Anda di halaman 1dari 9

Peranan Pemimpin Informal dalam Meningkatkan Partisipasi

Masyarakat dalam Pembangunan di Desa Malola


Michael Rojer Liow
Alden Laloma
Welly Pesoth

Abstract : Informal leaders are legitimate is not the leader/legality in Government, but the
informal leaders are part of the villagers whose role is crucial in giving influence to the residents
of the village. the role of informal leaders does not appear, this is because the formal leader of
the village head is not too empowering the role of informal leadership. the purpose of this
research is to know the role of the Informal Leader in improving community participation in
development in the village Research methods used in this study is a qualitative method of
analysis is the efforts made by way of working with data, organizing data, sifting through data
into units that can be managed, menyintesiskan data, search for and find patterns, find what is
important and what is learned, and decide what can be told to others.
The results of this research show that the informal leader's role in improving public
participation is very important amongst the people, but not too effective in terms of informing
and invites the public to take part in development activities to increase the participation of
community development need for sinerginitas between formal and informal leaders leaders

Keword: Informal leaders, community participation in development

PENDAHULUAN leader memiliki berbagai pengertian.


Pemimpin merupakan dampak interaktif dari
Desa merupakan pioneer
faktor individu atau pribadi dengan faktor
pembangunan nasional dari desa semua di
situasi. Fairchild dalam Kartono (2009: 38-
bangun, sampai pada tahap terahir yaitu
39) menyatakan bahwa pemimpin dalam
pembangunan nasional, Desa berkewajiban:
pengertian luas adalah seorangyang
melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan,
memimpin dengan jalan memprakarsai
serta kerukunan masyarakat Desa dalam
tingkah laku sosial dengan mengatur,
rangka kerukunan nasional dan keutuhan
mengarahkan, mengorganisasi, mengontrol
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
usaha/upaya orang lain, melalui prestise,
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
kekuasaan atau posisi, sedangkan pemimpin
Desa; mengembangkan kehidupan
dalam arti terbatas ialah seorang yang
demokrasi; mengembangkan pemberdayaan
membimbing, memimpin dengan bantuan
masyarakat Desa; dan memberikan dan
kualitas-kualitas persuasifnya, dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh
Desa.
para pengikutnya.
Pembangunan Desa bertujuan
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
adanya kerjasama antara perangkat/
Desa dan kualitas hidup manusia serta
pemerintah desa dengan masyarakat. Mulai
penanggulangan kemiskinan melalui
dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan
tahap pengawasan. Suatu program tidak akan
sarana dan prasarana Desa, pengembangan
berjalan maksimal.
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan
“Didalam organisasi formal itu
sumberdaya alam dan lingkungan secara
sebenarnya ada kelompok-kelompok yang
berkelanjutan. Perkataan pemimpin atau

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 1


tidak formal yang mempunyai kekuatan- seseorang yang lebih kuat pengaruhnya
kekuatan yang sangat dinamis yaitu terhadap masyarakat desa. Jadi walaupun
kelompok-kelompok kecil tempat individu kepala desa mempunyai status tinggi dalam
menyatukan diri” (Arif, 1986) hierarki tetapi dia tidak dapat menjalankan
Interaksi yang terjadi secara alamiah, peranannya karena orang disekitarnya tidak
anggotanya mempunyai tenggang rasa yang membantu.
besar terhadap sesama kelompok, anggotanya Peranan orang lain yang berkaitan
biasa mendapat tekanan dari kelompok dengan peranan yang dimainkan seseorang
supaya dapat menyesuaikan dirinya dengan disebut role set atau pelengkap peran. Role
norma kelompok, jarak sosial diantar anggota set sangat menetukan keberhasilan seseorang
kelompok secara relatif minim dan punya dalam menjalankan peranannya. Artinya
kesatuan tujuan. kepala desa harus mengetahui siapa-siapa
Berdasarkan pendapat diatas, Jelaslah yang dapat bekerjasama atau role set yang
bahwa didalam organisasi tumbuh dan ada di desa tersebut. Role set didesa ialah
berkembang kelompok-kelompok lain. Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat,
Dalam hal ini pemerintah desa yang dipimpin Kelompok Tani dll.
oleh kepala desa merupakan organisasi Role set ini berhubungan dengan
formal, organisasi formal yang tumbuh pemimpin informal dalam suatu desa. Secara
bersama-sama yaitu tokoh agama, tokoh hierarkis mereka tidak punya jabatan dalam
masyarakat, kelompok tani. struktur pemerintahan desa. pemimpin
Peran kepala desa sangat penting informal tersebut secara tidak langsung
dalam pembangunan desa, kepala desa mempunyai pengaruh terhadap anggota
merupakan tokoh sentral dalam masyarakat yang ada didesa. Hal tersebut
pembangunan. Kepala desa juga membangun disebabkan karena mereka mempunyai massa
kesadaran dan memotivasi masyarakat untuk atau anggota didesa dan biasanya anggota
berperan aktif dan sukarela untuk turut aktif tersebut tunduk kepada mereka.
berpartisipasi dalam pembangunan. Menurut Cohen dan Uphoff (1977),
Menurut Arif (1986) Peran erat yang diacu dalam Harahap (2001), partisipasi
kaitannya dengan status yaitu tingkah laku adalah keterlibatan masyarakat dalam proses
yang diharapkan dari seseorang yang perencanaan dan pembuatan keputusan
mempunyai status dalam masyarakat. Dalam tentang apa yang dilakukan, dalam
organisasi peranan adalah tingkah laku yang pelaksanaan program dan pengambilan
diharapkan dari seseorang yang menduduki keputusan untuk berkontribusi sumberdaya
jabatan dalam hierarki organisasi. Peranan ini atau bekerjasama dalam organisasi atau
dapat dilakukan atau dimainkan kalau orang kegiatan khusus, berbagi manfaat dari
lain disekitarnya juga memegang peranan. program pembangunan dan evaluasi program
Artinya ada orang lain yang membantunya pembangunan.
memainkan peranan tersebut. Adakalanya Partisipasi masyarakat dalam
seseorang yang mempunyai status tersebut pembangunan pada dasarnya merupakan
mendapat hambatan dalam menjalankan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan
perananya karena orang-orang yang berada masyarakat secara aktif dan sukarela dari
disekelilingnya tidak membantu menjalankan dalam diri maupun dari luar masyarakat
perannya. dalam keseluruhan proses kegiatan yang
Status kepala desa paling tinggi bersangkutan. Partisipasi masyarakat adalah
didesa, tetapi adakalanya kepala desa tidak kerjasama antara masyarakat dengan
dapat berbuat banyak terhadap pembangunan pemerintah
desa karena masyarakat lebih patuh kepada

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 2


Dalam membangun kesadaran desa yaitu dengan memberikan landasan
masyarakat tidak semuanya peran itu keagamaan bahwa pembangunan desa dan
dilakukan oleh kepala desa. Diperlukan pemberdayaan masyarakat desa adalah suatu
sinergi dan peran dari role set seperti tokoh- ibadah, tokoh agama juga bisa mengajak
tokoh masyarakat, tokoh agama, tua-tua masyarakat untuk mendukung dan ikut serta
kampung. Karena mereka ini merupakan dalam pembangunan desa, tokoh agama bisa
peran pemimpin informal/ non formal dalam berperan dam mensosialisasikan berbagai
masyarakat kebijakan tentang desa.
Anonim (2006), pemimpin informal Desa malola merupakan salah satu
adalah pemimpin yang tidak diangkat secara desa yang berada di kecamatan
resmi berdasarkan surat keputusan tertentu. Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan
Dia memperoleh kekuasaan / wewenang merupakan suatu desa yang masih kuat adat
karena pengaruhnya terhadap kelompok. istiadat, religius dan agraris. Peran pemimpin
Apabila pemimpin formal dapat memperoleh informal terasa begitu nyata dalam
pengaruhnya melalui prestasi, maka membangun kesadaran masyarakat dalam
pemimpin informal memperoleh pengaruh pembangunan.
berdasarkan ikatan-ikatan psikologis.Tidak Berdasarkan prasurvey dilapangan,
ada ukuran obyektif tentang bagaimana ternyata peran informasional,peran
seorang pemimpin informal dijadikan komunikasi dan peran mempengaruhi dari
pemimpin. Dasarnya hanyalah oleh karena pemimpin informal tidak nampak.hal ini
dia pernah benar dalam hal tertentu, maka disebabkan karena pemimpin formal kepala
besar kemungkinan dia akan benar pula desa tidak terlalu memberdayakan peran dari
dalam hal tersebut pada kesempatan lain. Di pimpinan-pimpinan dari tokoh agama, tokoh
samping penentuan keberhasilan pada masa masyarakat, kelompok tani dll.
lalu, pemilihan pemimpin informal juga “kepala desa tidak pernah melibatkan
ditentukan oleh perasaan simpati dan antipati kami dalam hal menyusun program kerja
seseorang atau kelompok terhadapnya. pembangunan desa, perencanaan
Pemimpin informal secara legalitas/ pembangunan dan tidak mensosialisasikan
sah bukan pemimpin dalam pemerintahan, program kegiatan pemerintah kepada kami,
tapi pemimpin informal merupakan bagian jadi kami tidak tahu mau mau berbuat apa”
dari masyarakat desa yang perannya sangat kata AY (tokoh masyarakat)
penting dalam memberikan pengaruhnya Lain lagi yang dikatakan oleh
kepada warga masyarakat desa. SS(Tokoh Agama)” sebenarnya kami sangat
Seperti yang dikatakann oleh menteri ingin membantu dan berpartisipasi dalam
desa, pembangunan daerah tertinggal dan pembangunan desa, kami tidak sulit untuk
transmigrasi Marwan Djafar “peran kiai mensosialisasi pada jemaat jika ada kerja
kampung (tokoh agama) sangat dibutuhkan bakti, tetapi dalam hal ini pemerintah
untuk turut serta mendorong kebijakan terkait berkomunikasi dengan kami maupun
pembangunan desa agar bisa berjalan dengan memintah bantuan kami untuk
baik dan memberikan manfaat nyata bagi mensosialisasikan program tersebut pada
kemajuan desa dan kesejahteraan seluruh masyarakat”
masyarakat desa” (dalam Berdasarkan pendapat diatas, adanya
tribunews.com,Palembang 29 maret 2015). ketidakpaduan atau tidak adanya sinergis
Lebih lanjut dikatakannya bahwa antara pemerintah desa dan tokoh-tokoh
tokoh agama sebagai tokoh masyarakat dan informal membuat partisipasi masyarakat
panutan masyarakat mempunyai peran nyata dalam pembangunan kurang maksimal. Hal
dalam membantu program pembangunan inilah membuat saya tertarik untuk meneliti “

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 3


Peranan Pemimpin Informal dalam solusi untuk menangani masalah,
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan
Pembangunan di Desa Malola”. keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi.
METODOLOGI PENELITIAN Adapun yang menjadi focus penelitian ini
adalah peran kepemimpinan menurut
A. Metode Penelitian
Menurut Sulistiyani (2004 :93-97) Untuk
Metode penelitian yang digunakan menghasilkan kepemimpinan yang baik
dalam penelitan ini adalah metode’ kualitatif. diperlukan pemikiran prediktif atas
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006) kemungkinan perubahan-perubahan yang
menjelaskan bahwa metode kualitatif adalah terjadi. Peran yang harus dimainkan oleh
prosedur penelitian yang menghasilkan data seorang pemimpin, agar kinerja pegawai
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dapat lebih meningkat Peran Mempengaruhi
dari orang-orang dan perilaku yang dapat Peran Memotivasi Peran Antarpribadi Peran
diamati. Bungin (2010) mengatakan bahwa lnformasional/ komunikator Peran
penelitian kualitatif bertujuan menggali dan Pengambilan Keputusan. Tapi dengan
membangun suatu preposisi atau menjelaskan mempertimbangkan peran pemimpin
makna dibalik realita. informal maka penulis hanya menggunakan
Menurut Arikunto (2002), penelitian dari lima teori diatas yang di kemukakan
kualitatif pada umumnya merupakan Sulistiyanti hanya menggunakan peran
penelitian nonhipotesis sehingga dalam pemimpin informasional/komunikator, peran
proses penelitiannya tidak perlu mengajukan pemimpin mempengaruhi, peran pemimpin
suatu hipotesis. Oleh karena itu dalam antar pribadi dan peran pemimpin
penelitian ini penulis mengembangkan memotivasi.
konsep-konsep. menghimpun fakta,
C. Jenis Data
mengklasifikasi data, menganalisis dan
menafsirkan data, akan tetapi tidak Data yang dikumpulkan untuk dalam
melakukan pengujian hipotesis. penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder :
B. Fokus Penelitian dan Definisi
1. Data primer, ialah data yang diperoleh
Konsepsional
secara langsung dari sumber data atau
Konsep yang merupakan fokus informan penelitian melalui teknik
penelitian ini ialah “Peranan Pemimpin wawancara. Data primer yang
Informal dalam Meningkatkan Partisipasi dikumpulkan adalah data yang bersifat
Masyarakat dalam Pembangunan. Peranan kualitatif.
Pemimpin Informal didefinisikan secara 2. Data sekunder, data yang diperoleh dari
konsepsional sebagai ciri kepribadian yang dokumen-dokumen tertulis yang
menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi berkaitan dengan fokus yang diteliti di
dari pemimpin dan merupakan Kantor Desa Malola Kecamatan
bakat/sifat/karismatik yang khas terdapat Kumelembuai Kabupaten Minahasa
dalam diri pemimpin yang dapat diwujudkan Selatan. Data sekunder yang
dalam perilaku kepemimpinan. Selanjutnya dikumpulkan berupa data kuantitatif
yang dimaksud dengan Partisipasi ataupun kualitatif yang berfungsi
Masyarakat keikutsertaan masyarakat dalam sebagai penunjang/pendukung data
proses pengidentifikasian masalah dan primer.
potensi yang ada di masyarakat, pemilihan
dan pengambilan keputusan tentang alternatif

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 4


D. Sumber Data (Informan Penelitian) peristiwa/fenomena yang menjadi focus
penelitian. Data hasil observasi akan
Sesuai dengan sifat penelitian
melengkapi data hasil wawancara.
kualitatif yang tidak mementingkan jumlah
3. Dokumentasi. Teknik dokumentasi ini
informan sampel, tetapi lebih mementingkan
digunakan untuk memperoleh data
isi (content), relevansi, sumber yang benar-
sekunder yaitu data yang telah terolah
benar dapat memberikan data/informasi baik
atau tersedia di lokasi penelitian yaitu di
mengenai orang, peristiwa atau hal, maka
Kantor Desa Malola Kecamatan
teknik yang tepat untuk menentukan sumber
Kumelembuai Kabupaten Minahasa
data/informan adalah “purposive sampling”
Selatan.
yaitu penentuan sumber data berdasarkan
F. Teknik Analisis Data
tujuan tertentu atau secara sengaja.
Adapun sumber data atau informan Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah aparat dan warga dalam penelitian ini adalah analisis data
masyarakat di Desa Malola Kecamatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen
Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan. (dalam Moleong, 2006), bahwa analisis data
Jumlah informan yang berhasil diwawancarai kualitatif adalah upaya yang dilakukan
ada sebanyak 15 orang yaitu Kepala Desa (1 dengan jalan bekerja dengan data,
orang) unsur Pemimpin Formal , Tokoh mengorganisasikan data, memilah-milah data
Agama (3 orang) Unsur Pemimpin Informal, menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola,
Tokoh Masyarakat (Tua-Tua Kampung) menyintesiskan data, mencari dan
sebanyak 3 orang unsur pemimpin Informal, menemukan pola-pola, menemukan apa yang
dan 1 Orang Ketua Kelompok Tani Unsur penting dan apa yang dipelajari, dan
Pemimpin Informal, dan 7 orang masyarakat memutuskan apa yang dapat diceritakan
Unsur penilaiperan Pemimpin Informal . kepada orang lain.
Adapun teknik analisis kualitatif
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan
yang diglmakan dalam penelitian ini ialah
Data
model analisis interaktif yang dikembangkan
Instrumen utama dalam penelitian oleh Miles dan Hubennann. Langkah-langkah
kualitatif ialah peneliti sendiri. Sedangkan analisis interaktif dari Hubermann dan Miles
sumber data utama dalam penelitian kualitatif (dalam Rohidi dan Mulyarto, 1992) terdiri
ialah kata-kata, dan tindakan; selebihnya dari : pengumpulan data, reduksi data,
ialah data tambahan seperti dokumen dan penyajian data, dan penarikan kesimpulan
lain-lain. Penelitian kualitatif menggunakan atau verifikasi, seperti digambarkan berikut
metode kualitatif yaitu pengamatan, ini :
wawancara, atau penelaahan dokumen 1. Pengumpulan Data. Pengumpulan data
(Moleong, 2006). Adapun metode/teknik menggunakan teknik wawancara dan
pengumpulan data yang digunakan dalam mengutamakan pedoman wawancara.
penelitian ini adalah sebagai berikut : 2. Reduksi data. Reduksi data ialah proses
1. Wawancara (Interview) : Metode/teknik pemilihan, pemusatan perhatian pada
wawancara ini diglmakan untuk penyederhanaan, pengabstraksian, dan
memperoleh data primer dari informan. transformasi data kasar yang muncul
Dalam wawancara ini digunakan dari catatan-catatan di lapangan.
pedoman wawancara yang telah 3. Penyajian data. Data yang telah
disiapkan terlebih dahulu. direduksi disajikan dalam bentuk teks
2. Pengamatan (Observasi). Metode/teknik naratif.
observasi ini digunakan untuk
mengamati secara langsung
JAP NO.31 VOL III 2015 Page 5
4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi. dilibatkan dalam hal pembuatan perencanaan
Penarikan kesimpulan adalah penarikan desa.
simpulan atas hasil penelitian. Pemimpin tidak resmi atau informal
leader selalu saja dapat ditemui pada setiap
komunitas. Meskipun tidak memiliki SK
A. PEMBAHASAN Pengangkatan sebagaimana lazimnya
Untuk menjawab permasalahan pemimpin formal pada lembaga swasta
dalam rumusan masalah bagaimana peran maupun pemerintah, namun kepemimpinan
kepemimpinan informal dalam meningkatkan informal leader sangat efektif dalam
partisipasi masyarakat dalam pembangunan menjalankan kepemimpinannya, yaitu
di Desa Malola. Kepemimpinan informal kemampuannya untuk mempengaruhi
dalam penelitian ini merupakan ciri (influence) orang lain untuk bertindak atau
kepribadian yang menyebabkan timbulnya melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan
kewibawaan pribadi dan merupakan bakat/ si pemimpin itu sendiri. Kuatnya pengaruh
sifat/ karismatik yang khas terdapat dalam yang dimiliki pemimpin informal berkaitan
diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam dengan proses kemunculannya yang
perilaku kepemimpinan. didasarkan atas kemauan dari anggota
Berdasarkan hasil penelitian dapat kelompok atau orang-orang yang
membuktikan bahwa pendapat“seorang dipimpinnya, karena memiliki kelebihan-
pemimpin merupakan seorang pribadi yang kelebihan tertentu dan berorientasi pada
memiliki kecakapan dan kelebihan kepentingan anggota kelompok. Dengan
khususnya kecakapan dan kelebihan disatu demikian maka wajar apabila loyalitas
bidang,sehingga dia mampu mempengaruhi anggota kelompok tidak diragukan lagi.
orang-orang lain untuk bersama-sama Dilihat dari peran pemimpin dalam
melakukan aktivitas- aktivitas tertentu,demi memotivasi anggotanya atau masyarakat,
pencapaian satu atau beberapa dalam hal ini memotivasi diartikan
tujuan”.(Kartono:1994:33) mendorong atau memberi semangat kepada
George R. Terry (yang dikutip dari anggota atau bawahannya. Pemberian
Sutarto, 1998 : 17) Kepemimpinan adalah motivasi dari pemimpin informal kepada
hubungan yang ada dalam diri seseorang atau masyarakat berupa wejangan-wejangan
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk supaya ikut aktif dalam pembangunan desa
bekerja secara sadar dalam hubungan tugas karena disaat desa jadi bagus yang senang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. juga masyarakat. Hal kecil lainnya yang
Dilihat dari peran mempengaruhi menjadi pendorong masyarakat ikut serta
pemimpin informal di desa malola belum karena pemimpin informal seringkali
maksimal dan belum efektif. Belum efektif memberi anggotanya makan sesudah
dan maksimalnya dilihat dari keikutsertaan kegiatan dan memberi rokok disaat kegiatan
masyarakat untuk memberi diri dan ikut aktif kerja bakti atau pembangunan. Hal itu yang
dalam kegiatan-kegiatan pembangunan. membuat masyarakat semangat berperan
Masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan dalam kegiatan pembangunan.
pembangunan seperti pembuatan gorong- pemimpin informal dijadikan
gorong/ got, jalan hanya sebagian masyrakat penghubung dalam mengkomunikasikan
yang ikut. Karena mereka mengikut berbagai program pembangunan pemerintah
pemimpin mereka. Tidak semua pemimpin agar anggota komunitas yang bersangkutan
informal memberi diri dalam pembangunan dapat menerima. Namun celakanya, tidak
hal ini disebabkan adanya kekecewaan dari semua program pembangunan yang
tokoh masyarakat karena mereka tidak ditawarkan oleh pemerintah sesuai dengan

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 6


kebutuhan anggota komunitas yang Partisipasi masyarakat dalam
bersangkutan. Di sinilah terjadi benturan pembangunan(Soetrisno, 1995) memberikan
kepentingan antara berpihak kepada anggota dua macam definisi tentang, yaitu: pertama,
kelompok yang telah memberikan partisipasi rakyat dalam pembangunan
kewenangan untuk memimpin atau berpihak sebagai dukungan rakyat terhadap rencana/
kepada kepentingan pemerintah (penguasa) proyek pembangunan yang dirancang dan
yang terkadang mengesampingkan ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran
kepentingan anggota kelompoknya. Tidak tinggi rendahnya partisipasi rakyat dalam
jarang pilihan jatuh pada pilihan yang ke dua definisi ini diukur dengan kemauan rakyat
karena mendapat tekanan dari pemerintah untuk ikut bertanggungjawab dalam
dan dicurigai macam-macam karena pembiayaan pembangunan, baik berupa uang
dianggap menghalang-halangi maupun tenaga dalam melaksanakan proyek
pembangunan/kemauan pemerintah atau pembangunan pemerintah. Kedua, partisipasi
bahkan tergiur oleh iming-iming yang rakyat merupakan kerjasama yang erat antara
ditawarkan. Hal ini dapat terjadi karena perencana dan rakyat, dalam merencanakan,
meskipun telah diupayakan adanya melaksanakan, melestarikan dan
pembangunan/perencanaan pembangunan mengembangkan hasil pembangunan yang
yang datangnya dari bawah (bottom up), telah dicapai. Ukuran tinggi rendahnya
namun dalam kenyataannya hal demikian partisipasi rakyat tidak hanya diukur dengan
masih belum optimal, sehingga masih saja kemauan rakyat untuk menanggung biaya
dijumpai pelaksanaan pembangunan yang pembangunan, tetapi juga dengan ada
datangnya dari atas (top down) dari berbagai tidaknya hak rakyat untuk ikut menentukan
tingkatan arah dan tujuan proyek yang akan dibangun
di wilayah mereka.
Dalam pelaksanaan pembangunan
pedesaan, pemerintah haruslah mendasarkan Dilihat dari partisipasi masyarakat
pada pengakuan akan peranan penting yang dalam hal dukungan terhadap rencana/
dimainkan oleh pedesaan sejak dahulu. Hal proyek pembangunan. Dukungan masyarakat
ini didasarkan pada asumsi bahwa desa Malola terhadap pembangunan sangat tinggi
mempunyai makna yang strategis bagi setiap apabila ada himbauan dari pemerintah
pertumbuhan. T.R. Battern (Soebroto, 1988) apalagi untuk kemajuan dan kesejahteraan
menegaskan pembangunan masyarakat desa desa. Masyarakat akan memberi dukungan
merupakan suatu proses dimana orang-orang baik tenaga dan moril dengan sukarela.
yang ada di masyarakat tersebut pertama- Keterbatasan yang dimiliki oleh kepala desa
tama mendiskusikan dan menetukan tidak akan menjangkau ke semua masyarakat
keinginan mereka kemudian merencanakan disinilah peran dari pemimpin informal untuk
dan mengerjakan bersama-sama memenuhi membantu pemerintah dalam hal
keinginan mereka. Jadi dalam pembangunan menginformasikan dan mengajak masyarakat
masyarakat desa merupakan tindakan untuk turut serta dalam kegiatan
kolektif, dalam artian material dan spiritual. pembangunan. Tenaga dan dukungan yang
akan diberikan oleh masyarakat dapat
Dalam pelaksanaan pembangunan
terwujud apabila ada arahan, apalagi arahan
yang direncanakan oleh pemerintah;
itu disampaikan oleh orang yang berpengaruh
partisipasi masyarakat merupakan hal yang
didesa (leader informal) dari orang orang
sangat mempengaruhi keberhasilan proses
yang mempunyai pengaruh di desa.
pembangunan itu sendiri. Karena
masyarakatlah yang mengetahui secara Dengan demikian penelitian ini dapat
obyektif kebutuhan mereka. menunjukkan bahwa peranan pemimpin

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 7


informal dalam meningkatkan partisipasi serta dalam kegiatan
masyarakat di desa Malola belum begitu pembangunan
efektif disebabkan kurangnya sinerginitas/ 2. untuk meningkatkan partisipasi
keterpaduan antara masing-masing pemimpin pembangunan masyarakat perlu
informal dengan pemimpin formal juga adanya sinerginitas antara
dengan masyarakat dilihat dari beberapa pemimpin formal dan pemimpin
indikator dalam penelitian ini. informal
Sebagaimana hasil wawancara
partisipasi pembangunan masyarakat masih B. SARAN
belum tinggi disebabkanmasih adanya Berdasarkan kesimpulan penelitian,
pengkotakan kelompok-kelompok antara maka penulis merekomendasikan berupa
masing-masing pemimpin informal sehingga saran-saran sebagai berikut :
masyarakat juga terpecah. Sehingga apabila 1. Pemerintah perlu
salah seorang dari pemimpin informal mengikutsertakan pemimpin
tersebut tidak suka dengan program yang ada informal dalam hal pembuatan
maka anggotanya tidak akan turut serta perencanaan pembangunan desa
Hasil penelitian ini mengisyaratkan 2. Kepala desa perlu merangkul
perlu adanya keterpaduan antara pemerintah para pemimpin informal untuk
kepala desa atau pemimpin formal dengan meningkatkan partisipasi
pemimpin informal dalam meningkatkan masyarakat dalam pembangunan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Dalam penelitian ini pemimpin informal
perlu untuk dapat merangkul para pemimpin- DAFTAR PUSTAKA
pemimpin informal sehingga partisipasi
masyarakat dalam pembangunan menjadi Arif, Mirriam S. 1986.Organisasi dan
tinggi. Karena peran dari pemimpin informal Manajemen. Jakarta : Karunia
itu sangat besar dalam mempengaruhi,
Arikunto, Suhaimi. 2003.Prosedur
memotivasi dan menginformasikan kepada
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
masyarakat dalam hal berpartisipasi dalam
pembangunan.
Darmaputera, E. 2004. Pemimpin
Formal, Pemimpin Informal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Harian Umum Sore Sinar Harapan,
Sabtu, 03 Juli 2004.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, Harahap, Sofyan, 2001. Sistem
dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
Pengawasan Manajemen. Jakarta:
peran pemimpin informal dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat Penerbit Quantum,.
1. peran pemimpin informal dalam
meningkatkan partisipasi Kartono, Kartini. 2009. Pemimpin dan
masyarakat sangat penting
ditengah-tengah masyarakat tapi Kepemimpinan. Jakarta : Rajawali
belum terlalu efektif dalam hal Pers
menginformasikan dan mengajak
kepada masyarakat untuk turut

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 8


Moleong, Lexy J. 2007 Metodologi
Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Soetomo., 2006, Strategi-Strategi
Remaja Rosdakarya. Offset Pembangunan Masyarakat,
Rohidi dan Mulyarto, 1992. Analisis Data Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kualitatif : Buku Sumber tentang Sumber lain
Metode-Metode Baru.. Jakarta : UI
Monografi Desa Malola. Data Bulan
Sarwono, W.S. 2005. Psikologi Sosial,
Januari 2015
Psikologi Kelompok dan Psikologi
Terapan. Balai Pustaka. Jakarta. Keputusan Desa No. 262 Tahun 2015
Soetrisno,Loekman, 1995, Menuju
Tentang Sejarah Desa Malola
Masyarakat Partisipatif, Penerbit :
tribunews.com,Palembang 29 maret 2015
Kanisius, Yogyakarta

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 9

Anda mungkin juga menyukai