EMA 217 A5
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
Disampaikan kepada :
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
A. Pengertian Standar Costing (Biaya Standar)
Secara umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan
sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Standar adalah suatu ukuran
kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu. Biaya
standar dapat diartikan biaya yang diperhitungkan secara wajar harus terjadi di dalam
memproduksi suatu barang, jadi biaya standar adalah standar kuantitas input yang diperlukan
untuk menghasilkan satu unit produksi tertentu.
Biaya standar sebagai harga pokok yang ditentukan di muka dan merupakan harga pokok
yang seharusnya. Harga pokok yang seharusnya adalah harga pokok yang digunakan sebagai
pedoman untuk menilai harga pokok yang sesungguhnya yang paling efisien. Biaya standar
adalah biaya yang ditetapkan dengan seksama untuk satu unit keluaran. Menurut Mulyadi
(2000), biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai
kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.
Standard Costing (Sistem Biaya Standard) merupakan merupakan sistem akuntansi yang
menggunakan biaya standar dan varian terkait biaya standar. Pada akhir periode akuntan
membandingkan biaya aktual dengan biaya standar, dan melakukan analisa varian. Sistem
biaya standard dapat digunakan pada metode akumulasi biaya job order costing maupun
process costing. Namun perlu digarisbawahi bahwa standard costing lebih baik digunakan di
kondisi perusahan yang teknologinya stabil dan produknya homogen sehingga
penggunaannya lebih sering dijumpai pada process costing.
Pada dasarnya dalam sistem biaya standard terdiri dari 3 pokok aktivitas :
1. Menentukan standar.
2. Menghitung biaya yang sesungguhnya terjadi (biaya actual).
3. Analisis selisih antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.
2
1. Standar ideal (ideal standards). Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan
hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin
yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi.
2. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards). Standar ini dapat
dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal,
gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya.
F. Analisis Selisih
1. Analisis selisih biaya produksi langsung (BBB & BTKL)
Ada 3 model analisis selisih biaya produksi langsung :
a. Model Satu Selisih (The One-Way Model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak
dipecah kedalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam
selisih yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas.
Hasil perhitungan selisih diberi tanda L (selisih Laba) dan R (selisih Rugi).
Analisis selisih dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini :
St = ( HSt x KSt ) – ( HS x KS )
St = Total Selisih
Hst = Harga Standar
Kst = Kuantitas Standar
HS = Harga Sesungguhnya
KS = Kuantitas Sesungguhnya
5
SH = Selisih Harga SK = Selisih Kuantitas
Rumus perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga Standar dan
Kuantitas Standar masing-masing ” Lebih Tinggi ” dari Harga Sesungguhnya
dan Kuantitas Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
Perhitungan Selisih Harga Perhitungan Selisih Kuantitas
SH = ( HSt – HS ) x KS SK = ( KSt – KS ) x HS
6
Perhitungan Selisih Gabungan yang merupakan Selisih Harga /Kuantitas
SHK = ( HSt – HS ) x ( KSt – KS )
9
Tetap 20 jam @ Rp. 300 Rp. 6.000+
Jumlah Rp. 29.000
Kapasitas normal produksi perbulan 5.200 jam kerja langsung. Transaksi yang terjadi dalam
bulan Januari 2008 adalah sebagai berikut:
1) Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @ Rp. 1.100.
2) Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari 2008 adalah 250
satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb:
a. Biaya bahan baku 1.050 kg @ Rp. 1.100
b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam kerja @ Rp 475
c. BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Atas dasar data diatas diminta:
1. Analisis selisih biaya bahan baku
2. Analisis selisih biaya tenaga kerja
3. Analisis selisih biaya overhead pabrik
Penyelesaian :
11
Selisih volume 200 jam
Tarif BOP tetap Rp.300/jam
Selisih volume Rp.60.000 R
12
- Selish efisiensi tetap 100 jam x Rp.300 Rp.30.000R
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
https://www.google.co.id/amp/s/datakata.wordpress.com/2014/12/26/biaya-standar-dan-analisis-
selisih-biaya/amp/
http://sintaalastast.blogspot.co.id/2013/12/standar-costing.html?m=1
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.co.id/2011/12/analisis-selisih-bop-akbi.html
13
http://ekonomiuh.blogspot.co.id/2012/12/sistem-biaya-standar.html
14