Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Nama : Aslam Rozak


Nim : 2019870100
Kelas : Bor

Proses pembelajaran terjadi karena ada tujuan yang hendak dicapai. Akan tetapi
banyak seorang guru gagal dalam pembelajaran, seperti banyak siswa yang tidak mencapai
tujuan yang diharapkan. Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar
pembelajarannya berhasil. Salah satu faktor yang dapat membawa keberhasilan itu, adalah
adanya perencanaan pembelajaran yang dibuat guru sebelumnya. Melalui perencanaan yang
maksimal, seorang guru dapat menentukan strategi apa yang digunakan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Perencanaan dapat menghindarkan kegagalan pembelajaran.
Pembelajaran sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa pasti akan menghadapi
beberapa masalah pembelajaran. Hal tersebut akan berdampak pada kegagalan pembelajaran.
Melalui perencanaan yang baik, setidaknya dapat mengantisipasi atau meminimalisir
permasalahan- permasalahan yang nantinya akan muncul, sehingga pembelajaran berjalan
normal dan keberhasilan pembelajaran tercapai. Perencanaan dapat membuat pembelajaran
berlangsung secara sistematis Proses pembelajaran tidak berlangsung seadanya, akan tetapi
berlangsung secara terarah dan terorganisir. Dengan demikian guru dapat menggunakan
waktu secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran.
Hal tersebut dapat berlangsung melalui perencanaan pembelajaran yang baik,

Penyebab guru stress bekerja

 Beban kerja guru yang banyak melebihi kapasitas

 Tidak memberikan guru kebebasan dan tanggung jawab mengajar

 Guru merasa terisolasi dalam mengajar

 Kejar deadline ( batas waktu pelaporan kenerja guru)

Penyelesaian mengatasi tingkat stress guru

 Beri kebebasan dan tanggung jawab guru mengajar sesuai dengan kurikulum

Ilusi kepemimpinan

Seorang kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah


yang dipimpinnya. Kepemimpinan yang dimaksud merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi orang
lain, dalam hal ini guru dan staf administrasi demi tercapainya tujuan sekolah yang
telah ditetapkan. seorang kepala sekolah berperan sebagai seorang pemimpin yang
dapat mempengaruhi kinerja guru sebagai tenaga pendidik pada satuan pendidikan
tertentu. Kepemimpinan seorang kepala sekolah dapat menentukan keberhasilan
proses pembelajaran di kelas. Peran kepemimpinan tersebut akan tercermin dari
bagaimana guru melaksanakan tugas pokoknya sebagai pendidik. Ini berarti bahwa
gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kinerja guru dan merupakan faktor
yang amat menentukan bagi mutu pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas
output pendidikan setelah menyelesaikan pendidikan. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa peran kepala sekolah sebagai pemimpin dapat menentukan tinggi rendahnya
kinerja guru pada satuan pendidikan

Rencana perbaikan sekolah

 Perencanaan perbaikan sekolah yang sederhana dimana perencanaan terfokus


langsung terhadap tindakan dan peluang yang jelas

 Mengatur guru untuk menganalisis pencapaian mereka

2. Sistem pendidikan di Indonesia, yang didasarkan pada sistem pendidikan nasional, terdapat
kesenjangan antara cita-cita dan kenyataan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai faktor seperti
kelemahan pada sektor manajemen, dukungan pemerintah dan masyarakat yang masih
rendah, efektifitas dan efisiensi pembelajaran yang masih lemah, inferioritas sumber daya
pendidikan, dan terakhir lemahnya standar evaluasi pembelajaran. Akibatnya, harapan akan
sistem pendidikan yang baik masih jauh dari sukses. Berbagai solusi dikemukakan termasuk
memperbarui kurikulum secara nasional juga masih menemui berbagai kendala yang serius.
Keadaan tersebut membutuhkan reformulasi yang secara sistemik memperhatikan berbagai
faktor yaitu politik, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. Di samping komponen-
komponen tersebut pendidikan juga meliputi

aspek-aspek sistemik lainnya yaitu:Implementasi dari aspek pendidikan isi adalah input (anak
didik) sebagai obyek dalam pendidikan, sedangkan proses/trasformasi merupakan mesin yang
akan mencetak anak didik sesuai yang diharapkan, dan Tujuan merupakan hasil akhir yang
dicapai atau output. Perlu diketahui bahwa proses/ trasformasi dalam kerjanya dipengaruhi
oleh berbagai factor, seperti fasilitas, waktu, lingkungan, sumber daya, pendidik dan
sebagainya, dimana faktor tersebut sangat menentukan output.Oleh karena itu sebuah sistem
pendidikan pemelakukan penyesuaian dengan lingkungan, karena lingkungan mengandung
sejumlah kendala bagi bekerjanya sistem (misalnya: keterbatasan sumber daya). Untuk itu
sistempendidikan dituntut oleh lingkungan untuk mengolah sumber daya pendidikan secara
efektif dan efisien.Dengan demikian jelaslah bahwa makna pendidkan sebagai sistem adalah
seluruh komponen yang ada dalam pendidikan (seperti lingkungan, masyarakat, sumber daya)
dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan pendidikan pendidikan nasional, yang dalam
implementasinya dapat dilihat dari aspek-aspek sistem yaitu input-proses-output, dan hasil
akhir dari output dapat memberikan umpan balik terhadap input dan proses sehingga dapat
diketahui hasil akhir tujuan pendidikan. cademic Atmosphere Seperti dikemukakan di atas,
unit pendidikan, sekolah-sekolah, dan perguruan tinggi tidak diselenggarakan di bawah
otoritas akademik, tetapi dilaksanakan di bawah otoritas kekuasaan birokrasi atau
perkantoran. Oleh karenanya atmosfir akademik di kampus-kampus pada umumnya banyak
yang kurang mendorong kegairahan belajar-mengajar. Bangunan-bangunan dan lokal-lokal
belajar sempit dan saling berdekatan serta tidak kedap suara,karena memang tidak didesain
untuk kerja akademik. Kebanyakan sekolah tidak memiliki halaman bermain, kepustakaan
yang cukup menampung civitas akademika untuk datang membaca dan belajar. Tidak ada
ruang khusus diskusi, seminar, ruang kerja dosen dan guru-guru yang relative privacy, tidak
memiliki laboratorium untuk melakukan berbagai eksperimen baik di dalam maupun diluar
ruangan.Evaluasi Diri dan Akreditasi Evaluasi diri dilakukan oleh penyelenggara sendiri dan
akreditasi dilakukan oleh pihak luar, baik oleh pemerintah, pasar, dan pengguna jasa
pendidikan atau stakeholder lainnya. Kedua evaluasi tersebut kurang membudaya di
lingkungan penyelenggara pendidikan, sehingga peserta didik tidak mengetahui sekolah
seperti apa tempat mereka belajar. Pasar dan pengguna jasa pendidikan juga tidak mengetahui
lulusan dari sekolah seperti apa yang mereka butuhkan,

Kemajuan sekolah ditentukan oleh

 Tingkat literasi

 Kurikulum

 Pengawasan intruksional

 Kerja tim dan komunikasi pembelajaran profesional

Perencanaan pembelajaran menjadikan guru dapat mempersiapkan dan menentukan tindakan


apa yang akan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung agar proses pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif

Perencanaan pembelajaran adalah suatu proyeksi mengenai kegiatan atau proses yang akan
dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Adanya perencanaan pembelajaran (intuctional
desain) guru dapat memperkirakan dan memproyeksikan tindakan atau aktivitas yang akan
dilakukan pada saat pembelajaran yang akan dilakukan didalam kelas. Mengingat
perencanaan itu sendiri sebagai proyeksi kegiatan, maka kedudukannya dalam sistem
pembelajaran menjadi amat strategis dan sangat penting bagi guru bahkan bagi siswa. Setiap
guru yang akan melakukan pembelajaran didalam kelas maka perlu mempersiapkan materi/
apa yang akan disampaikan agar saat didalam kelas guru tidak keteteran, Inti proses
pendidikan adalah pembelajaran. Inilah aktivitas rutin yang dilakukan guru sehari-hari. Agar
program yang mereka lakukan lebih terarah, mereka harus tahu kurikulum yang dirilis
pemerintah saat itu. Informasi dari kurikulum itulah sebagai bahan mereka untuk menyusun
silabus dan rencana pembelajaran ( RPP ). Guru selayaknya dapat memahami tentang semua
aktivitas teknik menyangkut pembelajaran secara baik. Tidak hanya itu, penting juga
informasi tentang standar kompetensi yang seharusnya dimiliki guru sendiri.

Tujuan pembelajaran merupakan arah atau sasaran yang hendak dicapai setelah proses
pembelajaran berlangsung. Tujuan pembelajarn Kompetensi Inti dan diperinci lagi dengan
Kompetensi Dasar. Tujuan tersebut dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, dan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam kegiatan pembelajaran ada dua tujuan yang dapat dirumuskan, yaitu
(1) tujuan utama (main effect); dan
(2) tujuan penyerta (nurturant effect).
Tujuan utama berkaitan dengan aspek psikomotor atau fisik, yaitu keterampilan gerak dan
unsur-unsur fisik (kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelincahan dan unsur fisik lainya).
Tujuan penyerta berkaitan dengan dampak atau pengaruh yang diakibatkan karena melakukan
aktivitas fisik, seperti unsur-unsur kerjasama, menghargai orang lain, mengendalikan diri,
sportif, pemecahan masalah, dan lain-lain.
Pada pendidikan jasmani, tujuan pembelajaran tidak hanya untuk mengembangkan aspek
psikomotor atau fisik semata melainkan juga aspek kognitif dan afektif. Sehingga dalam
menentukan tujuan pembelajaran guru dapat mengacu pada tujuan dari aktivitas
pembelajaran, baik itu yang dilakukan oleh guru ataupun yang dilakukan oleh siswa dan
dapat juga mengacu pada proses pembelajaran.

PEMBELAJARAN 2
RENCANA PERBAIKAN SEKOLAH PERMASALAHAN DAN PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH.

Pembelajaran tidak begitu saja ada dan terjadi di depan mata kita dan di bawah tatapan siswa
yang menanti dengan harap-harap cemas, bisa tidak, mengerti tidak, faham tidak, sulit tidak
mengiringi pelajaran tersebut. Untuk menghanguskan perasaan itu, tentunya dalam
perencanaan pembelajaran guru harus memperhatikan sistem pembelajaran yang akan
membalut semua tindak-tanduk proses kegiatan belajar mengajar. Ini penting, karena jika
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar keluar dan menjauh dari sistem, maka apapun
yang diharapkan dan diupayakan guru dalam kegiatan pembelajaran hanya akan menuai
kegagalan dan penderitaan dan ini awal malapetaka dalam dunia pendidikan. Guru sebagai
komponen yang sangat menentukan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran. Tanpa
kehadiran guru, walaupun begitu indah, begitu ideal strategi yang terbangun dalam
pembelajaran, manalah memungkinkan tercipta strategi pembelajaran yang baik, bahkan
mungkin strategi pembelajaran hanyalah sebatas kalimat pemulas bibir yang hanya diam,
bisu tanpa makna. Jika strategi pembelajaran ingin nyata, terasa dan bermakna, semunya
terbaring dan bersimpuh pada pangkuan kehebatan guru dalam meracik dan menggunakan
metode serta teknik pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal tentunya tidak terlepas dari peran guru
maupun siswa. Guru sebagai motivator, inspirator, dan fasilitator seyogyanya mampu
menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan tumbuh kembangnya minat siswa untuk
belajar. Tugas kita sebagai guru adalah menciptakan suasana belajar yang dapat
mengembangkan semua kecerdasan yang ada pada setiap individu siswa belajar adalah suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
Diharapkan setelah mengalami proses belajar suatu organisme dapat berubah perilakunya.
Pembelajaran lebih mengutamakan agar siswa dapat belajar secara optimal. Proses
pembelajaran adalah kegiatan inti pelaksanaan pendidikan. Kualitas proses pembelajaran
akan tercermin dari hasil belajar. Hakikat pembelajaran adalah upaya yang sistematik dan
sistematis dalam menata lingkungan belajar guna menumbuhkan dan mengembangkan
belajar peserta didik. Lingkungan belajar yang positif baik lingkungan fisik, emosi dan sosial
yaitu lingkungan yang tenang sekaligus menggugah semangat. Adanya rasa keutuhan,
keamanan, minat dan kegembiraan sangat penting untuk mengoptimalkan pembelajaran
manusia. Pada pelaksanaan evaluasi pembelajaran, hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil
siswa melalui nilai. Dalam penelitian ini penulis mengambil indikator hasil belajar siswa
setelah proses belajar mengajar dilaksanakan. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
individu secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik
Suatu sekolah akan berkembang maju apabila ada kerja sama antara kepala sekolah
dan guru
Kepala sekolah harus mengembangkan kemampuan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk dapat mengelola pengajaran disekokah dengan baik
Kepala sekolah yang hanya mendengarkan ketimbang memimpin menjadikan sekolah
tidak memiliki kemajuan pengajaran

PEMBELAJARAN 3
MERANCANG MATERI PEMBELAJARAN YANG RELAVAN DENGAN KONDISI
DAN KEHIDUPAN NYATA SERTA BERIORIENTASI ABAD 21
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh setiap
individu, sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa
berjalan menjadi bisa berjalan, tidak bisa membaca menjadi bisa membaca dan sebagainya,
sedangkan Pembelajaran berarti kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan
pendidik. Belajar dimaksudkan agar terjadinya perubahan dalam pikiran dan karakter diri
peserta didik. Tantangan pendidik tidak hanya membekali keterampilan peserta didik saat ini,
tetapi memastikan bahwa anak didiknya sukses kelak di masa depan. Sukses artinya anak
didik setelah belajar di sekolah dapat terjun hidup di masyarakat. Untuk itu, pendidik harus
membekaliketerampilan kepada anak didiknya sesuai dengan kebutuhan yang dapat mereka
manfaatkandalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran di abad 21 ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa yang lalu.
Dahulu,pembelajaran dilakukan tanpa memperhatikan standar, sedangkan kini memerlukan
standar sebagai acuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui standar yang telah
ditetapkan, pendidik mempunyai pedoman yang pasti tentang apa yang dikerjakan dan yang
hendak dicapai.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik
dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Memasuki abad 21 kemajuan
teknologi tersebut telah memasuki berbagai sendi kehidupan, tidak terkecuali dibidang
pendidikan. Dosen dan mahasiswa, pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan
belajar mengajar di abad 21 ini. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi peserta didik
dan pendidik agar dapat bertahan dalam abad pengetahuan di era informasi ini (Yana, 2013).
Pendidikan nasional abad 21 bertujuan untik mencapai cita-cita bangsa, yaitu masyarakat
bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan stara
dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari
sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan
berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya.

Anda mungkin juga menyukai