Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk

menjawab pertanyaan peneliti dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang

mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain

penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan

sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian

(Sugiono, 2015). Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus, studi

kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan

Hipertensi yang mengalami Nyeri akut di Wilayah Kerja Puskesmas

Mojopanggung, Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2018.

3.2 Batasan Masalah

Tabel 3.1 Batasan Istilah Asuhan Keperawatan Pada Klien yang

Mengalami Hipertensi dengan Nyeri akut.

Definisi Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah


meningkatnya tekanan darah atau kekuatan
menekan darah pada dinding rongga di mana darah
itu berada. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. (Hiper artinya berlebihan, Tensi artinya
tekanan atau tegangan) jadi, hipertensi adalah
gangguan system peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai
normal (Muttaqin, Arif 2015).

76
77

Definisi Nyeri Akut Pengalaman sensori dan emosional tidak


menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau potensial, atau yang
digambarkan sebagai kerusakan (International
Association For the Study of Pain); awitan yang
tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan
hingga berat, dengan berakhirnya dapat
diantisipasi, atau diprediksi, dan dengan durasi
kurang dari 3 bulan (NANDA 2018-2020).
1. Batasan karakteristik menurut (NANDA 2018-
2020) Hal. 445:
a) Perubahan selera makan
b) Perubahan pada parameter fisiologis
c) Diaforesis
d) Perilaku distraksi
e) Bukti nyeri dengan menggunakan standart
daftar periksa nyeri untuk pasien yang
tidak dapat mengungkapkannya
f) Prilaku ekspresif
g) Ekspresi wajah nyeri
h) Sikap tubuh melindungi
i) Putus ass
j) Focus menyempit
k) Sikap melindungi area nyeri
l) Prilaku protektif
m) Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan
aktivitas
n) Dilatasi pupil
o) Focus pada diri sendiri
p) Keluhan tentang intensitas menggunakan
standart skala nyeri
q) Keluhan tentang karakteristik nyeri
dengan menggunakan standart instrument
nyeri
2. Factor yang berhubungan
a) Agens cedera biologis
b) Agens cedera kimiawi
c) Agens cedera fisik.

3.3 Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah klien yang

mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan Penurunan Nyeri akut di

Puskesmas mojopanggug. Jumlah partisipan yang digunakan dalam penelitian


78

adalah dua klien yang mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan

Nyeri akut yang kemudian akan dibandingkan antara dua klien tersebut.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Mojopanggung

Kabupaten Banyuwangi. Lama waktu penelitian sejak klien pertama kali

datang ke puskesmas sampai pulang dan bila perlu dapat dilanjutkan

dalam bentuk home care.

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini waktu penelitian dibagi menjadi dua tahap

sebagai berikut:

1) Tahap persiapan yang meliputi:

(1) Penyusunan Proposal : Oktober – November 2018

(2) Seminar Proposal : Desember 2018

2) Tahap Pelaksanaan yang meliputi:

(1) Pengajuan Ijin : Oktober 2018

(2) Pengumpulan Data : Desember 2018

(3) Pelaksanaan Ujian KTI : Desember 2018

3.5 Pengumpulan Data


79

1. Wawancara

Wawancara dalam studi kasus ini adalah suatu proses yang

digunakan sebagai penunjang anamnesis yang dilakukan secara langsung

antara penelitian dengan klien meliputi: identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit

keluarga, dan lain-lain. Sumber informasi dari klien, keluarga, dan yang

bersangkutan lainnya. Alat yang dilakukan untuk wawancara dalam

pengumpulan data dapat berupa alat tulis, buku catatan, kamera, ataupun

perekam suara (Sugiyono,2011).

2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan pengamatan

secara langsung kepada klien untuk mencari perubahan atau hal-hal yang

akan diteliti dengan pemeriksaan fisik meliputi: inspeksi, palpasi, perkusi,

dan auskultasi pada sistem tubuh klien yang dilakukan secara head to toe

(Hamidi,2011).

3. Studi Dokumentasi dan Angket

Berisi hasil pemeriksaan fisik diagnostik dan data lain yang relevan

(Nursalam, 2014).

3.6 Uji Keabsahan Data


80

Uji keabsahan data dimasukkan untuk menguji kualitas data atau

informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validasi tinggi.

Disamping integritas penelitian (karena peneliti menjadi instrument utama),

uji keabsahan data dilakukan dengan:

1. Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan.

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triagulasi dari 3 sumber data

utama yaitu klien, perawat, dan keluarga klien yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti (Nursalam, 2014).

3.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data

dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan

dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.

Tehnik analisa yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban

yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan

untuk menjawab rumusan masalah. Tehnik analisa digunakan dengan cara

observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk

selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan

untuk memberikn rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam

analisa adalah:

1. Pengumpulan Data
81

Data dikumpulkan dari hasil WOD (Wawancara, Observasi,

Dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian

disalin dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).

2. Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan

menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian Data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan

mengaburkan identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data

yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan, dan evaluasi (Nursalam, 2014).

3.8 Data Pengambilan Kasus


82

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsip-

prinsip etika dalam penelitian karena penelitian yang akan dilakukan

menggunakan subyek manusia, dimana setiap manusia mempunyai hak

masing-masing yang tidak dapat dipaksakan. Beberapa etika dalam melakukan

penelitian diantaranya adalah :

1. Informed Consent (Persetujuan Menjadi Klien).

Berisi suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat

informasi. Dengan demikian informed consent dapat di definisikan sebagai

pernyataan pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa

persetujuan atas rencana tindakan medis yang diajukan setelah menerima

informasi yang cukup dapat membuat persetujuan atau penolakan.

Persetujuan tindakan yang akan dilkukan oleh dokter harus silakukan

tanpa adanya unsur pemaksaan (Prawihardjo, 2014). Informed consent

didalam studi kasus ini digunakan sebagai persetujuan atas ketersediaan

pasien untuk berpartisipasi didalam penelitian.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Anonimity berasal dari bahasa Yunani yaitu Anonim nya yang

berarti “tanpa nama”. Anonimitydalam studi kasus ini digunakan untuk

penamaan pada klien yang akan kita kaji. Dalam studi kasus ini tidak

boleh menggunakan nama terang. Penamaan hanya boleh dilakukan secara

inisisal. Hal ini digunakan untuk tetap menjaga privacy atau kerahasiaan

pasien (Aziz, 2014).

3. Confidentiality (Kerahasiaan)
83

Confidentialityatau kerahasian adalah pencegahan bagi mereka

yang tidak berkepentingan dapat mencapai informasi, berhubungan dengan

data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya

diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut (Aziz, 2014).

Anda mungkin juga menyukai