PERBAIKAN TANAH
PERBAIKAN TANAH SECARA PERKUATAN (10 JENIS)
DOSEN PEMBIMBING
ROZA MILDAWATI.ST.MT
DISUSUN OLEH :
CAHYO ARIONO
153110314
KELAS VIC
2018
P e r b a i k a n Ta n a h |
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum saya ucapkan kepada Dosen Prodi Perbaikan Tanah
ibu Roza Mildawati.ST.MT yang telah membantu memberikan pembelajaran
kepada mahasiswa, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah
ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya. Untuk itu besar harapan
saya jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makalah saya dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul makalah ini sebagai tambahan dalam menambah
referensi yang telah ada.
Penyusun
P e r b a i k a n Ta n a h |
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Perumusan masalah............................................................................ 2
1.3. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II Pembahasan....................................................................................... 3
2.1. Perbaikan Tanah Secara Perkuatan..................................................... 3
2.1.1 Perbaikan Tanah dengan Cara Stone Columns........................ 3
2.1.2 Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Pile................................. 4
2.1.3 Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Compaction Pile............. 5
2.1.4 Perbaikan Tanah dengan Cara Mixing Pile (Kapur)................ 6
2.1.5 Perbaikan Tanah dengan Cara Mixing Pile (Semen)............... 7
2.1.6 Perbaikan Tanah dengan Cara Cerucuk................................... 8
2.1.7 Perbaikan Tanah dengan Cara Grouted Pile............................ 9
2.1.8 Perbaikan Tanah dengan Cara Grouting.................................. 9
2.1.9 Perbaikan Tanah dengan Cara Soil Nailing............................. 10
2.1.10 Perbaikan Tanah dengan Cara Material Geosynthetic
(Geotextile, Geomembran, Geogrid)........................................ 12
BAB III Penutup............................................................................................. 16
3.1. Kesimpulan......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 18
P e r b a i k a n Ta n a h |
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Dapat menjelaskan Perbaikan Tanah Secara Perkuatan!
2) Dapat menjelaskan Bagaimana Perbaikan Tanah dengan Cara Stone
Columns?
3) Dapat menjelaskan Bagaimana Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Pile
10) Dapat menjelaskan Bagaimana Perbaikan Tanah dengan Cara Soil Nailing
BAB II
PEMBAHASAN
penerapan stone column material batu bisa digantikan dengan blok-blok beton
atau mortar dari adukan semen dengan material tanah sebagai bahan pengisi.
Stone column juga bisa berfungsi sebagai saluran pembuangan, dan membantu
percepatan konsolidasi pada tanah di sekitarnya. Untuk daerah pada kawasan
rawan gempa (seismic area), stone column juga dapat mengurangi risiko likuifaksi
pada tanah.
Sand pile merupakan metode perbaikan tanah lunak yang sudah selama
kurang lebih 20 tahun. Apabila suatu bangunan dibangun diatas tanah lunak yang
mampu-mampat, maka secara otomatis akan terjadi setlement pada tanah yang
akan mengganggu kestabilan dari struktur diatasnya. Waktu terjadinya
pemampatan atau Time rate of settlement yang terjadi bisa jadi akan berlangsung
dalam waktu yang tidak singkat dan cenderung sangat lama. Penggunaan inilah
yang akan mengurangi Time rate of settlement yang awalnya berlangsung lama
menjadi jauh lebih singkat.
Aplikasi penggunaan sand pile pertama kali berkembang di California pada
tahun 1930an. Pada dekade yang sama, Kjellman dari Sweden memperkenalkan
prototype dari prefabricated vertical drains yang terbuat dari semacam papan pipih
(Jamiolkowski dkk, 1983). Setelah dikembangkan bentuk prototype tersebut,
kemudian berkembang beberapa tipe yang terbuat dari lapisan selaput plastic
dengan material yang tembus air yang berfungsi sebagai filter.
Sebelum tahun 1980an, sebagian besar perbaikan tanah lunak untuk
mengatasi pemampatan yang terjadi dilakukan dengan menggunakan sand pile
untuk pengaliran air arah lateral. Cara ini memang sebenarnya sangat efektif
namun proses pelaksanaannya sangat lama dan juga lebih mahal. Selain itu
kendala lain yang terjadi adalah, terjadinya clogging (tertutupnya pori-pori pasir)
oleh butiran lanau atau butiran dengan diameter yang lebih kecil dari pasir.
Sehingga hal tersebut dapat menghalangi pengaliran air keluar dari masa tanah.
Sand pile yang aplikasi pemasangannya yaitu dengan memenuhi boreholes
dalam tanah dengan pasir juga memiliki beberapa kelemahan. Ketika proses
P e r b a i k a n Ta n a h |
instalasi sand pile, peralatan untuk melobangi suatu tanah dimasukkan kedalam
tanah sehingga dapat menyebabkan terjadinya displacement baik pada sisi vertical
maupun horizontal. Beberapa kesulitan dan kerugian dari penggunaan sand pile
dirangkum oleh Yeung (1997) adalah sebagai berikut:
1) Pasir yang digunakan sebagai material sand drains adalah pasir yang
sesuai dengan ketentuan yang mungkin saja akan susah diperoleh di
lapangan atau sekitar pelaksanaan proyek.
2) Pengaliran air bisa menjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan karena
proses instalasi yang kurang baik.
3) Selama memasukkan material pasir kedalam tanah kemungkinan
terjadinya colaps pada lubang adalah sangat besar.
4) Diameter sand drain yang tidak sesuai dengan perhitungan awal karena
tanah yang sangat lunak menyebabkan pasir merembet melebihi diameter
yang ditentukan akan menyebabkan pembengkakan biaya.
5) Kondisi tanah disekitar sand drain akan terganggu dan mungkin dapat
menyebabkan berkurangnya nilai permeability dalam tanah sehingga air
tidak dapat mengalir dengan baik.
6) Efek perkuatan dengan menggunakan sand drains dapat mengurangi
keefektifan dari preloading.
digunakan biasanya terdiri dari mesin pemancang SCP yang akan digunakan
sebagai basis dari alat tersebut, dan alat yand dapat menjadi pengangkut dan
pemancang yang memiliki mesin rotari atau hidrolik untuk menggerakan casing
cetakan pasir. Casing cetakan memiliki diameter 400-500 am yang dapat
menghasilkan SCP padat dengan diameter 700 mm. Terdapat juga dua jenis mesin
pengangkat dan pemancang : Pin rack-sprocket type dan Rack-pinion.
Prinsip Teknis
Kapur merupakan bahan stabilizer yang secara kimiawi bersifat basa.
Prinsip perbaikan tanah dengan kapur adalah mencampurkan kapur untuk
meanfaatkan keunggulan sifat-sifat teknis dari bahan kapur, dengan tanah yang
memiliki karakteristik kurang baik, seperti tanah dengan plastisitas yang tinggi
(high plasticity), potensi ekspansi yang tinggi (expansive soil), kompresibilitas
yang tinggi, dan lain sebagainya.
Perbaikan tanah dengan kapur tidak sekedar dicampurkan, namun juga
diikuti dengan pemadatan. Oleh karena itu tanah yang diperbaiki dengan bahan
kapur, akan mempermudah pekerjaan pemadatan tanah, karena kapur akan
mengurangi kelekatan dan kelunakan tanah, serta membuat struktur partikel tanah
lempung menjadi rapuh (fragile), sehingga mudah untuk dipadatkan. Namun
demikian konskuensi negative dari perbaikan tanah dengan kapur adalah
menurunkan nilai kepadatan maksimum dari massa tanah.
Penggunaan kapur sebagai bahan stabilizer untuk perbaikan tanah,
sebenarnya sudah dipergunakan oleh militer pada zaman kerajaan Romawi, untuk
P e r b a i k a n Ta n a h |
membangun jalan tanah untuk menunjang mobilisasi pasukan perang dan alat
perang mereka. Metode
perbaikan tanah dengan kapur kembali dikembangkan yang lebih luas,
selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, yang bukan hanya digunakan pada
pembangunan jalan, namun juga diterapkan pada pembangunan landasan pesawat
tempur dan pesawat angkutan militer. Sampai sekarang perbaikan tanah dengan
kapur lebih berkembang pesat, karena sudah lebih banyak digunakan untuk
berbagai kepentingan pembangunan infrastruktur, baik untuk jalan raya, landasan
pesawat, reklamasi lahan, backfill pada konstruksi dinding penahan, dan lain
sebagainya.
Perbaikan tanah dengan semen adalah suatu campuran dari tanah yang
dihancurkan, semen dan air yang kemudian dilakukan proses pemadatan yang
akan menghasilkan suatu bahan baru yang disebut material tanah-semen. Reaksi
semen dengan material tanah dan air, akan membuat senyawa yang mengeras
P e r b a i k a n Ta n a h |
sehingga memperbaiki kekuatan tanah dan sifat-sifat teknis tanah tersebut menjadi
lebih kuat dan lebih tahan terhadap air.
Prinsip Teknis
Semen merupakan material yang mempunyai sifat-sifat adhesif dan kohesif
sebagai perekat yang mengikat fragmen-fragmen mineral menjadi suatu kesatuan
yang kompak. Semen dikelompokan ke dalam 2 (dua) jenis yaitu semen hidrolis
dan semen non-hidrolis. Semen hidrolis adalah suatu bahan pengikat yang
mengeras jika bereaksi dengan air serta menghasilkan produk yang tahan air,
seperti semen portland, semen putih dan sebagainya. Sedangkan semen non-
hidrolis adalah semen yang tidak dapat stabil dalam air.
Prinsip kerja perbaikan tanah dengan cara cerucuk yaitu sebelum dilakukan
penimbunan terlebih dahulu memasang bantalan baik yang terbuat dari bamboo
P e r b a i k a n Ta n a h |
(cerucuk) atau dari kayu gelondongan (corduroy) sehingga saat tanah dihampar
tidak bercampur dengan tanah asli dibawahnya dan tanah timbunan tersebut
membentuk satu kesatuan yang mengapung diatas tanah aslinya semacam pontoon
yang mengapung diatas air. Terdapat pondasi cerucuk bamboo yang telah
dimodifikasi dan dipatentkan oleh Pak Mansyur Irsyam (dosen ITB) yang telah
diaplikasikan pada bebepara daerah diindonesia serta telah terbukti mamfaatnya.
Tipe-tipe cerucuk, yaitu :
1) Cerucuk kayu atau bambu, biasanya tiang yang digunakan berukuran
panjang 4-6 m dengan diameter 10 cm.
2) Cerucuk beton, untuk tanah lunak yang lebih dalam, dan bila kapasitas
daya dukung beban yang lebih besar diperlukan, penggunaan dari tiang
beton pra cetak lebih cocok. Tiang pra cetak berbentuk persegi atau segi
tiga dengan sisi berukuran 10-40 cm, akan memberikan kapasitas daya
dukung yang cukup besar.
Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen
dan air diinjeksikan dengan tekanan ke dalam rongga, pori, rekahan dan retakan
P e r b a i k a n Ta n a h |
batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat
secara fisika maupun kimiawi. pekerjaan grouting merupakan salah satu cara
dalam perbaikan pondasi (foundation treatment) pada bendungan air terutama
bendungan.
Selain itu grouting juga metode untuk mengisi rongga struktur beton yang
kropos dan penambahan coran akibat pengecoran tidak sempurna, Mortar fillet
( Pinggulan sudut ) untuk pondasi mesin, sebagai dudukan mesin ,dudukan
bearing pondasi jembatan, pembuatan beton pra cetak, penutup retak yang besar,
tentunya semen Grouting siap pakai yang mempunyai karakteristik tidak susut dan
dapat mengalir sangat baik, memenuhi persyaratan standar corps of engineering
CDR C-621 dan ASTM C-1107.
Teknologi grouting bukanlah barang baru, grouting sudah ada sejak tahun
1800-an dan bahkan sebelumnya. Grouting awalnya hanya digunakan untuk
mengontrol aliran air, tetapi sekarang telah meluas dan aplikasinya tidak terbatas,
diantaranya adalah digunakan untuk:
1) Mengurangi aliran atau rembesan air
2) Meningkatkan daya dukung tanah/batuan
3) Pemadatan (mengisi rongga dan celah/rekahan pada tanah/batuan), dan
4) Memperbaiki kerusakan struktur.
6) Volume baja untuk nail bars dalam soil nailing lebih sedikit
dibandingkan dengan ground anchors, karena umumnya batangan baja
dalam soil nailing lebih pendek.
Geosintetik adalah material yang saat ini populer dalam proyek konstruksi
di Indonesia terutama dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak seperti di
pulau Sumatera dan Kalimantan yang banyak terdapat tanah gambut. Selain itu
geosintetik juga diaplikasikan sebagai filter pada konstruksi penahan gelombang
baik di tepian pantai maupun lepas pantai. Istilah geosintetik mengacu pada
material sintetik yang digunakan dalam permasalahan geoteknik. Material sintetik
merupakan hasil polimerisasi dari industri-industri kimia atau minyak bumi.
Penggunaan bahan sintetik ini berkaitan dengan sifat ketahanan
(durabilitity) material sintetik terhadap senyawa-senyawa kimia, pelapukan,
keausan, sinar ultra violet dan mikroorganisme. Polimer utama yang digunakan
untuk pembuatan geosintetik adalah Polyester (PET), Polyamide (PM),
Polypropylene (PP), dan Polyethylene (PE).
Geotekstil
Geomembran
Salah satu aplikasi saat ini yang terbesar adalah di lokasi TPA untuk
penahanan limbah berbahaya atau sampah kota. Dalam banyak aplikasi ini
geomembrane bekerja dengan geotekstil atau bahan jaring yang memperkuat atau
melindungi sementara geomembrane yang lebih fleksibel juga bertindak sebagai
jalan keluar untuk gas dan lindi yang dihasilkan dalam limbah tertentu.
Geomembrane terbuat dari berbagai material. Beberapa bahan
geomembrane umum adalah EPDM rubber (ethylene propylene diena Monomer),
Low-Density Polyethylene (LDPE), High-Density Polyethylene (HDPE), polivinil
klorida (PVC), Polyurea dan Polypropylene (PP). Tipe lain dari geomembrane
adalah geomembrane aspal (seperti Teranap), yang terdiri dari poliester geotekstil
non-woven dan bulu kaca, diresapi dalam aspal SBS yang dimodifikasi.
Produk Geomembrane direkayasa untuk membantu memberikan solusi
biaya yang efektif dan untuk memenuhi persyaratan desain tertentu sebagai
penghalang cairan, penahanan dan aplikasi geoteknik lainnya.
Geogrid
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Perbaikan tanah secara perkuatan tanah (soil reinforcement) adalah suatu jenis
stabilisasi tanah yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau mempertahankan
kemampuan dan kinerja tanah sesuai syarat teknis yang dibutuhkan, dengan
memberikan material sisipan ke dalam lapisan tanah tersebut.
5) Perbaikan tanah dengan semen adalah suatu campuran dari tanah yang
dihancurkan, semen dan air yang kemudian dilakukan proses pemadatan yang
akan menghasilkan suatu bahan baru yang disebut material tanah-semen.
6) Prinsip kerja perbaikan tanah dengan cara cerucuk yaitu sebelum dilakukan
penimbunan terlebih dahulu memasang bantalan baik yang terbuat dari
bamboo (cerucuk) atau dari kayu gelondongan (corduroy) sehingga saat tanah
dihampar tidak bercampur dengan tanah asli dibawahnya dan tanah timbunan
tersebut membentuk satu kesatuan yang mengapung diatas tanah aslinya
semacam pontoon yang mengapung diatas air.
P e r b a i k a n Ta n a h |
7) Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen
dan air diinjeksikan dengan tekanan ke dalam rongga, pori, rekahan dan
retakan batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu akan
menjadi padat secara fisika maupun kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA
http://insinyursipil.blogspot.co.id/2015/01/metode-metode-perbaikan-tanah.html
http://www.ar.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/2012/11/15008083-Immanuel-
Hepma-Sihol-Mardame.pdf
https://tantristory.wordpress.com/2011/03/13/stone-column/
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/viewFile/16753/16269
http://pandu-equator.com/geotekstil-memperbaiki-dan-memperkuat-struktur-
tanah-untuk-konstruksi-jalan/
https://aboutsoil.wordpress.com/2012/07/27/perbaikan-tanah-dengan-geosintetik/
https://ceritaengineer.com/perkuatan-tanah-menggunakan-soil-nailing/
https://smiagiundip.wordpress.com/2013/03/31/metode-grouting-untuk-
penguatan-pondasi-tanah/