Disusun oleh:
Kelompok 4
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah yang maha kuasa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Leadership dengan judul “Gaya Kepemimpinan Ridwan
Kamil.”
Dalam pembuatan makalah ini, setidaknya kami mendapat hambatan dan tantangan
namun dengan dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut dapat teratasi. Olehnya itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Untuk itu kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya, utamanya kepada yang terhormat Dosen Pengampu, bapa
Danny Ramdani, SE., MM. dan rekan – rekan kelompok penyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan
baik, dan oleh karena itu dengan rendah hati, kami berharap kepada pembaca yang budiman
untuk memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................................. 3
LANDASAN TEORI .......................................................................................................................................... 3
2.1 Definisi Kepemimpinan ................................................................................................................. 3
2.2 Tipe-tipe Kepemimpinan............................................................................................................... 4
2.3 Fungsi Kepemimpinan ................................................................................................................... 7
2.4 Teori-teori Pemimpin dan Kepemimpinan ................................................................................. 10
BAB III .......................................................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 12
3.1 Biografi Ridwan Kamil ................................................................................................................. 12
3.2 Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil ............................................................................................ 13
BAB IV.......................................................................................................................................................... 15
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 15
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 15
4.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Beberapa waktu terakhir banyak media yang meliput mengenai kemajuan pelaksanaan
pembangunan infrastruktur dan kebijakan publik di Kota Bandung. Yang dibuat dan diprakarsai
oleh seseorang yang memimpin kota tersebut yakni Ridwan Kamil. Berlatar belakang
pendidikan sebagai seorang arsitektur yang handal, Ridwan Kamil dalam masa
kepemimpinannya sebagai walikota Bandung banyak membuat terobosan-terobosan atau
inovasi-inovasi terbaru baik dalam hal pembangunan sarana dan infrastruktur untuk mewujudkan
kota Bandung yang lebih asri. Bahkan sekarang kota Bandung dinobatkan sebagai finalis 6 besar
dunia untuk inovasi Smart City.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui fungsi dari kepemimpinan.
4. Untuk memahami teori pemimpin dan kepemimpinan.
5. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan Ridwan Kamil.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.2 Tipe-tipe Kepemimpinan
Menurut Lewin, Lippit, dan White (dalam Ahmadi, 2009) ada 3 macam tipe
kepemimpinan, yaitu:
a. Tipe kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter merupakan tipe dimana pemimpin menentukan segala
kegiatan kelompok maupun organisasi. Memastikan apa yang akan dilakukan kelompok. Pada
tipe ini anggota kelompok tidak diajak untuk turut menentukan langkah-langkah pelaksanaan
atau perencanaan mengenai kegiatan-kegiatan anggota kelompok.
Kegiatan acara-acara atau tujuan kelompok ditentukan oleh pemimpin dari atas. Kelompok
hanya diinstruksikan langkah-langkah pekerjaan saja, tanpa memberitahu perancangan secara
keseluruhan. Anggota hanya diberitahu langkah-langkah kegiatan selangkah demi selangkah
tanpa adanya perundingan mengenai tujuan-tujuan umum daripada kegiatan kelompok.
Sikap pemimpin yang otoriter seakan-akan ia tidak turut serta dengan interaksi kelompok.
Pemimpin hanya saling hubungan dengan anggota-anggota pada waktu memberi instruksi
mengenai langkah-langkah kegiatan, sesudah hal tersebut terjadi ia lalu menyendiri. Ia terpisah
dengan kelompok dan tidak mencampurkan dirinya dengan anggota kelompok lain.
Kepemimpinan otoriter memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
2. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
3. Berambisi untuk merajai situasi,
4. Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
5. Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan
dilakukan.
Gambar dibawah ini merupakan gambaran kepemimpinan otoriter!
b. Tipe kepemimpinan Demokratis atau Partisipatif
Tipe kepemimpinan demokratis adalah tipe pemimpin yang mengajak anggota
kelompoknya ikut serta dalam perancangan langkah-langkah pekerjaan secara musyawarah dan
mufakat. Pemimpin memberi nasihat kepada anggota kelompoknya dan memberikan saran
mengenai bermacam-macam kemungkinan pelaksanaan pekerjaan yang dapat mereka pilih
sendiri mana yang terbaik.
4
Pemimpin demokratis memberikan penghargaan dan kritik secara objektif dan positif.
Dengan tindakan-tindakan demikian maka pemimpin demokratis berpartisipasi dan ikut serta
dalam kegiatan-kegiatan kelompok. Pemimpin demokratis menempatkan anggota sebagai teman
bukan sebagai yang dipekerjakan. Pemimpin berusahan mendorong dan memperkuat hubungan
antara individu seluruh kelompok. Tugas dan kewajiban dijalankan bersama-sama dengan
pemimpin. Tanggung jawab dibagi di antara semua anggota. Apabila ada kesalahan pada
anggota, diperingatkan dengan cara yang bijaksana. Pemimpin berusaha mencegah
berkembangnya struktur kelompok hierarki yang dikuasai oleh perbedaan status dan hak
istimewa.
Bila kepemimpinan demokratis dibandingkan dengan kepemimpinan otoriter yang
cenderung diktator. Pemimpin demokratis melayani sebagai wakil kelompok, ia berusaha untuk
melaksanakan mandat kelompok. Perbedaan tingkah laku gaya kepemimpinan keduanya cukup
nyata. Kelompok otoriter cenderung lebih agresif, hubungan diantara anggota kelompoknya
cenderung lebih agresif, dan kelompok otoriter cenderung menjadi pecah jika dalam keadaan
frustasi dibandingkan dengan kelompok demokratis. Dan dalam kelompok demokratis kesatuan
kelompoknya nampak lebih tinggi.
Keuntungan dan kerugian tipe kepemimpinan demokratis
Keuntungannya:
Keputusan serta tindakan lebih objektif.
Timbulnya rasa ikut memiliki.
Serta terbinanya moral yang tinggi.
Organisasi dengan segenap bagian-bagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tersebut
tidak ada di kantor karena ada sistem pendelegasian wewenang sehingga masing-masing
menyadari tugas dan fungsinya dengan puas dan aman menyandang setiap tugas dan
fungsinya.
Kerugiannya :
Keputusan serta tindakan kadang-kadang lambat.
Pekerjaan tidak selesai pada waktunya.
5
c. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe Laissez Faire seorang pemimpin menjalanankan peran yang pasif, sebagai
seseorang yang hanya menonton saja. Pemimpin menyerahkan segala penentuan tujuan dan
kegiatan kelompok kepada anggota-anggota sendiri.
Pemimpin menyerahkan bahan-bahan dan alat yang diperlukan dalam pekerjaan kelompok
tersebut. Pemimpin tidak mengambil inisiatif apapun didalam kegiatan kelompok. Ia berada
ditengan- tenga kelompok, tetapi tidak berinteraksi dan berlaku seperti seorang penonton saja.
Hasil eksperimen kepada empat kelompok dengan tiga cara tersebut, bahwa pada umumnya cara-
cara kepemimpinan yang berlainan itu menimbulkan juga cara-cara interaksi serta suasana dalam
bekerja yang berlainan.
Dengan kata lain dinamika kelompok itu sangat dipengaruhi oleh cara-cara kepemimpinan
seperti yang digambarkan diatas. Nyata bahwa kelompok yang dipimpin oleh otoriter tampak ciri
yang jelas berbeda dengan ciri kelompok yang dipimpin secara demokratis atau laissez faire.
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit
pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh
bawahannya sendiri.
Dapat kita tambahkan di sini bahwa pemimpin akan sukses di dalam tugasnya apabila
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Kesadaran diri
Kesadaran seorang pemimpin terhadap dirinya dan terhadap golonganya akan menimbulkan
kewibawaan yang lebih kuat, baik untuk memikat para pendengarnya maupun untuk
mempertahankan kebenaran yang disampaikanya.
2. Keinginan yang kuat
Segala pekerjaan yang hebat dan mulia memerlukan kemauan dan keinginan yang kuat bagi
pelaksanaanya,supaya pekerjaan itu dapat terlaksana dengan sempurna.
3. Keyakinan yang teguh
Kita tidak mungkin dapat meyakinkan orang kalau kita sendiri tidak yakin/ragu-ragu akan
kebenaran yang kita sampaikan kepada orang lain.
6
4. Persiapan yang sempurna
Yaitu persiapan-persiapan pikiran, bahan-bahan, gaya bahasa, susunan acara, dan tekanan
intonasinya.
5. Latihan yang cukup
Artinya latihan dan pembiasaan diri. Semua teori tidak ada gunanya jika tidak dibawa dalam
praktik.
7
2. Memelihara kelompok
Selama perjalanan kegiatan kelompok, pasti terdapat ketidakcocokan antar anggota yang sering
diikuti dengan ketegangan serta permusuhan. Sehingga pemimpin diharapkan dapat meredakan
ketegangan, perbedaan pendapat dan juga menghilangkan permusuhan untuk menjaga
keharmonisan dalam kelompok.
3. Memberi simbol untuk identifikasi
Terkadang anggota kelompok memerlukan simbol yang dapat mengidentifikasi dirinya, seperti
bendera, slogan dan simbol yang lain. Dan pemimpin itu sendiri juga dapat menjadi simbol dan
kelompoknya.
4. Mewakili kelompok terhadap kelompok lain
Pemimpin dapat dijadikan perwakilan kelompok dengan hubungannya dengan kelompok lain,
pemimpin diharapkan dapat memecah ketegangan-ketegangan diantara kelompok dan membantu
kerja dengan kelompok lain untuk tujuan bersama.
Knech, Crutchfield, dan Ballachey (dalam Ahmadi, 2009) menyebutkan fungsi pemimpin
yang lebih jelas, yaitu:
1. Pemimpin adalah eksekutif
Peranan pemimpin yang nyata didalam setiap kelompok adalah sebagai koordinator dan kegiatan
kelompok. Dalam hal ini biasanya pemimpin tidak mengerjakan pekerjaan yang ada dalam
kelompok tetapi menugaskan kepada anggota kelompok yang lain, sedangkan pemimpin hanya
mengkoordinirnya.
2. Pemimpin sebagai perencana
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi ataupun
kelompoknya dan juga bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
3. Pemimpin sebagai pembuat kebijaksanaan (policy-maker)
Seperti salah satu fungsi yang disebutkan Reven dan Rubin. Knech dkk juga menetapkan fungsi
pemimpin yakni sebagai policy-maker atau pembuat kebijaksanaan dan menetapkan tujuan
kelompok.
4. Pemimpin sebagai seorang yang ahli (expert)
Pemimpin kerapkali sebagai sumber informasi da kecakapan (skill)
5. Pemimpin sebagai wakil kelompok untuk hubungan ke luar
8
Pemimpin biasanya mewakili kelompoknya untuk berhubungan dengan luar. Ia membawa suara
kelompoknya. Untuk itu pemimpin harus dapat menafsirkan kebutuhan kelompoknya secara
tepat.
6. Pemimpin sebagai pengawas hubungan didalam kelompok
Pemimpin harus menjaga hubungan antara anggota didalam kelompok itu sebaik-baiknya.
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan
pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera
diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang
elah ditetapkan dalam rencana
7. Pemimpin sebagai orang yang memberi hadiah dan hukuman
Pemimpin yang menentukan tindakan-tindakan apa yang memperoleh hadiah dan tindakan apa
yang memperoleh hadiah
8. Pemimpin sebagai wasit (pelerai) dan perantara
Dalam menghadapi konflik di dalam kelompoknya pemimpin bertindak sebagai pelerai dan juga
perantara, sehingga menghindarkan ketegangan yang terjadi di dalamnya
9. Pemimpin sebagai contoh (teladan)
Pemimpin dijadikan contoh bagi anggotanya dalam tingkah laku.
10. Pemimpin sebagai simbol dan kelompok
11. Pemimpin sebagai pengganti tanggung jawab individual (perorangan)
12. Pemimpin sebagai idiologis
Kadang-kadang pemimpin sebagai orang yang ideologis dari kelompoknya, ia harus menjaga
sumber kepercayaan, nilai-nilai, serta norma daripada anggota kelompok.
13. Pemimpin sebagai figur ayah
Dalam banyak hal pemimpin berfungsi sebagai ayah dari anggotanya. Ia melindungi secara
emosional bagi anggotanya, tempat memperoleh rasa aman dan sebagainya
14. Pemimpin sebagai tempat menumpahkan segala kesalahan (scapegoat)
Hal ini sesuai dengan fungsi bahwasanya pemimpin adalah penanggung jawab dari
kelompoknya. Sehingga kesalahan itupun juga menjadi tanggung jawab pemimpin.
9
2.4 Teori-teori Pemimpin dan Kepemimpinan
Berkaitan dengan pemimpin,stogdi(1974)memberikan gambaran adanya berbagai macam
pendapat atau teori mengenai pemimpin dan kepemimpinan. Berikut adalah teori pemimpin:
1. Greatmen theory
Teori greatmen menitikberatkan pada keturunan orang besar(great man). Teori
mempelajari sifat-sifat yg menonjol dari pada pemimpin yang berhasil. Lebih lanjut, teori
mempelajari sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin, lalu mengaitkanya dengan latar belakang
keturunan sebagai faktor pendukung.
2. Environmental Theory
Sebagian ahli berpendapat bahwa pemimpin timbul sebagai akibat waktu, tempat, dan
situasi. Pandangan demikian menempatkan faktor lingkungan sebagai penyebab timbulnya
pemimpin. Keadaan lingkungan menstimulasi seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi pada waktu itu, sehingga menimbulkan
pemimpin tertentu. Pendapat atau teori tidak memperhatikan aspek-aspek predisposisi pada diri
seseorang, sehingga teori menimbulkan pendapat bahwa pemimpin dibentuk oleh situasi pada
waktu itu.
3. Personal-situational Theory
Pada teori 1 dan 2, memandang bahwa pemimpin dibentuk oleh faktor tunggal. Westburg
berpendapata bahwa pemimpin dibentuk, baik oleh sifat-sifat dalam diri individu (inteletual, the
affective, and action traits of the individual) maupun kondisi dimana individu berada atau
lingkungannya (the specific conditions under which the individual operates). Teori melihut
pemimpin merupakan hasil interaksi antara sifat-sifat pada diri individu dengan situasi atau
lingkungannya. Dan berikut ini merupakan teori-teori kepemimpinan:
a) Interaction-expectation Theory
Teori melihat pada interaksi antara pemimpin dengan kelompok yang dipimpin. Pemimpin
perlu menciptakan struktur interaksi yang merupakan stimulus terciptanya situasi yang relevan
dengan harapan-harapan kelompok yang dipimpinnya. Teori lebih menitikberatkan pada
dinamika interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin dan melalui interaksi dapat dijaring
harapan-harapan dari yang dipimpin. Lebih lanjut, teori berpandangan bahwa kelompok yang
dipimpin bukan sekedar objek semata, tetapi juga merupakan subjek yang memiliki keinginan-
keinginan atau harapan untuk ambil bagian didalamnya.
10
b) Humanistic Theory
Teori humanistik melihat lebih pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur individu atau
kelompok yang dipimpinnya dalam merealisasikan motivasinya agar dapat bersama-sama
mencapai tujuannya. Oleh karena itu, yang penting dalam teori demikian ialah unsur organisasi
yang baik dan dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kelompok yang dipimpinnya.
Organisasi berperan sebagai wadah untuk mengontrol agar segala kegiatan dapat benar-benar
terarah kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Fokus teori ialah individu atau kelompok yang
dipimpin merupakan makhluk sosial yang mempunyai perasaan, kemampuan, serta kebutuhan-
kebutuhan tertentu.
c) Exchange Theory
Dengan adanya interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin, seharusnya ada aktivitas
dari yang dipimpin untuk ikut berpartisipasi secara aktif. Interaksi bertujuan menumbuhkan sikap
saling menghargai antara pemimpin dengan yang dipimpin. Dengan demikian, pemimpin dengan
yang dipimpin sama-sama mendapatkan kepuasan dalam mencapai tujuannya atas dasar
kebersamaan.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
3.2 Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil
Dibawah ini ada beberapa program unik dan inovatif dari Ridwan Kamil sebagai walikota
Bandung yang patut dicontoh oleh pemimpin lain, yaitu :
1. Senin Gratis
2. Selasa Tanpa Rokok
Hari Selasa juga dicanangkan sebagai hari tanpa rokok. Warga diajak turut menyayangi Bandung
dengan aksi solusi mulai dari diri sendiri.
3. Kamis Inggris
Dengan tekun, setiap kamis melalui berbagai akun media sosial miliknya RK mengajak warga
untuk bicara dalam bahasa Inggris.
4. Jum’at Bersepeda
Sejak awal masa kepemimpinannya, RK melakukan hal yang tidak lazim yakni bersepeda
menuju kantornya.
5. Relokasi Persuasif Pedagang Kaki Lima (PKL)
Ridwan Kamil melakukan relokasi dan penertiban PKL dengan cara yang persuasif.
6. Malam Kuliner (Culinary Night)
Culinary Night adalah event yang istimewa bagi masyarakat Bandung. Sebelumnya, hanya Braga
yang menjadi tempat untuk acara ini tapi kini tersebar di beberapa titik di Kota Bandung. Ini
adalah upaya yang baik untuk memeratakan kepadatan kota.
7. Menerima penghargaan untuk program pendidikan dari UPI
Ridwan Kamil mendapat penghargaan untuk progres reformasi pendidikan dari UPI
8. Membahagiakan masyarakat prasejahtera dengan makan malam bersamA
Setiap sebulan sekali, RK beserta istri dan tim pemkot mengadakan makan malam bersama
keluarga prasejahtera.
Dan dalam mengupayakan program unik dan inovatif tersebut, Ridwan Kamil
menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dari pemimpin yang lainnya. Salah satu tipe
gaya kepemimpinan yang ada dalam diri Ridwan Kamil merupakan gaya kepemimpinan
Kharismatik. Gaya kepemimpinan seseorang yang kharismatik mempunyai daya tarik dan
kekuatan energi yang kuat yang berasal dari latar belakang biografikal, pendidikan, kekayaan,
penampilan.
13
Latar belakang pendidikan sebagai seorang arsitektur handal menjadi modal yang menjanjikan
Ridwan Kamil untuk mampu mengelola tata ruang kota Bandung menjadi lebih baik dan teratur.
Ridwan Kamil menularkan cara efektif melalui media sosial untuk berinteraksi langsung
dengan warga Bandung dan aparat pemerintahan sehingga rapat tidak perlu digelar setiap hari.
Dengan melalui media sosial Twitter, pejabat pemerintahan bisa membicarakan masalah dan
penanganan Kota Bandung. Ridwan Kamil berusaha untuk melebur dengan masyarakat dan
mendengarkan keluhan mereka melalui media sosial. Hal ini menunjukkan tipe gaya
kepemimpinan yang demokratis dalam diri Ridwan Kamil.
Selain secara rutin meng-update kebijakan kota lewat page facebook Ridwan Kamil untuk
Bandung, RK juga aktif mengelola akun twitternya. Akun twitter RK jauh dari kesan menjaga
jarak dengan rakyat, justru menghibur dengan candaan candaan yang natural. Menyadari warga
Bandung sekarang melek berinternet, pihak pemkot membuat situs khusus untuk pengaduan
yang mudah diakses oleh warga Bandung. Dan selama satu setengah tahun kepemimpinannya,
kota Bandung sudah merasakan perubahannya yang tidak hanya dipuji warga Bandung tapi
membuat iri warga kota lainya sehingga tak sedikit yang menginginkan Ridwan Kamil kelak jadi
presiden Republik Indonesia.
Namun gaya kepemimpinan dalam diri Ridwan Kamil tidak selalu kharismatik atau
demokratis saja, terkadang Ridwan Kamil juga menggunakan tipe kepemimpinan otoriter atau
yang lainnya, tergantung dengan kondisi atau situasi yang ada.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para
karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan
untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau
bawahan, tidak akan ada pimpinan. Dan seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang
dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai
kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau
kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
Ada beberapa fungsi pemimpin, antara lain: Pemimpin adalah eksekutif, pemimpin sebagai
perencana, pemimpin sebagai pembuat kebijaksanaan (policy-maker), pemimpin sebagai seorang
yang ahli (expert), pemimpin sebagai wakil kelompok untuk hubungan ke luar, dan pemimpin
sebagai contoh (teladan)
Dan ada juga tipe-tipe kepemimpinan, seperti: gaya kepemimpinan otoriter, gaya
kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan laissez faire, dan gaya kepemimpinan
kharismatik. Dan seperti kasus yang diangkat, Ridwan Kamil memiliki tipe kemimpinan yang
demokratis dan juga tipe kepemimpinan kharismatik. Yang mana Ridwan Kamil mempunyai
daya tarik dan kekuatan energi yang kuat yang berasal dari latar belakang biografikal,
pendidikan, kekayaan, dan Ridwan Kamil berusaha untuk melebur dengan masyarakat serta
mendengarkan keluhan masyarakat melalui media sosial.
4.2 Saran
Percaya diri yang besar, mempunyai visi, kemampuan untuk mengartikulasikan visi, dan
perilaku yang tidak mengikuti perilaku stereotip, peranan selaku agen pengubah, pemahaman
yang mendalam dan tepat tentang sifat lingkungan yang dihadapi serta mampu membaca situasi
organisasional yang dihadapinya sehingga dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan
situasi yang dihadapi itu merupakan gambaran tipe atau kepemimpinan gaya kepemimpinan
yang Kharismatik yang di miliki oleh Ridwan Kamil.
15
Gaya kepemimpinan kharismatik seperti yang dimiliki oleh walikota Bandung Ridwan
Kamil merupakan gaya kepemimpinan yang sangat ideal yang dimiliki oleh sosok seorang
pemimpin, dengan gaya kepemimpinan yang kharismatik maka seorang pemimpin akan dapat
dengan efektif dan efisien menerapkan kebijakan-kebijakan handal dalam masa
kepemimpinannya seperti yang dilakukan oleh Ridwan Kamil. Oleh karena itu gaya
kepemimpinan Kharismatik Ridwan Kamil dan terobosan inovatifnya patut ditiru oleh
pemimpin-pemimpin lain dalam mewujudkan visi dan tujuan kepemimpinannya untuk
memberikan kontribusi dan karya terbaik untuk organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17