METODE PENELITIAN
Menurut (Sugiyono, 2017), nonequivalent control group design dimana desain ini
hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada jenis
penelitian ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random. Jadi
dilakukan sebelum perlakuan (pre test) dan setelah perlakuan (post test).
Kelompok Eksperimen 01 X 02
Kelompok Kontrol 03 04
Gambar 3.1 : Desain Penelitian Non Equivalent Control Group (Sugiyono, 2017)
Keterangan :
01 : Pre-test (nilai kelembaban kulit kaki sebelum diberikan senam kaki dan latihan
37
02 : Post-test (nilai kelembaban kulit kaki setelah diberikan senam kaki dan latihan
X : Perlakuan
38
3.1.1 Kerangka Kerja
Populasi
Subyek pasien DM Tipe II di Paguyuban Puskesmas II Denpasar Barat
Sample
Sesuai kriteria inklusi yaitu 10 orang untuk kelompok perlakuan dan 10 orang untuk kelompok
kontrol
Sampling
Jenis nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling
Pre-Test Pre-Test
Pengukuran nilai kelembaban kulit kaki Pengukuran nilai kelembaban kulit kaki
dengan skin moisture analyzer dengan skin moisture analyzer
kelompok perlakuan kelompok kontrol
Post-Test Post-Test
Pengukuran nilai kelembaban kulit kaki Pengukuran nilai kelembaban kulit kaki
dengan skin moisture analyzer dengan skin moisture analyzer
Kelompok perlakuan Kelompok kontrol
Analisa Data
Uji normalitas data dengan metode Shaviro-Wilk
Gambar 3.2: Kerangka kerja pengaruh senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas
bawah dengan bantuan kayu refleksi terhadap kelembaban kulit kaki pasien DM tipe II
39
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2017) juga
mengatakan populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah
sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian. Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability
40
sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, dimana dalam penelitian
ini, tidak semua populasi pasien DM tipe II di Puskesmas II Denpasar Barat dapat
dijadikan sampel pada rencana penelitian ini, yang dijadikan sampel penelitian ini
adalah sesuai dengan teknik purposive sampling yaitu suatu teknik menentukan
sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan pertimbangan
tertentu atau dikehendaki peneliti, sampel yang dikehendaki pada penelitian ini yaitu
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target
dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2013). Kriteria inklusi penelitian ini
adalah:
a. Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang tidak menderita gagal ginjal kronik.
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2013), yaitu:
penyerta.
41
b. Penderita Diabetes mellitus Tipe II yang mengalami phlebitis, thrombosis, reaksi
sampel masing-masing kelompok antara 10 sampai dengan 20. Jadi sesuai dengan
pernyataan tersebut, dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 10 pada masing-
masing kelompok.
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2013). Adapun variabel
Variabel bebas adalah variabel risiko, sebab, faktor yang diduga sebagai faktor
pernyataan tersebut variabel bebas dalam penelitian ini senam kaki dan latihan
42
3.4.1.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau
variabel terikat pada penelitian ini adalah kelembaban kulit kaki pada pasien Diabetes
setiap istilah (variabel) dapat diartikan secara berbeda-beda oleh orang yang berlainan
definisi operasional yang merupakan penjelasan lebing lanjut mengenai variabel dan
dibuat menurut pemikiran peneliti. Defini operasional pada penelitian ini adalah
43
Tabel 3.1
Ukur Ukur
Variabel Senam kaki adalah SOP - - -
kursi, kemudian
menggerakan telapak
44
belakang dengan dibantu
melancarkan peredaran
darah sekaligus
memberikan rangsangan
sehingga keseimbangan
moisture analyzer
45
dengan menunjukan
kelembaban kulit.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dimana data yang didapatkan
oleh penelitian dari sumbernya langsung (Sukawana, 2008). Data yang digunakan
dalam penelitian ini nilai kelembaban kulit kaki pasien Diabetes Melitus Tipe II
sebelum dan setelah diberikan senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah
dengan bantuan kayu refleksi yang diukur dengan menggunakan skin moisture
analyzer.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
46
(Nursalam, 2013). Langkah – langkah pengumpulan data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditetapkan. Setelah sampel didapatkan
sebanyak 25 sampel yaitu 20 sampel yang akan diteliti dan 5 sampel dijadikan sampel
dahulu setelah itu meminta persetujuan responden untuk berpartisipasi dan mengisi
47
Setelah sampel didapatkan dilanjutkan dengan pengukuran kelembaban kulit
kaki pasien Diabetes Melitus Tipe II. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan alat skin moisture analyzer untuk mengukur kelembaban kulit kaki.
3.5.2.5 Pelaksanaan senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah dengan
penelitian diberikan perlakuan senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah
dengan bantuan kayu refleksi oleh peneliti dengan waktu 30-60 menit selama 3 kali
dengan bantuan kayu refleksi, kemudian dilakukan post – test untuk mengukur
menggunakan skin moisture analyzer yang dilakukan oleh peneliti dan enumerator.
Setelah dilakukan post –test, hasilnya dibandingkan dengan pre-test dan dilihat
perbedaan senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah dengan bantuan
48
Pengukuran pada saat penelitian dilakukan dengan menggunakan alat
pengukuran hidrasi kulit, yaitu skin moisture analyzer. skin moisture analyzer adalah
sebuah alat digital elektronik yang biasa digunakan untuk mengetahui kelembaban
kulit dimana nilai normal kelembaban kulit kaki 45%-65%. Alat ini biasa disebut
Skin Moisture Meter, selain itu alat ini luar biasa telah diuji sesuai sesuai dengan
pedoman Internasional Eropa dan standar. Alat ini memiliki kegunaan utama dalam
hal menentukan nilai kelembaban permukaan kulit manusia, dengan tingkat akurasi
alat ini adalah ±2% dan continuous testing 1-99 kali. Skin analyzer merupakan
sebuah perangkat yang dirancang untuk mendukun diagnosis dokter. Alat digital ini
banyak digunakan dalam bidang kecantikan dan kesehatan di Indonesia. Alat ukur
kelembaban kulit ini adalah sebuah alat dengan presisi tinggi dan sudah
Prosedur penggunaan alat ini yaitu hindari daerah yang kotor, berkeringat, da
nada rambutnya. Tekan tombol on untuk menyalakan, tunggu sampai layar LCD
menampilkan 00,0% dan terdengar suara “beep” dua kali lalu sentuhkan probe ke
permukaan kulit yang mau diukur. Biarkan alat ini menempel pada kulit sampai alat
ini selesai mendeteksi. Pengguna dapat langsung melihat kondisi kulit yang diukur
seketika itu juga dilayar LCD. Setelah alat ini telah mendeteksi sepenuhnya, terdapat
tanda bunyi dan layar akan menunjukan hasil dalam bentuk persentase (%). Setelah
49
selesai digunakan bersihkan probe dengan tisu bersih. Gambar alat pengukur skin
(Sumber, www.banggood.com)
Gambar 3.3 Skin Moisture Analyzer
3.6.1.1 Editing
(editing) data. Editing data dilakukan untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan
data.
50
3.6.1.2 Koding
sesuai dengan klasifikasinya dengan cara memberikan kode tertentu. Klasifikasi data
ini dilakukan atas pertimbangan atau justifikasi peneliti sendiri (Sukawana, 2008).
3.6.1.3 Entry
Memasukan data yang telah diskor kedalam komputer seperti kedalam spread
sheet program Exel atau kedalam program SPSS (Statistical Product and Service
3.6.1.4 Cleaning
3.6.1.5 Skoring
Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi
sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor.
51
Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara
sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trend dan
relationship bisa dideteksi. Pada penelitian ini teknik analisa data yang digunakan
antara lain:
setiap variabel penelitian (Setiadi, 2007). Pada analisa ini, data yang diperoleh dari
hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi, frekuensi, ukuran
tendensi sentral atau grafik. Jika data mempunyai distribusi normal, maka mean dapat
(Saryono, 2011). Adapun variabel yang dianalisis adalah kelembaban kulit kaki pada
pasien Diabetes Melitus tipe II sebelum diberikan senam kaki dan latihan pergerakan
ekstremitas bawah dengan bantuan kayu refleksi dan sesudah dilakukan senam kaki
komparatif, asosiatif maupun korelatif. Terdapat uji parametrik dan non parametrik
pada analisis bivariat. Uji non parametrik merupakan alternatif jika skala pengukuran
berupa kategorikal (Saryono, 2011). Proses analisa data pada penelitian ini dilakukan
dengan bantuan komputer. Uji analisis digunakan pada penelitian ini adalah untuk
52
mengetahui adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk
mengetahui pengaruh senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas bawah dengan
bantuan kayu refleksi terhadap kelembaban kulit kaki pada pasien Diabetes Melitus
Tipe II sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, dilakukan uji paired t-test sehingga
(2009), sebelum data dianalisis dengan uji paired t-test, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dengan
memakai uji Shapiro Wilk dikarenakan jumlah sampel kurang dari 50. Data
adalah p > 0,05. Data yang telah berdistribusi normal tersebut selanjutnya dianalisis
dengan uji paired t-test. Untuk data yang tidak berdistribusi normal, uji yang
dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam kaki dan latihan pergerakan ekstremitas
bawah dengan bantuan kayu refleksi terhadap kelembaban kulit kaki pada pasien
Diabetes Melitus Tipe II sebelum dan sesudah diberikan senam kaki dan latihan
perlakuan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan derajat kemaknaan 95%
p ≤ 0,05.
program komputer. Ditentukan bila nilai signifikan p ≤ 0,05. Bila hasil perhitungan
hipotesis diterima sehingga ada pengaruh senam kaki dan latihan pergerakan
53
3.7 Etika Penelitian
Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai
apakah akan ikut serta atau menolak sebagai subjek penelitian. Prinsip ini tertuang
subjek penelitian setelah mendapatkan informasi yang jelas dan terbuka dari peneliti
responden dalam lembaran pengumpulan data tidak akan dicantumkan nama cukup
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek
penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut.
Etika penelitian ini mencakup juga perilaku penelitian atau perlakuan peneliti
terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat
(Notoadmodjo, 2012).
54