Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2017) quasi experiment design merupakan desain

penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat mengontrol

sepenuhnya variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Menurut (Sugiyono, 2017), nonequivalent control group design dimana desain ini

hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada jenis

penelitian ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random. Jadi

sesuai dengan pernyataan tersebut penelitian ini menggunakan rancangan penelitian

quasi experimental design dengan nonequivalent control group design. Pengukuran

dilakukan sebelum perlakuan (pre test) dan setelah perlakuan (post test).

Pretest perlakuan posttest

Kelompok Eksperimen 01 X 02

Kelompok Kontrol 03 04

Gambar 3.1 : Desain Penelitian Non Equivalent Control Group (Sugiyono, 2017)

Keterangan :

01 : Pre-test (nilai kelembaban kulit kaki sebelum diberikan senam kaki dan latihan

pergerakan ekstremitas bawah dengan bantuan kayu refleksi)

37
02 : Post-test (nilai kelembaban kulit kaki setelah diberikan senam kaki dan latihan

pergerakan ekstremitas bawah dengan bantuan kayu refleksi)

03 : pre-test pada kelompok kontrol

04 : post-test pada kelompok kontrol

X : Perlakuan

38
3.1.1 Kerangka Kerja

Populasi
Subyek pasien DM Tipe II di Paguyuban Puskesmas II Denpasar Barat

Sample
Sesuai kriteria inklusi yaitu 10 orang untuk kelompok perlakuan dan 10 orang untuk kelompok
kontrol

Sampling
Jenis nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling

Pre-Test Pre-Test
Pengukuran nilai kelembaban kulit kaki Pengukuran nilai kelembaban kulit kaki
dengan skin moisture analyzer dengan skin moisture analyzer
kelompok perlakuan kelompok kontrol

Intervensi Tanpa Intervensi


Pemberian senam kaki dan latihan Pemberian senam kaki
pergerakan ekstrimitas bawah dengan
bantuan kayu refleksi setiap 3 kali seminggu

Post-Test Post-Test
Pengukuran nilai kelembaban kulit kaki Pengukuran nilai kelembaban kulit kaki
dengan skin moisture analyzer dengan skin moisture analyzer
Kelompok perlakuan Kelompok kontrol

Analisa Data
Uji normalitas data dengan metode Shaviro-Wilk

Bila data berdistribusi normal Bila data berdistribusi tidak normal


Menggunakan Uji T menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank
Test

Penyajian Hasil Penelitian

Gambar 3.2: Kerangka kerja pengaruh senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas

bawah dengan bantuan kayu refleksi terhadap kelembaban kulit kaki pasien DM tipe II

39
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas II Denpasar Barat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan Pada Bulan Maret-April 2018.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut (Nursalam, 2013) populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya

manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2017) juga

mengatakan populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah

semua pasien Diabetes Melitus Tipe II di Paguyuban Puskesmas II Denpasar Barat

dengan jumlah 50 pasien.

3.3.2 Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek

penelitian. Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan

40
sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, dimana dalam penelitian

ini, tidak semua populasi pasien DM tipe II di Puskesmas II Denpasar Barat dapat

dijadikan sampel pada rencana penelitian ini, yang dijadikan sampel penelitian ini

adalah sesuai dengan teknik purposive sampling yaitu suatu teknik menentukan

sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan pertimbangan

tertentu atau dikehendaki peneliti, sampel yang dikehendaki pada penelitian ini yaitu

dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.2.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target

dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2013). Kriteria inklusi penelitian ini

adalah:

a. Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang tidak menderita gagal ginjal kronik.

b. Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang berumur lebih dari 40 tahun.

c. Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang bersedia menjadi responden.

3.3.2.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang tidak

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2013), yaitu:

a. Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang mengalami komplikasi dan penyakit

penyerta.

41
b. Penderita Diabetes mellitus Tipe II yang mengalami phlebitis, thrombosis, reaksi

inflamasi, selulitis, gangguan perdarahan, kerusakan kulit atau luka.

3.3.3 Besar sampel

Besar sampel adalah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian

(Nursalam, 2013). Menurut (Sugiyono, 2017), untuk penelitian eksperimen sederhana

yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, jumlah anggota

sampel masing-masing kelompok antara 10 sampai dengan 20. Jadi sesuai dengan

pernyataan tersebut, dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 10 pada masing-

masing kelompok.

3.4 Variabel dan Definisi Oprasional Variabel

3.4.1 Variabel penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2013). Adapun variabel

dalam penelitian ini:

3.4.1.1 Variabel Bebas (independen)

Variabel bebas adalah variabel risiko, sebab, faktor yang diduga sebagai faktor

yang mempengaruhi variabel terikat (Notoatmodjo, 2012). Jadi sesuai dengan

pernyataan tersebut variabel bebas dalam penelitian ini senam kaki dan latihan

pergerakan ekstremitas bawah dengan bantuan kayu refleksi.

42
3.4.1.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau

variabel independen (Notoatmodjo, 2012). Jadi sesuai dengan pernyataan tersebut

variabel terikat pada penelitian ini adalah kelembaban kulit kaki pada pasien Diabetes

Melitus Tipe II.

3.4.2 Definisi Operasional

Variabel yang telah didefinisikan perlu dijelaskan secara operasional, sebab

setiap istilah (variabel) dapat diartikan secara berbeda-beda oleh orang yang berlainan

(Nursalam, 2013). Untuk menghindari perbedaan persepsi, maka perlu disusun

definisi operasional yang merupakan penjelasan lebing lanjut mengenai variabel dan

dibuat menurut pemikiran peneliti. Defini operasional pada penelitian ini adalah

seperti pada tabel 3.1.

43
Tabel 3.1

Variabel Definisi Operasional Alat Cara Ukur Hasil Skala

Ukur Ukur
Variabel Senam kaki adalah SOP - - -

bebas: kegiatan atau latihan

Senam menggerakan lutut, kaki,

kaki dan telapak kaki dan jari-jari

latihan kaki yang dilakukan oleh

pergerakan pasien Diabetes Melitus

ekstremitas untuk mencegah

bawah terjadinya luka dan

dengan membantu melancarkan

bantuan peredaran darah bagian

kayu kaki. Latihan pergerakan

refleksi ekstremitas bawah

dengan bantuan kayu

refleksi adalah kegiatan

yang dilakukan dalam

posisi duduk diatas

kursi, kemudian

menggerakan telapak

kaki kedepan dan

44
belakang dengan dibantu

kayu refleksi, kegiatan

ini dilakukan untuk

melancarkan peredaran

darah sekaligus

memberikan rangsangan

pada saraf yang terdapat

pada telapak kaki,

sehingga keseimbangan

saraf dapat kembali.


Variabel Nilai rata-rata Skin Kelembaba Hasil Interval

terikat: kelembaban kulit kaki Moist n kulit kaki diukur

Kelembaba responden pada 4 area ure responden dalam

n kulit kaki (10 titik) yaitu dorsum analy diukur bentuk

pada kaki (1 titik), ujung- zer pada 4 area persentas

pasien ujung jari kaki (3 titik), (10 titik) e (%)

Diabetes metatarsal plantar pedis pada

Melitus (5 titik) dan tumit (1 masing-

Tipe II titik) pada masing- masing

masing kaki yang diukur kaki

menggunakan alat skin

moisture analyzer

45
dengan menunjukan

hasil dalam bentuk

persentase (%) dan

hasilnya dicatat dalam

lembar hasil pengukuran

kelembaban kulit.

3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data Yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dimana data yang didapatkan

oleh penelitian dari sumbernya langsung (Sukawana, 2008). Data yang digunakan

dalam penelitian ini nilai kelembaban kulit kaki pasien Diabetes Melitus Tipe II

sebelum dan setelah diberikan senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah

dengan bantuan kayu refleksi yang diukur dengan menggunakan skin moisture

analyzer.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

46
(Nursalam, 2013). Langkah – langkah pengumpulan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

3.5.2.1 Mengajukan izin penelitian.

Pengurusan surat-surat perizinan institusi STIKes Wira Medika PPNI Bali.

Mengajukan izin penelitian kepada Kepala Puskesmas II Denpasar Barat sebelum

dilakukan pengumpulan data.

3.5.2.2 Menyamakan persepsi dengan peneliti pembantu (enumerator)

Saat pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh 2 orang peneliti

pendamping (enumerator). Sebelum melakukan penelitian peneliti dan enumerator

menyamakan persepsi tentang pelaksanaan penelitian. Tugas dari enumerator adalah

untuk mengawasi pelaksanaan terapi kelompok perlakuan. Sebelum melaksanakan

penelitian, serta dalam membantu lansia dalam pengisian kuesioner.

3.5.2.3 Menyeleksi calon responden

Dalam melakukan seleksi calon responden, peneliti berpedoman pada kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditetapkan. Setelah sampel didapatkan

sebanyak 25 sampel yaitu 20 sampel yang akan diteliti dan 5 sampel dijadikan sampel

cadangan. 10 sampel dijadikan sebagai kelompok perlakuan dan 10 sampel dijadikan

kelompok kontrol. Selanjutnya menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian terlebih

dahulu setelah itu meminta persetujuan responden untuk berpartisipasi dan mengisi

lembar persetujuan untuk menjadi responden penelitian

3.5.2.4 Pengukuran pre – test

47
Setelah sampel didapatkan dilanjutkan dengan pengukuran kelembaban kulit

kaki pasien Diabetes Melitus Tipe II. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan alat skin moisture analyzer untuk mengukur kelembaban kulit kaki.

3.5.2.5 Pelaksanaan senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah dengan

bantuan kayu refleksi

Setelah dilakuakn pre-test pada kelompok perlakuan selanjutnya sampel

penelitian diberikan perlakuan senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah

dengan bantuan kayu refleksi oleh peneliti dengan waktu 30-60 menit selama 3 kali

perminggu dan berlangsung selama 6 minggu.

3.2.5.6 Pengukuran post – test

Setelah mendapatkan senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah

dengan bantuan kayu refleksi, kemudian dilakukan post – test untuk mengukur

kelembaban kulit kaki pasien DM tipe II pada kelompok perlakuan. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan mengukur kelembaban kulit pasien

menggunakan skin moisture analyzer yang dilakukan oleh peneliti dan enumerator.

Setelah dilakukan post –test, hasilnya dibandingkan dengan pre-test dan dilihat

perbedaan senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah dengan bantuan

kayu refleksi dilihat dari hasil pengukuran.

3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data

48
Pengukuran pada saat penelitian dilakukan dengan menggunakan alat

pengukuran hidrasi kulit, yaitu skin moisture analyzer. skin moisture analyzer adalah

sebuah alat digital elektronik yang biasa digunakan untuk mengetahui kelembaban

kulit dimana nilai normal kelembaban kulit kaki 45%-65%. Alat ini biasa disebut

Skin Moisture Meter, selain itu alat ini luar biasa telah diuji sesuai sesuai dengan

pedoman Internasional Eropa dan standar. Alat ini memiliki kegunaan utama dalam

hal menentukan nilai kelembaban permukaan kulit manusia, dengan tingkat akurasi

alat ini adalah ±2% dan continuous testing 1-99 kali. Skin analyzer merupakan

sebuah perangkat yang dirancang untuk mendukun diagnosis dokter. Alat digital ini

banyak digunakan dalam bidang kecantikan dan kesehatan di Indonesia. Alat ukur

kelembaban kulit ini adalah sebuah alat dengan presisi tinggi dan sudah

menggunakan teknologi analisis bio-electrical yang akan membantu dalam

melakukan perawatan yang benar pada kulit (Aramo, 2012).

Prosedur penggunaan alat ini yaitu hindari daerah yang kotor, berkeringat, da

nada rambutnya. Tekan tombol on untuk menyalakan, tunggu sampai layar LCD

menampilkan 00,0% dan terdengar suara “beep” dua kali lalu sentuhkan probe ke

permukaan kulit yang mau diukur. Biarkan alat ini menempel pada kulit sampai alat

ini selesai mendeteksi. Pengguna dapat langsung melihat kondisi kulit yang diukur

seketika itu juga dilayar LCD. Setelah alat ini telah mendeteksi sepenuhnya, terdapat

tanda bunyi dan layar akan menunjukan hasil dalam bentuk persentase (%). Setelah

49
selesai digunakan bersihkan probe dengan tisu bersih. Gambar alat pengukur skin

moisture analyzer dapat dilihat pada gambar 3.3.

(Sumber, www.banggood.com)
Gambar 3.3 Skin Moisture Analyzer

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam pengolahan data yaitu:

3.6.1.1 Editing

Mengumpulkan semua data hasil pengukuran dan mengecek kelengkapan

serta melengkapi lembar observasi yang belum lengkap (Sukawana, 2008)

menyatakan sebelum diolah lebih lanjut, sangat perlu dilakukan pemeriksaan

(editing) data. Editing data dilakukan untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan

data.

50
3.6.1.2 Koding

Koding merupakan proses mengklasifikasikan atau mengelompokan data

sesuai dengan klasifikasinya dengan cara memberikan kode tertentu. Klasifikasi data

ini dilakukan atas pertimbangan atau justifikasi peneliti sendiri (Sukawana, 2008).

3.6.1.3 Entry

Memasukan data yang telah diskor kedalam komputer seperti kedalam spread

sheet program Exel atau kedalam program SPSS (Statistical Product and Service

Solutions) (Suyanto, 2011).

3.6.1.4 Cleaning

Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan data kuesioner dari

responden atau ketika memeriksa lembar observasi (Suyanto, 2011).

3.6.1.5 Skoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi

sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor.

3.6.2 Analisa Data

51
Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara

sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trend dan

relationship bisa dideteksi. Pada penelitian ini teknik analisa data yang digunakan

antara lain:

3.6.2.1 Analisa univariat

Analisa ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian (Setiadi, 2007). Pada analisa ini, data yang diperoleh dari

hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi, frekuensi, ukuran

tendensi sentral atau grafik. Jika data mempunyai distribusi normal, maka mean dapat

digunakan sebagai ukuran pemusatan dan standar deviasi sebagai ukuran

penyebarannya. Jika distribusi tidak normal maka sebaiknya menggunakan median

sebagai ukuran pemusatan dan minimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran

(Saryono, 2011). Adapun variabel yang dianalisis adalah kelembaban kulit kaki pada

pasien Diabetes Melitus tipe II sebelum diberikan senam kaki dan latihan pergerakan

ekstremitas bawah dengan bantuan kayu refleksi dan sesudah dilakukan senam kaki

dan latihan pergerakan ekstremitas bawah dengan bantuan kayu refleksi.

3.6.2.2 Analisa bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi, baik berupa

komparatif, asosiatif maupun korelatif. Terdapat uji parametrik dan non parametrik

pada analisis bivariat. Uji non parametrik merupakan alternatif jika skala pengukuran

berupa kategorikal (Saryono, 2011). Proses analisa data pada penelitian ini dilakukan

dengan bantuan komputer. Uji analisis digunakan pada penelitian ini adalah untuk

52
mengetahui adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk

mengetahui pengaruh senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah dengan

bantuan kayu refleksi terhadap kelembaban kulit kaki pada pasien Diabetes Melitus

Tipe II sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, dilakukan uji paired t-test sehingga

memperoleh hasil signifikan dengan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05. Menurut Dahlan

(2009), sebelum data dianalisis dengan uji paired t-test, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dengan

memakai uji Shapiro Wilk dikarenakan jumlah sampel kurang dari 50. Data

dikategorikan sebarannya normal apabila nilai kemaknaan untuk kedua kelompok

adalah p > 0,05. Data yang telah berdistribusi normal tersebut selanjutnya dianalisis

dengan uji paired t-test. Untuk data yang tidak berdistribusi normal, uji yang

dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas

bawah dengan bantuan kayu refleksi terhadap kelembaban kulit kaki pada pasien

Diabetes Melitus Tipe II sebelum dan sesudah diberikan senam kaki dan latihan

pergerakan ekstremitas bawah dengan bantuan kayu refleksi pada kelompok

perlakuan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan derajat kemaknaan 95%

p ≤ 0,05.

Pengolahan data menggunakan bantuan komputer dengan menggunakan

program komputer. Ditentukan bila nilai signifikan p ≤ 0,05. Bila hasil perhitungan

menunjukan nilai signifikansi p ≤ 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima berarti

hipotesis diterima sehingga ada pengaruh senam kaki dan latihan pergerakan

ekstremitas bawah dengan bantuan kayu refleksi.

53
3.7 Etika Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan

sebuah penelitian. Penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai

hak asasi dalam kegiatan penelitian. Responden berhak untuk mendapatkan

penjelasan yang lengkap tentang proses penelitian. Responden berhak menentukan

apakah akan ikut serta atau menolak sebagai subjek penelitian. Prinsip ini tertuang

dalam pelaksanaan informed consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai

subjek penelitian setelah mendapatkan informasi yang jelas dan terbuka dari peneliti

tentang keseluruhan pelaksanaan peneliti.

Untuk menjaga kerahasiaan dan menjaga privacy dari masing-masing

responden dalam lembaran pengumpulan data tidak akan dicantumkan nama cukup

dengan memberi kode.

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek

penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut.

Etika penelitian ini mencakup juga perilaku penelitian atau perlakuan peneliti

terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat

(Notoadmodjo, 2012).

54

Anda mungkin juga menyukai