Anda di halaman 1dari 16

SERVANT LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN MELAYANI)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd.

Disusun Oleh:

Rindi Anggraini 11190182000064

Farhan Reza Agus Faizal 11190182000085

Rika Malia 11190182000091

SEMESTER 4C
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas guna
memenuhi tugas mata kuliah “Kepemimpinan Pendidikan” dengan baik dan tepat
waktu. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabatnya, serta kita selaku umatnya mendapatkan syafaatnya.

Makalah ini disusun dari data-data sekunder yang penyusun peroleh dari
buku paduan serta informasi dari jurnal yang berhubungan dengan servant
leadership atau kepemimpinan melayani. Tak lupa peyusun ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberi dukungan sehingga dapat
diselesaikannya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca khususnya kepada para teman sekalian. Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena sesungguhnya
kesempurnaan datangnya hanya dari Allah SWT.

Tangerang, Maret 2021

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................5
D. Sistematika Penulisan ..................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Servant Leadership (Kepemimpinan Melayani).........................................6
B. Dasar Historis Dari Servant Leadership (Kepemimpinan Melayani)...........................7
C. Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan Melayani...............................................7
D. Model-Model Servant Leadership (Kepemimpinan Melayani)................................10
E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN................................................................11

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN.........................................................................................................15
B. SARAN.......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Yukl, kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi,


menginspirasi, dan memungkinkan orang lain untuk berkontribusi pada efektivitas dan
keberhasilan organisasi. Seperti kita ketahui bersama, sosok pemimpin memang menjadi
fokus perhatian masyarakat karena dianggap sebagai salah satu faktor utama dalam
pengorganisasian / pengembangan masyarakat. Melihat hal tersebut, pemimpin harus
memiliki sifat dan karakteristik yang mumpuni.1

Sifat dan karakteristik pemimpin bukanlah satu-satunya aset utama bagi seorang
pemimpin agar para karyawan / bawahan untuk mengikuti arahannya. Pemimpin harus
memiliki gaya / tipe kepemimpinan yang dapat diterapkan untuk memimpin organisasi
dengan lebih mudah. Salah satu jenis gaya kepemimpinan adalah “servant leadership” atau
bisa disebut in-service leader.

Turner mengemukakan dalam Manartha (2012) bahwa kepemimpinan yang dapat


membantu pengikut memberikan makna hidup dalam pekerjaan dan kehidupannya adalah
pemimpin yang memberikan layanan kepada pengikut, lembaga tempat mereka bekerja, dan
kekuatan masyarakat sekitar2.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang tersebut, dalam makalah ini dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian kepemimpinan melayani?

2. Bagaimana dasar historis dari kepemimpinan melayani?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kepemimpinan melayani?

1
Yukl, Gary. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Alih Bahasa oleh Budi Supriyanto.(Jakarta : PT. Index, 2005) Hlm
4.
2
Meily , Yanuar . Pengaruh Servant Leadership , Organizational Citizen Behavior , Kecocokan Orang-Organisasi
Serta Identifikasi Organisasi , Studi Pada Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan Universitas Kristen
Manartha Jurnal Manajemen, Vol.12, No.1, November 2012. ( Bandung , Universtas Kristen Manartha: 2012 )
Hlm.46.

4
4. Apa saja model dari kepemimpinan melayani?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan melayani.

2. Untuk mengetahui dasar historis kepemimpinan melayani.

3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepemimpinan melayani.

4. Untuk mengetahui model-model kepemimpinan melayani.

D. Sistematika Penulisan

dalam menulis makalah ini, penyusun membuat makalah secara sistematis supaya isi
makalah dapat di pahami. Makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu:

1. Pendahuluan, yaitu: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan


sistematika penulisan.

2. Pembahasan, yaitu: pengertian kepemimpinan melayani, dasar historis kepemimpinan


melayani, fakto yang mempengaruhi kepemimpinan melayani dan model-model
kepemimpinan melayani.

3. Penutup, yaitu: kesimpulan dan saran

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Servant Leadership (kepemimpinan melayani)

Pemimpin adalah anggota kelompok yang memiliki pengaruh terbesar pada kegiatan
kelompok dan memainkan peran penting dalam menetapkan atau mencapai tujuan kelompok.
Pemimpin adalah saluran untuk mempengaruhi dan melaksanakan ide, tindakan, dan aktivitas
pekerjaan. Artinya pemimpin akan selalu melibatkan banyak masalah kekuasaan3.

Sebagai pemimpin yang memiliki pengaruh penting bagi perkembangan organisasi.


Pemimpin harus mampu membimbing bawahannya, bagaimana pemimpin bekerja dan
bagaimana bawahannya akan bertindak dengan cara yang ditiru. Akibatnya, banyak teori
tentang bagaimana pemimpin memimpin organisasi.
Greenleaf (1970) percaya bahwa kepemimpinan yang melayani dimulai dengan rasa
pelayanan alami kita terlebih dahulu, dan kemudian pilihan sadar mengarah pada seseorang
yang ingin memimpin. Kepemimpinan yang melayani adalah cara untuk fokus pada
kepemimpinan dari perspektif pemimpin dan perilaku, mengutamakan pengikut, peduli
dengan masalah mereka, bersimpati dengan mereka, dan membantu mengembangkan
kemampuan pribadi mereka4.

Seorang pemimpin yang menggunakan kepemimpinan melayani secara langsung atau


tidak langsung membuat para bawahan langsung mengalami saling ketergantungan,
penghargaan, kepercayaan, dan pertumbuhan individual. Dan membuat budaya saling melayani
terbentuk.
Petterson dari Mc Shane menjelaskan bahwa kepemimpinan yang melayani adalah
jenis pemimpin yang bekerja dengan membantu pengikut memenuhi kebutuhan mereka,
melatih, membantu dan menjadi fasilitator untuk pengembangan diri pengikut. Melalui
penjelasan ini kita dapat memperoleh hak atau kebutuhan pengikut atau bawahan, jika
pemimpin dapat memenuhi hak atau kebutuhan tersebut maka akan tercipta rasa persatuan
yang mengarah pada rasa saling melayani5.

3
Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu, (Jakarta : P.T Raja
Grafindo Persada, 2003) Hlm. 27
4
Northouse, Peter G. Kepemimpinan (Jakarta , PT Index : 2013) Hlm 5.
5
McShane, dkk , Organizational Behavior 8 th Ed.( Newyork: McGraw Hills Company, 2018 )Hlm. 344.

6
B. Dasar Historis Dari servant leadership (kepemimpinan melayani)

Robert K. Greenleaf (Robert K. Greenleaf) menciptakan istilah "kepemimpinan yang


melayani". Dia adalah seorang penulis yang menginspirasi dan berdedikasi untuk
mempelajari topik ini . Identitas dan tulisan Greenleaf telah sangat memengaruhi praktik dan
teori kepemimpinan yang melayani pengembangan. Ia mendirikan Center For Applied Ethics
pada tahun 1964, sekarang menjadi Greenleaf Center fbr Servant Leadership, yang
menyediakan tempat untuk informasi dan juga menjadi fokus penelitian dan penulisan
tentang kepemimpinan yang melayani.

Greenleaf memberikan ekspresi kepemimpinan yang melayani untuk novel Hermann


Hessen "Leading a Journey to Ease". Novel ini bercerita tentang sekelompok pelancong yang
ditemani seorang pelayan yang melakukan pekerjaan yang membosankan untuk para
pelancong. Tapi itu juga membantu mereka mengekspresikan antusiasme mereka dan
bernyanyi. Pelayan itu terpusat dan tersesat, dan seluruh tim, para pengelana itu panik, dan
meninggalkan perjalanan. Tanpa pelayan, mereka tidak bisa melanjutkan. Pada akhirnya,
pelayan itu memimpin tim. Ia menjadi pemimpin dengan memperhatikan para pelancong dan
tidak egois.

Selain untuk melayani, Greenleal menyatakan, pemimpin yang melayani memiliki


tanggung jawab sosial untuk menjaga mereka yang tidak berstatus. Ketika diskriminasi dan
ketidakadilan sosial terjadi, para pemimpin yang sedang menjabat berusaha untuk
menghilangkan hal tersebut.

Menurut Greenleaf dengan menjadi pemimpin yang melayani, pemimpin menggunakan


lebih sedikit kekuasaan dan kontrol institusional, dan mentransfer kekuasaan kepada
pemimpin. Kepemimpinan yang melayani menghargai komunitas karena memberikan
individu kesempatan untuk mengalami saling ketergantungan, saling menghormati,
kepercayaan, dan pertumbuhan dengan segera.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Servant Leadership (kepemimpinan melayani)

Liden, et al dalam Kartikarini menyebutkan ada 3 hal yang memengaruhi


kepemimpinan melayani, yaitu6 :

6
Mustikadewi Kartikarini, Pengaruh Servant Leadership dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational
Behviour Karyawan Hotel Bintang 2 di Yogyakarta, (Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia, 2015), 4(I).

7
1. Context and Culture. Seorang servant leader dipengaruhi oleh lingkungan dan
budaya.
2. Leader Attributes. Servant leader memiliki kemampuan dan kecerdasan emosional
untuk memimpin sekaligus melayani.
3. Follower Receptivity yaitu daya penerimaan dari karyawan terhadap gaya
kepemimpinan yang melayani.

Sedikitnya terdapat sepuluh karakteristik kepemimpinan pelayan yang paling


dominan, yaitu7 :

1. Mendengarkan (Listening)

Secara tradisional, pemimpin dihargai karena keterampilan komunikasi dan


kemampuan pengambilan keputusan mereka. Pemimpin yang melayani harus
menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendengarkan secara mendalam pemikiran
atau ucapan orang lain untuk meningkatkan keterampilan penting ini. Pemimpin yang
melayani mencoba untuk mengidentifikasi dan memahami dengan jelas keinginan
kelompok. Mereka mencoba mendengarkan secara responsif apa yang dikatakan.
Dengarkan dan pahami apa yang dikomunikasikan oleh tubuh, jiwa, dan pikiran.

2. Menerima orang lain dan Empati (Empathy)

Pemimpin yang melayani berusaha untuk memahami dan bersimpati dengan orang
lain. Orang perlu diterima dan dikenali sebagai individu yang spesial dan unik. Setiap
orang tidak ingin kehadirannya di organisasi / perusahaan ditolak oleh orang lain
disekitarnya. Pemimpin pelayan yang paling sukses adalah pendengar yang berempati.

3. Kemampuan Menyembuhkan (Healing)

Belajar menyembuhkan adalah kekuatan yang kuat untuk perubahan dan integrasi.
Salah satu keuntungan besar dari kepemimpinan yang melayani adalah kemampuan
untuk menyembuhkan dan memperbaiki dirinya sendiri. Banyak orang putus asa dan
menderita berbagai tekanan emosional. Sekalipun ini adalah fenomena alam dalam
kehidupan manusia, pemimpin yang melayani harus mampu dan memiliki kesempatan
untuk menggerakkan hati orang-orang dan mendorong orang-orang yang berhubungan
dengan mereka.
7
Larry C Spears, Character and Servant Leadership: Ten Characteristics of Effective, Caring Leaders. (The
Journal of Virtues & Leadership, 2010), Vol. 1, hlm 27-29

8
4. Kesadaran (Awareness),

yaitu bahwa pemimpin memiliki kesadaran untuk memahami masalah yang


berkaitan dengan etika, kekuasaan, dan nilai moral.

5. Membangun kekuatan Persuasif (Persuasion)

Karakteristik lain dari kepemimpinan yang melayani adalah mengandalkan


kemampuan untuk membujuk orang lain, daripada mengandalkan otoritas posisi untuk
membuat keputusan dalam organisasi. Pemimpin yang melayani mencoba membujuk
orang lain, bukan memaksakan kepatuhan. Elemen ini memberikan perbedaan paling
jelas antara model otoritas tradisional dan model kepemimpinan pelayan.

6. Konseptualisasi (Conceptualization)

Pemimpin yang melayani berusaha keras untuk mengembangkan kemampuan


mereka untuk "mewujudkan impian besar". Kemampuan untuk melihat suatu masalah
(atau organisasi) dari sudut pandang konseptual berarti bahwa manusia harus
melampaui kenyataan dalam pekerjaan sehari-hari. Manajer tradisional sibuk
mencapai tujuan operasional jangka pendek, dan manajer yang ingin menjadi
pemimpin yang melayani harus dapat mengoptimalkan pemikirannya dengan
memasukkan ide-ide konseptual (visi) dengan landasan yang lebih luas. Pemimpin
yang melayani harus mencapai keseimbangan yang halus antara konseptualisasi dan
perhatian sehari-hari.

7. Kemampuan memprediksi (Foresight)

Kemampuan untuk mempertimbangkan kondisi yang ada atau memprediksi


kemungkinan hasil dari suatu situasi sulit untuk didefinisikan, tetapi mudah untuk
diidentifikasi, dan orang-orang tahu ketika mereka melihatnya. Kemampuan prediktif
adalah fitur yang memungkinkan pemimpin yang melayani untuk memahami
pelajaran di masa lalu, realitas saat ini, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan
di masa depan. Hal ini membawa inti masalah ke dalam pikiran intuitif, sehingga
kemampuan prediksi adalah salah satu karakteristik dari pemimpin yang melayani
dari ia lahir, dan semua karakteristik lainnya dapat dikembangkan secara sadar.

8. Kemampuan Melayani (Stewardship)

9
Seperti kemampuan melayani, pemimpin yang melayani harus terlebih dahulu
mengabdikan diri untuk melayani kebutuhan orang lain. Hal ini tentunya lebih
mengedepankan keterbukaan dan kejujuran, bukan kontrol atau pengawasan.

9. Memiliki Komitmen pada Pertumbuhan Manusia (Commitment to the Growth of


People)

Pemimpin yang melayani percaya bahwa nilai intrinsik manusia melebihi


kontribusi aktual yang telah mereka buat selama ini. Di bawah sifat ini, pemimpin
yang melayani berkomitmen kuat untuk pertumbuhan pribadi, profesional, dan
spiritual setiap orang dalam organisasi. Dalam praktiknya, hal ini dapat
dikembangkan melalui pengembangan pribadi dan profesional, memperhatikan ide
dan saran karyawan atau anggota, mendorong karyawan untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan, dan menoleransi kesalahan.

10. Membangun komunitas/masyarakat di tempat kerja (Building Community)

Membangun komunitas ini termasuk membangun komunitas yang baik di antara


karyawan, antara pemimpin dan bawahan, dan membangun komunitas dan
pelanggan.Pemimpin pelayan menyadari bahwa pengalihan komitmen lokal ke
lingkungan yang lebih besar adalah bagian dari kehidupan manusia. Bentuk utama.
Lingkungan kerja yang kondusif secara internal dan eksternal diharapkan dapat
meningkatkan kinerja organisasi secara maksimal. Kemampuan servant leader
membangun suasana saling percaya akan membentuk kerjasama yang cerdas dalam
tim keja.

D. Model-Model Servant Leadership (Kepemimpinan Melayani)


1. Konteks dan Budaya
Kepemimpinan yang melayani tidak muncul dalam situasi kosong, tetapi terjadi
dalam konteks organisasi yang ada dan budaya tertentu sifat dan masing-masing hal
tersebut memengaruhi bagaimana kepemimpinan yang melayani dilaksankan.

2. Sifat Pemimpin

Seperti dalam situasi kepemimpinan apapun kualitas dan karakter pemimpin


memengaruhi proses kepemimpinan yang melayani. Individu membawa sifat dan
idemereka sendiri tentang memimpin untuk situasi kepemimpinan. Yang lain

10
mungkin merasa dikendalikan oleh rasa adanya panggilan yang lebih tinggi. Karakter
ini membentuk cara individu menunjukan kepemimpinan yang melayani. Selain itu,
orang berbeda dalam bidang seperti perkembangan moral, kecerdasan emosional, dan
ketekunan diri, serta sifat-sifat ini berinteraksi dengan kemampuan mereka untuk
terlibat dalam kepemimpinan yang melayani.

3. Daya Penerimaan Pengikut

Daya penerimaan pengikut adalah faktor yang tampak memengaruhi dampak


kepemimpinan yang melayani pada hasil yang ada seperti kinerja jabatan pribadi dan
organisasi. Daya penerimaan pengikut terkait dengan pertanyaan “ apakah semua
karyawan menunjukan Hasrat untuk kepemimpinan yang melayani?” penelitian
menyatakan bahwa jawaban atas pertanyaan itu mungkin tidak. Beberapa pengikut
tidak ingin bekerja dengan pemimpin yang melayani. Mereka menyamakan
kepemimpinan yang melayani dengan mikro manajemen, dan melaporkan bahwa
mereka tidak menginnginkan atasa mereka mengenal mereka atau mencoba
membantu, mengembangkan, atau memandu mereka.

Demikian pula Mauser, Liden, Wayne dan Henderson (20H) menemukan bukti
empiris yang menunjukan bahwa Ketika kepemimpinan yang melayani sesuai dengan
pengikut yang mengimgkan itu, jenis kepemimpinan ini berdampak positif pada kinerja dan
perilaku organisasi yang peduli terhadap masyarakat. Hal yang sebaliknya terlihat Ketika
tidak ada kesesuaian antara kepemimpinan yang melayani dan Hasrat dan pengikut untuk hal
ini itu. Tampak bahwa bagi sejumlah pengikut, kepemimpinan yang melayani memiliki
dampak positif dan bagi yang lain kepemimpinan melayani tidak efektif.8

E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN


Tabel Penelitian

No Nama
Judul/Nama Jurnal Metode Temuan Saran
. Penerbit

1. Mufassir , Model Kepemimpinan Metode Model kepemimpinan yang Di sarankan


Roni yang Melayani dalam Penelitian melayani yang telah hendaknya
Mohamad , Meningkatkan Mutu Kualitatif dilaksanakan oleh kepala menjadi
Abdurahman Pendidikan: Studi Servant madrasah dalam pemimpin yang
8
Liden, R., Wayne, S., Zhao, H., & Henderson, D. (2008). Servantleadership: Development of a
multidimensionalmeasure and multi-levelassessment.The Leadership Quarterly, 19(2), 161-17

11
Mala Leadership Kepala meningkatkan mutu mampu
Madrasah Aliyah pendidikan di Madrasah menyentuh hati
Muhammadiyah Kota Aliyah Muhammadiyah Kota dalam kesatuan
Gorontalo Gorontalo yaitu dalam hal kerja logika dan
kemampuannya dalam tindakan terhadap
mendengarkan harapan dari setiap orang yang
warga madrasah, berempati, berujung pada
memiliki dan meningkatkan terciptanya
kesadaran diri warga suasana kerja
madrasah, membangun yang
kekuatan persuasif yang menyenangkan
menyatukan kebersamaan dalam
diantara warga madrasah, meningkatkan
memiliki konseptualisasi dan mutu pendidikan
kemampuan menyembuhkan, yang diharapkan.
mampu melayani warga
madrasah, memiliki
komitmen terhadap
pengembangan individu dan
memiliki visi dan misi yang
jelas demi masa depan
madrasah serta memiliki
kemampuan membangun
komunitas.

2. James KEPEMIMPINAN Metode Kesimpulan dari penelitian Perusahaan ini


Tatilu, TRANSAKSIONAL, Survey ini adalah sebagai berikut: merupakan
Victor P.K TRANSFORMASIONAL perusahaan yang
1.Kepemimpinan
Lengkong, , SERVANT cukup
Transaksional,
Greis M. LEADERSHIP Transformasional Servant berkembang
Sendow PENGARUHNYA Leadership berpengaruh dalam segi
TERHADAP KINERJA secara simultan terhadap produk namun
KARYAWAN PADA PT. Kinerja Karyawan pada PT. dengan adanya
SINAR GALESONG Sinar Galesong Pratama perkembangan
PRATAMA MANADO yang ada saat ini
Cabang
Malalayang.2.Kepemimpina kualitas
pelayanan juga
n transaksional berpengaruh
signifikan terhadap kinerja harus diutamakan.
karyawan PT. Sinar Untuk
Galesong Pratama Cabang meningkatkan
Malalayang3.Kepemimpinan kualitas
pelayanan
transformasional
berpengaruh signifikan manajemen
terhadap kinerja karyawan perusahaan
PT. Sinar Galesong Pratama sebaiknya
Cabang Malalayang 4. menerapkan
Servant leadership sistem yang dapat
berpengaruh signifikan mempermudah
terhadap kinerja karyawan konsumen untuk
memperoleh

12
PT. Sinar Galesong Pratama informasi maupun
Cabang Malalayang melakukan
transaksi..

3. Luh Gede SERVANT Metode Berdasarkan pada Pihak manajemen


Dhavantari LEADERSHIP Asosiatif pembahasan pada bab-bab Taman Amertha
Sasmita MEMODERASI sebelumnya, maka adapun Villa Seminyak
Putri, PENGARUH halhal yang dapat Bali harus
Wayan EMPOWERMENT disimpulkan yaitu, mengedepankan
Mudiartha TERHADAP empowerment memiliki penerapan servant
Utama INNOVATION pengaruh positif dan leadership demi
IMPLEMENTATION signifikan terhadap menciptakan
BEHAVIOR PADA innovation implementation suasana yang
KARYAWAN TAMAN behavior pada karyawan aman dan
AMERTHA VILLA Taman Amertha Villa nyaman, di mana
Seminyak Bali. Servant pemimpin perlu
leadership memiliki memahami situasi
pengaruh positif dan kerja dengan
signifikan terhadap selalu
innovation implementation mempertimbangk
behavior pada karyawan an hal-hal penting
Taman Amertha Villa masukan dan
Seminyak Bali. Servant pertimbangan
leadership mampu sehingga
memoderasi hubungan positif bertindak dengan
empowerment terhadap benar saat
innovation implementation mengambil
behavior di Taman Amertha keputusan..
Villa Seminyak Bali.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemimpin adalah anggota kelompok yang memiliki pengaruh terbesar pada kegiatan
kelompok dan memainkan peran penting dalam menetapkan atau mencapai tujuan kelompok.
Pemimpin adalah saluran untuk mempengaruhi dan melaksanakan ide, tindakan, dan aktivitas
pekerjaan. Artinya pemimpin akan selalu melibatkan banyak masalah kekuasaan.

Sebagai pemimpin yang memiliki pengaruh penting bagi perkembangan organisasi.


Pemimpin harus mampu membimbing bawahannya, bagaimana pemimpin bekerja dan
bagaimana bawahannya akan bertindak dengan cara yang ditiru. Akibatnya, banyak teori
tentang bagaimana pemimpin memimpin organisasi.

Seorang pemimpin yang menggunakan kepemimpinan melayani secara langsung atau


tidak langsung membuat para bawahan langsung mengalami saling ketergantungan,
penghargaan, kepercayaan, dan pertumbuhan individual. Dan membuat budaya saling melayani
terbentuk.

B. Saran

Bahwa penyusun makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan baik dalam penulisan
maupun materi yang kurang rinci penjelasannya. Oleh karena itu sangat diperlukan kritik serta
saran dari teman-teman agar penyusunan makalah selanjutnya dapat terhindar dari kesalahan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kartikarini, Mustikadewi. (2015). Pengaruh Servant Leadership dan Kepuasan Kerja


Terhadap Organizational Behviour Karyawan Hotel Bintang 2 di Yogyakarta. Jurnal
Manajemen Bisnis Indonesia, 4(I).

Spears, Larry C. 2010. Character and Servant Leadership: Ten Characteristics of


Effective, Caring Leaders. The Journal of Virtues & Lea

Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal


Itu, (Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada, 2003)

Northouse, Peter G. Kepemimpinan (Jakarta , PT Index : 2013)

McShane, dkk , Organizational Behavior 8 th Ed.( Newyork: McGraw Hills


Company, 2018 )

Sendjaya, S., Sarros, J.C., & Santora, J.C. (2008). Defining and measuring servant
leadership behavior in organizations. Journal of Management Studies, 45(2)

Liden, R., Wayne, S., Zhao, H., & Henderson, D. (2008). Servantleadership:
Development of a multidimensionalmeasure and multi-levelassessment.The Leadership
Quarterly, 19(2)

15

Anda mungkin juga menyukai