Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGEMBANGAN KUALITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL

PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SULAWESI


TENGGARA

HADRAWATI
G2 D1 014 017

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengembangan


kualitas pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data wawancara dan dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan vagwa pengembangan
kualitas pegawai diperoleh bahwa BKD merupakan satuan kerja yang
menyelenggarakan kegiatan pengembangan kualitas sumber daya pegawai melalui
pendidikan dan pelatihan yang kepada seluruh pegawai yang ada di dalamnya.
Setiap pegawai yang ada pada BKD memiliki kesempatan yang sama untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan. Selama ini pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan merupakan Diklat Kepemimpinan dari Tingkat I, II, III dan IV
Pengembangan kualitas pegawai di BKD mengarah kepada penyiapan orang orang
yang berkualitas untuk meningkatkan kinerja dan melaksanakan kepemimpinan di
dalam setiap unit kerja yang ada pada BKD dan pelaksanaan kepemimpinan
tersebut membutuhkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan. Penyelenggaraan pendidikan formal dan non
formal kepada pegawai mengarah kepada peningkatan pengetahuan dan
pemahaman terhadap seluk beluk pekerjaan yang akan dikerjakan. Pengembangan
kualitas bertujuan menghasilkan pegawai yang mandiri, percaya diri, bertanggung
jawab dan kreativitas untuk mengembangkan lingkungan kerja di mana pegawai di
dorong belajar dan berkembang. Aktivitas pengembangan kualitas pegawai
termasuk programn pelatihan yang diselenggarakan dalam BKD, tetapi
penekanannya lebih banyak pada mengembangkan modal intelektual pegawai dan
mempromosikan pembelajaran pegawai BKD. Fokus pada menciptakan pegawai
yang berkualitas di mana di dalamnya dikelola pengetahuan secara sistematis oleh
Bidang Pengembangan Pegawai BKD. Pengembangan kualitas pegawai juga
mengenai pendekatan perencanaan untuk mendorong pengembangan diri dengan
dukung dan panduan memadai dari dalam organisasi. Pengembangan kualitas
pegawai dapat dilakukan melakui kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada
pegawai yang dibagi dalam pendidikan formal dan non formal, diklat PIM III dan
IV, pelatihan teknik, bimbingan teknik dan berbagai pelatihan lain sesuai kebutuhan
unit kerja.

Kata Kunci. kualitas pegawai.

PENDAHULUAN

Penggunaan aparatur pegawai untuk bekerja atau melaksanakaan pekerjaan


seyogyanya diselenggarakan dengan baik, maka semua pegawai akan merasa puas
dan tepat guna. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Pegawai yang baru masuk
biasanya rajin dan serba tahu, sementara itu pegawai yang sudah lama, mulai jenuh
dan mencari menyelesaikan pekerjaan sendiri dengan waktu yang tidak efektif,
terkadang pekerjaan diselesaikan berhari-hari agar tidak diperintahkan untuk
mengerjakan pekerjaan lainnya. Disisi lain kurangnya pendidikan dan pelatihan
yang dilaksanakan kepada pegawai sehingga pegawai menjadi tidak produktif dan
hanya bersandar pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Kualitas pegawai BKD Provinsi Sulawesi Tenggara dari aspek pendidikan
formal terdapat pegawai yang berpendidikan SMP hingga pascasarjana. Pegawai
yang ada saat ini berjumlah 140 orang yang terserap pada unit kerja di BKD
Provinsi Sulawesi Tenggara. Tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan, terasa kurang
dan hanya yang aktif adalah pegawai yang dekat dengan pimpinan dan membang
benar bahwa ketika terjadi pergantian pimpinan, terdapat pergantian pegawai
pengikut yang tidak dipakai lagi oleh pimpinan baru. Hal ini sebenarnya tidak
memberikan kontribusi kepada penyelenggaraan pegawai tetapi menurunkan
kualitas pegawai dalam menyelenggarakan pekerjaan di BKD Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Fenomena-fenomena seperti yang disajikan sebelumnya, mengindikasikan
pada pegawai yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara lebih menghormati pimpinan dari pada pengembangan diri yang
akibatnya kualitas pegawai tergantung kepada kepercayaan pimpinan. Selain itu
penjejangan karier tergantung kebijakan pimpinan Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara dan pada umumnya yang mendapat perhatian adalah
orang-orang yang dekat dan mendukung kebijakan pimpinan. Walaupun demikian
ada juga pegawai yang tidak dekat dengan pimpinan dan melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan job kerjanya saja tanpa ada pengembangan sumber daya
manusia. Kalaupun ada kegiatan pendidikan dan pelatihan, maka kebijakan
pimpinan diberlakukan kepada pegawai tertentu.
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki pelatihan dan
pendidikan yang beragam seperti pelatihan dan pendidikan kepemimpinan III dan
IV dan pelatihan lainnya yang diselenggarakan dapat diikuti oleh pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun demikian kegiatan-
kegiatan pelatihan dan pendidikan tersebut dilaksanakan, sehingga pegawai negeri
sipil yang terdiri dari 140 orang pegawai, hanya berharap pada pengalaman kerja
dan kemampuan menyelesaikan pekerjaan

KASIAN PUSTAKA
1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dapat diartikan sebagai
suatu pendekatan yang mengarah pada pengelolaan tenaga kerja yang ada di
dalam perusahaan dengan menggunakan tatanan kultur yang terintegrasi
melalui pengembangan strategi, kemampuan dan komitmen guna dapat
menciptakan keunggulan bersaing yang meliputi aktivitas-aktivitas
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pengimplementasian dan
pengendalian sumber daya manusia (Mangkuprawira, 2003: 6). Aktivitas
manajemen SDM sebagai manajemen strategik adalah merupakan aplikasi dari
fungsi-fungsi SDM yang mengacu pada kondisi lingkungan eksternal yang
berkembang dan berinteraksi dengan lingkungan organisasi.
Hasibuan (2001 : 10) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan
peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur manajemen sumber daya
manusia adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia


Sumber daya aparatur yang berkualitas merupakan prasyarat dalam
meningkatkan mutu penyelenggaraan negara serta pemerintah kepada
masyarakat. Dan agar setiap upaya pembinaan kearah peningkatan kualitas
aparatur pemerintah mencapai sasaran dan menjadi relevan dalam menjawab
tuntutan reformasi pada pencapaian standar kompetensi baik bagi aparatur
pemangku jabatan struktural, fungsional maupun staf/pegawai non-jabatan.
Pendidikan dan pelatihan (training) dianggap sebagai bagian integral
dari administrasi kepegawaian, yang memberikan kontribusi pada administrasi
negara, pelaksanaan tugas, peningkatan produktivitas dan peningkatan
kemampuan serta dedikasi sebagai Aparat Sipil Negara. Program pelatihan
terdiri dari pelatihan umum dan khusus disiapkan untuk semua Aparat Sipil
Pemerintah. Ini terus menerus menawarkan untuk meningkatkan perwira
kualitas, keterampilan dan kemampuan. Sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pasal
21 dan 22 PNS dan PPPK berhak memperoleh pengembangan Kompetensi dan
Pasal 70 Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) antara lain melalui pendidikan danpelatihan, seminar,
kursus, dan penataran.
3. Konsep Pegawai
Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Pegawai
berarti orang yang bekerja pada pemerintahan (perusahaan dan sebagainya)
sedangkan Negeri berarti Negara atau pemerintahan, jadi Pegawai Negeri
Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintahan atau Negara (Kadarsih,
2008: 315).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini didesain sebagai penelitian kualitatif Penelitian ini
menggunakan Metode kualitatif atau naturalistik karena dilakukan pada kondisi
yang alamiah. Sugiyono (2013: 5) mengemukakan bahwa metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen yang dibekali
dengan pemahaman terhadap lokasi penelitian yang diteliti dan konsep
pengembangan sumber daya manusia yang relevan untuk mendukung pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti, dapat
berupa opini subyek secara individu atau kelompok dan hasil observasi suatu
kejadian atau kegiatan. Dengan data primer peneliti dapat mengumpulkan secara
teliti informasi yang mereka inginkan (Cooper dan Emory, 1999). Dalam penelitian
ini yang merupakan data primer adalah :
a) Wawancara dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara, Sekretarsi, dan Kasubag Umum dan Kepegawaian.
b) Dilengkapidengan observasi di kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Data sekunder adalah data yang telah didokumentasikan dalam bentuk
laporan, majalah, atau dokumen pada kantor Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Sumber data primer diperoleh dari pernyataan
informan penelitian tentang pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia.
Sedangkan data sekunder bersumber dari Dokumentasi yang ada di kantor
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Teknik analisis data yang sesuai dengan penelitian kualitatif adalah analisis
deskriptif kualitatif. Secara operasional teknik analisis data yang dilakukan melalui
beberapa tahapan sebagaimana model teknik analisis data yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman (1994:218) adalah:
a. Pengumpulan data
Pada bagian ini, penulis melakukan observasi dan pengumpulan data melalui
wawancara, serta dokumentasi dari informan yang berhubungan dengan tujuan
penelitian.
b. Reduksi data
Pada bagain ini, penulis melakukan proses pemilihan, penyederhanaan
klasifikasi data kasar dari hasil penggunaan teknik dan alat pengumpulan data
di lapangan. Reduksi dilaksanakan secara bertahap dengan cara membuat
ringkasan data dan menelusuri tema yang tersebar untuk menggali informasi
dalam wawancara dan observasi.
c. Penyajian data
Pada bagian ini penulis melakukan penyusunan informasi dari para informan
menjadi pernyataan yang berhubungan dengan tujuan penelitian yang akan
disajikan dalam bentuk teks yang pada mulanya terpencar dan terpisah
diklasifikasikan menurut pokok-pokok permasalahan.
d. Menarik kesimpulan
Pada bagian ini penulis melakukan perbaikan data dan informsan untuk tujuan
interpelasi dan penyajian data dilakukan pada setiap tahap sebelumnya selaras
dengan mekanisme logika pemikiran induktif dengan hal-hal yang khusus
(spesifik) sampai kepada rumusan kesimpulan yang sifatnya umum (general).
(Miles dan Huberman, 1997:187) dimodifikasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pendidikan dan pelatihan struktural yang diikuti oleh setiap pegawai,


bertujuan untuk menyiapkan pegawai sebagai pemimpin untuk mampu
melaksanakan pekerjaan yang didelegasikan kepadanya. kondisi pegawai
berdasarkan pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti. Sebanyak 0,71% pegawai
telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat I, Sebanyak 4,29%
pegawai telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat II ,
Sebanyak 12,86% pegawai telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan tingkat III dan sebanyak 16,43% pegawai telah mengikuti
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat IV. Sementara itu ada sebagian
pegawai yang belum mengikuti diklat pendidikan dan pelatihan kepemimpinan
sebanyak 65,71% dan tercatat sebagai pegawai honorer. Tetapi kemudian dalam
pelaksanaan pekerjaan, mereka tidak dibedakan dengan pegawai lainnya. Hal ini
mengindikasi perlunya peningkatkan kualitas kepada semua pegawai melalui
pendidikan dan pelatihan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
sehingga para pegawai tidak lagi dibedakan.
Jenis-jenis pendidikan dan pelatihan yang telah dilakukan di BKD adalah
diklat kepemimpinan untuk tingkat I, II, III dan IV, sementara itu terdapat
pendidikan dan pelatihan yang belum dilaksanakan seperti bimbingan teknis
administrasi pegawai, bimbingan teknis sistem pelaporan pegawai, bimbingan
teknis komputerisasi dan bimbingan teknik pengembangan aparatur sipil negara
yang diselenggarakan oleh BKD bersama instansi lainnya di Provinsi Sulawesi
Tenggara.

Hasil penelitian yang dilakukan dalam pengembangan kualitas pegawai


diperoleh bahwa peningkatan kualitas pegawai dilakukan melalui Diklat PIM III
dan IV selain itu ada juga diklat yang diselenggarakan kepada pegawai bawahan
dan pendidikan formal seperti pendidikan sarjana dan pascasarjana yang diikuti
oleh para pegawai atas izin dari Kepala BKD Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penyelenggaraan pendidikan formal dan non formal kepada pegawai
mengarah kepada peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap seluk beluk
pekerjaan yang akan dikerjakan. Pengembangan kualitas bertujuan menghasilkan
pegawai yang mandiri, percaya diri, bertanggung jawab dan kreativitas untuk
mengembangkan lingkungan kerja di mana pegawai di dorong belajar dan
berkembang.
Aktivitas pengembangan kualitas pegawai termasuk programn pelatihan
yang diselenggarakan dalam BKD, tetapi penekanannya lebih banyak pada
mengembangkan modal intelektual pegawai dan mempromosikan pembelajaran
pegawai BKD. Fokus pada menciptakan pegawai yang berkualitas di mana di
dalamnya dikelola pengetahuan secara sistematis oleh Bidang Pengembangan
Pegawai BKD. Pengembangan kualitas pegawai juga mengenai pendekatan
perencanaan untuk mendorong pengembangan diri dengan dukung dan panduan
memadai dari dalam organisasi.
Pengembangan kualitas pegawai di BKD Provinsi Sulawesi Tenggara
mengarah kepada penyiapan orang orang yang berkualitas untuk untuk
meningkatkan kinerja. Dari penelitian yang dilakukan pada BKD dengan
mewawancarai Kepala BKD, Sekretaris, Kepala SubBagian Umum dan
Kepegawaian, Pegawai biasa, kepala bidang pengembangan pegawai dan beberapa
orang lainnya diperoleh bahwa pegawai BKD adalah pegawai yang berkualitas
tetapi kemudian ada upaya untuk peningkatan kualitas dari waktu ke waktu. Selain
itu perlu diperhatikan, kinerja pegawai yang terkadang stres kerja dan malas
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada pegawai BKD harus sesuai
dengan persyaratan yang dibutuhkan, sehingga peningkatan kualitas pegawai akan
benar-benar terpenuhi. Untuk melaksanakan pengembangan pegawai dilakukan
berdasarkan hasil penyusunan analisa jabatan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Mengadakan seleksi pegawai di dalam BKD Provinsi Sulawesi Tenggara guna
memenuhi kebutuhan pegawai yang ada.
2. Mengadakan identifikasi kemampuan, ketrampilan, potensi pegawai yang telah
ada dengan mengarah alat ukur yaitu sistem penilaian pegawai, sehingga dapat
diketahui :
a. Kemampuan pegawai sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh BKD
Provinsi Sulawesi Tenggara.
b. Penempatan pegawai BKD Provinsi Sulawesi Tenggara sesuai dengan
kemampuan dan ketrampilan pegawai yang bersangkutan
c. Pegawai BKD Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dikembangkan sesuai
dengan potensinya.
Berdasarkan hasil yang disajikan dalam pembahasan ini, dapat diperoleh
bahwa kegiatan pengembangan kualitas pegawai dapat dilakukan melakui kegiatan
pendidikan dan pelatihan kepada pegawai yang dibagi dalam pendidikan formal dan
non formal, diklat PIM III dan IV, pelatihan teknik, bimbingan teknik dan berbagai
pelatihan lain sesuai kebutuhan unit kerja. Dengan demikian diperoleh bahwa
pengembangan kualitas pegawai dapat mendukung pelaksanakan pekerjaan di BKD
Provinsi Sulawesi Tenggara pada masa mendatang.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan kualitas pegawai
diperoleh bahwa Pengembangan kualitas pegawai di BKD Provinsi Sulawesi
Tenggara dilaksanakan sebagai upaya untuk dapat menyediakan pegawai-pegawai
yang berkualitas dalam hal berpendidikan, berpengetahuan, terampil berkompetensi
dan berpengalaman untuk dapat melaksanakan pekerjaan di BKD dengan baik.
mengarah kepada penyiapan orang orang yang berkualitas untuk untuk
meningkatkan kinerja. Pengembangan kualitas sumber daya manusia dilakukan
melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh pegawai. Pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan kepada pejabat dilakukan dalam bentuk diklat PIM I, II,
III dan IV. Setiap pegawai yang ada pada BKD memiliki kualitas menurut
kemampuan kerja, keterampilan, pengetahuan dan pengalaman terhadap pekerja

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, 2012. Peranan Pendidikan dan Pelatihan Dalam Pengembangan


Sumber Daya Manusia, Tesis. Unv.Trisaksi. Jakarta
Ahmadi Solihin, 2003. Manajemen Sumber Dana Manusia. Konsep dan Aplikasi.
Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.
Amstrong Michael, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bina
Aksara
Asad Muhammad, 1997. Manajemen Personalia. Jakarta : Salemba Empat
Danim Adi Saputra, 1996. Transformasi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Murai
Kencana.
Dessler Garry, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Perhanllindo
Donalson Lex dan Scannnel James. 2001. Employ quality step-up Home Affairs
Journal Management. www.jounal-management.com
Flippo B. Edwin, 2004. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE-UGM
Gibso James L, John M. Ivancevich dan James H Donnely, 2003. Organisasi dan
Manajemen. Terjemahan. Jakarta : Erlangga.
Handoko T. Hani, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE-
UGM.
Hasibuan. S.P. Melayu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Rajawali Press.
Heri Sudradjat, 2009. Pengembangan Sistem Manajemen Sumber Daya Aparatur
Pemerintah Daerah. Tesis Pajajaran : Bandung
Ihsan Fuad, 2005. Manajemen Pendidikan. Pengembangan Aparatur. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Justine T. Sirait, 2006. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya
Manusia Dalam Organisasi. Jakarta : Grasindo.
Komariah, 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Press.
Kadarsih Rusdianto, 2008 Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Jakarta : Sinar
Grafika,
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategik. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Mangkuprawira Tb. Sjafri, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.
Gramedi Pustaka Utama
Mathis, Robert L. & Jackson. John H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Michael Richard, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Ilmu
Miles, M.B, dan Huberman, A.M, 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Bahasa
Indonesia. Ghalia Ilmu. Jakarta
Milkovich, George T. Boudreau. 1997. Human Resources Management. 8th
Edition. A Time Mirror Education Group, Inc. Company
Moekijat, 2004. Administrasi Kepegawaian Negara, Bandung: Mandar Maju.
Muchdar Rustam, 2008. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung.
Remaja Rosdakarya.
Nasibit John, 2010. Perencanaan Pendidikan. Konsep dan Pengembangan. Jakarta :
Rajawali Press.
Nawawi Hadari, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengembangan
Aparatur. Bina Aksara : Jakarta.
Nawawi Hadari, 2002. Penilaian Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta : Murai
Kencana.
Nurpeni Tetty, 2010. Pengembangan sumber daya manusia di Dinas Kesehatan
Kabupaten Kuantan Singingi. Tesis Unstad. Manado.
Oliviani Y. Mokodaser, 2013. Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia
pada Badan Kepegawauan Daerah (BKD) di Kota Manado. Tesis
Unstrat: Manado.
Rivai Veithzal, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Murai Kencana : Jakarta.
Rizki Nadilla, 2010. Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Upaya
Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT Bank Muamalat Indonesia
Cabang Malang. Tesis Unair. Malang
Roosje Kalangi, 2005 Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kinerja Aparat
Sipil Negara di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi
Utara. Tesis Unstrat. Manado.
Ruky. Muh, 2002. Manajemen Kinerja. Jakarta : Salemba Emat.
Sastrohadiwiryo Muliyadi, 2005. Pengembangan Kinerja Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Murai Kencana.
Schuler Randal S, dan Jackson Susan. E, 1997. Human Resource Development In
Corporate. Journal Management. www.jounal-management.com
Sedarmayanti, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Refoamasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Refika Aditam. Jakarta.
Siagian, S.P, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Keempat. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Sihotang Anton, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pradnya Paramita :
Jakarta
Simamora Henry, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Konsep dan Aplikasi.
Jakarta : Bina Aksara.
Simanjuntak Payaman. J, 2002. Pengembangan Sumber Daya Aparatur. Jakarta :
Balai Pustaka.
Smith Michael, 2000. Managament Resource. Alih Bahasa. Ghalia Ilmu : Jakarta
Simon Angote, 2009. Analysis Human Resouce Development. Journal Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Soeprihanto John, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Binarupa
Aksara.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfa Beta
Sujoko Alfaris, 2012. Pengembangan Apartur Negara. Konsep dan Aplikasi.
Jakarta : Ghalia Ilmu.
Syaiful, 2002. Manajemen Kualitas. Jakarta : Binarupa Aksara.
Thoha Mifta, 2005. Perilako Organisasi. Jakarta : Rajawali Press.
Tirtarahardja Umar, 2005. Manajemen Kinerja dan Pengembangan Organisasi.
Jakarta : Salemba Empat.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Wahyuddin, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sumber
Daya Manusia pada PDAM Kota Malang. Tesis Undip : Semarang.
Werther, William B. & Keith Davis, 1998. Perencanaan Sumber Daya Manusia.
Edisi Terjemahan. Jakarta : Binarupa Aksara.
Yuriko Abdusamad, 2010 Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui
Kompetensi. Tesis Unhas : Makassar.

Anda mungkin juga menyukai