OLEH :
Jawab:
Penerapan biaya standar
A. Biaya Bahan Baku Standar
Harga per satuan masukan fisik tersebut atau disebut harga standar
Dari spesifkasi ini, kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi
spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi
produk selesai.
Penyelidikan teknis
Pada kartu bahan baku ini, dapat pula meliputi kelonggaran standar untu
pemborosan atau kerugian yang normal terjadi.
Tapi bisa juga pemborosan bahan baku diperlihatkan sebagai selisih dari standar
atau sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, katalog
atau informasi yang sejenis.
Jika biaya angkut dan biaya pengurusan dibebankan pada bahan baku, maka
harga standar tersebut harus juga memperhitungkan biaya-biaya tersebut.
Begitu juga potongan pembelian yang diperkirakan akan diperoleh dari pemasok
harus dikurangkan dari harga beli bruto dalam penetapan harga standar.
Biaya angkut = Rp 40
Potongan pembelian = Rp 10
Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya jangka
waktu satu tahun.
Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang
diperkirakan dan tujuan penggunaan biaya standar tersebut.
Jika fluktuasi harga cenderung untuk berulangkali terjadi dan tidak dapat
dipastikan mempunyai kecenderungan turun atau naik, maka harga normal yang tepat
situasi ini.
Di lain pihak, jika arah perubahan harga di masa yang akan datang dapat
diperkirakan dengan baik.
Maka harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam periode di
mana biaya standar tersebut akan dipakai.
Harga standar bahan baku digunakan untuk:
Pada umumnya, harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun
dan digunakan selama tahun berikutnya.
Tetapi harga standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga
yang bersifat luar biasa.
Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar
terdiri dari dua unsur, yaitu:
Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat
dibutuhkan untuk produksi.
Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dan kartu
harga pokok periode yang lalu.
Tidaklah mungkin seorang pekerja memiliki tingkat kecepatan yang sama dalam
setiap menit selama 8 jam kerja.
Data upah masa lalu, yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar adalah
Rata-rata hitung
Manfaat utama tarif overhead standar ini, yang meliputi unsur biaya overhead
pabrik variabel dan tetap adalah untuk menentukan harga pokok produksi dan
perencanaan.
Agar tarif overhead standar ini dapat bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka
tarif ini harus dipisahkan ke dalam tetap dan variabel.
Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar, maka perlu
dibuat anggaran fleksibel.
Ada perbedaan pokok antara tarif biaya overhead standar untuk penentuan harga
pokok produk dengan tarif biaya overhead standar untuk pembuatan anggaran
fleksibel.
Tarif biaya overhead standar menggabungkan biaya tetap dan biaya variabel
dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat aktivitas tertentu.
Sebagai akibatnya, dalam tarif biaya overhead pabrik ini, semua biaya overhead
pabrik diperlakukan sebagai biaya variabel.
Dan memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah totalnya
tetap dalam volume tertentu.
Fungsi Biaya
Biaya produksi dapat diartikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang
akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan
tersebut. Biaya produksi secara garis besar dibedakan dua macam, yaitu biaya eksplisit
dan biaya tersembunyi (imputed cost) (Sukirno, 2000: 205). Biaya eksplisit adalah
pengeluaran-pengeluran yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan
faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya
tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya dapat
dibedakan menjadi tiga hal: biaya total (total cost), biaya tetap total (total fixed cost ),
biaya berubah total (total variable cost). Biaya total (total cost) adalah keseluruhan
jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, dimana terdiri dari penjumlahan antara
biaya tetap total (TFC-total fixed cost-) dan biaya berubah total (TVC-total variable
cost-). Biaya Secara matematis dapat ditulis dengan: TC = TFC + TVC. Biaya tetap
total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor
produksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya, jadi berapapun tingkat produksi
yang dihasilkan produsen maka ia harus menanggung biaya yang sama besarnya.
Sebagai contoh biaya tetap total adalah sewa bangunan/gedung/pabrik, diasumsikan
biaya sewa per tahun adalah 50.000, berapapun jumlah produksi yang dihasilkan –
termasuk ketika perusahaan tidak memproduksi- maka jumlah biaya yang harus
dikeluarkan tetap 50.000.
Biaya berubah total (TVC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya sesuai dengan jumlah
produksi yang dihasilkan. Dimisalkan faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya
adalah tenaga kerja, bila produsen menambah kapasitas produksinya maka ia harus
menambah tenaga kerjanya, sehingga biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan
bertambah pula, apabila perusahaan mengurangi jumlah produksinya maka biaya
tenaga kerja yang harus dikeluarkan pun akan berkurang pula.
Biaya rata-rata dibedakan kepada tiga pengertian: biaya tetap rata-rata (average fixed
cost), biaya berubah rata-rata (average variable cost) dan biaya total rata-rata (average
total cost).
Biaya tetap rata-rata (AFC) adalah biaya tetap total (TFC)untuk memproduksi
sejumlah barang dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Secara matematis dapat
ditulis
TFC AFC =
Q Sementara biaya berubah rata-rata (AVC) adalah apabila biaya berubah total
(TVC) untuk memproduksi sejumlah barang dibagi dengan jumlah produksi tersebut.
Biaya berubah rata-rata dihitung dengan rumus:
TVC AVC = Q
Sedangkan biaya total rata-rata (AC) adalah apabila biaya total (TC) untuk
memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tersebut.
Secara rumus dapat ditulis dengan:
Biaya marjinal (MC) adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menambah produksi sebanyak satu unit dinamakan biaya marjinal. Dengan demikian,
berdasarkan kepada definisi ini, biaya marjinal dapat ditulis secara matematis dengan:
TC = VC + FC = 1.000Q + 1.000.000
TC = 1.200.000 Sehingga biaya total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada saat
memproduksi 200 unit barang ialah sebesar Rp 1.200.000,-
C = 1.000.000 + 1000Q
VC = 1000Q
2. Kemukakan konsep metode pembiayaaan yang meliputi biaya penuh full posting
dan metode biaya variabel posting serta berikan laporan keuangan?
Jawab:
Full Costing
Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga
pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk.
Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau atau biaya waktu (period
cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan
sebagai biaya produksi.
Keunggulan
Dapat digunakan untuk pengendalian biaya karena dengan menyajikan semua biaya tetap
dalam satu kelompok tersendiri, manajemen dapat memusatkan perhatian pada perilaku
biaya tetap ini.
Variable costing bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek.
Kelemahan
Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit dilaksanakan
karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap.
Metode variable costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim,
sehingga dalam menyusun laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat
umum harus dibuat atas dasar metode full costing adalah lebih baik.
Naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya.
Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable costing akan
menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan
dalam periode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal.
Tidak diperhitungkannya BOP tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan
mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja
yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan.
Contoh Perhitungan Metode Variable Costing Adalah
Diketahui pada tahun 200A, PT Sejahtera Bersama memproduksi sebanyak 1.000 unit
produk A. Berikut data biaya produksi untuk memproduksi produk A pada PT Sejahtera
Bersama:
Produk A dijual dengan harga Rp2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit.
Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode variable costing dan buat laporan
laba/rugi.
Penyelesaian :
Laporan Laba/Rugi
Rp1.050.000
Rp450.000
Dengan menggunakan software akuntansi online Jurnal, Anda tidak perlu lagi repot untuk
menghitung harga pokok produksi dan biaya-biaya lainnya. Dibawah adalah contoh laporan laba
rugi yang diterbitkan menggunakan Jurnal.