Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan quasy eksperimen design
dengan non equivalent control grup, after only desaign karena penelitian
ini tidak melakukan pengukuran sebelum dilakukan intervensi
(Notoatmodjo, 2014). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dengan meniup baling-baling
terhadap skala nyeri pungsi vena pada anak usia prasekolah di Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.

Bagan 3.1
Rancangan Penelitian

Kelompok X
Skala nyeri
intervensi

Kelompok Y
Skala nyeri
kontrol

X : Terapi relaksasi nafas dalam dengan meniup baling-baling


Y : Terapi relaksasi nafas dalam tanpa meniup baling-baling

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau obyek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subyek saja yang
dipelajari, tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subyek
atau objek

16
17

tersebut (Hidayat, 2007). Populasi anak usia prasekolah yang dirawat di


Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang yaitu 52 anak.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk mengetahui
jumlah sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut :

n= N
1+N(d)2
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
d : Tingkat Signifikasi yaitu 10% (0,1)

n= N
1+N(d)2
= 52
1+52(0,1)2
= 52
1+52.(0,01)
= 52
1,52
= 34,2 → 34
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 34 sampel, untuk mengantisipasi
dropout dari responden maka jumlah cadangan yang harus dipersiapkan
10%.
n = 34 + 4
n = 38 sampel
18

Sampel kelompok intervensi 19 anak dan sampel kelompok kontrol 19


anak.
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non probability
sampling. Dalam penerapannya peneliti menggunakan teknik Purposive
Sampling, dimana peneliti memilih responden sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi. Teknik sampling dilakukan dengan 1 hari kelompok kontrol dan
1 hari selanjutnya kelompok intervensi dilakukan sampai sampel terpenuhi
(Hidayat, 2007). Kriteria dalam pengambilan sampel ini adalah :
a. Kriteria Inklusi
1) Anak yang berusia 3 – 5 tahun
2) Anak yang dilakukan prosedur pungsi vena (pengambilan sampel
darah)
3) Tingkat kesadaran composmentis
4) Anak bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
1) Anak mendapatkan analgesik atau obat-obatan sedatif
2) Anak dengan penyakit kronis atau penyakit terminal
3) Anak yang menolak menjadi responden

C. Definisi Operasional
Tabel 3.2
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur dan Hasil ukur skala


cara ukur
1 Independen: Teknik relaksasi dengan
Teknik latihan nafas yang dilakukan
relaksasi dengan meniup baling-
nafas dalam baling selama prosedur
19

dengan invasif untuk merelaksasi


meniup otot dan mengurangi nyeri
baling-baling
Pungsi vena merupakan
Dependen: prosedur memasukkan jarum Skala nyeri Skala nyeri berkisar antara
Skala nyeri kedalam vena. Prosedur dengan FLACC 1-10. Untuk kepentigan Interval
pungsi vena pungsi vena termasuk hal deskriptif dikategorikan
yang menakutkan bagi anak- menjadi :
anak, disamping sesuatu 0 tidak nyeri atau nyaman,
yang menyakiti tubuh dan 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri
menimbulkan rasa nyeri sedang, 7-10 nyeri berat

D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.

E. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Desember 2017.

F. Perlakuan
1. Kelompok intervensi
Pada kelompok intervensi diberikan penjelasan 1 hari sebelum dilakukan
pengambilan darah tentang teknik relaksasi nafas dalam dengan meniup
baling-baling. Pada saat dilakukan pengambilan darah responden kembali
di jelaskan kembali tentang teknik relaksasi nafas dalam meniup baling-
baling. Responden meniup baling-baling sebelum dilakukan pengambilan
darah sampai selesai dilakukan pengambilan darah. Pada saat pengambilan
darah dan responden meniup baling-baling, maka langsung dinilai skala
nyeri responden.
20

2. Kelompok kontrol
Pada kelompok kontrol responden diberitahu tentang nafas dalam 1 hari
sebelum dilakukan pengambilan darah. Sebelum pengambilan darah
pasien di beritahu kembali cara relaksasi nafas dalam. Pada saat
pengambilan darah responden melakukan nafas, maka langsung di nilai
skala nyeri responden.
G. Etika Penelitian
Peneilitian ini dilakukan sesuai etika penelitian menurut (Hidayat, 2007)
yaitu:
1. Persetujuan (Informed Consent)
Informed consent/ lembar persetujuan diberikan kepada orang tua
responden untuk mengisi lembar persetujuan, karena responden dalam
penelitian ini adalah anak usia prasekolah.
2. Tanpa Nama (Anonymity)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
mencantumkan nama responden.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi dan masalah-masalah lainnya.

H. Alat Pengumpul Data


1. Instrumen Penelitian
a. Persetujuan Responden
Lembar persetujuan responden di berikan kepada orang tua responden
untuk menyetujui bahwa anaknya dapat dijadikan sampel dalam
penelitian, karena responden dalam peneitian ini adalah anak usia
prasekolah.
b. Biodata Responden
21

Biodata responden ini berisi umur, jenis kelamin, pengalaman


prosedur invasif dan kelompok yang bertujuan agar peneliti
mempermudah dalam memasukkan data.
c. Penilaian Skala Nyeri
Penilaian skala nyeri pada responden ini menggunakan skala nyeri
FLACC. Penilaian skala nyeri FLACC digunakan untuk anak usia 2
bulan sampai 7 tahun, untuk penilaiannya dengan cara melakukan
observasi pada responden saat dilakukan pungsi vena untuk
mengetahui skala nyeri.
d. Alat Penelitian
Alat penelitian ini adalah baling-baling kertas yang dibuat oleh peneliti
sendiri. Dalam penelitian Syamsudin dan Asniah (2015) menggunakan
baling-baling kertas untuk terapi relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri pada pasien post operasi.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas


a. Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah
kuisioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak
kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-
22

tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuisioner tersbut. Bila semua
pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna (construct
validity). Apabila kuisioner tersebut telah meiliki validitas konstruk,
berarti semua item (pertanyaan) yang ada didalam kuisioner itu
mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2014). FLACC teruji
validitasnya berdasarkan (Markel, 2002) dengan hasil korelasi total (r
= 0,5-0,8 ; P < 0,001) dan setiap kategori (0,3-0,8 ; P < 0,001).
Interpretasi skor skala nyeri FLACC yaitu 0 santai dan nyaman, 1-3
ketidak nyamanan ringan, 4-6 sedang sakit, 7-10 ketidaknyamanan
atau rasa sakit yang parah.
b. Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menunjukkan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2014). Hasil uji reliabilitas menurut (Markel, 1997)
dengan hasil (r = 0,8-0,883; P < 0,001)

I. Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Peneliti mengajukan surat pengantar penelitian ke bagian program kepala
program Studi S1 keperawatan Universitas Muhamadiyah Semarang.
2. Peneliti mengajukan surat penelitian kepada Direktur Rumah Sakit
Roemani Semarang.
3. Peneliti mengajukan surat etical clearance kepada Direktur Stikes Karya
Husada Semarang.
4. Peneliti menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi,
kemudian membagi sampel menjadi kelompok kontrol dan intervensi.
23

5. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian tersebut, kemudian membagikan


lembar persetujuan kepada responden, jika responden bersedia maka orang
tua responden akan mengisi kuisioner tesebut.
6. Pada kelompok intervensi, peneliti memberikan baling-baling sebelum
dilakukan pungsi vena dan orang tua responden memegang baling-baling
kemudian responden meniup baling-baling tersebut sampai selesai
dilakukan pungsi vena. Saat dilakukan pungsi vena responden masih
meniup baling-baling saat itu di ukur skala nyeri responden, kemudian di
catat dilembar observasi.
7. Pada kelompok kontrol, peneliti memberikan teknik relaksasi nafas dalam
tanpa permainan meniup baling-baling saat dilakukan pungsi vena,
mengukur skala nyeri dan mencatat skala nyeri di lembar observasi.
8. Lembar observasi yang sudah lengkap dari kelompok intervensi dan
kelompok kontrol kemudian dikumpulkan dan dilakukan pengolahan data.
J. Analisa Data
1. Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan, kemudian mengolah data menggunakan
software, sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki data tersebut (Hidayat,
2007; Notoatmodjo, 2014)
a. Editing
Mengecek kembali kuisioner yang telah diberikan responden, jika
masih ada data yang belum terisi maka peneliti dapat mengkonfirmasi
kepada responden kembali.
b. Coding
Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang teridiri
atas beberapa kategori.
Kelompok Responden : 1. Intervensi, 2. Kontrol
Pengamalan Prosedur Invasif : 1. Pernah, 2. Tidak Pernah
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki, 2. Perempuan
24

c. Processing
Memasukkan data yang telah di kumpulkan ke dalam program
aplikasi, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.
d. Cleanning
Mengecek kembali data yang sudah di proses dan data yang tidak
penting akan di buang.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau medeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat
tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai
mean, median dan standar deviasi. Pada umumunya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.
b. Analisis Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Sebelum
dilakukan analisa data maka di uji kenormalan. Uji kenormalan
menggukanan saphiro wilk karena sampel kurang dari 50. Data
berdistribusi tidak normal (p value < 0,05) maka menggunakan uji
mann whitney (non parametrik) karena data penelitian
membandingkan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Hasil pengujian statistik dapat diketahui berdasarkan nilai p value
yang dibandingkan dengan nilai α (alpha) = 0,05. Nilai p value ≤ α
maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Anda mungkin juga menyukai