Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DI DESA MATTOMBONG KECAMATAN MATTIROSOMPE


A.Kireyna nasda
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Makassar
Email: kireyna27nasda@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan dan cara atau tipe
pengambilan keputusan Kepala Desa Mattombong serta pengaruh gaya kepemimpinan dalam
pengambilan keputusan, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif, sumber data dari penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh dari hasil
wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari jurnal-jurnal atau artikel yang terkait dengan
pembahasan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Kepala Desa Mattombong menganut
gaya kepemimpinan partisipatif, adapun dalam pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
fakta dan rasional, sehingga dalam pengambilan keputusannya memerlukan waktu yang cukup
lama.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Pengambilan Keputusan, Kepala Desa.

PENDAHULUAN manajer/pemimpin dapat mempengaruhi


efektivitas dan keunggulan organisasi
Kualitas sumber daya manusia
karena saling berkaitan atau
merupakan salah satu faktor penentu
mempengaruhi, pemimpina yang
efektivitas dan keunggulan suatu
berkualitas tetapi staff bawahan yang
organisasi, baik itu kualitas para bawahan
kurang berkualitas juga dapat menghambat
atau staff yang bekerja dibawah pimpinan
pencapaian tujuan, begitupun sebaliknya
manajer maupun manajer itu sendiri, pada
pemimpin yang tidak/kurang berkualitas
hakekatnya pemimpin harus memiliki suatu
dapat menghambat laju pencapaian tujuan
kelebihan yang tidak dimiliki atau
karena tidak dapat membimbing dan
melampaui para bawahannya, agar dalam
mengarahkan bawahannya meskipun para
membimbing dan mengarahkan bawahan
bawahannya memiliki kualitas yang baik.
dapat lebih mudah, baik itu karena memiliki
Kepemimpinan sangat dibutuhkan
kemampuan yang tidak dimiliki oleh para
manusia karena terdapat keterbatasan-
bawahannya maupun karena ada rasa segan
keterbatasan serta kelebihan tertentu yang
yang timbul karna kelebihan tersebut, pada
ada pada manusia, sehingga timbullah rasa
intinya kulialitas SDM dalam suatu
kebutuhan terhadap sosok pemimpin dan
organisasi baik itu staff bawahan maupun
kepemimpinan. Kepemimpinan

1
(leadership) dapat dikatakan sebagai cara desentralisasi sebagai sistem
seorang pemimpin (leader) dalam pemerintahannya, berdasarkan UU No.23
mengarahkan, mendorong dan mengatur Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah,
seluruh unsur-unsur di dalam kelompok desentralisasi didefenisikan sebagai
atau organisasinya, gaya kepemimpinan penyerahan urusan pemerintahan oleh
seseorang dapat dilihat salah satunya dari pemerintah pusat, kepada daerah otonom
bagaimana cara mereka dalam menentukan berdasarkan asas otonom. Setiap kelompok
atau megambil keputusan dan begitupun masyarakat tentunya memiliki
sebaliknya cara seorang pemimpin dalam permasalahan dan keperluan yang berbeda-
mengambil keputusan mencerminkan beda di setiap daerahnya dan yang lebih
bagaimana gaya kepemimpinan mereka. mengetahui tentang permasalahan dan
Pengambilan keputusan yang baik kebutuhan masyarakat setempat adalah
menghasilkan kebijakan yang dapat masyarakat itu sendiri, selain itu terdapat
diterima oleh bayak orang/pihak, lebih tugas pemerintah yang lebih berdaya guna
banyak menguntungkan dari pada jika dikelolah oleh masyarakat setempat
merugikan, serta dapat membantu karena lebih mengetahui daerah tersebut,
pencapaian tujuan organisasi, tentunya sehingga di lakukanlah desentralisasi
untuk mengahasilkan kebijakan yang baik sebagai sistem dalam menjalankan
seorang pemimpin harus memiliki pemerintahan.
intelegensi (kecerdasan), kematangan dan Tugas pokok pemerintahan desa
keluasan pandangan sosial terutama dalam adalah menjalankan sebagian kewenangan
menganalisa suatu permasalahan, memiliki kecamatan serta melaksanakan tugas-tugas
motivasi dan keinginan berprestasi serta lainnya berdasarkan kepada peraturan yang
memiliki hubungan manusia yang baik. berlaku. Dalam kapasitasnya sebagai
Setiap pemimpin memiliki metode sebuah organisasi dibawah kecamatan,
atau cara yang berbeda-beda dalam tujuan penyelenggaraan pemerintahan desa
pengambilan keputusan tergantung pada adalah terlaksananya sebagian fungsi
sifat, karakter, pengetahuan, pengalaman kelurahan sesuai dengan kewenangannya
serta gaya kepemimpinan yang dimiliki yang dilimpahkan kecamatan secara efektif
oleh pemimpin tersebut, sehingga tidak dan efisien.
semua pemimpin sama dalam memimpin Kepala desa sebagai pejabat
bawahannya. pemerintah desa yang mempunyai
Di indonesia khususnya dalam wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menjalankan pemerintahan menggunakan menyelenggarakan rumah tangga desanya
2
dan melaksanakan tugas dari pemerintah konsensus, kesetaraan yakni kesamaan
dan pemerintah daerahnya, dalam dalam perlakuan dan pelayanan, efektif dan
melaksanakan tugas sebagaimana efiseien, akuntabilitas atau
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) kepala bertanggungjawab serta yang paling
desa berwenang: memimpin penting adalah memiliki visi yang strategis
penyelenggaraan desa, mengangkat dan untuk menghadapi masa yang akan datang,
memberhentikan Perankat Desa, para pemimpin dalam hal ini yang memiliki
menetapkan peraturan desa, menetapkan peran penting harus memiliki prespektif
APBDES, membina ketentraman dan yang luas dan jauh kedepan atas tata
ketertiban Masyarakat Desa dan seterusnya, pemerintahan yang baik dan pembangunan
namun tugas inti dari kepala desa sebagai manusia, serta kepekaan akan apa saja yang
seorang pemimpin adalah membuat dan dibutuhkan untuk mewujudkan
mengambil keputusan untuk perkembangan tersebut.
diselenggarakan dan di implementasikan Dari penjelasan diatas maka penting
kepada masyarakat. untuk diadakan penelitian dengan judul
Maka dari itu peran pemimpin “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap
sangat berpengaruh terhadap efektivitas Pengambilan Keputusan di Desa
dan keberhasilan suatu organisasi, perlu Mattombong Kecamatan Mattirosompe
gaya kepemimpinan yang tepat agar Kabupaten Pinrang” untuk mengetahui
pengambilan keputusan menghasilkan bagaimana gaya kepemimpinan yang
kebijakan yang dapat diterima dan diterapkan kepala desa Mattobong serta
membantu mencapai tujuan organisasi. cara pengambilan keputusannya.
Pemerintah Desa Mattombong,
Kecamatan Mattrirosompe Kabupaten TINJAUAN PUSTAKA
pinrang, dalam menjalankan tugas dan Menurut Pamuji (dalam Nawawi,
fungsinya dengan baik harus sesuai dengan 2006;37) kepemimpinan (leadership)
prinsip-prinsip Good Governance yakni merupakan kualitas hubungan atau
memberi ruang bagi warga masyarakat interaksi antar si pemimpin dan pengikut
untuk berpartisipasi dalam dalam situasi tertentu, sedangkan
penyelenggaraan pemerintahan, partisipasi manajemen merupakan fungsi atau status
bermaksud untuk menjamin agar setiap atau wewenang (authotrity); jadi
kebijakan yang diambil oleh pemerintah kepemimpinan menekankan kepada
desa mencerminkan aspirasi masyarakat, pengaruh terhadap pengikut (wibawa)
kemudian transparan, berorientasi pada
3
sedangkan manajemen menekankan pada individu atau kelompok untuk
wewenang yang ada. mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Salah satu peran kepemimpinan yang Dari beberapa defenisi diatas dapat di
termasuk penting dalam mengelola tarik kesimpulan bahwa, kepemimpinan
organisasi adalah pengambilan keputusan, merupakan kemampuan yang dimiliki
yang mana pemimpin memiliki tanggung seseorang dalam mempengaruhi aktivitas
jawab penuh terhadap tugas tersebut, baik serta tingkah laku individu atau kelompok
itu dilakukan sendiri oleh pemimpin dalam suatu organisasi untuk mencapai
maupun melimpahkannya kepada tujuan organisasi atau kelompok.
bawahannya, namun pada dasarnya
pengambilan keputusan adalah tugas pokok Kepemimpinan
seorang pemimpin. Berikut ini beberapa pemimpin dapat menggunakan banyak
defenisi kepemimpinan menurut para ahli: cara dalam mempengaruhi bawahannya
1) Menurut Handoko, kepemimpinan agar mau melakukan apa yang
merupakan kemampuan yang dimiliki diperintahkan, hal ini penting mengingat
seseorang untuk mempengaruhi orang- pemimpin merupakan figur yang dapat
orang lain agar bekerja mencapai menjadi contoh bagi bawahannya, selain itu
tujuan dan sasarang. seorang leader harus bisa me-lead
2) Menurut Young, kepemimpinan yaitu bawahannya dalam hal advice, yaitu
bentuk dominasi yang didasari atas memberikan saran dan nasihat dari
kemampuan pribadi yang sanggup permasalahan yang ada, dicipline yaitu
mendorong atau mengajak orang lain memberikan keteladanan dalam berdisiplin
untuk berbuat sesuatu yang dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap
berdasarkan penerimaan dan aktivitas, educate yaitu mampu untuk
kelompoknya, dan memiliki keahlian mengedukasi rekan kerjanya dan
khusus yang tepat bagi situasi yang mewariskan act knowledge pada rekannya,
khusus. dan loyalty yaitu mampu membangkitkan
3) Menurut Northouse, kepemimpinan loyalitas dan memberikan loyalitasnya
adalah proses mempengaruhi individu- terhadap bawahannya dalam hal kebaikan.
individu dalam kelompok dalam Sehingga dapat dikatakan bahwa pemimpin
rangka pencapaian tujuan bersama. memiliki peran sentral dalam menjalankan
4) Menurut Nawawi, kepemimpinan suatu organisasi.
adalah proses mempengaruhi aktivitas Menurut Nawawi teori kepemimpinan
dapat dibedakan menjadi empat yaitu: teori
4
sifat, teori perilaku, teori situasional, dan kedisiplinan atau tegas,
teori antribusi, adapun uraian penjelasan pengetahuan, dan dalam hal
dari point-point tersebut adalah sebagai berbicara harus lebih fasih dari
berikut: pada bawahannya.
1) Teori sifat 4. Kepribadian, kepemimpinan yang
Sekitar tahun 1940-1950an efektif juga dipengaruhi oleh
merupakan awal studi kepemimpinan kepribadian pemimpinnya yang
yang fokus utamanya adalah sifat-sifat mencakup kewaspadaan,
dari pemimpin, para peneliti mencoba kepercayaan diri, dan integritas
mengidentifikasi karakteristik- pribadi.
karakteristik individual yang 5. Karakteristik hubungan tugas
membedakan pemimpin yang berhasil yaitu pemimpin memiliki ciri-ciri
dan pemimpin yang gagal, dan seperti kebutuhan akan prestasi
selanjutnya mengaitkan karakteristik- yang tinggi, inisiatif, dan orientasi
karakteristik seperti misalnya tugas yang tinggi.
kepribadian, emosional, fisik, 6. Karakteristik sosial, dimana
intelektual dan karakteristik lainnya pemimpin aktif dalam berbagai
dari pemimpin yang berhasil dimasa aktifitas, bergaul secara luas
lampau. Ralph Stogdill dengan semua orang, dan
mengidentifikasi ada enam klasifikasi bekerjasama dengan orang lain.
dari sistem kepemimpinan taitu: 2) Teori perilaku
1. Karakteristik fisik diataranya Teori ini lebih berfokus pada
seperti umur, penampilan, tinggi efektifitas seorang pemimpin, bukan
dan berat badan, yang mana telah pada penampilan fisiknya, teori
dipelajari pada berbagai penelitian perilaku menekankan pada dua gaya
awal tentang kepemimpinan. kepemimpinan yaitu gaya
2. Latar belakang sosial ekonomi kepemimpinan yang berorientasi pada
dari pemimpin yang diukur dari tugas (taks orientation) dan gaya
tingkat pendidikan, status sosial, kepemimpinan yang berorientasi pada
dan mobilitas. karyawan (employ orientation),
3. Intelegensi, yakni pemimpin berorientasi pada tugas maksudnya
memiliki kemampuan yang lebih adalah pemimpin lebih menekankan
tinggi dalam hal memutuskan pada pelaksanaan tugas dengan baik
suatu tindakan/kebijakan, dimana pemimpin mengarahkan dan
5
mengendalikan dengan ketat Tipe kepemimpinan ini
bawahannya, sedangkan berorientasi menempatkan kekuasaan ditangan satu
pada karyawan yaitu perilaku orang, pemimpin bertindak sebagai
pemimpin yang menekankan pada penguasa tunggal. Kedudukan dan
karyawan dalam pelaksanaan tugasnya tugas anak buah semata-mata hanya
dimana karyawan atau bawahan sebagai pelaksana keputusan, perintah
terlibat dalam pengambilan keputusan dan bahkan kehendak pemimpin.
yang berkaitan dengan tugas yang akan Pemipin memandang dirinya lebih
mereka kerjakan. dalam segala hal, dibandingkan dengan
3) Teori situasional bawahannya, sedangkan kemampuan
Salah satu fungsi dan tugas seorang bawahan selalu dipandang rendah
pemimpin adalah mampu mendianosa sehingga dianggap tidak mampu
lingkungan di sekitarnya serta faktor- berbuat sesuatu tanpa diperintah.
faktor yang mempengauhi efektifitas b. Tipe kepemimpinan kendali bebas
kepemimpinannya, situasi yang perlu Tipe kepemimpinan ini merupakan
didiagnosis oleh pemimpin ada empat kebalikan dari tipe kepemimpinan
yaitu, karakteristik manajerial, faktor otoriter, dimana pemimpin hanya
bawahan, faktor kelompok dan faktor sebagai simbol, sedangkan
organisasi kepemimpinannya dijalankan oleh
4) Model keatribusian orang yang dipimpinnya dengan
Pemimpin pada dasarnya adalah memberikan kendali bebas terhadap
pengelola informasi, dengan demikian mereka dalam mengambil keputusan
pemimpin akan berusaha mencari dan melakukan kegiatan menurut
informasi tentang penyebab terjadinya kehendak dan tugas masing-masing,
suatu masalah kemudian digunakan baik secara perorangan maupun
sebagai pedoman perilaku pemimpin. kelompok-kelompok kecil. Pemimpin
hanya memposisikan dirinya sebagai
Tipe-tipe Kepemimpinan penasihat.
Menurut Siagian ada tiga tipe-tipe c. Kepemimpinan demokratis
pokok kepemimpinan yaitu tipe Tipe kepemimpinan demokratis
kepemimpinan otoriter, kepemimpinan selalu mencoba memanfaatkan setiap
kendali bebas, dan tipe kepemimpinan orang yang dipimpin, karena pemimpin
demokratis. menganggap bahwa setiap orang
a. Tipe kepemimpinan otoriter memiliki kemauan, kehendak,
6
kemampuan, hasil pemikiran, keputusan, 3) memilih satu alternatif, 4)
pendapat, kreativitas, inisiatif yang melaksanakan alternatif, dan 5)
berbeda-beda sehingga harus di terima mengevaluasi efektifitas keputusan.
dan disalurkan secara wajar, maka dari Dari ketiga defenisi diatas dapat ditarik
itu kepemimpinan ini menempatkan kesimpulan bahwa pengambilan keputusan
manusia sebagai faktor utama dan merupakan suatu proses memilih alternatif
terpenting dalam setiap organisasi terbaik dari alternatif yang ada, setelah
Ketiga tipe kepemimpinan di atas dalam mengidentifikasi jenis masalah dan
praktiknya saling mengisi satu sama lain keputusan yang akan diambil dengan
tergantung situasi dan kondisi yang matang dan terencana.
memungkinkan sehingga kepemimpinan Pengambilan keputusan merupakan
dapat dijalankan secara efetif. suatu hal yang urgen untuk dilaksanakan
karena menyangkut masa depan suatu
Pengambilan keputusan organisasi selain itu juga menentukan
Terry mendefenisikan pengabilan seberapa besar efektifitas kepemimpinan
keputusan adalah pemilihan alternatif seseorang. Ada berbagai macam jenis
perilaku dari dua alternatif atau lebih pengambilan keputusan seperti,
(tindakan pimpinan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan berdasarkan
masalah yang dihadapi dalam organisasi intuisi, pengambilan keputusan rasional,
yang dipimpinnya dengan melalui pengambilan keputusan berdasarkan fakta,
pemilihan satu diantara alternatif-alternatif pengambilan keputusan berdasarkan
yang dimungkini. pengalaman, dan pengambilan keputusan
Menurut Siagian, pengambilan berdasarkan wewenang. sedangkan
keputusan adalah suatu pendekatan bagaimana pengambian keputusan
terhadap hakikat suatu masalah, dilaksanakan tergantung dari situasi dan
pengumpulan fakta-fakta dan data, kondisi serta jenis masalah yang dihadapi,
penentuan yang matang dari alternatif yang setiap jenis pengambilan keputusan
dihadapi dan pengambilan tindakan yang memiliki kelebihan dan kekurangannya
menurut perhitungan merupakan tindakan masing-masing. Adapun penjelasannya
yang paling tepat. sebagai berikut:
Adapun menurut Robbins dan Coulter 1) Pengambilan keputusan berdasarkan
di dalam pengambilan keputusan terdapat intuisi
lima point penting yaitu: 1) identifikasi Pengambilan keputusan berdasrkan
masalah, 2) mengidentifikasi kriteria intuisi atau perasaan biasanya lebih
7
bersifat subjektif, mudah dipengaruhi terlaksana dalam batas-batas nilai
dan terikat oleh faktor kejiwaan, masyarakat yang diakui saat itu.
pengambilan keputusan intuitif ini 3) Pengambilan keputusan berdasarkan
cocok diterapkan dalam penyelesaian fakta
masalah yang berkaitan dengan Pengambilan keputusan
kemanusiaan karena lebih mudah berdasarkan fakta dapat menghasilkan
mencapai/memberikan kepuasan, keputusan yang baik dan solid, namun
pengambilan keputusan intuitif dalam penagmbilan keputusnnya bisa
biasanya digunakan untuk pemecahan saja memakan waktu yang lama karna
masalah yang dampaknya tidak terlalu mencari informasi yang cukup itu sulit,
besar dan pengaruhnya bukan untuk perlu diketahui bahwa istilah fakta
waktu yang lama, sealain itu disini dikaitkan dengan istilah data dan
pengambilan keputusan ini hanya informasi. Kumpulan fakta yang telah
memakan waktu yang sedikit karena dikelompokkan secara sistematis
haanya diputuskan oleh satu pihak saja disebut dengan data, sedangkan data
sehingga mudah dalam mencapai yang sudah dikelola menghasilkan
kesepakatan, namun sayangnya informasi, informasi inilah yang
pengambilan keputusan intuitif ini sulit selanjutnya dijadikan acuan dalam
untuk diukur kebenarannya karna pengambilan keputusan.
hanya diputuskan oleh satu pihak saja. 4) Pengambilan keputusan berdasarkan
2) Pengambilan keputusan rasional pengalaman
Pengambilan keputusan rasional Pengalaman memang dapat
lebih bersifat objektif karena dijadikan pedoman untuk pengambilan
berdasarkan pada pertimbangan- keputusan dalam menyelesaikan suatu
pertimbangan yang rasional, permasalahan, sering kali pemimpin
pengambilan keputusan ini biasanya sebelum mengambil keputusan
digunakan untuk pemecahan masalah mengingat-ingat kembali apakah kasus
yang memang membutuhkan seperti ini pernah terjadi, biasanya
pertimbangan secara rasional, pengalaman ini dapat dilihat dari arsip-
pengambilan keputusan ini lebih dapat arsip dokumentasi pengalaman masa
diukur kebenarannya dengan melihat lampau, jika permasalahan ini pernah
tingkat kepuasan masyarakat dan terjadi di masa lampau selanjutnya
keputusan yang diambil dapat dilihat lagi apakah situasi dan kondosi
pada saat itu sama dengan situasi dan
8
kondisi yang terjadi saat ini jika masih 2) Setiap keputusan harus dapat dijadikan
sama maka cara pengambilan bahan untuk mencapai tujuan
keputusannya dapat diterapkan organisasi
kembali dalam penyelesaian masalah 3) Setiap keputusan hendaknya tidak
yang timbul. berorientasi pada kepentingan pribadi,
5) Pengambilan keputusan berdasarkan tetapi harus lebih mementingkan
wewenang kepentingan organisasi.
Setiap orang yang menjadi 4) Jarang sekali kepeutusan yang
pemimpin memiliki tugas dan dihasilkan dapat memuaskan, maka
wewenang untuk mengambil dari itu harus ada alternati-alternatif
keputusan dalam rangka menjalankan tandingan.
kegiatan demi tercapainya tujuan dan 5) Pengambilan keputusan merupakan
cita-cita organisasi yang efektif dan tindakan mental atau dapat dikatakan
efisien, pengambilan keputusan sebagai bentuk dari keberanian seorang
berdasarkan wewenang biasanya pemimpin yang harus diwujudkan
menghasilkan keputusan yang bersifat dalam tindakan fisik.
permanen, rutin dan mengasosiasikan 6) Pengambilan keputusan yang efektif
dengan praktik dictatorial, cendenrung memerlukan waktu yang
pengambilan keputusan ini juga cukup lama.
kadang kala oleh pembuat keputusan 7) Diperlukan pengambilan keputusan
sering melewati permasalahan yang yang praktis untuk mendpatkan hasil
seharusnya dipecahkan justru menjadi yang lebih baik.
kabur atau kurang jelas. 8) Setiap keputusan hendaknya di
lembagakan agar diketahui keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan itu benar. Dan
dalam pengambilan keputusan 9) Setiap keputusan memerlukan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan tindakan permulaan dari serangkaian
dalam pengambilan keputusan menurut kegiatan mata rantai berikutnya.
Terry adalah sebagai berikut:
1) Hal yang berwujud maupun yang tidak Gaya pemimpin dalam mengambil
berwujud, yang emosional maupun keputusan
yang rasional perlu untuk Sebagaimana dijelaskan Thoha (2003)
diperhitungkan dalam pengambilan bahwa gaya dasar kepemimpinan dalam
keputusan
9
mengambil keputusan, terbagi atas empat Delegatif, yaikni perilaku pemimpin yang
gaya kepemimpinan yaitu: rendah dukungan dan rendah pengarahan,
1) Instruksi, yakni perilaku pemimpin pemimpin mendiskusikan masalah
yang tinggi pengarahan dan rendah bersama-sama dengan bawahan, sehingga
dukungan, yang dicirikan oleh tercapai kesepakatan mengenai definisi
komunikasi satu arah, pemimpin masalah yang kemudian proses pembuatan
memberikan batasan peranan didelegasikan secara keseluruhan kepada
pengikutnya dan memberitahu mereka bawahan.
tentang mekanisme pelaksanaan
berbagai tugas. Inisiatif pemecahan HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah dan proses pembuatan Kepemimpinan (leadership) dapat
keputusan semata-mata dilakukan oleh dikatakan sebagai cara seorang pemimpin
pemimpin. (leader) dalam mengarahkan, mendorong
2) Konsultatif, pada gaya kepemimpinan dan mengatur seluruh unsur-unsur di dalam
ini, pemimpin yang tinggi pengarahan kelompok atau organisasinya,
dan tinggi dukungan, masih banyak kepemimpinan menjadi sangat dibutuhkan
memberikan pengarahan dan karena mengingat terdapat keterbatasan-
pengambilan keputusan, tetapi diikuti keterbatasan serta kelebihan kelebihan
dengan meningkatkan banyaknya tertentu yang ada pada manusia, sehingga
komunikasi dua arah dan perilaku timbullah rasa kebutuhan terhadap sosok
mendukung, dengan mendengar pemimpin dan kepemimpinan
perasaan pengikut, baik berupa ide Berdasarkan hasil wawancara yang
maupun saran mereka tentang telah dilakukan, penulis dapat menganalisis
keputusan yang dibuat. bagaimana gaya kepemimpinan serta cara
3) Partisipatif, yaitu perilaku pemimpin atau metode yang diterapkan oleh Kepala
yang tinggi dan rendah pengarahan, Desa Mattombong Kecamatan
dalam hal ini posisi kontrol atas Mattirosompe dalam mengambil
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan,
keputusan dipegang secara bergantian. Tahir selaku Kepala Desa Mattombong
Komunikasi dua arah ditingkatkan dan menyampaikan bahwa kepemimpinan
peranan pemimpin adalah aktif memiliki arti penting bagi seorang
mendengar. Tanggung jawab dan pemimpin mengingat bahwa Kepala Desa
pembuatan keputusan sebagian besar selaku pemimpin merupakan sosok figur
berada pada pihak pengikut. yang dapat menjadi contoh bagi
10
bawahannya sehingga dapat menjadi karakter, pengetahuan, serta
motifator yang memotivasi bawahannya pengalamannya. Ada banyak macam tipe-
agar dapat bekerja lebih baik lagi, selain itu tipe/gaya pemimpin dalam memimpin
dapat membawa nama desa sejajar dengan bawahannya, menurut Siagian ada tiga
desa-desa yang lain. Berikut penuturan tipe-tipe pokok kepemimpinan yaitu tipe
hasil wawancara. kepemimpinan otoriter, kepemimpinan
kendali bebas, dan tipe kepemimpinan
“kepemimpinan bagi saya adalah
bagaimana cara kita dapat berdiri di demokratis.
depan, memberikan motivasi, menjadi Kepala Desa Mattombong selaku
motivator, kemudian bisa menjadi jarum
pemimpin dalam memimpin bawahannya
bagi semua orang, karena mengingat
kepasitas saya sebagai seorang Kepala menggunakan cara terbuka atau
Desa bagaimana bisa mengantarkan desa demokratis yakni menerima semua
ini berdiri sejajar dengan desa-desa yang memasukan baik dari bawahan maupun
lain yang sudah berhasil, jadi intinya
masyarakat mengenai saran atau pendapat
kepemimpinan adalah menjadi motivasi,
menjadi motivator, serta dapat menjadi serta kritikan terhadap suatu keputusan
jarum bagi masyarakat desa.” yang telah dikeluarkan maupun sebelum
Dalam hasil wawancara diatas dapat memutuskan atau membuat kebijakan
disimpulkan bahwa arti kepemimpinan tersebut. Berikut penuturan hasil
bagi Kepala Desa Mattombong adalah wawancaranya.
bagaimana dapat menjadi motivator yang
“jadi saya termasuk tipe demokrasi
memotivasi baik bawahannya maupu dalam memimpin, dimana saya terbuka
masyarakat sendiri untuk dapat membawa untuk apapun dan juga kami tidak hanya
nama baik desa sejajar dengan desa-desa terbuka pada bawahan saja tapi juga
kepada semua masyarakat, insyaallah kami
lain yang sudah berhasil, selian itu akan terbuka, begitupun dengan sistem
dikatakan bahwa bagaimana kepala desa kerja dan sistem pengelolaan
dapat menjadi jarum maksudnya adalah keuangannya.”

bagaimana seorang pemimpin dapat Pemimpin dalam menjalankan


dipercaya dan diandalkan bagi masyarakat tugasnya pasti akan selalu dipertemukan
untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. dengan suatu permasalahan yang
Pemimpin dalam memimpin mengharuskan mereka untuk mengambil
bawahannya memiliki cara-cara tersendiri atau memutusakan suatu tindakan yang
yang biasa disebut dengan gaya mana keputusan ini juga nantinya dapat
kepemimpinan, gaya kepemimpinan menjadi penentu masa depan organisasi,
sesorang dapat dipengaruhi oleh sifat, pemimpin dalam mengambil keputusan

11
memiliki metode atau cara-cara tersendiri dipertimbangkan secara rasional, baik itu
yang berbeda dalam mengambil dampak yang akan diterima organisi
keputusan, seperti pengambilan keputusan sendiri maupun masyarakat, hal ini di
berdasrkan intuisi, pengambilan keputusan dukung oleh pernyataan Kepala Desa
secara rasional, pengambilan keputusan Mattobong mengenai proses pengambilan
berdasarkan fakta, pengambilan keputusan keputusan, dibawah ini.
berdasarkan pengalaman, dan
“inikan proses pengambilan
pengambilan keputusan berdasarkan keputusan, ini saya hanya berbicara
wewenang. secara umum bahwa itu tadi yang pertama
sumpama ada suatu permasalahan atau
Dalam hasil wawancara langsung
ada kegiatan yang ingin dilakukan, jadi
diketahui bahwa Kepala Desa kita harus menggali betul apa awal titik
Mattombong dalam mengambil suatu nol dari masalah ini, itu yang pertama,
keputusan menggunakan dua cara yaitu yang kedua motifnya seperti apa?,
kemudian yang ketiga kita harus melihat
pengambilan keputusan secara rasional bahwa siapa-siapa yang terlibat dalam
dan pengambilan keputusan berdasarkan persoalan tersebut?, kemudian yang
fakta. Berikut penuturan lengkapnya. keempat apa dampaknya dari masalah
tersebut?. Setelah kita dapat semua itu kita
“saya dalam mengambil sebuah mengkaji semua, baru hasil kajian itu kita
keputusan sebenarnya menggunakan dua dudukkan bersama-sama kita renungkan,
cara yaitu secara rasional dan secara beserta semua Staff atau semua Stake
faktual, jadi kalau seumpama saya harus Holders kita duduk semua bahwa seperti
mengambil suatu keputusan pertama saya ini persoalan yang dibawa dampaknya
harus betul-betul telaah dulu seperti apa seperti ini, motofnya seperti ini, yag
ini masalah dan kemudian saya harus terlibat seperti ini, kita kaji semua,
berfikir imbasnya bagaimana kalau saya akhirnya setelah itu baru kita ambil
ambil keputusan ini dan itu, jadi itu tadi rumusan.
pertama saya memang harus betul-betul
Jika diperhatikan Kepala Desa
rasional dalam mengambil keputusan
kemudia berdasarkan fakta” Mattombong dalam mengambil sebuah
keputusan memerlukan waktu yang cukup
Dari pernyataan diatas penulis dapat
lama, karena terlebih dahulu harus mencari
melihat bahwa sebelum Kepala Desa
informasi yang cukup mulai dari informasi
Mattombong mengambil sebuah
awal penyebab permasalahan, siapa-siapa
keputusan terlebih dahulu beliau
saja yang terlibat hingga dampak yang
mengumpulkan dan menggali informasi
akan diterima oleh organisasi dan
sebanyak mungkin untuk dijadikan
masyarakat, selain itu setelah semua
pedoman dalam mengambil keputusan
informasi yang diperlukan sudah
selain itu keputusan yang diambil harus

12
terkumpul selanjutnya pengambilan Kepala Desa Mattombong merupakan
keputusan harus dipertimbangkan secara salah satu contoh pemimpin yang
rasional atau secara matang. Maka dari itu menganut gaya kepemimpinan partisipatif
keputusan yang dihasilkannya pun juga dalam mengambil keputusan, mereka
dapat lebih baik dan diterima oleh menerima semua masukan -masukan yang
masyarakat karena telah melalui diberikan tanpa mengesampingkannya.
perimbangan yang cukup panjang. Berikut perkataan Kepala Desa
Keputusan atau kebijakan yang baik Mattombong.
adalah kebijakan yang dapat mewakili
“dalam mengambil keputusan saya
aspirasi masyarakat, karena yang dikenai termasuk partisipatif, jadi posisi kontrol
kebijakan juga nantinya adalah masyarakat diberikan juga kepada bawahan
berdasarkan fungsi dan kewenangannya,
itu sendiri maka penting untuk melibatkan
dan begitu terus, jadi secara umum kita
masyarakat dalam pengambilan harus melihat bahwa ini dan ini begitu,
keputusan/kebijakan baik itu secara tidak mengesampingkan suara-suara dari
langsung maupun tidak langsung atau bawah, suara-suara dari bawahan, suara-
suara dari masyarakat, jadi kita
melalui perwakilan. Sehubungan dengan partisipatif seperti itu.”
hal itu gaya kepemimpinan dalam
Dari semua penjelasan yang ada diatas
mengambil keputusan yang cocok adalah
penulis dapat menganalisis dan melihat
gaya kepemimpinan partisipatif, diamana
bahwa adanya pengaruh gaya
posisi kontrol atas pemecahan masalah dan
kepemimpinan dalam pengambilan
pembuatan keputusan dipegang secara
keputusan, hal ini dibuktikan dari hasil
bergantian, komunikasi berjalan dua arah,
wawancara yang telah dilakukan kepada
sedang peran pemimpin adalah aktif
Kepala Desa Mattombong bahwasanya
mendengar, tanggung jawab pengambilan
gaya kepemimpinan yang dianut adalah
keputusan sebagian besar ada ditangan
gaya kepemimpinan partisipatif sedangkan
bawahan atau pengikut.
gaya kepemimpinan dalam pengambilan
Partisipatif disini maksudnya adalah
keputusannya adalah tipe partisipatif, jika
terdapat keterlibatan bawahan dan
ditelaah lebih dalam terdapat keterkaitan
masyarakat dalam pengambilan keputusan
antara demokrasi dan partisipatif , dimana
yaitu dengan mengadakan komunikasi dua
tanpa partisipasi demokrasi tidak akan
arah, yakni bawahan dapat memberikan
berarti.
pendapatnya sedang pemimpin dapat
Salah satu bentuk partisipasi
memberi nasihat terhadap bawahannya.
masyarakat adalah dengan menyalurkan

13
pendapat, saran, serta kritikannya terhadap Mattombong bahwasanya gaya
pemerintah hal ini dilakukan untuk kepemimpinan yang dianut adalah gaya
menghidupkan pemerintahan yang kepemimpinan partisipatif sedangkan gaya
demokratis. Dimana demokrasi kepemimpinan dalam pengambilan
mengizinkan setiap warga keputusannya adalah tipe partisipatif, jika
negara/masyarakat ikut serta baik secara ditelaah lebih dalam terdapat keterkaitan
langsung atau melalui perwakilan dalam antara demokrasi dan partisipatif , dimana
perumusan, pengembangan dan tanpa partisipasi demokrasi tidak akan
pembuatan kebijakan. berarti.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suaib. 2018. Gaya Kepemimpinan Kepala
Kepala Desa Mattombong Kecamatan Desa di Desa Mattombong
Kecamatan Mattiro sompe
Mattirosompe dalam memimpin
Kabupaten Pinrang. Skripsi.
bawahannya menggunakan gaya Pinrang: Universitas
kepemimpinan demokratis, yaitu terbuka Muhammadiya Makassar.

pada semua masukan-masukan baik itu Lizwati, Ita. 2013. “Pengaruh Gaya
dari bawahan maupun masyarakat, adapun Kepemimpinan Transformasional
terhadap Efektifitas Organisasi
pengambilan keputusannya dilakukan melalui Pengambilan Keputusan”
dengan pertimbangan yang rasional dan dalam jurnal ilmu manajemen
berdasrkan pada fakta, sehingga keputusan Volume 1, Nomor 6 (halaman 1606-
1618). Surabaya: Universitas
yang dikeluarkan dapat lebih baik dan
Negeri Surabaya.
diterima masyarakat, namun dalam
memutuskan/membuat suatu kebijakan
dapat memakan waktu yang lama karena
untuk mengumpulkan informasi yang
cukup itu sulit.
Berdasrkan hasil wawancara yang
telah dilakukan oleh Kepala Desa
Mattombong dapat diketahui bahwa
adanya pengaruh gaya kepemimpinan
dalam pengambilan keputusan, hal ini
dibuktikan dari hasil wawancara yang telah
dilakukan kepada Kepala Desa
14
Lampiran:
1. Surat Keterangan Wawancara
2. Dokumentasi Wawancara (Foto)

15
16

Anda mungkin juga menyukai