengan
kapasitas sesungguhnya.
Model empat selisih : Merupakan perluasan dari model tiga selisih. Dalam model ini, selisih efisiensi dalam model tiga
selisih dipecah lebih lanjut menjadi dua selisih yaitu, selisih efisiensi variable dan selisih efisiensi tetap.
Contoh soal :
PT. Sejahtera adalah perusahaan yang memproduksi produk dengan jenis jaket jeans. Perusahaan ini menggunakan
sistem biaya standar dalam penentuan harga pokok produknya. Berikut ini disajikan rincian biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi jaket jeans per potongnya :
BBB (2 m @ Rp 30.000) : Rp 60.000
BTKL (5 jam @ Rp 8.000) : Rp 40.000
BOP Tetap (3 jam @ Rp 3.000) : Rp 9.000
BOP Variabel (3 jam @ Rp 4.000) : Rp 12.000
Kapasitas standarnya tiap bulan adalah 500 JKL sedangkan kapasitas normalnya 370 JKL. Setelah produksi berjalan
diketahui tiap bulannya perusahaan membeli 350 m kain dengan harga @ Rp 25.000, sedangkan BTKL yang
dikeluarkan per-JKL nya adalah Rp 9.000 dengan jam kerja langsung sebanyak 550 jam kerja dan kapasitas
sesungguhnya adalah 520 jam.
Pada bulan ini dihasilkan 150 potong jaket jeans, dan BOP sesungguhnya Rp 3.500.000.
Hitunglah :
1) Selisih BBB (direct material variances)
2) Selisih BTK (direct labor variances)
3) Selisih BOP (factory overhead variances)
Jawab :
1) Selisih BBB
Kapasitas Standar = 150 unit * 2 m/ unit
= 300 m
3) Selisih BOP
Tarif standar = Tarif tetap + Tarif variable
= 3.000 + 4.000
= 7.000
Selisih anggaran = (BOP sesungguhnya – ( Kapasitas normal * total biaya tetap) +
(kapasitas sesungguhnya * total biaya variable)
= 3.500.000 – {(400*3000) + (520*4000)}
= 3.500.000 – 3.280.000
= 220.000 L
Selisih kapasitas = (KN – KS) * total biaya tetap
= (400 – 520) * 3000
= 360.000 R
Selisih efisiensi = (KS – KSt) *TSt
= (520 – 500) * 7000
= 140.000 L
JURNAL
Metode Full Costing
I. Pencatatan
BBB
BDP – BBB xxx
Pers. Bahan baku xxx
II. Pencatatan
BTKL
BDP – BTKL xxx
Gaji & upah xxx
III. Pencatatan
BOP
BOP sesungguhnya xxx
Rek. Yg dikredit xxx
(BOP sesungguhnya terjadi)
IV. Pencatatan
HP produk jadi
Pers. Produk jadi xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
I. Pencatatan
BBB
BDP – BBB xxx
Pers. Bhn Baku xxx
Selisih efisiensi BBB xxx
II. PencatatanBTKL
BDP – BTKL xxx
Selisih efisiensi upah xxx
Selisih tarif upah xxx
Gaji & upah xxx
III. Pencatatan
BOP
BOP variable ssngghny xxx
BOP tetap ssngghny xxx
BOP ssngghny xxx
IV. Pencatatan
HP produk jadi
Pers. Produk jadi xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP variabel xxx