Kelompok 1:
Indy Ardhia Miranti (1902016056) Muhammad Rahul (1902016060)
Marlinda Eka Sulistya (1902016057) Rindang Dwi Sulistyowati (1902016061)
Raiswin Apriandy (1902016058) Muhammad Rezha Rahman (1902016062)
Dara Amalia (1902016059) Fitri Rohmatul Ahmad (1902016063)
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
KATA PENGANTAR
Penulismengucapkanterimakasihsebesar-besarnyakepada BuRosa
selakudosenmatakuliahMSDM .Tugas yang
telahdiberikaninidapatmenambahpengetahuandanwawasanterkaitbidang yang ditekuni. Kami
jugamengucapkanterimakasihpadasemuapihak yang telahmembantu proses
penyusunanmakalahini.
Kami menyadarimakalahinimasihjauhdari kata sempurna.Olehkarenaitu, kritikdan saran yang
membangunakan Kami terima demi kesempurnaanmakalahini.
SeluruhAnggotakelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 PengertianSumberDayaManusia
Pengertian sumber daya manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu
organiasasi baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai asset yang harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya. ASN merupakan salah satu sumber daya manusia yang dimiliki oleh
negara yang berperan dalam menunjang kinerja pemerintah.Pada dasarnya kinerja pegawai
merupakan suatu bentuk hasil kemampuan kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab.Bentuk dari kemampuan
kerja tersebut meliputi kemampuan konsep, kemampuan teknis dan kemampuan hubungan
interpersonal pegawai.
Dalam hubungannya dengan usaha peningkatan kinerja ASN, salah satu langkah yang dapat
ditempuh adalah dengan melaksanakan program-program pelatihan dan pengembangan
SDM.Pengembangan SDM lebih mengutamakan dan mefokuskan pada peningkatan kemapuan dalam
pengambilan keputusan dan interaksi dalam rangka memperluas hubungan (human relation) bagi para
karyawan manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah, sedangkan pelatihan SDM
difokuskan untuk karyawan tingkat bawah dalam meningkatkan keahlian kerja mereka. Dengan
begitu, karyawan akan semakin terampil dan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan
bertanggung jawab sesuai dengan standar instansi pemerintah dan negara.
Tuntutan publik yang semakin besar terhadap perbaikan pelayanan publik, memaksa ASN
segera berbenah diri. Pemerintah perlu selalu melakukan updating terhadap standar pendidikan dan
pelatihan yang ada dengan cara meningkatkan materi yang disusun apa bersifat khusus atau menurut
kebutuhan tujuan pelatihan, metode yang digunakan, kemampuan widyaiswara selain itu harus
memperhitungkan tipe peserta yang akan di training dan yang terakhir evaluasi pelatihan setelah masa
pendidikan berakhir dengan memperhitungkan tingkat reaksi, tingkat belajar dan nilai akhir.
2.2PengertianPengembanganPegawai
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, moral pegawai sesuai dengan kebutuhan jabatan. Tujuan pengembangan adalah untuk
meningkatkan produktivitas kerja (Hasibuan: 2002: 69). Pengembangan didasarkan pada fakta bahwa
seorang pegawai membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang
berkembang supaya bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama
kariernya.Persiapan karir jangka panjang dari seorang pegawai untuk serangkaian posisi inilah yang
dimaksudkan dengan pengembangan pegawai.
Schuler dan Jackson (1997:323) pengembangan pegawai adalah merupakan kegiatan dalam
rangka mempersiapkan para pegawai untuk kemajuan dikemudian hari, Kegiatan pengembangan juga
menjamin pegawai memenuhi syarat untuk posisi yang mereka cita-citakan.Pengembangan pegawai
pada dasarnya bertujuan untuk memastikan dan memelihara kemampuan pegawai sehingga memenuhi
kualifikasi yang diprasyaratkan sehingga selaras dengan tujuan organisasi agar dapat tercapai
sebagaimana yang direncanakan.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting dalam organisasi
sebab pegawai merupakan aset yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Notoatmodjo (2003:4) mengemukakan bahwa pengembangan sumber daya manusia
adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau pegawai untuk
mencapai hasil yang optimal. Pengembangan mewakili suatu inventasi yang berorientasi ke masa
depan dalam diri pegawai danmenekankan pada peningkatan kemampuan malaksanakan tugas baru
dimasa yang akan datang (Siagian, 2007:183)
Pengembangan mempunyai lingkup yang luas. Sebagaimana Smith (2000:2) mengemukakan
“Development: the growth or realization of a person ability through conscious or unconscious
learning”. Ini berarti bahwa pengembangan meliputi seluruh aspek peningkatan kualitas pegawai
bukan hanya pendidikan dan pelatihan. Pengembangan lebih terfokus pada kebutuhan jangka panjang
umum organisasi.Hasilnya bersifat tidak langsung dan hanya dapat diukur dalam jangka panjang.
Pelatihan diarahkan untuk memperbaiki prestasi kerja saat ini sedangkan pengembangan adalah untuk
mengembangkan keterampilan untuk pekerjaan masa depan.
Dalam upaya pengembangan aparatur sipil negara, Simamora (1997:342) mengungkapkan
ada dua aspek kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain yakni kegiatan pelatihan
dan kegiatan pengembangan sumber daya manusia itu sendiri. Kedua kegiatan tersebut dimaksudkan
untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki pegawai agar dapat digunakan secara efektif.
Kegiatan pelatihan dipandang sebagai awal pengembangan pegawai yaitu dengan diadakannya proses
orientasi yang kemudian dilanjutkan secara berkelanjutan selama pegawai tersebut berada di dalam
organisasi. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara bentuk
orientasi ini dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan (Pasal 63 Ayat 4).
2.3PengertianPendidikandanLatihan (Diklat)
Menyoroti keterkaitan antara upaya pengembangan sumber daya manusia melaluipendidikan
dan pelatihan dalam usaha meningkatkan kinerja pegawai, Moenir(1995:196) menegaskan
bahwa:perlunya organisasi kerja mengadakan pendidikan dan latihan bagi pegawainya,karena dengan
pendidikan dan latihan diharapkan dapat membantu para pegawaimampu menjangkau ke tingkat lebih
tinggi dalam susunan kepegawaian/hierarkidan kemajuan organisasi, serta terciptanya keserasian
kepentingan pegawai danorganisasi secara keseluruhan.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan pengertian pendidikan dan pelatihan daripara ahli :
1. Dr. B. Siswanto Sastro (2003:200) mengenai pengertian pendidikan dan pelatihansebagai
berikut:
Pendidikan adalah segala sesuatu untuk membina kepribadian danmengembangkan kemampuan
manusia, jasmaniah, dan rohaniah yangberlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar
sekolah, untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur dan selalu ada
dalamkeseimbangan. Sedangkan pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkutproses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistempendidikan yang berlaku dalam
waktu yang relatif singkat, dan dengan metodeyang lebih mengutamakan praktek dari pada
teori.Menurut instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1974 tentang pelaksanaan KepresNomor 34 Tahun
1972 disebutkan bahwaPendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan
mengembangkankemampuan manusia Indonesia jasmaniah dan rohaniah, yang berlangsungseumur
hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka pembangunanpersatuan Indonesia dan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Latihan adalah bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem
pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek dari pada teori.
2. Menurut Edwin B. Flippo
Pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas
lingkungan kita secara menyeluruh. Latihan adalah merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan
dan keahlian seorang karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Selanjutnya Dale Yoder
(dalam anonim) menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengawas, sedangkan
istilah pengembangan ditujukan untuk pegawai tingkat manajemen. Istilah yang dikemukakan oleh
Dale Yoder adalah rank and file raining, supervisor training, dan management development. Edwind
B. Flippo menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengembangan untuk tingkat
pimpinan. Istilah-istilah yang dikemukakan olehnya adalah training operative personal dan excutive
development. Pelatihan merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas
dalam pekerjaan mereka sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang
pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap yang baik.
2.3Dasar Kebijakan
Dasar pemikiran kebijaksaan Diklat yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintahini adalah sebagai
berikut:
1. Diklat merupakan bagian integral dari sistem pembinaan ASN;
2. Diklat mempunyai keterkaitan dengan pengembangan karier ASN
3. Sistem Diklat meliputi proses identifikasi kebutuhan, perencanaan,penyelenggaraan, dan
evaluasi Diklat
4. Diklat diarahkan untuk mempersiapkan PNS agar memenuhi persyaratanjabatan yang
ditentukan dan kebutuhan organisasi, termasuk pengadaan kaderpimpinan dan staf.
BAB III
PEMBAHASAN
Peserta Diklatpim adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatanstruktual. ASN
yang akan mengikuti Diklatpim Tingkat tertentu tidakdipersyaratkan mengikuti
Diklatpim Tingkat di bawahnya.
b) Diklat fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yangsesuai
dengan jenis dan jenjang jabatan fungsionsl masing-masing. Peserta Diklatfungsional
adalah ASN yang akan atau telah menduduki jabatan fungsionaltertentu. Yang dimaksud
dengan jabatan fungsional tertentu, adalah jabatanjabatan fungsional sebagaimana
ditetapkan dengan keputusan Menteri yangbertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur Negara. ASN yang perlu mengikuti Diklat fungsional adalah ASN yang telah di
evaluasioleh pejabat Pembina kepegawaian dengan memperhatikan
pertimbanganbaperjakat dan Tim seleksi Diklat instansi. PNS yang telah memenuhi
persyaratan kompetensi jabatan fungsional tertentu dapat diberikan sertifikat sesuai
denganpedoman yang ditetapkan oleh instansi Pembina dan instansi pengendali.
c) Diklat Teknisdilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknisyang
diperlukan untuk melaksanakan tugas ASN. Peserta Diklat Teknis adalahASN yang
membutuhkan peningkatan kompetensi teknis dalam pelaksanaantugasnya.Pemantapan
sistem pendidikan dan pelatihan, meliputi:
o Pengembangan standar pendidikan dan pelatihan sesuai dengan persyaratan
jabatan.
Diklat Manajemen berjenjang terutama untuk jabatan struktural.
Diklat Teknis dan fungsional terutama untuk jabatan fungsional.
o Pengembangan sistem identifikasi kebutuhan akan Diklat (IKAID) dikaitkan
dengan pemenuhan persyaratan jabatan dari/atau pembinaan karier.
o Pengembangan sistem evaluasi pasca Diklat (EPAD) yang berkaitan dengan
evaluasi:
1. Kesesuaian Diklat dengan penempatan;
2. Kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan;
3. Kemampuan pegawai dalam menyerap materi Diklat dikaitkan dengan
pelaksanaantugas.
4. Pengembangan sistem Manajemen penyelenggaraan Diklat terpadu.
3.2 FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERLUKAN DALAM DIKLAT
Untuk memberikan pedoman atau petunjuk terhadap penyelenggaraanpendidikan dan pelatihan
diperlukan prinsip fundamental dapat dijadikanpedoman normatif dalam
pelaksanaan/penyelenggaraan pelatihan. Prinsip umumdalam pendidikan dan pelatihan yang
dikemukakan Siswanto Sastro (2001:211)meliputi :
a) Perbedaan Individu (Individual Difference)
Pada kenyataannya, sulit menemukan dua individu yang memililki karakteristikyang sama.
Apabila ada persamaan, hanya dalam hal tertentu saja, artinya banyakhal yang menunjukkan
perbedaannya. Manajemen tenaga kerja harus mengetahuikeanekaragaman individu-individu peserta
pendidikan dan pelatihan. Mungkindapat ditemui peserta pendidikan dan pelatihan yang berpikir dan
mampumenyelesaikan segala tugas yang diberikan dalam waktu singkat. Tidak mustahilpula ada
peserta yang cara berpikir maupun belajarnya sangat lambandibandingkan peserta lainnya. Selain itu,
bukan merupakan hal yang aneh apabilapeserta pendidikan dan pelatihan berbeda kecepatan
belajarnya untuk ilmupengetahuan yang berbeda. Perbedaan individu yang menyangkut latar
belakangpendidikan, pengalaman, usia, dan minat harus mendapat perhatian yang saksamakhususnya
dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan. Dalampenyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
bagi para penyelia, latar belakangpendidikan dan pengalaman dapat menunjukkan perbedaan yang
berarti.
b) Hubungan Dengan Analisis Pekerjaan (Relation to Job Analysis)
Proses analisis pekerjaan telah menghasilkan dua keputusan yang bergunabagi pelaksanaan fungsi
manajemen tenaga kerja. Yang pertama adalah suatu keterangan yang nyata dan teratur mengenai
kewajiban dari tanggung jawab tertentu dan sekaligus merupakan gambaran menyeluruh tentang tugas
dan pekerjaan yang akan dibarikan kepada seorang tenaga kerja (job description).Kedua adalah
informasi menyeluruh yang harus dipenuhi tenaga kerja, baikmenyangkut materiil, immateril, maupun
intelektual agar dapat memangku suatupekerjaan yang akan diberikan kepadanya (job specification).
Program pendidikandan pelatihan harus dihubungkan dengan kebutuhan tersebut, baik
deskripsipekerjaan maupun syarat-syarat pekerjaan. Deskripsi pekerjaan dan catatankhusus terhadap
kemungkinan promosi para tenaga kerja dapat jugamensentralisasikan perhatian pada pengetahuan,
kecakapan, keahlian, danketerampilan yang penting untuk promosi tenaga kerja. Dengan
demikian,deskripsi pekerjaan dapat memantau terhadap kekurangan dan kebutuhanpendidikan dan
pelatihan.
c) Motivasi (Motivation)
Program pendidikan dan pelatihan dapat membantu belajar para tenaga kerja danjuga membantu
mereka dalam meningkatkan kualitas dalam bekerja danpengembangan dirinya. Akan tetapi, belajar
dan pengembangan merupakan fungsisebagai pelajar (peserta pendidikan dan pelatihan) dan fungsi
sebagai salah satuunsur dalam perusahaan (tenaga kerja), harus memainkan peran yang aktif.Perhatian
khusus harus dicurahkan kepada motivasi para tenaga kerja dalamseluruh program pendidikan dan
pelatihan. Faktor usia sangat mempengaruhi motivasi seseorang, motivasi orang yang telah dewasa
dalam pengalaman belajar,mungkin lebih sulit daripada motivasi anak-anak yang masih
bersekolah.Terdapat kecenderungan bahwa keinginan untuk menduduki jabatan dengankompensasi
lebih baik merupakan pendorong untuk belajar sungguh-sungguh.Tenaga kerja lain mungkin mencari
insentif yang diperlukan dalam cita-citamereka untuk promosi pada jenjang yang lebih tinggi dan
memperbaiki statussosial, maupun hierarki dalam perusahaan.
d) Partisipasi yang Aktif (Active Participation)
Sebenarnya partisipasi aktif seorang tenaga kerja bukan hanya diharapkan dalamproses belajar
mengajar pada pelaksanaan pendidikan dan pelatihan saja, tetapilebih dari itu adalah partisipasi dalam
setiap aktivitas perusahaan. Dengandemikian, diharapkan ia sadar akan tanggung jawabnya dalam
perusahaan bukanterbatas pada tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya. Mereka
merasabertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas perusahaan dan kelangsunganperusahaan saat
sekarang maupun untuk masa yang akan datang.Peserta pendidikan dan pelatihan yang aktif dalam
proses belajar mengajarmungkin dapat menambah minat dan motivasi. Sehubungan dengan
itu,kebanyakan program pendidikan dan pelatihan berusaha mengerahkan parapeserta dalam
pembicaraan dan pernyatan lain mengenai pandangan mereka.
e) Seleksi Pendidikan dan Pelatihan (Selection of Training and Education)
Menurut urgensinya bahwa seluruh tenaga kerja, khususnya tenaga kerja baru,perlu diikutsertakan
dalam pendidikan dan pelatihan, akan lebih baik jika yangmengikuti adalah tenaga kerja yang telah
menunjukkan bakat dan minat dan bakat. Individu tenaga kerja yang diikutsertakan dalam program
pendidikan danpelatihan dapat lebih termotivasi.
f) Pemilihan Para Pengajar (Selection Of Teacher)
Ketepatan tujuan pendidikan dan pelatihan, secara langsung mencerminkan minatdan kemampuan
belajar para pengajar. Meskipun terdapat alasan tertentu untukmenunjuk para manajemen atau para
penyelia sebagai pengajar dan pelatih,pemilihan diawasi dengan baik. Mereka yang dipandang tidak
memilikikompetensi dengan baik sebagai pengajar dan pelatih harus diberhentikan, tidakmemandang
status dalam hierarki perusahaan. Karena yang bersangkutandikhawatirkan menciptakan kondisi yang
dapat menimbulkan tindakaninefektivitas dan inefisiensi dan menjalar kepada tenaga kerja lain
dalamperusahaan. Akibatnya, perusahaan yang akan memperoleh kerugian.
g) Pelatihan Pengajar/pelatih (Trainer Teacher Training)
Sebelum bertindak sebagai pengajar/ pelatih, mereka perlu diberikan pendidikandan pelatihan
yang cukup memadai. Tidak sedikit program pendidikan danpelatihan mengalami kegagalan karena
adanya anggapan bahwa tenaga kerja yangdapat mengerjakan suatu pekerjaan dengan baik, dapat
mengajarkan dengan baikpula. Banyak penyelia, manajemen baru, dan top management diharapkan
ikutserta sebagai pengajar dalam pendidikan dan pelatihan tanpa mempertimbangkankemungkinan
bahwa yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana harusmengajar.
h) Metode Pendidikan dan Pelatihan (Trainer Teacher Training)
Sangat langka menyelesaikan beberapa pekerjaan hanya menggunakan satu carasaja, seperti
halnya seorang dokter mengobati berbagai jenis penyakit hanyamenggunakan satu macam obat saja.
Mungkin akibat negatif yang akan diterimapara pasien tersebut. Demikian halnya dalam pendidikan
dan pelatihan, harus jelasmetode yang bagaimana yang cocok dengan jenis pendidikan dan pelatihan,
harusjelas metode yang perlu dipertimbangkan untuk mengajar para tenga kerja baru.Akan tetapi,
mungkin kurang efektif untuk melatih para penyelia dan para mandorguna mengatasi keluhan atau
keberatan yang dialami para tenaga kerja denganmenggunakan metode kuliah. Pembicaraan,
konferensi, role playing, demonstrasi,dan sebagainya, semua memiliki tempatnya sendiri-sendiri dan
jarang satu jenispun yang dapat ditetapkan secara umum.
i) Prinsip Belajar (Principle of Learning)
Para pengajar harus cermat dalam membaca minat dan bakat para pesertapendidikan dan
pelatihan, dan mampu mencegah kemungkinan timbulnya hal-halyang mengganggu proses belajar
mengajar. Penyelenggaraan pendidikan danpelatihan harus direncanakan bahwa peserta akan
memperoleh nilai tambah yangbermanfaat, dari yang tadinya hanya mengetahui cara penyelesaian
pekerjaanyang kadarnya rendah menjadi tinggi, yang tadinya tak mengetahui menjadi tahudan
sebagainya.
4.1 KESIMPULAN
Peningkatankemampuanpegawainegerimelaluipendidikandanpelatihandilaksanakandalamrangkam
encapaitujuannasional. Pegawainegeridiharapkanmempunyaisifat yang
penuhkesetiaandanketaatankepadaPancasiladanUndang-UndangDasar 1945, negaradanpemerintah.
Selainitupegawainegeridapatbersatupadu, bermentalbaik, berwibawa, berdayaguna,
berhasilguna,bersih, bermututinggidansadarakantanggungjawabsebagaiunsuraparaturnegara,
abdinegaradanabdimasyarakatdalammenyelenggarakantugas-
tugasumumpemerintahandanpembangunan.
Pentingnyapendidikandanpelatihanbagipegawaitercantumpadapasal 31 ayat 1Undang-
UndangNomor 43 Tahun 1999 tentangpokok-
pokokkepegawaianyaituuntukmencapaidayagunadanhasilguna yang sebesar-
besarnyadiadakanpengaturandanpenyelenggaraanpendidikandanpelatihanjabatanPegawaiNegeriSipil
yang bertujuanuntukmeningkatkanpengabdian, mutu, keahlian,kemampuandanketerampilan.
Sasaranpelatihanpadaumumnyaadalahpeningkatankemampuandalamhalkemampuankeahlian/tekni
s (Skill Competency) dankemampuanpengembangandiri (Soft skill Competency).
Keduasasarantersebutakansangatbermanfaatdalammeningkatkankualitaskinerja, jikasajapelatihan
yang diselenggarakandapatsesuaidengankebutuhan yang diperlukan. Hal
inidapatdiindikasikanjikapascapelatihanterjadiperubahan-perubahanpositif yang
dapatmenunjangkinerjasecaralebihbaik. Di sampinghaltersebut,
pelatihanjugadapatmemberikanjaminanataskualitaskinerjaterukurindividumaupunorganisasimelaluiser
tifikatpelatihan yang diberikan. Hal initentulahmenjadisesuatuhal yang sangatdibutuhkanolehindividu,
untukmemberikankeyakinanakankompetensi
yangdimilikinya.PendidikandanpelatihanPegawaiNegeriSipilmenurut, PeraturanPemerintah101 Tahun
2000 adalah proses
penyelenggaraanbelajarmengajardalamrangkameningkatkankemampuanpegawainegerisipil.
DAFTAR PUSTAKA
https://bkpsdm.bulelengkab.go.id/artikel/program-pendidikan-dan-pelatihan-pegawai-dalam-upaya-
meningkatkan-kompetensi-sumber-daya-manusia-11
http://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/pendidikan-dan-pelatihan-dalam-upayapengembangan-
sumber-daya-manusia-aparatur-sipil-negara
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jppmr/article/download/21733/20090
http://tugaskuliah0601.blogspot.com/2016/10/makalah-pendidikan-dan-pelatihan-pns.html?m=1