Anda di halaman 1dari 37

Prodi S1 - Manajemen

 Sofjan Assauri

Bahan baku adalah Semua Bahan Baku meliputi semua bahan yang dipergunakan dalam
perusahaan pabrik, kecuali terhadap bahan-bahan yang secara fisik akan digabungkan dengan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan pabrik tersebut.
 Daljono

Biaya bahan adalah bahan yang digunakan untuk membuat barang jadi. Biaya bahan terbagi
menjadi 2 yakni biaya bahan baku dan bahan penolong.
Biaya bahan baku adalah suatu biaya yang ditanggung atau dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi.
Perlu diketahui bahwa harga pokok bahan baku ini terdiri dari:
1) Harga beli

2) Biaya angkut

3) Dan berbagai biaya lainnya yang dikeluarkan dalam mempersiapkan bahan baku untuk siap digunakan dalam proses

produksi, seperti
 Biaya pesan

 Biaya penerimaan

 Biaya pembongkaran

 Biaya pemeriksaan

 Biaya asuransi

 Dan biaya pergudangan


Biaya bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang jadi, secara fisik
dapat diidentifikasi pada barang jadi. Contoh: kayu dalam pembuatan meja kayu, kain dalam perusahaan
konveksi.
Biaya bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi
pemakaiannya relatif kecil. Contoh: paku dan lem kayu dalam pembuatan meja, benang dalam pembuatan
baju (konveksi)
 Bahan baku harus dikelola secara efisien dengan menerapkan sistem pengendalian yang baik. Penanganan
bahan harus dilakukan diseluruh aktivitas yang berkaitan dengan bahan.
 Persediaan bahan harus selalu cukup tersedia agar kegiatan proses produksi tidak terganggu.
 Bahan kurang  proses produksi terhenti
 Bahan melimpah  akan menghabiskan biaya yang besar pula untuk penyimpanan dan mejada kondisi
agar kondisi bahan tidak rusak.
1. Pengadaan
Aktivitas pengadaan dimulai dari permintaan bahan oleh bagian gudang. Agar stok persediaan bahan tidak
kelebihan atau kekurangan maka permintaan bahan harus mempertimbangkan tingkat Reorder Point.
2. Distribusi
Aktivitas distribusi merupakan aktivitas pemindahan bahan menuju tempat proses produksi.
AKUNTANSI YANG BERKAITAN DENGAN PERSEDIAAN BAHAN
• Transaksi pembelian pembelian yang dilakukan di dalam negeri atau lokal melibatkan
berbagai bagian, yaitu bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang, dan
akuntansi.
• Beberapa dokumen sumber dan juga pendukung yang dibuat dalam transaksi
pembelian lokal adalah sebagai berikut.
1) Surat permintaan pembelian.
2) Surat order pembelian.
3) Laporan penerimaan barang.
4) Faktur yang berasal dari penjual.
SURAT PERMINTAAN PEMBELIAN
SURAT ORDER PEMBELIAN
LAPORAN PENERIMAAN BAHAN BAKU
KARTU GUDANG
KARTU GUDANG
KARTU PERSEDIAAN
AKUNTANSI YANG BERKAITAN DENGAN PERSEDIAAN BAHAN
Pengadaan Bahan
Pencatatan pembelian bahan baku
Tanggalc Keterangan Debet Kredit
Persediaan bahan baku xxx -
Kas/Utang dagang - xxx

Contoh 1:
PT. RAJA MAKMUR melakukan pembelian bahan baku berupa kedelai dari petani sebanyak 2,5 ton
senilai Rp 15.000.000,00 dibayar tunai.
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Persediaan kedelai Rp 15.000.000,00 -
Kas - Rp 15.000.000,00
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 Suatu barang yang diproses, akan menjadi barang yang lebih berguna. Pemerintah mengenakan
pajak terhadap pertambahan nilai ini. Pajak tersebut disebut dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
 Bagi perusahaan yang melakukan proses produksi, akan menyebut pajak yang dikenakan kepada
barang masukan untuk proses produksi disebut pajak masukan, sedangkan pajak yang dikenakan
terhadap produknya, disebut dengan pajak keluaran.
 Perusahaan harus membayar pajak masukan kepada penjual, sementara perusahaan juga wajib
memunguti pajak yang dibayar oleh pembeli produk tersebut.
ARUS PPN

Pembelian
Bahan Baku Pembayaran PPN

PPN Masukan
Penjualan
Produk Jadi

PPN Keluaran
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Contoh 2:
PT. Indomakmur merupakan PKP. PT. Indomakmur melakukan pembelian bahan dan langsung ditagih
oleh penjual sebagai berikut:
4 ton bahan @ Rp 5.000.000,00 = Rp 20.000.000,00
PPN 10% = Rp 2.000.000,00
Biaya pengiriman = Rp 500.000,00
Jumlah Tagihan = Rp 22.500.000,00

Jurnal yang dibuat PT. Indomakmur:


Tanggal Keterangan Debet Kredit
Persediaan Bahan Baku Rp 20.500.000,00 -
PPN Masukan Rp 2.000.000,00 -
Kas - Rp 22.500.000,00
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Contoh 3:
CV. Perintis adalah perusahaan kecil yang belum termasuk sebagai pemungut pajak. CV. Perintis
melakukan pembelian bahan sebanyak 3 ton dan langsung ditagih oleh penjual sbb:
3 ton bahan @ Rp 5.000.000,00 = Rp 15.000.000,00
PPN 10% = Rp 1.500.000,00
Biaya pengiriman = Rp 500.000,00
Jumlah Tagihan = Rp 17.000.000,00

Jurnal yang dibuat CV. Perintis:


Tanggal Keterangan Debet Kredit
Persediaan Bahan Baku Rp 17.000.000,00 -
Kas - Rp 17.000.000,00
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Pemakaian Bahan untuk Produksi
Contoh 4:
Bagian produksi CV Perintis meminta bahan untuk proses produksi senilai Rp 10.000.000,00 dengan
rincian sebagai berikut:
Bahan Baku = Rp 8.500.000,00
Bahan Penolong = Rp 1.500.000,00
Jumlah Tagihan = Rp 10.000.000,00

Jurnal pemakaian bahan akan dicatat:


Tanggal Keterangan Debet Kredit
BDP – BBB Rp 8.500.000,00 -
BOP Sesungguhnya Rp 1.500.000,00 -
Persediaan Bahan - Rp 10.000.000,00
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Pencatatan Pengembalian Bahan Penolong yang tidak dipakai
Contoh 5:
Bagian produksi CV Perintis mengembalikan sebagian bahan penolong yang tidak jadi dipergunakan
untuk proses produksi karena kebutuhannya telah terpenuhi. Bahan Penolong yang dikembalikan
tersbut senilai Rp 500.000,00

Jurnal pengembalian bahan:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Persediaan Bahan Rp 500.000,00 -
BOP Sesungguhnya - Rp 500.000,00
METODE PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU
Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi.
■ Metode Mutasi Persediaan (perpetual inventory method)
Metode mutasi persediaan adalah metode pencatatan biaya bahan baku di mana setiap
mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan.
■ Metode Persediaan Fisik (physical inventory method)
Metode pencatatan biaya bahan baku di mana hanya tambahan persediaan bahan baku dari
pembelian saja yang dicatat.
METODE PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU
1. Metode Identifikasi Khusus
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
3. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama
4. Metode Rata-rata Bergerak
METODE IDENTIFIKASI KHUSUS
■ Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada
harga pokok persediaan berapa bahan baku tersebut dibeli.
■ Setiap pembelian bahan baku yang harga per satuannya berbeda dengan harga per satuan
bahan baku yang sudah ada di gudang, harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda
pada harga berapa bahan baku tersebut dibeli.
■ Dalam metode ini, tiap-tiap jenis bahan baku yang ada digudang jelas identitas harga
pokoknya.
METODE MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA
■ Dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang pertama masuk dalam
gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai.
■ Perlu ditekankan bahwa untuk menentukan biaya bahan baku, anggapan aliran biaya tidak
harus sesuai dengan aliran fisik bahan baku dalam produksi.
METODE MASUK TERAKHIR KELUAR PERTAMA

■ Dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam
persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali
dipakai dalam produksi.
METODE RATA-RATA BERGERAK
■ Metode rata-rata bergerak adalah cara untuk menentukan harga pokok bahan baku dengan
menghitung harga pokok rata-rata persediaan bahan baku yang ada di gudang.
■ Caranya adalah dengan membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya.
■ Setiap kali terjadi pembelian yang harga pokok satuannya berbeda dengan harga pokok
rata-rata persediaan yang ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata-
rata per satuan yang baru.
■ Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan
mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata-rata per
satuan bahan baku yang ada di gudang.
PERLAKUAN LIMBAH, PENYESUAIAN PERSEDIAAN DAN
BIAYA PENANGANAN BAHAN
Hal-hal yang perlu dibahas:
1. Limbah (Scrap Material)
2. Penyesuaian Persediaan (Inventory Adjusment)
3. Biaya Penanganan Bahan (Material Handling Cost)
LIMBAH (SCRAP)

Karakteristik Scrap:
1) Tidak lagi berguna untuk proses produksi normal
2) Memiliki nilai jual (pasar)
PERLAKUAN LIMBAH (SCRAP)

Alternatif perlakuan limbah:


1. Mengurangi biaya produksi terhadap produk yang bersangkutan
2. Mengurangi biaya produksi secara keseluruhan
3. Hasil penjualan limbah diperlakukan sebagai penghasilan lain
1. Mengurangi biaya produksi terhadap produk yang
bersangkutan
Contoh 6:
Dari pengerjaan pesanan nomor 3 timbul limbah yang dijual senilai Rp 55.000,00.
Jika timbulnya limbah tersebut langsung dijual, maka jurnalnya:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Kas Rp 55.000,00 -
BDP - BBB - Rp 55.000,00
1. Mengurangi biaya produksi terhadap produk yang
bersangkutan
Jika timbulnya limbah tersebut tidak langsung dijual, maka jurnalnya:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Persediaan Scrap Rp 55.000,00 -
BDP - BBB - Rp 55.000,00

Ketika dijual :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Kas Rp 55.000,00 -
Persediaan Scrap - Rp 55.000,00
2. Hasil penjualan scrap diperlakukan sebagai pengurang biaya
produksi secara umum
Jika timbulnya limbah sulit diidentifikasi asalnya, maka jurnalnya sbb:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Kas Rp 55.000,00 -
BOP Sesungguhnya - Rp 55.000,00
3. Hasil penjualan Scrap diperlakukan sebagai penjualan lain-
lain
Seringkali hasil penjualan Scrap sangatlah kecil dan tidak banyak manfaatnya
untuk dipertemukan dengan produk. Oleh karena itu, hasil penjualan scrap yang
nilainya kecil tersebut diperlakukan sebagai Penghasilan lain-lain.

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Kas Rp 55.000,00 -
Penjualan Scrao - Rp 55.000,00
PENYESUAIAN PERSEDIAAN

Meskipun pencatatan metode persediaan bahan baku dilakukan secara teliti


dengan menggunakan metode perpektual, akan tetapi bisa terdapat selisih antara
catatan dengan kondisi fisik saat dilakukan penghitungan fisik diakhir periode.
Selisih tersebut disebabkan karena:
 Menguap
 Bahan menjadi usang
 Bahan rusak
PENYESUAIAN PERSEDIAAN

Contoh 7:
Pada akhir tahun dilakukan perhitungan fisik terhadap bahan baku. Secara
normal, biasanya hanya selisih +/- Rp 10.000,00 akan tetapi pada perhitungan
kali ini terdapat selisih sebesar Rp 35.000,00. Selisih ini diketahui karena terdapat
bahan yang rusak.
Jurnal penyesuaiannya:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Kerugian kerusakan bahan Rp 25.000,00 -
BOP Sesungguhnya Rp 10.000,00
Persediaan Bahan Baku - Rp 35.000,00
BIAYA PENANGANAN BAHAN

Biaya penanganan bahan adalah biaya yang harus ditanggung dalam rangka
menyiapkan bahan sampai siap untuk proses produksi. Biaya penanganan meliputi
biaya yang diperlukan untuk merawat dan untuk mengoperasikan gudang.
TUGAS 1
PT. REJEKI LANCAR merupakan PKP. Perusahaan mempergunakan rekening yang berbeda
untuk mencatat Bahan Baku dan Bahan Penolong. Berikut ini adalag catatan transaksi bulan
Januari.
5 Jan, Perusahaan melakukan pembelian bahan baku dan bahan penolong secara tunai. Atas
transaksi ini perusahaan ditagih pemasok bahan sbb:
Bahan baku 15.000 unit @ Rp 10.000,00
Bahan penolong 5.000 unit @ Rp 5.000,00
6 Jan, Bagian produksi meminta bahan baku sebanyak 7.000 unit dan bahan penolong
sebanyak 2.000 unit untuk proses produksi.
10 Jan, Bagian produksi mengembalikan bahan baku sebanyak 500 unit ke bagian gudang
karena tidak jadi digunakan untuk proses produksi
11 Jan, Januari bagian produksi melaporkan adanya limbah. Biasanya dari pemrosesan bahan
baku sebanyak 7.000 unit hanya muncul limbah sebesar 100 kg dan jika dijual laku
senilai Rp 500.000,00 tapi kali ini limbah yang muncul sebanyak 125 kg
DIMINTA:
Buatlah Jurnal untuk mencatat transaksi di atas!

Anda mungkin juga menyukai