TESIS
Diajukan Oleh :
IRYANTO KOSAY
18610005
Kepada
YOGYAKARTA
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Iryanto Kosay
18610019
Penguji I
Penguji II
Mengetahui,
Direktur Program Magister
Program Studi Ilmu Pemerintahan
ii
HALAMAN PERNYATAAN
NIM : 18610005
sepenuhnya.
Iryanto Kosay
iii
KATA PENGANTAR
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program studi Ilmu
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku ketua pimpinan Sekolah
5. Seluruh dosen pengajar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu,
terima kasih atas segala jasa dan ilmu pengetahuan yang telah
diberikan.
iv
6. Orang tua terutama Bapak dan ibu, juga seluruh keluarga kami
maupun materiil.
langsung maupun tak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
lebih baik. Akhir kata semoga tesis ini dapat bermanfaat dan menambah
pembelajaran kedepan.
Iryanto Kosay
v
MOTTO
dukacita, tetapi aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan
• Ibrani 11;1 ; Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
vi
PERSEMBAHAN
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta
Mu.
vii
DAFTAR ISI
INTISARI......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
viii
5. Prosedur Penelitian ........................................................... 39
ix
F. Kendala dalam menerapkan kebijakan Badan Kepegawaian
Daerah terhadap pengangkatan Honorer UU No 5 Pasal 7 Ayat 2
Tahun 2014 di Kabupaten Mimika ............................................... 86
G. Pembahasan .................................................................................. 88
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 96
B. Saran ............................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
Daftar Tabel
Tabel II.1 Luas Distrik per Kilometer Persegi ................................................. 45
Tabel II.2 Wilayah Administratif di Kabupaten Mimika................................. 47
Tabel II.3 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Selama
Seminggu Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin ..................... 48
Tabel II.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan Tertinggi......... 50
Tabel II.5 Pencari Kerja Terdaftar Sesuai Dengan Tingkat Pendidikan Tinggi yang
ditamatkan Sesuai Dengan Jenis Kelamin ....................................................... 51
Tabel II.6 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..... 53
Tabel II.7 Jumlah Non PNS di Lingkungan Kabupaten Mimika..................... 55
xi
INTISARI
xii
ABSTRACT
The policy of hiring / recruiting temporary workers to become CPNS is
closely related to the management of civil servants. As stated in Act Number 5 of
2014 concerning ASN. Whereas Government Employees with Work Agreements
(PPPK) have almost the same position, but not automatically for honorary
employees can now become PPPK. Problems encountered in the Mimika Regency
Government of Papua, temporary employees who have worked for dozens of
years, even those who are nearing retirement must immediately be appointed as
civil servants. Law Number 5 of 2014 concerning ASN only regulates ASN / PNS
and PPPK. While honorary staff, contracts, PTT, volunteers and non-PNS
permanent employees who work in government are continuously not
accommodated. The PPPK recruitment process has taken place, but it is more
specifically for honorary employees aged over 35 years. Recruitment is guided by
Government Regulation number 49 of 2018 concerning the management of
Government Employees with Work Agreements (PPPK).
This research is a deskriftif analysis using a qualitative approach. In
accordance with the title of this research analyzes the policy of the adoption of
regional honorary officers especially in the context of the professionalism
development of apparatus resources. The data collection methods used in this
study are interviews and documentation.
The results in this study showed that the existence of Honorer was not
entered from the ASN, replaced by its position with PPPK, although between the
PPPK with the Honorer employees are different. So does that happen in Mimika
Papua. There are a number of hundreds of honorary officers in various categories,
which, after the issuance of this law, are still domiciled as honorary, the most part
of the honorary retained is the educator. Papua Mimika District has generally
implemented PP No. 48 year 2005 and UU No. 5 Year 2014 Article 7 paragraph 2
which is about policy of implementing ASN scope which is limited to two
personnel: namely 1) civil servants (PNS) and 2) PPPK. In the issue of PPPK,
already implemented a work contract, with renewal option if the work done has
completed the contract period. However, in the type of job announcements with
contracts and Non PNS, the mention of PPPK does not exist, there is only a
statement letter that contains no claim to be a permanent officer or civil servant.
Based on the results of research analysis, it can be concluded that the honorary
appointment of civil servants in article 7 of the Law No. 5 of 2014 is uniformity
of civil servant acceptance through the selection process with requirements such
as education and age, and depend on formations and needs.
Keywords: Policy, Recruitment, Honorary Staff
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Tahun 2014 pasal 12 ayat (1), diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang
dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang diti-
bagian dari upaya untuk mencapai tujuan nasional, baik berupa sumber daya
manusia maupun sarana yang berbentuk benda, karena negara tidak mampu
pemerintahan yang baik tersebut banyak hal yang harus diperhatikan, salah
1
pemerintahan sesuai dengan tujuan pancasila dan Undang-Undang Dasar
Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) UUD Republik Indonesia 1945 bahwa;
pemerintahan dan wajib menjunjung dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. (2) tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. Kedua ayat tersebut diatas merupakan landasan
salah satu contoh pekerjaan yang dapat ditempati bagi setiap warga negara.
pada kurun waktu beberapa dasawarsa yang lalu telah banyak berubah.
hari kian maju dan dinamis (Thoha, 2014). Dalam rangka melakukan revisi
2
pemerintahannya berbeda sekali dengan tahun 1999 awal Reformasi dan
direvisi undang-undang tersebut menjadi Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999. Apalagi Undang-Undang Nomor 43 sendiri berbeda sekali
dengan kondisi dan situasi sistem politik dan paradigma pemerintah yang
demokratis.
dalam tatanan pemerintahan yang ada menuju kearah yang lebih baik dan
amandemen terhadap UUD 1945. Satu dekade lebih pasca reformasi undang-
reformasi birokrasi pemerintah. Selama ini sejak era reformasi hal ihwal
reformasi.
manfaat yang selaras dengan tujuan hukum yang ada. Setiap hukum yang
dibuat memiliki tujuan. Tujuan hukum yang utama ada tiga (Erwin, 2012),
yaitu:
3
1. Keadilan untuk keseimbangan
Undang Nomor 5 Tahun 2014 istilah tenaga honorer dihapus (Saputro dkk,
Pegawai Negeri:
tenaga honorer, dalam mempermudah beban kerja Pegawai Negeri dan untuk
4
tahun 2005 kemudian dirubah dengan PP Nomor 56 tahun 2012 tentang
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN yang diangkat Sebagai pegawai tetap
dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Pengertian ini tidak jauh
(PPPK) yaitu warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
sama, namun tidak serta secara otomatis bagi pegawai honorer sekarang dapat
langsuang menjadi PPPK. Dikarena secara prinsip kedua jenis pegawai ini
sangat berbeda, PPPK diangkat dengan suatau perjanjian kerja yang jelas
sehingga hal ini yang membuat berbeda dengan pegawai honorer. Selanjutnya
Pegawai Negeri Sipil, ini berbeda dengan pegawai honorer yang dapat
5
Menurut Azwar Abu Bakar (Mantan Mentri PAN-RB), dengan adanya
UU ASN tidak ada lagi pegawai honorer/pegawai tidak tetap, yang dikenal
dalam UU No. 5 Tahun 2014 adalah PNS dan Pegawai Pemerintah dengan
ini berarti tidak ada kejelasan status dan jaminan hukum tenaga honorer
diangkat menjadi PNS atau PPPK, karena proses rekrutmen PNS dan PPPK
dan proyeksi kebutuhan pegawai yang jelas, evaluasi beban kerja dll (Fatimah
Kabupaten Mimika Papua. pegawai tidak tetap yang telah bekerja belasan
tahun, bahkan ada yang sudah mendekati masa pensiun, harus segera diangkat
menjadi PNS tanpa melalui tes. Adapun UU Nomor 5 tahun 2014 tentang
sukarelawan dan pegawai tetap non PNS yang bekerja di pemerintahan secara
terus menerus tidak diakomodir. DPR Papua, Pemprov Papua, DPRD dan
6
persoalan honorer K2 yang berusia 35 tahun melalui perjanjian kerjasama,
(http://timikaexpress.com/?p=12531).
mulai dari tenaga pengajar, tenaga medis dan tenaga penyuluh pertanian.
7
mengadakan sistematisasi kemudian dilakukan analisa deskriptif kualitatif
untuk diangkat menjadi CPNS sesuai ketentuan yang diatur dalam PP Nomor
untuk diangkat menjadi PPPK dan/ atau CPNS setelah adanya ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini telah mengacu pada Peraturan
yaitu masih adanya tenaga honorer yang sudah lama mengabdi tapi belum
8
termasuk menjadi calon pegawai negeri sipil. Dengan adanya Peraturan
untuk menuntaskan masalah tenaga honorer yang ada, akan tetapi pemerintah
proses pengangkatan untuk tenaga honorer dan itu menjadi masalah sendiri
2014;
9
tempat penelitian di Dinas Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
B. Fokus Penelitian
Kabupaten Mimika Papua tahun 2018, dalam fokus penelitian ini peneliti
memfokuskan pada:
C. Rumusan Masalah
10
2) Bagaimana kendala dalam menerapkan kebijakan Badan Kepegawaian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
11
3) Penelitian ini bermanfaat dalam memberikan kontribusi pemikiran
b) Manfaat Praktis
berkepentingan
F. Kerangka Konseptual
1. Kebijakan Publik
12
implemented).(http://www.unescap.org/pdd/prs/Project Activities/
Ongoing/gg/governance.asp)
pemerintahan bukan merupakan hal yang baru karena sudah ada sejak
masyarakat.
13
akibatnya pada masyarakat; kedua dilihat dari sudut alasan profesional
guna mencapai tujuan yang tepat pula. Dengan kata lain, studi
tertentu.”(Purwono, 1989)
14
Ragam kebijakan yang dibuat ada beberapa jenis, pertama
Departemen, dll.
1) Keputusan Gubernur,
bawahnya,
bawahnya.
15
Dalam studi kebijakan publik, maka kebijakan-kebijakan tertulis
aktor politik berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-
adalah keputusan yang teguh yang disifati oleh adanya perilaku yang
16
orang-orang yang membuatnya dan bagi orang-orang yang
bidang tertentu.
17
apa yang diharapkan dari program dan mekanisme kerja dalam
2. Evaluasi Kebijakan
menggambarkan dampaknya.
kegagalan dari suatu kebijakan berdasarkan standar atau kriteria yang telah
18
diperkenalkan ini didasarkan pada pemahaman para evaluator terhadap
1) Tipe pertama
2) Tipe kedua
melaksanakan program.
3) Tipe ketiga
Berdasarkan ketiga tipe tersebut yang paling sesuai dalam penelitian ini
19
Menurut Edi Suharto (2012:61), tujuan kebijakan publik sosial, dalam
20
Menurut Winarno (2002: 171-174) setidaknya ada lima dimensi yang
publik
kaya dan miskin, antara ekonomi lemah dan ekonomi kuat, ketidak
diimplementasikan.
21
nilai-nilai atau manfaat-manfaat kebijakan hasil kebijakan. Ketika ia
evaluator, secara khusus, dan pengguna lainnya secara umum. Hal ini
kebijakan.
1) Efektifitas
22
1) Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada
23
sekaligus cara. Evaluasi sama dengan rekomendasi sejauh berkenaan
tempat tinggal. Arti Sipil adalah berkenaan dengan orang biasa bukan
2001).
24
Dari definisi tersebut di atas maka pengertian Pegawai Negeri
Pegawai Negeri.
25
Sedangkan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 2 ayat ( 1 ) huruf a terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat dan
26
Daerah Otonom . Sedangkan Derah Otonom menurut menurut Undang
129 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah :
27
dilaksanakan oleh pembina kepegawaian daerah. Prinsip lain yang
pemisahan antara pejabat politik dan pejabat karier baik tata cara
daerah.
4. Tenaga Honorer
Tenaga honorer yang telah lama bekerja dan atau tenaganya sangat
28
Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil diprioritaskan bagi yang
a. Tenaga guru;
tenaga honorer yang usianya paling tinggi dan/atau mempunyai masa kerja
29
c. Memiliki kompetensi.
e. Bebas dari Zat aditif, narkoba dan zat – zat terlarang lainnya
(NAPZA).
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan Pegawai Negeri Sipil
Pegawai negeri wajib dan setia dan taat kepada Pancasila, Undang –
(3) :
30
1) Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak
Walaupun belum menerima gaji penuh, karena sebelum PNS penuh CPNS
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
31
kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
2. Lokasi Penelitian
32
pengumpulan data secara sekunder akan dilakukan dengan cara
Papua.
3. Obyek Penelitian
Kabupaten Mimika.
4. Subyek Penelitian
33
1. Kepala, sekretaris dan kepala Bidang Admistrasi Badan
Mimika
merupakan tuntunan dan visi, misi organisasi itu sendiri. Akan tetapi,
34
Kepegawaian Daerah (BKD) dan memiliki potensi sumber daya
meliputi:
a. Observasi
sehari-hari.
b. Wawancara Mendalam
35
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
c. Dokumentasi
36
1) Daftar responden penelitian yang mencakup pemerintah selaku
di layani;
selaku di layani.
7. Pembatasan Masalah
yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus
satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
37
mengambil kesimpulan. Untuk menganalisis data ini menggunakan
merupakan keterangan-keterangan.
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
38
c. Penarikan Kesimpulan
penelitian.
Pengumpulan
Penyajian Data
data
Penarikan
Reduksi data
Kesimpulan
9. Prosedur Penelitian
39
dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber sebagai upaya
wawancara
40
telah dibuat. Hal-hal yang didokumentasikan oleh peneliti berupa
41
BAB II
Di kabupaten Mimika didiami oleh dua suku asli, yaitu suku Amungme
pesisir/pantai. Selain itu ada 5 suku kerabatnya yakni suku Dani, Damal,
Sejarah masa lalu diatas yang kemudian menjadi semangat dan motivasi
42
pelayanan pemerintahan kepada masyarakata di daerah Mimika yang tentunya
2. Letak Geografis
138o 31’ bujur timur dan 4o60’ – 5o18’ lintang selatan. Memiliki luas wilayah
19.592 km2 atau 4,75% dari luas wilayah propinsi papua. Kabupaten ini
narama, wania, iwaka, kuala kencana, mimika timur, mimika timur jauh,
mimika tengah, mimika barat, amar, mimika barat tengah, mimika barat jauh,
43
3. Jumlah dan Luas Distrik Per Kilometer Persegi
agimuga, amar, alama hoya, iwaka, jila, jita, kuala kencana, kwamki narama,
mimika barat, mimika barat jauh, mimika barat tengah, mimika baru, mimika
tengah, mimika timur, mimika timur jauh, tembagapura, wania, berikut adalah
44
Tabel II.1 Luas Distrik per Kilometer Persegi
distrik terluas dengan luas 2.586,86 diikuti Distrik Agimuga pada posisi kedua
adalah distrik kwamki narama dengan luas 12,86. wilayah kabupaten mimika
45
bertopografi dataran tinggi adalah tembagapura, agimuga dan jila. Distrik –
distrik selain ketiga distrik tersebut merupakan distrik – distrik yang memiliki
dan jila adalah distrik yang tidak memiliki pantai. Sedangkan distrik mimika
barat, distrik mimika barat tengah, distrik mimika barat jauh, distrik mimika
timur, distrik mimika timur tengah, distrik mimika timur jauh, agimuga dan
Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika Mimika Dalam Angka
B. Kependudukan
2015 sebanyak 201.677 jiwa yang terdiri atas 113.126 jiwa penduduk laki –
tahun 2014. sementara itu besarnya angka resiko jenis kelamin tahun 2015
jiwa/km2 dengan rata – rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang.
46
sebesar 1.533 jiwa/km2. (Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan
2. Wilayah Administratif
dengan jumlah desa terbanyak yaitu 13 desa, di susul distrik jila dengan 13
47
desa, dan distrik alama dengan jumlah 11 desa. pada jumlah kelurahan
dengan 3 kelurahan.
dibanjiri oleh penduduk dengan profesi yang berbeda – beda seperti yang
Tabel II.3 Jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja selama
seminggu menurut Status pekerjaan utama dan Jenis Kelamin.
No Status Pekerjaan Laki – laki % Perempuan % Jumlah %
Utama
1 Berusaha Sendiri 26325 38,96 5197 26,64 31432 36,1
2 Berusaha dibantu
buruh tidak 5184 7,67 1035 5,30 6219 7,14
tetap/buruh tak dibayar
3 Berusaha dibantu
buruh tetap/buruh 1543 2,28 136 0,69 1679 1,92
dibayar
4 Buruh/Karyaw 30471 45,10 8350 42,80 38821 44,5
an/Pegawai
5 Pekerja bebas 1708 2,52 0 0 1708 1,96
48
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan mayoritas penduduk usia 15
tidak dibayar.
49
C. Pegawai Negeri Sipil
mimika :
Perncanaan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika. Mimika Dalam
50
dan perempuan yang mencapai tingkat pendidikan Diploma I, II, III adalah
sebesar 15,81%.
Pada tingkat pendidikan hanya sampai dengan Sekolah Dasar (SD) dan
pada pendidikan tingkat SD laki-laki hanya sebesar 3,33% dan perempuan adalah
adalah sebesar 5,80% dan perempuan adalah sebesar 15,66%. Dari data tersebut
maka bisa disimpulkan bahwa sudah banyak Pegawai Negeri Sipil mengenyam
hanya sedikit.
1. Ketenagakerjaan
Berikut ini adalah jumlah pencari kerja terdaftar menurut tingkat pendidikan
Tabel II.5 Pencari Kerja Terdaftar Sesuai Dengan Tingkat Pendidikan Tinggi
yang di Tamatkan Sesuai Dengan Jenis Kelamin.
Pendidikan Teringgi yang Jenis Kelamin
Ditamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah
51
Sekolah Menengah Pertama 3,80% 0,95% 349
Pada tabel diatas menjelaskan bahwa mayoritas pencari kerja berada pada
tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas baik laki – laki (37,76%) maupun
dan perempuan berada pada tingkat pendidikan Diploma I, II, III/Akademi yaitu
sebesar 20,58%.
Berdasarkan data dari tabel di atas minoritas pencari kerja baik laki-laki
tidak/belum tamat SD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)
52
pernah sekolah menunjukkan laki-laki adalah sebesar 5,6% dan perempuan
Berdasarkan data dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa Laki – laki
Berikut tabel mengenai jumlah pegawai negeri sipil menurut dinas atau
tingkat pendidikan.
53
5 Bagian Hukum 5 2 7
6 Bagian Organisasi dan Tata Laksana 5 4 9
7 Bagian Pemerintahan 9 6 15
8 Bagian Pemerintahan Kampung 6 5 11
9 Bagian Perlengkapan 0 0 0
10 Bagian Pertahanan 3 3 6
11 Bagian Umum dan Perlengkapan 12 3 15
12 Bagian Kesehatan Terpadu Ibu dan Anak 1 13 14
13 Dinas Energi Sumber Daya Mineral 27 13 40
14 Dinas Kehutanan 26 16 42
15 Dinas Kelautan dan Perkanan 23 11 34
16 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 19 15 34
17 Dinas Kesehatan 35 36 71
18 Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif 12 9 21
19 Dinas Pekerjaan Umum 48 16 64
20 Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata 18 12 30
21 Dinas Pendapatan daerah 40 19 32
22 Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan 47 21 68
23 Dinas Pendidikan Menengah 21 15 36
24 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan TI 50 15 68
25 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 25 18 47
26 Dinas Pertanian, Tanaman dan Perkebunan 29 22 51
27 Dinas Peternakan 26 22 44
28 Dinas Tata Kota 26 18 37
29 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 27 11 42
30 Distri Distrik 180 15 229
31 Inspektorat Daerah 19 49 41
54
32 Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 29 22 42
33 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 41 13 51
34 Kelurahan Kelurahan 30 10 45
35 Puskesmas Puskesmas 145 15 503
36 Rumah Sakit 41 358 223
37 Sekolah Sekolah 564 908 1472
Jumlah 1.691 1.958 3.649
Sumber: Badan Pegawai dan Diklat Kabupaten Mimika, 2016.
jumlah Pegawai Negeri Sipil dari semua Dinas yang ada dan Jenis Kelamin
menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil Perempuan lebih banyak yaitu 1.958
(53,65%) dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil Laki Laki yang berjumlah
1.691 (46,34%).
Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Mimika, jumlah non PNS yang
55
Berdasar data pada tabel menunjukkan data non PNS di Kabupaten Mimika
dengan rentang usia antara 26-35 tahun. Pegawai tidak tetap berjumlah 4,96%
dan pegawai harian lepas 1,25%.
56
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
57
8) Peraturan Bupati Mimika Nomor 37 Tahun 2008 tentang Urusan Tugas
Kabupaten Mimika.
1) Tupoksi BKD
pada pasal 11 ayat (1) Perda Kab.Mimika Nomor 06 Tahun 2008 yaitu
2) Fungsi BKD
58
1. Bagan Struktur Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Perumahan
Rakyat Kabupaten Mimika
Gambar 2.7 Bagan Struktur DinasTenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mimika
Dinas Disnaker Kabupeten Mimika, beralamat di Jl. Yos Sudarso, Utikini baru, Kec.
Kuala Kencana. Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Mimika Nomor 7 tahun
2014 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah pasal 11 mengatur tentang tata
kerja dinas Disnaker yaitu;
fungsi :
59
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan urusan, sesuai
dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
a. Kepala Dinas;
60
e. Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
pada ayat (3) tercantum pada lampiran VIII, dan merupakan bagian yang tidak
61
2. Bagan Struktur Dinas Dukcapil Kabupaten Mimika
Gambar 2.8 Bagan Struktur Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mimika
Dinas Dukcapil Kabupaten Mimika, beralamat di Jl. Yos Sudarso, Utikini Baru, Kec.
Kuala Kencana. Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Mimika Nomor 7 tahun
2014 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah pasal 12 mengatur tentang tata
kerja dinas Dukcapil yaitu;
62
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
6) Kepala Dinas;
Kependudukan.
Anak.
b. Seksi Pencatatan kelahiran, kematian, adopsi anak dan ganti nama, serta
perubahan Kewarganegaraan.
63
11) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran IX, dan
64
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Lain: