Anda di halaman 1dari 11

Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara

e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

ANALISIS TIPE KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA DESA


DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
DI DESA KARANGJALADRI KABUPATEN PANGANDARAN

Oleh :
Regi Refian Garis , R.Rindu Garvera2, Aan Anwar Sihabudin3
1

1,2,3
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Galuh

E-mail : regirefiangaris@gmail.com

ABSTRAK

Gaya kepemimpinan adalah upaya dalam rangka menerapkan seni memimpin


seseorang. Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya yang populer digunakan oleh
pemimpin masa kini. Ciri ciri dari gaya kepemimpinan ini adalah adanya dua arah
komunikasi yaitu dari pemimpin kepada pengikutnya, dengan tujuan agar pemimpin
dapat menyerap aspirasi, saran dan masukan dari bergabagi arah untuk kemudian
dibuat formulasi kebijakan yang akan diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan kunci dalam penelitian ini
adalah kepala Desa Karangjaladri Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Hasil
penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan demokratis telah diterapkan oleh
Kepala Desa Karangjaladri dengan optimal, hal tesebut di buktikan dengan
terselenggaranya pemerintahan desa yang transparan. Efektif dan efisien dalam
mewujudkan pelayanan publik sesuai dengan dimensi-dimensi yaitu; Melakukan
kerjasama dengan bawahannya, Mendengar kritik, menerima saran/pendapat dari
bawahan, Menghargai potensi setiap bawahannya dan Keputusan dibuat bersama.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Demokrasi, Desa.

A. PENDAHULUAN tersebut menjadi sebuah kesematan


Sejak Era Reformasi tahun 1998 dan sekaligus tantangan bagi pemimpin di
sudah berjalan selama 22 tahun ini daerah untuk menggunakan segenap
mengharuskan bangsa Indonesia dituntut kemampuannya dalam mengelola
bisa bersaing dengan negara negara lain, organisasi besar yang disebut pemerintah.
tidak hanya relevan dengan kemajuan Sedangkan di tingkat pemerintah lokal
teknologi saja yang semakin pesat, tetapi bahwa Otonomi desa membuka peluang
harus ditunjang juga dengan peningkatan dan partisipasi aktif seluruh elemen
kualitas penyelenggaraan pemerintahan masyarakat dan lembaga-lembaga sosial
yang baik atau Good Governance. Dengan keagamaan termasuk fungsifungsi obyektif
diberlakukannya Undang-undang Nomor masyarakat. Ndraha mengungkap fungsi-
23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah fungsi obyektif masyarakat sebagai berikut:
maka setiap daerah otonom diberikan hak a. Peningkatan nilai sumber daya (subkultur
otonomi. Otonomi daerah adalah ekonomi) seperti membeli semurah
kemampuan daerah untuk mengatur dan mungkin, menjual seuntung mungkin,
mengurus sendiri segala urusan daerah membuat sehemat mungkin. b. Penciptaan
sesuai kewenangan yang dimilikinya. Hal keadilan dan kedamaian (subkultur
291
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

pemerintahan) seperti berkuasa semudah juru bicara organisasi, yaitu pemimpin


mungkin, menggunakan kekuasaan berperan sebagai wakil dan juru bicara
seefektif mungkin, mempertanggung organisasi dalam menjalin komunikasi
jawabkan penggunaan kekuasaan seformal dengan pihak atau instansi lain. 3.
mungkin. c. Kontrol terhadap kekuasaan Komunikator, yaitu kemampuan seorang
(subkultur sosial), seperti peduli (suka usil), pemimpin untuk mengkomunikasikan
budaya konsumeristik, collective behavior berbagai sasaran, strategi, tindakan atau
ke collective action. keputusan yang diambil baik secara lisan
Pemimpin disini bertindak sebagai maupun tertulis untuk disampaikan kepada
motor dan nahkoda organisasi dituntut para pelaksana kegiatan operasional atau
untuk bisa mengelola organisasi untuk bawahan melalui jalur komunikasi yang
pencapaian tujuan-tujuan organisasinya. terdapat dalam organisasi 4. Mediator, yaitu
Tujuan organisasi bisa tercapai dengan kemampuan seorang pemimpin dalam
optimal manakala ditunjang dengan menyelesaikan situasi konflik yang
kemampuan pemimpin yang memiliki mungkin timbul dalam suatu organisasi,
kapasitas yang cukup baik untuk maupun lingkungannya tanpa mengurangi
menjalankan seni memimpin dan pentingnya situasi konflik yang mungkin
menggerakan orang lain yang ada di dalam timbul dalam hubungan keluar yang
sebuah oraganisasi untuk mensukseskan dihadapi maupun yang diatasi.
tujuan organisasi tersebut. Sarros dan Di dalam kepemimpinan tingkat
Butchatsky (2007) dalam Daryanto (2007), lokal dalam hal ini kepala desa, dan sesuai
mendefinisikan kepemimpinan sebagai dengan isi Undang-undang Nomor 6 Tahun
suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk 2014 tentang Desa bahwa Desa adalah desa
mempengaruhi aktivitas para anggota dan desa adat atau yang disebut dengan
kelompok guna mencapai tujuan bersama nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
yang dirancang untuk memberikan manfaat kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kepada individu dan organisasi. batas wilayah yang berwenang untuk
Peran pemimpin disini sangatlah mengatur dan mengurus urusan
strategis dalam memimpin sebuah pemerintahan, kepentingan masyarakat
organisasi, karenanya pemimpin adalah setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
seorang pribadi yang memiliki kecakapan hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
dan kelebihan, khususnya kecakapan/ diakui dan dihormati dalam sistem
kelebihan di satu bidang sehingga dia pemerintahan Negara Kesatuan Republik
mampu mempengaruhi orang-orang lain Indonesia. Sejalan dengan itu bunyi pasal
untuk bersama-sama melakukan aktivitas- 18 undang-undang desa berbunyi bahwa
aktivitas ( Kartono, 1994). Kewenangan Desa meliputi kewenangan di
Sedangkan Menurut Siagian terdapat bidang penyelenggaraan Pemerintahan
lima peran pemimpin, yaitu : 1. Penentu Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
arah, yaitu pemimpin menentukan arah pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
tujuan organisasi dalam pengambilan pemberdayaan masyarakat Desa
keputusan dan pemimpin merupakan salah berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
satu faktor yaang mendorong untuk dapat usul, dan adat istiadat Desa.
mewujudkan visi dan misi yang dilakukan Maka untuk membangun sebuah desa
secara terencana dan bertahap. 2. Wakil dan dibutuhkan karakteristik dan gaya
292
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

kepemimpinan yang kuat untuk membawa kepemimpinan ini bertujuan untuk


desa menjadi lebih maju dan memiliki daya membimbing serta memotivasi karyawan
saing global. Karenanya kepala desa adalah sehingga diharapkan akan menghasilkan
seorang pemimpin yang diamanahkan oleh produktivitas yang tinggi. Gaya
masyarakat desa setempat secara kepemimpinan (leadership style) seorang
demokratis untuk membawa desa mereka pemimpin akan sangat berpengaruh pada
ke dalam perubahan yang positif dengan kinerja karyawan atau bawahan. Pemimpin
cara memberdayakan masyarakat dan harus dapat memilih gaya kepemimpinan
mendayagunakan segala potensi yang sesuai dengan situasi yang ada, jika gaya
dimilikinya untuk mencapai tujuan sesuai kepemimpinan yang diterapkan benar dan
dengan visi misi yang dimilikinya. Sangat tepat maka akan dapat mengarahkan
jelas bahwa kemajuan suatu daerah dalam pencapaian tujuan organisasi maupun
hal ini sebuah Desa maka sangat perorangan.
dipengaruhi oleh faktor kapasitas pemimpin Sebaliknya jika gaya kepemimpinan
dalam menggerakan dan menjalankan yang dipilih salah dan tidak sesuai dengan
organisasi guna pencapaian tersebut. situasi yang ada maka akan dapat
Desa Karangjaladri adalah sebuah mengakibatkan sulitnya pencapaian tujuan
desa yang berada di Ibukota Kabupaten organisasi. Menurut Davis dan Newstrom
Pangadaran yang terletak di Kecamatan (1995) “Gaya kepemimpinan merupakan
Parigi. Agar tidak merasakan dampak pola tindakan pemimpin secara keseluruhan
pembangunan secara langsung dari seperti yang dipersepsikan para
perubahan ibu kota Kabupaten pegawainya. Gaya kepemimpinan mewakili
Pangandaran, maka Kepala Desa filsafat, keterampilan, dan sikap pemimpin.
Karangjaladri dituntut untuk bisa menggali Gaya kepemimpinan tersebut berbeda-beda
potensi dan mengembangkan desa sesuai atas dasar motivasi, kuasa atau orientasi
prakarsanya sendiri, potensi yang terhadap tugas dan orang. Meskipun gaya
dimilikinya tanpa harus berpangku tangan itu secara berbeda-beda terhadap berbagai
kepada pemerintah yang lebih atasnya. pegawai, masing-masing gaya dibahas
Disini akan terlihat bagaimana gaya secara terpisah untuk menyoroti
pemimpin yang diterapkan dalam perbedaannya.” Kartono (2008:34)
membangun sebuah desa. Dari latar menyatakan gaya kepemimpinan adalah
belakang di atas peneliti merasa tertarik sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan
untuk melakukan penelitian dengan kepribadian yang membedakan seorang
menarik judul “Analisis Tipe pemimpin dalam berinteraksi dengan orang
Kepemimpinan Demokratis Kepala Desa lain. Thoha (2010:49) mengemukakan
dalam Peningkatan Pelayanan Publik Di bahwa gaya kepemimpinan merupakan
Desa Karangjaladri Kabupaten norma prilaku yang digunakan oleh
Pangandaran” seseorang pada saaat orang tersebut
mencoba mempengaruhi prilaku orang lain
B. KAJIAN PUSTAKA atau bawahan. Menurut Herujito
1. Gaya kepemimpinan (2006:188) mengartikan gaya
Merupakan cara yang digunakan kepemimpinan bukan bakat, oleh karena itu
seorang pemimpin untuk mempengaruhi gaya kepemimpinan dipelajari dan
perilaku bawahannya dimana gaya
293
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

dipraktekan dalam penerapannya harus tidak memiliki peranan di dalam


sesuai dengan situasi yang dihadapi. menentukan kebijakan yang ada.
Sedangkan menurut Supardo Para karyawan tidak dapat
(2006:4), mengungkapkan bahwa gaya memberikan ide atau gagasannya
kepemimpinan adalah suatu cara dan porses dalam proses pengambilan
kompleks dimana seseorang mempengaruhi keputusan secara langsung.
orang-orang lain untuk mencapai suatu c) Kepemimpinan menyangkut
misi, tugas atau suatu sasaran dan pengaruh terhadap anggota
mengarahkan Instansi dengan cara yang kelompok. Pemimpin tidak hanya
lebih masuk akal. Handoko (2001) dapat memberikan perintah
mengemukakan tiga implikasi penting dari kepada para karyawan tetapi juga
definisi kepemimpinan yakni : pemimpin harus dapat
a) Kepemimpinan menyangkut melaksanakan perintahnya.
orang lain, bawahan atau Seorang pemimpin sangat
pengikut. Pemimpin mengatur berpengaruh di dalam organisasi,
bawahan dengan memberikan begitu juga karyawan. Jika di
pengarahanpengarahan dan dalam organisasi tidak ada salah
motivasi kerja sehingga para satu dari pelaksana organisasi,
karyawan dapat bekerjasama maka dapat di pastikan organisasi
dengan atasan untuk mewujudkan tersebut tidak akan dapat berjalan
tujuan bersama. Kesediaan para sesuai tujuan yang di tentukan.
karyawan dalam menerima Karyawan diberikan kebebasan
perintah dan pengarahan dari dalam pengambilan keputusan
pimpinan dipengaruhi dengan pemimpin sebagai
berdasarkan seberapa besar pengawasnya agar para karywan
kedekatan antara karyawan dan dapat lebih bertanggung jawab
pemimpin dimana karyawan atas keputusan yang ada. Dari
membantu pemimpin dalam ketiga implikasi tersebut diatas,
proses pengambilan keputusan Handoko (2001) menyimpulkan
meskipun pengambilan keputusan bahwa terdapat tiga gaya
sendiri ditentukan oleh pemimpin kepemimpinan yang umumnya di
dan membantu proses pakai dalam organisasi yaitu:
kepemimpinan dapat berjalan Gaya Kepemimpinan
sesuai dengan apa yang Demokratis, Gaya
dikehendaki. Kepemimpinan Otoriter dan Gaya
b) Kepemimpinan menyangkut Kepemimpinan Bebas.
suatu pembagian kekuasaan yang 2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
tidak seimbang antara para Pemimpin sering disebut sebagai
pemimpin dan karyawan. penghulu, pemuka, pelopor, pembina,
Pemimpin mempunyai wewenang panutan, pembimbing, pengurus,
utuk mengarahkan dan dalam penggerak, ketua, kepala, penuntun, dan
pengambilan keputusan sebagainya. Menurut Siagian (2002:62),
keputusan terletak di tangan pemimpin merupakan kemampuan
pemimpin sehingga karyawan seseorang untuk mempengaruhi orang lain.
294
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

Dalam hal ini mempengaruhi para b) Kegiatan-kegiatan didiskusikan,


bawahannya sedemikian rupa sehingga langkah-langkah umum untuk
orang lain mau melakukan kehendak tujuan kelompok dibuat dan jika
pemimpin meskipun secara pribadi hal itu dibutuhkan petunjuk-petunjuk
tidak disenanginya, sedangkan Robbins teknis, pemimpin menyarankan
(2003:163) mengungkapkan kepemimpinan dua atau lebih alternatif prosedur
merupakan kemampuan mempengaruhi yang dapat dipilih.
suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. c) Para anggota bebas bekerja
Winardi (2000:78) mengemukakan gaya dengan siapa saja yang mereka
kepemimpinan demokratis adalah pilih dan pembagian tugas
kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan ditentukan oleh kelompok.
terarah. Kegiatan pengendalian d) Lebih memperhatikan bawahan
dilaksanakan secara tertib dan untuk mencapai tujuan organisasi.
bertanggungjawab. Pembagian tugas yang e) Menekankan dua hal yaitu
disertai pelimpahan wewenang dan bawahan dan tugas.
tanggungjawab yang jelas, memungkinkan Dimensi Gaya Kepemimpinan
setiap anggota berpartisipasi secara aktif. Demokratis
Dengan kata lain, setiap anggota Seorang pemimpin bukanlah hanya
mengetahui secara pasti sumbangan yang seseorang yang dapat memimpin saja, tetapi
dapat diberikannya untuk mencapai tujuan harus memiliki kekuatan, semangat untuk
kelompok atau organisasinya. Selain itu mengubah sikap sehingga pegawai menjadi
dapat diketahui bagaimana conform dengan pemimpin. Berikut ini
melaksanakannya secara efektif dan efisien. beberapa dimensi kepemimpinan
Menurut Robbins (2003:167) gaya demokratis menurut Robbins (2009:187):
kepemimpinan demokratis a) Perilaku
menggambarkan pemimpin yang cenderung Perilaku adalah tindakan atau
melibatkan karyawan dalam mengambil aktivitas dari manusia itu sendiri
keputusan, mendelegasikan wewenang, yang mempunyai bentangan yang
mendorong partisipasi dalam memutuskan sangat luas.
metode dan sasaran kerja, dan b) Komunikasi
menggunakan umpan balik sebagai peluang Komunikasi adalah suatu proses
untuk melatih karyawan. dimana suatu ide dialihkan dari
Ciri-Ciri Gaya Kepemimpinan sumber kepada penerima atau dari
Demokratis pimpinan kepada bawahan dan
Pemimpin yang memiliki gaya sebaliknya dengan maksud untuk
kepemimpinan demokratis menempatkan mengubah tingkah laku penerima.
dirinya sebagai moderator ataupun c) Kemampuan
koordinator. Berikut ada beberapa ciri-ciri Kemampuan adalah kapasitas
gaya kepemimpinan demokratis menurut seorang individu untuk
Robbins (2003:168): melakukan suatu aktivitas.
a) Semua kebijakan terjadi pada d) Kualitas
kelompok diskusi dan keputusan Kualitas adalah suatu nilai yang
diambil dengan dorongan dan melekat pada seseorang
bantuan pemimpin. e) Pengembangan Diri
295
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

Pengembangan diri adalah sama/ terlibat langsung secara


pengembangan potensi diri dan bersama-sama dalam
kepribadian seseorang untuk menjalankan tugas demi
tujuan tertentu yang ingin dicapai. pencapaian tujuan organisasi.
Indikator Gaya Kepemimpinan Pemimpin juga tidak sungkan
Demokratis untuk terjun langsung kelapangan
Adapun indikator gaya untuk menjalankan tugas
kepemimpinan demokratis yang telah Kepala Desa
disesuaikan dengan ciri-cirinya menurut Kepala Desa merupakan pimpinan
Pasolong dalam Ariani (2015: 10) dari pemerintah desa. Masa jabatan Kepala
diantaranya adalah: Desa adalah 6 (enam) tahun, dan dapat
a) Keputusan dibuat bersama diperpanjang lagi untuk satu kali masa
Pemimpin yang demokratis tidak jabatan berikutnya. Pasal 26 Undang-
sungkan untuk terlibat bersama- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sama dengan bawahan untuk menyebutkan bahwa Tugas Kepala Desa
membuat keputusan serta adalah Menyelenggarakan Pemerintahan
melakukan aktivitas kerja demi Desa, Melaksanakan Pembangunan Desa,
pencapaian tujuan organisasi. Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan
b) Menghargai potensi setiap Pemberdayaan Masyarakat Desa.
bawahannya Selain pengertian Kepala Desa
Kepemimpinan demokratis menurut undang-undang di atas, adapun
menghargai setiap potensi pengertian kapala desa menurut beberapa
individu dan bersedia mengakui ahli diantaranya menurut Tahmit, yang
keahlian para spesialis dengan menjelaskan bahwa Kepala Desa adalah
bidangnya masing-masing, pemimpin dari desa di Indonesia, Kepala
mampu memanfaatkan kapasitas Desa merupakan pimpinan dari pemerintah
setiap anggota seefektif mungkin desa, masa jabatan Kepala Desa adalah 6
pada saat dan kondisi yang tepat. tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk
c) Mendengar kritik, saran/pendapat satu kali masa jabatan berikutnya.
dari bawahan Sedangkan Kepala Desa menurut
Mendapat kritikan, Talizidhuhu Ndraha merupakan pemimpin
saran/pendapat dari bawahan di desa, semua urusan tentang kemakmuran,
merupakan hal yang wajar dalam kesejahteraan masyarakat pembangunan
kehidupan organisasi. Dengan dan lain-lain merupakan kewajiban dari
demikian akan ada kepala desa sebagai pemimpin formal yang
kecenderungan untuk lebih ditujuk oleh pemerintah. Berdasarkan
meningkatkan potensi diri dan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bisa menjadi lebih baik dari bahwa Kepala Desa adalah sesorang yang
sebelumnya serta belajar dari bertugas menyelenggarakan Pemerintahan
kesalahan yang telah dilakukan. Desa, melaksanakan Pembangunan Desa,
d) Melakukan kerjasama dengan pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
bawahannya. pemberdayaan masyarakat Desa.
Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu bekerja
296
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

Konsep Pelayanan Publik menawarkan kepuasan meskipun hasilnya


Pelayanan pada dasarnya dapat tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, Agung Kurniawan (dalam Harbani
sekelompok dan/ organisasi baik langsung Pasolong 2013: 128) mengatakan bahwa
maupun tidak langsung untuk memenuhi pelayanan publik adalah pemberian
kebutuhan. Pelayanan berarti melayani pelayanan (melayani) keperluan orang lain
suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat atau masyarakat yang mempunyai
dalam segala bidang. Kegiatan pelayanan kepentingan pada organisasi itu sesuai
kepada masyarakat merupakan salah satu dengan aturan pokok dan tata cara yang
tugas dan fungsi administrasi negara. telah ditetapkan.
Menurut Albercht dalam Lovelock, Definisi pelayanan publik menurut
1992 (dalam Sedarmayanti 2010:243) Kepmen PAN Nomor 25 Tahun 2004
pelayanan adalah suatu pendekatan adalah segala kegiatan pelayanan yang
organisasi total yang menjadi kualitas dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
pelayanan yang diterima pengguna jasa, publik sebagai upaya pemenuhan
sebagai kekuatan penggerak utama dalam kebutuhan penerima layanan, maupun
pengoperasian bisnis. Selanjutnya Monir dalam rangka pelaksanaan ketentuan
(dalam Harbani Pasolong 2013: 128), peraturan perundang- undangan.
mengatakan bahwa pelayanan adalah Sedangkan Kepmen PAN Nomor 58 Tahun
proses pemenuhan kebutuhan melalui 2002 mengelompokkan tiga pelayanan dari
aktivitas orang lain secara langsung. instansi serta BUMN/BUMD.
Sedangkan Menteri Pendayagunaan Pengelompokkan jenis pelayanan tersebut
Aparatur Negara, mengemukakan bahwa didasarkan pada ciri- ciri dan sifat kegiatan
pelayanan adalah segala bentuk kegiatan serta produk pelayanan yang dihasilkan,
pelayanan dalam bentuk barang atau jasa yaitu (1) pelayanan administratif, (2)
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan barang, (3) pelayanan jasa
masyarakat.
Sedangkan menurut Gronroos C. METODE PENELITIAN
(dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih Metode penelitian yang digunakan
2013:2) pelayanan adalah suatu aktivitas dalam penelitian ini adalah metode
atau serangkaian aktivitaas yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang yaitu mendeskriptifkan fenomena-
tejadi sebagai akibat adanya interaksi antara fenomena yang ada baik yang bersifat
konsumen dengan karyawan atau hal- hal alamiah maupun bersifat rekayasa. Sejalan
lain yang disediakan oleh perusahaan dengan pendapat Nana S. Sukmadinata
pemberi pelayanan yang dimaksudkan (2010:330), bahwa penelitian deskriptif
untuk memecahkan permasalahan adalah suatu bentuk penelitian yang paling
konsumen/ pelanggan. Pelayanan publik dasar dan ditujukan untuk menggambarkan
menurut Sinambela (dalam Harbani fenomena-fenomena yang ada. Lokasi
Pasolong 2013: 128) adalah sebagai setiap penelitian berada di Desa Karangjaladri
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
terhadap sejumlah manusia yang memiliki Adapun data dan sumber data yang
setiap kegiatan yang menguntungkan dalam diperlukan berasal dari sumber data utama,
suatu kumpulan atau kesatuan, dan yakni kata-kata dan tindakan. Selain itu
297
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

terdapat data tambahan berupa dokumen. tersebut apalagi terkait dengan pelayanan
Sumber data utama dicatat melalui catatan publik kebijakan Kepala Desa kepada
tertulis atau melalui Dokumentasi foto. masyarakat.
Metode pengumpulan data adalah suatu 2. Menghargai Potensi Setiap
usaha sadar untuk mengumpulkan data Bawahannya
yang dilakukan secara sistematis, dengan Bawahan adalah mitra kerja
prosedur yang terstandar pimpinan dalam mengoptimalkan kerja
(Arikunto,2006:222) sama mewujudkan tujuan organisasi secara
bersama-sama. Dari hasil wawancara dan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN observasi dilapangan menurut informan
1. Keputusan Dibuat Bersama kunci diperoleh hasil sebagai berikut :
Setiap pemimpin pasti selalu “Semua bawahan/perangkat desa
dihadapkan dengan pengambilam mempunyai potensi/keahlian dalam
keputusan, dari hasil wawancara diperoleh menjalankan tugas masing-masing. Semua
hasil bahwa menurut informan kunci “ Pasti bidang bisa menguasai secara fleksibel
setiap keputusan selalu melibatkan potensi di bidang masing-masing, ada
bawahan termasuk dengan BPD, alasannya bidang pembangunan, bidang pelayanan,
supaya dalam menghasilkan keputusan itu pemberdayaan, sekretaris desa dengan
tidak ada pihak yang dirugikan contoh potensi/keahliannya. Saya Sangat
dalam pembuatan program-program.” menghargai kemampuan bawahan, dengan
Adapun bentuk keputusan yang cara memberikan kebebasan untuk
dibuat dengan melibatkan semua unsur- menunjukkan keahlian. Contoh bidang
unsur desa adalah “pemberlakuan program pemerintahan diberikan kelonggaran
pelayanan satu pintu, dengan memberikan mengekspresikan keahliannya”.
keputusan pelayanan satu pintu kepada Sejalan dengan pendapat Pasolong
masyarakat Jadi semua pelayanan yang dalam Ariani (2015: 10) Kepemimpinan
masuk ke desa kita terima dulu di operator demokratis menghargai setiap potensi
pelayanan, selanjutnya baru diserahkan ke individu dan bersedia mengakui keahlian
kasi/kaur yang bersangkutan” para spesialis dengan bidangnya masing-
Sejalan dengan pendapat Pasolong masing, mampu memanfaatkan kapasitas
dalam Ariani (2015: 10) Pemimpin yang setiap anggota sefektif mungkin pada saat
demokratis tidak sungkan untuk terlibat dan kondisi yang tepat.
bersama-sama dengan bawahan untuk Dari hasil wawancara di atas peneliti
membuat keputusan serta melakukan menyimpulkan bahwa pemimpin yang
aktivitas kerja demi pencapaian tujuan bijaksana bisa menghargai dan
organisasi. menempatkan bawahan sesuai dengan
Dari hasil wawancara di atas maka potensi yang dimilikinya agar terciptanya
peneliti simpulkan disetiap pengambilan kondusifitas dan efektivitas dalam
keputusan yang akan diambil oleh seorang melaksanakan setiap pekerjaan sesuai
pemimpin pasti memiliki resiko, maka dari dengan target yang telah ditetapkan secara
itu pemimpin harus secara komprehensif bersama-sama. Tetapi jika terjadi
mengajak berdialog dan melibatkan semua sebaliknya para pemimpin tidak
unsur-unsur terkait yang berhubungan menepatkan bawahan sesaui dengan
dengan dampak atau hasil keputusan kompetensinya maka organisasi akan
298
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

berjalan dengan lamban dan butuh pihak, karena adanya arus komunikasi dua
penyesuaian kerja yang memakan waktu arah tersebut menjadikan Checak And
sehingga kurang efektif terhadap Balance antara pemimpin dengan
pencapaian target kerja. pengikutnya.
3. Mendengar Kritik, 4. Melakukan Kerjasama Dengan
Saran/Pendapat Dari Bawahan Bawahannya.
Kritikan adalah saran dan pendapat Pemimpin dalam melaksanakan
yang diberikan dari sudut pandang yang program kerja jelas tidak bisa dilaksanakan
berbeda kepada pemimpin. Dari hasil secara sendiri dan memerlukan bantuan
wawancara dan observasi dilapangan bawahan untuk mensukseskan program
menurut informan kunci diperoleh hasil program tesebut. Dari hasil wawancara dan
sebagai berikut : “ mendengar semua observasi dari informan kunci diperoleh
keluhan dari bawahan selalu ditanggapi dan hasil sebagai berikut : “ Dalam
selalu didengarkan, cara menanggapinya menyelesaikan pekerjaan pasti dan harus
dengan cara mendengarkan dulu bekerjasama dengan bawahan, karena
keluhannya seperti apa, lalu kita duduk perangkat desa adalah pembantu kepala
bersama kita selesaikan cari solusi desa, pekerjaan-pekerjaan kepala desa pasti
mengatasi keluhan-keluhan. Sebagai di back-up oleh kasi/kaur bersangkutan.
seorang kepa desa saya sangat-sangat Karena kades hanya memberikan
bersedia dikritik, karena dengan kritikan itu kebijakan, memberikan arahan. selalu
dapat membuat kita lebih maju lagi. memberikan contoh yang baik minimal
Adapun Cara menyerap aspirasi dengan dalam kedisiplinan contohnya dengan
cara berkomunikasi dengan bawahan secara berpakaian seragam yang lengkap dan rapi,
pendekatan /personal sehingga muncul terus kehadiran, dan komunikasi dengan
aspirasi dan keluhan dari bawahan. Sebagai masyarakat. Kalo untuk prestasi yang
seorang pemimpn saya suka melakukan dihasilkan belum maksimal, Cuma untuk
diskusi diluar jam kerja/kantor. Contohnya semua program-program alhamdulillah
dengan adanya ngobrol-ngobrol santai tapi berjalan, ya mungkin prestasinya perbaikan
membahas kelangsungan pemerintahan jalan poros desa yang dulu belum di hotmix
desa”. sekarang di hotmix. Selain itu banyak target
Sejalan dengan pendapat Pasolong kerja yang belum tercapai Alasan utamanya
dalam Ariani (2015: 10) bahwa mendapat yaitu anggaran yang belum tersedia, target
kritikan, saran/pendapat dari bawahan banyak yang belum tercapai baik dari
merupakan hal yang wajar dalam kehidupan pemberdayaan, pembangunan fisik, dan
organisasi. Dengan demikian akan ada lain-lain”.
kecenderungan untuk lebih meningkatkan Sejalan dengan pendapat Pasolong
potensi diri dan bisa menjadi lebih baik dari dalam Ariani (2015: 10) bahwa Pemimpin
sebelumnya serta belajar dari kesalahan yang baik adalah pemimpin yang mampu
yang telah dilakukan. bekerja sama/ terlibat langsung secara
Dari hasil wawancara di atas dapat bersama-sama dalam menjalankan tugas
penulis simpulkan bahwa tindakan demi pencapaian tujuan organisasi.
pemimpin yang mencerinkan sikap sikap Pemimpin juga tidak sungkan untuk terjun
demokrasi adalah salah satunya dengan siap langsung kelapangan untuk menjalankan
menerima kritik dan saran dari dari semua tugas.
299
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

Dari hasil wawancara di atas dapat sangatlah penting untuk menjalankan gaya
penulis simpulkan bahwa suksesnya kepemimpinan demokratis.
seorang pemimpin tidak bisa dilepaskan
dari peran orang-orang yang ada DAFTAR PUSTAKA
disekiarnya. Dalam konteks kepemimpinan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
kepala desa sangatlah jelas bahwa program Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
kerja dan visi misi kepala desa sangat Jakarta: Rineka Cipta.
tergantung kepada kinerja yang didominasi Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta:
oleh para perangkat desa yang selalu hadir Rineka Cipta, 2007
didalam mensukseskan visi misi kepala Davis, Jhon W. Newstrom, 1995. Perilaku
desa. Dalam Organisasi, Edisi. Ketujuh,
Erlangga, Jakarta.
E. KESIMPULAN Kartono, Kartini. 1994.Pemimpin dan
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kepemimpinan.Jakarta:CV.Rajawali
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut . Kencana. 1998.Manajemen
bahwa pemimpin yang bijaksana bisa Pemerintahan.Jakarta:PT. Pertja.
menepatkan potensi dan kompetensi Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen
bawahan sesuai dengan kapasitasnya di Personalia dan Sumber Daya
dalam pekerjaan. Jika pemimpin tidak bisa Manusia. Yogyakarta: BPFE
membaca peluang potensi dan tidak Yogyakarta
menepatkan pekerja sesuai dengan Handoko, T. Hani dan Reksohadiprodjo.
kompetensi yang dimiliki maka organisasi (2003). Manajemen Sumber Daya
akan berjalan lamban dan kurang optimal. Manusia dan. Perusahaan. Edisi
Bagi seorang pemimpin di dalam Kedua. BPFE: Yogyakarta
menyerap aspirasi harus berupaya Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.
mendengarkan dari segala arah, karena 2010. Manajemen Sumber Daya.
kebijakan yang akan diputuskan pasti Manusia untuk Perusahaan dari Teori
berdampak kepada pengikut pemimpin ke Praktik. Jakarta: PT Raja.
tersebut. maka dari itu seorang pemimpin Sedarmayanti, 2010, Sumber Daya
harus peka terhadap perubahan dan kondisi Manusia dan Produktivitas Kerja ,
di lapangan, agar pemimpin tersebut bisa cetakan kedua, penerbit: Mandar
membuat formulasi-formulasi yang Maju. Bandung.
bijaksana sehingga akan diputuskan Atik,dan ratminto. (2013). Manajemen
menjadi sebuah kebijakan publik yang Pelayanan, disertai dengan
optimal dala melaksanakan pelayanan pengembangan model konseptual,
kepada masyarakat. Diharapkan dari penerapan citizen’s charter dan
penelitian ini ada manfaat bagi para standar pelayanan minimal.
pembaca, saran yang peneliti Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
rekomendasikan adalah bahwa pemimpin Andi Hardianti. 2016. Pengaruh Gaya
itu harus bersikap mengayomi dan bahkan Kepemimpinan Demokratis
melebur bersama bawahan/masyarakat agar Terhadap Kinerja Pegawai Pada
bisa mendengar dan menghasilkan Kantor Dinas Pendapatan Daerah
keputusan yang bijaksana dan tidak hanya Kabupaten Wajo. Skripsi, Fakultas
bisa memerintah saja. komunikasi dua arah
300
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

Ilmu Sosial Universitas Negeri Winardi. 2000, Kepemimpinan dalam


Makassar manajemen Jakarta, Rineka Cipta
Kartono, Kartini. 2008 : Pemimpin dan Nana Sujana dan Ahmad Rivai. (2010).
Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raja. Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Grafindo Persada Baru Algensindo.
Thoha, Miftah.2010. Kepemimpinan Moleong, Lexy J. 1995. Metodologi
Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Raja. Grafindo Persada. Remaja. Rosdakarya
Herujito, Yayat M. 2006, Dasar-dasar Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Manajemen, PT Rasindo, Jakarta Tentang Desa
Supardo, Wijaya. 2006. Teori, Prilaku, dan. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
Budaya Organisasi. Bandung: Refika Tentang Pemerintah Daerah
Aditama

301

Anda mungkin juga menyukai