Anda di halaman 1dari 6

Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai

prinsip ilmu fisika

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam sistem peredaran darah yang ada dalam tubuh kita, darah mengalir melalui pembuluh
darah dari jantung ke seluruh tubuh dan melewati ginjal untuk disaring. Proses penyaringan
ini memisahkan zat-zat yang bersifat racun atau tidak dapat dihancurkan dan digunakan oleh
tubuh sehingga harus dibuang bersamaan dengan urin dengan zat-zat yang diperlukan oleh
tubuh. Ginjal sebagai organ yang berfungsi dalam proses penghasilan urin melalui proses
filtrasi, reasorbsi, dan augmentasi. Apabila fungsi ini terganggu maka zat-zat racun yang
tidak dapat dihancurkan dan digunakan oleh tubuh akan mengendap. Sedangkan zat-zat yang
bermanfaat seperti glukosa dapat terbuang sehingga urin terasa manis. Kasus ini sering
disebut dengan istilah diabetes melitus atau kencing manis. Ginjal yang tidak berfungsi
dengan normal sering disebut dengan istilah gagal ginjal. Kasus ini dapat terjadi akibat kerja
ginjal yang terlalu berat sehingga terganggu fungsinya. Selain itu, gagal ginjal juga dapat
diakibatkan oleh penyakit keturunan.

Berbagai upaya kuratif yang telah dilakukan dalam dunia kedokteran seperti cangkok ginjal
dapat membantu kerja ginjal yang sangat berat. Manusia normal memiliki dua ginjal yang
bekerja bersama. Ketika salah satunya rusak atau tidak berfungsi, cangkok ginjal dapat
dilakukan untuk menggantikan salah satu ginjal yang rusak tadi sehingga dapat bekerja dalam
proses penyaringan dan menghasilkan urin yang normal. Alternatif lain yang saat ini sedang
berkembangkan adalah haemodialisis.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi pembahasan masalah dalam makalah
ini. Pembatasan masalah tersebut yaitu mengenai cara kerja alat dialisis darah secara mekanis
dilihat dari prinsip ilmu fisika khususnya fluida dinamis.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dituliskan tujuan dari penulisan ini adalah
:

1. Mengetahui cara penggunaan hemodialisis

2. Mengetahui cara kerja hemodialisis menurut ilmu fisika

3. Mengetahui pengaplikasian ilmu fisika dalam bidang kesehatan

4. Melengkapi nilai tugas mata kuliah fisika


BAB II PEMBAHASAN

Hemodialisis

Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemo yang
berarti darah dan dilisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari
Terapi Pengganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal,
baik akut maupun kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya
pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal
Kronik). Hemodialisis berawal dari beberapa penemuan yang berhasil maupun yang
menemukan kegagalan oleh beberapa tokoh antara lain, Abel dan Roundtree, Hass, dan
Necheles, serta Kjellstrand. Banyak tokoh yang memegang peranan penting dalam
memanfaatkan dialisis sebagai salah satu cara menangani kasus gagal ginjal, dimulai oleh
Thomas Graham dari Glasgow, orang pertama yang mengemukakan prinsip transportasi
larutan melalui membran semipermeabel pada tahu 1854. Lalu, pemanfaatan prinsip ginjal
yang dikemukakan oleh Abel, Roundtree, dan Turner pada tahun 1913, Dialisis Peritoneal
ditemukan oleh Georg Ganter pada tahun 1923, penggunaan hemodialisis pada manusia
pertama kali oelh Hass pada 28 Februari 1924 dan pengaplikasian prinsip ginjal pada alat
kesehatan ditemukan oleh Kolff pada tahun 1943-1945. Penelitian yang ia lakukan
menunjukkan bahwa hidup seorang pasien yang mengalami gagal ginjal dapat tertolong
dengan penggunaan hemodialisis. Dr. Willem Kolff adalah orang pertama yang merancang
mesin dialisis darah (dialiser) pada tahun 1943. Hasil penemuannya ini pertama kali sukses
pada seorang pasien wanita berumur 67 tahun yang koma dan mulai sadar setelah 11 jam
menjalani hemodialisis menggunakan dialiser Kolff pada tahun 1945. Setelah beberapa waktu
kesuksesannya, Kolff bertujuan mengembangkan alat bantu hidup ini untuk mengatasi gagal
ginjal akut. Pada akhir Perang Dunia II, Kolff menyumbangkan 5 mesin dialisis untuk
beberapa rumah sakit di dunia, salah

1. 4. satunya Mt. Sinai Hospital in New York. Kolff memberikan satu set ”blueprints”
untuk mesin hemodialisisnya kepada George Thorn di Peter Bent Brigham Hospital di
Boston. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan dialiser Kolff pada masa yang akan
datang, yaitu dialiser Kolff-Brigham dari bahan stainless steel. Pada tahun 1950-an,
mesin penemuan Willem Kolff digunakan untuk menangani pasien gagal ginjal akut,
tetapi ini tidak dapat menangani pasien penyakit ginjal stadium akhir. Kemudian, para
dokter percaya bahwa alat ini tidak mungkin untuk mendialisis pasien secara
sempuran karena dua alasan. Pertama, Mereka berpendapat bahwa tidak ada alat
buatan manusia yang dapat menggantikan fungsi ginjal dalam waktu yang cukup
lama. Kedua, pasien yang telah sering mengalami dialisis menyebabkan kerusakan
pada pembuluh vena dan arteri, jadi setelah beberapa kali penanganan medis, akan
sulit menemukan pembuluh sebagai akses darah pasien. Penemuan Kolff tidak
memungkinkan untuk digunakan karena tidak mampu untuk proses pemindahan
fluida. Dr. Nils Alwal, pada tahun 1946 di University of Lund, mencoba
memodifikasi alat ginjal ini dalam sebuah tabung stainless steel agar ada tekanan yang
mempengaruhi, cara ini bekerja efektif pada aplikasi hemodialisis. Alwall juga
membantah penemu dari arteri vena pelangsir untuk dialisis. Ia pertama kali
melaporkan ini pada tahun 1948, dimana dia menggunakan pelangsir vena itu untuk
melangsir kelinci. Secara berkelanjutan dia menggunakan tabung pengalir yang
terbuat dari bahan kaca, sama fungsinya dengan dialisator ciptaannya yang terbuat
dari bahan kanister, untuk menangani 1500 pasien gagal ginjal antara tahun 1946 dan
1960, sebagai laporan pada Kongres Nefrologi Internasional yang pertama di Evian
pada September 1960. Kemudian Alwall dengan Holger Crafoord, seorang pebisnis
berkebangsaan Swedia, untuk membangun sebuah perusahaan di bidang pembuatan
mesin dialisis, Gambro. Dr. Belding H. Scribner berkolaborasi dengan seorang dokter
bedah, Dr. Wayne Quinton, memodifokasi tabung pengalir dengan menggantinya
dengan bahan Teflon. Hal lain yang menjadi kunci pengembangan mereka yaitu
dengan menghubungkan tabung yang satu dengan yang lain.gelas tersebut kemudian
2. 5. memindahkan media ke kepingan tabung silikon yang ukurannya pendek.ini akan
membentuk basis yang kemudian dinamakan tabung scribner.mungkin bagian-bagian
yang lain akan lebih umum dikatakan sebagai tabung Quinton-scribner. setelah proses
perawatan,akses sirkulasi akan disimpan dalam keadaan terbuka dengan
menghubungkan dua tabung bagian luar dengan menggunakan tabung teflon
berbentuk huruf U,yang kemudian akan mengalirkan darah dari tabung arteri
belakang menuju vena. 2.2 Fungsi Hemodialisis Hemodialisis berfungsi membuang
produk-produk sisa metabolisme seperti potassium dan urea dari darah dengan
menggunakan mesin dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai ginjal menggatikan
ginjal penderita yang sudah rusak kerena penyakitnya, dengan menggunakan mesin
itu selama 24 jam perminggu, penderita dapat memperpanjang hidupnya sampai batas
waktu yang tidak tertentu. 2.3 Cara Kerja Hemodialisis Prinsip dari Hemodialisis
adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam
membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Pada hemodialisis, darah dipompa keluar
dari tubuh lalu masuk kedalam mesin dialiser ( yang berfungsi sebagai ginjal buatan )
untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan
khusus untuk dialisis (dialisat). Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah
dibandingkan dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan
zat-zat racun di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat.
Proses hemodialisis melibatkan difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane
semipermeable. Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari kompartemen darah akan
berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat terlarut dapat
melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah dibersihkan,
darah dialirkan kembali ke dalam tubuh. (Nephrology Channel, 2001).
3. 6. Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan larutan
dialisat, dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan darah dari
tempat tusukan vaskuler ke alat dializer. Dializer adalah tempat dimana proses HD
berlangsung sehingga terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat.
Sedangkan tusukan vaskuler merupakan tempat keluarnya darah dari tubuh penderita
menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh penderita. Kecepatan dapat di
atur biasanya diantara 300-400 ml/menit. Lokasi pompa darah biasanya terletak antara
monitor tekanan arteri dan monitor larutan dialisat. Larutan dialisat harus dipanaskan
antara 34-39 C sebelum dialirkan kepada dializer. Suhu larutan dialisat yang terlalu
rendah ataupun melebihi suhu tubuh dapat menimbulkan komplikasi. Sistem
monitoring setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin efektifitas proses dialisis
dan keselamatan. Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang
ukurannya lebih besar mengalami peningkatan dalam membran area, dan biasanya
akan memindahkan lebih banyak padatan daripada dialisator yang ukurannya lebih
kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah yang tinggi. Hal ini juga tergantung pada
koefisien permeabilitas membran untuk tiap padatan pada masing-masing pertanyaan
sehingga efisiensi dialisator bekerja sebagai KoA yang pada akhirnya menghasilkan
koefisien permeabilitas dan area Kebanyakan jenis dialisator memiliki permukaan
membran area sekitar 0,8 sampai 2,2 meter persegi dan nilai KoA memiliki urutan
dari mulai 500-1500 ml/min. KoA yang dinyatakan dalam satuan ml/min dapat
diperkirakan melalui pembersihan maksimum dari dialisator dalm tekanan darah yang
sangat tinggi dari grafik tingkat alirannya. Secara singkat konsep fisika yang
digunakan dalam hemodialisis adalah konsep fluida bergerak. Syarat fluida yang ideal
yaitu cairan tidak viskous (tidak ada geseran dalam), keadaan tunak (steady state) atau
melalui lintasan tertentu, mengalir secara stasioner, dan tidak termampatkan
(incompressible) serta mengalir dalam jumlah cairan yang sama besarnya
(kontinuitas). Secara matematis, ada tiga teorema fluida bergerak yang
digunakan,yaitu :
4. 7. 1. Hukum Kontinuitas ρ1 A1 ν1 = ρ2 A2 ν2 dimana, ρ = massa jenis fluida (kg/m³)
A = luas permukaan penampang (m²) ν = kecepatan fluida (m/s) 2. Hukum Bernoulli
P + ½ρν² + ρgh = konstan dimana, P = tekanan (Pa) ρ = massa jenis fluida (kg/m³) ν =
kecepatan fluida (m/s) g = kecepatan gravitasi (m/s²) h = tinggi pipa atau selang (m)
3. Hukum Poiseuille V = π (r²)² (P1 – P2) t 8 η L dimana, V = volume (m³) t = waktu
(s) π = 3,14 r = jari-jari pembuluh (m) P = tekanan (Pa) η = viskousitas = 0,003 –
0,004 Pa (untuk darah) L = panjang pembuluh (m)
5. 8. 2.4 Keuntungan Hemodialisis Hemodialisis mempunyai beberapa
keuntungan,diantaranya sebagai berikut. 1. Tidak ada nyeri/sakit selama prosedur.
Dilaksanakan secara santai, pasien bisa sambil makan/nonton TV, baca buku dll. 2.
Hemodialisis sebagai terapi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan
memperpanjang usia.Namun, tindakan itu tak bebas risiko. Selain kesiapan tenaga
kesehatan di unit dialisis untuk mengatasi komplikasi, kesiapan pasien secara
psikologis dan dukungan keluarga berperan penting dalam keberhasilan hemodialisis.
3. Hemodialisis dapat sedini mungkin menghambat progresivitas penyakit. Yaitu, jika
pengeluaran kreatinin 9-14 ml/menit/1,73 m2, baik pada penderita diabetes maupun
nondiabetes. Hemodialisis bisa dimulai lebih awal pada pasien malnutrisi, pasien
mengalami kelebihan cairan tubuh, penurunan kesadaran, kejang, radang kandung
jantung, hiperkalemia (meningginya kadar kalium darah), serta asidosis metabolik
berulang. Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang
ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal. 4. Hemodialisis dapat dilakukan pada
pasien gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. 5. Hemodialisis dapat dilakukan pada
pasien gagal ginjal karena sumbatan batu yang akan menjalani operasi dan pasien
yang menunggu cangkok ginjal. 2.5 Kerugian Hemodialisis Di samping memiliki
beberapa keuntungan, hemodialisis juga mempunyai beberapa kerugian, diantaranya
sebagai berikut. 1. Fungsi ginjal yang tersisa cepat menurun. 2. Pembatasan asupan
cairan dan diet lebih ketat. 3. Kadar hemoglobin lebih rendah, sehingga kebutuhan
akan eritropoietin lebih tinggi. 4. Efek samping hemodialisis antara lain tekanan darah
rendah, anemia, kram otot, detak jantung tak teratur, mual, muntah, sakit kepala,
infeksi,
6. 9. pembekuan darah (trombus), dan udara dalam pembuluh darah (emboli).
(Haven,2005). 2.6 Cara Penggunaan Hemodialisis Hemodialisa merupakan suatu
prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah
mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer. prosedur ini memerlukan jalan masuk ke
aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan
diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa), lebih populer disebut (Brescia-)
Cimino Fistula, melalui pembedahan yang cukup baik agar dapat diperoleh aliran
darah yang cukup besar. Fistula arteriovenosa dapat berupa kateter yang dipasang di
pembuluh darah vena di leher atau paha dan bersifat temporer. Kemudian aliran darah
dari tubuh pasien masuk ke dalam sirkulasi darah mesin HD yang terdiri dari selang
Inlet/arterial (ke mesin) dan selang Outlet/venous (dari mesin ke tubuh). Kedua
ujungnya disambung ke jarum dan kanula yang ditusukkan ke pembuluh darah pasien.
Selama proses HD, darah pasien diberi Heparin agar tidak membeku ketika berada di
luar tubuh yaitu dalam sirkulasi darah mesin. Selama menjalani HD, posisi pasien
dapat dalam keadaan duduk atau berbaring Selain menjalani HD, dalam jangka
panjang, obat-obat yang diperlukan antara lain obat yang mengatasi anemia seperti
suntikan hormon eritropoetin serta pemberian zat besi. Selain itu obat yang
menurunkan kadar fosfat darah yang meningkat yang dapat mengganggu kesehatan
tulang, diberikan obat pengikat fosfat (Phosphate binder). Obat-obat lain yang
diperlukan sesuai kondisi pasien misalnya obat hipertensi, obat-obat antigatal, vitamin
penunjang (yang bebas fosfor maupun mineral yang tidak perlu).
7. 10. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hemodialisis adalah sebuah terapi medis.
Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang digunakan
pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hemodialisis merupakan
alat medis yang berteknologi canggih dengan menggunakan konsep ilmu fisika fluida.
Alat yang berperan dalam dunia kesehatan ini membantu menangani pasien gagal
ginjal. 3.2 Saran Seiring dengan perkembangan dunia kedokteran khususnya aplikasi
dalam kesehatan masyarakat indonesia, hemodialisis sebagai alat pencuci darah
sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu kesehatan masyarakat indonesia.
Dengan demikian, penggunaan hemodialisis harus lebih diterapkan dalam bidang
kesehatan. Selain itu, pemerintah dalam hal ini harus lebih meningkatkan fasilitas
kesehatan dengan cara menambah fasilitas kesehatan di rumah sakit umum dan
puskesmas, mengingat puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan utama bagi
masyarakat umum, teruama masyarakat yang tergolong tidak mampu. Hal yang paling
penting dalam upaya pemerataan kesehatan bagi seluruh masyarakat indonesia adalah
mahalnya biaya pengobatan. Pemerintah harus memberi keringanan biaya kesehatan
bagi rakyat miskin sehingga mereka yang menderita gagal ginjal dapat ditangani
dengan alat pengobatan yang canggih seperti mesin hemodialisis dengan biaya yang
murah.
8. 11. DAFTAR PUSTAKA 1. Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran, EGC. 2. Soedarto, Herriyadi. 1982. Gagal Ginjal Akut. Bandung :
Penerbit Buku Kedokteran Universitas Padjajaran. 3. Tipler, Paul. A. 1998. Fisika
untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga. 4.
http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/penggunaan-hemodialisis-pada-
bidang.html 5. http://trymawar.blogspot.com/2012/11/makalah-fisika-1.html
9. 12. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha
Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dari dosen. Makalah ini membahas
tentang “Pemanfaatan Gelombang Elektromagnetik Dalam Bidang Kesehatan”,
semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa kebidanan dapat
menambah dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami
susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan
kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami serta temen-
temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah
menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Raha, Juli 2014 Penyusun
10. 13. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
…………….................………………….....…........ i DAFTAR ISI
……………………………………………………...... ii BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang ………………………………………....................... 1 B. Rumusan
Masalah.................................................................................. 1 C. Tujuan
Penulisan.................................................................................... 1 BAB II
PEMBAHASAN 2.1 Hemodialisis 2.2 Fungsi Hemodialisis 2.3 Cara Kerja
Hemodialisis 2.4 Keuntungan Hemodialisis 2.5 Kerugian Hemodialisis 2.6 Cara
Penggunaan Hemodialisis BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
……………............................……………….................... 9 3.2
Saran........................................................................................................ 9 DAFTAR
PUSTAKA................................................................................... 10
11. 14. MAKALAH PENGGUNAAN HEMODIALISIS PADA BIDANG KESEHATAN
YANG MEMAKAI PRINSIP ILMU FISIKA DI SUSUN OLEH: NAMA : SINAR
HASRI NIM : 2013.IB.0034 TINGKAT : I A. AKADEMI KEBIDANAN
PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2014

Anda mungkin juga menyukai