Oleh :
Khairul Rahman
Email : khairul_rahman87@yahoo.co.id
Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Riau, Jl. Kaharudin Nasution Km 11, No 113 Marpoyan
Simpang Tiga Pekanbaru dan Mahasiswa Program Doktor (S3) Ilmu
Pemerintahan UNPAD
ABSTRAK
Kegagalan pelaksanaan pembagunan desa selama ini mengakibatkan desa masih dianggap sebagai
mata rantai terlemah dalam sistem pemerintahan yang perlu mendapatkan perhatian dalam hal
pembangunan dan kesmiskinan. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, dikarnakan faktor internal (dalam diri masyarakat itu sendiri) dan fakator
eksternal (yang berada pada luar diri masyarakat) yang kemudian tidak memungkinkan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Program pembangunan yang berdasarkan partsisiapsi
masyarakat tentunya bersumber dari kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang memungkinkan
program akan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pembangunan untuk mensejahterakan
masyarakat. Untuk mengatasi lehamnya partisipasi masyarakat dalam pemnbangunan desa maka
diperlukan konsep “pemberdayaan” partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena
pemberdayaan adalah jalan menuju partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Execution of development countryside failure during the time result countryside still be considered
to be by a link run down in governance system which require to get attention in the case of and
kesmiskinan development. One of his/its cause is its weakness participate society in development,
internal dikarnakan factor (in x'self society itself) and eksternal factor ( what be at outside society
self later do not enable society to participate in development. Program development which is
pursuant to partsisiapsi socialize perhaps stem from society demand and requirement enabling
program will walk better in line with development to be secure and prosperous socialize. To
overcome participate society in pemnbangunan countryside is hence needed by a concept "
enableness" participate society in development, because enableness is road;street go to
participation socialize in development.
WEDANA 189
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
WEDANA 190
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
WEDANA 191
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
WEDANA 192
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
WEDANA 193
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
WEDANA 194
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
WEDANA 195
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
WEDANA 196
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
partisipasi masyarakat desa, dimana desa itu budaya, adat, dan keamanan. Dengan
sendiri memiliki karrektreritik dan pembentukan lembaga-lembaga seperti itu,
kekhasannya maka pemeberdayaan haruslah maka kebutuhan masyarakat desa yang
melihat dari sisi kebutuhan dan keinginan berkaitan dengan masalah politik, ekonomi,
masyarakat yang khas tersebut, setiap sosial, budaya, adat dan keamanan akan
individu masyarakat adalah sebuah entitas terpenuhi.
yang unik yang mewarnai setiap masyarakat Berpedoman kepada konsep
desa, tidak bisa pemberdayaan partisipasi pemberdyaaan yang ada, untuk mewujudkan
masyarakat dengan cara-cara menakut- partisipasi masyarakat dalam pembangunan
nakuti dan berdasarkan kehendak juga dibutuhkan perbaikan di tingkat desa,
sekelompok orang atau penguasa. Dengan dalam hal sebagai berikut :
demikian pemebedayaan partisipasi 1. Adanya keterbukaan pemerintahan
masyarakat desa akan menciptakan karekter desa dalam pelaksanaan pembangunan
tersendiri yang menunjang akan dengan mengikutsertakan masyarakat
keberagaman dalam kontesk Negara (berpartsisipasi) dalam penggunaan dan
kesatuan. pemanfaatan dana desa. Keterbukaan
Pemberdayaan partisipasi masyarakat disini memungkinkan masyarakat
desa sebenarnya bisa juga dilakukan melalui untuk menyusun program/kegiatan
lembaga kemasyarakatan desa dengan cara pembangunan dan memiliki akses
mengoptimalkan lembaga kemasyarakatan dalam pengambilan keputusan.
desa sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Menumbukan kesadaran masyarakat
lembaga-lembaga masyarakat desa terdiri tentang pentingnya keterlibatan dalam
dari atas lembaga formal dan nonformal. pembangunan. Mulai dari parencanaan,
Lembag formal itu adalah lembaga yang di pelaksanaan, mengawasi dan
dirikan atau disponsori oleh pemerintah dan mengevaluasi, dan pemanfaatannya.
mungkin dibiayai oleh pemerintah (pusat, Hal ini bisa dilakukan melalui program
daerah dan desa). Sedangkan lembaga non pemberdayaan oleh pemerintah
formal ialah lembaga yang diperkasai oleh maupun akademisi dengan memberikan
masyarakat, berdasarkan keinginan dan penyuluhan, pengarahan dan
inisiatif masyarakat sendiri dimana pendampingan kepada masyarakat.
pembiayaanya diperoleh melalui hasil 3. Diperlukan Sinergisitas anatara
swadaya masyarakat. Apabila lemabaga pemerintah desa, Badan
keamsyarakatan desa tersebut mampu Permusyawaratan Desa dan
difungsikan dengan baik maka partisipasi Masyarakat dalam pelakasanan fungsi
masyarakat dalam pembangunan dapat pembangunan di desa. Jika tidak ada
dioptimalkan. Bagi masyarakat yang sinergisitas anatra tiga unsur penting
memiliki keterbatasan dalam hal tersebut maka akan berdampak pada
pengetahuan dikarnakan pendidikan dia bisa partisipasi masyarakat dalam
belajar dan menyalurkan aspirasi pembangunan karena merupakan suatu
pembangunannya kepadalembaga yang sesai rangkaian sistem.
dengan kebutuhan dan keinginan sebagai 4. Memfungsikan dan mempekuat
warga masyarakat. lembaga kemasyarakatan desa sesuai
Lembaga kemasyarakatan desa dengan tugas dan fungsinya. Upaya ini
meurupakan salah satu aspek yang bisa dapat dilakukan dengan memberikan
diarahkan dalam proses pemberdyaan pengarahan, bimbingan baik oleh
partisipasi masyarakat. Melalui mengutaan pemerintahah ataupun oleh akademisi
tugas dan fungsinya diharapkan ini bisa yang membidangi
memotovasi masyarakat untuk berpartisipasi 5. Menciptakan iklim politik yang
aktif dalam setiap proses pembangunan. kondusif sebagai dukungan
kegiatan lembaga kemasyarakatan ditujukan keberhasilan bagi pemeberdayaan
untuk mempercepat terwujudnya partisipasi masyarakat dalam
kesejahteraan masyarakat salah satunya pembangunan
melalui pemberdayaan masyarakat desa. 6. Menumbuhkan kemandirian desa. Ada
Pernyataan ini sesuai dengan apa yang korelasi yang sangat kuat antara
disamapaikan oleh Nurcholis (2011;148) partisipasi masyarakat dengan
bawa semua lembaga di desa baik yang kemandirian desa. Desa yang tidak
formal maupun non formal dibentuk dengan menadiri ditunjukkan dengan lemahnya
tujuan memenuhi kebutuhan atau mengatasi partisipasi masyarakat dalam
masalah di bidang politik, ekonomi, sosial, pembangunan. sedangkan desa mandiri
WEDANA 197
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
WEDANA 198
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. II Nomor 1 Oktober 2016
WEDANA 199
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi