Om Swastiastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
Mata Kuliaj Dasa – Dasar Manajemen Proyek mengenai Studi Kelayakan Proyek
Konstruksi.
1. Bapak Made Mariada Rijasa, ST., MT. selaku dosen mata kuliah Dasar-dasar
Manajemen Proyek yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan
makalah/ buku ini.
2. Pihak Pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu sehingga makalah/ buku ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.
diharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai fihak, demi lebih lengkapnya
penelitian ini. Semoga penelitian ini ada manfaatnya bagi pengembangan ilmu
Penulis
1 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 3
a. Latar Belakang ........................................................................ 3
b. Rumusan Masalah .................................................................. 4
c. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
BAB II STUDI KELAYAKAN PROYEK KONSTRUKSI..................................... 6
c. Metode Penelitian................................................................... 20
…..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
2 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam proyek konstruksi terutama proyek pemerintah begitu banyak
dokumen-dokumen sebagai syarat sebelum dibangunnya proyek tersebut, tidak
hanya gambar rencana, anggaran biaya dan spesifikasi teknis, yang tak kalah
penting dan menentukan adalah dokumen studi kelayakan proyek, dimana
dokumen tersebut akan menentukan layak tidaknya proyek tersebut dijalankan,
dewasa ini tidak banyak proyek konstruksi yang memperhatikan syarat ini,
apalagi proyek dengan volume yang relative kecil seringkali mengesampingkan
dokumen ini, padahal peran dokumen ini begitu penting dalam menganalisa
berbagai aspek terkait dalam pembangunan sebuah proyek, guna mengukur
tingkat kelayakan dibangunnya sebuah proyek, maka dari itu selain untuk
memenuhi tugas mata kuliah, makalah/ buku ini juga dibuat agar dapat
memberikan sedikit ilmu mengenai studi kelayakan proyek konstruksi, sehingga
kedepannya dokumen ini lebih diperhatikan sebagai syarat dibangunnya sebuah
proyek, dalam makalah/ buku ini terdapat penjelasan secara umum mengenai
studi kelayakan proyek dan akan disertai dengan contohnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi studi kelayakan proyek?
2. Apa yang menjadi tujuan dari dilakukannya studi kelayakan proyek ?
3. Bagaimana pengertian studi kelayakan proyek di bidang konstruksi?
4. Seperti apa contoh dari studi kelayakan proyek konstruksi ?
C. TUJUAN
3 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
Tujuan penulisan makalah/ buku ini secara umum adalah untuk menambah
wawasan dan pemahaman pembaca mengenai studi kelayakan proyek
konstruksi, sehingga pembaca diharapkan dapat memahami mengenai studi
kelayakan proyek dan dapat menimbang serta mengetahui dampak dan manfaat
apabila proyek tersebut dijalankan serta menentukan layak tidaknya sebuah
proyek
BAB II
4 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
STUDI KELAYAKAN PROYEK KONSTRUKSI
Studi Kelayakan menurut banyak definisi sangat beraneka ragam artinya, tetapi
inti dari suatu studi kelayakan yaitu ingin mengetahui layak tidaknya suatu
kegiatan, program, proyek untuk diaksanakan. Biasanya proses analisis studi
kelayakan dilakukan pada tahap awal sebelum perencanaan, sehingga dapat
diketahui gambaran dan tingkat risiko yang kemungkinan akan terjadi jika proyek
tersebut dilaksanakan ke depan sehingga dari analisis tersebut dapat dilakukan
suatu pengambilan keputusan (Decision Making) oleh pihak-pihak yang akan
melaksanakan kegiatan, proyek, program tersebut.
Dalam konteks ini saya tidak membahas studi kelayakan secara luas melainkan
khusus pada suatu kegiatan proyek konstruksi. Seperti yang kita ketahui bahwa
suatu proyek konstruksi baik di negara luar maupun di Indonesia sendiri yang
dilaksanakan dengan anggaran yang besar tentunya memerlukan suatu analisis
kelayakan sebelumnya, mengingat anggaran yang direncanakan sangat besar
tentunya memiliki tingkat risiko yang besar pula, tetapi dalam hal ini tidak diartikan
bahwa hanya proyek yang memiliki anggaran yang besar wajib dilakukan suatu
analisis studi kelayakan, tetapi proyek sekecil apapun haruslah (saran) dilakukan
suatu studi kelayakan karena sekecil apapun proyek konstruksi pasti memiliki
tingkat risiko dan ketidakpastian yang harus dikaji secara mendalam.
Kembali ke topik, bahwa ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
analisis studi kelayakan dalam proyek konstruksi seperti aspek teknis, aspek
ekonomi, aspek sosial, aspek hukum, aspek lingkungan, aspek politik serta aspek
lainnya yang kemungkinan berpengaruh terhadap implementasi proyek tersebut.
Semua aspek tersebut jika kita identifikasi secara mendalam akan menghasilkan
suatu laporan (Report) yang dapat menjadi saran dan pertimbangan kepada pihak-
5 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
pihak yang akan terlibat dalam proyek tersebut dalam suatu pengambilan
keputusan.
• Investor, dimana selaku pemilik dan sumber modal dari suatu kegiatan
konstruksi. Dengan mengetahui gambaran dari studi kelayakan seorang investor
telah memiliki strategi dalam mengambil suatu keputusan apakah proyek tersebut
layak dijalankan (Feasible) atau tidak (Infeasible).
• Lembaga Keuangan (Perbankan), dari sisi lain lembaga keuangan juga perlu
mengetahui apakah suatu proyek yang akan didanai tersebut layak dilaksanakan
atau tidak sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti macetnya
proyek, mengingat pentingnya keuangan dalam suatu kegiatan proyek bagaikan
bahan bakar (Fuel) dalam kegiatan konstruksi.
• Pemerintah, dalam hal ini pemerintah pusat atau pemerintah daerah perlu
mengetahui hasil dari analisis studi kelayakan tersebut seperti pengaruhnya
terhadap masyarakat dan konstribusi lainnya terhadap masyarakat dari aspek
ekonomi, sosial dan sumber daya alam.
6 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
sosial dan masalah teknis di lapangan. Secara singkat dapat diuraikan aspek-aspek
yang sering dilakukan suatu pertimbangan dalam analisis studi kelayakan seperti:
• Aspek Ekonomi dan Finansial, dalam hal ini menyangkut analisis kemampuan
proyeksi keuangan (Finansial) ke depan dari suatu proyek dimana menghasilkan
suatu output apakah menguntungkan atau tidak, waktu pengembalian modal, suku
bunga bank, dsb. Dalam analisis ekonomi sering kita menghitung variabel seperti
net present value (NPV), internal Rate of Return (IRR), benefit and cost ratio (BCR),
payback of period (Waktu pengembalian Modal), dan analisis sensitifitas. Serta
dalam hal ini menyangkut analisis pasar (Market) dari suatu produk konstruksi yang
akan dioperasikan dan dampak pengaruhnya terhadap ekonomi masyarakat di
sekitarnya.
• Aspek Teknis dan Manajemen, dalam hal ini menyangkut hal -hal yang bersifat
rekayasa (Engineering) seperti perencanaan teknis suatu proyek seperti desain
teknis, metode kerja, sumber material, kondisi lokasi proyek, mobilisasi dan
demobilisasi kendaraan, peralatan, tenaga kerja dan tenaga ahli yang akan
digunakan apakah tersedia sesuai standar atau tidak serta masalah teknis yang
berhubungan dengan proyek yang dikerjakan.
• Aspek Lingkungan, dalam hal ini menyangkut masalah dan dampaknya terhadap
lingkungan disekitar proyek misalnya polusi udara, suara, air, vegetasi setempat,
iklim setempat, biota yang ada disekitar proyek yang semuanya dianalisis
dampaknya sebelum dilakukan kegiatan konstruksi di area tersebut dan
dampaknya setelah proyek tersebut telah selesai dikerjakan.
• Aspek Hukum (Legal) dan Birokrasi, Aspek ini menyangkut mengenai masalah
hukum dari suatu kegiatan konstruksi dapat berupa surat-surat legalitas tanah
lokasi proyek seperti sertifikat tanah, sengketa tanah (tanah bermasalah), klaim
pembebasan lahan, perizinan pembangunan, peraturan pemerintah setempat, dsb.
yang kelihatannya sepele tetapi dalam kenyataannya sering menimbulkan
kegagalan dalam pelaksanaan konstruksi yang berkepanjangan.
7 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
• Aspek Politik, Dalam hal ini menyangkut masalah isu-isu politik yang sedang dan
yang diprediksi akan terjadi dikemudian hari misalnya isu kenaikan BBM, isu
kenaikan harga material, isu larangan perisinan, isu anjloknya saham, isu
menguat/melemahnya nilai tukar rupiah, dan isu-isu politik lainnya yang
setidaknya menjadi gambaran dalam memulai suatu investasi konstruksi.
• Aspek Sosial, Aspek ini sarat akan pengaruh terhadap masyarakat setempat
kegiatan proyek misalnya ganti rugi lahan, adat kebiasaan masyarakat sekitar
proyek, kebudayaan dsb, yang tentunya dapat berpengaruh terhadap kegiatan
proyek yang akan dilaksanakan.
Dalam dunia konstruksi haruslah kita pahami bahwa suatu analisis kelayakan
bukan suatu momok yang harus kita hindari, tetapi dapat menjadi suatu referensi
dan saran sebelum memulai suatu kegiatan proyek konstruksi yang dapat menjadi
suatu keyakinan awal dalam mengambil suatu keputusan ke depan yang tentunya
mengandung tingkat risiko dan peluang.
Jadi saran saya tidak semua proyek yang memiliki anggaran besar (Mega Proyek)
harus menganalisis "studi kelayakan", tetapi baik proyek dengan skala besar,
medium maupun kecil haruslah dilakukan suatu analisis kelayakan walaupun
tingkat analisisnya tidak terlalu mendalam tetapi setidaknya memberihkan
gambaran akan suatu kelayakan dari perencanaan suatu proyek ke depan, sehingga
kita dapat meminimalisir risiko-risiko yang kemungkinan dapat terjadi dan
tentunya terhindar dari yang disebut "Kegagalan Konstruksi".
BAB III
8 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR TURISARI KOTA
SURAKARTA
Abstrak
Pasar tradisional merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi
masyarakat disuatu wilayah dan salah satu penyumbang pendapatan asli daerah Kota
Surakarta. Pembangunan Pasar Turisari merupakan bukti komitmen Pemerintah Kota
Surakarta untuk kesejahteran rakyat di bidang perdagangan, dan berfungsi sebagai
sarana aktivitas sosial masyarakat. Pasar Turisari adalah bangunan perdagangan
tradisional, maka konstruksi bangunan lebih memilih bentuk sederhana, memiliki
karakteristik lokal, namun terlihat modern yang dapat menarik pengunjung. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan yang ada sesuai setelah
pasar ini dibangun dengan regulasi yang berlaku dan untuk mengetahui besarnya nilai
jual minimum kios, nilai harga tersebut dianalisis layak atau tidak ditinjau dari nilai
sekarang netto ( net present value ), perbandingan manfaat dan biaya ( benefit cost
ratio ) dan analisis Titik Impas ( break even point ) selama umur ekonomis bangunan
50 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisa deskriftif
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa investasi yang diperlukan untuk proyek
pembangunan Pasar Turisari Kota Surakarta adalah sebesar Rp. 8.002.587.235,- .
Asumsi pendapatan yang ada yaitu retribusi sesuai dengan regulasi yang ada sebesar
Rp. 6.214.315.159,-, Nilai jual kios yang didapatkan dengan memasukan pendapatan
yang ada Rp.4.789.159,-. Pada aspek kelayakan selama umur ekonomis bangunan 50
tahun didapatkan net present value sebesar Rp.42.542.850.116,,-, benefit cost ratio
4,9, break even point dengan membandingkan pendapatan yang ada dapat terjadi
9 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
pada 1,02 tahun. Penelitian ini hanya untuk murni mencari keuntungan, sedangkan
pemerintah Kota Surakarta lebih mengutamakan sisi sosial kemasyarakatan dan
ekonomi kerakyatan dengan tujuan peningkatan kesejahteraan.
A. PENDAHULUAN
10 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
membuat nyaman pengunjung. Dengan demikian masyarakat dari semua kalangan
akan tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional. Salah satu
pasar yang menjadi prioritas Pemerintah kota Surakarta adalah pasar Turisari,
karena pasar tradisional ini terletak di tengah kota serta jauh dari pasar tradisional
lainnya, maka Pemerintah kota Surakarta mengalokasikan dana untuk
pembangunan kembali pasar Turisari kota Surakarta dimaksudkan untuk menjaga
eksistensi pasar tradisonal dari ekspansi pasar modern yang kian bertambah.
Besarnya nilai alokasi dana tersebut dapat diketahui dengan melakukan analisis
dan studi ekonomi teknik. Dalam proses analisis proyek pendekatan yang
dilakukan adalah dengan menganalisis pendapatan dan pengeluaran. Hasil
pendapatan dan pengeluaran tersebut dihitung untuk menentukan nilai jual kios.
B. LANDASAN TEORI
11 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
3,829 tahun, sedangkan untuk masa angsuran selama 5 tahun dapat kembali
setelah 8,089 tahun.
Analisis Ekonomi
12 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
Aspek ekonomi mengkaji manfaat dan biaya bagi masyarakat secara menyeluruh
misalnya untuk keperluan negara/publik. (Imam Soeharto 1999:109). Menurut
Salim Basalamah (1988:14), aspek ekonomi harus bisa menyesuaikan :
13 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
Besaran-besaran fisik gedung antara lain : Luas lantai Luas lantai dibangunan
tinggi sangat tergantung dari program bangunan yang tergantung pula pada jenis
proyek. Lokasi dan bentuk tanah turut menentukan luas lantai yang dapat
dibangun. Bentuk denah untuk suatu jenis proyek menentukan pula luas lantai
yang dapat dicapai.
Dalam setiap kota atau wilayah pasti mempunyai acuan atau peraturan daerah
sendiri yang dibuat untuk mengatur dalam penarikan retribusi dari pedagang,
dalam penelitian ini peraturan daerah tersebut adalah peraturan nomor 9 tahun
2011 tentang retribusi diantaranya yaitu : Besarnya tarif retribusi untuk
pelataran/ tidak menempati kios/los adalah :
Sedangkan besarnya tarif retribusi untuk los/kios per m2 adalah 0,1 % dari Taksiran
Nilai Tempat Dasaran (TNTD) nilai TNTD yang dipakai adalah peraturan walikota
nomor : 1-C tahun 2012 tertanggal 3 januari 2012.
Untuk jenis proyek yang memberikan jasa maka biaya operasi dan pemeliharaan
harus dimasukkan sesuai umur proyek yang telah direncanakan dan menjadi
tanggung jawab pihak pengelola / pemilik proyek, sehingga biaya ini dimasukkan
dalam unsur tambahan biaya modal (Robert J.K, 1995:59). Nilai jual minimal dapat
diperoleh dari :
Pendapatan = Pengeluaran
14 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
Bila nilai jual minimal yang didapat lebih rendah dari pasaran nilai jual pada suatu
waktu , berarti proyek sangat fisibel dalam arti mudah dipasarkan dan menarik
bagi investor.
Biaya Modal (Capital Cost) Menurut Kuiper (1971), definisi biaya modal adalah
jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari pra studi sampai selesai
dibangun. Bunga modal dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Biaya langsung (direct cost) Biaya ini merupakan biaya yang diperlukan untuk
pembangunan suatu proyek. Biaya langsung pada proyek gedung misalnya biaya
pembebasan tanah dan konstruksi. Biaya tanah (land cost) berupa pengadaan
tanah. Pendapatan dari suatu proyek biasa berasal dari sewa/sewa beli. Jika
berasal dari sewa maka bangunan berikut tanahnya tetap menjadi pemilik
pengusaha bangunan. Jika berasal sewa beli maka bangunan menjadi milik
penyewa dan tanah mejadi milik pengusaha bangunan atau keduanya menjadi
milik penyewa setelah jangka waktu yang diperhitungkan.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost) Biaya ini mencakup tiga komponen yaitu :
3) Biaya yang timbul akibat ditetapkannya harga pada waktu yang akan dating
(misal kemungkinan adanya kenaikan harga) Biaya ini merupakan suatu
angka prosentase dari biaya langsung misal 5%, 10% atuapun 15% sesuai
yang ditulis oleh Robert J. Kodoatie (1995). Hal ini tergantung dari pemilik
dan perencana. Semakin berpengalaman pemilik atau perencana, besarnya
prosentase ini lebih kecil.
15 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
b. Biaya Teknik Biaya teknik adalah biaya ntuk pembuatan desain mulai dari studi
awal sampai biaya perencanaan dan pengawasan selama masa konstruksi. Biaya
ini dapat ditentukan berdasarkan prosentase dari biaya langsung atau ditentukan
besarnya harga yang pasti.
d. Biaya Tahunan ( Annual Cost ) Umur ekonomi proyek dimulai setelah proyek
selesai dibangun atau setelah masa konstruksi selesai. Selama pemanfaatan
proyek masih diperlukan biaya sampai umur proyek selesai dan merupakan
beban yang masih harus dipikul oleh pihak investor. Biaya tahunan terdiri dari :
e. Biaya operasional dan pemeliharaan Biaya operasional dan pemeliharaan
diperlukan agar dapat memenuhi umur proyek sesuai yang diencanakan pada
detail desain. Kelompok ini berdiri dari : - Biaya pemeliharaan gedung - Biaya
listrik, telepon, dan AC - Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) - Asuransi gedung dan
peralatan - Biaya personal dari pengelola gedung Menurut Hartono Poerbo
( 1993), proyek flat besarnya sekitar 5 % dari biaya modal.
16 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
masa manfat jumlahnya sama besar kecuali ada formula dari Metode
Garis Lurus : D1 =
Masa Konstruksi
17 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
sekecilkecilnya. Kreditur umumnya member keringanan berupa penangguhan
pokok kredit dan bunganya selama masa konstruksi (grace periode). Ada juga yang
memberikan penanggulangan pembayaran pokok kreditnya saja dan bunganya
harus dibayar
Teknik-Teknik Penilaian
Investasi Kriteria penilaian adalah kriteria yang akan dijadikan alat bantu
manajemen untuk membandingkan dan memilih alternatif yang tersedia. Terdapat
beberapa macam kriteria penilaian suatu investasi yang dianggap baku antara lain
memperhitungkan konsep ekuivalen seperti Net Present Worth (NPV), Benefit Cost
Ratio (BCR) dan Titik Impas (BEP).
Analisis nilai sekarang didasarkan pada konsep ekuivalensi, di mana semua arus
kas masuk dan arus kas keluar diperhitungkan terhadap titik waktu sekarang pada
suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (Minimum Attractive Rate of
Return-MARR). Analisis dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung Net Present
Worth (NPV). NPV diperoleh menggunakan persamaan :
Dengan
Kriteria keputusan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi dalam
metode NPV, yaitu jika:
NPV = 0, nilai investasi sama walau usulan investasi diterima maupun ditolak
18 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
Analisis Benefit Cost Ratio
Benefit Cost Ratio adalah perbandingan nilai ekuivalen semua manfaat terhadap
nilai ekuivalen semua biaya. Perhitungan nilai ekuivalen dapat dilakukan
menggunakan salah satu dari analisis nilai sekarang, nilai waktu yang datang atau
nilai tahunan.
C. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif
kuantitatif. Deskriptif kuantitatif berarti pemaparan masalah yang ada pada saat ini
disertai dengan perhitungan, sedangkan analisis berarti menggunakan fakta atau
informasi yang telah tersedia kemudian informasi tersebut disusun, dijelaskan,
kemudian dianalisis. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data kemudian
menganalisis data tersebut sehingga menghasilkan hubungan antara variabel yang
dianalisis, yaitu hubungan antara volume bangunan pasar dengan nilai jual.
1) Tahap I
19 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
2) Tahap II Tahap perhitungan besaran-besaran fisik gedung yaitu luasan bangunan
dari konsultan perencana.
3) Tahap III Tahap perhitungan biaya investasi total proyek Perhitungan ini
meliputi :
2) Biaya bangunan
2) Biaya teknis
a. Retribusi pedagang.
b. Retribusi parkir
c. Penjualan kios.
20 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
5) Tahap V Tahap etimasi perhitungan pendapatan dan pengeluaran. Dan
perhitungan nilai jual kios
c. Analisis Titik Impas / Break Even Point (BEP) d. Kesimpulan dan Saran
Analisis kelayakan ekonomi pembangunan kembali Pasar Turisari Kota Surakarta ini
dilakukan untuk menentukan harga jual kios, serta apakah harga tersebut layak
dilakukan dengan metode net present value benefit cost ratio dan break even point
atau tidak.
1. Sebelum mengetahui besarnya NPV, BCR dan BEP, maka harus mengetahui
besarnya nilai investasi untuk pembangunan dan besarnya nilai investasi yang
dikeluarkan untuk pembangunan kembali Pasar Turisari Kota Surakarta sebesar Rp.
8.002.587.235,-
3. Dari nilai pendapatan dan investasi tersebut dianalisis untuk menentukan harga
jual kios.
21 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
4. Nilai jual dianalisis dengan memperhitung tanpa biaya tanah tanpa biaya
depresiasi untuk masa umur ekonomis bangunan n = 50 tahun adalah sebesar Rp.
4.789.159,-
6. Dari hasil analisis nilai investasti tersebut dibandingkan dengan pendapatan dari
nilai jual kios dapat kembali dalam waktu 1,02 tahun.
BAB IV
PENUTUP
22 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I
A. SIMPULAN
Dari analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
3. Besarnya nilai jual kios dianalisis dengan metode : nilai present value, benefit
cost ratio, dan brake event poin selama masa umur ekonomis bangunan n=50
tahun adalah :
4. Berdasarkan analisis dengan pendapatan nilai jual kios maka Investasi yang telah
dikeluarkan dapat kembali pada 1,02 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9. Tahun 2011. Tentang Retribusi Daerah
Kota Surakarta.
Rangkuti, Freddy. 2012. Studi Kelayakan Bisnis dan Investasi. Bandung : Gramedia.
Supriyadi. 2013. Perencanaan Site Plan dan Studi Kelayakan Investasi Pada
Perumahan Pondok Permata Hijau Desa Wirun Kecamatan Mojolaban. Skripsi :
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta
24 |S T U D I K E L A Y A K A N P R O Y E K K O N S T R U K S I