Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/350014070

STRATEGI LITERASI POLITIK UNTUK MENDUKUNG KESEJAHTERAAN


MASYARAKAT DESA

Article · December 2020


DOI: 10.33007/inf.v6i3.2422

CITATIONS READS

0 196

2 authors:

Deden Mauli Darajat Muhtadi Muhtadi


Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
14 PUBLICATIONS   19 CITATIONS    14 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Muhtadi Muhtadi on 04 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


STRATEGI LITERASI POLITIK UNTUK MENDUKUNG KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DESA

POLITICAL LITERATION STRATEGY TO SUPPORT VILLAGE COMMUNITY WELFARE

Deden Mauli Darajat


Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Humaniora
Universitas Darussalam Gontor
Jl. Raya Siman KM 7, Ponorogo, Indonesia
E-mail: kangdedenmd@gmail.com

Muhtadi
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang Selatan Banten 15412, Indonesia
E-mail: muhtadi@uinjkt.ac.id

Abstrak
Kesejahteraan masyarakat desa pada umumnya belum sepenuhnya merata. Program-program kesejahteraan
untuk masyarakat masih perlu ditingkatkan mengenai dampaknya bagi kemakmuran warga. Salah satunya
bahwa program-program kesejahteraan belum terkomunikasikan secara masif dan benar. Oleh karena itu,
kampanye literasi politik di desa menjadi penting dalam upaya kesejahteraan masyarakat desa. Untuk itu
diperlukan berbagai strategi dan pendekatan dalam proses kampanye literasi politik di desa. Kesejahteraan sosial
di masyarakat desa melalui literasi politik menjadi tumpuan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi
mandiri. Artikel ini merupakan sebuah kajian literatur yang akan membahas bagaimana strategi literasi politik
untuk mendukung kesejahteraan masyarakat desa. Strategi kesejahteraan sosial melalui pendekatan literasi
politik di kalangan masyarakat desa dapat dilakukan dengan sepuluh tawaran pendekatan yakni kerjasama
Pemerintah Desa, merangkul tokoh masyarakat, melibatkan pendamping dari program-program pemberdayaan
sosial membuat agen literasi, pendekatan Organisasi Kemasyarakatan, pendekatan kearifan lokal, tatap muka
informal, pendekatan kegiatan masyarakat, saluran media massa di desa, dan media sosial. Strategi literasi
merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan pemahaman yang komprehensif bagi masyarakat tentang
program-program kesejahteraan sosial di desa. Pendekatan ini dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat desa
untuk keberhasilan program-program kesejahteraan di lingkungan pedesaan.

Kata Kunci: literasi politik, strategi, desa, kesejahteraan.

Abstract
In general, the welfare of the village community has not been fully well-distributed. Welfare programs for
the community still need to be improved regarding their impact on the welfare of citizens. One of them is that
welfare programs have not been communicated massively and correctly. Therefore, the political literacy
campaign in the village is important in the efforts of the welfare of the village community. For this reason,
various strategies and approaches are needed in the political literacy campaign process in the village. Social
welfare in rural communities through political literacy is the foundation for the Unitary State of the Republic
of Indonesia to become independent. This article is a literature review that will discuss political literacy
strategies to support the welfare of rural communities. A social welfare strategy through a political literacy

Strategi Literasi Politik untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Desa,


Deden Mauli Darajat dan Muhtadi 305
approach among rural communities can be carried out with ten approaches, namely the Village Government
cooperation, embracing community leaders, involving assistants from social empowerment programs to make
literacy agents, the Community Organization approach, local wisdom approaches, informal face-to-face,
approach to community activities, mass media channels in the village, and social media. The literacy strategy
is a solution to increase a comprehensive understanding for the community about social welfare programs
in the village. This approach can foster village community participation for the success of welfare programs
in rural areas.

Keywords: political literacy, strategy, village, welfare.

PENDAHULUAN dalam kegiatan masyarakat desa adalah dalam


rangka peningkatan partisipasi masyarakat
Kesejahteraan masyarakat desa
untuk pembangunan kesejahteraan sosial di
merupakan tugas konstitusi yang perlu
desanya. Partisipasi masyarakat yang tinggi
dilaksanakan oleh para pengampu kebijakan
akan menumbuhkan pengelolaan yang efektif
serta didukung oleh seluruh komponen
dan efisien terhadap program-program
masyarakat lainnya. Pembangunan
kesejahteraan masyarakat desa.
kesejahteraan masyarakat desa merupakan
keniscayaan yang mesti dijalankan oleh pihak- Literasi politik memiliki posisi strategis
pihak yang terpanggil untuk melakukan kegiatan untuk pembangunan kesejahteraan sosial di
yang memandirikan masyarakat desa. Salah pedesaan. Kampanye literasi politik kemudian
satu kegiatan pembangunan kesejahteraan desa menjadi keniscayaan untuk membangun
yang dapat dilakukan melalui mekanisme kesadaran masyarakat terlebih di kalangan desa.
literasi politik. Minimnya sarana dan prasarana yang ada di desa
menjadikan usaha dalam mengampanyekan
Sebagaimana dikatakan Denver dan
literasi politik harus menyesuaikan dengan
Hands (dalam Karim et al., 2015) literasi politik
kondisi yang serba keterbatasan tersebut.
adalah bahwa warga masyarakat itu memiliki
Beberapa metode dan pendekatan telah
pengetahuan dan pemahaman mengenai proses
dikembangkan untuk memahami masalah dan
dan isu-isu politik salah satu kebijakan dalam
membantu merumuskan kebijakan guna
pembangunan kesejahteraan sosial. Berangkat
memecahkan masalah pembangunan pedesaan
dari pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki
(Chambers, 1996).
oleh warga masyarakat akan tumbuh partisipasi
secara aktif dalam salah satu isu-isu politik Salah satu tuntutan reformasi yang
yakni kebijakan dan pembangunan digulirkan sejak tahun 1998 adalah dibangunnya
kesejahteraan sosial. suatu sistem ketatanegaraan Indonesia yang
berbasis secara murni dan konsekuen pada
Pada konteks ini literasi politik ditujukan
paham “kedaulatan rakyat” dan “negara
pada isu-isu politik kesejahteraan masyarakat
hukum”. Masyarakat desa harus tersentuh
desa. Oleh karena ada sebagian besar program-
dengan pemahaman tentang literasi politik
program kesejahteraan di desa yang minim
sebagai bagian dari warga negara dan
literasi politik, maka akhirnya program-program
mengusung kedaulatan rakyat. Memahami
kesejahteraan untuk masyarakat desa minim
masyarakat desa merupakan pijakan awal
partisipasi dan berimplikasi rendahnya dampak
bagaimana kegiatan literasi politik dapat
pada peningkatan kemandirian ekonomi dari
dilakukan di kalangan masyarakat. Oleh karena
masyarakat desa. Pada intinya literasi politik

306 Sosio Informa Vol. 6 No. 03, September – Desember, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
kampanye literasi politik harus memiliki strategi Sejatinya permasalahan desa sudah
dan model-model kampanye. menjadi perhatian pemerintah dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun
Merujuk pada Undang-Undang Desa
2014 tentang Desa. Undang-Undang Nomor 6
Nomor 6 Tahun 2014 pasal 78 ayat 1,
Tahun 2014 tentang Desa pada Pasal 112 ayat
pembangunan desa bertujuan meningkatkan
(3) mengatur bahwa Pemerintah, Pemerintah
kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
hidup manusia serta penanggulangan
Kabupaten/Kota memberdayakan masyarakat
kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan
Desa dengan menerapkan hasil pengembangan
dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
dan pertanian masyarakat desa; meningkatkan
secara berkelanjutan.
kualitas pemerintahan dan masyarakat desa
Kesejahteraan masyarakat merupakan melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan;
agenda prioritas dalam penggunaan Dana Desa. dan mengakui dan memfungsikan institusi asli
Sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri dan/atau yang sudah ada di masyarakat desa.
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Pelaksanaan pendampingan desa diatur
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 11
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana
2014 pasal 128 menyatakan bahwa
Desa Tahun 2020 pasal 5 ayat 2, prioritas
pendampingan desa secara teknis dilaksanakan
penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud
oleh satuan kerja perangkat daerah di
pada ayat (1) harus memberikan manfaat
kabupaten/kota dan dapat dibantu oleh tenaga
sebesar-besarnya bagi masyarakat desa berupa:
pendamping profesional.
a. peningkatan kualitas hidup; b. peningkatan
kesejahteraan; c. penanggulangan kemiskinan; Sementara itu, strategi literasi politik
dan d. peningkatan pelayanan publik. mengenai program-program sosial dalam upaya
perubahan dalam kesejahteraan masyarakat desa
Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor
sangat diperlukan. Perubahan adalah
6 Tahun 2016 tentang Desa, di Indonesia melalui
keniscayaan untuk menjadi lebih baik (Darajat,
Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan
2018). Perubahan inilah yang diinginkan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
sehingga literasi politik dapat berdampak pada
Kesejahteraan Sosial (UU RI 2009) dan
kesejahteraan masyarakat desa.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, khususnya terkait Strategi literasi politik dalam program
pembagian kewenangan pemerintah daerah (UU kesejahteraan sosial diperlukan karena berkaitan
RI 2014a). dengan sosialisasi program sehingga masyarakat
dapat memiliki pemahaman yang komprehensif
Marthen L. Kimbal (2018) menulis artikel
dan menumbuhkan partisipasi mereka untuk
tentang partisipasi politik dalam proses
keberhasilan kegiatan-kegiatan kesejahteraan
pembangunan desa. Hasil penelitiannya
sosial yang diinisiasi pemerintah. Literasi politik
menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat
untuk menyejahterakan masyarakat desa dapat
pendidikan politik masih sangat rendah dan
dimulai dengan memberikan informasi kepada
pendidikan politik dianggap sebagai alternatif
masyarakat bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat
untuk membantu pemerintah desa menyusun
desa dalam demokrasi.

Strategi Literasi Politik untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Desa,


Deden Mauli Darajat dan Muhtadi 307
segala kebutuhan masyarakat desa melalui Teori ini diperkenalkan oleh ilmuwan
musyawarah perencanaan pembangunan desa komunikasi termasyhur yaitu, Everett M. Rogers
(Musrenbang Desa) melalui keterwakilan Badan pada tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul
Permusyawaratan Desa (BPD) dan penyampaian Diffusion of Innovations. Difusi inovasi menurut
aspirasi melalui perangkat dusun, RT maupun Rogers dan Shoemaker (dalam Nasution, 2002)
RW, sehingga segala kebutuhan masyarakat menyebutkan bahwa difusi sebagai proses di
desa dapat teraplikasikan melalui program- mana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui
program kerja desa dalam anggaran Dana Desa berbagai saluran dan jangka waktu tertentu
maupun Alokasi Dana Desa (ADD). Sehingga dalam sebuah sistem sosial. Inovasi merupakan
unsur-unsur masyarakat Desa seperti Kepala ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh
Dusun, RT, RW, tokoh adat maupun tokoh manusia. Teori ini meyakini bahwa sebuah
agama dan pemuda memiliki peran serta secara inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam
politik anggaran desa untuk membantu aparat pola yang bisa diprediksi.
pemerintah desa merencanakan program kerja Beberapa kelompok orang akan
khususnya yang bertujuan menyejahterakan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah
masyarakat desa. Terkait hal Dana Desa segala mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan
alokasi kebutuhan masyarakat desa dapat beberapa kelompok masyarakat lainnya
dibantu oleh Pendamping Desa sehingga membutuhkan waktu lama untuk kemudian
penyampaian hak masyarakat desa ini dapat mengadopsi inovasi tersebut. Salah satu tahapan
dipantau atau dimonitoring oleh Pendamping yang menciptakan proses difusi inovasi adalah
Desa. mempelajari inovasi. Tahapan ini merupakan
Dalam pelaksanaan strategi literasi politik tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan
diimplementasikan sepuluh tawaran pendekatan mengamati inovasi baru dari berbagai sumber.
yakni kerjasama Pemerintah Desa, merangkul Pada tahapan ini, literasi politik berperan
tokoh masyarakat, melibatkan pendamping sebagai salah satu instrumen untuk
program pemberdayaan sosial membuat agen mensosialisasikan program kesejahteraan sosial
literasi, pendekatan Organisasi Kemasyarakatan kepada masyarakat desa.
(ormas), pendekatan kearifan lokal, tatap muka Pemberdayaan Politik
informal, pendekatan kegiatan masyarakat,
saluran media massa di desa, dan media sosial. Kapasitas untuk menganalisis, mengatur,
Artikel ini juga akan membahas tentang apa dan memobilisasi dalam pemberdayaan politik
faktor pendukung dan faktor penghambat adalah tindakan kolektif yang dibutuhkan untuk
berjalannya strategi literasi. perubahan kolektif. Hal ini sering dikaitkan
dengan pendekatan berbasis hak untuk
PEMBAHASAN pemberdayaan warga negara untuk mengklaim
hak mereka (Piron & Watkins dalam Luttrell et
Difusi Inovasi
al. 2009).
Kampanye literasi politik merupakan Popularitas konsep pemberdayaan baru-
upaya untuk mengubah masyarakat. Oleh sebab baru ini telah membawa perhatian luas yang
itu pendekatan teori jelas sangat dibutuhkan. belum difokuskan membawa perubahan
Dalam makalah ini penulis ingin mengangkat mendasar dalam praktik pembangunan.
teori yang relevan untuk perubahan di kalangan Beberapa kritik melangkah lebih jauh,
desa yaitu teori difusi inovasi. menyarankan bahwa penggunaan istilah tersebut

308 Sosio Informa Vol. 6 No. 03, September – Desember, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
memungkinkan organisasi untuk mengatakan sosial. Tujuan pengembangan kesejahteraan
bahwa mengatasi ketidakadilan mereka harus masyarakat adalah untuk meningkatkan kualitas
mendukung perubahan politik atau struktural, hidup manusia secara menyeluruh (Achsanuddin
atau redistribusi sumber daya (Fiedrich et al. et al., 2017).
dalam Luttrell et al., 2009). Strategi Literasi Politik Program
Kerangka yang dikembangkan oleh Kesejahteraan Sosial di Desa
Longwe (dalam Luttrell et al., 2009) Strategi kampanye lebih merupakan
memberikan beberapa perbedaan yang berguna prinsip pemikiran yang dikembangkan untuk
antara derajat yang berbeda dalam mencapai tujuan-tujuan kampanye yang
pemberdayaan (tingkatan derajat biasanya terjabar dalam berbagai langka taktis
pemberdayaan): berdasarkan situasi dan kondisi lapangan
1. “Derajat” kesejahteraan, di mana kebutuhan (Heryanto & Rumaru 2013). Strategi kampanye
dasar terpenuhi. Ini tidak selalu literasi secara empiris dilakukan menyesuaikan
membutuhkan penyebab struktural yang dengan situasi dan kondisi di mana kampanye
harus ditangani dan cenderung memandang tersebut dilakukan. Untuk strategi kampanye
mereka yang terlibat sebagai penerima pasif; literasi politik di desa sebaiknya harus
mengetahui terlebih dahulu bagaimana
2. “Derajat” akses, di mana akses yang sama ke
karakteristik desa. Untuk itu, di bawah ini akan
dalam bidang pendidikan, tanah dan kredit
dijabarkan bagaimana strategi literasi politik di
dijamin;
kalangan desa, antara lain:
3. “Derajat” penyadaran dan peningkatan
1. Kerjasama Pemerintah Desa
kesadaran, di mana struktur dan
kelembagaan diskriminasi ditangani; Lahirnya Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa setidaknya mengubah
4. “Derajat” partisipasi dan mobilisasi, di mana
pola dan gerakan pemerintah desa (Rusito,
pengambilan keputusan yang setara
2018). Dapat dikatakan bahwa kewenangan dan
diaktifkan;
anggaran desa diperbesar sehingga desa bisa
5. “Derajat” kontrol, di mana individu dapat menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis
membuat keputusan dan ini sepenuhnya serta dapat menciptakan landasan yang kokoh
diakui. dalam melaksanakan pemerintahan dan
Kerangka Longwe menekankan pembangunan menuju masyrakat adil, makmur,
pentingnya mendapatkan kendali atas keputusan dan sejahtera.
dan sumber daya itu menentukan kualitas hidup Desa yang sudah diperhatikan oleh
seseorang dan menyarankan bahwa tingkat pemerintah pusat merupakan energi yang positif
pemberdayaan yang ”lebih rendah” merupakan yang harus dapat diterima oleh seluruh lapisan
prasyarat untuk mencapai yang lebih tinggi. masyarakat termasuk di dalamnya komunitas
Pembangunan kesejahteraan masyarakat literasi politik. Para pegiat literasi politik harus
adalah usaha terencana dan melembaga yang mampu melihat peluang bahwa perhatian
meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pemerintah terhadap desa harus dimaksimalkan
pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan bukan hanya untuk pembangunan desa secara
manusia, mencegah dan mengatasi masalah fisik namun juga pembangunan sumber daya
sosial, serta memperkuat institusi-institusi manusia (SDM) di desa. Sebab pembangunan

Strategi Literasi Politik untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Desa,


Deden Mauli Darajat dan Muhtadi 309
SDM lebih penting dan lebih bertahan lama sepuluh ribu dalam satu dekade. Halaman
daripada pembangunan secara fisik. Sekolah Shree Janakalyan, Nepal, kini dijejali
ratusan siswa yang penuh kegairahan. Mereka
Salah satu pembangunan SDM yakni
bergiliran menggunakan perpustakaan baru
literasi politik. Salah satu strategi yang mungkin
mereka.
bisa kita lakukan adalah bekerja sama dengan
pihak pemerintah desa dalam mengampanyekan Kisah John Wood dengan Room to Read
literasi politik program-program kesejahteraan ini merupakan kisah kampanye dan gerakan
sosial kepada masyarakat desa. Tentu kerjasama literasi yang menggugah banyak orang, seperti
ini harus dimulai dengan melihat potensi, orang kaya, pejabat pemerintah, dan komunitas
peluang, tantangan, dan hambatan yang dapat filantropi. Sehingga gerakan literasi John Wood
terjadi di sebuah desa yang akan dilaksanakan ini dapat dikembangkan dalam gerakan dan
kerjasama dalam kampanye literasi politik. kampanye literasi politik bekerja sama dengan
Misalnya, gagasan dan konsep kampanye pemerintah desa untuk pembangunan pada
disiapkan oleh komunitas atau pegiat literasi sektor sosial misalnya penanggulangan
politik, lalu sarana dan prasarana dalam kemiskinan di pedesaan.
menyukseskan kampanye literasi politik ini
disiapkan oleh pemerintah desa. Faktor pendukung untuk strategi kerja
sama dengan Pemerintah Desa adalah bahwa
Salah satu poin utama dalam kampanye Pemerintah Desa sudah memiliki anggaran yang
literasi politik di kalangan desa adalah dapat mengembangkan pemberdayaan
bagaimana masyarakat memahami bahwa masyarakat sehingga masyarakat desa sejahtera.
politik adalah instrumen terpenting dalam Meski begitu ada juga faktor penghambat,
kehidupannya, seperti bagaimana dia hidup pertama, “oknum” di pemerintah desa yang
berbangsa dan bernegara ditentukan oleh sistem
enggan bekerja sama dengan masyarakat desa.
politik yang berlaku di sebuah negera tersebut. Kedua, masyarakat acuh terhadap program dan
Kebijakan dan peraturan-peraturan kegiatan yang digulirkan oleh pemerintah desa.
pembangunan sosial bagian yang perlu Maka sinergitas antara pemerintah desa dan
dilakukan dalam literasi politik tersebut masyarakatnya harus seiring seirama, sehingga
Kita boleh melihat contoh dalam gerakan masyarakat sejahtera.
literasi yang digagas oleh John Wood yang 2. Merangkul Tokoh Masyarakat
mengembangkan ruang baca di berbagai negara
belahan dunia. Wood mengisahkan dalam Strategi kedua dalam kampanye literasi
bukunya bahwa di suatu waktu di Sekolah Shree politik adalah dengan merangkul tokoh
Janakalyan, di Kavresthali, dekat kota Pokhara, masyarakat. Tokoh masyarakat di sebuah desa
Nepal. Para siswa datang ke sekolahnya mereka biasanya adalah orang-orang yang berpengaruh
mendapati sekolah itu kekurangan sumber daya terhadap kebiasaan dan budaya setempat,
pendidikan yang paling dasar, yaitu ruang kelas misalnya ulama. Di pedesaan, ulama atau kyai
tanpa kertas, pensil, pulpen, atau buku. Namun kerap kali petuahnya didengar oleh masyarakat.
kemudian situasi tersebut berubah ketika Wood Sebab, kita hidup membutuhkan seorang yang
datang dan membuat perpustakan Room to Read menjadi teladan bagi kita, menjadi tolok ukur
ke-10.000 (Wood, 2014). Kegiatan Wood ini dalam melakukan berbagai hal.
dilakukan lebih dari satu dekade. Ia Dalam hal kampanye literasi politik
mengungkapkan bahwa dari hanya lima menjadi program kesejahteraan sosial, tokoh masyarakat

310 Sosio Informa Vol. 6 No. 03, September – Desember, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
dapat melakukan kegiatan persuasif yang lebih kontribusi dan peranan tokoh masyarakat di
mudah dalam mengemas kampanye literasi tingkat lokal (Suhendi, 2013).
politik dengan cara yang paling menarik bagi Faktor pendukung dalam strategi
masyarakat setempat (Heryanto, 2013). merangkul tokoh masyarakat adalah bahwa
Misalnya jika ada permasalahan di antara pertama, apa yang disampaikan tokoh
tetangga, sebagian besar warga desa lebih masyarakat kerap kali didengar oleh masyarakat
memilih jalur kekeluargaan dengan umum. Kedua, keberadaan tokoh masyakarat di
mengundang tokoh-tokoh berpengaruh yang ada tengah-tengah masyarakat juga penting dalam
di masyarakat tersebut untuk menyelesaikan upaya menjalankan strategi ini. Meski demikian
masalah yang terjadi. Mediasi yang dipimpin ada pula faktor penghambat untuk strategi ini,
oleh orang yang disegani itu mudah diterima pertama, seberapa kuat tokoh masyarakat untuk
oleh orang-orang yang bersengketa. meyakinkan masyarakatnya tentang pentingnya
Tokoh masyarakat, terlebih pada desa literasi politik. Kedua, ketiadaan tokoh
pedalaman sangat dihormati dan disegani. masyarakat, sehingga strategi ini tidak akan
Misalnya di Kampung Citorek, Lebak, Banten, berjalan.
ketua adat dapat menentukan kapan 3. Pelibatan Pendamping dari Program
dilakukannya tandur di sawah-sawah yang
dimiliki oleh masyarakat Citorek. Tidak ada Pelibatan pendamping program dapat
salah seorangpun dari warga itu yang berasal dari Kementerian Sosial yang memiliki
membangkang terhadap perintah ketua adat pendamping program pemberdayaan sosial dan
Citorek, walaupun masa panen di sebuah sawah pendamping desa yang dimiliki oleh
sudah tiba saatnya, namun pemilik sawah lebih Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah
memilih menunggu arahan dari ketua adat Tertinggal dan Transmigrasi (KDPDTT). Para
setempat untuk memanen (Darajat, 2018). Ini pendamping dari dua kementerian ini yang
menggambarkan bagaimana kekuatan tokoh mengerti dan memahami serta memiliki
masyarakat sangat berpengaruh terhadap kompetensi untuk implementasi layanan
kegiatan keseharian masyarakat. program kesejahteraan masyarakat desa.
Pelibatan para pendamping dalam literasi politik
Melihat kekuatan tokoh masyarakat begitu untuk kesejahteraan masyarakat desa itu
menonjol sehingga aktivis literasi politik harus penting. Karena mereka sudah profesional
mau merangkul tokoh masyarakat dalam bagaimana melaksanakan proses layanan
mengampanyekan literasi politik. Tentu saja kesejahteran sosial di desa.
yang pertama yang harus dilakukan oleh pegiat
literasi politik adalah mendekati dan memberi Para pendamping ini merupakan agen
pemahaman dan pengertian terlebih dahulu apa literasi yang penting untuk memberikan
itu literasi politik kepada tokoh masyarakat pemahaman dan kompetensi kepada masyarakat
sebelum kegiatan kampanye literasi politik desa mulai dari kebijakan, norma, aturan,
dilakukan. Hal ini senada dengan hasil riset tahapan implementasi, evaluasi, dan
bahwa peningkatan pengetahuan para keberlanjutan dari program-program
perwakilan pranata sosial dalam menggali kesejahteraan sosial di desa tersebut.
potensi dan memberikan solusi dalam Pendamping dari Kementerian Sosial dan
permasalahan kesejahteraan sosial karena Kementerian Desa, Pembangunan Desa
Tertinggal dan Transmigrasi dapat berkaloborasi
untuk melakukan kegiatan diskusi formal

Strategi Literasi Politik untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Desa,


Deden Mauli Darajat dan Muhtadi 311
maupun informal dengan masyarakat desa sukarelawan desa sebagai suatu pendekatan di
sebagai bentuk mengkomunikasi ide dan inovasi mana warga desa dilatih sebagai fasilitator, baik
yang akan diimplementasikan di desa mereka. untuk desa mereka sendiri ataupun untuk desa
lain. Sukarelawan desa bukan hanya berfungsi
Sebagaimana hasil riset (Wijaya, 2019) di
sebagai penyuluh, melainkan juga memberikan
mana pendamping Program Keluarga Harapan
fasilitasi metode dan pendekatan PRA. Para
(PKH) melakukan kegiatan literasi program
sukarelawan desa itu datang untuk memberikan
tersebut melalui Pertemuan Peningkatan
layanan kepada warga desa yang siap
Kemampuan Keluarga (P2K2) untuk
membayar, baik itu dari desanya sendiri ataupun
peningkatan pemahaman dari keluarga penerima
dari desa lain. Mereka juga mampu membentuk
manfaat (KPM). Kegiatan ini mendorong
tim untuk melaksanakan latihan PRA di desa
terbentuknya perubahan perilaku dari KPM
lain. Tim ini melaksanakan pelatihan di
untuk kehidupan mereka lebih sejahtera dari sisi
sejumlah desa yang meliputi pemetaan,
ekonomi maupun kualitas diri.
pembuatan diagram, wawancara, diskusi
Faktor pendukung strategi pelibatan kelompok tentang prioritas, dan persiapan
pendamping ini adalah bahwa para pendamping rencana pengelolahan sumber daya alam yang
bekerja dengan baik dan benar sesuai dengan ada di desa. Dari pengamatan tersebut terlihat
standar operasional prosedurnya. Namun bahwa mereka sangat menikmati dan menyukai
strategi ini tidak akan berjalan jika faktor proses itu (Chambers 1996).
penghambat lebih dominan, yaitu bahwa para
Sukarelawan sebagai agen merupakan tim
pendamping minim kreativitas dalam
atau sekelompok orang yang konsentrasi
menjalankan dan mengembangkan program-
terhadap literasi politik. Agen literasi politik
program kesejahteraan di masyarakat desa.
pertama-tama harus terampil dalam upaya
Lebih jauh lagi bila para pendamping ini tidak
mengampanyekan materi-materi terkait literasi
bekerja sama sekali. Maka strategi ini tidak akan
politik untuk program-program layanan sosial.
berjalan sama sekali.
Agen ini bukan hanya paham akan materi
4. Membuat Agen Literasi dari Mahasiswa, melainkan juga harus menguasai tentang metode
Karang Taruna dan Masyarakat dan kondisi di lapangan. Sebab, setiap desa
Robert Chambers dalam bukunya memiliki karakter tersendiri yang harus
Participatory Rural Appraisal (PRA) atau dipelajari terlebih dahulu oleh agen-agen literasi
memahami desa secara partisipatif program-program sosial.
mengemukakan bahwa masyarakat pedesaan Agen literasi politik dapat direkrut dari
dapat berbuat baik daripada orang luar. Sebuah mahasiswa dan pemuda yang termasuk dalam
kegiatan pelopor kemudian menjadi kelas menengah terdidik. Mahasiswa-
pengembangan penyebaran PRA dan pedekatan mahasiswa yang merupakan agen of change
serta metode terkait yang dilakukan oleh orang harus diterpa oleh pengetahuan akan pentingnya
desa itu sendiri (Chambers 1996). literasi politik yang termasuk dalam Tri Dharma
Lebih lanjut Robert Chambers Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan
menyebutkan bahwa The Aga Khan Rural Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta
Support Programme (AKRSP) di India telah Pengabdian kepada Masyarakat. Menjadi agen
mengembangkan PRA lebih jauh. Pada akhir literasi politik bagi mahasiswa merupakan salah
tahun 1980-an AKRSP telah mengembangkan satu bentuk dari pengabdian kepada masyarakat.
Misalnya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

312 Sosio Informa Vol. 6 No. 03, September – Desember, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Perguruan Tinggi di Indonesia memuat materi lebih dari itu, masyarakat sendiri juga dapat
tentang literasi politik untuk sosialisasi program diberdayakan untuk menjadi agen literasi ini.
atau layanan sosial untuk masyarakat miskin. Faktor yang dapat menghambat dalam
Hal yang kedua, pemuda yang terhimpun strategi ini adalah pertama mahasiswa tidak
dalam Karang Taruna juga harus didekati untuk selalu hadir di tengah masyarakat. Apalagi
menjadi agen literasi sehingga kemanfaatan program Kuliah Kerja Nyata juga tidak selalu di
organisasi tersebut terasa lebih bermanfaat. Hal tempat yang sama dan hanya dilakukan dalam
ini sebenarnya sudah dilakukan oleh anggota waktu sekitar satu bulan. Kedua, Karang Taruna
Karang Taruna berdasarkan hasil riset Suradi yang tidak begitu aktif bahkan pasif tidak akan
(2019) bahwa Karang Taruna telah menjadi agen dapat diandalkan menjadi agen literasi. Ketiga,
perubahan dalam implementasi kegiatan sosial masyarakat desa yang enggan untuk berpikir
di antaranya bantuan pendidikan anak yatim, dan bergerak sebagai agen literasi.
bantuan kebutuhan pokok bagi orang miskin, 5. Pendekatan Organisasi Kemasyarakatan
dan perbaikan rumah bagi keluarga miskin dan
lain sebagainya yang dilaksanakan pada tingkat Organisasi Kemasyarakatan yang biasa
komunitas atau masyarakat. Sebagaimana hasil disebut dengan ormas yang telah berdiri sebelum
yang menyatakan bahwa Karang Taruna telah kemerdekaan Republik Indonesia hingga saat ini
berperan dan berkontribusi peningkatan masih eksis diantaranya Muhammadiyah yang
pendapatan penyandang disabilitas lahir pada tahun 1912 dan Nahdlatul Ulama
(Taqwarahman et al., 2017). (NU) yang berdiri pada tahun 1926. Pengurus
organisasi Muhammadiyah dan NU tersebut
Ketiga, masyarakat di tingkat lokal dapat tersebar hingga pelosok-pelosok nusantara,
dijadikan sebagai agen literasi untuk program bahkan terdapat pengurus cabang istimewa di
atau layanan sosial. Mereka dapat menjadi agen-
berbagai negara di dunia. Keberadaan ormas
agen lokal yang dapat mensosialisasikan Muhammadiyah dan NU di Indonesia tidak
misalnya Program Keluarga Harapan (PKH). dapat dipisahkan dengan negara. Ormas-ormas
Sehingga program ini dapat menjadi instrumen ini berjasa dalam menjadikan Bangsa Indonesia
pemberdayaan masyarakat di desa untuk merdeka, kekuatan ormas seperti
kemandirian ekonomi dan kesejahteraan sosial. Muhammadiyah dan NU ini bergerak di bidang
Mereka ini yang akan mengkomunikasikan sosial, budaya, ekonomi seperti sekolah-
perihal program sosial yang ada di masyarakat sekolah, rumah sakit, dan lembaga filantropi.
kepada warganya sehingga tumbuh pemahaman
dan pengetahuan mereka yang selanjutnya Masyarakat percaya terhadap organisasi
partisipasi pun meningkat. ini ditandai dengan eksisnya ormas-ormas ini
walaupun usianya lebih dari 100 tahun.
Faktor pendukung dalam strategi ini Kepercayaan masyarakat terhadap ormas-ormas
adalah mahasiswa selalu tampil di depan dalam ini harus dijadikan pijakan dalam
perubahan masyarakat. Lebih lanjut, perguruan mengampanyekan literasi politik. Strategi
tinggi juga memiliki program Kuliah Kerja Nyat kampanye literasi politik di kalangan desa dapat
yang mewajibkan mahasiswa untuk terjun ke dilakukan dengan pendekatan ormas-ormas
tengah-tengah masyarakat. Faktor pendukung yang berpengaruh di masyarakat desa setempat.
lainnya adalah pemuda karang taruna yang dapat Pengaruh ormas dalam budaya di pedesaan
diandalkan untuk kesejahteraan masyarakat. memudahkan dalam memobilisasi masyarakat
dalam menyebarkan pemahaman literasi politik

Strategi Literasi Politik untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Desa,


Deden Mauli Darajat dan Muhtadi 313
tentang norma dan implementasi program- partipasi masyarakat dalam kegiatan program
program kesejahteraan, misalnya Kelompok program sosial untuk kesejahteraan warga desa.
Usaha Bersama (KUBE). Kearifan lokal yang dijungjung tinggi di
Faktor pendukung dalam strategi ini tengah masyarakat desa adalah faktor
adalah ormas yang terpanggil untuk melakukan pendukung untuk terselenggaranya strategi
literasi politik guna kesejahteraan masyarakat pendekatan kearifan lokal ini. Sementara itu
desa. Meski demikian ormas juga terkadang masyarakat yang acuh terhadap kearifan lokal
tidak hadir di tengah masyarakat. Ini yang akan menjadi sia-sia karena hal ini adalah faktor
menjadikan faktor penghambat dalam penghambat dalam kesuksesan penyelenggaraan
pelaksanaan strategi pendekatan organisasi strategi pendekatan kearifan lokal.
kemasyarakatan. 7. Tatap Muka Informal
6. Pendekatan Kearifan Lokal
Struktur wawancara tatap muka informal
Kearifan lokal merupakan panduan bagi merupakan saluran yang efektif dalam
warga desa dalam melestarikan nilai-nilai yang menyampaikan pesan-pesan politik (Heryanto &
telah melekat dalam budaya setempat. Layaknya Rumaru, 2013). Saluran tatap muka informal
budaya, kearifan lokal sudah terstruktur, mapan, dalam arti tidak terikat dalam struktur formal
dan terpola. Sehingga semuanya harus tunduk bersifat bebas namun tidak semua orang dapat
terhadap kearifan lokal termasuk Kepala Desa. akses ke saluran ini dalam keadaan yang sama,
Walaupun Kepala Desa memiliki hak yang besar mereka yang dapat mengakses melalui saluran
dalam menentukan kebijakan di desanya. informal ini biasanya akan lebih banyak
Bahkan negara pun harus tunduk kepada aturan memperoleh informasi ketimbang yang tidak
kearifan lokal ini. memiliki akses.
Dengan demikian dalam mengampanyekan Strategi tatap muka informal dalam
literasi politik di kalangan desa kita harus memiliki kampanye literasi politik dapat digunakan untuk
strategi dengan mencermati kearifan lokal mempersuasi warga desa yang belum memiliki
setempat. Sehingga kampanye literasi politik ini pemahaman terkait literasi politik. Jika strategi
tepat sasaran dan program-program sosial dapat ini dilakukan dengan menemukan orang yang
dilaksanakan dan memberikan kemanfaatan tepat, artinya dia memiliki pengaruh yang besar
ekonomi maupun sosial bagi penerima manfaat terhadap minimal keluarga besarnya atau
program. masyarakat di sekitarnya, maka kampanye
literasi politik akan menghasilkan nilai positif.
Kearifan lokal ini merupakan faktor
Dengan demikian sebagai pegiat literasi politik
penting agar program dan layanan kesejahteraan
kita harus memiliki kemampuan untuk
sosial dapat dirasakan oleh masyarakat desa.
mendeteksi orang-orang yang berpengaruh di
Oleh karena itu perlu diperhatikan secara
kalangan desa yang bukan termasuk dalam
seksama dan detail penggunaan dan
tokoh-tokoh masyarakat secara formal.
pemanfaatan kearifan lokal sebagai bagian dari
Orang-orang yang berpengaruh ini diharapkan
kegiatan literasi bagi kebijakan dan
dapat menjadi agen literasi sekaligus sosialisasi
pembangunan kesejahteraan di masyarakat desa.
Program Keluarga Harapan, Sarana Prasarana
Karena kearifan lokal ini akan berkontribusi
Lingkungan (SARLING) dan lainnya.
positif bagi tumbuhnya pemahaman dan

314 Sosio Informa Vol. 6 No. 03, September – Desember, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Faktor pendukung dalam strategi tatap kemasyarakatan atau masyarakat acuh terhadap
muka informal adalah keterpanggilan agen kegiatan kemasyarakatan di tempatnya.
literasi dalam memperbincangkan literasi politik 9. Saluran Media Massa di Desa
dengan strategi tatap muka informal. Faktor
penghambatnya adalah bahwa strategi ini tidak Buletin merupakan salah satu media massa
akan berjalan jika perbincangan tentang literasi yang masih ada saat ini. Media massa baik cetak
politik dengan tatap muka informal tidak maupun elektronik, seperti koran, majalah,
dilakukan secara maksimal. fotografi, radio, televisi, dan media lainnya
merupakan domain publik, yang menjadikannya
8. Pendekatan Kegiatan Kemasyarakatan sebagai public sphare (Heryanto, 2018). Buletin
Di pedesaan dapat kita temukan kerja sebagai alat untuk menyebarkan ide, gagasan,
bakti, sebuah kegiatan yang dilakukan bersama- ajakan dan atau dakwah (Haryanto, 2016),
sama untuk menyukseskan kegiatan 17 merupakan media yang cukup diperhitungkan
Agustusan misalnya. Dalam pertemuan warga dalam hal ini.
pada kegiatan kemasyarakatan ini dapat Oleh karena itu perlu adanya buletin
disisipkan nilai-nilai kebersamaan dengan sebagai bentuk media massa di tingkat desa.
pendekatan literasi politik. Buletin sebagai saluran media di desa yang
Selain itu juga tahlilan dan atau pengajian memuat informasi secara komprehensif
akhwat atau kaum ibu dapat menjadi media mengenai kebijakan, peraturan perundang-
untuk melakukan literasi politik. Di mana undangan dan program sosial. Buletin misalnya
terdapat perkumpulan masyarakat maka di situ dalam edisinya mewartakan secara mendalam
juga bisa kita sertakan kegiatan kampanye mengenai Program Rehabilitasi Sosial Rumah
literasi politik. Kita dapat melihat misalnya Tidak Layak Huni (RS-Rutilahu).
pembagian sajadah, mukenah, kalender, yang Faktor pendukung ini adalah media massa
bermuatan kampanye partai politik pada yang dapat dihadirkan di tengah masyakarat
pengajian kaum ibu. Maka kampanye literasi desa, misalnya diterbitkan di balai desa. Namun
politik juga dapat menggunakan panggung ada juga faktor penghambat, yaitu tidak adanya
pengajian kaum ibu dalam mendesiminasikan saluran media massa di desa. Jika pun ada,
literasi politik pada kalangan kaum ibu di masyarakat tidak dapat atau tidak mau
pedesaan. Kaum ibu termasuk orang yang mengaksesnya.
berpengaruh di dalam keluarga sehingga kaum
ibu dapat menyebarkan di dalam keluarga 10. Saluran Media Sosial
masing-masing. Media sosial yang banyak digunakan
Faktor pendukung untuk menyukseskan seperti Facebook, Twitter, Instagram, saat ini
strategi dengan pendekaran kegiatan masyarakat Youtube menjadi alat atau saluran bagaimana
adalah kegiatan ini merupakan kegiatan kampanye literasi politik dapat dilakukan
keseharian masyarakat. Sehingga literasi politik (Heryanto and Zarkasyi 2012). Sejumlah akun di
guna kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan Instagram dan Twitter seperti @pinterpolitik
dalam kegiatan kemasyarakatan. Sementara itu yang memiliki 111 ribu pengikut, mengunggah
faktor penghambatnya adalah jika masyarakat materi-materi politik di akunnya. Kemudian,
desa tidak banyak memiliki kegiatan @csdf_ugm atau akun Center for Digital Society
di bawah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta

Strategi Literasi Politik untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Desa,


Deden Mauli Darajat dan Muhtadi 315
yang memiliki 6.477 pengikut juga mengunggah dengan mempertimbangkan faktor pendukung
materi-materi tentang masyarakat digital. Selain dan faktor penghambat dalam penyelenggaraan
itu akun @muslimmudaindo_ memiliki strategi literasi politik ini.
pengikut sebanyak 2.060, yang menebarkan
literasi ajaran-ajaran Islam. UCAPAN TERIMAKASIH

Gerakan literasi di media sosial ini Ucapan terimakasih disampaikan bagi teman-
sejatinya diharapkan mampu menyebarkan teman pendamping program layanan sosial
literasi politik program-program sosial yang khusus Program Keluarga Harapan (PKH) yang
diinisiasi oleh pemerintah demi kebaikan dan telah menginspirasi artikel ini. Semoga kerja-
kemajuan bangsa Indonesia. Penggunaan kerja pendampingan dalam program program
telepon pintar dan gawai yang menjadi bagian kesejahteraan sosial dapat menghasilkan
dari kehidupan warga di Indonesia menjadi kemanfaatan bagi kemandirian penerima
upaya saluran media sosial dalam menebar manfaatnya.
informasi mengenai seluk beluk program-
DAFTAR PUSTAKA
program di bidang kesejahteraan sosial.
Masyarakat desa tidak sedikit yang memiliki Achsanuddin, A.N., Fitrianti, A.N, Melinda, F.
gawai canggih yang digunakannya untuk (2017). Upaya Pemerintah Desa Dalam
mengakses informasi berkaitan kebijakan dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
pembangunan sosial. Di Desa Ulujangang Kecamatan
Bontolempangan. Jurnal Ekonomi Balance
Faktor pendukung dalam strategi dengan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis 13(1):140–
saluran media sosial adalah bahwa media sosial
48.
dapat diakses dengan mudah oleh siapa pun dan
di mana pun berada. Meski begitu tidak banyak Chambers, R. (1996). PRA: Participatory Rural
masyarakat desa yang begitu peduli terhadap Appraisal, Memahami Desa Secara
perkembangan zaman yang kerap menggunakan Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius.
media sosial untuk kegiatan literasi politik. Ini Darajat, D.M. (2018). Melawan Ketertinggalan.
yang menjadi faktor penghambat dalam Lebak: Humas Protokol Kabupaten Lebak.
pelaksanaan strategi saluran media sosial.
Haryanto. (2016). Pesan Dakwah Pada Buletin
PENUTUP Jum’at Himmah IAIN Palangka Raya
(Content Analysis Terhadap Edisi Juli-
Strategi dan pendekatan-pendekatan
Desember Tahun 2015). Jurnal Studi
literasi politik di atas berupaya untuk
Agama Dan Masyarakat 12(1):1–14.
mendukung kesejahteraan masyarakat desa.
Strategi ini menjadi tawaran kepada para aktivis Heryanto, G.G. (2013). Komunikasi Politik.
yang bergelut dalam pengembangan masyarakat Bogor: Ghalia Indonesia.
desa untuk kesejahteraan sosial. Selain itu Heryanto, G.G. (2018). Media Komunikasi
tawaran strategi ini juga disampaikan kepada Politik. Yogyakarta: IRCiSoD.
para pemangku kebijakan dalam hal ini
pemerintah pusat dan daerah hingga pemerintah Heryanto, G.G., & Rumaru, S.. 2013.
desa. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Strategi literasi politik ini harus melihat
dan mengatur strategi dengan sedemikian rupa Heryanto, G.G. & Zarkasyi, I. (2012). Public

316 Sosio Informa Vol. 6 No. 03, September – Desember, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Relations Politik. Bogor: Ghalia Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan
Indonesia. Ekonomi Keluarga. Jurnal Ketahanan
Nasional 23(1):37-48.
Karim, A.G., Edi, A.C., Rahmawati, D.,
Wisiaswati, R. (2015). Memahami Tingkat UU RI. (2009). Undang Undang Nomor 11
Melek Politik Warga Di Kabupaten Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.
Sleman. Jpp Fisipol UGM Dan KPU UU RI. (2014a). Undang-Undang Nomor 23
Kabupaten Sleman. Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Kimbal, M. (2018). Partisipasi Politik Dalam Daerah.
Proses Pembangunan Desa Di Kecamatan UU RI. (2014b). Undang-Undang Nomor 6
Wori Kabupaten Minahasa Utara. Tahun 2014 Tentang Desa: Kementerian
Sosiohumaniora 20(3):282. Desa Dan Daerah Tertinggal.
Luttrell, C., Quiroz, S., Scrutton, C., Bird, K. Wijaya, S. (2019). Gerakan Literasi Dalam
(2009). Understanding and Pertemuan Peningkatan Kemampuan
Operationalising Empowerment. London: Keluarga (P2K2) Masyarakat Pra
Overseas Development Institute. Sejahtera. E-Plus 4(2):131–145.
Nasution, Z. (2002). Komunikasi
Pembangunan; Pengenalan Teori Dan
Penerapannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Peraturan Menteri. (2019). Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.
Peraturan Pemerintah (PP). (2014). Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa: Kementerian Desa Dan Daerah
Tertinggal.
Rusito. (2018). Birokrasi Profesional
Pemerintah Desa. Banten: Untirta Press.
Suhendi, A. (2013). Peranan Tokoh Masyarakat
Lokal Dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial. Jurnal Sosio Informa 18(02):105–
16.
Taqwarahman, C.G., Riyono, B., Setiawati, D.
(2017). Peran Karang Taruna Dalam
Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Di
Desa Karangpatihan, Kabupaten Ponorogo

Strategi Literasi Politik untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Desa,


Deden Mauli Darajat dan Muhtadi 317

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai