Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Studi kasus merupakan penelitian mencakup pengkajian yang bertujuan
memberikan gambaran secara mendetail mengenai latar belakang, sifat
maupun karakter yang ada dari suatu kasus, dengan kata lain bahwa studi
kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
Penelitian dalam metode dilakukan secara mendalam terhadap suatu keadaan
atau kondisi dengan cara sistematis mulai dari melakukan pengamatan,
pengumpulan data, analisis informasi dan pelaporan hasil (Nursalam, 2015).
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam studi kasus ini adalah satu keluarga dengan memenuhi
kriteria subyek penelitian. Kriteria subyek penelitian yaitu penderita
hipertensi pada keluarga Tn. D di desa Wirokerten Banguntapan Bantul, jenis
kelamin laki-laki, Usia 65 tahun yang tinggal bersama anggota keluarga
lainnya, dan bersedia menjadi responden/subjek penelitian.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Wirokerten Kecamatan Banguntapan Kabupaten
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
D. Fokus Studi Kasus
Fokus studi kasus ini adalah memberikan terapi bekam untuk mengatasi
gangguan kenyamanan (nyeri) dengan penerapan terapi bekam pada lansia
yang menderita hipertensi.
E. Batasan Istilah
1. Bekam
Bekam merupakan suatu tindakan pengobatan yang terdiri dari 3
tahapan, yaitu cupping (pengisapan), skarifikasi (penusukan), dan
bloodletting (pengeluaran darah dengan pengisapan kembali) sesuai
dengan standar operasional dan prosedur.
2. Nyeri akut

54
55

Nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak


menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
potensial, atau yang digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-
tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat, dengan
berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi, dan dengan durasi kurang
dari 3 bulan.
F. Instrumen Penelitian
Ada bebera instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Dalam pengkajian nyeri, peneliti menggunakan metode mnemonic
PQRST.
Tabel 3.1 mnemonic PQRST
P: Provokes, Apa yang menyebabkan rasa sakit/nyeri; apakah ada hal
palliative yang menyebabkan kondisi memburuk/membaik; apa
(penyebab yang dilakukan jika sakit/nyeri timbul; apakah nyeri ini
sampai mengganggu tidur.
Q: Quality Bisakah anda menjelaskan rasa sakit/nyeri; apakah
(kualitas) rasanya tajam, sakit, seperti diremas, menekan,
membakar, nyeri berat, kolik, kaku atau seperti ditusuk
(biarkan pasien menjelaskan kondisi ini dengan kata-
katanya).

R: Radiates Apakah rasa sakitnya menyebar atau berfokus pada satu


(penyebaran titik.
)

S: Severety Seperti apa sakitnya; nilai nyeri dalam skala 1-10 dengan
(keparahan) 0 berarti tidak sakit dan 10 yang paling sakit. Cara lain
adalah menggunakan skala FACES untuk pasien anak-
anak lebih dari 3 tahun atau pasien dengan kesulitan
bicara

T: Time apan sakit mulai muncul; apakah munculnya perlahan


(waktu) atau tiba-tiba; apakah nyeri muncul secara terus-menerus
atau kadang-kadang; apakah pasien pernah mengalami
nyeri seperti ini sebelumnya. apabila "iya" apakah nyeri
yang muncul merupakan nyeri yang sama atau berbeda.
Sumber: (Kartikawati, 2011)
2. Untuk menilai skala nyeri peneliti menggunakan instrumen Numerical
Rating Scale (NRS) yang merupakan salah satu alat ukur menilai tingkat
nyeri yang dialami pasien sesuai subjektivitas pasien tersebut. Caranya
56

pasien diminta untuk menilai rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas
nyeri pada skala numeral dari 0-10. Angka 0 berati “no pain” dan 10 atau
berarti “serve pain” (nyeri hebat).
3. Alat bekam
Alat bekam yang digunakan adalah alat bekam yang sudah sesuai
dengan standar operasional prosedur. Alat ini termasuk dsalam instrumen
ilmu alam yang telah diakui validitas dan reabilitasnya (kecuali alat yang
sudah rusak dan palsu). Maka, instrumen tersebut dipercaya validitas dan
reabilitasnya karena sebelum instrumen ini digunakan atau dikeluarkan
dari pabrik telah diuji validitas dan reabilitasnya (Sugiyono, 2018). Alat
bekam yang digunakan merupakan alat yang masih baru sehingga tidak
perlu untuk melakukan uji kalibrasi kembali.
G. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Pengajuan judul penelitian
Judul penelitian diajukan kepada dosen pembimbing Profesi Ners
Stiker Surya Global Yogyakarta sesuai dengan pembagian stase yang
telah ditentukan oleh penanggung jawab KTA Profes Ners Stikes
Surya Global Yogyakarta.
b. Penulisan proposal
c. Konsultasi dengan dosen pembimbing
d. Seminar proposal
e. Perbaikan proposal
f. Perizinan untuk penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Sebelum intervensi
Sebelum melakukan terapi bekam basah, peneliti mengkaji skala
nyeri responden dengan menggunakan instrumen Numerical Rating
Scale (NRS). Selanjutnya responden dijelaskan mengenai informed
consent yang merupakan suatu prosedur persetujuan sebelum
dilakukan tindakan.
b. Intervensi
57

Setelah persiapan dilakukan dan pasien sudah siap kemudian


langsung diberikan terapi bekam pada titik hipertensi. Pembekaman
dilakukan sesuai SOP bekam. Bekam dilakukan oleh terapis bekam
yang sudah memiliki sertifikat pelatihan bekam. Berikut ini SOP
bekam yang akan dilakukan:
1) Buka pakaian pasien sesuai area yang akan dibekam.
2) Lakukan asepsis (Prinsip steril)
3) Oleskan minyak herbal pada area yang akan dibekam luncur,
lakukan bekam luncur untuk merelaksasikan otot.
4) Desinfektan area.
5) Pengekopan bekam kering pada titik yang diambil (titik alkahil,
al-akhdain, dan al-katifain) dilakukan selama maksimal 5 menit.
6) Lepaskan kop, lakukan penusukan dengan lancet dari tengah ke
tepi secara melingkar.
7) Setelah penusukan lakukan pengekopan kembali.
8) Darah yang terlihat biarkan selama maksimal 5 menit.
9) Bersihkan darah dengan membuka kop dan mengelap dengan
menggunakan kasa steril.
10) Masukkan darah yang tertampung ke cup kedalam kom tertutup
11) Minta pasien mengganti pakaiannya
12) merapikan serta membersihkan alat yang telah digunakan.
c. Tahap Terminasi
Setelah dilakukan pemberian terapi bekam, pasien diberikan waktu
untuk beristirahat sekitar 10 menit kemudian peneliti mengkaji
kembali skala nyeri pasien dengan NRS setelah dilakukan terapi
bekam.
H. Analisis dan Penyajian Data
Analisis dalam penelitian ini, peneliti mengkaji terkait dengan keluhan
pasien yaitu nyeri dan menentukan skala dan kategorinya. Kemudian peneliti
memberikan tindakan terapi bekam untuk intervensi nyeri tersebut. Setelah
diberikan intervensi, peneliti menilai respon pasien terhadap skala nyeri yang
dirasakan setelah diberikan terapi bekam. Dan untuk kategori nyeri
58

dinyatakan dengan nilai 0: Tidak nyeri, nilai 1-3: nyeri ringan, 4-6: nyeri
sedang, dan nilai 7-10: nyeri hebat.
Selanjutnya Analisis data dan penyajian data diatas disajikan secara
tekstual dengan fakta-fakta dijadikan di dalam teks dan bersifat naratif.
Peneliti menuliskan hasil penelitian sesuai dengan yang ditemukan
dilapangan, kemudian disajikan dengan teori dan evidence based yang sudah
ada.
I. Etik Penelitian
Menurut Nursalam, (2015), masalah etik penelitian keperawatan merupakan
masalah yang sangat penting dalam penelitian mengingat penelitian
keperawatan berhubungan langsung dengan manusia. Masalah etika yang
diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1. Informed Consent (persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti
memberikan informed consent sebelum penelitian dilakukan dengan
tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak
responden.
2. Anonimity (tanpa nama)
Peneliti tidak mencantumkan atau memberikan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan akan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti seperti informasi responden, alamat rumah, pekerjaan, dan
pendidikan orangtua.
4. Justice (keadilan)
Peneliti memberikan perlakuan yang adil bagi setiap responden. Peneliti
memperhatikan aspek keadilan hak responden untuk mendapatkan
perlakuan yang sama satu sama lain baik sebelum, selama, maupun
sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
59

Anda mungkin juga menyukai