Anda di halaman 1dari 17

PERILAKU KEPEMIMPINAN

Di Susun Oleh :

Kelompok 8

Egis Dia Safitri (20042014058)

Endang Asih Lestari (20042014040)

Anugrah Firmansyah (20042014047)

Firsyam (

PRODI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS SOSPOL

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR (UIM)

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambanya. Shalawat dan salam tak
lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat
dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan makalah
yang berjudul “Perilaku kepemimpinan”.

Makalah yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan
Tugas Kepemimpinan Sospol Universitas Islam Makassar.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa makalahh ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman,
penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada
Universitas Islam Makassar.

Wallahul muwaffik ila aqwamit thariq Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku kepemimpinan merupakan suatu rangkaian kegiatan dan kemampuan


mempengaruhi orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah diterapkan. Kepemimpinan memiliki potensi besar untuk
menjalankan sebuah organisasi sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal.
Berdasarkan pemikiran winardi diatas, maka kepemimpinan merupakan masalah central
dalam kepengurusan organisasi baik publik maupun non publik. Sangatlah jelas
organisasi publik melayani kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan
organisasi non publik melayani profit atau keuntungan saja/terbatas pada kalangan yang
tertentu yaitu nasabah atau pelanggang. Untuk itu menyangkut perilaku dalam proses
kepemimpinan menurut Rival (2002: 135) dikemukakan bahwa keberhasilan atau
kegagalan seorang pemimpin ditentukan oleh perilaku dan pemimpin itu sendiri. Perilaku
seorang pemimpin akan nampak dari cara memberikan perintah, cara memberika tugas,
cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat bawahannya,
cara memberikan bimbingan, cara menegakkan disiplin, cara mengawasi pekerjaan
bawahan, cara meminta laporan dari bawahan, cara memimpin rapat serta cara menegur
kesalahan bawahan dan lain-lain. Pemimpin merupakan tokoh sentral yang sangat
berpengaruh bagi perkambangan organisasi institusi yang dipimpinnya. Oleh sebab itu
sangat di harapkan perilaku kepemimpinan yang kreatif dalam melakukan inovasi serta
pengambilan keputusan yang tepat. Pemimpin pada Badan Pusat Statistik Provinsi
Gorontalo sebagai motivator yaitu berfungsi sebagai perencana dalam pengaturan ruang
kantor yang kondusif untuk bekerja, menciptakan hubungan yang harmonis sesama
pegawai, menerapkan sistem penghargaan dan saling menghormati. Perilaku seorang
pemimpin hendaknya dapat mengimplementasikan perannya untuk menggerakkan
seluruh pegawai agar berprestasi aktif dalam menunjang pencapaian tujuan institusi.
Adapun bentuk perilaku dari seorang pemimpin dapat dilihat dari kemampuan dan
kecakapan seorang pemimpin serta terselenggaranya kegiatan sesuatu organisasi/instansi
pemerintah.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Kepemimpinan Menurut Para Ahli


1. Menurut handbook of leadership

perilaku kepemimpinan adalah suatu interaksi antara anggota suatu kelompok.


Pemimpin merupakan agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih
mempengaruhi orang lain dari pada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka.

2. Terry dalam Hidayat (2012: 23)

mengatakan, perilaku kepemimpinan adalah aktivitaszmempengaruhi orang-orang


untuk mencapai tujuan kelompok secara sukarela.

3. Koontz dan O’Donnel (1981) dalam Hidayat (2012: 23)

juga menyatakan bahwa, perilaku kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi


orang-orang untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama. Karena pemimpin selalu
berhubungan dengan bawahannya, maka bawahan sangat memperhatikan bagaimana
pemimpin memperhatikan mereka.

4. menurut Miswan (2012:6)

Perilaku kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang fokusnya tidak pada sifat-
sifat atau karakteristik pemimpin tetapi pada tindakan interaksi terhadap orang-orang
yang ada disekitar kerjanya dan pada sekelompok orang/bawahan. Untuk itu setiap
pemimpin harus mampu menganalisis situasi sosial kelompok atau organisasinya
yang dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan fungsi perilaku kepemimpinan dengan
kerjasama dan bantuan orang-orang yang dipimpinnya.

Fungsi perilaku kepemimpinan menurut Hill dan Caroll (1997) dalam Hidayat
(2012: 24) memiliki 2 (dua) dimensi yaitu:

1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan untuk mengarahkan


(direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada
tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan
orangorang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok
organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-
keputusan dan kebijaksanaankebijaksanaan pemimpin.
B. Kepemimpinan Menurut Para Ahli
1. Menurut Wahjosumidjo (1987:11)

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang
pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai
rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan
kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan
adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi.
2. Menurut Moejiono (2002)
Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu
arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance
induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
3. Menurut Fiedler (1967)
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu
yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar
bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
4. Menurut Ott (1996)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di
dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku
orang lain.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perilaku Kepemimpinan

Perilaku kepemimpinan adalah perilaku khusus/pribadi para pemimpin terkait dengan


tugas dan perannya sebagai seorang pemimpin. Perilaku kepemimpinan dipahami sebagai
suatu kepribadian (personality) seorang pemimpin yang diwujudkan dalam aktivitas
kepemimpinannya dalam kaitannya dengan mengelola tugas dan hubungan dengan
bawahan/pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
Perilaku seorang pemimpin terkait erat dengan beberapa hal, yaitu kemampuan yang
dimilikinya, karakter setiap bawahan yang dipimpinnya, jabatan atau posisi tertentu yang
diembannya, dan budaya organisasi serta situasi kondisi yang menyertainya.

Dalam kamus bahasa Indonesia Perilaku adalah tanggapan atau reaksi terhadap
rangsangan atau lingkungan. Menurut Abdul Azis Wahab bahwa Perilaku adalah gaya
kepemimpinan dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi kepemimpinan, yang menurut
teori ini sangat besar pengaruhnya dan bersifat sangat menentukan dalam mengefektifkan
organisasi untuk mencapai tujuannya. Pendekatan teori perilaku melalui gaya
kepemimpinan dalam realisasi fungsi-fungsi kepemimpinan, merupakan strategi
kepemimpinan yang memiliki dua orientasi yang terdiri dari orientasi pada tugas dan
orientasi pada bawahan. Perilaku kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang fokusnya
tidak pada sifatsifat atau karakteristik pemimpinan tetapi pada tindakan interaksi terhadap
orang-orang yang ada disekitar kerjanya dan pada sekelompok orang bawahan Konsep
perilaku kepemimpinan

Menurut Mulyasa yang dikutip oleh Nur Efendi, perilaku kepemimpinan ada tiga
dimensi, yang didasarkan pada hubungan antara tiga faktor, yaitu perilaku tugas (Task
behavior), perilaku hubungan (relationship behavior) dan kematangan (maturity). Perilaku
tugas merupakan pemberian petunjuk oleh pemimpin terhadap anak buah meliputi
penjelasan tertentu, apa yang harus dikerjakan, bilamana, dan bagaimana
mengerjakannya, serta mengawasi mereka secara ketat. Perilaku hubungan merupakan
ajakan yang disampaikan oleh pemimpin melalui komunikasi dua arah yang meliputi
mendengar dan melibatkan anak buah dalam pemecahan masalah. Adapun kematangan
adalah kemampuan dan kemauan anak buah dalam mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya. Dari ketiga faktor tersebut, tingkat
kematangan anak buah merupakan faktor yang paling dominan. Karena itu, tekanan
utama dari teori ini terletak pada perilaku pemimpin dalam hubungannya dengan
bawahan. Kegiatan pemimpin dalam melakukan manajemen organisasinya mulai dari
pengambilan keputusan sampai pada pelaksanaan dan evaluasi kerja menunjukkan suatu
perilaku. Perilaku pemimpin dalam suatu organisasi menjadi sorotan dan memengaruhi
timbulnya perilaku anggota atau perilaku kelompok. Apabila perilaku pemimpin, baik
dalam memberikan instruksi, mengawasi, maupun melakukan evaluasi, termasuk dalam
mengemukakan pikiran-pikirannya maka dapat menciptakan efektivitas organisasi.
Perilaku kepemimpinan tersebut, yaitu perilaku instruktif, konsultatif, partisipatif, dan
delegatif. Perilaku kepemimpinan tersebut, masing-masing memiliki ciri pokok sebagai
berikut:

a. Perilaku instruktif; terbangunnya komunikasi satu arah, pimpinan membatasi


peranan bawahan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi
tanggung jawab pemimpin, pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan ketat.
b. Perilaku konsultatif; pemimpin masih memberikan instruksi yang cukup besar
serta menentukan keputusan, telah diharapkan komunikasi dua arah dan
memberikan suportif terhadap bawahan, pemimpin mau mendengar keluhan dan
perasaan bawahan dalam pengambilan keputusan, bantuan terhadap bawahan
ditingkatkan tetapi pelaksanaan keputusan tetap pada pemimpin.
c. Perilaku persuasif; control atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
antara pemimpin dan bawahan seimbang, pemimpin dan bawahan sama-sama
terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi dua
arah semakin meningkat, pemimpin makin mendengarkan secara intensif terhadap
bawahannya, keikutsertaan bawahan dalam pemecahan dan pengambilan
keputusan makin betambah.
d. Perilaku delegatif; pemimpin mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan
bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan seluruhnya
kepada bawahan, bawahan diberi hak untuk menentukan langkah-langkah
bagaimana keputusan dilaksanakan, dan bawahan diberi wewenang untuk
menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusan sendiri.

Secara rinci dijelaskan babwa perilaku kepemimpinan terpusat pada pekerjaan


mengandung ciri-ciri atau indikator sebagai berikut:
1. Mengutamakan tercapainya tujuan.
2. Mementingkan produksi yang tinggi.
3. Mengutamakan penyelesaian tugas menurutjadwal yang telab ditetapkan.
4. Lebib banyak melakukan pengarahan.
5. Melaksanakan tugas dengan melalui prosedur kerja yang ketat.
6. Melakukan pengawasan secara ketat.
7. Penilaian terbadap pejabat semata-mata berdasar kan basil kerja.

Sedangkan perilaku kepemimpinan terpusat pada pegawai mengandung ciri-ciri


atau indikator sebagai berikut:

1. Memperhatikan kebutuhan bawahan.


2. Berusaha menciptakan suasana saling percaya.
3. Berusaha menciptakan suasana saling harga menghargai.
4. Simpati terhadap perasaan bawahan.
5. Memiliki sikap bersahabat.
6. Menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan dan
kegiatan lain.
7. Lebih mengutamakan pengarahan diri, mendisiplin diri, mengontrol diri.

Menurut Stogdill yang di kutip oleh Muwahid Shulhan, mengemukakan bahwa


untuk menilai perilaku kepemimpinan ada 12 faktor yang perlu di perhatikan, yaitu:

1) Perwakilan (representation), pemimpin berbicara dan bertindak sebagai wakil


kelompok.
2) Tuntutan perdamaian (reconciliation), pemimpin mendamaikan tuntutan
konflik dan mengurangi ketidakteraturan dari sistem yang ada.
3) Toleran terhadap ketidakpastian (tolerance of uncertainty), pemimpin mampu
memberikan toleransi terhadap ketidak pastian dan penundaan tanpa
kekhawatiran atau gangguan.
4) Keyakinan (persuasiveness), pemimpin mampu menggunakan persuasi dan
organisasi secara efektif serta memperlihatkan keyakinan yang kuat.
5) Struktur inisiasi (inisiation of structure), pemimpin dengan jelas
mendefinisikan peranan kepemimpinan dan memberikan kesempatan
bawahan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
6) Toleransi kebebasan (tolerance of freedom), pemimpin membiarkan bawahan
berkesempatan untuk berinisiatif, terlibat dalam keputusan dan berbuat.
7) Asumsi peranan (role Assumption), pemimpin secara aktif menggunakan
peranan kepemimpinannya daripada menyerahkan kepemimpinan kepada
orang lain.
8) Konsiderasi (consideration), pemimpin memperlihatikan ketengan,
kerjasama, dan kontribusi (bantuan) bawahan.
9) Penekanan pada hal-hal yang produktif (productive emphasis), pemimpin
mementingkan atau menekankan kepada hal-hal yang bersifat produktif.
10) Ketepatan yang bersifat produktif (predictive accuracy), pemimpin
memperlihatkan wawasan kedepan dan kecakapan untuk memperkirakan
hasil yang akan datang secara akurat.
11) Integrase (integration), pemimpin memelihara secara akrab jaringan
organisasi dan mengatasi konflik antar anggota.
12) Orientasi kepada atasan (superior orientation), pemimpin memelihara
hubungan ramah-tamah dengan atasan yang mempunyai pengaruh terhadap
pemimpin, dan berjuang untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi.

Kedua belas faktor tersebut sangat membantu dalam menganalisa dan


memperbaiki perilaku pemimpin dalam organisasi apapun.

B. Teori Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan

Dalam menggerakkan orang lain guna mencapai tujuan, pemimpin biasanya


menampakkan perilaku kepemimpinannya dengan bermacam-macam. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Usman, para peneliti telah mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan
yang berpijak dari perilaku kepemimpinan ini, yaitu 1) yang berorientasi pada tugas (task
oriented) dan 2) yang berorientasi pada bawahan atau karyawan (employee oriented).

Gaya yang berorientasi pada tugas lebih memperhatikan pada penyelesaian tugas
dengan pengawasan yang sangat ketat agar tugas selesai sesuai dengan keinginannya.
Hubungan baik dengan bawahannya diabaikan yang penting bawahan harus bekerja
keras, produktif dan tepat waktu. Sebaliknya gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
bawahan cenderung lebih mementingkan hubungan baik dengan bawahannya dan lebih
memotivasi karyawannya daripada mengawasi dengan ketat. Gaya ini sangat sensitif
dengan perasaan bawahannya. Jadi pada prinsipnya yang dipakai pada gaya
kepemimpinan yang ini bukan otak tapi rasa yang ada dalam hati. Pemimpin berusaha
keras tidak menyakiti bawahannya. Penjabaran perilaku pemimpin terhadap bawahan
tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. High-high berarti pemimpin tersebut memiliki hubungan tinggi dan orientasi


tugas yang tinggi juga.
2. High task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi tugas yang tinggi,
tetapi rendah hubungan terhadap bawahan.
3. Low task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan hubungan dengan
bawahan, dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori ini disebut dengan
Konsiderasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti:
membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan
4. Low task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan dengan bawahan juga
lemah.

Dari keempat macam gaya kepemimpinan, kepemimpinan yang paling fatal akibatnya
adalah yang keempat. Seorang pemimpin apabila memimpin dengan gaya yang
keempat ini, lebih baik turun saja dari kepemimpinannya sebelum hancur organisasi
yang dipimpinnya tersebut.

Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu pertama, gaya kepemimpinan
yang berpola mementingkan pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien, agar mampu
mewujudkan tujuan secara efektif dan efisien, agar mampu mewujudkan tujuan secara
maksimal; kedua, gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan
hubungan kerja sama; dan ketiga, gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan
hasil yang dapat dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Di sini
pemimpin menaruh perhatian yang besar dan memiliki keinginan yang kuat, agar
setiap anggota berprestasi sebesar-besarnya.

Ketiga pola dasar perilaku kepemimpinan dalam praktik tidak berlangsung secara
ekstrim terpisah-pisah. pemisahan sebagaimana tersebut diatas dimaksudkan sebagai
uraian teoritis, yang akan mengantarkan pada katagori kepemimpinan. Berdasarkan
ketiga pola dasar tersebut, terbentuknya perilaku kepemimpinan yang berwujud pada
ketagori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan antara lain
adalah;

a. Tipe kepemimpinan otoriter, tipe ini menempatkan kekuasaan di tangan satu


orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas
anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah bahkan
kehendak pimpinan.
b. Tipe kepemimpinan kendali bebas. Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe
kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol.
Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang
yang dipimpinnya dalam mengambil keputusan atau melakukan kegiatan.
Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
c. Tipe kepemimpinan demokratis. Tipe ini menempatkan manusia sebagai
faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan
musyawaroh, yang diwujudkan dalam setiap jenjang dan di dalam unit
masing-masing.

Seorang pemimpin Dalam melakukan tugas kepemimpinannya dengan


menggunakan gaya dan tipe kepemimpinan tertentu mempunyai karekteristik
terdendiri. Seorang pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak,
dan kebiasaan sendiri yang khas sehingga dengan tingkah laku dan gayanya
sendiri membedakan dirinya dengan orang lain. Tipe kepemimpinannya tersebut
pasti akan mewarnai perilaku kepemimpinan.

C. Kepemimpinan
1. Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang memuat dua hal pokok yaitu:
pemimpin sebagai subjek, yang dipiumpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung
pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan
ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik
maupun spritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan
di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi
sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan pada dasarnya
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang tersebut mau
melakukan tindakan apa pun demi suatu tujuan tertentu.

Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh


seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu
dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan
tertentu. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto yang di kutip oleh Muwahid
Shulhan, kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi anggota
kelompok agar mereka dengan suka rela menyumbangkan kemampuannya secara
maksimal demi pencapaian tujuan kelompok yang telah ditetapkan.

Berdasarkan dari definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas, dengan


demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Jadi maksudnya masing-masing definisi kepemimpinan berbeda menurut
sudut pandang penulisnya. Namun, demikian ada kesamaan dalam mendefinisikan
kepemimpinan yaitu mengandung makna mempengaruhi orang lain untuk berbuat
seperti pemimpin yang dikehendaki.

Dengan demikian, dapat di kemukakan bahwa hakikat kepemimpinan di


antaranya, 1) proses memengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi; 2) seni memengaruhi dan
mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama
yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama; 3) kemampuan untuk
memengaruhi, memberi inspirasi, dan mengarahkan tindakan seseorang atau
kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan; 4) melibatkan tiga hal, yaitu
pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu; 5) kemampuan untuk memengaruhi suatu
kelompok untuk mencapai tujuan.

1. Karakteristik kepemimpinan yang efektif

Kepemimpinan yang efektif merupkan kepemimpinan yang mampu


menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
bersama. Untuk menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut,
diperlukan seorang pemimpin diangkat Karena memiliki kemampuan lebih dalam
mangatur dan mengarahkan orang lain dan mampu menjadi representatif dari
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuannya. Kepemimpinan Efektif
kepemimpinan dipengaruhi banyak faktor, antara lain kemampuan memotivasi,
mengendalikan situasi, bertanggung jawab, adil, dan percaya diri. Oleh karena itu,
tidak semua kepala madrasah yang memimpin mampu melaksanakan
kepemimpinan dengan efektif dan tidak semua orang yang berpendidikan tinggi
mampu memimpin dengan baik.

Hodge mengatakan, sebagaimana yang dikutip Nur Efendi, ciri atau


karakteristik seorang pemimpin yang efektif dikelompokkan menjadi dua sifat
penting, yaitu mempunyai visi dan bekerja dari sudut efektifitas mereka. Berikut
ini adalah perincian pendapat Hodge tentang sepuluh karakteristik pemimpin yang
efektif.

1. Memiliki misi.
2. Pemimpin yang efektif memiliki fokus untuk mencapai tujuan-tujuan yang
akan membuat misi menjadi kenyataan.
3. Pemimpin yang efektif memenangi dukungan untuk visinya dengan
memanfaatkan gaya dan aktivitas yang paling cocok untuk mereka sebagai
individu.
4. Pemimpin yang efektif secara alami lebih terfokus untuk menjadi daripada
melakukannya.
5. Pemimpin yang efektif secara alami tahu bagaimana mereka bekerja
paling efisien dan efektif.
6. Pemimpin yang efektif secara alami tahu bagaimana memanfaatkan
kekuatan mereka untuk mencapai tujuan.
7. Pemimpin yang efektif tidak mencoba menjadi orang lain.
8. Pemimpin yang efektif secara alami mencari orang-orang dengan berbagai
ciri efektifitas alam
9. Pemimpin yang efektif menarik orang lain
10. Pemimpin yang efektif terus mengembangkan kekuatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan baru dan mencapai tujuan yang baru.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perilaku kepemimpinan adalah perilaku khusus/pribadi para pemimpin terkait dengan


tugas dan perannya sebagai seorang pemimpin. Perilaku kepemimpinan dipahami sebagai
suatu kepribadian (personality) seorang pemimpin yang diwujudkan dalam aktivitas
kepemimpinannya dalam kaitannya dengan mengelola tugas dan hubungan dengan
bawahan/pegawai untuk mencapai tujuan organisasi Perilaku seorang pemimpin terkait
erat dengan beberapa hal, yaitu kemampuan yang dimilikinya, karakter setiap bawahan
yang dipimpinnya, jabatan atau posisi tertentu yang diembannya, dan budaya organisasi
serta situasi kondisi yang menyertainya.

B. Saran

C. Sangat diperlukan sekali


jika kepemimpinan pada
setiap pribadi manusia. Jiwa
D. kepemimpinan itu perlu
selalu dipupuk dan
dikembangkan. Paling tidak
untuk memimpin diri
E. sendiri.
F. Sangat diperlukan sekali
jika kepemimpinan pada
setiap pribadi manusia. Jiwa
G. kepemimpinan itu perlu
selalu dipupuk dan
dikembangkan. Paling tidak
untuk memimpin diri
H. sendiri.
I. Sangat diperlukan sekali
jika kepemimpinan pada
setiap pribadi manusia. Jiwa
J. kepemimpinan itu perlu
selalu dipupuk dan
dikembangkan. Paling tidak
untuk memimpin diri
K. sendiri.
Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri

DAFTAR PUSTAKA

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7131/5/BAB%20II.pdf

http://menzour.blogspot.com/2019/05/makalah-teori-perilaku-sifat.html

https://www.academia.edu/36389480/
makalah_teori_kepemimpinan_dan_perilaku_pemimpin_yang_efektif_docx

https://www.academia.edu/14886268/MAKALAH_KEPEMIMPINAN

https://osf.io/s73mu/download

http://digilib.unimed.ac.id/2665/3/071188110058%20Bab%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai