Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Administratie

Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM UPAYA MENCAPAI TUJUAN


ORGANISASI KANTOR KECAMATAN LORE BARAT
KABUPATEN POSO

Oleh : Herlan Lagantondo

Abstrak : Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana Gaya Kepemimpinan Camat
Dalam Upaya Mencapai Tujuan Organisasi Kantor Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso,
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian survei sebagai dasar dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data
dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam serta dokumentasi dengan
melibatkan informan yang berkompeten dan bisa dianggap dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan serta penelusuran data atau dokumen – dokumen. Data yang diperoleh selanjutnya
dianalisis secara kualitatif dengan menjelaskan atau menggambarkan data yang diteliti atau di
dapatkan dari lapangan, baik data primer yang diperoleh dari hasil wawancara, maupun dari data
sekunder yang diperoleh melalui penelusuran pustaka dan dokumen dari berbagai sumber resmi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Camat Dalam
Upaya Mencapai Tujuan Organisasi Kantor Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso adalah gaya
konsultatif, partisipasi, demokratis dan motivator. Tetapi, belum dapat dijalankan secara
maksimal oleh Camat sehingga tujuan organisasi tidak dapat tercapai secara maksimal. Adapun
faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi adalah faktor keluarga, SDM dan fasiltas
penunjang yang belum memadai.

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Tujuan Organisasi, Kantor Kecamatan Lore Barat

PENDAHULUAN sebagai pengganti Undang-Undang No. 32


Dalam pelaksanaan pemerintahan, Tahun 2004. Isi dari pada Undang-Undang
pembangunan dan pelayanan kepada ini, adalah menitikberatkan pada pemberian
masyarakat, maka pemerintah harus otonomi atau pemberian hak untuk “
mengupayakannya dalam kerangka mengurus dirinya sendiri ” baik pada Daerah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi maupun Daerah Kabupaten/Kota.
menuju masyarakat madani yang bebas Pada Undang-Undang No.23 Tahun 2014
korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk Tentang Pemerintahan Daerah tersebut
mewujudkan hal tersebut diperlukan diatur bahwa desentralisasi juga menyangkut
keikutsertaan masyarakat, keterbukaan dan penyerahan sebagian urusan termasuk
pertanggungjawabannya kepada masyarakat. wewenang yang terkandung di dalamnya.
Seperti pada masa-masa pemerintahan Penyerahan (sebagian) urusan tersebut ada
sebelumnya, untuk tujuan mewujudkan yang dilakukan secara berjenjang dari Pusat
masyarakat yang madani, pemerintah telah ke Daerah Provinsi dan selanjutnya dari
mengeluarkan Undang-Undang No.23 Daerah Provinsi ke Daerah Kabupaten/Kota
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
11
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

atau secara langsung dari Pusat ke Ivanchevich, & Donnely, 1995). Pentingnya
Kabupaten/Kota. peran pemimpin tersebut telah menempatkan
Sejalan dengan upaya peningkatan kepemimpinan Camat menjadi suatu
pembangunan di daerah, maka peran dari fenomena yang kompleks.
pada pemerintah kecamatan adalah yang Organisasi pemerintahan kecamatan
dianggap paling menentukan untuk Lore Barat adalah merupakan organisasi
pencapaian tujuan pembangunan daerah pemerintahan kecamatan yang dibentuk
secara menyeluruh. Hal ini mengingat posisi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 03
dan kedudukan kecamatan yang di anggap Tahun 2006 Tentang Pembentukan
sebagai ujung tombak pemerintah daerah di Kecamatan Lore Barat. Sebagai organisasi
dalam menjalankan kegiatan pemerintahan. pemerintahan yang berada di level paling
Sebagai ujung tombak pemerintahan daerah bawah, organisasi kantor Camat Lore Barat
yang berada pada level paling bawah, maka juga dituntut untuk mampu melaksanakan
pemerintah kecamatan di tuntut untuk tugas-tugas pemerintahan yang berada di
mampu menjalankan fungsi wilayahnya dengan cara yang efektif, efisien
kepemerintahannya dengan baik agar apa dan inovatif guna pencapaian tujuan
yang menjadi harapan dan tujuan organisasi kantor Camat Lore Barat secara
pemerintah secara khusus dan masyarakat menyeluruh. Untuk tujuan pelaksanaan
secara umum bisa tercapai. pemerintahan yang efektif, efisien dan
Pengelolaan urusan pemerintahan inovatif tersebut, maka di perlukan seorang
kecamatan akan dapat dilaksanakan dengan pimpinan ( selanjutnya di sebut Camat )
baik jika dalam tubuh organisasi kantor yang di nilai mempunyai kemampuan
Camat bersangkutan berlangsung manejerial ( kepemimpinan ) yang baik
mekanisme sistem manajemen yang efektif, untuk mengelola tugas-tugas
efesien, dan inovatif. Misi yang ditetapkan kepemerintahan yang ada di wilayah
tersebut menghendaki pemimpin yang kecamatan bersangkutan.
mampu menjalankan Peranan Camat sebagai pimpinan organisasi
kepemimpinannya di dalam kantor camat, dalam menjalankan
mengembangkan organisasi dan tata kerja kepemimpinannya di harapkan dapat
yang memberikan dorongan, keleluasaan menggerakkan pegawai yang ada pada
kepada setiap pemimpin unit dan pegawai lingkungan kerja organisasi kecamatan
secara keseluruhan di dalam pelaksanaan bersangkutan untuk bekerja secara optimal
tugas pemerintahan kecamatan. Sejauh mana guna pencapaian tujuan pemerintahan
seorang bawahan berhasil dalam kecamatan secara menyeluruh. Adapun
menjalankan tugasnya, akan sangat tujuan yang hendak di capai oleh kantor
tergantung pada peran yang dimainkan oleh Camat Lore Barat, adalah :
Camat sebagai pemimpin. 1. Perwujudan tertib administrasi.
Peran pemimpin sangat diperlukan 2. Perwujudan pelayanan prima.
dalam usaha menetapkan tujuan, 3. Perwujudan taraf kesejahteraan
mengalokasikan sumberdaya yang langka, masyarakat yang berkualitas
memfokuskan perhatian pada tujuan-tujuan 4. Menciptakan keserasian dan keselarasan
organisasi, mengkoordinasikan perubahan- bagi kehidupan masyarakat dan
perubahan yang terjadi, membina kontak pembangunan antar wilayah.
antar pribadi dengan pengikutnya, dan 5. Perwujudan kesadaran dalam kehidupan
menetapkan arah yang benar atau yang bermasyarakat.
paling baik bila kegagalan terjadi (Gibson,

12
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

Gambaran tentang peranan laku manusia, kemampuan untuk


kepemimpinan Camat dalam upaya membimbing orang-orang.
mencapai tujuan organisasi kantor Camat Dari definisi Hyot dalam Kartono
Lore Barat, dalam berbagai hal belum di tersebut, terlihat bahwa kepemimpinan itu
jalankan dengan baik. Masih adanya tugas- terdapat unsur-unsur :
tugas pekerjaan pegawai yang tidak - Kemampuan mempengaruhi orang lain,
terselesaikan dengan baik, seperti tugas bawahan atau kelompok.
ketatausahaan, menghimpun laporan adalah - Kemampuan mengarahkan tingkah laku
gambaran yang menunjukkan bahwa bawahan atau orang lain.
kepemimpinan Camat yang sudah di - Kemampuan untuk mencapai tujuan
jalankan selama ini, masih belum efektif, organisasi atau kelompok.
efisien, dan inovatif dalam mencapai tujuan Selanjutnya menurut G.R. Terry dalam
organisasi Kecamatan secara menyeluruh. Soekarno (1983 : 14) bahwa
Demikian halnya dengan masih adanya kepemimpinan adalah ‘keseluruhan
pegawai yang kurang memahami dengan aktifitas/tindakan untuk mempengaruhi
baik akan apa yang sudah di perintahkan serta menggiatkan orang dalam usaha
Camat terkait dengan tugas pelayanan bersama untuk mencapai tujuan’.
administrasi. Apa yang sudah di perintahkan Definisi Terry dalam Soekarno tersebut,
Camat kepada bawahannya, dalam menunjukakan bahwa dalam diri seorang
pelaksanaannya, pegawai sebagai bawahan pimpinan terdapat sifat, kebiasaan,
masih sering lambat. Hal ini, juga temperamen, watak dan kepribadian
memberikan gambaran bahwa peranan sendiri yang unik/ khas, sehingga tingkah
kepemimpinan Camat untuk menggerakkan laku dan gayalah yang membedakan
bawahan, belum berjalan dengan baik alias dirinya dari orang lain di dalam mencapai
belum optimal. Kalau di perhatikan, sebab suatu tujuan.
belum optimalnya peranan kepemimpinan Kepemimpinan (leadership)
Camat dalam mencapai tujuan organisasi merupakan intisari manajemen. Dengan
Kecamatan secara menyeluruh, antara lain di kepemimpinan yang baik, proses
sebabkan oleh karena fungsi koordinasi dan manajemen akan berjalan lancar dan
fungsi pengarahan Camat yang menjadi karyawan bergairah melaksanakan tugas-
bagian dari tanggung jawabnya sebagai tugasnya. Gairah kerja, produktivitas kerja,
pimpinan kantor Camat Lore Barat, belum dan proses manajemen suatu organisasi akan
di jalankan dengan baik. Akibatnya, masih baik, jika tipe, gaya, cara atau style
sering di temukan adanya tugas pekerjaan kepemimpinan yang diterapkan manajernya
pegawai yang saling tumpang tindih - baik.
bahkan batas tugas dan tanggung jawabnya Tegasnya baik atau buruknya, tercapai
juga tidak jelas -, tidak teratur dan bahkan atau tidaknya tujuan suatu organisasi
mereka tidak mengerti dengan apa yang sebagian besar ditentukan oleh
sudah di perintahkan kepada mereka terkait kecakapan manajer dalam melaksanakan
dengan tugas pekerjaan yang harus mereka kepemimpinannya untuk mengerahkan
lakukan. para bawahannya. Kecakapan dan
kewibawaan seorang manajer melakukan
TEORI DAN KONSEP kepemimpinannya akan mendorong gairah
Howard H. Hyot dalam Kartono kerja, kreativitas, partisipasi, dan loyalitas
(2003 : 32) menyatakan :` Kepemimpinan para bawahan untuk menyelesaikan tugas-
adalah seni untuk mempengaruhi tingkah tugasnya.

13
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

Leader adalah orangnya, sedangkan melaksanakan tugas khusus, fungsi dan


leadership ialah gaya atau style seorang sasaran.
manajer untuk mengarahkan,
mengkoordinasi, dan membina para Gaya kepemimpinan menurut Hersey
bawahannya agar mau bekerja sama dan Can Blanchard dalam Rustandi (1992. 64)
bekerja produktif mencapai tujuan dapat dibagi menjadi 4 (empat), yaitu :
organisasi. 1) Gaya konsultasi, pemimpin
Menurut Miftah Thoha (1990.51) ‘Gaya menunjukan perilaku yang banyak
kepemimpinan adalah norma perilaku yang mengarahkan dan hanya memberikan
digunakan oleh seseorang pada saat orang dukungan. Gaya pemimpin ini mau
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku menjelaskan keputusan dan
orang lain seperti apa yang ia lihat’. kebijaksanaan yang ia ambil dan mau
Selanjutnya menurut Luthan dalam menerima pendapat dari pengikutnya.
Wahid Syafar (2001;8) gaya dapat Tapi gaya ini tetap harus memberikan
diartikan : pengawasan dan pengarahan dalam
“Sebagai cara pemimpin menjelaskan tugas-tugasnya.
mempengaruhi bawahannya. Kemudian 2) Gaya Partisipasi, perilaku pemimpin
Muttulada memberi makna kata gaya; memberikan dukungan yang banyak
sebagai keseluruhan kelakuan yang dalam mengarahkan. Gaya ini
diterima dan diperlakukan bersama oleh pemimpin menyusun keputusan
semua anggota organisasi atau bersama-sama dengan para
masyarakat. Oleh karena itu, gaya dapat pengikutnya, dan mendukung usaha-
diartikan sebagai aturan main yang usaha mereka dalam penyelesaiannya.
disepakati oleh semua anggota 3) Gaya Kepemimpinan Demokratis,
organisasi, kesepakatan merupakan kata pemimpin yang memberikan wewenang
kunci dari keberadaan dan secara luas kepada bawahan. Setiap ada
berkesinambungan suatu gaya di dalam permasalahan selalu mengikutsertakan
suatu kelompok atau organisai.” bawahan sebagai suatu tim yang utuh.
Dalam gaya kepemimpinan demokratis,
Menurut Paul yang mengutip pemimpin yang memberikan banyak
pendapat Tahnenbaun Schmidt iniformasi tentang tugas dan tanggung
mengemukakan 4 (empat) factor yang jawab para bawahannya.
mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu:
‘Sistem nilai, rasa yakin terhadap bawahan, METODE PENELITIAN
inkuinasi kepemimpinan, dan perasaan aman Tipe penelitian yang digunakan
dalam situasi tertentu’. dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
Menurut Blanchard dalam Sutanto deskriptif. Berupa kata-kata tertulis atau
(1991; 137) kepemimpinan Didasarkan pada lisan dari orang-orang dan perilaku yang
saling pengaruh antara : dapat diamati. Sehingga data yang
1. Sejumlah petunjuk dan pengarahan dikumpulkan adalah data yang berupa kata/
(perilaku tugas) yang pemimpin berikan kalimat maupun gambar (bukan angka-
2. Sejumlah penduduk sosio emosional angka). Data-data ini bisa berupa naskah
(perilaku hubungan yang pemimpin wawancara, catatan lapangan, foto, video,
berikan) dokumen pribadi, memo ataupun dokumen
3. Tingkat kesiap-siagaan (kematangan) resmi lainnya (Maleong, 1994).
yang para bawahan tunjukkan dalam

14
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

Dengan tipe ini peneliti dapat realitas dari fenomena penelitian.


memperoleh gambaran yang lengkap dari Milles dan Huberman (2007;16-19)
permasalahan yang dirumuskan dengan prosedur analisis data dalam penelitian
memfokuskan pada proses dan pencarian kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang
makna dibalik fenomena yang muncul berlangsung secara bersamaan yaitu :
dalam penelitian, dengan harapan agar 1. Reduksi data, diartikan sebagai proses
informasi yang dikaji lebih bersifat pemilihan, pemusatan perhatian pada
komprehensif, mendalam, alamiah dan apa penyederhanaan, mengabstrakan dan
adanya. transformasi data kasar yang muncul dari
Dasar penelitian ini merupakan catatan lapangan. Reduksi data
penelitian lapangan (Field Research), yang merupakan bagian dari kegiatan
bertujuan untuk mengetahui permasalahan pengumpulan data yang sekaligus pula
serta mendapatkan informasi-informasi dan merupakan bagian dari analisis.. reduksi
data-data yang ada dilokasi penelitian. data merupakan bentuk analisis yang
Melihat permasalahan dan tujuannya, bertujuan menajamkan, menggolongkan,
penelitian ini menggunakan pendekatan membuang yang tidak perlu.
survey dengan mengunakan metode analisis 2. Penyajian data, adalah sekumpulam
kualitatif dengan mengacu pada data yang informasi tersusun yang memberikan
berhasil di kumpulkan. kemungkinan adanya pengambilan
a. Sumber data sekunder diperoleh melalui keputusan. Hal tersebut terjadi karena
penelusuran pustaka dan dokumen dari dengan penyajian data akandapat
berbagai sumber resmi, antara lain surat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa
keputusan, peraturan perundangan, yang harus dilakukan berdasarkan atas
laporan penelitian, data statistik, data pemahaman tersebut.
kelembagaan, dokumen berupa foto – 3. Penarikan kesimpulan dan melakukan
foto, serta naskah – naskah penting verifikasi, yaitu makna-makna yang
sebagai bahan acuan untuk muncul dalam data harus di uji
mendeskripsikan fenomena penelitian. kebenarannya, kekokohannya dan
b. Sumber data primer diperoleh dari : kecocokannya yakni merupakan
1. informan penelitian Informan validitasnya.
dalam penelitian ini adalah sebagai Lokasi penelitian ini adalah Kantor
berikut : Camat Lore Barat Kabupaten Poso. Alasan
1. Camat = 1 Orang peneliti memilih lokasi ini antara lain adalah
2. Kepala-Kepala Seksi = 3 Orang peneliti bekerja di Kantor Camat Lore Barat
3. Staf = 3 Orang Kabupaten Poso, dan dari hasil pengamatan
4. Kades = 3 Orang awal yang peneliti lakukan didapatkan
5. Tokoh Masyarakat = 5 Orang informasi bahwa selama ini Aparatur Sipil
Jumlah = 15 Orang Negara yang ada di Kantor Camat Lore
Barat Kabupaten Poso belum maksimal
Untuk obyektifnya data, maka yang dalam melakukan pelayanan publik. Inilah
menjadi informan kunci adalah Camat yang membuat peneliti memilih Kantor
Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso. Camat Lore Barat Kabupaten Poso sebagai
2. Gambaran realitas lapangan, yaitu lokasi penelitian.
melalui pengamatan secara
langsung terhadap objek penelitian
sehingga diperoleh gambaran

15
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

HASIL PENELITIAN dalam melaksanakan tugas ........


1. Gaya Kepemimpinan Camat Dalam (wawancara Mei 2018)”
Upaya Mencapai Tujuan Organisasi Selanjutnya diperkuat oleh informan
Kantor Kecamatan Lore Barat Kolim Kawewo jabatan Kepalah Desa
Kabupaten Poso Kolori, mengatakan bahwa :
Pengkajian deskriptif kualitatif “dalam penyelenggaraan pemerintah di
dalam menyelidiki aktivitas Gaya kantor kecamatan Lore Barat, camat
Kepemimpinan Camat Dalam Upaya tidak selalu menerima saran/pendapat
Mencapai Tujuan Organisasi Kantor ataupun ide. setiap apa pun keputusan
Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso yang dalam rangka penyelenggaraan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Pemerintahan, pembangunan dan
Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso. pemberdayaan masyarakat di wilayah
harus menjalankan beberapa kriteria gaya Kecamatan Lore Barat dapat
kepemimpianan untuk menciptakan disimpulkan melalui musyawarah.
pelayanan yang berkualitas, yaitu, Dalam pengambilan keputusan camat
konsultasi, partisipasi, demokrasi dan mengambil keputusan hanya melihat
motivator sebagaimana yang dikemukakan pada faktor kepentingan saja, dan
oleh Hersey Can Blanchard dalam Rustandi kurang melibatkan staf dan kades.
(1992. 64) yang terangkum dalam penelitian Yentunya setiap pemimpin selalu
ditengah-tengah masyarakat lewat hasil memberikan motivasi,teladan dan
wawancara yang dilakukan kepada informan bimbingan bagi staf dalam
penelitian, sebagai berikut : melaksanakan tugas pokok dan fungsi
a. Gaya Konsultasi masing-masing” (wawancara Mei
Gaya konsultasi, adalah dimana 2018)
Camat harus dapat menunjukan perilaku
yang banyak mengarahkan dan hanya Untuk menjadi perbandingan informasi
memberikan dukungan, mau menjelaskan dilakukan wawancara juga dengan seorang
keputusan dan kebijaksanaan yang ia ambil informan Elisabet Manggalatung jabatan
dan mau menerima pendapat dari Kasi. Ekonomi Pembangunan, mengatakan
pengikutnya. Dalam melihat apakah Camat bahwa :
dalam menjalankan tugas selama ini sudah “Camat dalam penyelenggaraan
menunjukkan gaya konsultasi dapat kita pemerintahan mau menerima
lihat dari hasil wawancara yang dilakukan saran/pendapat. Dari bawahan/staf
dengan informan Semuel Wengkau jabatan yang ada di Kantor camat Lore Barat.
Kepala Desa Kageroa, mengatakan bahwa : Camat tetap melibatkan semua staf
“Camat dalam penyelenggaraan dalam pengambilan keputusan, Camat
pemerintahan kurang meminta saran dan bersikap demokratis, camat selalu
pendapat, baik dari bawahan maupun memberikan motivasi kepada para staf
dari kepalah Desa yang ada di dalam melaksanakan tugas (wawancara
Kecamatan Lore Barat, hanya sebagian Mei 2018)”
staf terlibat dalam pengambilan
keputusan, melalui musyawarah mufakat Dari informasi yang diperoleh diatas,
camat kurang memberikan dapat dikatakan bahwa Camat belum
motivasi/dorongan kepada seluruh staf sepenuhnya menjalankan gaya konsultasi
dalam upaya mencapai tujuan Organisasi

16
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

Kantor Kecamatan Lore Barat Kabupaten bidangnya masing-masing” (wawancara


Poso. Mei 2018)
b. Gaya Partisipasi
Demikian halnya dengan informan
Gaya partisipasi adalah perilaku
Elgianto Toia,S.Kom jabatan tokoh pemuda,
Camat memberikan dukungan yang banyak
mengatakan bahwa :
dalam mengarahkan, pemimpin menyusun
keputusan bersama – sama dengan para “Dalam upaya mendukung generasi
pengikutnya, dan mendukung usaha – usaha muda di kecamatan Lore Barat selama
mereka dalam penyelesaiannya. Berikut ini ini Camat kurang membuat program –
akan dipaparkan hasil wawancara yang program yang berhubungan dengan
dilakukan dengan beberapa informan, yaitu peningkatan mutu generasi muda, hanya
Pdt.Vergilia.Hutuna, STh sebagai seorang lebih banyak pada program – program
tokoh agama, mengatakan bahwa : yang rutinitas saja. Yang saya ketahui
“Camat beberapa kegiatan yang selama ini dalam pemgambilan
melibatkan beberapa staf dengan keputusan camat tidak selalu melibatkan
kunjungan ke desa-desa. Camat mungkin staf. Semua putusan yang dihasilkan
ada hal-hal tertentu yang tidak harus dalam setiap pertemuan didasarkan pada
melibatkan staf dalam pengambilan musyawarah dan mufakat, namun lebih
keputusannya, dalam hal-hal atau pada apa yang sudah menjadi konsep
masalah tertentu terlihat dari keaktifan Camat sendiri “(wawancara Mei 2018)
pegawai pada setiap hari kerja, baik jam Sebagai perbandingan informasi
masuk maupun jam keluar (wawancara penelitian, maka dilakukan wawancara
Mei 2018)” dengan Informan Piser Ratowo,SE jabatan
Selanjutnya Informan Halpius Kasi.Pemerintahan, yang mengatakan bahwa
Salea,S.Sos jabatan Kepalah Desa Lelio, :
mengatakan bahwa : “Di dalam melaksanakan rapat staf
“Dalam menjalankan roda pemerintahan bersama camat banyak pendapat serta
di kecamatan Loe Barat, camat tidak saran yang dikemukakan oleh para staf
selalu mendengar dan menerima saran dan itu selalu di terima oleh camat
serta usul dari semua bawahan dan sebagai tolak ukur di dalam menjalankan
kepala desa yang ada di kecamatan Lore tugas sehari-hari, di setiap melaksanakan
Barat, dalam pengambilan keputusan rapat staf disitu selalu ada pengambilan
dalam musyawarah untuk mufakat, camat keputusan bersama. Untuk melaksanakan
jarang melibatkan semua bawahan/staf segala sesuatu didasarkan atas
dan kepala desa yang ada di kecamatan keputusan bersama Camat biasanya
Lore Barat. Motivasi dan semangat memberi motivasi kepada para staf
kurang insentif diberikan bahkan supaya para staf bias melaksanakan
ditanamkan dalam menjalankan roda tugas dengan baik dan bagaimana
pemerintahan. Dalam upaya mencapai melaksanakan secara kreatif “
tujuan organisasi kantor, gaya (wawancara Mei 2018)
kepemimpinan Camat kurang bersikap
demokratis dalam Pencapaian untuk Dari uraian hasil wawancara di atas,
pengambilan keputusan bahkan jarang dapat dikatakan bahwa Camat belum
memberikan motivasi untuk selalu sepenuhnya menjalankan gaya partisipasi
semangat dalam menjalankan tugas di dalam upaya mencapai tujuan Organisasi

17
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

Kantor Kecamatan Lore Barat Kabupaten pengambilan keputusan selalu melalui


Poso. musyawarah mufakat dan bersikap
c. Gaya Demokratis demokratis bagi semua staf (wawancara
Gaya demokratis adalah Camat Mei 2018)”
memberikan wewenang secara luas kepada Dari hasil wawancara diatas, dapat
bawahan. Setiap ada permasalahan selalu dikatakan bahwa Camat belum sepenuhnya
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu menjalankan gaya demokratis dalam upaya
tim yang utuh. Berikut ini dipaparkan hasil mencapai tujuan Organisasi Kantor
wawancara yang dilakukan dengan informan Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso
Helmin Ndonga jabatan Staf, mengatakan d. Gaya Motivator
bahwa : Gaya motivator merupakan suatu
“Dalam menjalankan roda pemerintahan proses dimana Camat harus mengarahkan,
Camat melibatkan staf dalam mempengaruhi dan mengendalikan aktivitas
pengambilan keputusan yang sifatnya yang berhubungan dengan pekerjaan seperti
umum saja dan bersikap demokratis dalam halnya mempengaruhi motivasi pegawai
hal yang tidak berhubungan dengan untuk mencapai tujuan Organisasi.
masalah keuangan (wawancara Mei Sehubungan dengan gaya motivator, maka
2018)” berikut ini akan dipaparkan hasil wawancara
Selanjutnya untuk memperkuat dengan informan Ade Linus. A jabatan Staf,
informasi yang ada, maka dilakukan lagi mengatakan bahwa :
wawancara dengan informan Ariel Finein “Camat jarang memberikan motivasi
Toripalu,S.Kom jabatan Kasi pendataan dan arahan-arahan membangun dalam rapat
statistik, mengatakan bahwa : staf maupun apel pagi upacara setiap
“Camat menerima saran/pendapat dari bulan berjalan kepada seluruh aparatur
bawahan/staf yang dekat dengan dia lintas instansi dalam wilayah kecamatan
saja, camat melibatkan pejabat/staf yang Lore Barat (wawancara Mei 2018)”
dianggap mendukung program saja, Selanjutnya informan Isna Kaitu
walaupun melalui mekanisme rapat staf jabatan Tokoh Perempuan, mengatakan
dalam mengambil keputusan. Setiap bahwa :
keputusan yang diambil berdasarkan “Selaku salah satu tokoh perempuan
konsep camat (wawancara Mei 2018)” yang sering berinteraksi dengan orang –
Informan Herson Kapuy jabatan tokoh orang di kantor kecamatan Camat kurang
masyarakat, mengatakan bahwa : memberikan motivasi kepada semua staf
“Di kantor Camat Lore Barat hanya dalam melaksanakan atau menyelesaikan
kadang – kadang diadakan rapat tugas yang diberikan (wawancara Mei
koordinasi camat, terkadang hanya 2018)”
melibatkan staf kecamatan saat ada hal- Seorang informan Mesak Pangati
hal yang berkaitan dengan keputusan jabatan Ketua Adat Kageroa, mengatakan
camat. (wawancara Mei 2018)” bahwa
Sebagai perbandingan, maka “Dalam menyelenggarakan urusan
dilakukan wawancara dengan informan pemerintahan camat kurang turun ke
Esiana Potoe jabatan Staf, mengatakan desa. Dari aspek masalah adat selama ini
bahwa : bilamana terjadi masalah adat selalu
“Dalam penyelenggaraan pemerintahan di bisa diselesaikan di tingkat desa saja
Kecamatan Lore Barat Camat dalam tidak sampai ke kecamatan. (wawancara
Mei 2018)”

18
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

Kemudian sebagai pembanding Kantor Kecamatan Lore Barat Kabupaten


dilakukan lagi wawancara dengan informan Poso adalah :
Ruli R. Labulu, A.Pi jabatan Camat - Faktor kekeluargaan,
Kecamatan Lore Barat, mengatakan bahwa : Dimana dalam setiap kegiatan yang
“Dalam pelaksanaan tugas camat selalu dilakukan di kecamatan Camat hanya
meminta saran dan pendapat dari menunjuk orang – orang terdekatnya
bawahan dan staf, setiap keputusan yang dalam setiap kepanitiaan inti yang ada.
diambil oleh camat menjadi tanggung - Faktor SDM staf Kecamatan,
jawab camat dan seluruh staf. Camat Dari apa yang saya amati di kantor
dalam mengambil keputusan selalu kecamatan, khususnya kemampuan staf
melaksanakan musyawarah/rapat kecamatan masih kurang. Sehingga
bersama staf, salah satu tugas dan terkadang pengurusan kebutuhan
fungsi camat adalah memberikan masyarakat menjadi lambat
pembinaan dan motivasi yang tinggi penyelesaiannya.
untuk kepentingan pelayanan kepada - Kesiapan fasilitas penunjang seperti
masyarakat (wawancara Juni 2018)” bangunan dan lain-lain,
Dari hasil wawancara di atas dapat Kurangnya ruangan kerja, sehingga ada
dikatakan bahwa bahwa Camat belum dua kepala seksi yang menempati satu
sepenuhnya menjalankan gaya motivator ruangan kerja. Kondisi bangunan
dalam upaya mencapai tujuan Organisasi perkantoran yang tidak memenuhi syarat,
Kantor Kecamatan Lore Barat Kabupaten dimana tidak lagi dapat menampung
Poso. pegawai secara memadai. Sebagian alat
Dari paparan hasil wawancara yang – alat yang digunakan untuk menunjang
dilakukan dengan informan penelitian di pelaksanaan tugas sudah dalam kondisi
atas, dapat dikatakan bahwa dari gaya rusak seperti komputer, printer, meja dan
kepemimpinan yang menjadi indikator kursi kerja.” (wawancara Mei 2018)
dalam penelitian ini yaitu, gaya konsultatif, Dari hasil wawancara yang
partisipasi, demokratis dan motivator belum dilakukan dengan beberapa informan
berjalan dengan baik dilakukan oleh Camat diperoleh data dan informasi tentang faktor
Lore Barat. utama yang mempengaruhi gaya
kepemimpinan Camat dalam upaya
2. Faktor – Faktor Apa Yang
mencapai tujuan Organisasi Kantor
Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan
Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso,
Camat Dalam Upaya Mencapai
yaitu, faktor kekeluargaan, sumber daya
Tujuan Organisasi Kantor Kecamatan
manusia (SDM), fasilitas penunjang.
Lore Barat Kabupaten Poso.
Untuk mengetahui faktor – faktor KESIMPULAN
yang mempengaruhi gaya kepemimpinan 1. Gaya kepemimpinan Camat dalam upaya
Camat di atas, peneliti melakukan mencapai tujuan Organisasi Kantor
wawancara dengan informan Semuel Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso
Wengkau jabatan Kepala Desa Kageroa, adalah gaya konsultatif, partisipasi,
mengatakan bahwa : demokratis dan motivator. Namun dari
“Menurut saya, faktor-faktor yang hasil wawancara dari sebagian besar
mempengaruhi gaya Kepemimpinan Camat informan penelitian mengatakan bahwa
dalam upaya mencapai tujuan organisasi dari keempat gaya kepemimpinan belum
berjalan dengan baik dilakukan oleh

19
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 11 Nomor : 1 Edisi : September 2018

Camat Kecamatan Lore Barat Kabupaten Dwiyanto, Agus, 2002, Penilaian


Poso sehingga tujuan Organisasi Kantor Kinerja Organisasi Publik, Jurusan Ilmu
Kecamatan Lore Barat tidak tercapai Administrasi Negara, Fisipol UGM,
secara maksimal. Yogyakarta.
2. Dari hasil wawancara yang dilakukan Gibson, James L., John M. Ivancevich
dengan beberapa informan diperoleh dan James H. Donnely Jr. 1996. Organisasi:
data dan informasi tentang faktor utama Perilaku, Struktur, Proses. (Terjemahan)
yang mempengaruhi gaya Edisi Delapan. Jakarta, Binarupa Aksara.
kepemimpinan Camat dalam upaya Handoko, T. Hani, 2002, Manajemen
mencapai tujuan Organisasi Kantor Personalia Dan Sumber Daya Manusia,
Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso, BPFE, Yogyakarta.
yaitu, faktor kekeluargaan, sumber daya Hasibuan, 2000. Manajemen Sumber
manusia, fasilitas penunjang. Daya Manusia, Dasar dan Kunci
Keberhasilan, PT. Inti Daya Press, Jakarta.
SARAN
Kartono Kartini, 2004, Pemimpin dan
1. Camat dalam upaya mencapai tujuan
Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Organisasi Kantor Kecamatan Lore
Persada.
Barat Kabupaten Poso harus
Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja
menjalankan gaya kepemimpinan
Sektor Publik, UPP AMP YKPN,
konsultatif, partisipasi, demokratis dan
Yogyakarta.
motivator secara lebih maksimal
Noor Munawar, 1990, LSM dalam
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
Pedesaan, Yogyakarta.
dengan maksimal, serta Camat harus
Nurkacana, 1946 Evaluasi Pendidikan,
mendorong pegawai untuk
Usaha Nasional, Surabaya.
meningkatkan SDM dengan memberikan
Oteng, Sutisna, 1993, Administrasi
izin belajar dan pelatihan – pelatihan
Pendidikan, Angkasa, Bandung.
kepada semua pegawai demi
Pudjiwati sajogyo, 1996,
peningkatan kemampuan dalam bekerja.
Kepemimpinan, Yogyakarta, Gadjah Mada
2. Camat dalam upaya mencapai tujuan
University Press.
Organisasi Kantor Kecamatan Lore
Ratminto dan Winarsih, Atik Septi,
Barat Kabupaten Poso harus lebih
2005, Manajemen Pelayanan, Pustaka
bersfat demokratis dalam pelaksanaan
Pelajar, Yogyakarta.
tugas, fasilitas penunjang yang
Soekanto Soerjono, 2004, Sosiologi
dibutuhkan untuk mendukung
Suatu Pengantar, Jakarta, PT. Raja Grafindo
pelaksanaan tugas keseharian di kantor
Persada.
harus lebih dilengkapi lagi.
Soekarno K ( 2002 ), Dasar-Dasar
Manajemen, Penerbit Alfabeta, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Anorangga panji, 2003, Kepemimpinan
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014
mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta,
tentang Aparatur Sipil Negara
Gadjah Mada Univercity Press.
Undang-Undang no 23 tahun 2014 tentang
Arikunto, 2002, Metode Penelitian
Pemerintahan Daerah.
Sosial, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Undang-Undang no 25 tahun 2009 tentang
Asep Ishak, 2002, Manajemen Sumber
Pelayanan Publik.
Daya Manusia, Jakarta, Trisakti.

20

Anda mungkin juga menyukai