Anda di halaman 1dari 11

Vol.

II Nomor 1 Oktober 2016

Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat


Dalam Pembangunan Desa

Oleh :
Khairul Rahman
Email : khairul_rahman87@yahoo.co.id
Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Riau, Jl. Kaharudin Nasution Km 11, No 113 Marpoyan
Simpang Tiga Pekanbaru dan Mahasiswa Program Doktor (S3) Ilmu
Pemerintahan UNPAD

ABSTRAK

Kegagalan pelaksanaan pembagunan desa selama ini mengakibatkan desa masih dianggap sebagai
mata rantai terlemah dalam sistem pemerintahan yang perlu mendapatkan perhatian dalam hal
pembangunan dan kesmiskinan. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, dikarnakan faktor internal (dalam diri masyarakat itu sendiri) dan fakator
eksternal (yang berada pada luar diri masyarakat) yang kemudian tidak memungkinkan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Program pembangunan yang berdasarkan partsisiapsi
masyarakat tentunya bersumber dari kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang memungkinkan
program akan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pembangunan untuk mensejahterakan
masyarakat. Untuk mengatasi lehamnya partisipasi masyarakat dalam pemnbangunan desa maka
diperlukan konsep “pemberdayaan” partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena
pemberdayaan adalah jalan menuju partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Kata Kunci : Pemberdayaan, Partisipasi, Pembangunan

Execution of development countryside failure during the time result countryside still be considered
to be by a link run down in governance system which require to get attention in the case of and
kesmiskinan development. One of his/its cause is its weakness participate society in development,
internal dikarnakan factor (in x'self society itself) and eksternal factor ( what be at outside society
self later do not enable society to participate in development. Program development which is
pursuant to partsisiapsi socialize perhaps stem from society demand and requirement enabling
program will walk better in line with development to be secure and prosperous socialize. To
overcome participate society in pemnbangunan countryside is hence needed by a concept "
enableness" participate society in development, because enableness is road;street go to
participation socialize in development.

Keyword : Enableness, Participate, Development.

WEDANA 189
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

PENDAHULUAN mempertahankan diri menjadi


lembaga yang demokratis dan kuat.
Desa merupakan bagian yang tidak 4. Para perencana, pelaksana dan
terpisahkan dari sistem pemerintahan di fasilitator program partisipatif sering
Indonesia. Desa merupakan mata rantai dari menghadapi kesulitan untuk
sistem pemerintahan nasional yang bermula menjawab pertanyaan “bagaiamana
dari sistem pemerintahan pusat, caranya” menjalankan suatu
pemerintahan daerah dan pemerintahan Desa mekannisme atau prosedur baru yang
yang merupakan mata rantai yang terakhir. partisipatif? Bagaimana agar warga
Desa merupakan pertautan terakhir dengan bisa berpartisipasi secara efektif dan
masyarakat yang akan membawanya ke agar tidak terjadi dominasi
tujuan akhir yang telah digariskan sebagai kepentingan tertentu dalam suatu
cita-cita bersama. Tercapainya tujuan forum partisipatif?”
Negara sangat ditentukan oleh keberhasilan
penyelanggaran pembangunan desa. Kemudian Awang (2010) mengatakan
Selama ini desa di Indonesia masih permasalahan yang dihadapi adalah desa-
merupakan mata rantai terlemah yang perlu desa telah kehilangan identitas dan semangat
mendapatkan perhatian dari pemerintah. partisipatif, karena hilangnya fungsi dan
Dari berbagai sumber dan fenomena yang struktur yang mereka anggap baik selama
ada dilapangan dimana desa dicirikan antara ini. Sebab kekuasaan Orde Baru selama 32
lain oleh rendahnya tingkat pendidikan, tahun melalui mesin politiknya begitu efektif
rendahnya pemanfaatn sumber daya alam menghapus sebagian besar semangat, sifat,
oleh masyarakat, rendahnya produktivitas dan karekteristik asli oronomi desa. Desa
tenaga kerja, masih tingginya tingkat telah kehilangan kemampuan untuk
kemiskinan, rendahnya kualitas lingkungan mengatur dirinya sendiri sehingga menjadi
pemukiman pedesaan, lemahnya akses tidak berdaya, miskin, tertinggal, dan
masyarakat dalam pembutan keputusan dan termarjinalkan.
rendanya partisipasi masyarakat dalam Lemhanya partisipasi masyarakat, juga
pembangunan. Selain itu, desa dalam disampaikan oleh Rahman (2014:58) bahwa
perkembangannya mengalami keterbatasan pembangunan pedesaan yang berjalan belum
dan keterlambatan, sangat berbanding sepenuhnya berdasarkan partisipasi
terbalik dengan pertumbuhan dan masyarakat, pembangunan desa yang belum
perkembangan kota. terintegrasi serta kebijakan-kebijakan
Salah satu ciri atau kelemahanya desa pembangunan desa belum optimal
selama ini disebutkan adalah lemanya melakukan pro poor, pro job dan pro growth.
partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Serta kebijakan pembangunan yang belum
USAID(2007:3) menyebutkan ada 4 jenis mampu mengambarkan karekteristik dari
kelemahan yang mempengaruhi kualitas dan desa tersebut.
efektifitas partisipasi yaitu, yaitu : Pembangunan pedesaan selama ini
1. Belum meratanya kemauan politik hanya dipahami secara utuh sebagai
maupun pemahaman di jajaran pembangunan dalam bidang perekonomian,
pemerintahan (desa) tentang padahal hal penting yang juga harus
pentingnya dan keuntungan konkrit dipahami dalam pembanguna desa adalah
apa yang bisa diperoleh dari proses kehidupan sosial yag demokratis dan
partisipasi. berkeadilan. Kehidupan sosial yang
2. Kebijakan dan peraturan yang demokratis dan berkeadilan dimaksudkan
mengatur proses partisipasi dalam bagaimana pembangunan yang berlangsug
tata pemerintahan tidak cukup di desa berjalan degan partsisipasi
mengikat dan tidak memberikan masyarakat dalam pembangunan.
insentif yang cukup berarti untuk keberhasilan program/proyek pembangunan
diterapkan secara serius dan sangat ditentukan oleh partisipasi
berkelanjutan masyarakat sebagai penerima dari kegiatan
3. Forum-forum warga atau forum pembangunan.
multi-pihak yang berpotensi menjadi Pembangunan desa sangat besar
media penyalur suara seringkali tidak kaitannya dengan pembangunan nasional
memiliki kemampuan untuk dikarnakan sekitar 65 persen dari total
mengembangkan dan penduduk Indonesia bermukim di daerah
pedesaan, selain jumlah penduduk terbesar

WEDANA 190
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

berada di desa, mata pencarian di pedesaan masyarakat dalam pembangunan bisa


ternyata memberikan sumbangsih besar bagi dikarnakan faktor internal dan faktor
kemandirian bangsa ini. Sebagai ujung eksternal. Faktor internal berada pada diri
tombak pembangunan sebuah daerah, maka pribadi masyarakat itu sendiri berupa: sifat
sangat penting untuk memberikan perhatian mmalas, budaya apatis, tidak mau
dan prioritas pembangunan pada desa. melakukan perubahan dan pembaharuanm
Dipertegas oleh Adisasmita (2006:3) dan lemahnya tingkat pendidikan
Pembangunan pedesaan merupakan bagian masyarakat. Sedangkan faktor ekternal
integral dari pembangunan nasional, berada pada luar diri masyarakat yang
merupakan usaha peningkatan kualitas berkaitan dengan dukungan kepada
sumberdaya manusia pedesaan dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
masyarakat pada keseluruhan yang pembangunan beruapa kebijakan,
dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan transparansi dalam penyelenggaraan
pada potensi dan kemampuan pedesaan. pemerintahan dan tidak adanya bantuan baik
Dalam pelaksanaanya, pembangunan bersifat materi maupun dalam bentuk
pedesaan seharusnya mengacu pada pengarahan. Melihat dua hal diatas,
pencapaian tujuan pembangunan yaitu menjadikan masyarakat tidak memahami
mewujudkan kehidupan masyarakat pentingnya pembangunan yang berdampak
pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera, dan pada pembangunan yang tidak berjalan
berkeadilan. Secara realitas, masyarakat dengan dasarkan pada kebutuhan dan
mengalami berbagai macam persoalan yang tuntutan masyarakat sehingga bisa dipatikan
membuat desa tidak berkembang. Pada pembangunan tidak akan berjalan dengan
dekade tahun tujuh puluhan, Schumacher baik.
dalam bukunya “Small is Beautiful” Jika mengutip pendapat Wasistiono
(1979:162) telah mengingatkan bahwa dan Irwan Tahir (2006:86-89) ada beberapa
persoalan pokok yang dihadapi Negara- hal yang menjadi faktor penghambat dalam
negara berkembang terletak pada dua juta implementasi berbagai program penguatan
desa yang miskin dan terbelakang. Atas otonomi desa. Dalam hal ini penulis
dasar itu maka pemberdayaan masyarakat menghubungkan dengan lemanya partisipasi
desa dalam pembangunan perlu dilakukan masyarakat dalam pembangunan diantaranya
untuk menciptakan kemadirian, kemajuan, :
kesejahteraan dan keadilan. 1. Lemahnya kelembagaan dan
Menurut Soleh (2014:105) paling tidak organisasi berbasis masyararakat,
ada dua sasaran pemberdayaan yang dapat 2. Rendahnya kualitas SDM di
dicapai yaitu pertama, terlepasnya mereka perdesaan yang sebagian besar
dari belenggu kemiskinan dan berketerampilan rendah, termasuk
keterbelakangan. Sasaran ini terikat dengan yang terlibat dalam penyelenggaraan
problem pangan, sandang, papan/perumahan pemerintahan desa,
dan kesehatan, sementara sasaran kedua 3. Kelembagaan di tingkat desa belum
adalah semakin kuatnya posisi mereka baik sepenuhnya tertata dengan baik,
dalam struktur sosial ekonomi dan 4. Lemahnya kemampuan perencanaan
kekuasaan. Pemberdayaan berarti di tingkat desa dan masih bersifat
merupakan proses partisipatif yang parsial
memberikan yang menberikan kepercayaan Fenomena dilapangan selama ini
(trust) dan kesempatan kepada masyarakat program pembangunan masih banyak
untuk mengidentifikasi masalah, menggunakan pola yang tidak menyertakan
merumuskan masalah dan merumuskan partsisipasi masyarakat dalam perencanan
program/kegiatan apa yang diperlukan untuk dan bersapak pada sisi pemanfaatan dari
mengatasi masalah tersebut. kebijakan pembangunan. bahkan pola-pola
Jika diperhatikan dan dideskripsikan seperti musyarawah rencana pembangunan
mengenai partisipasi masyarakat desa dalam desa selama ini hanya dipahami sebagai
pembangunan di banyak desa (atau dengan formalitas semata yang berujung akan
sebutan lain) di Indoensia, jika membaca melemahakan partisipasi masyarakat dalam
berbagai hasil penelitian, diskusi ilmiah, dan pembangaunan.
berbagai tulisan baik di jurnal dan buku teks Dalam berbagai kegiatan pemerintahan
dimana desa dihadapkan pada lemahnya di desa yang berkaitan dengan
partaisipasi masyarakat dalam kegiatan/program/proyek pembangunan
pembangunan. Lemahnya partisipasi terdapat upaya untuk melibatkan masyarakat

WEDANA 191
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

dalam perencanaan dan pengambilan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri


keputusan, namun demikian tak jarang masyarakat itu dalam menentukan masa
masyarakat tidak diikut sertakan dan depan mereka, serta untuk berpartisipasi dan
masyarakat tidak memiliki kewenangan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas
untuk mempengaruhi dan menentukan masyarakat itu sendiri.
keputusan yang dibuat berkaitan dengan Pemberdayaan partisipasi masyarakat
pembangunan. keadaan seperti inilah yang menurut Wasistiono adalah menciptakan
kemudian menimbulkan masyarkat menjadi kemandirian masyarakat degan menjadikan
apatis dalam kegiatan-kegiatan partisipatif. masyarakat sebagai subyek (pelaku)
Berbagai program pembangunan dan pembangunan. Wasistiono (2003:60)
pengentasan kemiskinan dapat dipastikan Pemberdayaan adalah upaya membuat
tidak akan berjalan dengan biak apabila orang, kelompok atau masyarakat menjadi
tidak ada partisipasi masyarakat didalam lebih berdaya sehingga mampu mengurus
pelaksanaanya. kepentingannya sendiri secara mandiri.
Dari latar belakang diatas telah Dengan demikian inti pemberdayaan adalah
disampaikan bahwa salah satu masalah yang menciptakan kemandirian, baik dari
dihadapi desa di Indoensia adalah lemanya individu, kelompok maupun masyarakat.
partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Jadi pemeberdayaan partisipasi
Salah satu cara untuk menyadarkan masyarakat dalam pembangunan merupakan
masyarakat akan pentingnya partisiapsi suatu upaya yang perlu dilakukan saat ini
dalam pembangunan desa adalah dengan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
pemberdayaan masyarakat. Dalam tulisan yang selama ini lemah dalam
gagasan konseptual ini memberikan pembanguna,dengan kata lain untuk
pemahaman bagiamana sesungguhnya meningkatakan/mengembangkan
pembeydaan partisipasi masyarakat dalam kemampuan masyarakat yang selama ini
pembangunan. pemberdayaan masyarakat belum dimanfaatkan potensinya dalam
merupakan bagian dari strategi pembangunan. Pola yang menjadikan
pembangunan dan pemberdayaan sebagai masyarakat sebagai objek pembangunan
strategi untuk menanggulangi kemiskinan. telah mebuat masarakat menjadi tidak
mandiri, pemberdayaan memberikan ruang
untuk menjadikan masyarakat sebgai subjek
PEMBAHASAN pembanguan yaang turut berpartisipasi
dalam pembangunan.
Menurut Paul (1987:132) menyatakan Pemberdayaan sesungguhnya
bahwa pemberdayaan berarti pembagian diarahkan kepada bagaimana masyarakat
kekuasaan yang adil sehingga meningkatkan desa mampu mendiri, menguasai atau
kesadaran politik kekuasaan kelompok yang berkuasa atas kehidupannya sehingga
lemah serta memperbesar pengaruh mereka memberikan sumbangsih kepada tujuan
terhadap proses dan hasil-hasil pembangunan nasional. Pemberdayaan
pembangunan. dalam kontek sini diartikan sebagai upaya
Apa yang disampaikan oleh Paul diatas peningkatan partisipasi masyarakat agar
sejalan dengan apan yang disampaikan oleh masyarakat lebih lebih berdaya untuk
Person (dalam Mardikanto dan Poerwoko S, menyamapiakan, merencanakan,
2013:29)pemberdayaan adalah proses agar melaksanakan, mengevalusasi dan
setiap orang menjadi cukup kuat untuk memanfaatkan program/proyek
berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan, pembangunan.
dan mempengaruhi, kejadian-kejadian serta
lembaga-lembaga yang mempengaruhi 1. Pemberdayaan Sebagai
kehidupannya. Pemberdayaan menekankan ProsesPartisipasi dan Bagian dari
bahwa orang memperoleh keterampilan, Strategi Pembangunan
pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup
untuk mempengaruhi kehidupannya dan Pemberdayaan sebagai seuatu proses
kehidupan orang lain yang menjadi menuju perubahan memerlukan berbagai
perhatiannya. cara dan inovasi yang mampu memberikan
Demikian pula Ife (1995:182) sumbangsih pemikiran/ide, produk, gagasan,
peberdayaan berarti menyiapkan kepada metode peralatan atau teknologi ke arah
masyarakat sumber daya, perubahan. Oleh karenya pemberdayaan
kesempatan/peluang, pengetahuan dan sebagai suatu proses bukahnlah suatu cara

WEDANA 192
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

yang sederhana. Untuk mencapai partsisipasi Pemberdayaan sebagai proses


masyarakat dalam pembangunan diperlukan pengembangan partisipasi pada intinya
banyak hal yag medukugnya, mulai dari memberikan kesempatan pada masyarakat
sumber daya manusia yang tersedia, untuk turut serta (melalui partisipasi) dalam
kelembagaan yang ada di tingkat desa dan pembangunan yang dimulai dari
peran-peran yang dijalankan oleh pemrintah, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
aktivis LSM, tokoh masyarakat dan evaluasi dan sampai kepada pemanfaatanya
fasilitator. melalui pengalaman langsung.
Menurut Soleh (2014:105) mengatakan Pemberdayaan partisipasi masyarakat bisa
pemberdayaan berarti merupakan proses memjadikan pembangunan berjalan secara
partisipatif yang memberikan kepercayaan berkelanjutan.
(trust) dan kesempatan kepada masyarakat Konsep pemberdayaan lahir karena
untuk mengidentifikasi masalah, adanya dua premis mayor, yaitu adaya
merumuskan masalah dan merumuskan kegagalan dan harapan (Friedman, 1992:82)
program/kegiatan apa yang diperlukan untuk yang menegaskan, adapun yag dimaksud
mengatasi masalah tersebut. sebagai kegagalan adalah gagalnya model-
Nasdian (2014 : 91) mengatakan model pembangunan ekonomi dalam
selama ini pemberdayaan merupakan the menanggulangi masalah kemiskinan dan
missing ingredient dalam mewujudkan lingkungan secara keberlanjutan.
partisipasi masyarakat yang aktif dan kreatif. Selanjutnya, harapan muncul oleh karena
Secara sederhana, pemberdayaan mengacu adanya alternatif-alternatif pembangunan
kepada kemampuan masyarakt untuk yang memasukkan nilai—nilai demokratis,
mendapatkan dan memanfaatkan akses ke persamaan gender, persamaan antar
dan kontrol atas sumber daya yang penting. generasi, dan pertumbuhan ekonomi yang
Sintesis antara pengertian pemberdayaan memadai. Oleh karenya kemudian Friedman
dan partisipasi akhirnya menghasilkan melanjutkan penjelasannyua bahwa pada
pengertian: hakekatnya pemberdayaan masyarakat
“…what gives real meaning to (popular) adalah nilai kolektif dari pemberdayaan
participation is the collective by the inidividu.
people concerned to pool their efforts Menurut Adisasmita (2011:131)
and whatever other resources they decide Pemberdayaan diartikan sebagai upaya
to pool together, to attain objectives they peningkatan profesionalisme dan kinerja
set for themselves. In this regard pelaku pembangunan, termasuk aparatur,
participation is viewed as an active organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga
process in which the participants take swadaya masyarakat (LSM), dunia usaha,
initiatives and action that is stimulated dan anggota masyarakat untuk mengatasi
by their own thinking and deliberation berbagai masalah yang dihadapai serta
and over which only involves the people merealisasikan aspirasi dan harapan
in actions that have been thought out or masyarakat untuk mewujudkan peningkatan
designed by others and are controlled by kualitas hidup dan kesejahteraan
others is unacceptable” (Percy-Okunla, masyarakat. Terdapat keterkaitan yang
1986) sangat erat anatara pemberdayaan
Dari pengertian diatas, jelas bahwa masarakat sebagai suatu strategi untuk
antara konsep pemberdayaan dan konsep mencapai sasaran pembangunan
partisipasi memiliki keterkaitan yang sangat masyarakat dalam rangka wewujudkan
kuat, dalam ranah aplikasi bisa dijelaskan keberhasilan pemerinatahan daerah/desa.
bahwa lemahnya partisipasi masyarakat Wasistiono (2003:60-61)
dalam pembangunan dikarnakan lemahnya mengatakan pemberdayaan dilakukan dalam
pemberdayaan terhadap masyarakat rangka mengisi trategi besar (grand
sehingga masyarakat tidak memiliki akses strategis) pembangunan masyarakat sipil
atau ketidak mampuan berpartisipasi dalam (civil society) yang merupakan kosekuensi
pembangunan. pernytaan Craig and Mayo logis digunakannya nilai-nilai universal
(1995), menegaskan “empowerment is road (universal values) yakni demokratis. Agar
to participation” pernyataan ini cukup masyarakay desa dapat meningkatkan
menyakinkan kepada kita bahwa peranan penting dalam peruses pembanguan
pemberdayaan dan partisipasi adalah sangat bangsa, sejajar dengan komponen
relevan dan memiliki keterkaitan yang erat. masyarakat lainnya, diperlukan kemauan
politik (political will) dan tindakan politik

WEDANA 193
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

(political action) dari pemerintah maupun dan transaparan.Maka kemudian partisipasi


komponen bangsa lainnya. masyarakat seperti apa yang
Sejak tahun 1970-an pemberdayaan diharapakandalam pembangunan? Menurut
menjadi sebuah pemahaman dan acuan baru Adisasmita (2006:34) partisipasi anggota
dalam pembangunan, kemudian masyarakat adalah keterlibatan anggota
mempengaruhi seluruh sektor kehidupan. masyarakat dalam pembangunan, meliputi
Pemberdayaan pun dimaknai berbeda-beda kegiatan dalam perencanaan dan
oleh para ahli yang membidangi, seperti pelaksanaan (implementasi) program/proyek
ilmu politik secara sederhana pemberdayaan pembangunan yang dikerjakan di dalam
diartikan pemberian kekuasaan dan dalam amsyarakat desa.
ilmu ekonomi lebih dilihat sebagai upaya Menurut Rusidi (dalam Solekhan,
untuk member daya dan bukan 2014:152) menyebutkan ada empat dimensi
kekuasaan.Dalam konteks ini dari sudut dalam berpartisipasi, yang terdiri dari: (1)
ilmu pemerintahan, pemberdayaan diartikan sumbangan pemikiran (ide atau gagasan),
sebagai pelibtan masyarakat dengan (2) sumbangan materi (dana, barang dan
memberikan ruang untuk turut serta alat), (3) sumbangan tenaga (bekerja), (4)
(berpartisipasi) dalam setiap proses memanfaatkan dan melaksanakan pelayanan
pembangunan (perencanaan, pelaksanaan, pembangunan”.
pengawasan, evaluasi, dan pemanfaatan). Menurut Ndraha (1990) bentuk
partisipasi masyarakat, apabila dilihat dari
2. Bentuk Partisipasi Masyarakat yang proses pembangunan suatu program
Diharpkan dalam Pembangunan. pembangunan, mulai dari gagasan sapai
Seperti ungkapan yang telah pada bentuknya sebagai bangunan, maka
disampaikan, pemberdayaan adalah jalan partisipasi itu dapat dibagi menjadi dua
menuju partispasi. Kemudian partisipasi jenis, yaitu: (1) partisipasi yang dilakukan
masyarakat itu sendiri pada dasarnya sepanjang proses atau yang bisa dinamakan
memeiliki peran yang sangat penting untuk partisipasi prosesional, dan (2) partisipasi
mendorong pembangunan yang lebih terarah yang hanya dilakukan pada satu atau
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. beberapa fase saja, yang biasanya
Conyers (dalam Solekhan, 2014:141) dinamakan partisipasi parsial.
menyebutkan terdapat tiga alasan utama Pada kegiatan pembangunan yang
mengapa partisipasi masyarakat mempunyai demokratis tentunya partisipasi yang
arti yang sangat penting dalam diharapakan kepada masyarakat adalah
pembangunan, yaitu: partisipasi yang lebih mengarah kepada
a. Partisipasi masyarakat merupakan suatu partisipasi prosesional samapai kepada
alat guna memperloleh informasi pemanfaatanya. Hal ini dimaksudkan agar
mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat bisa menerima dan memiliki
masyarakat setempat yang tanpa rasa memiliki atas program/proyek
kehadirannya proyek pembangunan akan pembangunan yang dilaksanakan di tingkat
gagal desa.
b. Masyarakat akan lebih mempercayai Menurut Soleh (2014:112) dalam
program atau proyek pembangunan jika pelaksanaan kegiatan pembangunan,
merasa dilibatkan dalam proses partisipasi masyarakat merupakan
persiapan dan perencanaan, karena manifestasi dari kesadaran dan kepedulian
mereka akan lebih mengetahui seluk serta tanggungjawab terhadap upaya
beluk proyek tersebut dan akan memperbaiki kualitas hidup bersama.
mempunyai rasa memiliki terhadap Partisipasi masyarakat tersebut cukup luas
proyek tertentu, dan cakupannya, diantaranya: (1) partsipasi
c. Dalam perspektif demokratis bahwa dalam proses perencanaan, (2) partisipasi
partisipasi itu merupakan hak masyarakat dalam pelaksanaan, (3) partisipasi dalam
untuk dapat terlibat dalam pembangunan. mengawasi dan mengevaluasi dan (4)
Arti penting partisipasi masyarakat partisipasi dalam pemanfaatan.
dalam pembangunan tentunya tidak bisa Kemudian menurut Cohen dan Uphoff
diragukan lagi selain dari hal diatas, dalam Ndraha (1990:104) yang menyatakan
partisipasi masyarakat dalam tahap bahwa bentuk-bentuk partisipasi warga itu
pelaksanaannya bisa mewujudkan dapat dibagi menjadi 4 (empat) bentuk
pemerintahan desa yang responsif, partisipasi, terdiri dari: 1) Partisipasi dalam
komunikatif, demokratis, bertanggungjawab, pembuatan keputusan (participation in

WEDANA 194
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

decision making), 2) Partisipasi dalam kemisikan juga berkorelasi dengan


pelaksanaan (participation in pemberdayaan masyarat itu sendiri, karana
implementation), 3) Partisipasi dalam jika masyarakat sudah telepas dari masalah
menerima manfaat (participation in kemiskinan maka masyarakat bisa berdaya
benefits), dan 4) Partisipasi dalam evaluasi dan berpartisipasi dalam pelaksanaan
(participation in evaluation) pembangunan untuk mencapai
pembangunan nasional yakni
3. KegiatanPemberdayaan Masyarakat mensejahetrakan masyarakat. Namun dalam
dalam Rangka Meningkatakan konteks tulisan ini(pemberdayaan
Partisipasi Masyarakat dalam partisipasi masyarakat dalam
Pembangunan. pembangunan)sesungguhnya menitik
Program-program yang dibaut oleh beratkan pada “keterlibatan masarakat dalam
pemerintah untuk mengatasi masalah proses pembangunan”.

Gambar diatas memperlihatkan pembangun, oleh karenaya gagasan


pemberdayaan masyarakat dimaksudkan konseptual mengenai pemberdayaan
untuk mewujudkan kesejahteraan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
masarakat.Menurut Adisasmita (2011 : 133) sangat diperlukan.
Kebijakan pemberdayaan masyarakat yang Jika dicermati adaprogram yang telah
dilaksanakan pemerintah bertujuan untuk dilaksanakan oleh pemerintah untuk
mengembangkan dan mendorong peran serta memberdayakan partisipasi masyarakat
aktif dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembanguan. Hal itu bisa dilhat
dalam pelaksanaan pembangunan. dariprogram-programpemberdayaan yang
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah menitik beratkan masyarakat sebagai subjek
satu pendekatan pembangunan yang telah (pelaku) pembangunan dalam arti
lama dilaksanakan dalam masyarakat masyarakat yang merencanakan sesuai
Indonesia. Kebijakan pemberdayaan dengan kebutuhan dan tuntan masyarakat
masyarakat yang dilaksanakan selama ini desa, kemudian masyakat pula yang
telah memberikan dampak positif terhadap melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi
pembangunan dari aspek ekonomi, sosial dan memanfaatkan hasil program
dan politik. pembanguna tersebut.
Tujuan pemberdayaan yang Jadi Keberhasilan program-program
disampaikan merupakan suatu rangkaian pemberdayaan yang berbasis pada
yang saling berkaitan satu dengan yang partisipasi masyarakat dalam pembangunan
lainnya. Berbagai kegiatan pemberdayaan akan akan sangat ditentukan jika program
dengan tujuannya tidak akan berhasil apabila tersebut tidak ada penyimpangan dalam
tidak ada partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanya, tidak ada unsur politik yang

WEDANA 195
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

mementingkan sekelompok orang terentu, juga bisa menentukan dalam pengambilan


adanya pengarahan, bimbingan dan keputusan sehingga masyarakat tidak
pendampingan yang benar sesuai dengan dikecewakan (menimbulkan sikap apatis)
kaedah pemberdayaan, sertayang terpenting dengan rencana-rencana yang telah dibuat
lainnya adalah adanya partisipasimasyarakat sebelumnya, jika urutan-ururan ini dilakukan
dalam pembangunan dengan, jika ada maka ini akan menjadi pembelajaran yang
partisipasi masarakat dalam pembangunan kemudian menciptakan kemandirian desa
berarti ada pemahaman dan dukungan dalam pembangunan dan kemandirian itu
masyarakat. Oleh karenya diperlukan lebih dekata kepada keberhasilan
pemeberdayan partisipasi masyarakat dalam pemabangunan desa partisipatif.
pembangunan desa di Indonesia. Soleh dalam bukunya “Dialektika
Pembangunan dengan Pemberdayaan”
4. Aspek Penting Pemberdayaan (2014:106) merangkum lebih rinci, aspek-
Partisipasi Masyarakat Dalam asepek dalam permberdayaan partisipasi.
Pembangunan Dalam proses pemberdayaan terdapat
beberapa aspek yang perlu diperhatikan
Pelaksanaan pemberdayaan partisipasi guna mengembangkan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bertujuan masyarakat dalam setiap program/kegiatan
untuk menyadarkan, mengembangkan dan pembangunan. aspek-aspek dimaksud
mendorong peran serta aktif masyarakat dan adalah:
perlibatan anggota masyarakat dalam 1. Program/kegiatan harus disusun oleh
pelaksanaan pembangunan. masyarakat dan masyarakat itu sendiri
semua pihak yang terlibat perlu memahami 2. Program/kegiatan tersebut diyakini
bahwa keberhasilan pembangunan akan dapat memecahkan masalah yang
sangat ditentukan oleh masyarakat itu dihadapi
sendiri dalam pelaksanaanya. 3. Pemberdayaan baik pihak pemerintah
Wasistiono (2003:60) Pemberdayaaan maupun pihak luar lainnya harus
orang, kelompok atau masyarakat dapat mendukung sebesar mungkin
dilakukan dengan berbagai cara antara lain : partisipasi masyarakat, baik kelompok
a) Memeberi kebebasan yang lebih luas miskin, perempuan, buta huruf dan
untuk megambil tindakan-tindakan masyarakat tuna daya lainnya
tertentu 4. Penggunaan sumberdaya sumberdaya
b) Memberikan kesempatan yang lebih lokal
besar untuk melakukan sesuatu 5. Program/kegiatan disusun haruslah
c) Memberikan ases yang lebih luas, memperhatikan nilai-nilai budaya
baik berupa akses kepada pengambil setempat dan memperhitungkan
keputusan, akses dukungan dampak lingkungan yang terjadi
pembiayaan maupun akses-akses 6. Tidak berakibat terciptnya
lainnya yang diperlukan untuk ketergantungan (mampu
membangun kemandirian memandirikan)
d) Membangun karakter yang mengarah 7. Dilakukan secara bersama-sama dalam
pada kemandirian posisi kesetaraan
8. Harus mampu dilanjutkan sendiri oleh
Berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat tanpa campur-tangan pihak
partisipasi masyarakat dalam pembanguan luar.
juga haru dimulai dengan memberikan
kebebasan kepada masyarakat untuk Usaha untuk mengajak dan
berpartisipasi dalam merencnaka atau mengembangkan partisipasi masyarakat
tindakan-tindakan apa yang menjadi dalam pembangunan harus dimulai dengan
kebutuhan dan keinginan mereka, kemudian menunjukkan bahwa program pembangunan
memberikan kesempatakan kepada yang ada diperuntukkan untuk mereka.
masyarakat untuk turut serta dalam Sehingga dengan demikian masyarakat
perencanaaan program pembangunan desa. disadarkan bahwa partisipasi mereka dalam
pemebrdayaan partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah dalam rangka untuk
pembangunan tidak berhenti dalam tahap memperbaikai kehidupan mereka dan
keikutsertaan mereka dalam perencanaan, lingkungan sekitar merka dari ketertinggalan
selama ini masyarakat hanya dilibatkan dan kemiskinan.
dalam perencanaan namun hal lain yang Ada hal penting yang perlu dipahami
diperlukan adalah bagaimana masyarakat dalam proses kegiatan pemebrdayaan

WEDANA 196
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

partisipasi masyarakat desa, dimana desa itu budaya, adat, dan keamanan. Dengan
sendiri memiliki karrektreritik dan pembentukan lembaga-lembaga seperti itu,
kekhasannya maka pemeberdayaan haruslah maka kebutuhan masyarakat desa yang
melihat dari sisi kebutuhan dan keinginan berkaitan dengan masalah politik, ekonomi,
masyarakat yang khas tersebut, setiap sosial, budaya, adat dan keamanan akan
individu masyarakat adalah sebuah entitas terpenuhi.
yang unik yang mewarnai setiap masyarakat Berpedoman kepada konsep
desa, tidak bisa pemberdayaan partisipasi pemberdyaaan yang ada, untuk mewujudkan
masyarakat dengan cara-cara menakut- partisipasi masyarakat dalam pembangunan
nakuti dan berdasarkan kehendak juga dibutuhkan perbaikan di tingkat desa,
sekelompok orang atau penguasa. Dengan dalam hal sebagai berikut :
demikian pemebedayaan partisipasi 1. Adanya keterbukaan pemerintahan
masyarakat desa akan menciptakan karekter desa dalam pelaksanaan pembangunan
tersendiri yang menunjang akan dengan mengikutsertakan masyarakat
keberagaman dalam kontesk Negara (berpartsisipasi) dalam penggunaan dan
kesatuan. pemanfaatan dana desa. Keterbukaan
Pemberdayaan partisipasi masyarakat disini memungkinkan masyarakat
desa sebenarnya bisa juga dilakukan melalui untuk menyusun program/kegiatan
lembaga kemasyarakatan desa dengan cara pembangunan dan memiliki akses
mengoptimalkan lembaga kemasyarakatan dalam pengambilan keputusan.
desa sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Menumbukan kesadaran masyarakat
lembaga-lembaga masyarakat desa terdiri tentang pentingnya keterlibatan dalam
dari atas lembaga formal dan nonformal. pembangunan. Mulai dari parencanaan,
Lembag formal itu adalah lembaga yang di pelaksanaan, mengawasi dan
dirikan atau disponsori oleh pemerintah dan mengevaluasi, dan pemanfaatannya.
mungkin dibiayai oleh pemerintah (pusat, Hal ini bisa dilakukan melalui program
daerah dan desa). Sedangkan lembaga non pemberdayaan oleh pemerintah
formal ialah lembaga yang diperkasai oleh maupun akademisi dengan memberikan
masyarakat, berdasarkan keinginan dan penyuluhan, pengarahan dan
inisiatif masyarakat sendiri dimana pendampingan kepada masyarakat.
pembiayaanya diperoleh melalui hasil 3. Diperlukan Sinergisitas anatara
swadaya masyarakat. Apabila lemabaga pemerintah desa, Badan
keamsyarakatan desa tersebut mampu Permusyawaratan Desa dan
difungsikan dengan baik maka partisipasi Masyarakat dalam pelakasanan fungsi
masyarakat dalam pembangunan dapat pembangunan di desa. Jika tidak ada
dioptimalkan. Bagi masyarakat yang sinergisitas anatra tiga unsur penting
memiliki keterbatasan dalam hal tersebut maka akan berdampak pada
pengetahuan dikarnakan pendidikan dia bisa partisipasi masyarakat dalam
belajar dan menyalurkan aspirasi pembangunan karena merupakan suatu
pembangunannya kepadalembaga yang sesai rangkaian sistem.
dengan kebutuhan dan keinginan sebagai 4. Memfungsikan dan mempekuat
warga masyarakat. lembaga kemasyarakatan desa sesuai
Lembaga kemasyarakatan desa dengan tugas dan fungsinya. Upaya ini
meurupakan salah satu aspek yang bisa dapat dilakukan dengan memberikan
diarahkan dalam proses pemberdyaan pengarahan, bimbingan baik oleh
partisipasi masyarakat. Melalui mengutaan pemerintahah ataupun oleh akademisi
tugas dan fungsinya diharapkan ini bisa yang membidangi
memotovasi masyarakat untuk berpartisipasi 5. Menciptakan iklim politik yang
aktif dalam setiap proses pembangunan. kondusif sebagai dukungan
kegiatan lembaga kemasyarakatan ditujukan keberhasilan bagi pemeberdayaan
untuk mempercepat terwujudnya partisipasi masyarakat dalam
kesejahteraan masyarakat salah satunya pembangunan
melalui pemberdayaan masyarakat desa. 6. Menumbuhkan kemandirian desa. Ada
Pernyataan ini sesuai dengan apa yang korelasi yang sangat kuat antara
disamapaikan oleh Nurcholis (2011;148) partisipasi masyarakat dengan
bawa semua lembaga di desa baik yang kemandirian desa. Desa yang tidak
formal maupun non formal dibentuk dengan menadiri ditunjukkan dengan lemahnya
tujuan memenuhi kebutuhan atau mengatasi partisipasi masyarakat dalam
masalah di bidang politik, ekonomi, sosial, pembangunan. sedangkan desa mandiri

WEDANA 197
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

ditunjukkan dengan tingginya disediakan dalam pelaksanan


partisipasi masyarakat dalam program/proyek pembangunan serta unsur-
pembangunan. sehingga unsur yang ada dalam pemerintahan desa.
ketergantungan desa terhadap bantuan
pemerintah bisa dikurangi dan tidak KESIMPULAN
menjadikan desa serba menunggu dan
meminta arahan dalam pelaksanaan Pemeberdayaan partisipasi masyarakat
pembangunan. dalam pembangunan memiliki arti yang
sangat penting, program/proyek/kegiatan
Menurut Wasistiono (2003:61) Proses pembangunan tidak akan berjalan dengan
pemberdayaan masyarakat Desa ditentukan baik tanpa ada partisipasi masyarakat
oleh dua faktor yakni faktor eksogen dan didalamnya, hal ini dikarenakan
endogen. Faktor eksogen adalah faktor- masyarakatlah yang menerima dampak dari
faktor yang berasal dari luar masyarakat setiap program pembangunan.
desa, baik berupa kebijakan pemerintah, pemberdayaan partisipasi masyarakat dalam
bantuan biaya, bantuan tenaga penyuluh dan pembangunan desa menekankan bahwa
lain sebagainya. Sedangkan faktor endogen masyarakat tidak hanya sebagai objek
adalah faktor dari dalam yang dapat berupa pembangunan namun masyarakat juga harus
tata nilai, adat kebiasaan, sikap mental dari menjadi subjek pembangunan yang turut
masyarakat itu sendiri dan lain sebagainya. serta memperjuangkan kesejahteraan bagai
Lingkup dari pemberdayaan partisipasi mereka dan dalam rangka tujuan yang lebih
mayarakat dalam pembangaunan berkaitan besar mencapai pemabnguan nasional yang
dengan tulisan ini lebih berkaitan dengan mensejahterakan. Pemberdayaan partisipasi
lingkup bina manusia dan bina mayarakat suatu konsep yang menekankan
kelembagaan. Bina manusia dimaksudkan pada harapan pembangunan yang
bagaimana manusia (warga masyarakat) bisa berkelanjutan.
berpartisipasi (ikut serta) dalam setiap Aspek-aspek yang harus dilakukan
proses pembangunan dan lingkup dalam pemberdayaan partisipasi masyarakat
kelembagaan dimaksud bagaimana desa yang masih lemah dalam pembangunan
kelembagaan memberikan ruang dan diantaranya, menekankan pada pemberian
kesempatan kapada warga masyarakat untuk kesemapatan kepada masyarakat untuk turut
ikut serta dalam proses pembangunan. serta dalam proses pembangunan, pemberian
Langkah-langkah pemberdayaan kesempatan itu mulai dari membuat pilihan,
partisipasi masyarakat bukanlah hal yang merencanakan, akses mengambil keputusan,
mudah. Seperti yang dikatakan oleh merencakan, mengawasai, mengwvaluasi
Wrihatnolo (2007:2) menjelaskan bahwa dan dan sampai kepada pemanfaatannya.
pada dasarnya pemberdayaan itu adalah Kesempatan yang diberikan kepada
“proses menjadi” dan bukanlah sebuah masyarakat haruslah melalui proses
“proses instan”. Karena sebagai sebuah pembinaan dan pengarahan agar tujuan tepat
proses, pemberdayaan itu memiliki tiga sasaran. Selanjutnya aspek lain yang perlu
tahan yaitu: 1) tahap penyadaran, 2) tahap dilakukan dalam pemberdayaan partisipasi
pengkapasitasan, dan 3) tahap pendayaan. masyarakat adalah kebijakan (aturan) yang
Berbagai upaya tersebut juga harus memungkinan mayarakat berpartisiapsi,
dibarengi dengan program-program adanya keterbukaan pemerintahan desa,
pemberdyaan partisipasi masyarakat yang mengoptimalkan tugas dan fungsi lembaga
sifatnya lebih menenyentuh kepada kemasyarakatan desa.
masyarakat seperti, melalui pemberian Urgensi dari pemberdayaan partisipasi
contoh dari aparat pemeritah desa, melalui masyarakat dalam pembangunan yakni
penyuluhan baik oleh pemerintah (pusat, pertama, adanya perhatian dan kepeduan
daerah dan desa) juga bisa dilakukan oleh masyarakat terhadap lingkungan (desa) yang
akademisi yang bergerak dalam hal menjadi modal awal dalam pembangunan
pembangunan desa, upaya-upaya desa. Kedua, kuatnya posisi masyarakat
pemebrdyaan partisipasi masyarakat harus dalam struktur sosial ekonomi dan
direalisasikan dengan memberikan kekuasaan. Ketiga masyarakat menjadi mitra
kesepmatan kepada masyarakat untuk dengan pemerintahan desa yang
berpartisipasi dalam pembangunan dan memungkinkan terciptanya sinergisitas
melalui proses pembelajaran yang kontinyu dalam pembangunan desa. Keempat
baik dari lembaga kemasyaraktan yang ada pembangunan akan tapat sasaran karena
atau dari pendamping desa yang sering berasal dari kebutuhan dan keinginan

WEDANA 198
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016

masyarakat. Kelima, program pembangunan Mardikanto dan Poerwoko Soebianto. 2013.


yang berasal dari kebutuhan dan keinginan Pemberdayaan Masyarakat Dalam
masyarakat akan membantu masyarakat Perspektif Kebijakan Publik. Bandung:
dalam penyelesaian masalah kemiskinan dan Alfabeta
keterbelakangan pembangunan, dan Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan
Ketujuah, keberhasilan pembangunan desa Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta
akan memberikan dampak yang besar Nasdian, Fredian Tonny. 2014.
kepada pembangunan Nasional. Pengembangan Masyarakat. Jakarta:
IPB dengan Yayasan Pustaka Obor
DAFTAR PUSTAKA Indonesia.
Paul, S. 1987. Community Partisipation in
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Devel;opment Project. The Word Bank
Desa Partisipatif. Yogkarta: Graha Experience. Washington, D.C: The
Ilmu World Bank.
. 2011, Manajemen Pemerintah Daerah, Schumacher, E.F. 1979. Kecil Itu Indah –
Yogyakarta: Graha Ilmu, Ilmu Ekonomi Yang Mementingkan
Awang, Azam. 2010. Implementasi Rakyat Kecil (terjemahan). Jakarta:
Kebijakan Pemberdayaan Pemerintah LP3ES
Desa Di Kabupaten Lingga Provinsi Solekhan, Moch. 2014. Penyelenggaraan
Kepulauan Riau. Pekanbaru: Alaf Pemerintahan Desa Berbasis
Riau: Jurnal Kybernologi Indonesia Partisipasi Masyarakat. Malang:
Vol. 1, No. 1, Juli 2010 Setara Press
Ife, J.W. 1995. Community Development; Soleh. Chabib. 2014. Dialektika
Creating Community Alternatives, Pembangunan dengan Pemberdayaan.
Vision, Analysis and Practive. Bandung: Fokusmedia
Australia: Longman Wasistiono, Sadu. 2003, Kapita Selekta,
Rahman, Khairul. 2014. Koordinasi Manajemen Pemerintah Daerah.
Penataan Pembangunan Pedesaan Di
Bandung: Fakusmedia
Wilayah Provinsi Riau. Pekanbaru:
Wasistiono dan Irwan Tahir. 2006. Prospek
PSMIP UIR: Jurnal Kajian
Pengembangan Desa. Bandung:
Pemerintahan, Vol. 3, No. 2,
Fokusmedia
September 2014

WEDANA 199
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi

Anda mungkin juga menyukai