Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH MOTIVASI, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL


(Studi Kasus di Kantor Camat Toboali)

Dera Syalinda
derasyalindaa@gmail.com

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI NEGARA


UNIVERSITAS TERBUKA PANGKALPINANG

ABSTRAK

Negara kesatuan Republik Indonesia mengakui bahwa sumber daya manusia


merupakan faktor paling dominan yang mempengaruhi setiap aspek pembangunan
sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Motivasi kerja bagi karyawan diperlukan
untuk meningkatkan peiayanan kepada para nasabah. Karyawan disamping
memiiiki motivasi kerja yang tinggi dituntut pula untuk selalu meningkatkan
kualitas peiayanan, karena itu sangat diperlukan pelatihan. Pelatihan/diklat yang
dilakukan oleh pihak kantor agar dapat mengimbangi tuntutan dan kemajuan
teknologi. Pelatihan kerja adalah salah satu variabel yang cukup penting dalam
pelaksanaan tugas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
motivasi, pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di
Kantor Camat Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan retorika dengan jenis pendekatan deskriptif kualitatif. Metode
pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan riset kepustakaan. Data yang
diperoleh selanjutnya diolah dengan analisis deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa motivasi, pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Camat Toboali
Kabupaten Bangka Selatan

Kata kunci : Motivasi, Pendidikan dan Pelatihan, Kinerja Pegawai


THE INFLUENCE OF MOTIVATION, EDUCATION AND TRAINING
ON THE PERFORMANCE OF CIVIL STATE EMPLOYEES
(Case Study at the Toboali Sub-District Office)
Dera Syalinda
derasyalindaa@gmail.com

ABSTRACT

The unitary state of the Republic of Indonesia acknowledges that human resources
are the most dominant factor affecting every aspect of development as stated in
Law Number 43 of 1999 concerning Personnel Principles. Work motivation for
employees is needed to improve service to customers. Besides having high work
motivation, employees are also required to always improve the quality of service,
because it is necessary training. Training / training carried out by the office in
order to keep up with the demands and advances in technology. Job training is one
of the variables that is quite important in carrying out tasks. The purpose of this
study was to determine the effect of motivation, education and training on the
performance of Civil Servants at the Head Office of Toboali, South Bangka
Regency. this study uses a rhetorical approach with a qualitative descriptive
approach. Methods of data collection through observation, interviews and library
research. The data obtained were then processed by qualitative descriptive
analysis. The conclusion of this study is that motivation, education and training
have a positive and significant effect on the performance of Civil Servants at the
Toboali Sub-District Office, Bangka Selatan Regency.

Keywords: Motivation, Education and Training, Employee Performance


PENDAHULUAN
Negara kesatuan Republik Indonesia mengakui bahwa sumber daya
manusia merupakan faktor paling dominan yang mempengaruhi setiap aspek
pembangunan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pada alinea ke empat yang
menggarisbawahi bahwa : “kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaan
aparatur negara dan kesempurnaan aparatur negara tergantung dari kesempurnaan
Pegawai Negeri Sipil (Rasti, 2016)
Karyawan dituntut untuk selalu bekerja dengan kinerja yang tinggi.
Karyawan harus termotivasi, sehingga dalam memberikan peiayanan kepada
nasabah tidak terkesan lamban, malas dan ogah-ogahan. Motivasi kerja bagi
karyawan diperlukan untuk meningkatkan peiayanan kepada para nasabah.
Karyawan disamping memiiiki motivasi kerja yang tinggi dituntut pula untuk
selalu meningkatkan kualitas peiayanan, karena itu sangat diperlukan pelatihan.
Pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan, agar dapat mengimbangi tuntutan dan
kemajuan teknologi. Pelatihan kerja adalah salah satu variabel yang cukup penting
dalam pelaksanaan tugas. Agar karyawan dapat memberikan peiayanan yang baik,
maka karyawan harus memiiiki motivasi kerja yang tinggi (Wibowo, 2016).
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai sumber daya manusia yang
berkompeten memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan SDM yang berkualitas maka diadakan seleksi Pegawai Negeri Sipil
melalui tahapan seleksi tes yang ketat serta tidak seluruhnya dapat dinyatakan
lulus. Menurut UU No.43/1999 pasal 1, disebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil
(PNS) adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan
derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban
kepegawaian yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas,
penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian.
Pelatihan juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja pegawai. Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak
(upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan
kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam
satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam
bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam
suatu organisasi (Hamalik, 2007). Dengan demikian, pendidikan dan pelatihan
merupakan cara yang efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang sedang
dihadapi oleh organisasi besar
Disamping pendidikan dan pelatihan, motivasi juga dianggap
mempengaruhi kinerja pegawai. Dalam hal ini, motivasi haruslah dijadikan
sebagai suatu perhatian yang serius dalam Manajemen Sumber Daya Manusianya.
Perusahaan maupun organisasi pemerintah dan non pemerintah yang dimaksud ini
haruslah menjadikan pegawai/ karyawan sebagai aset, tidak hanya sebagai alat
produksi saja. Oleh karena itu, maka perusahaan atau organisasi perlu untuk
senantiasa menciptakan suatu keadaan yang kondusif sehingga membuat pegawai
senantiasa merasa nyaman karena terpenuhinya kebutuhan hidup (Ayu, 2016)
Beberapa teori sebelumnya menjelaskan bahwa adanya pengaruh positif
dan signifikan antara pendidikan, pelatihan, dan motivasi terhadap kinerja
pegawai atau karyawan. Artinya bahwa, ketika pendidikan, pelatihan, dan
motivasi ini ditingkatkan atau mengalami peningkatan yang berarti, maka kinerja
pegawai juga akan semakin meningkat atau baik. Sebagaimana penelitian oleh
Hamdyani (2014) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa pendidikan dan
pelatihan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Selanjutnya,
Pakpahan, et. al. (2014) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa secara
simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan dan
pelatihan terhadap kinerja pegawai. Sedangkan secara sendiri-sendiri pendidikan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai sedangkan pelatihan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Penetapan Kinerja Kantor Camat Toboali Kabupaten Bangka selatan,
dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,
akuntabel dan berorientasi kepada hasil. Rencana kinerja yang telah ditetapkan
merupakan tolak ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian dalam
evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran. Dan yang menjadi
permasalahan dalam Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kecamatan
Toboali Kabupaten Bangka selatan antara lain yaitu, Pegawai Negeri Sipil yang
tidak terampil atau tidak berkompeten dibidangnya, masih adanya pegawai tidak
paham menggunakan ilmu teknologi (gaptek), kurangnya pendidikan dan latihan
Pegawai Negeri Sipil untuk mengembangkan ilmu dan wawasannya. Serta masih
banyaknya pegawai yang memiliki mental pemalas, dan lebih memilih santai
dalam jam kerja, dan melimpahkan sebagian pekerjaan kepada pegawai lain.
Untuk memperbaiki kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Camat Toboali
Kabupaten Bangka selatan tentu merupakan suatu pekerjaan yang memakan
waktu dan proses yang panjang.
Berangkat daripada uraian pada latar belakang tersebut, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi, Pendidikan dan
Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kecamatan Toboali
Kabupaten Bangka selatan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Makna (perspektif
subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif, dan landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta
dilapangan dengan objek penelitian yang didapat. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan alat perekam, yakni mencari data mengenai rekaman responden.
Selain itu peneliti juga menyiapkan catatan transkip, buku dan sebagainya.
.

TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi
Motivasi merupakan akar kata dari bahasa Latin movore, yang berarti gerak
atau dorongan untuk bergerak. Motivasi dalam Bahasa Inggris berasaldari kata
motive yang berarti daya gerak atau alasan (Prawira, 2014). Motivasi dalam
Bahasa Indonesia, berasal dari kata motif yangberarti daya upaya yang mendorong
seseorang melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam diri subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan.
Motif tersebut menjadi dasar kata motivasi yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif (Prawira, 2014).
Fungsi motivasi adalah sebagai berikut:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
kepencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya motivasi akan berfungsi
sebagai penentu cepat lambanya suatu pekerjaan.
4. Motivasi berfungsi sebagai penolong untuk berbuat mencapai tujuan
5. Penentu arah perbuatan manusia, yakni kearah yang akan dicapai.
6. Penyeleksi perbuatan, sehingga perbuatan manusia senantiasa selektif dan
tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai (Hamalik, 2007)
Pendidikan
Menurut Melmambessy Mose s (2012), pendidikan adalah proses pengalihan
pengetahuan secara sistematis dari seseorang kepada orang lain sesuai standar
yang telah ditetapkan oleh para ahli. Dengan adanya transfer pengetahuan tersebut
diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku, kedewasaan berpikir dan
kedewasaan kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan informal.
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional di kemukakan bahwa fungsi pendidikan yaitu:5 Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradabanbangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
Training (Pelatihan)
Pelatihan adalah proses secara sitematis mengubah tingkah laku pegawai
untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan
membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar
berhasil dalam melaksanakan pekerjaanya (Rivai dkk, 2015).
Training (pelatihan) bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai
keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang.
Program pelatiha bertujuan antara lain untuk menutupi gap antara kecakapan
karyawan dengan permintaan jabatan, selain itu juga untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja.
Kinerja
Kinerja brasal dari penertian performance adalah hasil kerja, prestasi kerja
atau apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Namun, sebenarnya
kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi
termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung.
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada
ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan
hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang
dikerjakan dan bagaiaman cara mengerjakannya (Wibowo, 2016).
Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen
sebagai berikut: (Yusuf, 2015)
1. Kuantitas dari hasil
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu dari hasil
4. Kehadiran
5. Kemempuan bekerja sama
Tujuan dan Sasaran Kinerja
Tujuan dan sasaran kinerja disusun pada sumber visi, misi, dan rencana
strategi suatu organisasi. Tujuan dan sasaran kinerja tidak lain adalah untuk
menjamin agar proses kinerja dapat berlangsung seperti yang diharapkan dan
tercapainya kinerja tinggi (Poltak, 2016).
a. Tujuan Kinerja
Tujuan kinerja adalah tentang arah secara umum, sifatnya luas, tanpa batas
waktu, dan tidak berkaitan dengan prestasi tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Kinerja bertujuan menyesuakan harapan kinerja individual dengan
tujuan organisasi.
b. Sasaran Kinerja
Menurut Furtwengler, sasaran kinerja mencakup perbaikan minerja,
pengembangan pegawai, kepuasan pegawai, keputusan kompensasi, dan
keterampilan berkomunikasi. Sebagai sasaran, suatu kinerja mencakup unsur-
unsur diantaranya:
1) The Performers, yaitu orang yang menjalankan kinerja
2) The Action atau Performance, yaitu tentang tindakan atau kinerja yang
dilakukan oleh performer (pelaku/karyawan)
3) A Evaluation Method, tentang cara penilaian bagaimana hasil pekerjaan
dapat dicapai.
4) The Place, menunjukkan tempat dimana pekerjaan dilakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tiga variabel independen(motivasi,
pelatihan dan pendidikan) variabel motivasi yang mempunyai hubungan
signifikan dengan kinerja pegawai sedangkan variabel pendidikan dan pelatihan
(diklat) dan budaya organisasi mempunyai hubungan yang postiif dan signifikan
dengan kinerja pegawai. Variabel motivasi sangat berpengaruh terhadap kinerja
pegawai dalam bentuk Keberhasilan dalam melaksanakan tugas (achievement),
Pengakuan (recognition), Pekerjaan itu sendiri (the work it self), tanggung jawab
(responsibilities) dan pengembangan karir (advancement)
Adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja
pegawai disebabkan karena tugas-tugas pada di kantor kecamatan memerlukan
keahlian khusus seperti unit kerja teknis lainya.
Timbulnya motivasi pada diri seseorang ditentukan oleh adanya kebutuhan hidup
baik kebutuhan primer maupun kehidupan sekundemya. Jika kebutuhan tersebut
dapat terpenuhi, maka seseorang akan giat bekerja dan dapat meningkatkan
kinerjanya. Hal ini sesuai dengan teori motivasi Need for Achievement mengacu
pada dorongan yang kuat pada seseorang untuk mencapai suatu keberhasilan.
Individu yang memiliki Need for Achievement yang tinggi umumnya selalu ingin
menghadapi tantangan baru. Individu dengan kebutuhan ini akan cenderung lebih
mengejar prestasi pribadi dibandingkan dengan reward terhadap keberhasilan.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki Need for Achievement adalah berusaha
melakukan sesuatu dengan kreatif dan inovatif dan mengambil tanggung jawab
pribadi atas perbuatannya.

PENUTUP
Kesimpulan
Simpulan Berdasarkan permasalahan penelitian dan hasil analisis pengaruh
motivasi, pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di
Kantor Camat Toboali Kabupaten Bangka Selatan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1. Motivasi yang diberikan terhadap pegawai berpengaruh positif signifikan
secara simultan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti mengindikasikan
bahwa pemberian pelatihan yang baik dan berkesinambungan serta pemberian
motivasi yang tepat akan meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil di
Kantor Camat Toboali Kabupaten Bangka Selatan.
2. Pendidikan dan Pelatihan kerja yang diberikan terhadap pegawai berpengaruh
positif signifikan secara simultan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti
mengindikasikan bahwa pemberian pelatihan yang baik dan
berkesinambungan serta pemberian motivasi yang tepat akan meningkatkan
kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Camat Toboali Kabupaten Bangka
Selatan.

Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah diuraikan diatas dapat diberikan saran – saran
sebagai berikut.
1. Motivasi para pegawai perlu ditingkatkan melalui promosi jabatan, evaluasi
kinerja (minimal harus mendapatkan nilai baik atau muito Bom ) dan
penambahan salari karena banyak pegawai yang masih dengan level 1,2 dan 3
perlu diperhatikan agar kinerja pegawai baik terutama memotivasi pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, tepat, dan akurat sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan, diantaranya dengan membuat kebijakan atau
mengambil langkah-langkah yang dapat memotivasi kerja pegawai serta
memberikan sanksi (punishment) yang tegas bagi pegawai yang kurang
disiplin dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat.
2. Pendidikan dan Pelatihan para pegawai perlu di tingkatkan karena banyak
pegawai yang belum mengikuti pelatihan, dengan adanya pelatihan pegawai
dapat melaksakan pekerjaan dengan baik, dengan pelatihan pula dapat
merubah sikap, attitude dan disiplin pegawai.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, A. R. 2016. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Motivasi terhadap Kinerja


Pegawai Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten
Soppeng. Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016.

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pendidikan. Ketenaga kerjaan Pendekatan


Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Moses, Melmambessy. 2012. "Analisis Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, dan


Pengalaman Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Papua." Media Riset Bisnis &
Manajemen 12.1

Pakpahan, Edi Saputra., Siswidiyanto, dan Sukanto. 2014. Pengaruh Pendidikan


Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP),
Vol. 2, No. 1,Hal. 116-121.

Poltak, S.L. 2016. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan dan


Implementasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Prawira, P.A. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media. hlm. 319

Rasti, H. 2016. Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai


Pada Badan Ketahanan Pangan Dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten
Bulukumba. Jurnal Riset Edisi IV Vol 3, No. 001 (2016).

Rivai dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta:


Rajawali Pers, 2015)., hal. 163

Sinaga. 2010. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai


Negeri Sipil Pada Kantor Regional IV Badan Kepegawaian Negara
(BKN) Medan.

Wibowo, 2016. Manajemen Kinerja, Edisi Kelima, PT.Rajagrafindo Persada


Jakarta-14240.

Yusuf, B. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keungan


Syariah. Jakarta: Rajawali Pers. hal. 203.

Anda mungkin juga menyukai