Dosen Pengampu
KEPEMIMPINAN
Oleh :
KELOMPOK 7
SEMESTER VI KELAS A
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang
saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Kepemimpinan”.
Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada sang baginda Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah
memberikan tuntunan jalan yang terang dalam menuntut ilmu dengan akhlak yang
mulia.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Andika Saputra, M.M selaku dosen
mata kuliah Manajemen Pembangunan Kota dan Daerah, yang telah memberikan
tugas makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila dalam pembuatan
makalah ini kurang sempurna kami mengharapkan saran dan kritik agar dapat kami
jadikan masukan dalam menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan
wawasan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki kecakapan dan kelebihan
khusunya kecakapan kelebihan di satu bidang, sehingga mampu mempengaruhi
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian beberapa tujuan. Menurut Henry Pratt Fairchild pemimpin adalah
seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial, dengan
mengatur mengarahkan mengorganisir, atau mengontrol usaha atau upaya orang
lain melalui kekuasaan atau posisi.1 Setiap organisasi baik dalam kelompok besar
maupun kecil dan dalam bentuk formal maupun tidak formal membutuhkan
seseorang pemimpin dalam organisasi istilah pemimpin, kepemimpinan, dan
memimpin mulanya berasal dari kata dasar yaitu pimpin akan tetapi ketiga istilah
itu digunakan untuk konteks yang berbeda, dalam bahasa Indonesia pemimpin
sering disebut ketua, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, dan sebagainya.
1
Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan Dan Kinerja Proses Terbentuk,
Tumbuh Kembang, Dinamika Dan Kinerja Organisasi (Jakarta: KENCANA, 2013), hlm 38.
1
Fenomena demokrasi ditandai dengan menguatnya kontrol masyarakat
terhadap penyelenggaraan pemerintah, sementara fenomena globalisasi ditandai
dengan saling ketergantungan antara bangsa, terutama dalam pengelolaan sumber
daya ekonomi dan aktivitas dunia usaha, sehubungan dengan itu sebuah konsep
baru yang semula di perkenalkan lembaga internasional, yaitu konsep tata
kepemerintahan yang baik (good governance), sekarang menjadi salah satu kata
kunci dalam wacana untuk membenahi sistem penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia. Upaya untuk mewujudkan good local governance bukanlah suatu
hal yang sangat mudah seperti membalik telapak tangan dan tentunya untuk
mewujudkan itu semua dibutuhkan perjuangan dan waktu cukup panjang.
Sekalipun memiliki kelemahan, penyelengaraan desentralisasi merupakan sarana
yang mendekatkan Bangsa Indonesia pada kondisi yang ideal untuk membangun
good local governance yaitu sarana yang mendekatkan bangsa Indonesia pada
kondisi yang ideal untuk membangun good local governance.
2
Dedi Epriadi, Karol Teovani Lodan“Analisis Gaya Kepemimpinan Di Organisasi Pemerintah
Daerah” , Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Vol.5, No.1 (2019), hlm 50.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kepemimpinan Organisasi Pemerintah Daerah?
2. Bagaimana Fungsi Pathfinding (Perintis) Dalam Kepemimpinan Organisasi
Pemerintah Daerah?
3. Bagaimana Fungsi Aligning (Penyelaras) Dalam Kepemimpinan Organisasi
Pemerintah Daerah?
4. Bagaimana Fungsi Empowering (Pemberdaya) Dalam Kepemimpinan Organisasi
Pemerintah Daerah?
5. Bagaimana Contoh Ilustrasi Pathfinding (Perintis) Dalam Kerangka BSC,
Aligning (Penyelaras) Sistem Kerja, dan Empowering (Pemberdaya) SDM Pada
Kepemimpinan Organisasi Pemerintah Daerah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Kepemimpinan Organisasi Pemerintahan Daerah.
2. Untuk Mengetahui Pathfinding (Perintis) Dalam Kepemimpinan Organisasi
Pemerintahan Daerah.
3. Untuk Mengetahui Aligning Dalam Kepemimpinan Organisasi Pemerintahan
Daerah.
4. Untuk Mengetahui Empowering Dalam Kepemimpinan Organisasi Pemerintan
Daerah.
5. Untuk Mengetahui Contoh Ilustrasi Pathfinding (Perintis) Dalam Kerangka
BSC, Aligning (Penyelaras) Sistem Kerja, dan Empowering (Pemberdaya) SDM
Pada Kepemimpinan Organisasi Pemerintah Daerah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Organisasi Pemerintah Daerah
Kepemimpinan adalah keterampilan, kemampuan dan tindakan yang dikerjakan
oleh individu untuk memberikan pengaruh bagi manusia atau kelompok manusia
pada wadah yang terkoordinasi, dengan maksud untuk mencapai satu atau lebih
tujuan yang telah ditentukan bersama melalui perilaku atau tindakan positif.
Menurut Terry kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang agar
bekerja untuk mencapai tujuan bersama, dan diartikan sebagai usaha yang
terorganisir untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia, material,
dan finansial guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3
Kepemimpinan organisasi pemerintahan daerah merupakan terapan teori
kepemimpinan di dalam bidang pemerintahan, yang diwarnai oleh sifat khas bidang
pemerintahan, kepemimpinan organisasi permerintah daerah menunjukan daerah
perbatasan antara kepemimpinan dengan pemerintahan, konsep kepemimpinan
pemerintahan terdiri dari konsep kepemimpinan yang berhubungan dengan sistem
nilai sosial, dan konsep pemerintahan yang mengandung sistem nilai formal.
Seorang pemimpin formal atau kepala yang berkepemimpinan dihadapkan pada
bebagai situasi dan perubahan yang cepat, karena itu harus memilih peran sebagai
kepala atau sebagai pemimpin.4
Keberadaan organisasi pemerintah sangat dibutuhkan masyarakat, karena
organisasi pemerintah bertujuan melayani kepentingan publik yang pada hakikatnya
menyangkut eksternalitas yang tidak disediakan oleh organisasi swasta. OIeh karena
itu, organisasi pemerintah lebih bersifat mengatur regulatory, mandatori dan
pengendalian dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, sejak diberlakukan
3
Kartono Kartini, Pemimpin Dan Kepemimpinan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm 92.
4
Darmanto, “ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH : MEWUJUDKAN TATA PAMONG
YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE),” Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol.2, No.1, (2006),
hlm 36.
4
otonomi daerah terdapat kecenderungan perubahan organisasi pemerintah daerah
tidak berdasarkan atas pertimbangan kelima aspek di atas, yaitu kewenangan yang
dimiliki, kebutuhan dan potensi daerah, keuangan daerah, sumber daya aparatur
daerah, pola kerja sama antar daerah, namun lebih banyak pertimbangan ke arah
foliterasi dan organisasi hanya dikarenakan menampung pejabat daerah dengan
berbagai pertimbangan politis dan non politis.
5
peran dan fungsi kepemimpinannya antara lain kecermatan, kecepatan dalam
pengambilan keputusan, maka permasalahan tersebut akan ada solusinya lebih
komprehensif dan terpadu, oleh karena itu peran kepemimpinan kepala daerah saat
ini melakukan konsolidasi agar kontrol masyarakat dapat tertata secara melembaga.
Hal tersebut harus didukung berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah
terlebih dahulu harus dilakukan secara terbuka melalui fungsi komunikasi dengan
masyarakat dan sosialisasi terhadap masyarakat yang berkaitan dengan kebijakan
yang setiap saat mengalami perubahan. Dengan demikian, kepala daerah sangat
berperan dalam meletakkan dasar bagi pembentukan masyarakat yang lebih terbuka.
1. Faktor Kepemimpinan
Faktor kunci keberhasilan pemerintah harus diikuti dengan adanya dukungan
dari bawahan (birokrasi) yang memadai serta dukungan yang kondusif. Artinya
pemimpin yang inovatif hanya akan berhasil jika didukung oleh bawahan dan
pegawai serta lingkungan yang kondusif. Oleh karena itu kepemimpinan
pemerintah harus mampu mengelola jaringan formal dan informal untuk
mencapai tujuan pemerintah sehingga kepemimpinan pemerintah perlu di dukung
oleh kemampuan melakukan negosiasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan
mengelola jaringan politik. Kepemimpinan pemerintah merupakan pemimpin
organisasi pemerintah yang harus memimpin organisasi formal birokrasi
sekaligus pemimpin masyarakat. Oleh karena itu kepemimpinan pemerintah
6
daerah harus mampu menggerakkan organisasi birokrasi dan organisasi sosial di
daerahnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Faktor Kelembagaan
Perlu adanya transformasi kelembagaan yang mendukung ide-ide inovatif
menjadi salah satu faktor pokok yang cukup menentukan. Kelembagaan yang
profesional, efektif dan efisien harus bersinergis dengan arah pembaharuan dalam
penyelenggaraan pemerintah menjadi hal yang sangat penting dan mendesak.
3. Faktor Modernisasi Sektor Publik
Artinya ide-ide baru teknologi baru dan pelatihan baru merupakan faktor
penting yang menentukan keberhasilan pembaharuan dalam melakukan
modernisasi pemerintahan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
penyelengaraan pemerinthan akan lebih mudah dicapai karena prosedur dan
mekanismenya yang lebih jelas, transparan dan akuntabel, adanya modernisasi
pemerintahan ini akan memperkuat dan mempercepat penerimaan pegawai dalam
inovasi daerah.
4. Faktor Masyarakat Sipil yang Terorganisir
Masyarakat sipil yang kritis memungkinkan terbentuknya pemerintahan yang
akuntabel, sehingga ide-ide inovatif dapat dikritisi dan atau didukung untuk
mempercepat kesejahteraan masyarakat. Selain itu, masyarakat sipil yang
terorganisir ini akan menghasilkan partisipasi dan kontrol yang efektif dalam
penyelenggaraan pembaharuan pemerintah.
5. Faktor Tradisi atau Budaya Demokrasi
Tradisi dalam konteks IOG atau Institute of Governance dimaknai sebagai
budaya demokrasi yang dibangun serta diterapkan dalam masyarakat untuk
menentukan keberhasilan atau kegagalan pembaharuan pemerintahan, faktor ini
lebih terkait dengan pendekatan sosiologis atau kepemimpinan sosial. Dengan
7
demikian terkait dukungan pengikut untuk membantu menciptakan suasana
kondusif dalam menerapkan ide-ide pembaharuan pemerintahan.5
Visi yang jelas dalam suatu kepemimpinan dan sesuai dengan kebutuhan
organisasi, mampu menumbuhkan komitmen aparatur serta rakyatnya terhadap
pekerjaan, dan mampu memupuk semangat untuk bekerja. Hal ini karena
menumbuhkan rasa yang di harapkan dalam kehidupan kerja aparatur pemerintah
daerah, dan mengatasi keadaan organisasi masa sekarang dan masa depan, bagi
sebuah organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Sebuah visi dengan
sendirinya tidak dapat menciptakan pemimpin, namun pemimpin yang mempunyai
visi dan memiliki kemampuan komunikasi yang akan dapat mengembangkan
5
Richard Togaranta, Majidah, dkk, Peran Kepemimpinan Pemerintahan, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2018), hlm 94-96.
6
Siti Aimah, Abdi Fauji Hadiono, “Refleksi Terhadap Model Kepemimpinan Qur’ani,” Jurnal
Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi, dan Pemikiran Hukum Islam, Vol.10, No.2 (2019),
hlm 450.
8
banyak pemimpin baru untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dalam
organisasi pemerintah daerah. Seorang pemimpin haruslah memiliki karakter yang
kuat dalam dirinya, karena kepemimpinan pada hakikatnya adalah sebuah proses
yang akan membentuk seorang pemimpin dengan karakter dan watak yang jujur
terhadap diri sendiri, bertanggung jawab, memiliki pengetahuan keberanian
bertindak sesuai dengan keyakinan, kepercayaan pada diri sendiri dengan orang lain,
dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain.
Ada dua aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role.
Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi
bagi organisasinya tetapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi
tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai visi tersebut, kunci bagi seorang pemimpin adalah memantapkan visi
dasar, makna, misi, dan sasaran atau agenda dari organisasi. Kemauan dan
pergerakan untuk berubah menyesuaikan perkembangan yang dilakukan seorang
pemimpin visioner di suatu organisasi pemerintah daerah atau saat ini merupakan
jawaban atas perubahan paradigma baru bagi pemimpin.7
Berikut ini nilai-nilai yang terkandung pada teori kepemimpinan sebagai perintis
(pathfinding) adalah sebagai berikut:
7
Mardatillah, “Pola Kepemimpinan Islam Dalam Perbankan Syariah,” Syiar Iqtishadi
(Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking), Vol.4, No.1, (2020), hlm 113-114.
9
kebutuhan ini berkaitan dengan pemanfaatan barang dan jasa oleh semua orang,
seperti contohnya sarana, prasarana.
2. Memenuhi Hak Stakeholder
Bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat demi kesejahteraan
sebagaimana di amanatkan dalam konstitusi sebagai pijakan dalam
operasionalnya, organisasi publik dibuat oleh publik, untuk publik dan karenanya
harus bertanggung jawab terhadap publik. Seperti masyarakat pengguna jasa
publik yang menjadi fokus dari organisasi pemerintahan adalah pelayanan
masyarakat (publik service), pelayanan tersebut diberikan untuk memenuhi hak
masyarakat, baik itu merupakan layanan civil maupun layanan publik. Artinya
kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak, melekat
pada setiap orang, baik secara pribadi maupun berkelompok (organisasi), dan
dilakukan secara universal.
3. Menyatukan Visi, Misi, Tujuan Atau Sasaran Organisasi
Pemimpin yang efektif menjalin hubungan kerja yang efektif melalui
kerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan ini program-progam
kerja yang akan dilaksanakan akan dapat tersusun dengan baik, karena seorang
pemimpin tidak dapat bekerja sendiri, sehingga membutuhkan kerja sama dari
anggotanya.
4. Menyusun Strategi Mencapai Visi, Misi, Tujuan, Atau Sasaran Organisasi
Setelah visi, misi tujuan ditetapkan bersama, maka langkah selanjutnya yang
dilakukan oleh seorang pemimpin adalah menyusun strategi mencapainya.
Seperti tatanan sistem administrasi negara kesatuan republik Indonesia yaitu
dengan menyusun suatu perencanaan yang berpedoman pada rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Dengan pendekatan
perencanaan strategi yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat
menyelaraskan visi dan misinya secara berkesinambungan dengan potensi,
peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas
kinerjanya selama kurun waktu lima tahun kedepan sesuai dengan periode
10
RPJMD kepala daerah, proses inilah yang akan menghasilkan rencana strategi
(Renstra) instansi pemerintah yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam
pelaksanaannya.
5. Rule Of Law
Sebuah organisasi terdapat aturan atau hukum yang ditaati oleh anggotanya
supaya organisasi dapat berjalan dengan tertib, terdapat pemikiran tentang rule of
law, bahwa aturah hukum tersebut dapat berjalan dengan adanya unsur pertama,
tidak sewenang-wenang atas kekuasaan. Kedua, kedudukan hukum yang sama
atau merata. Ketiga, undang-undang serta keputusan-keputusan pengadilan
menjamîn hak-hak manusia.8
8
Indah Kusuma Dewi, Nilai-Nilai Profetik Dalam Kepemimpinan Modern Pada Manajemen
Kinerja (Yogyakarta: CV. Gre Publishing, 2019), hlm 68.
11
melihat persoalan secara komprehensif dan detail, bukan parsial. Selain itu, sebagai
penyelaras seorang pemimpin juga harus mampu menyamakan persepsi semua
orang untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin tidak bisa membiarkan orang-
orang yang dipimpinnya jalan sendiri-sendiri, karena hal ini akan menjauhkan dari
tujuan yang ingin dicapai. 9
Selanjutnya, pemimpin dapat menyelaraskan bagian itu sehingga sesuai dengan
strategi pencapaian visi yang telah ditetapkan, kinerja tinggi akan sulit diwujudkan
terkecuali jika aspek-aspek desain organisasi selaras atau sesuai dengan tugas
strategis organisasi karena itu dalam manajemen sangat perlu menjaga konsistensi
internal pada setiap perangkat desain, divisi, dan unit.10
Nilai-nilai yang dapat di implementasikan oleh pemimpin adalah sebagai
berikut:
1. Menyelaraskan Seluruh Sistem Dalam Organisasi
Dalam pelaksanaan kepemimpinan pada sebuah organisasi pemimpin harus
dapat menyelaraskan keseluruhan sistem yang ada pada organisasinya, dan
memastikan bahwa keputusan yang telah diambil seorang pemimpin adalah telah
mewakili seluruh anggotanya. Menyelaraskan program dan kegiatan pemerintah
daerah dengan usulan program dan kegiatan pada kabupaten atau kota, dan
menyelaraskan program dan kegiatan antar pemerintah daerah dalam rangka
optimalisasi pencapaian sasaran sesuai dengan kewenangan dan sinergitas
pelaksanaan prioritas pembangunan daerah.
2. Saling Sinergi Dalam Bekerja
Sinergi yaitu untuk mencapai hasil lebih baik maka adanya perbedaan harus
saling melengkapi dan mengisi. Sinergi terdiri dari beberapa konsep diantaranya,
orientasi tertuju pada hasil yang positif, keberagaman perspektif menjadi
pelengkap paradigma, terdapat kesepekatan, tujuan sama dan saling kerja sama,
9
Antoni Luthfi Arifin, Antaiwan Bowo, dkk, Kepemimpinan Cendikia (Jakarta: PT.
Gramedia, 2020), hlm 33.
10
Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: Raja Press, 2012), hlm 440.
12
proses yang efektif, dalam sinergi terkandung makna bahwa pimpinan dan
seluruh pegawai negeri sipil memiliki komitmen untuk membangun dan
memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang
harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang
bermanfaat dan berkualitas.
3. Menyelaraskan Strategi Untuk Mencapai Visi, Misi, Tujuan atau Sasaran
Organisasi.
Upaya yang dilakukan dalam menyelaraskan strategi yang sesuai dengan
perencanaan, maka perlu adanya pengawasan yang dilakukan oleh pemimpin,
dalam proses pengawasan terdapat ancaman bagi seseorang atau pemimpin yang
tidak melaksanakan amanah yang telah ada dalam perencanaan yang telah
diputuskan bersama, dalam hal ini berupa visi misi tujuan. Maka pemimpin disini
dilarang mengabaikan fungsi pengawasan, sehingga strategi yang dilaksanakan
dapat selaras dengan perencanaan.
4. Membangun Hubungan Diplomasi yang Kuat.
Diplomasi adalah aktivitas dengan cara mengutus seseorang sebagai wakil
pemerintah, diplomasi bertujuan menghasilkan kesepakatan dalam sudut
pandang kebijakan, diplomasi sering kali diartikan sebagai hubungan antar
negara atau hubungan internasional. Istilah diplomasi dapat di implementasikan
dalam suatu lembaga atau institusi yang dijalankan oleh seorang pemimpin, maka
dalam konteks kepemimpinan, agar orang-orang yang dipimpim dapat menerima
kesepakatan dan perundingan maka pemimpin dapat menggunakan cara
diplomasi dalam mempengaruhi seseorang.
5. Menyampaikan Informasi yang Sebenarnya atau Transparansi.
Dinamika politik pasca reformasi mengharuskan semua kegiatan pemerintah
dilakukan secara transparan, sebab jalannya kekuasaan negara mendapat
pengawasan ketat dari masyarakat. Tranparansi informasi di lembaga pemerintah
wajib dilaksanakan sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi publik, pada intinya mewajibkan lembaga pemerintah
13
sebagai badan publik harus mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
secara terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat sebagai pengguna informasi.
11
Jim lfe, Pembangunan Masyarakat : Analisis Dan Praktik, Diterjemahkan Oleh Taufik
Rohman (Jakarta: CFMS, 1996), hlm 62.
14
1. Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Berikut ini adalah peran pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat:12
a. Pemerintah Sebagai Regulator
Peran Pemerintah sebagai Regulator adalah menyiapkan arah untuk
menyeimbangkan penyelenggaraan pembangunan (menerbitkan peraturan-
peraturan dalam rangka efektifitas dan tertib administrasi pembangunan).
Sebagai regulator, pemerintah memberikan acuan dasar yang selanjutnya
diterjemahkan oleh masyarakat sebagai instrumen untuk mengatur setiap
kegiatan pelaksanaan pemberdayaan di masyarakat, pemberdayaan
masyarakat dari segi ekonomi akan dikaitkan dengan kebijakan yang
mendukung dalam pengembangan usahanya. Adapun kebijakan yang
diarahkan yaitu kebijakan di bidang permodalan guna mendukung kegiatan
usaha masyarakat dan dianggarkan dari APBN atau APBD dan kebijakan di
bidang perizinan pendirian usaha untuk mempermudah proses perizinan
menjadi lebih efektif dan efisien.
12
Musa, “Optimalisasi Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Masyarakat: Sebuah
Tawaran Dalam Mengentaskan Kemiskinan,” Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial
Kemanusiaan Vol.8, No.1 (2017), hlm 56.
15
pelaksanaan pembangunan (kepentingan berbagai pihak dalam
mengoptimalkan pembangunan daerah). Sebagai fasilitator, pemerintah
berusaha menciptakan atau memfasilitasi suasana yang tertib, nyaman dan
aman, termasuk memfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana pembangunan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam kepemimpinan sebagai pemberdaya
yaitu:
a. Menumbuhkan Motivasi Kinerja yang Terbaik
Motivasi memiliki makna yaitu proses individu dalam mencapai tujuan
yang membawa dampak intensitas, searah, dan upaya berkesinambungan.
Upaya dilakukan seseorang ditunjukkan oleh adanya intensitas, namun
tinggi atau rendahnya intensitas tidak akan memberikan pengaruh baik
terhadap pencapaian hasil, terkecuali jika dalam intensitas tersebut
terdapat arah yang menguntungkan organisasi, karena itu intensitas dan
arahnya harus dipertimbangkan, dan realisasinya dilaksanakan secara terus
menerus. Dengan adanya motivasi yang diberikan oleh pemimpin kepada
pegawainya akan memunculkan keinginan dan inisiatif pegawai agar dapat
terus mencapai hasil maksimal dan terbaik, semangat akan membuat
pemimpin mampu menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan, dan
mampu membawa kemajuan organisasi di masa yang akan datang.
16
pekerja mengetahui bagaimana kontribusinya dan bagaimana
mencapainya, maka dari itu penting bagi sebuah organisasi menentukan
tujuan yang jelas. Adanya tujuan yang jelas akan membuat kinerja lebih
efektif dan efisien tujuan dapat dikatakan baik jika menunjukkan sifat
konsisten, tepat, menantang, dapat diukur, dapat dicapai, disetujui,
dihubungkan dengan waktu, berorientasi pada kerjasama tim.
17
2. Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD)
Dalam mewujudkan visi pembangunan, BKD memiliki peran dalam
memfasilitasi peningkatan kompetensi SDM di seluruh OPD. Target kinerjanya
adalah terwujudnya kompetensi SDM yang memiliki kemampuan tinggi dalam
mengidentifikasi persoalan, menganalisis, menyusun rencana, merealisasikan
rencana, dalam mensiasati kendala pembangunan, mampu berkomunikasi dan
berkoordinasi dengan seluruh stakeholder, mampu memberdayakan masyarakat,
mampu melakukan pengawasan, evaluasi, pengendalian, efisien, efektif, dan
fokus dalam mewujudkan visi. Untuk mewujudkan target kinerja tersebut, BKD
perlu menyelaraskan kebijakan organisasi, mekanisme kerja, dan
memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan visi.
Organisasi BKD cukup kuat untuk merealisasikan visi, antara lain yaitu:
a. Bidang Diklat (sub bidang diklat struktural dan fungsional, sub bidang diklat
teknis)
b. Bidang Pembinaan dan pengembangan pegawai (sub bidang pegawai, sub
bidang pengembangan pegawai)
c. Bidang mutasi pegawai (sub bidang mutasi fungsional, sub bidang Mmtasi
non fungsional).
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan, Bappeda memiliki peran
dalam perencanaan pembangunan dan peningkaran kualitas tata ruang. Target
kinerjanya adalah terealisasinya rencana pembangunan dalam menyelesaikan
berbagai persoalan pembangunan dan perwujudan visi. Oleh karena itu, Bappeda
perlu menyelaraskan kebijakan organisasi, mekanisme kerja, dan
memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas
perencanaan dan tata ruang. Sumber daya organisasi Bappeda antara lain
meliputi:
a. Bidang kesejahteraan rakyat dan aparatur pemerintahan (sub bidang
kesejahteraan rakyat, sub bidang aparatur pemerintahan dan kependudukan)
18
b. Bidang fisik dan prasarana (sub bidang lingkungan hidup dan tata ruang
wilayah, sub bidang perhubungan dan pematusan atau sanitasi)
c. Bidang ekonomi (sub bidang pertanian, kelautan, pariwisata, dan sub bidang
pengembangan dunia usaha).
4. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya
Dinas tata ruang dan cipta karya berperan dalam mewujudkan visi melalui
peningkatan kualitas tata ruang dan pengembangan infrastruktur, seperti jaringan
jalan, pengendalian banjir, air bersih, pengelolaan sampah, limbah, listrik,
telepon, mitigasi bencana, dan sebagainya. Target kinerjanya adalah terwujudnya
tata ruang yang nyaman, aman, produktif, dan berkelanjutan di dukung
infrastruktur yang baik dan lengkap. Dinas tata tuang dan cipta karya perlu
menyelaraskan kebijakan organisasi, mekanisme kerja, dan memberdayakan
seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan visi tata ruang dan
infrastruktur berkualitas. Dinas tata ruang dan cipta karya memiliki organisasi
yaitu:
a. Bidang tata ruang (perencanaan tata ruang, dan pemanfaatan tata ruang)
b. Bidang permukiman (program dan perencanaan teknis, pelaksanaan dan
pengawasan)
c. Bidang pemetaan dan pengukuran (pemetaan, dan pengukuran)
d. Bidang tata bangunan (perizinan bangunan, dan pengendalian bangunan).
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
Dalam mewujudkan visi pembangunan, BPMPD memiliki peran dalam
memfasilitasi peningkatan partisipasi masyarakat dan pemerintahan desa, target
kinerjanya adalah meningkatkan kualitas partisipasi masyarakat dan
pemerintahan desa dalam pembangunan. Untuk mewujudkan target kinerja
tersebut, BPMPD perlu mengoptimalkan sistem kerja dan memberdayakan
seluruh sumber daya yang dimilikinya, khususnya yaitu:
19
a. Bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat dan kesejahteraan keluarga (sub
bidang pengembangan usaha ekonomi masyarakat dan desa, sub bidang
penanggulangan kemiskinan dan kesejahteraan keluarga)
b. Bidang pengembangan partisipasi dan pemberdayaan kawasan perdesaan
(sub bidang pengembangan partisipasi dan swadaya masyarakat, sub bidang
pengembangan sarana atau prasarana)
c. Bidang pemerintahan desa dan kelurahan (sub bidang peningkatan kapasitas
pemerintahan desa dan kelurahan)
d. Bidang ketahanan pangan (sub bidang ketersediaan dan distribusi pangan, sub
bidang konsumsi dan keamanan pangan).
e. Bidang bina program (data dan perencanaan program, monitoring, evaluasi
dan pelaporan, pengawasan sarana dan prasarana).13
13
Ernady Syaodih, Manajemen Pembangunan Kabupaten Dan Kota (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2015), hlm 127.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kepemimpinan organisasi pemerintahan daerah merupakan terapan teori
kepemimpinan di dalam bidang pemerintahan, yang diwarnai oleh sifat khas
bidang pemerintahan itu. Kepemimpinan organisasi permerintahan daerah
menunjukan daerah perbatasan antara gejala kepemimpinan dengan gejala
pemerintahan, konsep kepemimpinan pemerintahan terdiri dari konsep yang
berhububungan dengan kepemimpinan yang berhubungan dengan sisitem nilai
sosial, dan konsep pemerintahan yang mengandung sistem nilai formal.
2. Fungsi pathfinding (perintis) adalah upaya pemimpin memahami dan memenuhi
kebutuhan utama para stakeholders, misi dan nilai-nilai yang dianutnya serta
yang berkaitan dengan visi dan strategi, yang sama dengan apa yang diharapkan
oleh organisasi agar tercapainya tujuan yang telah di cita-citakan bersama. nilai-
nilai yang terkandung pada teori kepemimpinan sebagai perintis (pathfinding)
memahami kebutuhan stakeholder, memenuhi hak stakeholder, menyatukan
visi, misi, tujuan atau sasaran organisasi, menyusun strategi mencapai visi, misi,
tujuan, atau sasaran organisasi, rule of law.
3. Fungsi Aligning (penyelaras) dalam kepemimpinan organisasi pemerintah
daerah adalah bagaimanakah seorang pemimpin dapat menyelaraskan seluruh
sistem dalam organisasi, agar dapat saling sinergis dalam bekerja. nilai-nilai
yang dapat di implementasikan oleh pemimpin yaitu menyelaraskan seluruh
sistem dalam organisasi, saling sinergis dalam bekerja, menyelaraskan strategi
untuk mencapai visi misi tujuan atau sasaran organisasi, membangun hubungan
diplomasi yang kuat, menyampaikan informasi yang sebenarnya atau
transparansi.
4. Fungsi Empowering (pemberdaya) adalah menyiapkan kepada masyarakat
berupa sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keahlian untuk
21
meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa depan
mereka, serta untuk berpartisipasi dan mempengaruh kehidupan dalam
komunitas masyarakat itu sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam
kepemimpinan sebagai pemberdaya yaitu, menumbuhkan motivasi kinerja yang
terbaik, menyesuaikan kinerja pegawai dengan kualifikasinya, memiliki tujuan
kinerja yang jelas
5. Contoh ilustrasi pathfinding (perintis) dalam kerangka BSC, aligning
(penyelaras) sistem kerja, dan empowering (pemberdaya) SDM pada
kepemimpinan organisasi pemerintah daerah terdapat 5 contoh yaitu sekretariat
daerah, badan kepegawaian dan diklat (BKD), badan perencanaan pembangunan
daerah (Bappeda), dinas tata ruang dan cipta karya, badan pemberdayaan
masyarakat dan pemerintahan desa (BPMPD).
22
DAFTAR PUSTAKA
Abdi Fauji Hadiono, Aimah Siti. “Refleksi Terhadap Model Kepemimpinan Qur’ani.”
Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam
10, no. 2 (2019): 445.
Antaiwan Bowo, Antoni Luthfi Arifin, dkk. Kepemimpinan Cendikia. Jakarta: PT.
Gramedia, 2020.
Ernady Syaodih. Manajemen Pembangunan Kabupaten Dan Kota. Bandung: PT.
Refika Aditama, 2015.
Indah Kusuma Dewi. Nilai-Nilai Profetik Dalam Kepemimpinan Modern Pada
Manajemen Kinerja. Yogyakarta: CV. Gre Publishing, 2019.
Karol Teovani Lodan, Dedi Epriadi. “Analisis Gaya Kepemimpinan Di Organisasi
Pemerintah Daerah", Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Vol.5,
No.1 (2019).
Ismail Nawawi Uha. Budaya Organisasi Kepemimpinan Dan Kinerja Proses
Terbentuk, Tumbuh Kembang, Dinamika Dan Kinerja Organisasi. Jakarta:
KENCANA, 2013.
Jim lfe. Pembangunan Masyarakat : Analisis Dan Praktik, Diterjemahkan Oleh Taufik
Rohman. Jakarta: CFMS, 1996.
Kartini Kartono. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2004.
Mardatillah. “Pola Kepemimpinan Islam Dalam Perbankan Syariah.” Syi’ar Iqtishadi
(Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking 4, no. 1 (2020).
Musa. “Optimalisasi Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Masyarakat: Sebuah
Tawaran Dalam Mengentaskan Kemiskinan.” Jurnal Dakwah dan
Pengembangan Sosial Kemanusiaan 8, no. 1 (2017).
Darmanto. “ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH : MEWUJUDKAN TATA
PAMONG YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE ),” Vol.2, No.1, (2006).
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Press, 2012.
Majidah, Richard Togantara dkk, Peran Kepemimpinan Pemerintahan, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2018.
23